HUTANKU GUNDUL Foto diatas memperlihatkan hutan di wilayah Kelurahan Sungai Harapan, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau yang sudah gundul, yang sudah tidak hijau lagi akibat ulah manusia yang
HUTANKU GUNDUL
Foto diatas memperlihatkan hutan di wilayah Kelurahan Sungai Harapan, Sekupang,
Batam, Kepulauan Riau yang sudah gundul, yang sudah tidak hijau lagi akibat ulah manusia
yang sengaja menebang hutan untuk dialih-fungsikan menjadi perumahan mewah. Hal ini
bukan hanya terjadi di wilayah Sekupang saja, masih banyak lagi wilayah-wilayah di Pulau
Batam yang hutannya dialih-fungsikan. Keadaan lingkungan yang seperti ini jelas memberi
banyak dampak negatif bagi lingkungan dan warga disekitar pemukiman tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
1. Analisis Penyebab Masalah
Dilihat dari deskripsi dan permasalahan lingkungan yang ada di lokasi pengamatan,
penyebab masalah lingkungan antara lain :
a. Ulah tangan manusia
b. Kualitas lingkungan
c. Pemerintah yang kurang tegas
2. Pembahasan Analisis Penyebab Masalah
a. Ulah tangan Manusia
Salah satu penyebab penggundulan hutan adalah ulah tangan manusia, manusia
serakah dengan seenaknya sendiri menebang hutan demi kepentingan mereka tanpa
memikirkan dampak yang akan terjadi bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Ar-Ruum : 41
Artinya:
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perrbuatan tangan
manusia, sehingga Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”
Pada permasalahan ini, hutan ditebang dengan alasan untuk pembangunan kota,
diantaranya untuk pembangunan perumahan mewah dan kawasan industri. Secara tidak
langsung, tanpa mereka sadari pembangunan yang mereka lakukan memberikan banyak
negatif bagi lingkungan dan masyarakat, diantaranya banjir dan tanah longsor.
b. Kualitas Lingkungan
Kualitas lingkungan menurun yang disebabkan oleh penebangan hutan secara besar-
besaran (Eksploitasi hutan) diantaranya kualitas tanah yang menjadi tidak baik, sehingga
tidak mampu menahan lajunya debit air hujan, selain itu hutan sebagai paru-paru dunia
tidak mampu lagi menyaring polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan dan
pabrik, sehingga ini menyebabkan banyak hal yang memiliki dampak negatif terutama
bagi kesehatan, diantaranya pemanasan global (Global Warming) yang dapat
menimbulkan banyak penyakit, diataranya penyakit kanker kulit dan pernafasan.
c. Pemerintah yang kurang tegas
Kurang tegasnya pemerintah dalam hal ini Otorita Batam terhadap para pengembang
wilayah merupakan salah satu penyebab, sebenarnya pemerintah bisa saja memberikan
izin pembangunan tempat usaha, perumahan atau industri tetapi tentu saja tanpa merusak
hutan lindung dan hutan mangroove, apabila hal ini terus berlanjut maka bisa jadi satu
persatu pulau-pulau kecil yang dieksploitasi hutannya terutama hutan mangroovenya akan
tenggelam. Berdasarkan data Apung (Asosiasi Pecinta Lingkungan) Kepulauan Riau pada
1990 luas hutan mangrove di Batam mencapai 19,9%, sedangkan pada akhir 2005 hutan
bakau menjadi 6,7% dan diperkirakan saat ini hanya mencapai 1% saja.
3. Pemecahan Masalah
Penyelesaian masalah penebangan hutan terdiri dari upaya pencegahan dan upaya
pengendalian serta perbaikan.
1. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan pada prinsipnya mencegah terjadinya penebangan hutan secara
besar-besaran, kerjasama pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan,
misalnya pemerintah menyediakan lahan lain selain hutan lindung dan hutan bakau untuk
dijadikan lahan perumahan dan lahan industri.
2. Upaya Pengendalian dan Perbaikan
Upaya pengendalian pada prinsipnya mengendalikan proses penebangan hutan, disini
dibutuhkan kerjasama dari masyarakat dan pemerintah, upaya pengendalian dan perbaikan
dari masyarakat dapat berupa penanaman kembali (Reboisasi) hutan yang gundul dan dari
pemerintah dapat berupa penegasan tentang UU penebangan hutan dan memperketat izin
untuk penebangan hutan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fandeli,Chafid.2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar
Dalam Pembangunan. Liberty. Yogyakarta.
2. www.detiknews.com.