Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan dan kapasitas potensi
yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi.
Sehingga lebih spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek konstruksi
merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi terdiri dari beberapa jenis
diantaranya biaya, waktu, sumber daya manusia, material, dan juga peralatan yang
digunakan dalam pelaksanaan proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber
daya tersebut perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pada setiap pelaksanaan proyek, sumber daya adalah hal yang sangat
penting dimana tanpa sumber daya maka suatu proyek tidak mungkin dapat
berjalan. Pada pelaksanaan di lapangan efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan
sumber daya berperan penting dalam kesuksesan suatu proyek, terhambatnya
tahapan-tahapan pelaksanaan proyek akan mempengaruhi pekerjaan proyek
secara keseluruhan, terutama jika hal ini terjadi pada kegiatan yang berada di jalur
kritis.
Sumber daya material dan tenaga memiliki keterikatan yang sangat
penting dalam suatu kegiatan proyek konstruksi, sehingga pengadaan material dan
tenaga kerja harus direncanakan secara progresif selama kegiatan konstruksi
berlangsung mengingat sumber daya material dan tenaga kerja dapat menyerap 80
– 90 % dari biaya total proyek. Salah satu permasalahan yang sering terjadi yaitu
tidak tersedianya material pada saat dibutuhkan, maka dari itu diperlukan adanya
suatu penjadwalan pengadaan material yang baik sesuai dengan schedule yang
telah ditetapkan.
1
Page 2
Kerugian yang timbul dari hal itu, tidak efisiennya penggunaan sumber
daya manusia, tenaga kerja telah tersedia namun belum bisa memulai pekerjaanya
sementara upah kerja harus dibayar, selain itu yang sering timbul adalah
pengadaan material dalam jumlah besar terlalu dini, hal ini berpengaruh pada
aliran dana, karena sebagian besar dana proyek terinvestasi dalam bentuk material
sehingga tidak dapat dipergunakan pada hal lain yang lebih menguntungkan.
Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan adanya suatu penjadwalan pengadaan
material yang baik sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan. Adapun objek
penelitian pada tugas akhir ini dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung
Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya. Proyek ini berlangsung
selama 182 hari kerja dan menghabiskan dana Rp. 2.279.944.000 (Dua Milyar
Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Empat Ribu
Rupiah).
1.2 Identifikasi Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa kebutuhan tenaga kerja dan material pada setiap jenis item pekerjaan
pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Kelautan Dan Perikanan ?
2. Bagaimana mengalokasikan sumber daya tenaga kerja dan material dengan
menggunakan metode coba - coba / perataan ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini adalah :
1. Mengetahui kebutuhan material dan tenaga kerja pada setiap jenis item
pekerjaan pada proyek pembangunan gedung Gedung Kelautan Dan Perikanan.
2. Mengalokasikan sumber daya tenaga kerja dan material dengan menggunakan
metode coba - coba / perataan.
2
Page 3
1.4 Batasan Masalah
Mengalokasikan sumber daya dan membuat perencanaan penyediaanya
berdasarkan hasil perataan. Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan penulis
dalam masalah ini dan untuk mendapatkan data proyek secara lengkap dan
mendetail, agar penulis lebih terfokus pada tujuannya, maka kami memperkecil
ruang lingkup masalah sehubungan dengan pokok bahasan di atas. Pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Pengalokasian sumber daya material yang di tinjau adalah semen, pasir, batu
pecah, dan batu bata. Material tersebut merupakan material yang volumenya
paling besar diantara material lainnya.
2. Pengalokasian sumber daya tenaga kerja yang di tinjau adalah pekerja, tukang
batu, tukang kayu, dan tukang besi.
1.5 Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah penulis lakukan menggunakan
Microsoft Project, pada tahap perencanaan proyek ini membutuhkan pekerja
sebanyak 2462, 72 orang, tukang batu 827,38 orang, tukang kayu 360,9 orang,
dan tukang besi 9,65 orang. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih ideal dan
menghindari kelebihan tenaga kerja kemudian penulis melakukan perataan
(levelling) dengan dua percobaan yaitu dengan cara otomatis dan manual. Adapun
Setelah dilakukan levelling trial II didapat tenaga kerja yang lebih ideal yaitu
1900 pekerja, 292 tukang batu, 229, 74 tukang kayu, dan 8,54 tukang besi.
