-
STUDI PENGETAHUAN TENTANG KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOXOID
(TT) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
MEKAR KOTA KENDARI TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh:
HASLIAN NOVIYANTI NIM: P00324013079
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN
KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016
-
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Haslian Noviyanti
NIM : P00324013079
Program Studi : Kebidanan
Judul KTI : Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas
Mekar Kota Kendari Tahun 2016
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis
ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan
atau pikiran
saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa
Tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan
tersebut.
Kendari, Agustus 2016
Yang Membuat
Pernyataan
Penulis
-
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Haslian Noviyanti
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendari, 10 November 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Jalan Pertanian No. 31
B. Pendidikan
1. SDN 02 Baruga Tamat Tahun 2007
2. Mts.s Pesantren Ummushabri Kendari Tamat Tahun 2010
3. Madrasah Aliyah Negeri 01 Kendari Tamat Tahun 2013
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan
Kebidanan Tahun
2013 Sampai Sekarang
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas
berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga penulis dapat diberi
kekuatan,
kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan penulisan Karya
Tulis
Ilmiah walaupun dalam bentuk yang sederhana, yang merupakan
salah satu
syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Poltekkes
Kendari dengan judul “Studi Pengetahuan tentang Kelengkapan
Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) Pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Tahun 2016”.
Penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada Ibu
Aswita,
S.Si.T,MPH selaku pembimbing I dan Ibu Nasrawati, S.Si.T,MPH
selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan
bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini
hingga selesai.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua
pihak,
baik lembaga maupun pribadi sebagaimana penulis sebutkan dibawah
ini:
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Kepala Puskesmas Mekar ibu Hj. Hadijah, SKM, M.Kes beserta
seluruh
staf yang telah memberi izin penenlitian
3. Ibu Halijah,SKM,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik
Kesehatan Kendari.
-
1. Ibu Wahida S, S.Si.T., M.Keb., selaku Penguji I, Ibu Wa Ode
Asma Isra,
S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Farming, S.ST.,
M.Keb., selaku
Penguji III.
2. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan
Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di
Poltekkes
Kemenkes Kendari.
3. Teristimewa kepada ayahanda Hasmudin, S.Pd., dan ibunda
Harlian
tercinta yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan
penuh
kasih sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan
spiritual,
serta saudara-saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama
ini.
4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan
Kebidanan angkatan 2013.
Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada
Allah
SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh
semua
pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata
penulis
mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah
khasanah ilmu
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Kendari, Juli 2016
Penulis
-
ABSTRAK
Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016
Haslian Noviyanti 1, Aswita 2, Nasrawati 2
Latar Belakang: Di Indonesia 9,8% (18.032) dari 184 ribu
kelahiran bayi menghadapi kematian karena cakupan imunisasi Tetanus
Toksoid yang rendah (WHO, 2013). Imunisasi dilakukan dengan maksud
untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang merupakan
salah satu program dari Puskesmas. Bila ibu hamil tidak mendapatkan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dapat menyebabkan bayi rentan
terhadap penyakit Tetanus Neonatorium. Tujuan Penelitian: untuk
mengetahui pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) pada ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif. Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas
Mekar Tahun 2016. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli
2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari Periode Maret-Mei 2016 sebanyak 115
ibu hamil, dengan junmlah sampel sebanyak 54 responden. Hasil
Penelitian: Menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang
kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil terdapat pada kelompok umur
20 – 35 tahun (11,1%) dan umur > 35 tahun (27,8%), pengetahuan
yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT terdapat pada tingkat
pendidikan menengah (37,0%), dan pengetahuan yang baik tentang
kelengkapan imunisasi TT terdapat pada ibu yang mendapatkan
informasi melalui tenaga kesehatan (13,0%) dan melalui keluarga
(22,2%).
Kata Kunci : Umur, Pendidikan, Sumber Informasi dan Pengetahuan
Daftar Pustaka : 40 (2005-2015) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN
................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
.................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
.................................... iv
RIWAYAT HIDUP
................................................................................
v
KATA PENGANTAR
............................................................................
vi
ABSTRAK
............................................................................................
viii
DAFTAR ISI
..........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
..................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
..............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN
...........................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...............................................................
1
B. Rumusan Masalah
......................................................... 5
C. Tujuan Penelitian
............................................................ 5
D. Manfaat Penelitian
.......................................................... 6
E. Keaslian Penelitian
......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
............................................................. 8
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan ...............................
8
2. Tinjauan Tentang Imunisasi
..................................... 15
3. Tinjauan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ... 18
4. Tinjauan Tentang Kehamilan
................................... 21
B. Landasan Teori
..............................................................
25
C. Kerangka Konsep
......................................................... 27
-
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
..............................................................
28
B. Tempat Penelitian
......................................................... 28
C. Waktu Penelitian
........................................................... 28
D. Populasi dan Sampel
.................................................... 28
E. Variabel Penelitian
........................................................ 30
F. Definisi Operasional
...................................................... 30
G. Instrumen Penelitian
...................................................... 31
H. Prosedur Pengumpulan Data
........................................ 32
I. Pengolahan Data
........................................................... 32
J. Penyajian Data
...............................................................
34
K. Analisis Data
.................................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
..............................................................
35
B. Pembahasan
.................................................................
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
....................................................................
52
B. Saran
.............................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Target dan Capaian Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas
Mekar Kota Kendari Tahun 2015
......................................................... 4
2. Distribusi Ketenagaan Sesuai Bidang Profesi Puskesmas Mekar
Kota Kendari
...............................................................................
37
3. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Hamil di Puskesmas
Mekar Kota Kendari
....................................................................
37
4. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari
................................................. 38
5. Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi yang Diperoleh
Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari
............................. 38
6. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Kelengkapan Imunisasi TT di Puskesmas Mekar Kota Kendari .. 39
7. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan
Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur di Puskesmas Mekar
Kota Kendari ............................................. 39
8. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan
Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Mekar Kota Kendari
................................................. 40
9. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Kelengkapan
Imunisasi TT pada Ibu Hamil Berdasarkan Sumber Informasi di
Puskesmas Mekar Kota Kendari
............................................. 41
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konsep Penelitian
.............................................................
27
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner
2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden
3. Kuesioner Penelitian
4. Master Tabel
5. Ijin Penelitian
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi tetanus toxoid merupakan perlindungan terbaik
untuk
melawan penyakit tetanus. Oleh karena itu, imunisasi tetanus
toxoid
sangat penting bagi wanita dan sebaiknya dilakukan sesuai
dengan
jadwal yang telah ditentukan. Wanita dan keluarganya harus
merencanakan untuk memilih tempat persalinan yang bersih dan
aman
serta tenaga kesehatan yang terampil untuk mencegah penyakit
tetanus
neonatorum, selain itu tali pusat bayi harus tetap dijaga agar
tetap bersih
dan kering setelah lahir sampai lepas (Ranuh, 2008).
Menurut survey yang dilakukan WHO (World Health Organization)
pada
tahun 2008, derajat kesehatan penduduk dengan membandingkan
angka
kematian penduduk terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan
imunisasi, diperoleh data sebagai berikut: Measles (morbiliti,
Campak) ada
540.000 kematian, Pertusis ada 249.000 kematian, tetanus
neonatorum ada
198.000 kematian, Diphteria ada 4.000 kematian, dan
poliomyelitis ada
-
dibayangkan meningkatnya sakit berat dan kematian akibat tetanus
pada bayi
baru lahir, anak-anak atau orang dewasa (Hadinegoro, 2011).
