i TESIS ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015 PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015 RUSMIN MULYADI PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TESIS
ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT
MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015
PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015
RUSMIN MULYADI
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
ii
TESIS
ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT
MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015
PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015
Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Disusun dan diajukan oleh
RUSMIN MULYADI P2100215033
kepada
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
iii
TESIS
ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED
SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE INDONESIA TBK DI TAHUN 2015
PERFORMANCE ANALYSIS BASED ON BALANCED
SCORECARD CAPITAL AND PROJECT MANAGEMENT DEPARTMENT OF PT.VALE INDONESIA TBK IN 2015
disusun dan diajukan oleh
RUSMIN MULYADI P2100215033
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 2017
Komisi Penasihat
Ketua
Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si NIP 196011131993031001
Anggota
Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si NIP 197106192000031001
Ketua Program Studi Magister Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Dr. H. Jusni, SE., M.Si NIP 196101051990021002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rusmin Mulyadi
Nomor Mahasiswa : P2100215033
Jurusan/Program Studi : Manajemen Strategik
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang berjudul:
ANALISIS KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DEPARTEMEN CAPITAL DAN PROJECT MANAGEMENT PT VALE
INDONESIA TBK DI TAHUN 2015 Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan/ditulis /diterbitkan sebelumnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, November 2017
Yang membuat pernyataan,
Rusmin Mulyadi
v
PRAKATA
Alhadulilahirobbilalamin atas rahmat ALLAH Subhanahuwata’ala
sehingga penyusunan tesis ini dapat terselesaikan sebagai salah satu
persyaratan menyelesaikan pendidikan pada program Magister Manajemen
Fakultas Pascasarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Dalam penulisan tesis ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
perkenankanlah kiranya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian proposal tesis ini.
1. Orang tua, istriku tercinta Muthia Annisa dan anak-anakku Muhammad
Faiz, Muhammad Fakhry dan Fatinnisa atas pengertian, dukungan, doa
selama perkuliahan dan penulisan tesis ini.
2. Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si
selaku komisi penasehat, yang telah berbagi ilmu pengetahuan, wawasan
dan telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan dan
penyelesaian tesis ini.
3. Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si, Prof. Dr. H. Abd. Rakhman Laba, SE.,
Mba dan Dr.H.M. Sobarsyah, SE., M.Si, selaku komisi penguji, yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan
dan penyelesaian tesis ini.
4. Ir. Abu Ashar, MM, IPM, Ir. Topan Prasetyo, MM, IPM dan Ir. Gustaf GS,
MM, IPM, selaku pimpinan di departemen Engineering dan Construction
atas dukungan yang diberikan kepada penulis selama penelitian dan
penulisan tesis berlangsung.
5. Para dosen, seluruh staf akademik dan teman-teman angkatan 40
Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala
bentuk dukungan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan.
Tesisi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari
berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam tesis ini
sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan pemberi bantuan.
Makassar, Nov 2017
Penulis
vi
ABSTRAK
RUSMIN MULYADI. Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk. Pada Tahun 2015 (dibimbing oleh Cepi Pahlivi dan Mursalim Nohong). Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas dan penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam suatu perusahaan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada masa mendatang yang dilaksanakan di PT Vale Indonesia Tbk. Departemen Capital dan Project Management. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Setelah semua data terkumpul dan diolah, penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan analisis perspektif keuangan, analisis data kuesioner, kemudian menggunakan tools balanced scorecard. Hasil penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu berdasarkan pada penilaian variabel perspektif pelanggan dengan total nilai secara keseluruhan perspektif pelanggan sebesar 3,49; nilai perspektif keuangan Capital and Project Management departemen dilihat dari rasio likuiditas dan solvabilitas kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian. Jika dilihat dari rasio aktivitas, collection period lebih baik dan total assets turnover dibawah nilai baku perindustrian. Sedangkan cost recovery rate Capital and Project Management departemen diatas nilai ideal. Ketiga variabel perspektif proses, secara keseluruhan nilai kinerja perspektif proses bisnis internal sebesar 3.66 yang dapat dikategorikan cukup baik; variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diatas standar sehingga nilai keseluruhan variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 3,68 dan termasuk kategori cukup baik. Balanced scorecard dapat mengukur kinerja yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektf pembelajaran dan pertumbuhan sehingga diperoleh rekapitulasi semua aspek. Kata kunci: penilaian kinerja, perpektif keuangan, lanaced scorecard.
vii
ABSTRACT
RUSMIN MULYADI. Performance Analysis based on Balanced Scorecard Capital and Project Management Department of PT Vale Indonesia Tbk in 2015 (Supervised by Cepi Pahlivi and Mursalim Nohong). The aim of the research was to find out the effectiveness of determining a strategy and its implementation in certain period. The assessment of performance could detect the weakness or deficiencies in the company in order to do improvement in the future in PT Vale Indonesia Tbk. In Capital and Project Management Department. The data were obtained through questionnaire, interview and observation. They were processed and the analyzed using financial perspective analysis, questionnaire data analysis, balanced scorecard tools. The result of the research indicate that based in the assessment variable of customers’ perspective value of Capital and Project Management Department viewed from liquidity and solvabilitas ration is under than industrial standard size. Viewed from ration activity, collection period is better and the total asset turnover is under the value of industrial standard, while cost recovery rate Capital and Project Management Department is above ideal value. Of the three variables of perspective process, the overall value of perspective performance of internal business process is 3.66, which is categorized good enough. Learning perspective and growth variable is above, so the overall value of learning and growth variable is 3.68 and the value is categorized good enough. Balanced scorecard could measure performance involving financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, learning and growth perspective, so recapitulation of all aspect can be obtained.
