HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 HALAMAN JUDUL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : NURHIDAYATI NIM: 1112104000022 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
112
Embed
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33020/1/NURHIDAYATI... · hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
HALAMAN JUDUL Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
NURHIDAYATI
NIM: 1112104000022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2016
Nurhidayati
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing Program Studi Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: Disusun Oleh:
Nurhidayati Nurhidayati
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS NIP. 19770401 200912 2003
Pembimbing II
Jamaludin, S.Kp.,M.Kep NIP. 19680522 200801 1007
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
Nurhidayati NIM: 1112104000022
iv
Pembimbing I
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS NIP. 19770401 200912 2 003
Ita Yuanita, S.Kp.,M.Kep NIP. 19700122 200801 2 005
Penguji III
Jamaludin, S.Kp.,M.Kep
NIP. 19680522 200801 1007
Penguji IV
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS
NIP. 19770401 200912 2003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016
Disusun oleh:
Nurhidayati
NIM: 1112104000022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
Dekan Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR. H. Arif Sumantri, S.KM.,M.Kes NIP. 19650808 198803 1 002
SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, June 2016
Nurhidayati, NIM : 1112104000022
Correlation between Mother’s Knowledge of Basic Immunization towards Completeness of Basic Immunization in District Work of Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
ABSTRACT Background: Immunization is an effective primary prevention effort to prevent the outbreak of infectious diseases that can be prevented by immunization. Immunization coverage of children in the member countries of WHO (World Health Organization) had reached 90%, estimated 85% of infants worldwide had been immunized and there were 19.3% million infants and children had not been fully vaccinated and remain at risk of disease. Knowledge affected a person to do health behaviors. Mother has an important role in caring for children especially in child immunization completeness. However, the main challenge in the implementation of immunization completeness was the level of knowledge of mothers on immunization completeness. This was because the fundamental domain knowledge in practice changes. Purpose: The purpose of this study was to determine the correlation between mother’s knowledge of basic immunization towards completeness of basic immunization in district work of Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Method: This study was a descriptive cross sectional design correlation with α = 0.05. Data was collected in 73 respondents in Puskesmas Pisangan in March 2016 using questionnaires and analyzed using chi square. Results: The analysis showed that there was a correlation between the completeness of the knowledge of basic immunization (p = 0.042) with sufficient knowledge of mothers around 52.1% and completeness of immunization around 74%. Suggestions: The result of this study are expected to be consideration for the health institution in order to conduct training to improve knowledge and awareness as well as the responsibility of staff and cadres in dealing with the problem of knowledge.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juni 2013 Nurhidayati, NIM: 1112104000022 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan xvii + 67 halaman + 10 tabel +2 skema + 6 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang: Imunisasi adalah upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi anak di negara-negara anggota WHO (World Health Organization) telah mencapai 90%, diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia telah mendapat imunisasi dan masih terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak belum sepenuhnya mendapatkan vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit. Pengetahuan mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku kesehatan. Ibu memiliki peran penting dalam merawat anak terutama dalam kelengkapan imunisasi anak. Namun, tantangan utama dalam pelaksanaan kelengkapan imunisasi adalah tingkat pengetahuan ibu terhadap kelengkapan imunisasi. Hal ini karena pengetahuan domain mendasar dalam perubahan praktik. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi desain cross sectional dengan α = 0,05. Pengambilan data dilakukan pada 73 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan pada bulan Maret 2016 dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan chi square. Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imnisasi dasar (p = 0,042) dengan pengetahuan ibu yang cukup sebesar 52,1% dan kelengkapan imunisasi sebesar 74%. Saran: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat melakukan pembinaan guna meningkatkan pengetahuan serta kesadaran dan tanggung jawab staf dan juga kader dalam menangani masalah pengetahuan. Keywords: Pengetahuan, Imunisasi Dasar Lengkap, Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Referensi: 49 (tahun 2000-2015)
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurhidayati
Tempat, tanggal lahir : Bandar Lampung, 23 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Sultan Agung Gg.Raden Saleh No.34A, RT 15/RW-
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dam Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
Riwayat Pendidikan
1. TK Al- Azhar 2 Way Halim 1999-2000
2. SD Negeri 1 Labuhan Ratu 2000-2006
3. SMP Negeri 29 Bandar Lampung 2006-2009
4. SMA Negeri 9 Bandar Lampung 2009-2012
5. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-sekarang
Pengalaman Organisasi
1. Anggota PMR SMP Negeri 29 Bandar Lampung 2006-2007
2. Anggota Karya Ilmiah Remaja SMAN 9 Bandar Lampung 2009-2011
3. Anggota Rohis SMAN 9 Bandar Lampung 2009-2012
4. Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi 2014-1015
Ilmu Keperawatan (HMPSIK)
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca.Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr.Arif Sumantri, M.Kes , selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Ketua Program Stidi Ilmu Keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, MNS dan Bapak Jamaludin, S.Kp, M.Kep, selaku dosen pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep, Sp.Kep.An, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Kepala UPT Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Bapak drg. Mulyadi, yang
ix
telah memberikan izin dan membimbing untuk melakukan penelitian di wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
6. Orang tuaku, Bapak Drs. Juhadi dan Ibu Zarmawati,S.Pd yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang, mendoakan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Ayukku, Syelvi Susanti, AMD.Keb dan semua keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
7. Teman-teman PSIK 2012, teman-teman (Veby, Vina, Septi, Ria, Fatimah, Indah, Clara, Lulu, Anis, Tantri, Ukhty, Aninda yang berjuang bersama, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, selama menyelesaikan skripsi ini, serta kakak tingkat (Kak Ratna, Kak Adel, Kak Rosi, Kak Hany, Kak Nina, Kak Ifan), yang telah memberikan motivasi dan masukan, serta semua pihak yang telah mendoakan selama proses pembuatan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Ciputat, Januari 2016
Nurhidayati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan ............................................................................................................. 8
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Beberapa teori yang mengungkap determinan perilaku dari analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan perilaku kesehatan, antara lain:
a. Teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1) Faktor Predisposisi (Presdiposing Factors)
Faktor-faktor ini yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya .
2) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor
pemungkin adalah sarana dan prasarana atas fasilitas untuk terjadinya
perilaku kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit,
kelengkapan alatimunisasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
3) Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)
Faktor ini meliputi faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun seseorang tahu dan
mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. sikap dan
perilaku para petugas termasukpetugas kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan keterjangkauan
25
sumberdaya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang ada dan mudah
dijangkau merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap
perilaku sehatdalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Secara sistematis, perilaku menurut Green ini dapat digambarkan
sebagai berikat:
B = Behavior
F = Fungsi
Pf = Predisposisi factor
Ef = Enabling factors
Rf:= Reinforcing
B = F (Pf , EG er, Rf)
C. Penelitian Terkait
1. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Alberthina,dkk pada tahun 2008
dengan judul Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor
yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan
Sekitarnya pada Bulan Maret 2008. Penelitian ini menggunakan potong
lintang. Sample dalam penelitian ini adalah orangtua dari anak usia 1-5 tahun
yang berkunjung ke poliklinik anak RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, RS.
Fatmawati, RS. Tarakan, dan RS. Mary Cileungsi Hijau Bogor. Sample
dihitung berdasarkan rumus survey variabel tunggal. Teknik pengambilan
sample dengan cara consecutive sampling. Didapatkan kelengkapan
imunisasi dasar 61%. Ketidaklengkapan imunisasi umumnya disebabkan
orangtua tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan anak sakit (28,43%).
26
Terdapat hubungan antara pengetahuan orangtua dengan kelengkapan
imunisasi. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan orangtua, pendapatan
keluarga, serta sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi.
2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Endah Prasetya Ningrum dan Sulastri
yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Dasar pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. penelitian ini
menggunakan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian metode observasi
analitik dengan transversal potong pendekatan studi atau Cross Sectional.
Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 1 tahun
dan bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Banyudono dari Kabupaten
Boyolali 2005 dihitung 491 bayi. Teknik sampel yang diambil adalah Teknik
pengambilan sampel dengan cluster random. Teknik analisis yang digunakan
dengan double linear regresi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan
imunisasi dasar dengan nilai 0,002. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh secara bermakna dengan
pengetahuan ibu mengenai imunisasi bayi, sehingga semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu, semakin baik pengetahuannya tentang imunisasi. Tingkat
pendidikan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi
dasar.
27
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Usia 4. Penghasilan 5. Sosial Budaya 6. Fasilitas 7. Pengalaman
Predisposing Factors :
- Sikap
- Keyakinan /nilai-nilai
Enabling Factors:
- Fasilitas Kesehatan
Reinforcing Factors:
- Petugas Kesehatan
- Pengetahuan
Perilaku Sehat
Kelengkapan Imunisasi Dasar
- Hepatits B
- BCG
- DPT
- Polio
- Campak
Sumber: Notoatmodjo, 2007 , Teori Lawrence Green, 2000, Ranuh,2008
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini, variabel bebas (independen) yang ingin diketahui
yakni pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, sedangkan variabel terikat
(dependen) yang akan diteliti yaitu kelengkapan imunisasi dasar.
Variabel pengetahuan merupakan variabel yang sangat mempengaruhi
kelengkapan imunisasi yang dilakukan oleh ibu. Pengetahuan merupakan domain
dari perilaku (Notoadmodjo, 2007). Hal ini perlu diketahui dan diteliti dengan
baik sehingga ibu dapat melakukan imunisasi dasar secara lengkap. Faktor
fasilitas kesehatan dan faktor petugas kesehatan merupakan faktor yang dapat
disamakan karena responden berada di wilayah kerja Puskesmas yang sama yaitu
Puskesmas Pisangan. Adapun faktor-faktor yang sulit dikendalikan dalam
kelengkapan imunisasi dasar yaitu sikap dan keyakinan atau nilai- nilai. Di bawah
ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di Wilayah
Kerja Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan.
Bagian 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar: Pengertian imunisasi Manfaat imunisasi Jenis-Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Cara pemberian Efek samping
Kelengkapan imunisaasi dasar - Hepatitis B - BCG - Polio - DTP - Campak
28
29
B. Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Usia Ibu Umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan
Ceklist Kuisioner a. Masa akhir remaja (17-25 tahun) b. Masa dewasa awal (26-35 tahun) c. Masa dewasa akhir (36-45 tahun)
(Depkes RI,2009)
Nominal
2. Jumlah Anak Banyaknya hitungan anak yang dimiliki
Kuisioner Kuisioner a. 0 = > 2 anak b. 1 = ≤ 2 anak
Nominal
3. Pendidikan Tahap dalam pendidikan yang dicantumkan di dalam kurikulum (KBBI)
Kuisioner Kuisioner a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Tamat SMA d. Tamat Perguruan Tinggi
Ordinal
4. Pekerjaan Kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan (Wawan dan Dewi, 2010)
Kuisioner Kuisioner a. PNS (Pegawai Negeri Sipil) b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Ibu Rumah Tangga (IRT)
Ordinal
30
5. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah kemampuan ibu dalam memahami imunisasi dasar meliputi pengertian imunisasi, manfaat imunisasi, jenis-jenis imunisasi, waktu pemberian, cara pemberian, efek samping
Kuisioner Kuisioner ini terdiri dari 20 item pernyataan Pemberian skor menggunakan skala Guttman : Jawaban benar=1 Jawaban salah=0 (Siregar , 2013)
a. Baik= jika presentase jawaban benar 76%- 100% b. Cukup = jika prosentase jawaban benar 51%-75%
c. Kurang = Jika presentase jawaban benar ≤ 50% (Nursalam,2008)
Ordinal
6. Kelengkapan imunisasi dasar
Kelengkapan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi BCG 1x, Hepatits B 3x, DPT 3X, Polio 4x, campak 1x sebelum bayi berusia 1 tahun.
(Ranuh dkk, 2008)
Kuesioner, wawancara (observasi)
Kuesioner dan buku KIA (Kartu Ibu dan Anak)
a. Lengkap : jika imunisasi bayi telah lengkap saat usia 10 bulan (imunisasi campak terakhir)
b. Tidak lengkap : jika salah satu imunisasi tidak diberikan setelah usia 10 bulan.
Ordinal
31
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang
muncul adalah:
H1 : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada
atau tidak adanya hubungan. Penelitian cross-sectional adalah jenis penelitian
yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang
sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai
hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab/variabel dependen
(Nursalam, 2008).
