LEMBAR PENGESAHAN Judul : Domestikasi Ikan Giru (Amphiprion ocellaris) dengan Pemberian Salinitas yang Berbeda di BBIP Busung Kabupaten Simeulue Nama : Afrijal Nim : 11C10432022 Jurusan : Perikanan Menyetujui Komisi Pembimbing Ketua Anggota Munandar, S.Kel., M.Sc Sufal Diansyah, S. Kel. , M. Si NIDN: 0023118404 NIDN: 0004078802
74
Embed
repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1126/1/BAB I_V.docx · Web viewDerajat keasaman merupakan faktor lingkungan kimia air yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Menurut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Domestikasi Ikan Giru (Amphiprion ocellaris) dengan Pemberian Salinitas yang Berbeda di BBIP Busung Kabupaten Simeulue
Nama : Afrijal
Nim : 11C10432022
Jurusan : Perikanan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Munandar, S.Kel., M.Sc Sufal Diansyah, S. Kel. , M. Si NIDN: 0023118404 NIDN: 0004078802
icha, asra dan Bang Hafizalludin yang telah mendukung penulis selama ini
dan kegembiran kepada penulis yang tak henti henti selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hasil penelitian skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu melalui kesempatan ini penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan hasil penelitian skripsi ini dan semoga hasil penelitian skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Meulaboh, April 2016
Penulis
Ya Allah…..Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu : “sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”
(Al-Kahfi : 109)Alhamdulillah…..Hari ini telah Engkau penuhi harapankuHarapan untuk membahagiakan orang-orang tercintaWalau hari depan masih sebuah tanda tanya
Ayahanda.......Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan dan harapkan. Ayah…. hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah Do’aku selalu mengiringi langkahmu.......
Ibunda.......Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih sayangmu menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh kesabaran walaupun beragam cobaan yang menghalangi.......Ibunda….tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha untuk selalu bisa membahagiakanmu.......
Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, kupersembahkan karya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda ....... dan Ibunda tercinta ....... Juga orang-orang yang kusayangi: Adikku ........ (Terimakasih atas canda tawa dan do’a s’lama ini. semoga Allah limpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk kita semua).
Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; .........., .........., serta Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,
Thank’s for Attention. Dan yang teristimewa kepada kedua adiku tercinta ......... yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan studi baik suka maupun duka.
Ya Allah........Teguhkan Imanku, Tetapkanlah Hati dan JiwakuAgar Selalu Melangkah di Jalan Mu......Amin.....
AFRIJAL
DOMESTIKASI IKAN GIRU (Amphiprion ocellaris) DENGAN PEMBERIAN SALINITAS YANG BERBEDA DI
BBIP BUSUNG KABUPATEN SIMEULUE
Afrijal1), Munandar2), Sufal Diansyah2)
ABSTRAK
Ikan giru (Amphiprion ocellaris) salah satu ikan karang yang dapat dijadikan sebagai ikan hias. Ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi karena warnanya yang menarik. Namun, saat ini yang dihadapi semakin sulitnya ditemukan bibit yang terdapat di alam akibat pengambilan secara tak terkendali khususnya di daerah laut Kabupaten Simeulue. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan domestikasi ikan giru pada kadar salinitas yang berbeda melalui parameter kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan konversi pakan. Penelitian ini menggunakan ikan giru berukuran 4-6 cm yang dipelihara pada salinitas berbeda yakni 32, 30, 28, dan 26 ppt ikan dipelihara selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, sedangkan laju pertumbuhan mutlak dan konversi pakan menunjukan hasil yang berpengaruh nyata, nilai kisaran laju pertumbuhan mutlak ±0,0014 - 0,00444 gram dan konversi pakan memiliki nilai kisaran ±1,311 - 5,190 gram.
Kata kunci : domestikasi, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, salinitas.
