1 HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS Hariyanti Kartika D Mulyadi Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Apakah ada hubungan positif dan penting antara keterampilan komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris? 2) Apakah ada hubungan positif dan penting antara minat baca dan hasil belajar bahasa Inggris? 3) Apakah ada hubungan positif dan penting antara minat baca dan keterampilan komunikasi, serta hasil belajar bahasa Inggris? Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik korelasional. Populasi target dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 11 SMK di Bekasi. Sampel diambil secara acak dengan rumus Slovin, yang diperoleh 100 orang. Alat yang digunakan untuk memperoleh data melalui variabel keterampilan komunikasi (X1), minat baca (X2), dan hasil belajar bahasa Inggris (Y) menggunakan rumus Biserial Point (rpbis). Kriteria yang digunakan jika koefisien korelasi dengan titik biserial r r> r adalah tabel pada taraf sama dengan 0,05 atau r r> 0,361. Data penelitian ini dikumpulkan, diproses dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Oleh karena itu, statistik deskriptif yang bersangkutan menggambarkan data dari variabel dependen dan variabel independen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Ada hubungan positif dan penting antara keterampilan komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris. 2) Ada korelasi positif dan signifikan antara minat membaca dan hasil belajar dalam bahasa Inggris. 3) Ada korelasi positif dan penting antara minat membaca dan keterampilan komunikasi, serta hasil belajar bahasa Inggris. Kata Kunci: KetranpilanBerkomunikasi, Minat Baca, HasilBelajar.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
Hariyanti Kartika D
Mulyadi
Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Apakah ada hubungan positif dan
penting antara keterampilan komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris? 2) Apakah ada
hubungan positif dan penting antara minat baca dan hasil belajar bahasa Inggris? 3)
Apakah ada hubungan positif dan penting antara minat baca dan keterampilan
komunikasi, serta hasil belajar bahasa Inggris?
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik korelasional. Populasi target
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 11 SMK di Bekasi. Sampel diambil secara
acak dengan rumus Slovin, yang diperoleh 100 orang. Alat yang digunakan untuk
memperoleh data melalui variabel keterampilan komunikasi (X1), minat baca (X2), dan
hasil belajar bahasa Inggris (Y) menggunakan rumus Biserial Point (rpbis). Kriteria yang
digunakan jika koefisien korelasi dengan titik biserial r r> r adalah tabel pada taraf sama
dengan 0,05 atau r r> 0,361. Data penelitian ini dikumpulkan, diproses dan dianalisis
menggunakan statistik deskriptif. Oleh karena itu, statistik deskriptif yang bersangkutan
menggambarkan data dari variabel dependen dan variabel independen. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah: 1) Ada hubungan positif dan penting antara keterampilan
komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris. 2) Ada korelasi positif dan signifikan antara
minat membaca dan hasil belajar dalam bahasa Inggris. 3) Ada korelasi positif dan
penting antara minat membaca dan keterampilan komunikasi, serta hasil belajar bahasa
Inggris.
Kata Kunci: KetranpilanBerkomunikasi, Minat Baca, HasilBelajar.
2
ABSTRACT
This study aims to test: 1) Is there a positive and important
relationship between communication skills and the results of learning English? 2)
Is there a positive and important relationship between reading interest and English
learning outcomes? 3) Is there a positive and important relationship between
reading interests and communication skills, as well as the results of learning
English?
This study uses a survey method with correlation techniques. The
target population in this study were all 11th grade students SMK in Bekasi. The
samples were randomly sampled by the Slovin formula, obtained by 100 people.
The tool used to obtain data through variable communication skills (X1), reading
interests (X2), and English learning results (Y) uses the Biserial Point (rpbis)
formula. Criteria used if the correlation coefficient with biserial point r r> r is a
table at the ta level equal to 0.05 or r r> 0.361. This research data was collected,
processed and analyzed using descriptive statistics. Therefore, the descriptive
statistics concerned describe the data of the dependent variable and the
independent variable. The conclusions of this research are: 1) There is a positive
and important relationship between communication skills and English learning
outcomes. 2) There is a positive and significant correlation between reading
interests and learning outcomes in English. 3) There is a positive and important
correlation between reading interests and communication skills, as well as the
results of learning English.