Dengan penurunan pekerja 4,47 %, tukang batu 5,35 %, tukang kayu 1,31 %, dan
tukang besi 0,11 %. Dengan metode levelling alokasi tenaga kerja dan material
jadi lebih merata walaupun terjadi pergeseran durasi proyek menjadi 187 hari dari
182 yang direncanakan dikarenakan pergeseran float namun grafik sumber daya
3
Page 4
yang lebih ideal dan overlokasi tenaga kerja dapat dihindari serta tenaga kerja
berkurang secara signifikan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Tujuan manajemen adalah
mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik, agar dengan sumber–
sumber daya yang terbatas diperoleh hasil maksimal dalam ketepatan, kecepatan,
penghematan dan keselamatan kerja secara komprehensif. Areros (2014).
Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Aktivitas
proyek selalu ditunjukan untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai suatu titik
awal dan titik akhir, baik biaya maupun hasilnya dapat diatur.
Manajemen proyek adalah sebagai suatu aplikasi dari pengetahuan,
keahlian, alat dan pada aktivitas proyek tertentu untuk memenuhi persyaratan
berlangsungnya sebuah proyek. Dengan kata lain, menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, dalam budget, dan sesuai persyaratan dan spesifikasi menurut Project
Management Institute ( PMI ). Sudarmin (2010).
2.1 Penelitian Terdahulu
Sudarmin (2010), dalam penelitiannya “Perencanaan Alokasi Material
Dan Tenaga Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung Balai POM Di Makasar”.
Hasil penelitian menunjukkan dari pengalokasian material dan tenaga kerja ,
diperoleh hasil yang cenderung sama namun pengalokasian dengan menggunakan
4
Page 5
Microsoft Project lebih efektif dan efisien serta output data yang diperoleh lebih
akurat.
Kelana (2010), dalam penelitiannya “Optimalisasi Penggunaan Sumber
Daya Manusia Dengan Menggunakan Resource Leveling Dengan Menggunakan
Bantuan Microsoft Project 2007”. Penelitian ini membahas efisiensi tenaga kerja
dengan metode levelling. Dari hasil penelitian menunjukkan jumlah
perencanaan tenaga kerja yang mengalami proses levelling berdasarkan
perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil dilapangan berdasarkan
laporan pengawas adalah 2439 orang. Meskipun jumlah tenaga kerja lebih sedikit,
namun penyelesaian proyek masih dapat terselesaikan dalam kurun waktu tidak
lebih dari 120 hari kalender sesuai dengan waktu yang disediakan pihak pemilik
proyek.
Mandey (2013), meneliti tentang“Perataan Tenaga Kerja Menggunakan
Microsoft Project Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan”. Dari hasil penelitian ini
aplikasi program Microsoft Office Project 2007 pada proyek Pembangunan
jalan Molibagu–Mamalia–Taludaa menunjukkan tenaga kerja yang kurang
merata sehingga dapat dilakukan tindakan strategi perataan tenaga kerja untuk
memperoleh sumber daya yang optimal.
Adapun perbedaan antara ketiga penelitian diatas dengan penelitian yang
penulis lakukan yaitu, penulis melakukan perataan tenaga kerja dan material
dengan metode levelling dengan bantuan program Microsoft Project tanpa
melakukan perhitungan biaya. Objek yang menjadi penelitian yaitu
Pembangunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nagan Raya.
2.2 Perencanaan dan Penyusunan Jadwal
Sudarmin (2010), perencanaan waktu adalah pengalokasian waktu dalam
penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah–langkah pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan waktu diharapkan bisa
ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap dan bila terjadi perubahan waktu
5
Page 6
pelaksanaan kegiatan, segera bisa diperkirakan akibatnya sehingga keputusan
yang diperlukan bisa diambil.
A. Bar Chart
Bar chart atau lebih dikenal diIndonesia sebagai diagram batang
mula – mula dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun
1917. Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk
merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan
waktu pelaporan. Kelana (2010).
B. Kurva S
Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering
digunakan. Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan
biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. hal tersebut
terjadi karena pada awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang
dikeluarkan per satuan waktu cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada
pertengahan proyek (kegiatan konstruksi), dan menurun rendah kembali pada
akhir proyek (penyelesaian akhir). Kelana (2010).
C. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Special Project Office yaitu biro
proyek- proyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT
merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique atau teknik
menilai dan meninjau kembali program. PERT pada prinsipnya adalah hubungan
ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk
diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana
yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.