CLOWNFISH (Amphiprion ocellaris) DOMESTICATION BY DIVERSE SALINITY IN BBIP BUSUNG SIMEULUE
DISTRICT
Afrijal1), Munandar2), Sufal Diansyah2)
ABSTRACT
Clownfish (Amphiprion ocellaris) is one reef fish that can be used as an ornamental fish. The fish has high economic value because its color is attractive. However, nowsaday, It is difficulty to find the seeds in nature due to uncontrolled harvesting in Simeulue waters. This study aimed to analyze the success of clownfish domestication at different salinity levels via parameter survival, growth and feed conversion. This study uses a clownfish, size 4-6 cm, which is care for at different salinity namely 32, 30, 28, and 26 ppt for 60 days. The results showed that different salinity did not significantly affect the survival, while the absolute growth rate and feed conversion showed significant results, the range value of the absolute growth rate arounds ± 0.0014 to 0.00444 gram and feed conversion has a value range for ± 1.311 - 5.190 grams.
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar2 Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... iDAFTAR ISI............................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR.................................................................................. vDAFTAR TABEL ..................................................................................... viDAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................... 31.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 31.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA II.1Klasifikasi Ikan Giru..................................................................... 4II.2Taksonomi..................................................................................... 4II.3Domestikasi Ikan........................................................................... 5II.4 Morfologi...................................................................................... 6II.5 Habitat dan Penyebaran................................................................ 7II.6 Parameter Kualitas Air.................................................................. 8
III. METODE PENELITIAN3.1 Waktu dan tempat.......................................................................... 133.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 133.3 Analisis Data.................................................................................. 143.4 Prosedur Penelitian........................................................................ 15 3.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan............................................ 15
3.4.2 Pembuatan Media Bersalinitas.............................................. 15 3.4.3 Skema Penelitian................................................................... 16 3.4.4 Pengadaan Ikan Giru............................................................. 17 3.4.5 Penebaran Ikan Giru.............................................................. 17 3.4.6 Pemeliharaan Ikan Giru......................................................... 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan..................................................................................... 285.2 Saran............................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 29LAMPIRAN................................................................................................ 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ikan Giru................................................................................... 4
Gambar 2. Persentase rata-rata kelangsungan hidup ikan giru................... 21
Gambar 3. Rata-rata laju pertumbuhan mutlak........................................... 22
Gambar 4. Rata-rata konversi pakan........................................................... 23
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian.......................................... 13
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian...................................... 13
Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas air........................................................ 24
Berdasarkan hasil uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang
kepercayaan 95% (Lampiran 2), diperoleh hasil berbeda sangat nyata antara
perlakuan 28 ppt dengan perlakuan 32 ppt, selanjutnya diperoleh hasil berbeda
nyata antara perlakuan 28 ppt dengan perlakuan 30 ppt, perlakuan 26 dengan
perlakuan 32 ppt serta terdapat hasil tidak berbeda nyata antara perlakuan 28
dengan perlakuan 26 ppt dan perlakuan 30 ppt dengan perlakuan 32 ppt.
4.1.3. Konversi Pakan (FCR)FCR adalah suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu gram ikan kultur. Hasil konversi pakan
(FCR) ikan giru yang dipelihara selama 60 hari berada pada kisaran 1,311–5,190
gram (Gambar 4). Hasil perhitungan ANOVA menunjukan bahwa perlakuan
pemberian salinitas yang berbeda memberikan hasil berpengaruh nyata terhadap
konversi pakan pada ikan giru. Nilai FCR terbaik terdapat pada perlakuan 32 ppt
yaitu 1,311gram, diikuti 30 ppt dengan rata-rata 1,736 gram selanjutnya 26 ppt
yaitu 2,314 gram dan 28 ppt sebesar 5,190 gram.
32 ppt 30 ppt 28 ppt 26 ppt0
1
2
3
4
5
6
1.3111.736
5.19
2.314
Perlakuan
Kon
vers
i Pa
kan
(gra
m)
Gambar 4. Konversi pakan ikan giru dengan pemberian salinitas
yang berbeda
Berdasarkan hasil uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang
kepercayaan 95% (Lampiran 3), diperoleh hasil berbeda sangat nyata antara
perlakuan 32 ppt dengan perlakuan 28 ppt, selanjutnya diperoleh hasil berbeda
nyata antara perlakuan 30 ppt dengan perlakuan 28 ppt, perlakuan 26 dengan
perlakuan 28 ppt serta terdapat hasil tidak berbeda nyata antara perlakuan 32 ppt
dengan perlakuan 30 ppt dan perlakuan 26 ppt.