Rancangan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode
tertentu dan pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada
pengulangan dalam pengambilan data, dimana responden hanya mendapat satu
kali kesempatan untuk menjadi responden.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- April 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan, tepatnya di kelurahan pisangan. Alasan
peneliti memilih wilayah kerja Puskesmas Pisangan tersebut sebagai lokasi
32
33
penelitian, karena letaknya terjangkau, kemudahan dalam hal birokrasi, dan belum
pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu balita tentang
imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan. Populasi dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling
dan menjadi sasaran akhir penelitian. Sedangkan populasi terjangkau adalah
populasi yang memenuhi criteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau
oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu yang mempunyai anak atau bayi usia ≥ 10 bulan- 15 bulan.
2. Sampel
Sample atau contoh adalah subunit populsi survey atau populasi
survey itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi
target.Sample adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atau dasar
kemampuan mewakilinya. (Danim, 2003) sample terdiri dari bagian populasi
terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui
sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
yang dapat mewakili populasi yang ada. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
34
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan
ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian yaitu
rumus sampel uji beda dua proporsi.
Keterangan :
N = jumlah sampel
Z 1-α/2 = 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI/ Condidence Interval dengan α
sebesar 5%)
Z 1-β = 1,64 ( kekuatan uji pada 1-β=95%)
P1 = 0,5 (Proporsi pengetahuan ibu yang tinggi, (Yusnindar, 2012))
P2 = 0,111 (proporsi kelengkapan imunisasi anak yang tinggi
(Yusnindar, 2012))
P = (P1+P2)/2 = (0,5+0,111)/2 = 0,3055
1-P = 1-0,3055 = 0,6945
Maka besar sampel yang dihasilkan adalah:
=
35
Karena menggunakan rumus uji beda dua proporsi, maka hasil
dikali dua: 33 x 2 = 66 orang . Untuk menghindari terjadinya sampel yang
drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah
sampel minimal: 10% x 66 = 6,6, dibulatkan menjadi 7 orang. Jadi, total
sampel dalam penelitian ini adalah: 66+7= 73 responden.
Pada penelitian ini, semua anggota populasi yang masuk ke dalam
kriteria inklusi diberi kode berupa angka (kecuali yang sudah menjadi
responden uji validitas dan reliabilitas), kemudian peneliti melakukan
pengundian terhadap calon responden yang akan diteliti. Adapun angka yang
muncul sebagai responden adalah. Selanjutnya, peneliti melanjutkan dengan
informed consent dan pengambilan data dengan kuisioner. Waktu pengisian
kuisioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-masing responden,
sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 1 bulan, disesuaikan
dengan kondisi puskesmas dan posyandu.
Jadi, jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan
penelitian ini yaitu 73 responden ibu yang memiliki anak ≥ 10 bulan- 15
bulan. Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sampel. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini yaitu:
1) Ibu yang mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Ibu yang memiliki anak umur ≥ 10 bulan- 15 bulan.
3) Ibu yang memiliki KIA.
36
4) Ibu yang berkebangsaan Indonesia
5) Menerima fasilitas pelayanan kesehatan yang sama
6) Ibu yang memiliki pengalaman mengimunisasikan anaknya
b. Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah ibu yang
mengalami gangguan jiwa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan kuisioner tentang data demografi dan kuisioner pengetahuan
menggunakan pernyataan positif dengan jawaban Benar dan pernyataan negatif
dengan jawaban Salah yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan literatur yang
ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing.
Tabel 4.1 Pertanyaan Kuisioner
No. Pertanyaan Bagian 1 Karakteristik responden/data demografi,
meliputi 1. Nama ibu/inisial ibu, 2. Umur ibu 3. Jumlah anak, 4. Pendidikan, 5. Pekerjaan,
Bagian 2 Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 Nomor 6,7,8,9,10,11 Nomor 12,13,14,15,16,17 Nomor 18,19,20,21,22,23 Nomor 24,25,26,27,28,29 Nomor 30,31,32,33,34,35
Pertanyaan pengetahuan Pengertian imunisasi dasar Jenis imunisasi dasar lengkap Waktu pemberian imunisasi dasar Waktu pemberian imunisasi dasar Manfaat imunisasi dasar Imunisasi Hepatitis B Imunisasi BCG Imunisasi DTP Imunisasi polio Imunisasi campak
Bagian 3 Tabel Kelengkapan Imunisasi
37
Skala pengukuran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap bayi usia
0-12 bulan menggunakan Skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten
dengan memberikan jawaban yang tegas. Skala Guttman dapat dibuat dalam
bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Pada pertanyaan kuisioner
disini dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Skor penilaiannya jika jawaban
pertanyaan benar maka nilainya 1, sedangkan jika jawaban salah maka nilainya
0. Bagian ketiga adalah bukti kelengkapan imunisasi yaitu dengan menggunakan
Kartu Ibu dan Anak (KIA) yang dimiliki bayi.
Penilaian bagi pengetahuan dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan
100% dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban
diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut:
a. Baik, jika nilai responden 76-100% dari jawaban yang benar
b. Cukup, jika nilai responden 51-75% dari jawaban yang benar
c. Kurang, jikia nilai responden ≤ 50% dari jawaban yang benar
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item
pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur
tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing
skor item pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut.
38
Uji validitas menggunakan korelasi dari Product Moment Pearson. Suatu
instrument dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran memiliki
nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
X = skor tiap item pertanyaan
Y = skor total
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan r hitung. Apabila r > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid,
sedangkan apabila r < r tabel, maka pertanyaan tidak valid. Uji validitas ini
juga bisa dilakukan dengan pengujian validitas konstruksi dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor item instrumen dalam suatu faktor,
dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan
konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2010).
Pada penelitian ini, uji coba instrument dilakukan pada tanggal 17-
20 Februari 2016. Uji coba dilakukan terhadap 30 orang ibu yang berada di
wilayah kerja puskesmas pisangan. Lokasi tesebut sama dengan lokasi
penelitian, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji coba instrument
tidak termasuk responden dalam penelitian. Saat pertama kali diuji, hasil
39
korelasi tiap-tiap item pertanyaan pada dimensi pengetahuan berkisar antara
0,109 sampai 0,778. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel pada
signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n = 30, yaitu sebesar 0,361. Dari uji ini,
item 15, 17, dan 24 dinyatakan tidak valid karena nilai korelasi kurang dari
0,361 sehingga item-item ini tidak bisa digunakan. Jadi, kesimpulannya item
15,17, dan 24 pada dimensi pengetahuan dikeluarkan oleh kuisioner karena
dianggap tidak valid sehingga total keseluruhan item pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini ada 32 pada dimensi pengetahuan.