Halaman HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ...................................... iv PRAKATA .............................................................................................. v ABSTRAK .............................................................................................. vi ABSTRACT ........................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................... 8 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................ 9 1.6 Sistematika Penulisan ................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11
2.1 Lingkungan Bisnis Perusahaan ...................................... 11 2.2 Kinerja ............................................................................ 12 2.3 Balanced Sorecard ......................................................... 16
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 51
4.1 Pendekatan Penelitian ................................................... 51 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................. 51 4.3 Variable Penelitian dan Defenisi Operasional ................ 51 4.4 Metode Pemilihan Sampel ............................................. 59 4.5 Teknik Pengumpulan dan Tabulasi Data ....................... 60
4.5.1 Instrumen Penelitian ............................................ 60 4.5.2 Teknik Pengumpulan Data ................................... 61
ix
4.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................ 61 4.5.4 Tabulasi Data ....................................................... 63
4.6 Metode Analisis Data ..................................................... 66
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 70 5.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................... 70 5.2 Karakteristik Responden ................................................ 72 5.3 Hasil Uji aliditas dan Reliabilitas ..................................... 74 5.4 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Pelanggan 75
5.6 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Bisnis Internal ...................................................... 89
5.6.1 Peralatan ............................................................... 89 5.6.2 Sarana dan Prasarana .......................................... 92 5.6.3 Proses ................................................................... 94
5.7 Pengukuran Kinerja berdasarkan Persperktif Pembelajaran dan Pertumbuhan ....................... 97
5.7.1 Kemampuan .......................................................... 97 5.7.2 Motivasi ................................................................. 100
5.8 Pembahasan detail dalam berbagai perspektif dalam Balanced Scorecard .......................................... 105
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 117 6.1 Kesimpulan .................................................................... 117 6.2 Saran .............................................................................. 118
People and employee engagement Meet requirement People and employee engagement
1
1
1
Perspektif Bisnis Internal
safely in a healthy workplace Environmental stewardship
Peningkatan kepercayaan Environment improvement
Zero Accident KLH reward
1
1
1
44
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Meningkatkan komitmen karyawan Meningkakan Kapabilitas karyawan
Retensi Karyawan Pelatihan Karyawan
Employee retension Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan
1
1
Total Skor 10
Sumber: Intranet PT Vale Indonesia
2.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan kajian untuk mengetahui kinerja
perusahaan atau organisasi dengan metode balanced scorecard. Hasil
penelitian-penelitian tersebut seperti yang terangkum dalam tabel 2.3 sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Tahun
Hasil Penelitian
1 Yuniarsa Adi P
Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus pada PT Waskita Karya (Persero))
2006 Persfetif keuangan Terdapat peningkatan ROI sebesar 1,15% (2002-2003) dan sebesar 0,4% (2003-2004), Perspektif pelanggan; Peningkatan pangsa pasar pada tahun 2002-2003 sebesar 3,14% dan 1,5% pada tahun 2003-2004. Perspektif Bisnis Internal ; Tingkat inovasi tiap tahunnya adalah 0%, karena perusahaan selama jangka waktu tersebut tidak menawarkan jasa baru. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Tingkat retensi karyawan pada tahun 2002 sebesar 2,92%, pada tahun 2003 meningkat menjadi 3,31% dan pada tahun 2004 naik lagi menjadi 4,19%.
2 Ahmad Falah Rusdiyanto
Analisis Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada
2015 Balanced Scorecard merupakan metode yang terbaik dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena Balanced
45
PDAM Kabupaten Semarang”
Scorecard mengangkat aspek-aspek penting yang diabaikan oleh pengukuran kinerja secara tradisional, seperti aspek sumber daya manusia, sistem yang digunakan dalam perusahaan, proses operasional, dan aspek kepuasan pelanggan, sehingga hasil pengukuran dengan Balanced Scorecard akan lebih akurat
3 Nurul Umam Nurwafi Chamdan
Penerapan metode balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja pada lembaga keuangan syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo
2015 Hasil pengukuran kinerja BMT Bina Insan Mandiri pada perspektif keuangan memberikan indikator nilai sebesar 0,5, kinerja pada perspektif pelanggan memberikan indikator nilai 0,5, kinerja perspektif proses bisnis internal memberi indikator nilai 1, kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memberi indikator nilai 0,75 dan secara keseluruhan nilainya 0,67
2011 Penelitian ini menghasilkan Strategy maps yang berguna sebagai visualisasi representatif dari visi, misi, dan strategi yang ditetapkan, kemudian sistem manajemen yang sesuai dengan pendekatan Balanced Scorecard yang memiliki 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Selanjutnya dari Balanced Scorecard yaitu perincian mengenai tujuan dan ukuran yang dimuat pada Key Performance Indicators perusahaan
5 Hartati Pengukuran kinerja RSUD DR.Moewardi Surakarta dengan menggunakan metode Balanced Scorecard
2012 Mengukur kinerja keuangan dalam rasio-rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, rasion aktivitas dan cost recovery), mengukur kinerja persfektif pelanggan yang dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,74 (skala nilai tertinggi 5),
46
mengukur kinerja perfektif proses internal yang dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,79 (skala nilai tertinggi 5) dan mengukur kinerja persfektif pembelajaran dan pertumbuhan dinilai cukup baik dengan nilai rata-rata 3,90 (skala nilai tertinggi 5)
47
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kinerja proyek merupakan salah satu tujuan kinerja dalam Departemen
Capital and Project Management dalam arti yang positif adalah tujuan akhir yang
ingin dicapai oleh semua pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek
maupun bagi semua pengguna hasil akhir dari sebuah proyek. Menurut Pinto dan
Slevin (1987:168), keberhasilan proyek dapat digambarkan sebagai konstruksi
kompleks dan sering ilusi, namun sangat penting untuk menjamin pelaksanaan
proyek yang efektif.
Secara umum Balanced scorecard mengukur empat macam kinerja bisnis
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini yang membuat model
Balanced scorecard adalah pengukurannya lebih komprehensif karena tidak
hanya mempertimbangkan kinerja keuangan semata, tetapi juga
mempertimbangkan kinerja non keuangan. Keempat perspektif tersebut diatas
merupakan uraian dan upaya menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke
dalam terminologi operasional.
Dengan kondisi perlambatan ekonomi global yang berimbas ke nilai jual
komoditas nikel di pasar dunia, perusahaan dituntut untuk lebih efektif dan lebih
efisien dalam operasionalnya, termasuk dalam pengelolaan capital project, dalam
rangka peningkatan kinerja capital project di PT. Vale Indonesia, ditetapkan
kerangka pemikiran sebagai berikut:
48
Perspektif keuangan
Perspektif pelanggan
Perspektif proses internal bisnis
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Gambar 3.1 Strategy Map Capital and Projetc Management Department (Sumber : Penulis)
Meningkatkan Kinerja Departemen
Current Ratio Cost Recovery Rate
Rasio Modal Sendiri dengan Aset Total and Turnover
Collection Period
Jaminan (Assurance)
Daya Tanggap (Responsiveness)
Wujud Fisik, Keandalan (Reliability),
Empati (Emphaty)
Proyek yang just-in-time
Administrasi internal yang efisien
Engineering Improvement
Prosedur dan Sarana Prasarana
Fungsi dan Tanggung Jawab
Pelatihan tenaga kerja
Produktifitas SDM
Kepuasan Karyawan
Sistem informasi manajemen perusahaan
Basis data sistem informasi perusahaan
Jaringan sistem informasi perusahaan
Pengembangan kepemimpinan
Peningkatan budaya kerja sama
Pemahaman misi, visi, dan strategi keseluruh level
Organisasi
Manajemen partnership
49
Dengan memperhatikan landasan teori yang telah dipaparkan, hasil-hasil
penelitian terdahulu, karakteristik Balanced scorecard maupun sistem dan
prosedur manajemen proyek yang ada di PT. Vale Indonesia, dalam rangka
peningkatan kinerja capital project di PT. Vale Indonesia, ditetapkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian (Sumber : Penulis)
Dievaluasi dengan Konsep Balanced Scorecard Perspektif Keuangan : Current Ratio Rasio Modal Sendiri dengan Total Aset Collection Period Total Aset Turnover Cost Recovery Rate Perspektif Pelanggan : Tangibles Reliability Responsiveness Assurance Emphaty Perspektif Bisnis Internal : Proyek yang just-in-time Administrasi internal yang efisien Engineering Improvement Manajemen partnership Prosedur dan Sarana Prasarana Funsgsi dan Tanggung Jawab Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : Pelatihan tenaga kerja Produktifitas SDM Kepuasan karyawan Sistem informasi manajemen perusahaan Basis data sistem informasi perusahaan Jaringan sistem informasi perusahaan Pengembangan kepemimpinan Peningkatan budaya kerja sama Pemahaman misi, visi, dan strategi keseluruh level Organisasi
Laporan perusahaan tahun 2015
Kuesioner Pelanggan
Analisis Kinerja
Berdasarkan Balanced Scorecard
Departemen Capital Dan
Project Management
PT Vale Indonesia
Di Tahun 2015
Kuesioner Pelanggan
Kuesioner Pelanggan
50
3.2. Hipotesis
Secara umum Balanced scorecard mengukur empat macam kinerja bisnis
yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hal ini yang membuat model
Balanced scorecard adalah pengukurannya lebih komprehensif karena tidak
hanya mempertimbangkan kinerja keuangan semata, tetapi juga
mempertimbangan aspek, aspek proses bisnis internal dan aspek pembelajaran
dan pertumbuhan.