4.1.4. Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang dilihat pada penelitian ini meliputih suhu dan
pH. Hasil pengukuran kualitas selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada tabel
berikut :
ParameterPerlakuan
Kisaran optimalP0 P1 P2 P3
Suhu (oC) 28-30 26-28 26-28 26-28 25-29 (Ghufran H 2010)
pH 7 - 8 7 - 8 7 – 8 7 – 8 7- 8,5 (Sari, 2014)
Suhu dari hasil pemeriksaan kualitas air selama penelitian berkisar antara
26-30 oC, kisaran suhu ini dapat dikatakan optimal bagi kehidupan dan
pertumbuhan ikan giru (Amphiprion ocellaris).
Dari hasil pengukuran pH selama penelitian ini pada waktu pagi dan sore
hari berkisar antara 7–8, hal ini menunjukan bahwa pH 7 masih layak untuk
kehidupan ikan giru (Amphiprion ocellaris).
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian domestikasi ikan giru (Amphiprion ocellaris) dengan
pemberian salinitas yang berbeda 32 ppt, 30 ppt, 28 ppt, dan 26 ppt yang telah
dilaksanakan selama dua bulan pemeliharaan ikan giru terhadap kelangsungan
hidup. Ikan giru yang diambil dari alam liar, sebelum di uji ikan tersebut di
aklimatisasi terlebih dahulu di dalam bak fiber selama 1 minggu, guna untuk
penyesuaian lingkungan dan pemilihan pasangan.
Pengamatan hari pertama setelah ikan giru dimasukan kedalam wadah
akuarium dengan salinitas air yang berbeda, pergerakan ikan giru dalam setiap
perlakuan terlihat lambat dalam waktu beberapa menit. Namun setelah diamati
selama 30 menit sampai 1 jam pada salinitas 26 ppt dan 28 ppt ikan giru mulai
berenang aktif pergerakan stabil dan lebih sering berada di dasar air. Pada salinitas
32 ppt sampai 30 ppt ikan giru berenang aktif sesekali berenang kepermukaan dan
lebih sering berenang di dasar air, dan pengamatan setelah 1 jam sampai 2 jam
pergerakan selalu aktif dan tidak terlihat tanda–tanda ikan stress hingga akhir
penelitian .
Selanjutnya pengamatan kedua pada salinitas 26 ppt dan 28 ppt setelah 1
jam, 2 jam hingga 1 satu hari, pergerakan aktif dan selalu berada di dasar air dan
tidak terlihat tanda–tanda ikan stres. Pengamatan dalam minggu pertama
menunjukan prilaku sebelumnya, begitu juga hasil pengamatan minggu kedua
hingga penelitian selesai tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan
giru yang di domestikasi dari alam liar ke dalam wadah akuarium yang salinitas
air nya berbeda dengan lingkungan hidupnya.
Untuk mengontrol keseimbangan air dan lingkungannya ikan atau
organisme lainnya perlu melakukan penyesuaian terhadap salinitas. Tiap spesies
memiliki kisaran salinitas optimum, diluar kisaran ini ikan harus mengeluarkan
energi lebih banyak dibandingkan untuk yang lain, misalnya pertumbuhan
(Anggoro, et al., 2013).
Hasil dari penelitian, laju pertumbuhan mutlak dari ikan giru terbesar
terdapat pada perlakuan P0 (32 ppt), P1 (30 ppt) dan P3 (26 ppt). Sedangkan pada
perlakuan P2 (28 ppt) merupakan laju pertumbuhan mutlak paling rendah.
Pertumbuhan merupakan proses perubahan ukuran yaitu panjang dan berat
ikan, dari hasil penelitian salinitas mempengaruhi laju pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ikan sangat bervariasi serta dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal.
Menurut Effendie (2003), faktor internal merupakan faktor yang susah
dikontrol dan berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti seks, keturunan,
ketahananterhadap parasit dan penyakit sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang berhubungan dengan lingkungan media hidup ikan dan mudah
dikontrol yang meliputi kemampuan dalam pemanfaatan pakan serta sifat fisika
kimia air, yaitu suhu air, oksigen terlarut, amonia, salinitas.