Kelana (2010).
D. CPM (Ctitical Path Method)
Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company (USA)
memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi dengan menemukan
metode Critical Path Method (CPM). Perbedaan mendasar antara metode ini
6
Page 7
dengan PERT adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan
dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian
pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat selesai sesuai rencana. Wowor
(2013).
E. PDM ( Preseden Diagram Method)
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W.Fondahl dari
Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan
oleh perusahaan IBM. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi
empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan tidak memerlukan kegiatan dummy. Pada PDM sebuah kegiatan
baru dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping). Yunus
(2011).
2.3 Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya adalah proses mengidentifikasi jenis dan jumlah
sumber daya sesuai jadwal keperluan yang telah ditetapkan. Tujuan perencanaan
tersebut adalah mengusahakan agar sumber daya yang dibutuhkan tersedia tepat
waktu, tidak boleh terlalu awal atau terlambat, karena keduanya merupakan suatu
pemborosan. Sudarmin (2010).
2.3.1 Sumber daya manusia
Kelana (2010), dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya
yang menjadi penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas
kegiatan proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah
tenaga, jenis keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan
kegiatan yang sedang berlangsung. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai
berikut :
7
Page 8
Tenaga kerja = Volume x koefisien………………………………… (2.2)
Produktivitas pekerjaaan = 1/n…………………………………...… (2.3)
dimana :
n = indeks analisa kerja
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori ini di
maksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat
maksimal dengan beban ekonomis yang memadai. Tenaga kerja yang berstatus
tetap biasanya dikelola perusahaan dengan pembayaran gaji tetap setiap bulannya
dan diberi beberapa fasilitas untuk meningkatkan produktivitas dari pekerjaan.
Sedangkan adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak
terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila proyek tidak ada atau jumlah
kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek tidak ada atau
jumlah kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat
disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya, artinya perusahaan tidak perlu
memikirkan kebutuhan tunjangan tiap bulannya untuk tenaga kerja tidak tetap
Husen (2009).
Dalam mengatur alokasi jumlah tenaga kerja sepanjang durasi proyek
diusahakan agar fluktuasinya tidak terlalu berlebihan dan cenderung berbentuk
kurva distribusi normal (Husen, 2009). Pada durasi awal proyek, jumlah tenaga
kerja yang digunakan sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah volume pekerjaan,
jumlahnya naik signifikan, dan menjelang akhir proyek mengalami penurunan
seperti pada durasi awal proyek. Harus diperhatikan pula kebutuhan maksimal
perhari, perminggu, dan perbulan agar persediaan tenaga kerja tidak melampaui
kemampuan perusahaan. Dapat dilihat dari Gambar 2.1 tingkat kebutuhan tenaga
kerja pada proyek.
8
Awal Proyek Pertengahan Proyek Akhir Proyek
Keb
utuh
an
SDM
Page 9
2.3.2 Sumber daya material
Pada proyek konstruksi dikenal istilah dimana pemesanan, pengiriman
serta ketersediaan material saat di lokasi sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Husen ( 2009).
Penyedia jasa dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang
paling ekonomis, seperti diuraikan di bawah ini :
1. Kualitas material yang dibutuhkan menggunakan tipe tertentu dan mutu
harus sesuai dengan yang terdapat dalam spesifikasi proyek (kontrak).
2. Spesifikasi teknis material, merupakan dokumentasi persyaratan teknis
material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk pemenuhan
kebutuhan material.
3. Penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok adalah dengan memilih
harga yang paling murah dengan kualitas material yang terbaik.
4. Waktu pengiriman atau delivery menyesuaikan dengan jadwal pemakaian
material, atau sebelum pekerjaan proyek dimulai.
5. Pajak penjualan material, dibebankan pada pemilik proyek yang telah
dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek
keseluruhan.
6. Termin dan kondisi pembayaran logistik material harus disesuaikan
dengan cashflow proyek agar keuangan proyek tetap aman.
7. Pemasok material proyek adalah rekanan terpilih, telah bekerja sama
dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek
sebelumnya.
9
Page 10
8. Gudang penimbunan material harus cukup menampung material yang siap
pakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas materialnya tidak berbenturan,
oleh karena itu harus diperhitungkan.
9. Harga material dapat naik sewaktu waktu saat proyek dilaksanakan,
sehingga estimasi harga harus dimasukan dalam komponen harga satuan.
