BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI IPPI Para pemuda pelajar melakukan sesuatu untuk kepentingan tanah air, bangsanya dan bersemangat menjadi pelopor dalam gerakan kemerdekaan, sehingga para pelajar Sekolah Dokter Jawa dipimpin oleh Sutomo, Gunawan, Gumbreg dan lain-lainnya mempunyai prakarsa mendirikan organisasi modern, bernama Boedi Oetomo. Gerakan yang bertujuan menuju ke kemajuan bangsa Jawa, kemudian muncul berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes dan lain-lain. Kesadaran pemuda yang memegang peranan penting dalam semangat yang revolusioner dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan menjadikan mereka tetap berada dalam satu barisan, mempersiapkan penyusunan tenaga dalam revolusi yang terus berputar dan berusaha mengorganisir diri mereka untuk mencapai harapan bangsa. Ini dapat dibuktikan dengan adanya peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda I tahun 1926 dan disusul oleh Kongres Pemuda ke II. 1 1 Keith Foulcher., Sumpah Pemuda Makna Dan Proses Penciptaan Atas Sebuah Simbol Kebangsaan Indonesia, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2002), hlm. 55. 17
25
Embed
BAB II LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI IPPI · 19 Jepang. Pembangkangan para mahasiswa Ika Dai Gaku atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta, karena tidak mau di gundul kepalanya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
17
BAB II
LATAR BELAKANG DAN KELAHIRAN ORGANISASI IPPI
Para pemuda pelajar melakukan sesuatu untuk kepentingan tanah air,
bangsanya dan bersemangat menjadi pelopor dalam gerakan kemerdekaan, sehingga
para pelajar Sekolah Dokter Jawa dipimpin oleh Sutomo, Gunawan, Gumbreg dan
lain-lainnya mempunyai prakarsa mendirikan organisasi modern, bernama Boedi
Oetomo. Gerakan yang bertujuan menuju ke kemajuan bangsa Jawa, kemudian
muncul berbagai organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong
Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes dan lain-lain. Kesadaran pemuda yang
memegang peranan penting dalam semangat yang revolusioner dalam mengutamakan
persatuan dan kesatuan menjadikan mereka tetap berada dalam satu barisan,
mempersiapkan penyusunan tenaga dalam revolusi yang terus berputar dan berusaha
mengorganisir diri mereka untuk mencapai harapan bangsa. Ini dapat dibuktikan
dengan adanya peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan
suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air,
satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober
1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda I tahun
1926 dan disusul oleh Kongres Pemuda ke II.1
1 Keith Foulcher., Sumpah Pemuda Makna Dan Proses Penciptaan Atas
Sebuah Simbol Kebangsaan Indonesia, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2002), hlm. 55.
17
18
Para pemuda pelajar yang menuntut ilmu di Luar Negeri pun menyadari
kegunaan persatuan seperti di Nederland Pada tahun 1922 De Indische Vereeniging
yaitu perkumpulan mahasiswa yang datang dari “Tanah Hindia” di negeri Belanda
mengubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan ini maka sifat organisasi
itupun mengalami perubahan yang cukup drastis, dari hanya sekedar perkumpulan
sosial kemahasiswaan menjadi organisasi yang memperlihatkan kecenderungan
politik. Perubahan nama itupun menunjukkan bahwa keanggotaan perkumpulan yang
semula bersifat inklusif menjadi eksklusif. Pada tahun 1923 sifat eksklusif inipun
semakin kental karena De Indische Vereeniging diterjemahkan menjadi
Perhimpoenan Indonesia (P.I.) dan menampilkan kekuatan nasionalisme Indonesia.2
Perhimpoenan Indonesia (P.I.) menekankan ide kesatuan dan demokrasi. Tanpa
mengambil posisi terhadap penjajah, maka bangsa Indonesia perlu menentukan nasib
sendiri di masa depan serta menentukan bentuk pemerintahan yang dapat diterima
oleh rakyat. Dari unsur-unsur yang berasal dari berbagai gerakan pemuda pelajar
kemudian lahir tokoh-tokoh yang memimpin bangsa Indonesia dalam menghadapi
penjajah Belanda dan menuju kemerdekaan.