Berdasarkan tinjauan pustaka, landasan teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis atau jawaban
sementara terhadap pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah:
1. Penilaian kinerja dengan metode Balanaced Scorecard dapat
menggambarkan kinerja Capital dan Project Management Department PT
Vale Indonesia.
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang ingin mengetahui kinerja Capital
and Project Management Department dengan menggunakan metode Balanced
Scorecard. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan menganalisis data ordinal dari hasil jawaban
kuesioner responden dan data-data angka (rasio) yang diperoleh dalam
pengumpulan data. Setelah data dianalisis, kemudian hasilnya dipaparkan
secara deskriptif.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Sumber data primer dihimpun langsung dari responden yang terdiri dari:
1. Sponsor/Kontraktor diluar dari Capital and Project Management Department
2. Karyawan Capital and Project Management Department
Sementara, sumber data sekunder dihimpun dari Capital and Project
Management Department yang berupa Laporan tahunan , laporan keuangan
tahun 2015, buku informasi pelayanan dan dokumen terkait lainnya.
4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian dan definisi operasional dari keempat perspektif
konsep Balanced Scorecard sebagai berikut:
1. Perspektif Pelanggan
Variabel untuk perspektif pelanggan menggunakan lima dimensi
servqual yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
52
a. Tangibles yaitu penampakan fisik dari gedung, peralatan, para karyawan
dan fasilitas-fasilitas lain yang dilihat dan dirasakan oleh sponsor Capital
and Project Management Department. Variabel ini meliputi antara lain item-
item sebagai berikut:
− Peralatan operasional kantor sudah baik dan memadai
− Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat bekerja
− Kejelasan petunjuk/informasi departemen
− Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan
lain-lain) di dalam lingkungan kantor
− Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public, ruang
meeting
− Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan
b. Reliability yaitu kemampuan para karyawan Capital and Project
Management Department dalam memberikan pelayanan secara akurat dan
terpercaya. Variabel ini meliputi antara lain item-item sebagai berikut:
− Kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan
− Keakuratan administrasi/pencatatan proyek
− Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek)
c. Responsiveness yaitu kerelaan para karyawan Capital and Project
Management Department untuk membantu dan memberikan pelayanan
dengan tanggap dan efisien. Variabel ini meliputi item-item sebagai berikut:
− Karyawan segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor
maupun kontraktor
− Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor
− Kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor
d. Assurance yaitu pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan para
karyawan Capital and Project Management Department dalam memberikan
53
kepercayaan kepada sponsor dan kontraktor.
− Perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya
− Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan
atau informasi.
− Ketrampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan
lainnya dalam pelayanan atau informasi
e. Emphaty yaitu perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh para
karyawan kepada sponsor. Variabel ini meliputi item-item sebagai berikut:
− Pemberian informasi kepada sponsor mengenai update progress
proyek/pekerjaan.
− Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk
berkonsultasi
− Pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang
status sosial dan lain-lain
2. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan terdiri dari variabel likuiditas, solvabilitas, aktivitas,
dan cost recovery rate.
a. Likuiditas
Bertujuan untuk mengukur kemampuan Capital and Project Management
Department dalam membiayai operasional dan memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih. Rasio yang digunakan penulis untuk
mengukur likuiditas Capital and Project Management Department adalah
current ratio. Current ratio adalah rasio antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek Capital and Project Management Department.
Sumber data yang digunakan adalah neraca keuangan Capital and
Project Management Department tahun 2015.
54
Current Ratio = Aset Lancar
Kewajiban Jangka Pendek
Aset Lancar adalah posisi aset lancar pada akhir tahun buku. Sementara
itu, kewajiban jangka pendek adalah posisi kewajiban jangka pendek
pada akhir tahun buku. Ukuran baku current ratio industri sebesar 4,2
(Brigham & Houston, 2007). Makin besar rasio ini makin baik karena
berarti kemampuan untuk menjamin kewajiban lancar sangat besar.
b. Solvabilitas
Bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aset Capital and Project
Management Department dibiayai dari modal sendiri. Rasio yang
digunakan untuk menghitung solvabilitas adalah rasio modal sendiri
terhadap total aset. Sumber data yang digunakan adalah neraca
keuangan Capital and Project Management Department tahun 2015.
Rasio Modal Sendiri Terhadap Aset = Modal Sendiri
Total Aset
Modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun
buku, sedangkan total aset adalah total aset pada akhir tahun buku.
Ukuran baku rasio modal sendiri terhadap total aset untuk industri
sebesar 40% (Brigham & Houston, 2007). Makin besar rasio ini makin
baik karena berarti aset kantor lebih banyak dibiayai dari modal sendiri
dibandingkan dari hutang.
c. Aktivitas
Rasio untuk menilai kemampuan Capital and Project Management
Department dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
2. Keuangan a. Current Ratio - 4,04 4,2 (Kurang Baik) b. Rasio Modal Sendiri
dengan Total Aset -
0,80 0,4 (Kurang Baik)
c. Collection Period - 36 hari 36 Hari (Memenuhi) d. Total Assets Turnover - 0,34 x 1,8 Kali (Baik) e. Cost Recovery Rate - 1,17 >1 (Memenuhi)
105
3. Proses Internal a. Peralatan b. Sarana Prasarana c. Proses
95 3.74 3.66 3.58
(Cukup Baik) (Cukup Baik) (Cukup Baik)
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kemampuan b. Motivasi
95
3.70 3.66
(Cukup Baik) (Cukup Baik)
5.8. Pembahasan detail berbagai perspektif dalam balanced scorecard
5.8.1. Perspektif Pelanggan
Dari tabel 5.16 nilai terendah sebesar 3,25 terdapat pada item
Reliability, sedangkan nilai tertinggi sebesar 3,61 pada Assurance.