Konversi pakan merupakan salah satu parameter yang harus diperhatikan
dalam kegiatan budidaya. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan ikan selama pemeliharaan. Menurut Effendi (2004), FCR adalah
suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu gram ikan kultur. Hasil penelitian konversi pakan (FCR) ikan
giru yang dipelihara selama 60 hari berada pada kisaran 1,311–5,190 gram. Hasil
perhitungan ANOVA menunjukan bahwa perlakuan pemberian salinitas yang
berbeda memberikan hasil berpengaruh nyata terhadap konversi pakan pada ikan
giru. Nilai FCR terbaik terdapat pada perlakuan 32 ppt yaitu 1,311 gram, diikuti
30 ppt dengan rata-rata 1,736 gram selanjutnya 26 ppt yaitu 2,314 gram dan 28
ppt sebesar 5,190 gram.
Efisiensi penggunaan makanan oleh ikan, menunjukkan nilai presentase
makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ikan. Jumlah dan kualitas makanan
yang diberikan kepada ikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Efisiensi
pemanfaatan pakan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : kualitas dan kuantitas
pakan, tata cara pemberian pakan (frekuensi dan waktu), kualitas media atau daya
dukung lingkungan (salinitas, suhu, dan oksigen terlarut) (Anggoro, et al., 2013).
Suhu dari hasil pemeriksaan kualitas air selama penelitian, didapatkan
suhu yang berkisar antara 26-30 oC, kisaran suhu ini dapat dikatakan optimal bagi
kehidupan dan pertumbuhan ikan giru (Amphiprion ocellaris). Menurut Subyakto
dan Cahyaningtyas (2003), perubahan suhu yang tinggi dalam suatu perairan akan
mempengaruhi proses metabolisme, aktivitas tubuh dan syaraf ikan.
Hasil pengukuran pH selama penelitian ini pada waktu pagi dan sore hari
berkisar antara 7-8, hal ini menunjukan bahwa pH 7 masih layak untuk kehidupan
ikan giru (Amphiprion ocellaris). Perairan dengan pH rendah mengakibatkan
aktifitas tubuh menurun dan kondisi ikan menjadi lemah sehingga mudah terkena
infeksi yang bisa mengakibatkan mortalitas tinggi (Ditjen Perikanan Budidaya,
2004).
Ketersediaan oksigen sangat berpengaruh terdapat metabolisme tubuh dan
untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Konsentrasi oksigen yang dapat
mendukung kehidupan organisme dalam perairan adalah mendekati atau diatas 3
ppm (Boyd, 1990). Kondisi perairan dengan pH netral sedikit basa sangat ideal
untuk kehidupan ikan laut, pH normal air laut yaitu 7,0–8,5 (Ditjen Perikanan
Budidaya, 2004).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Domestikasi ikan giru (Amphiprion ocellaris) dengan pemberian salinitas
yang berbeda, tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup pada
salinitas 32 ppt, 30 ppt, 28 ppt dan 26 ppt.
2. Pada parameter ujilaju pertumbuhan mutlak (GR) nilai maksimum terdapat
pada perlakuan 32 ppt yaitu 0,00444 gram, diikuti 30 ppt dengan rata-rata
0,0036 gram selanjutnya 26 ppt yaitu 0,0025 gram dan 28 ppt sebesar 0,0014
gram menunjukan hasil berpengaruh nyata.
3. Nilai konversi pakan (FCR) yang terbaik terdapat pada perlakuan 32 ppt yaitu
1,311%, diikuti 30 ppt dengan rata-rata 1,736% selanjutnya 26 ppt yaitu
2,314% dan 28 ppt sebesar 5,190% menunjukan hasil berpengaruh nyata.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kajian fisiologis ikan giru
(Aamphiprion ocellaris) yang dipelihara pada salinitas yang berbeda melalui
analisis gambaran darah, glukosa darah.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, S., Rudiyanti, S. 2013. Domestikasi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) melalui Optimalisasi Media dan Pakan Journal Of Management Of Aquatic Resources, 2 (3) : 119-127.
Arrokhman, S, Abdulgsni, S, Hidayati, D. 2012. Survival Rate Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) dalam Media Pemeliharaan Menggunakan Rekayasa Salinitas. JURNAL SAINS DAN SENI ITS, 1 (1). [Diakses tanggal 30 Maret 2015].
[BBPBL], Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut. 2009. (Budidaya amphiprion).Lampung : Balai Besar Pengebangan Budidaya Laut.
Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University, Alabama.