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Reliabilitas merupakan indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran
reliabilitas menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha
Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha
Cronbach > 0,60 (Hidayat, 2008).
Pada penelitian ini, reliabilitas pada dimensi pengetahuan saat
pertama kali diuji menghasilkan nilai α = 0,911 (jika sama score 0,734).
Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas yang kedua pada dimensi pengetahuan
tanpa menggunakan item 15, 17, dan 24 menghasilkan nilai α = 0,918 (jika
pakai score 0,726). Karena nilai Alpha Cronbach > 0,60, maka instrumen ini
dianggap reliabel, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan.
40
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan kepala Kepala UPT Puskesmas
Pisangan.
3. Setelah surat permohonan izin penelitian disetujui oleh Kepala UPT Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan, peneliti mengajukan permohonan izin
penelitian ke Posyandu atau lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan.
4. Setelah izin penelitian disetujui oleh Ibu kader atau Kepala Lingkungan,
peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument pada
30 ibu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi
pertanyaan yang cocok untuk dijadikan kuisioner.
6. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, peneliti menentukan calon
responden sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebanyak 73 responden.
7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai kriteria yang telah ditentukan,
peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon
responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar
persetujuan kemudian menandatanginya.
41
8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya
diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner dan responden
dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang
jelas.
9. Waktu pengisian kuisioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-masing
responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 3 minggu
disesuaikan dengana jadwal posyandu.
10. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuisioner,
setelah selesai lembar kuisioner dikembalikan kepada peneliti.
11. Kuisioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.
G. Etika Penelitian
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat, 2008). Dalam
melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yabng meliputi:
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelasakan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksdud dan
tujuan penelitian.
42
2. Tanpa nama (anonymity)
Untuk menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentially)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian.
Oleh kareana itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Proses pengolah data
terisiri dari:
1. Editing
Editing adalah memerikasa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar
pertanyaan, kartu, atau buku register. Yang dilakukan pada kegiatan ini adalah
melakukan pemeriksaan data atau pengecekan kuisioner apakah sudah lengkap
atau belum
2. Coding
Coding adalah pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menerjemahkan
data ke dalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Pemberian kode
(sandi pada variabel dan data yang telah terkumpul melalui lembar instrument.
Setelah data lengkap, peneliti memberikan kode pada jawaban, untuk jawaban
pengetahuan jika benar diberikan kode 1 jika salah diberikan kode 0,
sedangkan untuk kelengkapan imunisasi kode 1 diberikan pada responden yang
43
imunisasi dasarnya lengkap, kode 0 untuk yang belum melengkapi
kelengkapan imunisasi dasar anaknya.
3. Entry
Entry adalah proses pengisian kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau
kartu sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. Salah satu paket
program yang paling sering digunakan untuk “entri data’ penelitian adalah
paket program SPSS for Windows. Peneliti memasukkan data yang telah
dikoding ke dalam software SPSS.
4. Cleaning data
Cleaning yaitu proses pengecekkan kembali data – data yang telah dimasukkan
untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang
dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki
sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan
(Hidayat,2008). Cleaning merupakan proses terakhir dalam pengolahan data.
Pada proses ini peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah entry
apakah terdapat kesalahan atau tidak.
I. Teknik Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari
variabel dependen (kelengkapan imunisasi dasar) dan variabel independen
(tingkat pengetahuan ibu ) yang disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi
tekstular. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel
penelitian yang meliputi: 1) Karakteristik perawat yang terdiri dari usia ibu,
44
jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jarak pelayanan kesehatan; 2)
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar; 3) Kelengkapan imunisasi dasar.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005).
Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan
dependen, yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada anak ≥ 10 bulan – 15 bulan di wilayah
kerja kerja Puskesmas Pisangan.
Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut
digunakan uji chi square. Hasil perhitungan di atas kemudian disignifikan
dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai p ≤ α (0,05) maka disimpulkan ada
hubungan antara pengetahuan terhadap kelengkapan imunisasi dasar anak >
10 bulan. Jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara pengetahuan
terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada anak ≥ 10 bulan- 15 bulan
(Hastono, 2008)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
1. Latar Belakang Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
terdepan dalam sistem pelayanan, harus melakukan upaya kesehatan wajib
(basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan
pemerintahan daerah setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan
upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
(Profil kesehatan Indonesia, 2009).
Pada saat ini di Kota Tangerang Selatan pada 2013 telah didirikan
25 Puskesmas dengan rincian jumlah Puskesmas Perawatan 21 Unit dan
Puskesmas Non Perawatan 4 Unit. Untuk menjangkau seluruh wilayah Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2013 Ibu Walikota Hj. Airin Rachmi Diany,
SH. MH mencanangkan untuk menambahkan 2 Puskesmas baru yang
bertujuan agar seluruh warga Tangerang Selatan terlayani dalam kesehatan.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
pembangunan kesehatan secara lebih berhasil dan berdaya guna dengan
pemban gunan pada seluruh program kesehatan yang dilaksanakan secara
45
46
intensif, berkesinambungan dan keterpaduan baik lintas program maupun
lintas sektoral, serta harus ditunjang oleh informasi kesehatan yang makin
mantap, oleh karena itu Walikota Tangerang Selatan membuat berbagai
kebijakan salah satunya dengan cara menggratiskan retribusi ke seluruh
puskesmas di wilayah kota Tangerang Selatan sejak tanggal 01 September
2012 dengan hanya menunjukan KTP Tangerang Selatan dan kebijakan
tersebut didukung penuh oleh kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan,
H. Dadang, M. Epid.
Pada saat ini kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke
hari semakin meningkat. Masyarakat semakin peduli dengan situasi
kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah terutama terhadap masalah-masalah kesehatan, sebab kesehatan
menyangkut hajat hidup masyarakat luas dan semua orang butuh untuk
sehat. Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan
nilai positif bagi pembangunan kesehatan ini sendiri. Untuk itu pihak
pengelola program harus bisa menyediakan dan memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara baik,
sederhana, dan informatif dan tepat waktu.
2. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan
Ciputat Timur, yang terletak di sebelah Tenggara Tangerang, dengan luas
wilayah: 1.685 Ha, dengan sebagian besar tanah darat dan sisanya rawa.
Adapun letak Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas sebagai
berikut sebelah barat terdapat wilayah kerja PKM Ciputat (kecamatan
47
Ciputat), sebelah timur terdapat DKI Jakarta, sebelah utara terdapat wilayah
kerja Puskesmas Jurangmangu Timur (Kec. Pondok Aren), sebelah selatan
terdapat wilayah kerja PKM Pamulang (kel. Pd Cabe Ilir). Puskesmas
Pisangan Tangerang Selatan terdiri dari Kelurahan Pisangan dan Kelurahan
Cireundeu.
3. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan
a. Visi
Dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat pisangan seetia,
amanah, siaga, mandiri, hidup sehat, melalui akselerasi, upaya kesehatan
guna mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2016.
b. Misi
1) Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
3) Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral dan swasta
untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.
c. Motto
Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan memiliki singkatan SETIA yang
berarti S adalah senyum, sapa, salam, sopan, dan santun yang menjadi
budaya, E merupakan empati kepada masyarakat. Selanjutnya, T adalah
tanggap terhadap setiap permasalahan. I adalah inovatif dalam berkarya.
A adalah aman dan nyaman dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
48
B. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel
karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan proporsi. Analisis univariat pada penelitian ini
dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: karakteristik ibu yang
terdiri dari usia ibu, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, jarak
pelayanan kesehatan; pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar; dan
kelengkapan imunisasi dasar pada anak.
1. Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan
Pada penelitian ini, karakteristik ibu yang dianalisis adalah sebagai
berikut:
a. Usia Ibu
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia ibu digambarkan
pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016 (n=73)
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa umur responden
terbanyak pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 47 responden
Usia Ibu Frekuensi Persentase Remaja Akhir (17-25 tahun) 9 12,3% Dewasa Awal (26-35 tahun) 47 64,4% Dewasa Akhir (36-45 tahun) 17 23,3%
Total 73 100,0%
49
(64,4%) dan yang terkecil yaitu pada ibu usia remaja akhir
sebanyak 9 responden (12,3%).
b. Jumlah Anak
Tebel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Jumlah anak Frekuensi Persentase ≤ 2 54 73,9% > 2 19 26,1%
TOTAL 73 100,0%
Berdasarkan hasil dari tabel di atas, menunjukan bahwa
responden terbanyak adalah ibu yang memiliki anak ≤ 2 anak
sebanyak 54 responden (73,9%) dan yang terkecil ibu yang
memiliki anak > 2 anak sebanyak 19 responden (26,1%).
c. Pendidikan
Tebel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pendidikan Frekuensi Persentase SD 10 13,7% SMP 8 11,0% SMA 42 57,5% Perguruan Tinggi 13 17,8% Total 73 100,0%
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
pendidikan responden yang terbanyak pada responden lulusan
50
SMA sebanyak 42 responden (57,5%) dan yang terkecil lulusan
SMP sebanyak 8 responden (11,0%).
d. Pekerjaan
Tebel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pekerjaan Frekuensi Persentase PNS 1 1,4% Karyawan Swasta 8 11,0% Wiraswasta 1 1,4% Ibu Rumah Tangga 63 86,3% Total 73 100,0%
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak
63 responden (86,3%) dan yang terkecil dengan pekerjaan
responden PNS dan wiraswasta sebanyak 1 (1,4%).
2. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Pengelompokan responden berdasarkan kategori pengetahuan bisa
dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016 (n=73)
eluruh ibu yang me di responden dalam penelitian ini, 14 di antaranya berpeDari s nja
Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 21 28,8% Cukup 38 52,1% Kurang 14 19,2% Total 73 100,0%
n
51
Dari seluruh ibu yang menjadi responden dalam penelitian
ini, 14 di antaranya berpengetahuan baik (28,8%), 38
berpengetahuan cukup (52,1%), dan 14 dinyatakan berpengetahuan
buruk (19,2%). Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang imunisasi
dasar lengkap, yaitu 52,1%.
3. Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
Kelengkapan imunisasi dasar dikategorikan menjadi 2, yaitu
lengkap dan tidak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden masuk dalam kategori lengkap dalam melakukan
kelengkapan imunisasi dasar, yakni sebesar 52 responden (71,2%),
sedangkan yang masuk dalam kategori tidak lengkap sebesar 21 responden
(28,8%). Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang
Selatan Maret 2016 (n=73)
Kelengkapan Imunisasi Frekuensi Persentase Lengkap 54 74% Tidak Lengkap 19 26% Total 73 100,0%
52
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua
variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di
wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis
dilakukan dengan uji korelasi chi square.
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
Tabel 5.7 Korelasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kelengkapan
Imunusasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
(n=73)
Pengetahuan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Total Pvalue Lengkap Tidak lengkap N % N % N %
Baik Cukup Kurang
15 32 7
71,4 84,2 50
6 6 7
28,6 15,8 50
21 38 14
100,0 100,0 100,0
0,042
Total 54 19 73 100,0%
Dari tabel 5.7 di atsa, hasil uji statistik didapatkan nilai p value
= 0,042. Hal tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel
pengetahuan dengan variabel kelengkapan imunisasi dasar (p < 0,05).
BAB VI
PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang
karakteristik ibu, pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, kelengkapan imunisasi
dasar, serta hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap
kelengkapan imunissasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan. Pada akhir pembahasan ini, peneliti juga menyertakan
keterbatasan dari penelitian ini.
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Ibu di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Kota Tangerang Selatan
a. Usia ibu
Usia merupakan salah satu faktor yang cukup dominan
terhadap pengetahuan. Begitu juga halnya dengan yang dikatakan
Siagian (2002) bahwa semakin meningkatnya usia seseorang maka
kedewasaan teknis dan psikologisnya semakin meningkat. Ia akan
semakin mampu mengambil keputusan, semakin bijaksana, semakin
mampu berpikir secara rasional, mengendalikan emosi, dan toleran
terhadap pendapat orang lain.
Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa usia
responden terbanyak adalah pada usia dewasa awal (26-35 tahun)
yaitu sebanyak 47 responden (64,4%). Usia dewasa merupakan masa
53
54
dimana seseorang dianggap telah matur, baik secara fisiologis,
psikologis, dan kognitif (Perry & Potter, 2005).
Secara kognitif, kebiasaan berpikir rasional meningkat pada
usia dewasa awal dan tengah (Potter & Perry, 2005). Notoadmodjo
(2005) menyatakan bahwa usia akan mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hurlock (2007)
juga menyatakan bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi
pengetahuan, semakin lanjut umur seseorang maka kemungkinan
semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
b. Jumlah anak
Jumlah anak sebagai salah satu aspek demografi yang akan
berpengaruh pada partisipasi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena
seorang ibu mempunyai anak lebih dari satu biasanya ibu semakin
berpengalaman dan sering memperoleh informasi tentang imunisasi,
sehingga anaknya akan diimunisasi (Handayani, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan bahwa
responden terbanyak adalah ibu yang memiliki anak ≤ 2 anak
sebanyak 54 responden (73,9%) dan yang terkecil ibu yang memiliki
anak > 2 anak sebanyak 19 responden (26,1%). Rata- rata ibu yang
memiliki anak lebih dari satu (multipara) sudah memiliki pengalaman
yang lebih dari pada ibu yang baru memiliki anak satu (primipara).
Hal ini dikarenakan pengalaman yang diperoleh dari imunisasi anak
55
ysng sebelumnya sehingga ibu lebih mengetahui pentingnya
kelengkapan imunisasi.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di dalam
masyarakat tempat ia hidup, proses sosial, yakni orang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial, dan kemampuan
individu yang optimal (Munib dkk, 2006).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 42
responden yang berlatar belakang SMA sebanyak 57,2%. Namun,
ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal.
Adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi dari berbagai
sumber melalui media promosi kesehatan baik dari media massa
cetak, media elektronik, dan juga petugas kesehatan. Majunya
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai
sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio,
televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. (Erfandi, 2009)
56
d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Pekerjaan merupakan faktor yang
mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila
dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain.
Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 63
responden yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 86,3%. Suatu pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan
dari ibu. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini yang
menunjukkan justru sebagian ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan ibu yang
bekerja. Hal ini dikarenakan banyak ibu yang di rumah dilakukan
pemantauan oleh petugas kesehatan saat adanya imunisasi.
2. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan hal itu berdasarkan pengalaman dan penelitian
(Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan responden yang baik ditunjukkan
dengan kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan yang
57
berkaitan dengan pengetahuan imunisasi dasar. Pengetahuan ibu dijadikan
dasar untuk berperilaku yaitu dalam memberikan imunisasi kepada
bayinya.
Pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan ataupun
informasi yang didapat seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang
dapat melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah laku dari
seseorang dapat berkembang (Rini, 2009 dalam Adzaniyah 2014). Dari
hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 38 responden (52,1%), ibu yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 (28,8%), dan ibu yang memiliki
pengetahuan kurang baik/buruk sebanyak 14 responden (19,2%).
Ibu yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan masih ada yang yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang baik/buruk mengenai imunisasi karena peneliti menganalisis bahwa
tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 10-15 bulan di
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh kurangnya
sumber informasi di lingkungan masyarakat dan partisipasi dari petugas
kesehatan atau kader posyandu harus lebih banyak melakukan pemantauan
sehingga warga ingin melakukan imunisasi terhadap anaknya. Dari segi
pendidikan terakhir ibu, sebagian yang merupakan lulusan SMA yaitu
lulusan sekolah menengah atas. Pengalaman juga merupakan suatu
kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya
maupun dari lingkungannya. Pengalaman yang nantinya akan melekat
menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif sehingga semakin
58
banyak pengalaman tentunya pengetahuan yang didapat juga semakin
banyak. Dari segi informasi, kemudahan dalam mendapatkan informasi
dari berbagai sumber melalui media promosi kesehatan atau internet juga
dapat meningkatkan pengetahuan.
3. Gambaran kelengkapan imunisasi pada bayi usia 10-15 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat,2009). Tujuan
dari imunisasi ini adalah untuk zat kekebalan tubuh balita terbentuk
sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil
dan diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka mordibitas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat,2008). Di Indonesia, Imunisasi
Dasar Lengkap (IDL) mencapai 86,8%,dan perlu ditingkatkan hingga
mencapai target 93% di tahun 2019. Universal Child Immunization (UCI)
desa yang kini mencapai 82,9% perlu ditingkatkan hingga mencapai 92%
di tahun 2019 (Depkes,2015).
Macam-macam imunisasi itu ada dua macam, diantaranya adalah
imunisasi aktif dan pasif. Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
59
sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio dan campak. Sedangkan
imunisasi pasif adlah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar
antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya pada penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain
adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibody dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak.
Dalam arti kamus besar bahasa Indonesia (2015), kelengkapan
merupakan sesuatu yang sudah lengkap, sedangkan imunisasi dasar adalah
usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin BCG, Hepatitis, Polio, DPT, dan campak ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Hidayat, 2005). Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian imunisasi
BCG 1x, Hepatits B 3x, DPT 3X, Polio 4x, campak 1x sebelum bayi
berusia 1 tahun (Ranuh, 2008).
Perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah, perilaku ibu
yang mengimunisasikan anaknya ke pelayanan kesehatan yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Peneliti hanya mengobservasi
kelengkapan imunisasi dasar anak melalui buku KIA (Kartu Ibu dan Anak)
yang dimiliki responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden mengimunisasikan anaknya secara lengkap, yaitu sebesar 54
responden (74%) untuk imunisasi dasar yang lengkap dan 19 responden
(26%) yang imunisasi anaknya tidak lengkap.