Dalam sisi keandalan, berdasarkan data dapat dikatakan bahwa
Departemen Capital and Project Management masih perlu berbenah.
Lemahnya dalam pelaksanaan konstruksi menjadi sorotan yang perlu
diperhatikan, sebanyak 22% responden menyatakan tidak puas atas
ketepatan waktu dalam pelaksanaan proyek. Pencapaian yang belum baik
akan menimbulkan respon negatif atau ketidakpuasan dari sponsor tehadap
kinerja departemen, karena dapat dikatakan bahwa keberlangsungan
proyek-proyek yang dikerjakan bersinggungan langsung terhadap sumber
pendapatan Departemen Capital and Project Management maupun secara
global PT Vale Indonesia karena akan mempengaruhi produksi nikel. Untuk
itu Departemen Capital and Project Management dalam menjalankan
proyek-poyeknya harus berorientasi kepada pencapaian target yang lebih
baik dan tepat waktu. Bila suatu departemen telah memenuhi harapan
sponsor maka departemen tersebut tergolong berkualitas (Supranto, 2001).
Faktor lain yang sangat mempengaruhi keterlambatan proyek adalah
kurangnya tenaga kerja kontraktor yang berkualitas, terbatasnya peralatan
106
yang layak, managemen K3L yang masih perlu dikembangkan dan masih
minimnya kemampuan financial kontraktor di lingkup kontraktor PT vale
Indonesia (Tamrin Sattung, 2017).
Tenaga kerja yang berkualitas dibutuhkan untuk memastikan
pekerjaan dilakukan dengan benar sehingga proyek berjalan secara efektif
dan efisien. Tenaga kerja tidak terampil atau tidak berkualitas dapat
mengakibatkan pekerjaan tidak sesuai pesyaratan sehingga perlu perbaikan
(rework) yang akan sangat berdampak pada penambahan waktu dan biaya.
Peralatan yang layak dibutuhkan untuk memudahkan pekerjaan
khususnya pekerjaan yang memiliki kompleksitas yang tinggi dan tidak bisa
dilakukan secara manual oleh tenaga manusia. Peralatan alat yang
memadai dapat mempercepat pelaksanaan kosntruksi yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja proyek sehingga proyek bisa diselesaikan tepat
waktu.
Manajemen K3L juga sangat berperan penting dalam pencapaian
proyek, sebab program K3L dapat dijadikan acuan untuk memastikan
pekerjaan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan,
keselamatan kerja dan lingkungan.
Menurut Gustaf GS (2016) menerangkan bahwa salah satu penentu
keberhasilan pryek adalah dengan menyelaraskan antara tujuan dan ruang
lingkup proyek dengan tujuan organisasi, serta besarnya keyakinan pelaksana
proyek terkait tingkat keberhasilan proyek. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah peran dokumen “Project Scope Definition” dalam membantu tim proyek
memahami ruang lingkup, tujuan, risiko dan sasaran serta batasan-batasan
dalam proyek adalah indikator paling dominan. Indikator lainnya adalah
pernyataan terkait dokumen justifikasi proyek atau business case yang telah
disusun secara sistematis, menggambarkan tujuan dan sasaran proyek secara
107
jelas dan risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan proyek. Justiikasi ini
harus secara jelas dijabarkan dalam design konstruksi. Dikarenakan jika
kesalahan dalam penafsiran tujuan ini maka akan berakibat pada tujuan proyek
yang keliru, sehingga berbeda dengan hasil yang diharapkan yang akan memilki
potensi proyek tersebut dianggap gagal dalam pelaksanaannya.
Pelanggan yang puas akan tetap menggunakan pelayanan yang
membuat mereka puas. Dan sebaliknya, pelanggan yang tidak puas tidak
akan kembali untuk menggunakan pelayanan yang membuat mereka tidak
puas. Setiap pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan segala
keluhan dan pengalamannya kepada 11 orang temannya. Setiap temannya
tersebut akan memberitahukan kepada 5 orang disekitarnya (Feni Nugraha,
2012).
Kejelasan informasi proyek memiliki kepuasan terendah karena
dalam memberikan update progress pekerjaan Project Manager relative
masih minim dalam hal update progress pekerjaan kepada sponsor, hal ini
dibuktikan dengan dari hasil analisa responden yang menunjukkan bahwa
Project Manager masih minim dalam memberikan update informasi dan
kurangnya waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk berkonsultasi. Akan
tetapi, seperti yang disebutkan di latar belakang dimana masih ada sponsor
yang mengeluhkan kurangnya informasi yang diberikan oleh Project
Manager, hal ini dikarenakan dalam berkomunikasi kepada sponsor masih
menggunakan istilah ilmiah project management, sehingga sponsor tidak
dapat memahami informasi yang diberikan, untuk itu sebaiknya pihak
manajemen memberikan pengertian atau arahan kepada project manager
agar pada saat berkomunikasi atau memberikan laporan kepada sponsor
menggunakan istilah atau kalimat yang mudah dipahami oleh sponsor.
108
Keterampilan para Project Manager, Project Engineer, dan Engineer
dalam pelayanan proyek atau informasi proyek memegang peranan penting
karena mereka adalah ujung tombak dalam pekejaan proyek. Dalam kurun
waktu lima tahun terakhir, terlihat bahwa poduksi nikel lebih rendah jika
dibandingkan dengan biaya investasi perusahaan. Dan jika dilihat dari
performance schedule di tahun 2015 hanya memperoleh nilai 0.94 yang
artinya 6% dibawah schedule.
Kecenderungan proyek relative terlambat ditengah tahun dan
cenderung meningkat jika diakhir tahun. Fenomena tersebut berubah dimana
Engineer mulai sibuk dengan padatnya jadwal konstruksi proyek-proyek
yang lain, sehingga respon mengalami penurunan. Hal ini mungkin juga
dikarenakan adanya kejenuhan yang dirasakan oleh Engineer selama
menjalani rutinitas pekerjaannya. Atau mungkin saja hal tersebut dipengaruhi
karena kurang puasnya engineer terhadap insentif dan atau gaji yang
diterima sehingga berpengaruh terhadap pelayanannya. Untuk itu pihak
Departemen Capital dan Project Managemen harus selalu menanamkan
pemahaman kepada engineer agar selalu fokus kepada proyek dan
memberikan pelayanan yang terbaik.
Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan di Departemen Capital and Project Management PT Vale
Indonesia Tbk cukup puas dengan nilai total tingkat kepuasan berada di
3,49. Penelitian Puspita (2003) menunjukkan bahwa diagram kartesius
menunjukkan pernyataan tentang petugas memiliki ketrampilan yang cukup
dalam pekerjaannya, petugas melayani dengan tepat waktu, dan karyawan
memberikan pelayanan yang cepat merupakan faktor yang masuk dalam
posisi priorotas utama dan harus diperbaiki. Sedangkan penelitian Setiawati
(2008) yang menggunakan metode servqual menunjukkan hasil bahwa
109
responsiveness memiliki tingkat kepuasan terendah (71 %), kemudian
reliability (73,7%), emphaty (77,8%), tangibility (78%), dan yang tertinggi
adalah assurance (84,%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kecepatan
karyawan dalam memberikan layanan yang dibutuhkan oleh sponsor
merupakan aspek penting yang harus dicermati. Selain itu juga kesesuaian
antara kebutuhan layanan dengan layanan apa yang diterima oleh sponsor
juga termasuk dalam fokus utama.
Untuk menyiasati keterlambatan proyek (responsiveness) pihak
Departemen Capital dan Project Managemen bisa saja membuat inovasi-
inovasi tertentu dalam hal penyediaan alat-alat penunjang/software yang
mampu mempercepat pekerjaan dan kejelasan informasi diawal project
harus lebih ditekankan agar tidak terjadi bias sehingga sasaran dan tujuan
dapat terpacai dengan maksimal. Hal lain yang bisa membantu adalah
pengadaan sistem informasi yang lebih comprehensive. Sistem informasi
yang tepat akan mengurangi permasalahan yang mengganggu pelayanan di
Departemen Capital dan Project Management, meningkatkan pelayanan dan
keuntungan bagi Departemen Capital and Project Management.
Menurut Pradopo (2007) dalam Setiawati (2008) salah satu upaya
untuk mempertahankan retention rate bagi pelanggan adalah dengan
menyelesaikan keluhan pelangga, akan lebih baik lagi apabila keluhan
tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang dalam seminggu. Pada
dasarnya kepuasan dan tidak kepuasan pelanggan atas pelayanan akan
berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Oleh karena itu, pengukuran
tingkat kepuasan pelanggan adalah merupakan suatu hal yang sangat
penting. Pelanggan yang merasa puas akan menunjukkan besarnya
kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang
110
puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk
kepada orang lain (Lupiyoadi dalam Khadijah,2002).
Menurut Kartajaya (2006) kepuasan pelanggan sudah tidak cukup
lagi dan tidak bisa lagi memenangkan persaingan. Sekarang konsep
customer yang memenangkan persaingan yaitu konsep tiga S: customer
satisfaction, customer sacrifice, dan customer surprise. Dalam rangka
meningkatkan produktifitas, kepuasan sponsor perlu ditingkatkan. Apabila
kepuasan sponsor meningkat maka loyalitas sponsor akan terbentuk. Dalam
rangka meningkatkan kepuasan sponsor, maka pihak manajemen perlu
menambahkan ketiga konsep di atas. Customer satisfaction ditingkatkan,
kemudian customer sacrifice diminimalisir dengan cara melakukan survey
kepada sponsor yang menanyakan apa yang sebenarnya diinginkan karena
dapat juga sponsor puas dengan mengeluarkan pengorbanan. Setelah hasil
didapat dari harapan pelanggan, berusahalah untuk memberikannya.
Customer surprise dilakukan dengan memberikan pelayanan yang melebihi
harapan sponsor. Dengan konsep tiga S ini diharapkan kinerja perspektif
pelanggan ini menjadi baik dan akhirnya akan meningkatkan jumlah
kunjungan sponsor di Departemen Capital and Project Management.
5.8.2. Perspektif Keuangan
Departemen Capital and Project Management terkhusus PT Vale
Indonesia harus dapat meningkatkan kinerja keuangannya untuk dapat
selalu eksis dalam bisnisnya. PT Vale Indonesia harus dapat membiayai
operasionalnya, pemeliharaan, membayar hutang dan meningkatkan
investasi yang semakin hari semakin tinggi (Gasperz, 2002). Untuk
membangun suatu balanced scorecard harus mengaitkan unit-unit bisnis
kepada tujuan finansial yang berkaitan dengan strategi perusahaan. Tujuan
111
finansial berperan sebagai fokus untuk tujuan-tujuan strategik dan ukuran-
ukuran dalam semua perspektif yang lain dari balanced scorecard (Gasperz,
2002). Menurut Sartono, A (1991) dan Hertiningsih (2004) untuk melakukan
analisis kinerja keuangan, dapat dilakukan dengan cara membandingkan
suatu prestasi dari satu periode ke periode sebelumnya, sehingga diketahui
adanya kecenderungan pada periode tertentu.
Berdasarkan tabel 5.8 di atas, nilai perspektif keuangan Capital and
Project Management Department dilihat dari rasio likuiditas dan solvalitas
kurang baik dibandingkan dengan ukuran baku perindustrian. Jika dilihat dari
rasio aktivitas maka collection period lebih baik dan total assets turnover di
memenuhi nilai rata-rata perindustrian, sedangkan cost recovery rate Capital
and Project Management Department di atas nilai rata-rata.
Perlambatan ekonomi global, yang diikuti oleh penurunan harga
beberapa komoditas perdagangan dunia, termasuk nikel, menjadi perhatian
utama bagi para pelaku bisnis logam dan mineral, tidak terkecuali PT. Vale
Indonesia. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME) dalam lima tahun
terakhir, harga nikel per ton pada periode Februari 2015 yang masih berada di
kisaran USD 15,000/metrik ton, menukik tajam ke kisaran USD 8,500/metrik ton
pada periode Februari 2016. Artinya, dalam satu tahun terakhir saja telah terjadi
penurunan harga sekitar 43%. Jika dibandingkan dengan harga nikel pada
periode yang sama pada bulan Februari 2011, penurunannya bahkan jauh lebih
besar lagi yakni sekitar tujuh puluh persen.
Kondisi ini tidak hanya berimbas kepada ketidakstabilan neraca
keuangan perusahaan secara umum, tetapi juga pada proyek-proyek investasi
yang tidak bisa ditiadakan dan tetap harus dijalankan untuk menjaga
keberlangsungan operasional perusahaan. Dengan harga jual yang sedemikian
menurun, para pelaku di bidang capital project dituntut untuk lebih efektif dan
112
efisien dalam menjalankan proyek investasi yang menjadi tanggung jawabnya di
tengah tantangan-tantangan yang sedang dihadapi.
Hal-hal tersebut yang menyebabkan masih besarnya biaya
pengeluaran PT Vale Indonesia Tbk hingga sekarang. Selain melihat tingkat
pertumbuhan dan pendapatan, dalam penelitian ini juga melihat nilai
perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran atau cost recovery
rate (CRR). Dari hasil perhitungan yang dilakukan peneliti, didapatkan nilai
CRR 117%. Nilai CRR di atas 100% menunjukkan bahwa total biaya yang
dikeluarkan Departemen Capital and Project Management masih dibawah
total pendapatannya termasuk nilai turnover total asset sebanyak 0,34kali.