Selama masa kependudukan Jepang, bangsa Indonesia dilarang membentuk
organisasi sendiri sehingga pemuda pelajar sulit untuk bergerak dan harus pandai-
pandai menyesuaikan diri dengan situasi serta keadaan. Meskipun demikian, bukan
berarti bahwa kaum pemuda pelajar senantiasa tunduk dan takluk kepada kehendak
2 Sartono Kartodirdjo., Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah
Selain itu juga diambil resolusi mengenai pemberantasan buta huruf dan
mendirikan perpustakaan, dan menyediakan buku-buku yang mudah dibaca dan
dimengerti dan menyediakan koran-koran. Mengadakan ceramah tentang hal-hal yang
dibutuhkan sehari-hari agar dicatat oleh kaum buta-huruf dan dibaca oleh seorang
dari mereka sendiri.10
Tentang Pers dan Penyiaran, diusulkan kepada Pusat Pemerintah supaya :
a. Mendirikan Sekolah Jurnalis
b. Mengirimkan Wartawan Ke Luar Negeri
Resolusi itu disampaikan kepada :
1. Pemerintah Republik Indonesia
2. Rakyat Indonesia.11
Sementara itu susunan Pengurus Besarnya pun mengalami sedikit perubahan.
Begini :
10 Resolusi-Resolusi Yang Telah Dicapai Dalam Kongres Pemuda Ke II Di
Yogyakarta. Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip Kongres IPI. No.33. 11 Api Merdeka, No.6 Th. Ke-I, 1 Februari 1946, Koleksi Arsip Monumen Pers
Indonesia.
30
Penasehat : 1. Ki Hadjar Dewantoro, 2. Anto
Soelaiman
Pucuk Pimpinan
Ketua : Tatang Mahmoed
Wakil Ketua : Soekardi
Wakil Ketua : Warisni Srihartati
Penulis : Boesono
Bendahara : Soefa’at
Sekretariat Umum : Ketua : Boesono
Keuangan : Ketua : Soefa’at
Pertahanan : Ketua : Soejitno
Fonds Pelajar Indonesia : Ketua : Sasmito
Penerangan : Ketua : Iljas
Pers : Ketua : Soedarsono
Presidium D.P.P.P.I : 1.Tatang Mahmoed,
2. Soekardi
Dengan banyaknya kegiatan pemuda pelajar dalam mengupayakan pertahanan
bangsa, tidak terasa IPI telah berusia satu tahun, dan untuk memperingati ulang tahun
IPI yang pertama, Ketua PB IPI mengucapkan pidatonya didepan corong RRI Pusat,
Yogyakarta.12 Pidato ditujukan kepada seluruh pelajar Indonesia yang berada
diwilayah manapun dan isi pidatonya adalah :
Orang-orang terkemuka serta pemimpin-pemimpin negara kita dewasa ini,
kebanyakan memulai perjuangan sejak duduk dalam bangku sekolah, tetapi persatuan
yang buat di antara segala golongan dan lapisan pelajar memang baru sekarang kita
dapati. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 kita sudah menjadi bangsa yang merdeka,
diakui atau tidak oleh dunia internasional! Kita tidak lagi menuntut atau meminta,
12 Pramoedya Ananta Toer., Kronik Revolusi Indonesia, (Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia,2001), hlm. 8.
31
melainkan mempertahankan kemerdekaan kita terhadap nafsu penjajah yang bukan
saja memakai tipu muslihat yang licin-licin, tetapi juga mempergunakan kekuatan
senjata yang semodern-modernnya untuk memperbudak kembali. Dengan hal yang
demikian itu, maka dengan sendirinya mau atau tidak mau kita harus membulatkan
segala tenaga lahir dan batin yang ada pada bangsa kita, jika benar-benar tidak ingin
kita kembali menjadi hak milik bangsa lain. Sesungguhnyalah kita hidup dalam suatu
masa yang belum pernah dijalani oleh pelajar-pelajar yang sebaya dengan kita pada
zaman yang telah silam!. Pada waktu yang biasa kewajiban kita golongan pelajar
sudah bercabang dua, yaitu:
1. Menuntut Ilmu Pengetahuan di sekolah;
2. Menjaga diri terhadap bermacam-macam nafsu muda yang kerap kali benar
mengajak arah kepada kerusakan jasad dan rohani.