Keywords: Communication Skill, Reading Interest, Learning Outcomes
1.PENDAHULUAN
Hampir seluruh negara di dunia mempromosikan pentingnya mempelajari
Bahasa Inggris, termasuk di Indonesia karena Bahasa Inggris memudahkan
komunikasi antar bangsa dalam berbagai konteks dan kepentingan. Hal ini
menjadi paradoks karena pada banyak sekolah menengah atas, Bahasa Inggris
masih dianggap tidak mudah atau dianggap sukar dipelajari. In Indonesia, English
is now the first second language but, as in Indonesia, it is not being taught or
learned successfully. Jensen, Erick (2011). Bahasa Inggris sekarajg di Indonesia
menjadi Bahasa ke dua yang nomor satu, tetapi di Indonesia, Bahasa Inggris tidak
diajarkan ataupun dipelajari dengan sukses.
3
Kita belum cukup berhasil membuat siswa sekolah mempelajari Bahasa
Inggris dengan mudah, walapun Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang
semakin tinggi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah hasil nilai Bahasa
Inggris di kelas XI pada sebagian siswa Sekolah Menengah Kejuruan dari tiga
sekolah di Bekasi, pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1.Tabel Hasil Analisis Awal di 3 SMK di Kota Bekasi
Mata Pelajaran Bahasa Inggris - TA 2016 – 2017
Kelas Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa
Inggris
KKM Konversi Nilai ke Skala 1-4 1
XI SMK Bina Mandiri 73 75 2.33 XI SMK Bani Saleh 74 75 2.33
XI SMK Bina Insan kamil 72 75 2.33
Sumber: Manajemen SMKBina Mandiri, SMK Bani Saleh dan SMK Bina
Insan kamil
Dari table 1.1. dapat dilihat bahwa pada dikelas XI SMK Bina Karya
Mandiri nilai rata-rata pelajaran Bahasa Inggris adalah 73, kelas XI SMK Bani
Salehadalah 74 dan kelas XI SMK Bina Insan Kamil adalah 72pada tahun 2016 –
2017.Dengan nilai standard KKM 75, maka rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas
XI ketiga sekolah tersebut masih dapat ditingkatkan lagi.
Melihat dari sikap professional guru-guru di sekolah-sekolah tadi yang
dapat dikatakan bagus dan latar belakang pendidikan guru-guru yang sudah sesai
bidangnya serta lamanya masa kerja yang menjadikan mereka guru-guru
berpengalaman, maka hasil belajar yang belum sesuai KKM diperkirakan karena
faktor minat baca dan ketrampilan berkomunikasi verbal dalam Bahasa Inggris,
yang belum sesuai kebutuhan didalam belajar Bahasa Inggris tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan
Minat baca yang belum cukup tinggi dimungkinkan disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah kesibukan siswa dengan kegiatan lainnya
termasuk penggunaan gadget untuk bermain game. Juga karena siswa belum
banyak menggunakan cara membaca yang lebih baik.
Pemahaman membaca meningkat ketika pembaca menciptakan sebuah
model mental bagi materi yang dibaca, Penny (2017). Maksudnya, sembari
membaca, seseorang sebaiknya dapat membayangkan secara visual dibenaknya,
gambaran mengenai yang ditulis pada buku atau media yang ia baca tersebut. Hal
ini dapat mempermudah pemahaman atas bahan bacaan, bahkan membuatnya
menjadi menarik.
Tidak adanya lawan bicara berbahasa Inggris didalam komunikasi sehari-
hari dapat juga menjadi faktor yang berpengaruh atas kemampuan berkomunikasi
verbal Bahasa Inggris bagi siswa. Ketrampilan berkomunikasi verbal dalam
Bahasa Inggris ditingkat dasar yang merupakan salah satu pilar belajar Bahasa
4
Inggris ditingkat menengah atas, juga belum banyak dimiliki oleh sebagian siswa
ditempat penelitian.
Dengan demikian ditemukan permasalahan hasil belajar Bahasa Inggris. Hal
ini menyebabkan penulis memandang perlu melakukan penelitian berjudul,
Hubungan Antara Ketrampilan Berkomunikasi Dan Minat Baca Dengan Hasil
Belajar Bahasa Inggris (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas XI SMKSekotaBekasi).
II. KAJIAN TEORITIK
1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Inggris
Menurut Penny Larasati (2017), hasil belajar bahasa Inggris memiliki
kemampuan untuk mendengarkan, memahami, menulis dan memahami membaca.