Hal ini menunjukkan bahwa Nilai assest masih relative lebih besar
dibandingkan dengan budget capital yang dikeluarkan. Atau dengan kata lain
keberlangsungan perusahaan dalam mengelola perusahaan relative leih
baik.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Puspita (2003) dimana
dari data keuangan pada tahun 2001 dan 2002 dapat dilihat tingkat
pertumbuhan pendapatan fungsional, dimana pendapatan mengalami
peningkatan sebesar 245%. Selain itu, jika membandingkan jumlah
pengeluaran pada tahun 2002 terhadap tahun 2001 ada peningkatan
pengeluaran sebesar 151%. Hal tersebut dikarenakan adanya
pembengkakan biaya peralatan.
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
perspektif keuangan Departemen Capital and Poject Management dapat
dikatakan cukup efisien dan menunjukkan hasil yang baik karena dari
pendapatan mengalami memiliki nilai lebih dari 100% ditahun 2015. Hanya
saja pengeluran juga mengalami peningkatan. Perspektif keuangan ini
memberikan gambaran dasar bagi pihak manajemen untuk tetap
113
mempertahankan dan meningkatkan kinerja perspektif keuangannya. Perlu
diberlakukan kebijakan-kebijakan yang lebih mampu untuk mencapai
perspektif keuangan lebih maksimal seperti meningkatkan produktivitas
karyawan, meminimalisir biaya produksi, dan membuat inovasi-inovasi
proyek yang dapat mempercepat produksi nikel secara keseluruhan.
5.8.3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dari hasil penelitian diatas diperoleh bahwa hasil pencapaian
Departemen Capital and Project Management dalam perpektif bisnis internal
yang meliputi sarana dan prasarana, peralatan dan proses bisnis
memperoleh hasil yang cukup baik (3,66). Namun terdapat item yang perlu
mendapat perhatian kantor yaitu item CPM Departement kurang mampu
memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang
telah disetujui akan tetapi karyawan CPM Departement telah mengetahui
tugasnya sesuai dengan fungsinya.
Dari ketiga variabel diatas, variabel peralatan yang paling dominan
penilaian dari responden, hal ini berarti bahwa peralatan yang disediakan
oleh kantor telah sangat memadai. Akan tetapi tidak diimbangi oleh
pencapaian penyelesaian target yang telah ditentukan atau diberikan.
Namun, hal senada disampaikan oleh Didi Hartono (2014) menjelaskan
bahwa Sarana prasarana tidak berpengaruh dominan terhadap kinerja
pegawai. Jadi bisa diartikan bahwa prelengkapan sarana dan prasaran tidak
berpengaruh siginifikan terhadap kinerja karyawan.
Departemen Capital and Project Management perlu melihat lebih
detail terhadap proses bisnis internal sebab dari ketiga variabel yang
dipaparkan diatas variabel inilah yang paling rendah nilainya terutama dalam
hal penyelesain pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Hal ini
114
tentunya selaras dalam variabel sebelumnya bahwa Departemen Capital and
Project Management selalu mengerjakan proyek secara tidak tepat waktu,
banyaknya proyek-proyek yang tidak memenuhi target proyek yang telah
ditetapkan. Menurut Haekal Hasan(2016) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa keterlambatan suatu proyek dapat disebabkan oleh, diantaranya :
− Kekurangan/keterlambatan material konstruksi
− Kemampuan tenaga kerja
− Ketersedian tenaga kerja
− Perbedaan spesifikasi material dan
− Perbedaan jadwal konstruksi oleh pihak sub-kontraktor
5.8.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pengukuran tingkat kepuasan kerja pegawai ini adalah untuk
mengetahui keadaan emosional yang menyenangkan dimana pegawai
memandang pekerjaan mereka. Karyawan akan memberikan komitmennya
bila ia merasakan ikatan emosional dengan suatu perusahaan. Perusahaan
yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki
pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh perusahaan
(Kaplan dan Norton, 1996) dalam Feni Nugraha (2012) Terdapatnya
kepuasan pegawai terhadap lingkungan kerja akan berpengaruh kepada
mutu pelayanan.
Pengukuran kepuasan pegawai meliputi kepuasan akan besarnya
gaji, promosi, teman kerja, atasan dan kepuasan atas pekerjaan sendiri.
Mulyadi (2001) menyebutkan bahwa organisasi akan menghasilkan produk
yang baik bagi pelanggan jika organisasi tersebut mempekerjakan sumber
daya manusia yang produktif dan berkomitmen dalam menjalankan proses
yang digunakan oleh organisasi.
115
Dari penelitian Setiawati (2008) diperoleh gambaran bawah kepuasan
karyawan terendah adalah kepuasan terhadap jasa yang diterima oleh
karyawan. Hal tersebut perlu dievaluasi lebih lanjut apakah ketidakpuasan itu
disebabkan dari jumlah jasa yang diterima atau ketidaksesuaian jasa dengan
beban kerja. Sebaiknya pihak manajemen berdiskusi langsung dengan para
karyawan untuk menentukan titik tengah yang menguntungkan bagi
keduabelah pihak.
Pernyataan Handoko (1988) dalam Sri D (2000) bahwa kompensasi
perlu ditingkatkan karena dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja
sehingga mutu pelayanan juga meningkat. Upah/kompensasi mempengaruhi
kinerja seseorang dan seseorang mengekspresikan ketidakpuasannya
dengan bekerja seenaknya. Sesuai Magginson (1981) dalam Sutarsa (2001)
dalam menentukan kompensasi membayar upah pegawai perlu didasarkan
pada kemampuan perusahaan. Hal tersebut berarti jangan sampai
menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada
perusahaan. Agar tidak adanya kecemburuan maka diperlukan adanya:
1. Kepuasan terhadap promosi dan pekerjaan juga perlu menjadi perhatian
pihak manajemen, hal ini dikarenakan promosi berdasarkan hasil
penelitian ini mendapatkan bawah promosi tidak berjalan dengan baik.
2. Pengembangan kompetensi karyawan, krn dilnilai bahwa
kurang/minimnya training yang diperoleh oleh karyawan
Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly dalam Hafizurrachman
(2009) dikatakan bahwa kinerja pribadi merupakan landasan kinerja
organisasi dan perilaku organisasi. Karyawan yang puas terhadap
pekerjaannya akan timbul rasa senang dan bersemangat dalam bekerja.
Diimbangi dengan adanya kebijakan terhadap insentif, maka akan
menambah semangat pegawai untuk bekerja optimal dan berpengaruh
116
terhadap peningkatan dalam kemampuan hasil keseluruhan seseorang.