Proporsi kematian janin yang disebabkan karena tetanus
neonatorum di
Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya pencegahan
tetanus
neonatorum maka imunisasi diarahkan kepada pemberian
perlindungan bayi
baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi
Tetanus
Neonatorum (ETN) merupakan salah satu target yang harus dicapai
sebagai
tindak lanjut dari world summit for children yaitu insidens
1/10.000 kelahiran
hidup pada tahun 2000 (Marimbi, 2010). Namun program ETN
belum
terlaksana dengan sepenuhnya (Ranuh, 2011).
Dalam program imunisasi seorang wanita diharuskan untuk
mendapatkan vaksin tetanus toxoid sebanyak 5 kali. Hal ini
dimaksudkan
untuk memberikan perlindungan seumur hidup bagi dirinya. Dengan
demikian,
setiap wanita usia subur (wus) telah mendapat perlindungan untuk
bayi yang
akan dilahirkannya terhadap bahaya tetanus neonatorum. Menurut
WHO 85–
99% imunisasi tetanus toxoid telah berhasil merangsang tubuh
untuk membuat
antibody (Lisnawaty, 2011).
Di Indonesia 9,8% (18.032) dari 184 ribu kelahiran bayi
menghadapi
kematian karena cakupan imunisasi Tetanus Toksoid yang rendah
(WHO,
2013). Imunisasi dilakukan dengan maksud untuk menurunkan
angka
mortalitas dan morbiditas yang merupakan salah satu program
dari
Puskesmas. Bila ibu hamil tidak mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT)
dapat menyebabkan bayi rentan terhadap penyakit Tetanus
Neonatorium.
Pada saat ibu memeriksakan kehamilan, ibu hamil diberikan
suntikan
-
imunisasi Tetanus Toksoid. Pemberian vaksin tetanus toksoid
melalui suntikan
diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi terhadap Tetanus
Neonatorium.
Sosialisasi imunisasi TT perlu dilakukan mengingat masih banyak
ibu hamil
yang belum mengetahui manfaat imunisasi TT bagi ibu itu sendiri
dan bayi
yang dikandungnya dan berapa kali pemberian imunisasi TT serta
jarak antara
pemberian imunisasi TT1 dan TT2.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan tahun 2014,
cakupan
imunisasi TT di Indonesia masih tergolong cukup rendah, ini
dapat dilihat
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 5.290.235 yang melakukan TT1
sebanyak
1.239.173 (23,4%) dan untuk TT2 sebanyak 1.155.907 (21,8%)
(Kemenkes RI,
2014).
Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun
2010, jumlah penduduk mencapai 12.985.075 jiwa, dengan jumlah
penduduk
perempuan 6.506.024 jiwa. Cakupan imunisasi Tetanus Toksoid
tahun 2013
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 331.834, pencapaian imunisasi
TT1
131.034 (39,6%) dan TT2 112.027 (33,8%). Pada tahun 2014 dengan
jumlah
ibu hamil sebanyak 338.258 untuk TT1 38.689 (11.4%) dan TT2
35.548
(10,5%) (Dinkes Prov. Sultra, 2015).
Kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu hamil untuk melakukan
Imunisasi Tetanus Toksoid masih sangat rendah, hal ini dapat
dilihat dengan
rendahnya cakupan imunisasi Tetanus Toksoid. Kota Kendari tahun
2013
dengan jumlah ibu hamil sebanyak 8.500 orang dengan cakupan
imunisasi
TT1 538 (6,33%) dan TT2 1.522 (17,91%) dan pada tahun 2014
dengan
-
jumlah ibu hamil sebesar 12.407 dengan cakupan imunisasi TT1 318
(2,56%)
dan TT2 274 (2,20%) (Dinkes Kota Kendari, 2015).
Untuk wilayah kerja Puskesmas Mekar Kota Kendari pada tahun
2015,
jumlah penduduk sebanyak 14.617 jiwa dengan wilayah kerja dua
Kelurahan,
dimana terdapat sebanyak 469 ibu hamil, sedangkan ibu hamil pada
periode
Maret – Mei 2016 sebanyak 115 ibu hamil. Untuk lebih jelasnya
target dan
capaian ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT disajikan
sebagai berikut:
Tabel 1. Target dan Capaian Imunisasi TT pada Ibu Hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2015.
Imunisasi TT Target Cakupan
Jumlah % Jumlah %
TT 1 329 70,1 127 38,6
TT 2 292 62,3 119 40,8
TT 3 334 71,2 93 27,8
TT 4 321 68,4 69 21,5
TT 5 304 64,8 83 27,3
Sumber: Puskesmas Mekar, 2015.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah target pencapaian imunisasi
TT
di Puskesmas Mekar tidak sesuai dengan jumlah cakupan imunisasi
TT
yang diberikan karena masih banyak ibu hamil yang tidak
mendapatkan
imunisasi TT secara lengkap pada tahun 2015. Walaupun
program
imunisasi TT telah dilaksanakan, tetapi jangkauan imunisasi TT
bagi ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Mekar masih jauh dari harapan,
disebabkan
masih kurangya informasi tentang manfaat dan pelaksanaan
program
imunisasi TT.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi TT di
wilayah
kerja Puskesmas Mekar adalah kurangnya kegiatan promosi
kesehatan di
-
Puskesmas Mekar serta rendahnya pengetahuan masyarakat
terhadap
imunisasi TT walau imunisasi tersebut dapat diperoleh secara
gratis di tempat
pelayanan kesehatan pemerintah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis telah melakukan
penelitian dengan judul “Studi Pengetahuan Tentang
Kelengkapan
Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar
Kota
Kendari Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pengetahuan
Tentang
Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada
ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan
imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan umur.
b. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan
imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan pendidikan.
-
c. Untuk memperoleh informasi pengetahuan kelengkapan
imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil berdasarkan sumber
informasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil
Dapat memberikan informasi tentang kelengkapan imunisasi
TT, sehingga masyarakat khususnya ibu hamil mendapatkan
pelayanan imunisasi TT secara lengkap
2. Bagi petugas kesehatan
Dapat memberikan masukan dan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan hasil cakupan imunisasi
TT
pada ibu hamil untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi
akibat Tetanus Neonaturum dan meningkatkan keterampilan
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT.
3. Bagi peneliti
Dengan dilaksanakannya penelitian ini penulis mendapat
pengetahuan tentang ilmu penelitian yang didapatkan di bangku
kuliah,
serta dapat meningkatkan keterampilan dan wawasan terhadap
penelitian
E. Keaslian Penelitian
1. Sri Lestari (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Imunisasi
Tetanus Toxoid Di Forum Kesehatan Desa Purwosuman Sidoharjo
Sragen. Jumlah sampel sebanyak 40 ibu hamil. Jenis penelitian
adalah
deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan
-
non random sampling dengan metode total sampling. Hasil
penelitian
dapat disimpulkan bahwa tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang
Imunisasi Tetanus Toxoid yang paling banyak pada kategori
cukup
yaitu sebanyak 24 responden (60%). Perbedaan dengan penelitian
ini
adalah penggunaan variabel penelitian, dimana pada penelitian
ini
melihat pengetahuan ibu berdasarkan umur dan tingkat
pendidikan.