Sekarang kewajiban kita bertambah satu, ialah turut mempertahankan dan
menegakkan Negara kita dengan perbuatan-perbuatan yang nyata. Memang berat
sungguh kewajiban kita!. Kongres pelajar sekolah lanjutan yang pertama menjelma
menjadi Ikatan Pelajar Indonesia, kumpulan kita yang sekarang ini yang berharap :
1. Memberi saluran yang tentu kepada tenaga dinamis yang mengalir di dalam
jiwa serta tubuh pemuda pelajar, supaya tidak menempuh jalan yang sesat.
2. Mempersatukan pelajar di dalam satu ikatan yang tentu azas serta tujuannya
agar supaya tidak mudah terombang-ambing kian kemari oleh gelora zaman.
3. Mengatur tenaga pelajar secara rasional dan efektif.
32
Dari pidato Tatang Mahmud terlihat bagaimana pendirian pelajar Indonesia
pada saat itu dalam kondisi revolusi sedang bergejolak dengan hebatnya, musuh
dengan segala peralatan perangnya yang serba modern untuk menjajah Indonesia
namun para pelajar sudah siap-siap pula untuk membangun Negara.
Tetapi usaha untuk tetap bersatu dibawah naungan IPI tidaklah muda dan
akhirnya ada juga sebagian dari teman-teman pelajar yang memisahkan diri karena
merasa tidak dapat menyalurkan aspirasi melalui IPI dan akhirnya memisahkan diri
mendirikan organisasi pelajar baru yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII) pada tanggal 4
Mei 1947.13 Sebelumnya pada April 1946 mahasiswa seluruh Jawa mengadakan
pertemuan dan mendirikan perhimpunan baru untuk para mahasiswa dengan nama
Sarekat Mahasiswa Indonesia (Societas Studisorum Indonesiensis). Dasar organisasi
adalah Kewarganegaraan Indonesia dan memiliki tujuan menuju kesempurnaan
susunan masyarakat Indonesia dan kesempurnaan sebagai anggota masyarakat dunia.
Konferensi pertamanya diadakan di Solo pada 2-3 April 1946 dan menghasilkan
beberapa keputusan antara lain mendesak kepada pemerintah supaya mengambil
tindakan yang tepat dan tegas terhadap adanya Universitas NICA di Jakarta dan
mendesak kepada pemerintah untuk mendirikan Staatsuniversiteit (Universitas
Negara) dengan disertai bantuan pemerintah serta usaha mahasiswa Indonesia untuk
memperlengkap perpustakaan pada tiap-tiap fakultas. SMI Komisariat Yogyakarta
13 Slamet Muljana., Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai
Kemerdekaan, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2008), hlm. 295.
33
mengeluarkan surat terbuka dan ditujukan kepada para anggota IPI yang di
tandatangani oleh Ketuanya Soegiman Iman Suhardjo dan surat tersebut berisikan :
“Dengan lahirnya Sarekat Mahasiswa” ini, niscaya kekuatan dan tenaga kami
akan lebih bermanfaat bagi masyarakat dari pada masa yang lampau. Dengan
berdirinya perhimpunan ini, para mahasiswa yang pada hakekatnya pelajar juga,
sekali-kali tidak menjauhkan diri atau mengasingkan diri dari Ikatan Pelajar
Indonesia (IPI) dan “Sarekat Mahasiswa Indonesia”, dapat saya umpamakan sebagai
lingkaran-lingkaran yang sepusat. Asas dan tujuan kedua perhimpunan memang
berbeda tetapi tidak bertentangan, memiliki tujuan bersama-sama berbakti kepada
tanah air.