60
Sebagian besar responden dalam penelitian ini melakukan
imunisasi anaknya secara lengkap dengan cukup baik. Hal ini dapat
disebabkan adanya pengetahuan yang cukup tentang imunisasi dasar serta
keaktifan kader dalam mempromosikan kesehatan kepada lingkungannya,
sehingga ada kemampuan untuk mengimunisasi dasar anaknya secara
lengkap. Kelengkapan imunisasi juga dipengaruhi oleh pencatatan di buku
KIA oleh petugas kesehatan untuk menandakan bahwa anak tersebut sudah
melakukan imunisasi secara lengkap (Prayogo, 2009). Kelengkapan
imunisasi dalam pembentukannya merupakan suatu perilaku yang
mempunyai nilai sangat penting karena pengetahuan yang tinggi tidak
akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelaksanaan yang baik.
Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
Tangerang Selatan menunjukan bahwa masih ada 26% responden yang
masuk dalam ketegori tidak lengkap imunisasinya. Sebagian responden
tidak mengimunisasikan anaknya pada imunisasi campak, adapun faktor-
faktor yang menyebabkan ibu tidak melengkapi kelengkapan imunisasi
anaknya, di antaranya: kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar, keyakinan yang dimiliki ibu untuk melaksanakan imunisasi dasar
lengkap pada anak, sosial budaya dari masyarakatnya, dan lingkungan
yang tidak mendukung agar terciptanya lingkungan yang sadar akan
kesehatan.
Selain itu berdasarkan target dari kelengkapan imunisasi dasar di
Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015 sebesar,
HB0-7 hari (90,1%) dengan pencapaian 90%, BCG (95,3%) dengan
61
pencapaian 95%, DPT-HB 1 (96,8%) dengan pencapaian 95%, DPT-HB 2
(95,1%) dengan pencapaian 95%, DPT-HB 3 (93,0%) dengan pencapaian
93%, POLIO 1 (95,3%) dengan pencapaian 95%, POLIO 2 (96,8%)
dengan pencapaian 95%, POLIO 3 (95,1%) dengan pencapaian 93%,
POLIO 4 (93,0%) dengan pencapaian 93%, campak (93,4%) dengan
pencapaian 93%.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar
Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan
Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 10 bulan -15 bulan dapat
dijelaskan bahwa dari 14 ibu yang memiliki pengetahaun kurang
baik/buruk yang tidak memberikan imunisasi dasar secara lengkap
sebanyak 7 orang ibu (50%) dan sebanyak 7 orang ibu (50%) juga yang
mengimunisasikan anaknya secara lengkap. Hasil uji statistik diperoleh (p
value = 0,042) dengan tingkat keperacayaan 95% maka dapat
disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dari Albertina (2009)
dengan judul kelengkapan imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor
yang berhubungan di Poliklinik anak beberapa rumah sakit di Jakarta dan
sekitarnya yang menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua 86% dan
62
kelengkapan 61%, selanjutnya hasil penelitian yang sesuai dengan hasil
peneliti adalah penelitian dari Paridawati (2012) dengan judul faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada
bayi di wilayah kerja puskesmas bajeng kecamatan bajeng kabupaten
gowa yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
cukup dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar (83,6%),
sedangkan yang pengetahuannya kurang (60.0%) yang melakukan
tindakan pemberian imunisasi dasar. Penelitian lain juga dari Hijani
(2014), Afrikayanti (2012), Prasetya (2008) yang menunjukan bahwa ada
hubungan pengetahuan ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Prayogo (2009), Astrianzah
(2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
Kelengkapan imunisasi dasar akan timbul dengan adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang
imunisasi dasar. Menurut Rogers dalam Notoadmodjo (2003), suatu
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada
perilaku yang tidak didasarkan pada pengetahuan. Menurut Bloom, bahwa
terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti
subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau
objek, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek
terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
63
menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)
sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.
Peneliti menganalisis bahwa pengetahuan tidak selalu didapat dari
tingginya tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh
dari media massa, pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain,
dan juga partipsipasi dari petugas kesehatan (pelayanan kesehatan dan
kader posyandu).
Untuk itu peneliti menyarankan Puskesmas Pisangan lebih
meningkatkan lagi upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
imunisasi dengan cara meningkatan penyuluhan-penyuluhan berupa
pendidikan kesehatan tentang pentingnya kelengkapan imunisasi dalam
kegiatan puskesmas dan posyandu yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menggunakan cross-sectional sehingga tidak bisa bisa
memberikan penjelasan hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang
didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukan adanya keterkaitan saja,
dan hanya mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara
bersama pada saat berlangsungnya penelitian.
64
2. Instrument yang digunakan kuisioner dengan bentuk tertutup, yaitu
kuisioner yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga
responden dapat memilih jawaban dengan bebas. Sedangkan kualitas
jawaban kuisioner tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab
setiap pertanyaan dan pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena
responden menjawab sesuia dengan keinginan responden tersebut.
3. Waktu dalam pengisian kuisioner juga tidak efisiensi dikarenakan
responden terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab
pertanyaannya menjadi lebih cepat sehingga kemungkinan terdapat bias
dalam pengisian kuisioner.
4. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kelengkapan
imunisasi bisa jadi bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar, melainkan bisa juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain, contohnya keyakinan dan nilai-nilai.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik ibu di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota
Tangerang Selatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu:
persentase pendidikan antara SD sampai perguruan tinggi masing-masing
sebesar 13,7%, 11,0%, 57,5%, 17,8%, persentase pekerjaan ibu seperti IRT,
karyawan swasta, PNS, dan wiraswasta sebesar 86,3%, 11,0%, 1,4%, dan
1,4% dengan usia ibu berkisar 20-45 tahun yaitu remaja akhir, dewasa awal,
dan dewasa akhir dengan presentase 12,3%, 64,4%, 23,3%. Ibu yang
memiliki jumlah anak < 2 dengan presentase sebesar 73,9% dan > 2 dengan
presentase 26,1%.
2. Sebagian besar responden (28,8%) memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 21 responden, 38 responden memiliki pengetahuan cukup sebesar
52,1%, 14 responden memiliki pengetahuan kurang sebesar 19,2%. Tingkat
pengetahuan responden tersebut dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
perilaku sehat untuk kelengkapan imunisasi itu sendiri. Hal ini terjadi
karena pengetahuan merupakan bekal yang paling esensial dalam
pembentukan perilaku seseorang.