Sedangkan Sri Lestari melihat tingkat pengetahuan ibu secara
umum
yakni berdasarkan tingkat pengetahuan balk, cukup balk, kurang
balk.
2. Ruspa Nora (2011). Pengetahuan dan Sikap terhadap
Imunisasi
Tetanus Toxoid dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil di
Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Jumlah sampel sebanyak 293
ibu
hamil. Metode penelitian adalah cross-sectional dengan
pendekatan
kuantitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan
antara kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil dengan
pengetahuan
dan sikap dimana p>0,05. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah
penggunaan metode penelitian di mana pada penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan teknik
pengambilan
sampel accidental sampling sedangkan Ruspa Nora menggunakan
jenis penelitian analitik dengan teknik pengambilan sampel yaitu
cross-
sectional.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami secara
sengaja
maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit,
dkk., 2008). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan,
sebab perilaku itu terjadi akibat adanya paksaan atau aturan
yang
mengharuskan untuk berbuat (Mubarak, 2009).
Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan adalah
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi
melalui panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan hal yang
sangat utuh terbentuknya tindakan seeorang (over behavior).
Karena dalam penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari
oleh pengetahuan.
8
-
Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
lain
sebagainya).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan yang
mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap
suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
orang
yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat
menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek
yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
-
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
untuk menjabarkan suatu materi dalam struktur organisasi.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau
objek. Penilaian lain berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat ulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat,
seseorang yang lebih dipercaya dari orang yang belum cukup
tinggi kedewasaannya adalah seseorang yang memiliki usia
-
lebih dewasa. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwa (Nursalam, 2008).
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan
yang baru, semakin bertambahnya umur akan mencapai usia
reproduksi (Notoatmodjo, 2007).
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses untuk menumbuh
kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang
terjadi melalui pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena
dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-ide atau
teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan
masyarakat yang semakin menuntut kualitas. Perubahan yang
cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan
dari proses selama mengikuti pendidikan. Tingkat pendidikan
merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
untuk menerima informasi yang semakin baik.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian, kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlansung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah seseorang tersebut menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang tersebut menerima informasi
baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak
-
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
seseorang tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang
setiap hari dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang
bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik
terhadap informasi dibandingkan sehari-hari berada di rumah.
Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak
waktu dan memerlukan peralatan, masyarakat yang sibuk hanya
memiliki sedikit waktu untuk memperoleh sedikit informasi
sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga
berkurang (Notoatmodjo, 2012).
4) Sumber informasi/Media Massa
Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh sumber
informasi yang diperoleh, baik itu melalui media cetak
seperti
Koran, majalah, buku atau poster, juga melalui media
elektronik
seperti TV, Radio dan Internet, maupun melalui petugas
kesehatan atau orang-orang yang dekat dengan seseorang di
seputar lingkungannya.
Menurut Notoatmodjo (2007), dengan majunya teknologi
akan tersedia pula bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi masyarakat tentang inovasi baru. Media
elektronik seperti radio, televisi dan media cetak seperti
koran,
majalah dapat membuat dunia semakin kecil. Kita dapat
-
mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia, sehingga
wawasan kita menjadi semakin luas.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau salah)
atau
metode coba-salah/coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut
baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan
kata
lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.
-
Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya
adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu
cara untuk memperoleh pengetahuan.
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.
-
2. Tinjauan Tentang Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata immune yang artinya kebal atau
resisiten. Imunisasi dimaksudkan sebagai suatu tindakan
pencegahan dengan jalan mengembangkan kekebalan anak
sehingga terlindung dari penyakit tertentu. Pencegahan
tertentu
dimaksudkan agar jika anak dihinggapi kuman penyakit tidak
sampat sakit ataupun sakit tidak sempat cacat atau meninggal.
Jadi
imunisasi dapat menurunkan morbilitas dan cacat. Anak
diimunisasi
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu,
tetapi
belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo,
2007).
Imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian
vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit tertentu (Depkes RI, 2008).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu.
Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi
kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat
penyakit
tertentu (Achmadi, 2008).
Imunisasi merupakan proses pengimunan yaitu proses, cara,
perbuatan menjadikan kebal terhadap penyakit. Sedangkan
dalam
ilmu kedokteran imunisasi diartikan sebagai membentuk
kekebalan
-
tubuh terhadap sesuatu penyakit dengan memberikan antigen
atau
vaksin kepada bayi dan anak.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak
ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita
penyakit
tersebut. Sedangkan penyakit dasar adalah pemberian
imunisasi
awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang
perlindungan. University Child Immunization (UCI) adalah
suatu
keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
semua
bayi. Bayi adalah anak dibawah umur satu tahun (Depkes RI,
2008).
Depkes RI (2008) mendefinisikan imunisasi sebagai upaya
yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan
(imunitas)
pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit.
Pentingnya
imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan
penyakit
merupakan upaya penting dalam memelihara kesehatan anak.
Sedangkan vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat
dari
kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah
dilemahkan
atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh
seseorang.
Dengan kemajuan teknologi, tekhnik pembuatan vaksin
diharapkan semakin efektif untuk dapat menimbulkan
kekebalan,
juga diharapkan semakin aman, semakin mudah tekhnik
pembayarannya dan tentu saja harganya harus semakin
terjangkau
(Achmadi, 2008).
-
b. Tujuan dan Sasaran Imunisasi
Menurut Depkes RI (2008) tujuan, sasaran, target, dan pokok
kegiatan imunisasi adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
a) Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit tersebut yaitu
Disentri, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Campak, Polio dan
Tuberculosis.
b) Tercapainya target UCI (Universal Child Immunization)
yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% pada bayi di 100
desa/kelurahan.
2) Sasaran
Sasaran imunisasi adalah:
a) Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan)
b) Ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan)
c) Wanita usia subur (calon pengantin wanita)
d) Anak sekolah dasar (kelas I – VI)
3) Target imunisasi
a) Pencapaian program imunisasi ≥ 80% dari target yang
direncanakan berarti programnya cukup berhasil.
b) Pencapaian program imunisasi < 80% dari target yang
direncanakan berarti program kurang berhasil.
-
4) Pokok-pokok kegiatan
a) Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)
(1) Imunisasi BCG 1 kali
(2) Imunisasi DPT 3 kali
(3) Imunisasi Hepatitis B 3 kali
(4) Imunisasi Polio 4 kali
(5) Imunisasi Campak 1 kali
b) Pencegahan terhadap anak sekolah dasar
(1) Imunisasi DT dan TT
(2) Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon
pengantin wanita imunisasi TT 2 kali
3. Tinjauan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
a. Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak is terpapar dengan penyakit
tersebut
tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2007).
Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk
meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus (Maryunani, 2010).
Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan kemudian dimumikan (Proverawati, 2010).
Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis
dan
-
setiap 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah
vaksin
yang berbentuk cairan (Depkes RI, 2007).
b. Manfaat Imunisasi TT
Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil menurut BKKBN
(2005), yaitu:
1) Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus
neonaturum.
2) Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu
eliminasi
tetanus maternal dan tetanus neonaturum.
Pada pemeriksaan kehamilan, ibu hamil diberikan
suntikan TT. Pemberian vaksin TT melalui suntikan,
diperlukan
untuk melindungi ibu hamil saat bersama bayinya terhadap
tetanus neonaturum. Sosialisasi imunisasi TT perlu dilakukan
mengingat masih ada sebagian masyarakat yang beranggapan
bahwa perempuan yang akan menikah mendapat imunisasi TT
maka setelah menikah dia akan terlambat hamil. Sehingga ibu
hamil menjadi tidak subur lagi setelah melahirkan. Setiap
ibu
hamil harus mengetahui, memahami manfaat dan jarak waktu
pemberian imunisasi TT (Achsin, 2003).
c. Waktu Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil dengan jumlah
pemberian sebanyak 2 kali pada trimester ke II, interval waktu
4-6
minggu. Sehingga diharapkan dapat memberikan kekebalan
-
selama 3 tahun. Menurut Depkes RI (2005), jadwal pemberian
imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur) sebagai berikut:
1) TT1, diberikan dengan dosis 0,5 cc
2) TT2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT1, masa
perlindungan
3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc
3) TT3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT2, masa perlindungan
5
tahun, dosis pemberian 0,5 cc
4) TT4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT3, masa
perlindungan
10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc
5) TT5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT4, masa
perlindungan
25 tahun/seumur hidup, dosis pemberian 0,5 cc
Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum
mencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT sehingga
tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini
penting
untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan
dilahirkan
dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap tetanus (Putriazka, 2012).
d. Efek Samping Imunisasi TT
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya
seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat
sementara dan kadang-kadang gejala demam (Depkes RI, 2005).
-
e. Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit, Rumah
Bersalin, Polindes, Posyandu, Rumah Sakit Swasta, Dokter
Praktik,
dan Bidan Praktik (Depkes RI, 2005).
4. Tinjauan Tentang Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Kushartanti (2004), kehamilan adalah
dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel
sperms.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai Iahirnya janin.
Menurut Wiknjosastro (2007), Iamanya kehamilan mulai dari
ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu),
dan
tidak Iebih dari 300 hari (43 minggu). Ibu hamil adalah ibu
yang
mengandung mulai trimester I sampai trimester III.
b. Pembagian Usia Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), ditinjau dari tuanya kehamilan.
Kehamilan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Kehamilan trimester pertama (0-12 minggu), yang mana
alat-alat mulai dibentuk.
2) Kehamilan trimester kedua (12-28 minggu), yang mana
alatalat
telah dibentuk namun belum sempurna dan viabilitas janin
masih disangsikan.
3) Kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu), yang mana
janin
yang dilahirkan dapat viable (dapat hidup).
-
c. Lingkup Asuhan Kehamilan
Menurut Kusmiyati (2009), dalam memberikan asuhan
kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara
komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan
pada ibu hamil meliputi:
1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisa setiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan
lengkap.
3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus
uteri
(TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin.
4) Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.
5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut
jantung janin dengan fetoskop dan gerakan janin dengan
palpasi.
6) Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir.
7) Mengkaji status nutrisi dan hubungannya dengan
pertumbuhan
janin.
8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi.
9) Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan.
10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia
ringan,
hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminens, dan
preeklampsi ringan.
-
11) Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan kehamilan.
12) Memberi imunisasi tetanus toxoid
13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan
penanganannya termasuk rujukan tepat.
14) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan,
kelahiran,
dan menjadi orang tua.
15) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan
selama
hamil nutrisi, latihan, keamanan, dan merokok.
16) Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
yang tersedia.
d. Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2007), pemeriksaan kehamilan
merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang
sehat. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter
kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali
selama
kehamilan yaitu:
1) Trimester pertama minimal satu kali kunjungan
2) Trimester kedua minimal satu kali kunjungan
3) Trimester ketiga minimal dua kali kunjungan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik
ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan
-
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Manuaba, 2008).
Pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan kebijakan
program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar 14
T,
yaitu:
1) Penimbangan Berat Badan: Timbang berat badan setiap kali
kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil
ialah sebesar pada Trimester 10,5 Kg perbulan dan Trimester
II-
III 0,5 Kg perminggu.
2) Ukur Tekanan Darah: Pengukuran tekanan darah/tensi
dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tekanan darah
selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120/80 mmHg).
Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan
terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak
terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya
preeklamsia
atau eldamsia dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi
ibu dan janin.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU): Perhatikan ukuran TFU Ibu
apakah sesuai dengan Umur Kehamilan atau tidak
4) Pemberian tablet besi: Wanita hamil cenderung terkena
anemia
(kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir mass
kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan
zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama
-
sesudah lahir. Tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama
3
bulan.
5) Pemberian imunisasi TT: Imunisasi ini diberikan untuk
memberikan perlindungan terhadap ibu dan janin terhadap
penyakit tetanus. Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil
diberikan 2 kali.
6) Pemeriksaan Hb: Hb pada ibu hamil tidak boleh kurang dari
11
gr% karena ditakutkan ibu akan mengalami anemia.
7) Pemeriksaan VDRL
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan
payudara
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13) Pemberian terapi kapsut yodium untuk daerah endemis
gondok
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis
malaria
(Lia, 2009).
B. Landasan Teori
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila
kelak seseorang terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau
sakit ringan (Depkes RI, 2005). Imunisasi TT adalah suntikan
vaksin
-
tetanus untuk meningkatkan kekebalan sebagai upaya
pencegahan
terhadap infeksi tetanus (Marimbi, 2010).
Pengetahuan memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi,
yakni:
pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan
ekonomi,
lingkungan, pengalaman, umur. Faktor-faktor ini mempengaruhi
dalam
suatu pola pikir atau tindakan yang dilakukannya. Pengetahuan
ibu hamil
tentang imunisasi TT pada masa kehamilan dapat dipengaruhi oleh
faktor
umur dan pendidikan ibu.
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya, yaitu rohani (pikir, kerja, cipta,
dan budi
nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan).
Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang,
maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan tentang
kesehatan (Notoadmodjo, 2012).
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang
pula
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya
semakin membaik (Notoadmodjo, 2012).
Informasi yang diperoleh balk dari pendidikan formal maupun
non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan
(Notoadmodjo, 2012)
-
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka
penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Umur
Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT)
Pendidikan
Sumber Informasi
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui
gambaran pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu
hamil
di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
tahun 2016.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari Periode Maret-Mei 2016 sebanyak
115 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebagai sasaran
imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Mekar Kota Kendari.
Untuk
menentukan sampel maka digunakan teknik accidental sampling
yaitu
suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan secara
kebetulan,
28
-
dimana ibu hamil yang ditemui di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
secara kebetulan ditetapkan sebagai sampel (Arikunto, 2010).
Besar pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan rumus:
).(1 2eN
Nn
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = Standar Eror (10%)
Sehingga didapatkan:
).(1 2eN
Nn
)01.0.115(1
115
15,2
115
54
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 54 orang
responden.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau
manipulasi
suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian
bersifat
-
konkret dan secara langsung bisa diukur. Konkret tersebut bisa
diartikan
sebagai suatu variabel dalam penelitian (Nursalam, 2008).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu:
1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini
yaitu
umur ibu, pendidikan ibu, dan sumber informasi.