C. Berfusinya Ikatan Pelajar Indonesia Dengan Serikat Mahasiswa
Indonesia Menjadi Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia
Lahirnya Sarekat Mahasiswa Indonesia membawa perkembangan yang pesat
bagi kehidupan mahasiswa Indonesia, hal ini membuat munculnya gagasan untuk
menggabungkan SMI dengan IPI ini dikarenakan IPI berhasil menghimpun sejumlah
tenaga pemuda pelajar sekolah lanjutan, sedangkan SMI beranggotakan mahasiswa
yang dianggap lebih senior dan lebih berwawasan daripada para siswa sekolah
lanjutan. Gagasan ini muncul setelah berlangsungnya Kongres ke III di Malang pada
Juni 1947, kongres ke III sendiri menghasilkan pembentukan Komisariat Ikatan
Pelajar Indonesia dengan nama Komisariat Susun Kasuma yaitu perwakilan dari
34
Sumatera, Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pengurus IPI Komisariat
Susun Kasuma terdiri dari :
1. Moh. Riza sebagai Ketua mewakili Sulawesi
2. Bakhtiar Yahya sebagai Wakil Ketua mewakili Sumatra
3. Frans Seda sebagai Sekretaris mewakili Sunda Kecil
4. Nanlohy sebagai Sekretaris II mewakili Kalimantan
Gambar 3.
Ketua PB IPI berpidato di Kongres IPI di Malang pada Juni 1947 dan di hadiri oleh
Presiden RI, Ir. Soekarno
Sumber: Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
Pengurus Besar Komisariat IPI Susun Kasuma ini berhasil membantu
Pengurus Besar Ikatan Pelajar Indonesia untuk mengkoordinasikan organisasi pelajar
seberang baik yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan perjuangan maupun yang
sedang belajar tetapi terlantar akibat putus hubungan dengan orang tua di seberang.
Selain itu, Susun Kasuma membantu mempercepat terciptanya satu gabungan antara
35
Ikatan Pelajar Indonesia dengan Serikat Mahasiswa Indonesia dan menyelenggarakan
Kongres fusi pada tanggal 2 Februari 1948 di Yogyakarta dengan kesepakatan bahwa
IPI dan SMI melebur atau berfusi menjadi Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia yang
berazaskan kemasyarakatan dan Saudara Tatang Machmud terpilih menjadi ketua.14
Penyatuan ini dimaksudkan untuk menghimpun pengalaman dan kekuatan para
pelajar dan mahasiswa dalam sebuah wadah perjuangan yang ikut aktif serta dalam
perang menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh sebab itu segala sikap,
tindakan dan usaha-usaha yang diadakan oleh IPPI haruslah dijiwai oleh semangat
perjuangan dan pembangunan, dengan kebaktian, tulus ikhlas, dengan penuh
keberanian yang telah dipedomankan oleh pahlawan-pahlawan pelajar yang telah
tewas terlebih dahulu.
Wujud perjuangan IPPI haruslah terus-menerus disesuaikan dengan tuntutan
dan kemajuan zaman sebagai layaknya sebuah organisasi pelopor perjuangan dari
pemuda pelajar. IPPI menghancurkan sikap dan jiwa yang apatis dari pemuda pelajar
dan IPPI haruslah terus-menerus mempelopori usaha-usaha kemajuan dan
memberantas kebodohan dalam segala bentuknya sesuai dengan azas, maksud dan
tujuan IPPI. Selain itu, IPPI tidak boleh melupakan tugas dan kedudukannya sebagai
organisasi pemuda pelajar yang harus bergerak dalam dua lapangan, yaitu:
14 Surat Seruan Umum 1960. Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia, Arsip
Tugas PB IPPI, No. 331.
36
1. Kebutuhan dan kepentingan pelajar yang langsung, soal-soal pendidikan,
pengajaran, kebudayaan, olahraga, kesehatan, kesejahterahan dan lain-
lain.
2. Soal-soal kemasyarakatan, kebutuhan dan kepentingan rakyat, bangsa dan
Negara seperti kekurangan tenaga-tenaga pengajar, kekurangan sekolah-