Burgess, 1990, ATLAS of Marine Aquarium Fishes,T.F.H., Publication, USA. – [Diakses tanggal 29 April 2015].
Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Pakan. Dalam Sukoso. 2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN. Jakarta.
Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, EdisiRevisi. Pradnya Paramita. Jakarta. [Diakses tanggal 26 Maret 2015].
Direktorat Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya, 2004. Petunjuk Teknik budidaya Laut Ikan Kerapu. Jakarta. [Diakses tanggal 30 Maret 2016].
Dunn, D.F. 2004. Para clownfish laut: Stichodaylidea (Coelenterata: Actini) dan anemon laut lainnya dengan ikan pomacentrid. Transaksi dari America philosophical Society, 71:115. [Diakses tanggal 26 Maret 2015].
Effendie, Hefny. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Effendie, 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya. [Diakses tanggal 26 Maret 2015].
Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisisus. Yogyakarta. [Diakses tanggal 26 Maret 2015].
Fautin, D.G. 2007 Anemon ikan dan anemon laut tuan mereka: panduan untuk aquarists dan penyelam. Museum Australia Barat. [Diakses tanggal 27 Maret 2015].
Ghufran H dan Kordi K. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomi Secara Buatan Andi. Yogyakarta. [Diakses tanggal 27 desember 2015].
Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall. New York. 194 hal . [Diakses tanggal 20 Mei 2015].
Nyabakken, J., W., 2000. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta. [Diakses tanggal 27 Maret 2015].
Mahmudi, M. 1991. Pengaruh Salinitas Terhadap Tingkat Pemanfaatan Pakan, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Jambal Siam (Pangasiussutchi fowler). [Tesis]. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.
Mebs, D. 2009. Kimia biologi hubungan mutualistik anemon laut dengan ikan dan udang-udangan, Toxicon, DOI: 10,1016 / j.toxicon. 2009.02.027. [Diakses tanggal 27 Maret 2015].
Sari, O, V. Hendrarto, B. 2014. Pengaruh variasi jenis makanan terhadap ikan karang nemo ditinjau dari perubahan warna, pertumbuhan, dan tingkat kelulushidupan. Journal of maquares, 3 (3) Management of Aquatik Recources.[Diakses tanggal 25 desember 2015].
Randall, J. E dan D. G. Fautin. 2006. Selain anemonefishes yang mengasosiasikan dengan ikan anemon laut. Terumbu Karang, 21:188-190. [Diakses tanggal 27 Maret 2015].
Rochiman.1998. Dasar perancangan percobaan dan rancangan acak lengkap. Universitas Air Langga. Surabaya.226 hal [Diakses tanggal 26 juli 2015].
Romimohtarto, K., dan Juwana, S., 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Berkelanjutan. Djambatan. Jakarta. [Diakses tanggal 28 Maret 2015].
Soesono. 1989. Limnology. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Bogor. [Diakses tanggal 28 Maret 2015].
Subyakto, dan Cahyaningsi. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga Agromedia Pustaka, Jakarta, 62 hlm.[Diakses tanggal 25 maret 2016].
Sutika, N. 1989. Ilmu Air. Universitas Padjadjarang. BUNPAD Bandung.[Diakses tanggal 29 Maret 2015].
Wabnitz, C., M. Taylor, E. Green and T. Razak. 2003. Dari Samudera ke Aquarium. Cambridge, Inggris, UNEP-WCMC: 64. [Diakses tanggal 30 Maret 2015].
Walhi. 2006. Dampak Lingkungan Hidup Operasi Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. WALHI. Jakarta Indonesia. [Diakses tanggal 29 Maret 2015].
Widodo dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Yogyakarta. [Diakses tanggal 29 Maret 2015].
Yulianti, E, S. 2014. Efektivitas pemberian ASTAXANTHIN pada peningkatan kecerahan warna ikan badut. Jurnal, III (1) rekayasa dan teknologi budidaya. [Diakses tanggal 26 Maret 2015].
Zairin, M. Jr. 2003. Endokrinologi dan Perananya Bagi Masa Depan Perikanan Indonesia.Orasi Ilmiah Guru besar IPB.
Ziemann, D. A. 2001. The potential for the restoration of marine ornamental fish. Aquarium Sciences and Conservation 3 (1): 107-117. [Diakses tanggal 30 Maret 2015].