10. Jadwal penggunaan material harus sesuai, antara kebutuhan proyek dengan
waktu pengiriman material dari pemasok. Oleh karena itu, penggunaan sub
schedule material yang tiap item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak
mempengaruhi ketersediaan material dalam proyek.
Kelana (2010), untuk menghitung jumlah material dimulai dengan
menghitung volume pekerjaan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian dengan
menggunakan koefisien–koefisien dari daftar analisa, seperti analisa SNI, BOW,
Analisa K dan lain- lain.
Material = Volume x koefisien analisa material ……………………..(2.1)
2.3.3 Analisa durasi pekerjaan
Kelana (2010), durasi pekerjaan dapat diketahui dari analisa kapasitas
tenaga kerja, menetapkan jumlah tenaga kerja yang dipakai dan volume pekerjaan.
Perhitungan Durasi pekerjaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
berikut :
D= Vn x p
. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. (2.4 )
dimana :
D = durasi kegiatan (hari)
V = volume kegiatan A (vol/hari)
n = jumlah tenaga kerja (orang)
p = produktivitas kerja (m/orang/hari)
10
Page 11
2.4 Penyusunan Histogram Sumber Daya Manusia
Histogram SDM menggambarkan kebutuhan tenaga kerja setiap hari
selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan adanya histogram SDM dapat
diketahui kebutuhan tenaga kerja pada hari-hari berlangsungnya proyek baik
dari segi jumlah maupun dari segi jenis tenaga kerja yang dibutuhkan.
Penyusunan histogram tenaga kerja pada Microsoft Project 2013
ditampilkan per jenis tenaga kerja sehingga memudahkan melihat kebutuhan
tenaga kerja sesuai jenisnya, namun dalam penelitian ini histogram disusun
kembali dalam bentuk gabungan dari semua jenis tenaga kerja yang ada.
Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik, kita dapat mengatur
atau menyesuaikan kembali jadwal kegiatan. Kegiatan yang berada pada jalur
kritis jangan diganggu karena akan menyebabkan bertambahnya waktu akhir
proyek. Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya
dengan memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float).
Adapun grafik ideal tenaga kerja ditunjukkan pada Gambar 2.2.
11
Gambar 2.2 Grafik- grafik ideal sumber dayaSumber : Kelana, 2010
Page 12
0 01 2 1 2
57
10
2
10
time limit
Waktu
SD SD
Waktu
Gambar 2.3 Sebelum levelling Gambar 2.4 Sesudah levelling
SD2= 102 + 22 = 104 SD2= 72 + 52 = 74
Sumber : Paulus, et al (1986)
A. B.
Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh
dari memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya
tersusun dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya
yang baik pula. Kondisi sumber daya yang naik turun atau fluktuasi tersebut
tidak menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua
pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang
membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga
kerja tersebut selama tanpa tugas. Gambar A.2.3 dan Gambar A.2.4 merupakan
perbandingan sebelum dan sesudah proses levelling.
2.4.1 Langkah-langkah pengalokasian dengan metode perataan
Mandey (2013), langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam alokasi
sumber daya tidak terbatas, yaitu meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1. Buat daftar kegiatan yang akan dilakukan serta durasi untuk setiap kegiatan
tersebut.
2. Tentukan saling ketergantungan/kaitan antara kegiatan dengan menggunakan
tabel urutan kegiatan.
3. Gambar jaringan kerja serta EST dan LFT untuk setiap event.
12
Page 13
4. Buat analisis CPM sehingga ditentukan kegiatan kritis atau non kritis dan
kelonggaran waktu tiap pekerjaan.
5. Tentukan kebutuhan material untuk setiap kegiatan.
6. Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya yang paling rata. Penjadwalan ini
tidak boleh melampaui batas kelonggaran waktu (float yang ada).
7. Penjadwalan dihentikan, bila sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk
memperoleh alokasi sumber daya yang paling rata. Berarti alokasi sumber daya
optimal.
2.5 Microsoft Project
Microsoft Project merupakan suatu aplikasi populer yang digunakan untuk
mengelola proyek, digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan,
pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan
keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software
ini sangat mendukung proses administrasi sebuah proyek. Kurniawan (2010).