2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini
yaitu
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT.
F. Definisi Operasional
1. Pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT
Pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT adalah apa yang
diketahui oleh ibu hamil tentang kelengkapan imunisasi TT,
dengan
kriteria:
Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%
Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%
Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012)
2. Umur
Umur ibu hamil adalah usia responden saat penelitian
dilakukan,
dengan kriteria:
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun (Depkes RI, 2009).
-
3. Pendidikan
Pendidikan ibu hamil adalah jenis pendidikan formal yang
terakhir
yang diselesaikan oleh ibu hamil, dengan kriteria:
a. Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
b. Pendidikan Menengah (SMA Sederajat)
c. Pendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana) (Depkes RI,
2009).
4. Sumber Informasi/Media
Sumber informasi/media yang diperoleh ibu hamil adalah cara
ibu
hamil mendapatkan informasi sehubungan dengan kelengkapan
imunisasi TT, dengan kategori:
a. Media cetak
b. Media Elektronik
c. Petugas kesehatan
d. Keluarga (Notoatmodjo, 2012).
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner
yang
digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closedended dengan
variasi
dichotomous choice yang terdiri dari 20 pertanyaan sehubungan
dengan
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil.
Kuisioner
penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan
“salah”, kriteria
pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan positif
mendapat skor 1
jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah.
Sedangkan
pernyataaan negatif mendapat skor 0 jika menjawab benar dan skor
1 jika
-
menjawab salah. Adapun pengisian kuesioner dengan memberikan
tanda
centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari
konstruk-konstruk
yang dikembangkan dalam penelitian ini.
I. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data
mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga
menghasilkan
informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan
cara:
1. Pengeditan (editing)
Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan
yang
diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi
kelengkapan
pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika
terjadi
kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah terlihat
dan
segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam penelitian
ini
dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang
telah
diisi oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh
pertanyaan
dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum
menyerahkan kuesioner.
-
2. Pengkodean (coding)
Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap
berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian
kode
untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk
memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor
yang
mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang
mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap
jawaban responden.
3. Pemberian skor (scoring)
Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor.
4. Pemasukan data (entry)
Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel
berdasarkan variabel penelitian.
5. Tabulasi (tabulating)
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel
yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing
variabel (Sugiyono, 2008).
J. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi
frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan
narasi
secukupnya.
-
K. Analisis Data
Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan
kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi
disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data
maka
digunakan rumus:
%100N
fP
Keterangan:
f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya
individu)
P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Puskesmas Mekar adalah salah satu Puskesmas perawatan
yang berada dalam naungan Dinas Kesehatan Kota Kendari yang
terletak tepat di jalan Laremba Lorong RCTI Kelurahan Kadia
Kota
Kendari. Wilayah kerja Puskesmas Kandai terdiri dari dua
Kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Kadia dan Kelurahan
Pondambea dengan luas wilayah kerja adalah 7,30 km2.
Wilayah Kerja Puskesmas Mekar secara administratif
berbatasan dengan beberapa wilayah lain yaitu:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tobuuha dan
Mandonga
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wua-Wua
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Bende dan
Bonggoeya
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Puuwatu.
b. Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Untuk melaksanakan fungsi yang telah disebutkan
sebelumnya, Puskesmas Mekar bertanggung jawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
35
-
Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib
dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
Selama ini Puskesmas Mekar telah menyelenggarakan
semua upaya kesehatan wajib yang terdiri dari:
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
Namun untuk Upaya Kesehatan Pengembangan, Puskesmas
Mekar baru mampu melaksanakan 5 dari 9 upaya kesehatan yang
ada, yakni:
1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3) Upaya Kesehatan Jiwa
4) Upaya Kesehatan Mata
5) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
c. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mekar pada
tahun 2015 sebanyak 14.617 jiwa yang terhimpun dalam 1.578
KK.
d. Tenaga Kesehatan
Distribusi ketenagaan sesuai bidang profesi di Puskesmas
Mekar disajikan sebagai berikut:
-
Tabel 2. Distribusi Ketenagaan Sesuai Bidang Profesi Puskesmas
Mekar Kota Kendari
Bidang Keprofesian Jumlah (Orang)
Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Keperawatan Sarjana Kesehatan
Masyarakat Akademi Perawat dan Perawat SPK Bidan Puskesmas Tenaga
Gizi Sanitarian SMA/SPPM Apoteker Laboran Asisten Apoteker
1 1 3 10 5 7 6 1 5 1 1 2
Jumlah 43 Orang
Sumber: Puksesmas Mekar, 2016.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Umur Responden
Tabel 3. Distribusi Umur Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
< 20 8 14,8
20 – 35 17 31,5
> 35 29 53,7
Total 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah
responden terbanyak berumur > 35 tahun, yakni sebanyak 29
orang (53,7%), dan yang terendah pada umur < 20 tahun
sebanyak
8 orang (14,8%).
-
b. Pendidikan Responden
Tabel 4. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
Dasar (SD, SMP) 14 25,9
Menengah (SMA) 32 59,3
Tinggi (Diploma, Sarjana) 8 14,8
Total 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah
responden terbanyak memiliki pendidikan Menengah, yakni
sebanyak 32 orang (59,%), dan terendah adalah Pendidikan
Tinggi
sebanyak 8 orang (14,8%).
c. Sumber Informasi
Tabel 5. Distribusi Sumber Informasi yang Diperoleh Ibu Hamil di
Puskesmas Mekar Kota Kendari
Sumber Informasi Frekuensi (n) Persentase (%)
Media Cetak 6 11,1
Media Elektronik 14 25,9
Petugas Kesehatan 12 22,2
Keluarga 22 40,7
Total 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah
responden terbanyak memperoleh informasi sehubungan dengan
kelengkapan imunisasi TT dari keluarga, yakni sebanyak 22
orang
(40,7%), dan terendah melalui media cetak sebanyak 6 orang
(11,1%).
d. Pengetahuan Responden
-
Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kelengkapan
Imunisasi TT di Puskesmas Mekar Kota Kendari
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 8 14,8
Cukup 21 38,9
Kurang 25 46,3
Total 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah
responden terbanyak memiliki pengetahuan dalam kategori
kurang,
yakni sebanyak 25 orang (46,3%), dan terendah memiliki
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 8 orang (14,8%).
3. Analisis Variabel Penelitian
a. Pengetahuan Berdasarkan Umur Ibu Hamil
Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT
pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur di Puskesmas Mekar Kota Kendari
Umur (Tahun)
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
< 20 0 0 0 0 8 14,8 8 14,8
20 – 35 0 0 6 11,1 11 20,4 17 31,5
> 35 8 14,8 15 27,8 6 11,1 29 53,7
Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, 8
responden (14,8%) berumur < 20 tahun, tidak terdapat
responden
yang memiliki pengetahuan baik, tidak terdapat responden
yang
berpengetahuan cukup dan 8 responden (14,8%) yang
berpengetahuan kurang. Dari 17 responden (31,5%) berumur
20-35
tahun, tidak terdapat responden yang berpengetahuan baik, 6
-
responden (11,1%) yang berpengetahuan cukup dan 11 responden
(20,4%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari 29
responden (53,7%) berumur > 35 tahun, terdapat 8
responden
(14,8%) yang berpengetahuan baik, 15 responden (27,8%) yang
berpengetahuan cukup dan 6 responden (11,1%) yang
berpengetahuan kurang.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil
adalah cukup, khususnya pada kelompok umur > 35 tahun
(27,8%).
b. Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil
Tabel 8. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT
pada Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Pendidikan
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
Dasar 0 0 0 0 14 25,9 14 25,9
Menengah 2 3,7 20 37,0 10 18,5 32 59,3
Tinggi 6 11,1 1 1,9 1 1,9 8 14,8
Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden, 14
responden (25,9%) berpendidikan dasar, tidak terdapat
responden
yang memiliki pengetahuan baik, tidak terdapat responden
yang
berpengetahuan cukup dan 14 responden (25,9%) yang
berpengetahuan kurang. Dari 32 responden (59,3%)
berpendidikan
menengah, terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan
baik, 20 responden (37,0%) yang berpengetahuan cukup dan 10
-
responden (18,5%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari
8 responden (14,8%) berpendidikan tinggi, terdapat 6
responden
(11,1%) yang berpengetahuan baik, 1 responden (1,9%) yang
berpengetahuan cukup dan 1 responden (1,9%) yang
berpengetahuan kurang.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil
adalah cukup, khususnya pada tingkat pendidikan menengah
(37,0%).
c. Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi Ibu Hamil
Tabel 9. Distribusi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi TT
pada Ibu Hamil Berdasarkan Sumber Informasi di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Sumber Informasi
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
Cetak 0 0 0 0 6 11,1 6 11,1
Elektronik 2 3,7 6 11,1 6 11,1 14 25,9
Nakes 4 7,4 7 13,0 1 1,9 12 22,2
Keluarga 2 3,7 8 14,8 12 22,2 22 40,7
Total 8 14,8 21 38,9 25 46,3 54 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 54 responden,
terdapat 6 responden (11,1%) yang memperoleh informasi
melalui
media cetak, tidak terdapat responden yang memiliki
pengetahuan
baik, tidak terdapat responden yang berpengetahuan cukup dan
6
responden (11,1%) yang berpengetahuan kurang. Dari 14
responden (25,9%) mendapatkan informasi melalui media
-
elektronik, terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan
baik,
6 responden (11,1%) yang berpengetahuan cukup dan 6
responden (11,1%) yang berpengetahuan kurang. Dari 12
responden (22,2%) mendapatkan informasi melalui petugas
kesehatan, terdapat 4 responden (7,4%) yang berpengetahuan
baik, 7 responden (13,0%) yang berpengetahuan cukup dan 1
responden (1,9%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari
22 responden (40,7%) mendapatkan informasi melalui keluarga,
terdapat 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan baik, 8
responden (14,8%) yang berpengetahuan cukup dan 12 responden
(22,2%) yang berpengetahuan kurang.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil
adalah kurang, khususnya mendapatkan informasi melalui
keluarga
(22,2%).
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan
Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
yang mempunyai pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi TT
dalam kategori cukup yaitu pada kelompok umur > 35 tahun, dan
pada
umur 20 – 35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian
besar
ibu hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari khususnya yang
berumur
> 35 tahun dan umur 20-35 tahun telah memiliki pengetahuan
yang
-
baik tentang kelengkapan imunisasi TT dini sehingga
diharapkan
nantinya ibu dapat dengan mudah menemukan, menggali dan
memecahkan masalah khususnya tentang pelaksanaan imunisasi
TT.
Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa, usia mempengaruhi daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Pada usia 20-35, individu akan
lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan
diri menuju usia tua, selain itu orang pada usia ini akan lebih
banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Noor (2010), menyatakan bahwa perbedaan
pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan
pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut. Beberapa
penelitian lainnya menemukan bahwa usia ibu berhubungan
dengan
tingkat pengetahuan dan status imunisasi. Hal ini sejalan
dengan
penelitian Ali (2012) bahwa usia ibu berhubungan dengan
pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi.
Menurut Hurlock dalam Nursalam (2008) semakin tua umur maka
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
hasil
penelitian tersebut bahwa sebagian besar responden adalah ibu
yang
berumur > 35 tahun dan 20-35 tahun, di mana pada umur
tersebut
daya tangkap ibu terhadap segala bentuk informasi yang
disampaikan
oleh tenaga kesehatan akan memperluas pengetahuan ibu
tentang
-
kelengkapan imunisasi, sehingga ibu akan melakukan
kelengkapan
imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Yustifa (2008)
bahwa
responden penelitian yang memiliki ciri dari kedewasaan fisik
dan
kematangan pribadi yang erat hubungannya dengan pengambilan
keputusan adalah mulai usia lebih dari 20 tahun.
Dari hasil penelitian ini pula terlihat bahwa lebih banyak
responden yang berumur 20 – 35 tahun namun kurang memiliki
pengetahuan tentang kelengkapan imunisasi tetanus toksoid
sehingga
berdampak terhadap kurangnya tindakan untuk melakukan
imunisasi
TT. Ibu hamil yang relatif muda cenderung kurang memiliki
keperdulian
dan pengetahuan dalam kesehatan kehamilannya, selain
kurangnya
mendapat informasi ibu hamil berfikir bahwa dengan keadaannya
yang
masih muda dan sehat tidak perlu untuk mendapatkan suntikkan
imunisasi tetanus toksoid.
Pada periode umur ibu antara 20 - 35 tahun merupakan periode
usia yang paling baik untuk hamil, melahirkan, dengan jarak
antara
kelahiran anak 2 – 4 tahun. Namun, harus diperhatikan faktor
lain yang
dapat menyebabkan masalah pada saat persalinan seperti
tetanus
neonatorum. Untuk itu tindakan preventif harus dilakukan dengan
cara
melalukan suntikan imunisasi tetanus toksoid pada saat
kehamilan.
Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang terlalu muda untuk
kehamilan dimana organ reproduksi belum matang sehingga
beresiko
tinggi untuk kehamilan. Sedangkan ibu berumur di atas 35
tahun
sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak dengan
-
jumlah cukup (disarankan 2 orang) karena jika terjadi kehamilan
atau
persalinan pada usia ini, ibu mempunyai resiko tinggi untuk
terjadinya
komplikasi obstetrik.
Menurut Notoatmodjo (2012), umur mempunyai kaitan dengan
mudah sulitnya seseorang memahami dan menerima serta
melaksanakan sesuatu yang diinformasikan, baik berupa saran,
penyampaian, pengumuman, maupun penyuluhan. Biasanya orang
yang dikategorikan dewasa lebih mudah menerima dan memahami
informasi-informasi yang disampaikan dari sumber apapun,
dimana
proses daya tangkap yang mereka miliki masih tinggi. Faktor
umur
dapat dikatakan berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang
ibu,
dalam hal ini adalah muda dan tuanya seseorang. Pada
dasarnya,
umur melatar belakangi penentuan pengetahuan, sikap dan
perilaku
seseorang.
2. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan
Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan dalam
kategori
cukup. Sebagaimana yang dikemukakan Jonni Purba dalam Paini
(2010) bahwa pendidikan penting untuk menilai kemampuan
seseorang terhadap intelegensinya, karena diharapkan makin
tinggi
tingkat pendidikan akan makin mudah mempelajari, menerima
informasi serta mampu melaksanakannya. Dalam hal ini semakin
tinggi tingkat pendidikan, maka seseorang menjadi semakin
lebih
-
memahami banyak hal sehingga mereka tahu bagaimana mereka
melakukan imunisasi.
Dari penjelasan di atas didapatkan bahwa pengetahuan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Selama menempuh
pendidikan
formal akan terjadi hubungan baik secara sosial atau
interpersonal
yang akan berpengaruh terhadap wawasan seseorang. Sedangkan
pada tingkat pendidikan yang rendah interaksi tersebut
berkurang,
informasi yang didapat juga berkurang. Sehingga semakin
tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan
semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Penelitian ini juga didukung oleh teori WHO (Word Health
Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007),
pengetahuan
dipengaruhi faktor pendidikan formal, pengetahuan saat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa
dengan
pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
rendah
pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak
mutlak
diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat
diperoleh
melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
suatu
objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek
negatif.
Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak
aspek positif dari objek diketahui, maka akan menimbulkan
sikap
semakin positif terhadap objek tetentu, salah satu bentuk
objek
-
kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh
dari
pengalaman sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian, penelitian terkait dan teori di
atas
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tergolong cukup
tentang
kelengkapan imunisasi TT pada ibu hamil, hal ini sangat terkait
dengan
pendidikan yang didapat oleh ibu dalam kategori pendidikan
menengah (SMA), maka dengan memberikan penyuluhan tentang
imunisasi diharapkan ibu mendapatkan pengetahuan yang lebih
baik
lagi serta pemahaman seseorang sehingga dapat menentukan
sikap
dan tingkah laku dalam menghadapi persoalan yang baru
terutama
dalam mengambil keputusan dan memberikan respon yang lebih
rasional yang mempunyai dampak dalam kehidupan sehari-hari
misalnya pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil.
Dari hasil penelitian juga didapati responden yang
berpendidikan
lanjut namun dalam tindakan lebih banyak yang kurang tahu
tentang
kelengkapan imunisasi TT. Hal ini dikarenakan ibu hamil
belum
mengetahui pentingnya manfaat tindakan imunisasi tetanus
toksoid,
perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan tingkat kemampuan
dalam menerima informasi menjadi berbeda-beda dan tidak
bekurangnya kesibukan ibu hamil dalam mengurus rumah tangga
walaupun ia sedang hamil.
Peneliti berpendapat bahwa pendidikan bukan menjadi dasar
utama seseorang untuk berperilaku namun biasanya semakin
tinggi
tingkat pendidikan ibu akan semakin banyak akses atau
kesempatan
-
ibu untuk memperoleh informasi yaitu salah satunya tentang
kelengkapan imunisasi TT. Asumsi ini sejalan dengan hasil
penelitian
Gunawan (2009) yang menyatakan tidak ada hubungan antara
karakteristik ibu berupa pendidikan, umur, sikap dan paritas
terhadap
kelengkapan status imunisasi bayi dan sejalan juga dengan
hasil
penelitian Kurniawati (2004) menyatakan bahwa tingkat
pendidikan
tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi.
Berdasarkan pendapat Thomas (2005) bahwa pendidikan
kesehatan menghubungkan kesenjangan antara informasi
kesehatan
dan praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh
informasi
dan berbuat untuk menghindari masalah dalam kesehatan.
Menurut
asumsi penulis ibu mendapatkan informasi kesehatan bukan
hanya
dari pendidikan yang pernah ditempuhnya akan tetapi bisa juga
dari
pengalaman. Pendidikan responden akan berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan tentang kesehatan khususnya tentang
imunisasi
TT pada ibu hamil.
Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu
cara yang dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu
merupakan
sarana yang mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya
memperbaiki perilaku agar masyarakat dapat meneruskan
perubahan-
perubahan dalam hal layanan kesehatan.
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah menerima ide
dan
teknologi baru semakin meningkat pendidikan seorang maka
akan
-
bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan (Notoadmodjo, 2012). Makin tinggi tingkat
pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga
makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan
yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Kemahiran menyerap
pengetahuan
akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan
seseorang
dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang
terhadap pengetahuan yang diserapnya.
Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan
formal merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami
dan
berinteraksi di masyarakat. Dengan maksimal menikmati
pendidikan
formal maka seseorang dapat menjadi cerdas dan pandai.
Dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang
khususnya ibu dalam menerima suatu perubahan. Selain itu ibu
yang
memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan
dalam
mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga
meningkatkan pengetahuannya.
3. Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi TT Berdasarkan
Sumber Informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu hamil
yang memperoleh informasi bersumber dari keluarga memiliki
tingkat
pengetahuan yang kurang tentang kelengkapan imunisasi TT.
Tingginya jumlah ibu hamil yang memperoleh informasi melalui
-
keluarga disebabkan karena keluarga merupakan orang terdekat
yang
diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu pada saat kehamilan.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan informasi tentang
imunisasi
TT diperoleh melalui Posyandu atau pada saat melakukan
pemeriksaan kesehatan saat hamil kepada tenaga kesehatan,
dimana
petugas kesehatan menjelaskan manfaat dan pentingnya
melakukan
imunisasi TT pada ibu hamil.
Peneliti berasumsi bahwa dalam meningkatkan pengetahuan ibu
tentang kelengkapan imunisasi TT pada masa hamil membutuhkan
bantuan dan informasi dari tenaga kesehatan. Oleh sebab itu
komunikasi interpersonal tergantung kepada kharisma dan
kemampuan verbal memberi informasi atau kemahiran petugas
kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan komunikasi dua
arah
akan lebih efektif daripada komunikasi satu arah dalam merubah
sikap
dan perilaku sasaran begitu juga dengan pengetahuan.
Upaya yang dilakukan sebagai seorang tenaga kesehatan adalah
dengan memberikan konseling dan informasi tentang manfaat
mobilisasi dini serta melakukan pendampingan pada tindakan
imunisasi TT pada ibu hamil. Disamping itu kesiapan seorang
wanita
menghadapi masa nifas dengan membekali dirinya dengan
pengetahuan-pengetahuan tentang masa nifas akan sangat
membantu
dalam menjalani masa nifas dengan lebih baik.
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai
berikut:
1. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT pada
ibu
hamil terdapat pada kelompok umur 20 – 35 tahun (11,1%) dan umur
>
35 tahun (27,8%).
2. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT
terdapat
pada tingkat pendidikan menengah (37,0%).
3. Pengetahuan yang baik tentang kelengkapan imunisasi TT
terdapat
pada ibu yang mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan
(13,0%) dan melalui keluarga (22,2%).
B. Saran
1. Bagi pendidikan kebidanan perlu diberikan penekanan
materi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi
TT
pada ibu hamil sehingga bidan dapat memberi informasi yang
benar
tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu hamil.
2. Bagi Bidan di Puskesmas Mekar Kota Kendari, perlu
ditingkatkan lagi
komunikasi terapeutik pada tenaga kesehatan terutama dalam
memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi TT pada ibu
hamil
melalui pelatihan-pelatihan khusus, seminar serta
peningkatan
52
-
pengawasan terhadap ibu-ibu saat melakukan kegiatan posyandu
supaya angka kejadian infeksi pasca persalinan dapat
ditekan.
3. Diharapkan bagi Puskesmas Mekar untuk melakukan penyuluhan
dan
lebih memberikan informasi kepada ibu hamil tentang
pentingnya
imunisasi tetanus toksoid (TT).
4. Bagi ibu hamil, diharapkan lebih termotivasi untuk
melakukan
imunisasi tetanus toksoid, terutama pada ibu dengan pendidikan
SD
dan SMP, berpengetahuan kurang baik, serta ibu dengan
paritas
primipara dan pada setiap kunjungan ANC ibu hamil wajib
mendapatkan imunisasi tetanus toksoid agar meningkatkan
cakupan
imunisasi tetanus toksoid.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
serupa
dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel
penelitian
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
-
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, UF. 2008. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : Kompas
Media. Achsin, A. 2003. Untukmu Ibu Tercinta. Jakarta : Erlangga.
Ali, Muhammad. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja
dan
Tidak Bekerja Tentang Imunisasi. Jurnal Kesehatan. Vol 13. No.
25. Juli 2013. 237-243.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Yogyakarta :
Rineka Cipta BKKBN. 2005. Kartu Informasi KHIBA (Kelangsungan
Hidup Ibu, Bayi, dan
Anak Balita). Jakarta : BKKBN Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Depkes RI. ________. 2008. Modul Pelatihan
Pelaksanaan dan Penilaian Imunisasi.
Jakarta : Depkes RI. ________. 2007. Pedoman Teknis Imunisasi
Tingkat Puskesmas. Jakarta : Depkes RI. Dinkes Kota Kendari. 2015.
Laporan Kesehatan Kota Kendari Tahun 2014.
Kendari : Dinkes Kota Kendari. Dinkes Prov. Sultra. 2015. Profil
kesehatan Sultra 2015. Kendari: Dinas
Kesehatan. Gunawan. 2009. Pengaruh Karakterisitik Ibu dan
Lingkungan Sosial Budaya
Terhadap Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari Di Kabupaten
Langkat. Skripsi. Medan : Program Pasca Sarjana USU.
Hadinegoro dkk. 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Badan
Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia Haurissa, S. 2007. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan
Posyandu dengan Frekuensi Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Skripsi :
Yogyakarta: Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada.
Kemenkes RI. 2014. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta
:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
-
Kurniawati. 2004. Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi di Desa Mukti Jaya Kecamatan Rimba
Melintang Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004. Skripsi. Medan :
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kushartanti, W. 2004. Senam Hamil: Menyamankan Kehamilan,
Mempermdah Persalinan. Yogyakarta : Lintang Pustaka. Kusmiyati,
Y. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya. Lia. 2009.
Buku Saku Praktik Bidan. Jakarta : EGC. Lisnawati, Lilis. 2011.
Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info
Media. Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga
Berencana, Jakarta : YBP. Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang,
Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Maryunani, A. 2010. Ilmu
Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : CV.
Trans Info. Mubarak. 2009. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu. Noor, N. 2010. Hubungan Usia Dengan Status Imunisasi Pada
Anak. Jurnal
Kesehatan. Vol 4. No. 5. Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta:
Rineka Cipta. _____________. 2012. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Paini. 2010. Gambaran
Pengetahuan dan. Vol 14. No. 4. Oktober 2012. 391-
398 Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
Kendari : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Proverawati, A.
2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta: Nuha Offset.
-
Puskesmas Mekar. 2015. Laporan Tahunan Kesehatan 2015. Kendari:
Puskesmas Mekar
Putriazka. 2012. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada ibu
hamil:
www.putriazka.wordpress.com Ranuh, I. G. N, et. al. 2008.
Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi Ketiga
Tahun 2008. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung : CV. Alfa
Beta Taufik. 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang
Keperawatan
Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:Info Medika.
Thomas dkk. 2005. Behaviour Change: An Evidence Based Handbook
For
Social and Public Health. USA: Elsevier Churcill Livingstone
Wahit dkk. 2008. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta:
Salemba Medika. Winkjasastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka. World Health Organisation, 2013.
Immunization. Available from
http://www.who.int/topics/immunization/en/ (Diakses 5 mei 2016)
Yustifa, A.R. 2008 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
imunisasi
Polio dengan Perilaku Pasca Pemberian Imunisasi Polio pada Bayi
RB An-Nissa Surakarta.STIKES Aisyiyah Surakarta: Surakarta
http://www.who.int/topics/immunization/en/%20(Diakses
-
LAMPIRAN 1.
SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER
Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Pengisian
Kuesioner Kepada Yth. Saudara ............................ Di –
Puskesmas Mekar Kota Kendari Dengan Hormat,
Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
”Studi
Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada
Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016”, maka
saya
mohon dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa
pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah disediakan.
Jawaban
saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).
Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak
perlu
takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang
sejujur-jujurnya.
Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan
jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh
karena itu,
data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima
kasih.
Kendari, Mei 2016 Ttd ...................................
Lampiran 2.
-
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya
Tulis
Ilmiah yang berjudul “Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan
Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota
Kendari
Tahun 2016”, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
...........................................................
Alamat :
...........................................................
Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam
penelitian
ini.
Kendari, 2016
Hormat Saya,
(............................................)
Responden
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3.
-
LEMBAR KUISIONER Studi Pengetahuan Tentang Kelengkapan Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT)
pada Ibu Hamil di Puskesmas Mekar Kota Kendari Tahun 2016
I. Identitas Responden
Nomor Responden : …………..
Nama : …………………………….
Umur : ........... tahun
Pendidikan : a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
Berikan tanda (X) pada jawaban yang anda pilih
1. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi tentang Imunisasi
TT?
a. Pernah
b. Tidak
2. Jika pernah, saudara mendapatkannya (boleh diisi lebih dari 1
sumber)?
a. Media cetak : koran, majalah, tabloid
b. Media elektronik : TV, Internet, Radio
c. Tenaga Kesehatan
d. Keluarga
II. Pengetahuan Ibu Hamil
1. Yang dimaksud dengan imunisasi adalah:
a. Melindungi seseorang dari suatu penyakit
b. Mencegah penyakit masuk ke tubuh seseorang
c. cara efektif untuk memberikan kekebalan khusus terhadap
seseorang sehat
d. menghindarkan seseorang dari suatu penyakit
-
2. Sasaran yang tepat pada imunisasi adalah:
a. Lansia (lanjut usia ) umur >49 tahun
b. Pasangan Usia Subur (PUS)
c. bayi umur di bawah 1 tahun, ibu hamil dalam periode awal
kehamilan sampai 8 bulan, calon pengantin wanita, anak kelas
1
dan 6 sekolah dasar
d. Remaja 10-19 tahun
3. Yang di maksud dengan imunisasi TT adalah:
a. Pengobatan pada ibu hamil
b. Memberi kekebalan pada ibu hamil terhadap tetanus
c. Pencegahan terhadap kuman ibu hamil
d. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka
4. Waktu pemberian imunisasi pa