Pada saat yang sama, menurut Zim (2016), seseorang yang terampil dalam
bahasa adalah seseorang yang mampu berkomunikasi secara visual dan menulis
dengan kosa kata yang cukup dan tata bahasa yang baik dan benar. Langkah-
langkah pembelajaran bahasa asing dirancang sehingga siswa dapat menghasilkan
teks laporan dengan memperhatikan struktur umum dan fitur bahasa yang sesuai
dengan teks laporan.
Eric Jensen menjelaskan bahwa jika kita ingin mengevaluasi pembelajaran
otentik, lebih baik melakukan wawancara daripada ujian. Menyadari pentingnya
emosi dalam pendidikan akan membuat belajar lebih berharga, kaya, dan abadi,
Radwan (2016).
Dari empat bidang pembelajaran bahasa Inggris, membaca, menulis,
mendengarkan dan berbicara, peneliti melakukan penelitian tentang hasil belajar
dalam berbicara bahasa Inggris.
Menurut Zaim (2016), komponen produksi wicara adalah: pengucapan dan
intonasi, kosa kata, tata bahasa, kelancaran. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mensyaratkan bahwa penilaian hasil belajar
berbicara, dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di Bab 11 sekolah kejuruan,
menilai pelafalan, tata bahasa, kosakata, kelancaran, dan pemahaman. Adapun
fokus penelitian mencari hasil belajar, kosa kata dan tata bahasa.
Berdasarkan teori di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
bahasa Inggris adalah kemampuan kognitif setelah mengajar dan belajar bahasa
Inggris dalam berbagai kompetensi termasuk kosa kata dan tata bahasa, yang
meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menggunakan (C3), dan analisis (C4),
Peringkat (C5), Penciptaan (C6).
2. Ketrampilan Berkomunikasi
a. Pengertian Ketrampilan
Keterampilan atau pengalaman, apa yang disampaikan Markus Buckingham
dan Kurt Kaufman (1999) agak berbeda, menyatakan bahwa "pengalaman" adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu tentang peran. Jika dia seorang akuntan,
5
Microsoft excel adalah pengalaman. Jika pilot, mekanisme manuver pesawat
adalah keterampilan. Menurut Somergade. Keterampilan kata adalah keterampilan
yang sama. Keterampilan atau keterampilan adalah kecerdasan untuk melakukan
sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan
cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula, jika seseorang
dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, dapat juga dikatakan bahwa
ia terampil.
Sementara jangkauan keterampilan itu sendiri sangat luas, itu mencakup
kegiatan dalam bentuk tindakan, berpikir, berbicara, melihat, dan mendengarkan.
Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi
pendidikan untuk mengubah perilaku siswa menjadi fleksibel, cepat dan tepat
dalam melakukan atau berurusan dengan sesuatu. Bambang Wahyudi (2002)
mendefinisikan keterampilan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan
yang diperoleh hanya dalam praktek, baik melalui pelatihan langsung atau melalui
pengalaman.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan atau
kecerdikan adalah kecerdasan melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.
Kemampuan untuk melakukan pekerjaan diperoleh hanya dalam praktik, baik
melalui pelatihan langsung atau melalui pengalaman.
b. Pengertian Komunikasi
Hubin mengatakan dalam Senjaya (2007) "Komunikasi adalah
pertukaran ide atau diskusi secara verbal"
Ada tiga metode bahasa dalam komunikasi verbal: 1) Pendekatan alam,
mengasumsikan bahwa manusia dilahirkan dengan kemampuan alami untuk
berbicara. 2) Pendekatan gizi, bahasa budaya. 3) Teori bahasa fungsional
(Srmantics umum), bahasa harus mampu mencerminkan dunia tempat kita
hidup.
Definisi lain dari komunikasi, komunikasi adalah proses menciptakan
atau berbagi makna dalam pembicaraan informal, berinteraksi dalam kelompok
atau berbicara di depan umum. Untuk memahami bagaimana prosesnya, kita
mulai dengan menggambarkan elemen-elemen penting dari peserta (dari),
pesan (apa), konteks (di mana), saluran atau saluran (bagaimana), ada atau
tidak adanya gangguan dan komentar (reaksi), Jalaluddin (2008).