Microsoft Project 2013 memberikan unsur-unsur manajeman proyek yang
sempurna dengan memadukan kemudahan penggunaan, kemampuan, dan
fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur proyek secara lebih efisien
dan efektif. Anda akan mendapatkan informasi,mengendalikan pekerjaan proyek,
jadwal, laporan keuangan, serta mengendalikan kekompakan tim proyek. Anda
juga akan lebih produktif dengan mengintegrasikan program-program Microsoft
Office yang familiar, membuat pelaporan yang kuat, perencanaan yang terkendali
dan sarana yang fleksibel. Kurniawan (2010).
2.6 Langkah – Langkah Menggunakan Microsoft Project
Sudarmin (2010), sebuah proyek pasti mempunyai sebuah patokan tanggal
yang akan digunakan sebagai patokan dalam memulai proyek tersebut. Untuk
13
Page 14
memasukkan nilai tanggal dimulainya proyek, pilih menu project-project
information, kemudian :
1. Pilih salah satu dari jenis schedule from atau dasar penghitungan tanggal,
yaitu project start date atau project finish date
2. Start date. Pada bagian ini Anda harus memasukkan nilai tanggal dimulainya
proyek.
3. Finish date, bagian yang digunakan untuk memasukkan tanggal berakhirnya
proyek.
4. Current date, berisi tanggal hari ini berdasarkan setting pada komputer Anda.
5. Kalender, berisi jenis-jenis penanggalan yang telah tersedia dan dapat
digunakan, yaitu 24 hours, night shift, standard.
6. Comment, bagian yang digunakan untuk memasukkan komentar yang
nantinya akan muncul pada saat pembuatan laporan.
7. Mengisi task name
Untuk mengisi nama pekerjaan (task name) pada project adalah sebagai
berikut ini :
a. Tempatkan pointer project pada isian task name.
b. Ketikkan nama pekerjaannya.
c. Tekan enter. Lakukan langkah 1-3 untuk pekerjaan-pekerjaan berikutnya.
8. Memasukkan duration
Durasi pekerjaan adalah jumlah hari yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project, durasi suatu pekerjaan secara
default akan diberikan 1 days (hari). Untuk memasukkan nilai durasi ke
dalam kolom duration dengan satuan hari tidak perlu ditulis lengkap karena
secara otomatis akan ditambahkan satuannya. Sebagai contoh, bila ingin
memasukkan nilai 3 hari, langsung ketikkan 3 dan tekan enter, maka secara
otomatis akan berubah menjadi 3 days. Sementara untuk satuan waktu yang
lain, Anda cukup mengetikkan inisialnya saja, seperti minggu dengan weeks,
bulan dengan months dan satuan yang lainnya.
9. Predecessor
14
Page 15
Dalam proyek selalu ada keterkaitan antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain. Hubungan antar pekerjaan ini disebut dengan
Predecessor. Suatu jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari 1 predecessor.
Dalam Microsoft Project, hubungan ketergantungan antar pekerjaan
dibedakan dalam beberapa macam :
1. Finish to Start (FS), pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan lain selesai.
2. Finish to Finish (FF), pekerjaan selesai bersamaan dengan pekerjaan lain.
3. Start to Start (SS), pekerjaan dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain.
4. Start to Finish (SF), pekerjaan selesai setelah pekerjaan lain dimulai.
Lag Time (+), merupakan tenggang waktu antara selesainya satu pekerjaan
dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, pekerjaan pengecatan
bisa dilaksanakan 2 hari setelah pekerjaan plesteran selesai maka dituliskan
2FS+2d.
Lead Time (-), merupakan penumpukan waktu antara selesainya satu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, plesteran
sudah harus dimulai 2 hari sebelum pemasang genting selesai, maka dituliskan
2FS-2d.
10. Memasukkan resource
Berikut ini cara mengetikkan resource secara langsung pada kolom resources
name :
a. Aktifkan pointer mouse pada kolom resources name dari pekerjaan yang
akan diisi resource-nya.
b. Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda kurung
siku ( [jumlah] ). Untuk resource bertipe work, ketik dalam nilai ratusan (2
orang = 200), serta dengan format sebagai berikut: nama resource [jumlah]
c. Untuk nama resource berikutnya, gunakan pemisah tanda koma (,)
sehingga : nama resource [jumlah], resouce berikutnya [jumlah]
11. Resource conflict
Conflict (konflik) diartikan sebagai pekerjaan-pekerjaan yang saling
bertubrukan. Mengatasi konflik dengan levelling (automatic). Beberapa hal
yang hanya bisa dilakukan secara manual di antaranya adalah :
15
Page 16
− Mengganti resource yang mengalami konflik dengan resource yang lain.