65
66
3. Sebagian besar responden sebesar (74%), melakukan imunisasi anaknya
secara lengkap. Hal ini dapat disebabkan adanya pengetahuan yang cukup
tentang imunisasi dasar di kalangan responden yang diteliti sehingga ada
kemampuan untuk melengkapi imunisasi dasar anaknya. Perilaku ini
mempunyai nilai yang sangat penting, karena pengetahuan yang tinggi tidak
akan berarti jika tidak diimbangi dengan pelakssanaan yang baik.
4. Hasil uji statistik merupakan ada hubungan antara variabel pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dan variabel kelengkapan imunisasi (p = 0,042).
Koefisien yang bernilai positif berarti hubungan antara kedua variabel
merupakan hubungan yang sebanding, di mana pengetahuan yang baik
disertai dengan perilaku yang baik, pengetahuan yang cukup disertai dengan
perilaku cukup yaitu melengkapi. Pada perilaku imunisasi dasar anak akan
timbul dengan adanya kesempatan reaksi terhadap stimulasi era tunggu
penangkatan ibu. Dengan perilaku melengkapi kelengkapan imunisasinya
akan timbul dengan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang imunisasi dasar.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Pengetahuan tentang imunisasi dasar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi. Oleh karena itu, para perawat
diharapkan untuk teteap terus meningkat motivasi, kemampuan, serta
pengetahuan terkait imunisasi dasar lengkap. Selain itu, perawat juga
mampu meningkatkan edukasi tentang imunisasi dasar lengkpa serta
67
pentingnya kelengkapan imunisasi dasar kepada ibu kader posyandu,
pasien, dan keluarga.
2. Bagi Puskesmas
Pihak puskesmas perlu melakukan kegiatan-kegiatan
pembinaan/pelatihan guna meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi
dasar lengkap ke rumah-rumah yang jauh dari Puskesmas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih
lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti peran kader posyandu,
kepercayaan sehingga hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi UF. (2006). Imunisasi: mengapa perlu?. Jakarta: Penerbit buku Kompas Albertina,dkk . (2008). Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan
Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan Maret 2008. Sari Pediatri, Vol 11, No.1 Juni 2009. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-1-1.pdf accessed 1 November 2015 pukul 20:00]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi).Jakarta: PT Rineka Cipta. Astrianzah, Delan. (2011). Hubungan Antara TingkatPengetahuan Ibu
Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita (http://eprints.undip.ac.id/32936/1/Delan.pdf)(Sitasi 19 Mei 2016).
Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: EGC. Bloom, Benjamin Samuel, et al. (2001). A Taxonomy For Learning ,
Teaching, and Assessing: a revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.Pennsylvania State University: Longman
Dahlan, Sopiyudin M. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta Salemba Medika. Dharma, Kusuma K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media.
Danim, Sudarwan. (2003). Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Efendi, Fery dan Makhfudli (2009). Keperawatan kesehatan komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Erfandi. (2009). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Diakses
pada http:www.forbetterhealth.wordpress.com Green, Lawrence. (2000). Health Promotion Planning. London: Mayfield
Publishing Company. Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hartono, Gunardi. (2014). Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM
Http://idai.or.id/wp-content/uploads/2014/04/Jadwal-Imunisasi-2014-lanscape- Final.pdf [Accessed 5 Januari 2016 pukul 14:00 WIB].
Hidayat A. A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: Salemba Medika. Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Http://www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/info datin-imunisasi.pdf.[ Accessed 24 Januari 2016 pukul 15:00 WIB] K ementerian Kesehatan RI Imron, Moch dkk. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta:
Sagung Seto. Irianto, Koes. (2014). Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Penerbit Alfabeta. Isfan, Reza. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006 [Tesis]. Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Isyani, Adzaniyah, dkk (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 Nomor 1, Januari 2014, hlm. 59-70 Jeannette, et al. (2015). Kedokteran Keluarga: Diagnosis dan Terapi Terkini, Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/Menkes/Sk/IV (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), Jakarta: tidak di publikasikan.
Meadow, Sir Roy dan Simon J. (2005). Newell.Lecture Notes Pediatrika.
Edisi ke tujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ningrum, E.P. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.1, 8 Maret 2008 : 7-12. Publikasiilmiah.ums.ac.id;8080/xmlui/handle/…/46…Diakses tanggal: 10 desember 2015, pukul : 20.24. Notoatmodjo, Soekidjo.. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.
.(2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta
Nursalam.. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Proyoga, A. (2009). Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1-5 tahun. Sari Pediatri Vol.11, No.1 Juni 2009. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11 1-3.pdf. diakses pada tanggal 17 Mei 2016, pukul 10:00 WIB Ranuh dkk. (2008). Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Satgas Imunisasi-IDAI .
Riskesdas 2013
Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak.
Potter, Patricia A & Perry, Anne G. (2005)Buku Ajar Fundamental Keperawatan (4th ed). Jakarta: EGC
Prasetya, Endah dkk. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.1, 8 Maret 2008 : 7-12
Prayogo, Ari, dkk. (2009). Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 Tahun. Sari Pediatri Vol 11, No.1 Juni 2009. Depatemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Pppl.depkes.go.id. PMK No. 42 tentang Penyelenggaraan Imunisasi- Ditjen PP & PL [ accessed 2 januari 2016 pukul 08:00]
Wadud, Mursyida A. (2013). Hubungan antara pengetahuan dan pekerjaaan
ibu dengan status imunisasi dasar pada bayi di Desa Muara Medak wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir. Diperoleh tanggal 28 Januari 2014dari.http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/hubungan_antara_pengetahuan_dan_pekerjaan_ibu_dengan_status_imunisasi_dasar_pada_bayi_di_desa_muara_medak_wilayah_kerja_puskesmas_bayung_lencir_2013.pdf
Wahab, Samik ,& Julia, Madarina. (2002). Sistem imun, imunisasi, dan
Penyakit imun. Perpustakaan nasional: Katalog dalam terbitan (KDT). Wawan& Dewi.(2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika. WHO, UNICEF, World Bank. (2009). State of the world’s vaccines and immunization. 3rd edition. Geneva: World Health Organization.
Yusnidar. (2013). Hubungan pengetahuan Ibu tentang imunisasi da dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi Usia 0-12 bulan di lingkungan IX kelurahan Sidorome Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012.Diakses20Desember2015.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/37200
Yusrianto. (2010). Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Balita. Yogyakarta