Karena kepuasan pegawai merupakan dasar keberhasilan departemen
untuk mencapai apa yang ditargetkan.
117
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah disebutkan pada
bab-bab terdahulu, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja dengan metode Balanced Scorecard mampu memberikan
gambaran secara lebih komprehensif terhadap pencapaian kinerja Capital
and Project Management Deprtement di PT. Vale Indonesia tahun 2015.
2. Kinerja kepada sponsor dan kontraktor selaku pelaksana konstruksi,
diperoleh:
a. Fasilitas pendukung kantor seperti kantin, lingkungan kantor dan
sekitarnya, Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi dan penyampaian
informasi baik kepada sponsor dan kontraktor memiliki nilai dibawah
rata-rata.
b. Keandalan (Reliability) berada dibawah rata-rata dari seluruh perspektif
pelanggan. Sedangkan Jaminan (Assurance) berada paling atas dari
rata-rata penilaian.
3. Dari perspektif keuangan Capital and Project Management Department
dilihat dari rasio likuiditas dan solvalitas berada dibawah nilai rata-rata. Jika
dilihat dari rasio aktivitas maka collection period lebih baik dan total assets
turnover dibawah rata-rata perindustrian, sedangkan cost recovery rate
Capital and Project Management Department di atas nilai rata-rata indusri.
4. Perspektif bisnis internal di CPM departement, diperoleh:
a. Pengecekan berkala dan perbaikan semua inventaris dan sarana
prasarana kantor dan kinerja dalam pemenuhan target penyelesaian
118
pekerjaan sesuai dengan kesepakatan yg telah disetujui berada
dibawah nilai rata-rata.
b. Dari sisi penilaian peralatan merupakan memperoleh nilai rata2 tertinggi.
5. Aspek kinerja dalam tumbuh dan berkembang di CPM departement,
diperoleh:
a. Training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, pimpinan
departemen lebih meningkatkan gairah kerja bawahannya dan
membina tingkah laku yang produktif dan kesinambungan antara
promosi dengan kebutuhan perusahaan dinilai belum berjalan dengan
baik karena berada dibawah standard rata-rata penilaian.
b. Variabel kemampuan memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari variabel
motivasi.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah disebutkan pada
bab-bab sebelumnya, ada beberapa yang perlu diperhatikan:
Untuk lebih meningkatkan kinerja kepada sponsor dan kontraktor selaku
pelaksana konstruksi, disarankan:
a. Fasilitas pendukung kantor seperti kantin, lingkungan kantor dan
sekitarnya lebh diperhatikan kebersihannya, kelengkapannya termasuk
kenyamanannya
− Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi lebih diperhatikan agar
dapat dipenuhi sesuai dengan agreement/komitmen kepeda sponsor
atau sponsor. Dan perlu pula diperhatikan mengenai kecepatan dan
kemudahan pelayanan serta prosedur.
119
− Dalam penyampaian informasi baik kepada sponsor dan kontraktor
agar cepat dan tetap baik dalam bentuk verbal maupun oral sehingga
tidak ada informasi yang tidak jelas. Karena masih dianggap masih
rendahnya keterampilan para Project Manager, Project Engineer dan
karyawan lainnya dalam pelayanan dan pemberian informasi.
− Karyawan CPM Departemen disarankan lebih memperhatikan waktu
terkhusus mengenai ketersedian dan kecukupan waktu bagi sponsor
dan konraktor untuk berkonsultasi.
b. Dalam hal meningkatkan kinerja dalam internal CPM departement,
disarankan:
− Perlu ditingkatkan perbaikan dalam pengecekan berkala dan
perbaikan semua inventaris dan sarana prasarana kantor.
− CPM Departemen perlu meningkatkan kinerja dalam pemenuhan
target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kesepakatan yg telah
disetujui.
c. Dalam hal meningkatkan kinerja dalam tumbuh dan berkembang CPM
departement seiring dengan value perusahaan, disarankan:
− Lebih meningkatkan training bagi karyawan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
− Pimpinan departemen lebih meningkatkan gairah kerja bawahannya
dan membina tingkah laku yang produktif.
− Perlu diperhatikan kesinambungan antara promosi dengan kebutuhan
perushaan, karena sebanyak 15% dari total responden menyatakan
hal tersubut belum berjalan dengan baik.
− Adanya penghargaan kepada karyawan yang berprestasi,
sebahagian responden masih menilai departemen masih minim
menjalankan hal tersebut.
120
DAFTAR PUSTAKA
Achadiono. D. (2002). Analisis Pengukuran Kinerja Unit Rawat Jalan Jakarta Medical Center Dengan Pendekatan Kerangka Balanced scorecard. Tesis. Jakarta: FKMUI.
Ciptani, Monika K. (2000). Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol 2. Balanced scorecard Sebagai Pengukur Kinerja Masa depan: Suatu Pengantar. Universitas Kristen Petra.
Ganna, Gustaf. (2016). Pengaruh Critical Success Factors_Peningkatan Kinerja Capital Project. Tesis. Makassar. Universitas Hasanuddin
Gaspersz, Vincent. (2005). Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gerson, R F. (2004). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Cetakan ke-3. Jakarta Pusat: Victory Jaya Abadi.
Gibson, James,L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fahmi, Irham. (2013). Managemen Strategis (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Alfabeta
Handoko, T. H. (1993). Manajemen Personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta: BPFE UGM
Hartati. (2012). Pengukuran Kinerja RSUD DR.Moewardi Surakarta dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Tesis. Universitas Indonesia.
Hartono, Didi. (2014). Pengaruh Sarana Prasarana dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Jurnal. Kindai
Ilyas, Y. (2002). Kinerja : Teori, Perilaku dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi.
Jakarta Kaplan Robert S & Norton David P. (1996). Balanced Scorecard, Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Penerbit Airlangga
121
Kaplan Robert S & Norton David P. (2001). The Strategy-Focused Organization, How Balanced scorecard Companies Thrive in The New Business Environment. Harvard Business Sholl Pres.
Keswani, N.A. (2011). Analisis Kinerja Divisi Marketing Perusahaan Zahirah Dengan Pendekatan Balanced scorecard Tahun 2011. Skripsi. FKMUI
Kottler, Phillip. (2000). Marketing Management. The Millenium Edition. Prentice Hall International, Inc.
Kottler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran Jilid I edisi 11. Jakarta: PT. Index.
Luis, Suwardi and Biromo Prima. (2007). Step by Step in Cascading Balanced scorecard to Function Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyadi. (2001). Balanced scorecard Alat Manajemen Konteporer untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2007). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced scorecard. Yogyakrta: Unit Penerbitan dan Pencetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Munawir, S. (1989). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty
Nor, Liyana. (2015). Tenaga Kerja, Motivasi dan Kepusan Kerja Tentara Laut Armada Tentara Laut Diraja Malaysia. Jurnal Kemanusiaan !5 Juni 2015.