− Mengganti jumlah resource yang terpasang pada suatu task.
− Mengganti durasi task (menambah dan mengurangi durasi).
− Mengganti hubungan antar task (predecessor).
2.7 Proses Levelling Sumber Daya
Kelana (2010), proses levelling sumber daya manusia dilakukan dalam 3
tahapan yang mana masing-masing tahapan mempunyai cara yang berbeda,
yaitu ;
1. Proses yang pertama dilakukan dengan cara mengubah-ubah batas maximum
penggunaan tenaga kerja yang ada pada resources sheet di bagian max unit
dilakukan perubahan secara bertahap sehingga yang dapat dilakukan leveling
hanya pada jenis tenaga kerja tukang kayu dan pekerja, yaitu dengan batasan
terendah 3 unit untuk tukang kayu dan 25 unit untuk pekerja. Kemudian
selanjutnya proses leveling dilakukan secara simultan. Langkah-langkah
dalam melakukan resources leveling pada Microsoft Project 2013 :
a. Masukkan sumber daya tenaga kerja pada tiap kegiatan, kemudian pada
menu resources sheet tentukan batas maksimum untuk tukang kayu 3 unit
dan pekerja 25 unit lalu kembali ke tampilan gantt chart.
b. Memilih menu resource, resources options, lalu memilih menu level now
dan klik OK.
16
Page 17
2. Proses leveling yang kedua ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
menggeser-geser kegiatan yang nonkritis di dalam ruang senggangnya (float),
yaitu dengan cara kembali ke tampilan gantt chart, mengubah gantt
chartnya menjadi tampilan slack atau float dengan cara k l i k menu view
pilih resources sheet-levelling gant. Pada kegiatan yang tidak kritis kemudian
akan terlihat garis hitam yang menandakan batasan waktu senggangnya
(slack).
a. Bagi dua lembaran kerja gantt chart dengan cara memilih menu view, tukar
bagian bawah dengan resources graph dengan cara mengklik kursor di
bagian bawah, kemudian pilih menu view, lalu resources graph
sehingga menjadi seperti berikut :
Selanjutnya geser kegiatan nonkritis ke belakang dimulai dari
kegiatan yang paling awal.
3. Proses levelling yang ketiga sebenarnya hanya langkah penyempurnaan
agar didapat grafik sumber daya yang ideal, yaitu dengan cara memvariasikan
kebutuhan tenaga kerja per hari pada kegiatan non kritis. Pada dasarnya pada
17
Gambar 2.5 Langkah levelling sumber dayaSumber : Kelana, 2010
Gambar 2.6 Pembagian tampilan gantt chartSumber : Kelana, 2010
Page 18
Microsoft Project tidak berlaku pembagian sumber daya bervariasi seperti di
atas. Microsoft Project hanya memberlakukan distribusi secara merata. Untuk
dapat menyelesaikan langkah tersebut, kita harus melakukan trik tambahan
agar Microsoft Project mengerti dengan susunan sumber daya seperti yang
kita harapkan.
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :
a. Pada jadwal yang telah diisi kebutuhan tenaga dan dalam hal ini hanya
melanjutkan proses levelling sebelumnya.
b. Menukar tampilan gantt chart dengan menu View, Resources Usage.
c. Variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada pekerjaan yang nonkritis
dengan tetap tidak melebihi kebutuhan maksimal tenaga kerja per hari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah tahapan–tahapan yang menjabarkan secara
rinci dan harus ditetapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang ada.
Tujuannya agar penelitian yang dilakukan akan lebih terarah dan memudahkan
dalam penyelesaian masalah yang ada. Adapun untuk memudahkan jalannya
penelitian, penulis menyusun suatu metode penelitian yang berisi tentang
analisa prinsip dari suatu metode yang digunakan dan rangkaian prosedur yang
digunakan dan rangkaian prosedur yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan penelitian tersebut.
3.1 Tahapan Penelitian
Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian
komparasi yang bertujuan untuk membandingkan hasil analisa. Pendekatan studi
18
Page 19
yang digunakan dalam menjawab studi tersebut adalah melalui tahapan evaluasi
dan kajian yang melingkupi pengumpulan data, analisa data, dan penyusunan
laporan. Tahap pengumpulan data dilakukan kombinasi untuk proses analisis
sehingga diperoleh output berupa kesimpulan yang dapat menunjang proses
penyusunan laporan. Bagan alir penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A
Gambar A.3.3 Halaman 47.
3.2 Lokasi Penelitian
Pembangunan proyek Gedung Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten
Nagan Raya tahun anggaran 2015. Proyek ini ditujukan untuk menambah fasilitas
sarana dan prasarana guna memberikan fasiltas yang lebih nyaman kepada para
pengguna jasa. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A Gambar
A.3.1 dan Gambar A.3.2 Halaman 46.
3.3 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mendapatkan data. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini :
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari CV.
Adam Raga yang memberikan bantuan-bantuan informasi yang berkaitan dengan
pokok permasalahan penulisan tugas akhir ini. Data-data yang dimaksud seperti
data analisis harga satuan RAB, analisis harga satuan SNI, perhitungan pekerjaan
tambah kurang, gambar rencana, laporan harian dan lain-lain sebagai pendukung
analisis ini. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A Halaman 46-50 dan
Lampiran B Halaman 51-69.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, kemudian dilanjutkan
dengan pengolahan terhadap data-data tersebut serta dilakukan analisis terhadap
hasil pengolahan data yang diperoleh. Pengolahan data yang dilakukan adalah
19
Page 20
dengan menganalisis dan menghitung jumlah kebutuhan sumber daya tenaga
kerja dan material yang dibutuhkan tiap-tiap pekerjaan kemudian akan
didapatkan jumlah kebutuhan tenaga kerja dan material/hari pada tiap-tiap
pekerjaannya dengan membagi dengan durasi pada tiap pekerjaan. Adapun
untuk analisis kebutuhan material digunakan persamaan 2.1, analisa kebutuhan
tenaga kerja menggunakan persamaan 2.2 dan 2.3 dan untuk perhitungan
durasi pekerjaan digunakan persamaan 2.4. Selanjutnya dengan menggunakan
microsoft project, dengan mengikuti langkah-langkah yang ada akan
didapatkan jadwal waktu rencana kerja dan kebutuhan akan sumber daya
tenaga kerja dan material yang diperlukan dalam pembangunan Gedung Dinas
Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya.
3.4.1 Mengatasi konflik dengan levelling (automatic)
Levelling adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatasi konflik yang
disebabkan oleh beberapa task yang saling bertubrukan dengan cara menggeser
task yang mengalami overlap atau tubrukan tersebut. Hal ini juga dapat mencegah
terjadinya overheated. Akibat dari levelling adalah terjadinya delay atau
penundaan pekerjaan. Perlu tidaknya penggunaan levelling tergantung pada parah
atau tidaknya konflik yang terjadi. Beberapa hal yang hanya bisa dilakukan secara
manual di antaranya adalah :
− Mengganti resource yang mengalami konflik dengan resource yang lain.
− Mengganti jumlah resource yang terpasang pada suatu task.
− Mengganti durasi task (menambah dan mengurangi durasi).
− Mengganti hubungan antar task (predecessor).
Untuk melakukan levelling otomatis , ikuti langkah-langkah berikut :
1. Pilih menu tools - level resouces.
2. Pilih jenis levelling automatic, kemudian Ok.
1. Overallocated (levelling) sumber daya.
20
Page 21
Pada metode ini dilakukan secara otomatis oleh software Microsoft Project.
Microsoft Project akan secara otomatis melakukan perataan terhadap sumber
daya yang terjadi overallocated dengan mempertimbangkan berbagai faktor,
salah satu contohnya : hubungan antar aktifitas.
2. Perataan penuh (full levelling)
Pada metode ini jumlah sumber daya yang dipakai mencapai kondisi
maksimum yang dapat disediakan oleh penyedia. Sehingga apabila suatu
pekerjaan telah selesai dikerjakan, sumber daya pada pekerjaan tersebut dapat
dialokasikan pada pekerjaan berikutnya, sehingga tidak ada sumber daya yang
mengganggur. Dengan metode ini aksetan mempercepat durasi proyek.
Kebutuhan sumber daya pada setiap aktifitas yang konflik diatur sedemikian rupa
agar jumlahnya sama dengan jumlah sumber daya yang dapat disediakan per
satuan waktu. Dengan aktifitas yang berada pada aktifitas kritis mendapatkan
lebih banyak sumber daya.
21