Psikolog seperti Hofland, Janice dan Kelly mendefinisikan komunikasi,
dalam Jalaluddin Rishmat, sebagai "proses dimana seorang individu
mengkomunikasikan rangsangan (biasanya verbal) untuk memodifikasi
perilaku orang lain (publik)." (Biasanya verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain (audiens), Verderber (2005).
Pandangan lain dari Pelatihan MTD, Komunikasi adalah seni dan
proses menciptakan dan berbagi ide. Komunikasi yang efektif tergantung pada
kekayaan ide-ide itu. Komunikasi adalah seni dan proses menciptakan dan
berbagi ide. Komunikasi yang efektif tergantung pada kekayaan ide-ide ini,
Dixon (2000).
6
Model Komunikasi yang diketengahkan Clampit, dalam
Dixon dan O’Hara, adalah sebagai berikut.
Gambar 2.2: Model Komunikasi Clampit
Keseluruhan pesan dalam komunikasi berhadapan (Face to Face)
dipengaruhi oleh factor-faktor lain yaitu intonasi, Bahasa tubuh dan kata-kata,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gambar 2.3., Face to face communication Diagram
C. Pengertian Ketrampilan Berkomunikasi
Communication uses language primarily while interacting with others.
Although the word "verbal" may mean that it should be spoken, verbal
communication can cross many media, including e-mail and telephone
conversations.. Penting untuk berkomunikasi menggunakan bahasa saat
berinteraksi dengan orang lain. Kata "verbal" mungkin memiliki implikasi yang
7
perlu diucapkan, karena komunikasi verbal memblokir berbagai media, termasuk
e-mail dan speaker telepon, Mc Cornack (2010).
Menurut Mehrabian, nada suara yang kita gunakan memengaruhi antara 35
dan 40 persen dari pesan yang kita kirim. Tajwid termasuk volume suara yang
digunakan dan tingkat dan jenis emosi yang dikomunikasikan dan ditekankan
dalam kata-kata yang dipilih. Untuk melihat bagaimana intonasi fonetis bekerja,
cobalah untuk mengatakan kalimat di bawah ini dengan fokus pada kata-kata yang
tebal.
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book. Communication skill refers to an individual's ability to participate in an
interactive sequence of conversational activities with the intention of communication. Communication skills refers to the individual's ability to participate in the flow of communication along with the desire for
communication, Co Das (2013).
By improving your oral communication skills, you will be able to connect,
build relationships, respect, gain influence, become more likable and more
embraced. (Dengan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi verbal Anda kan
dengan cepat terkoneksi dan membangun kepercayaan, mendapat pengakuan,
pengaruh dan menjadi lebih disukai dan diterima).
Terkait dengan system pembelajaran kognitif terkait dengan pemrosesan
informasi di otak, Diamond dalam Barbara K. Given (2002), menyatakan bahwa
tiga hal terjadi pada anak-anak yang menerima input linguistic ekstensif: (1)
daerah Bahasa mereka (pohon-pohon dendrit dibelahan otak kiri) berkembang
dengan kecepatan yang lebih tinggi; (2) perbendaharaan Bahasa mereka
berkembang lebih cepat ketimbang mereka yang input linguistiknya terbatas; (3)
dikemudian hari, mereka memperoleh nilai lebih tinggi dalam tes-tes kecerdasan.
Hafied's Aristotle (2016) menyatakan bahwa proses komunikasi
membutuhkan tiga elemen: siapa yang berbicara, apa yang dikatakan dan siapa
yang mendengarkan. Empat prinsip komunikasi verbal oleh DePorter (1999):
Impress, fokus langsung, inklusif (diundang), konkret (right of target). Soenjono
(2016) mengatakan bahwa bahasa (komunikasi bahasa) melakukan aktivitas
mental yang terkandung dalam bentuk bahasa yang kita gunakan. Urutan kata-kata
dalam kalimat tidak membentuk urutan acak, satu tergantung pada yang lain.
Urutannya terlihat linear, tetapi satu kata dan lainnya membentuk hierarki.
Ridwan Abdullah Sani menyatakan bahwa keterampilan komunikasi
verbal dapat diukur dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Ekspresi tubuh, yaitu:
-Tinggi badanmu saat menonton
-Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pada pernyataan
yang disajikan
8
-Mata melihat orang lain
b. Ekspresi fonetik, yaitu:
-Bicara kata-kata yang jelas
- Nada suara bervariasi sesuai dengan pernyataan yang ditekankan
-Bicara cukup keras untuk didengar oleh penonton atau pembicara