Pramadhany, Wahyu Eko Yuzandra. (2011). Penerapan Metode Balanced scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Organisasi Nirlaba. Skripsi. Semarang, Universitas Diponegoro.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja Capital and Project
Management Departement PT Vale Indonesia dengan Metode Balanced Scorecard, yang meliputi empat perspektif yaitu:1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif .proses bisnis internal, dan 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam angka penyusunan tesis saya pada jurusan Magister Manajemen Universitas Hasanuddin dibawah bimbingan dari Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si. Kuisioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang bekaitan dengan kinerja Departemen Capital and Project Management. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada resiko apapun atas jawaban responden. Semua jawaban yang diberikan berisifat rahasia dan kuisioner ini bersifat sukarela.
Terima kasih atas partisipasinya, jika ada pertanyaan silahkan menghubungi saya pada nomor HP 081242075009
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS HASANUDDIN
Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital
Dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015
Bagian I
KUESIONER KEPUASAN PELANGGAN
NO. DAFTAR PERNYATAAN STP TP CP P SP
A. Wujud Fisik (Tangibles)
1. Peralatan operasional kantor sudah baik dan memadai 2. Kenyamanan dan kebersihan kantor/tempat bekerja 3. Kejelasan petunjuk/informasi departemen
4. Ketersediaan fasilitas pendukung kantor (Kantin, tempat ibadah, dan lain-lain) di dalam lingkungan kantor
5. Kenyamanan dan kebersihan ruang service, ruang public, ruang meeting
6. Kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan
B. Keandalan (Reliability)
7. Kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan 8. Keakuratan administrasi/pencatatan proyek
9. Ketepatan waktu pelaksanaan konstruksi (start dan closing proyek)
C. Daya Tanggap (Responsiveness)
10. Karyawan segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada sponsor maupun kontraktor
11. Tanggapan positip terhadap keluhan sponsor maupun kontraktor
12. Kejelasan penyampaian informasi kepada sponsor dan kontraktor
D. Jaminan (Assurance)
13. Perilaku karyawan menimbulkan rasa aman dan percaya
14. Keramahan dan kesopanan karyawan dalam memberikan pelayanan atau informasi.
Petunjuk Pengisian
1. Mohon identitas responden diisi sesuai dengan pertanyaan yang tersedia
2. Mohon diberi tanda (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan yang
Bapak/Ibu/Sdr lihat/rasakan
3. Mohon dijawab tanpa ada pengaruh apapun, peneliti akan merahasiakan
jawaban Bapak/Ibu/Sdr
4. Keterangan: STP = Sangat Tidak Puas, TP = Tidak Puas, CP = Cukup Puas,
P = Puas, SP = Sangat Puas
15. Ketrampilan para Project Manager, Project Engineer, dan karyawan lainnya dalam pelayanan atau informasi
E. Empati (Emphaty)
16.
Pemberian informasi kepada sponsor mengenai update progress proyek/pekerjaan.
17. Ketersediaan dan kecukupan waktu bagi sponsor dan kontraktor untuk berkonsultasi
18. Pelayanan kepada semua sponsor dan kontraktor tanpa memandang status sosial dan lain-lain
KUISIONER ( _______ )
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja Capital and Project
Management Departement PT Vale Indonesia dengan Metode Balanced Scorecard, yang meliputi empat perspektif yaitu:1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif .proses bisnis internal, dan 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam angka penyusunan tesis saya pada jurusan Magister Manajemen Universitas Hasanuddin dibawah bimbingan dari Prof. Dr. Cepi Pahlevi, SE., M.Si dan Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si. Kuisioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang bekaitan dengan kinerja Departemen Capital and Project Management. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, tidak ada resiko apapun atas jawaban responden. Semua jawaban yang diberikan berisifat rahasia dan kuisioner ini bersifat sukarela.
Terima kasih atas partisipasinya, jika ada pertanyaan silahkan menghubungi saya pada nomor HP 081242075009
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS HASANUDDIN
Analisis Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Departemen Capital
Dan Project Management PT Vale Indonesia Tbk Tahun 2015
Bagian II KUESIONER PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
NO. DAFTAR PERNYATAAN STS TS CS S SS
A. Peralatan
1. Peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai
2. Peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai
3. Alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik
4. Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan inventaris kantor.
B. Sarana dan Prasarana
5. Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi dan efektifitas bekerja
6. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap
7. Gedung/ruang dalam kondisi baik dan dalam keadaan baik dan bersih.
8. Prasarana Kantor (seperti air, listrik, sistem informasi dan komunikasi, dan lain-lain) berfungsi dengan baik
9. Dilakukan pengecekan berkala dan perbaikan sarana prasarana kantor
C. Proses
10. CPM Departement mampu memenuhi target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan agreement yang telah disetujui.
11. Karyawan CPM Departement mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan
12. Karyawan CPM Departement mengetahui prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement
13. Karyawan CPM Departement mengikuti prosedur/Flow Chart pekerjaan di CPM Departement
14. Karyawan CPM Departement mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya.
15. Karyawan CPM Departement mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya.
Petunjuk Pengisian
1. Mohon identitas responden diisi sesuai dengan pertanyaan yang tersedia 2. Mohon diberi tanda (√) pada pilihan yang paling sesuai dengan yang
Bapak/Ibu/Sdr lihat/rasakan 3. Mohon dijawab tanpa ada pengaruh apapun, peneliti akan merahasiakan
jawaban Bapak/Ibu/Sdr 4. Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju,
CS = Cukup Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju
Bagian III KUESIONER PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
NO. DAFTAR PERNYATAAN STS TS CS S SS
A. Kemampuan
1. Terdapat training bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai fungsi dan kebutuhan
2. Adanya kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan pendidikan
3. Lingkungan kerja kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru
4. Adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari pimpinan
5. Pimpinan memberikan pengarahan yang jelas sebelum memberikan pekerjaan/proyek
6. Pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku yang produktif
7. Pimpinan memberikan pengetahuan kepada bawahan mengenai tingkah laku/moral yang positip
8. Adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan prakarsa
B. Motivasi
9. Departemen ini memberikan remunerasi/tunjangan kepada karyawan sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme
10. Promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan 11. Sistem absensi berjalan dengan baik 12. Ruangan kerja nyaman dan memadai 13. Pimpinan memberikan motivasi kepada bawahan dalam
bekerja
14. Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada bawahan
15. Keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik kepada pimpinan maupun rekan sekerja
16. Departemen ini memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi
17. Departemen ini memberikan teguran kepada karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan standar pekerjaan.
18. Komunikasi antar rekan sekerja maupun antar bagian berjalan dengan baik
19. Hubungan sosial sesama rekan kerja terjalin dengan baik 20. Kerja sama dalam tim maupun antar bagian di
departemen dalam menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik