BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) disebutkan 5 kemampuan pokok guru yaitu kemampuan untuk: (1) merumuskan indikator keberhasilan belajar, (2) memilih dan mengorganisasikan materi, (3) memilih sumber belajar, (4) memilih mengajar dan (5) melakukan penilaian. Masih banyak lagi model yang menggambarkan kemampuan dasar mengajar ini, namun demikian nampak dengan jelas bahwa pada semua profil kemampuan tersebut selalu mencantumkan dan mempersyaratkan kemampuan tenaga pengajar untuk mengevaluasi hasil belajar, sebab kemampuan mengevaluasi hasil belajar memang merupakan kemampuan dasar yang mutlak dimiliki oleh tenaga pengajar. Setiap pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan tersebut adalah tujuan pengajaran sebagai target yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan cara bagaimana tujuan dan proses belajar mengajar tersebut dapat dicapai dengan efektif. Selanjutnya, berdasarkan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu muncul pertanyaan, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) disebutkan 5
kemampuan pokok guru yaitu kemampuan untuk: (1) merumuskan indikator
keberhasilan belajar, (2) memilih dan mengorganisasikan materi, (3) memilih
sumber belajar, (4) memilih mengajar dan (5) melakukan penilaian. Masih
banyak lagi model yang menggambarkan kemampuan dasar mengajar ini,
namun demikian nampak dengan jelas bahwa pada semua profil kemampuan
tersebut selalu mencantumkan dan mempersyaratkan kemampuan tenaga
pengajar untuk mengevaluasi hasil belajar, sebab kemampuan mengevaluasi
hasil belajar memang merupakan kemampuan dasar yang mutlak dimiliki oleh
tenaga pengajar.
Setiap pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan
pembelajaran. Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan tersebut
adalah tujuan pengajaran sebagai target yang diharapkan dari proses belajar
mengajar dan cara bagaimana tujuan dan proses belajar mengajar tersebut
dapat dicapai dengan efektif. Selanjutnya, berdasarkan rencana dan tujuan
yang telah ditetapkan dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam
pelaksanaan pembelajaran selalu muncul pertanyaan, apakah kegiatan
pengajaran telah sesuai dengan tujuan, apakah siswa telah dapat menguasai
materi yang disampaikan, dan apakah proses pembelajaran telah mampu
membelajarkan siswa secara efektif dan efisien. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut perlu dilakukan asesmen pembelajaran(Balitbang, 2006) .
Asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen harus dilakukan pengajar sepanjang
rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Itulah sebabnya,
kemampuan untuk melakukan asesmen merupakan kemampuan yang
dipersyaratkan bagi setiap tenaga pengajar. Hal ini terbukti bahwa dalam
semua referensi yang berkaitan dengan tugas pembelajaran, selalu ditekankan
pentingnya kemampuan melakukan asesmen bagi guru dan kemampuan ini
selalu menjadi salah satu indikator kualitas kompetensi guru. Untuk
1
menghindari kesalahan persepsi dan agar guru dapat mempersipakan dan
melakukan asesmen dengan benar perlu dijelaskan tentang apa sebenarnya
pengertian dari asesmen pembelajaran dan bagaimana kesalahan pengertian
tersebut biasa terjadi di sekolah.
Penilaian hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam proses pembelajaran. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti
pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956,
yaitu cognitive, affective dan psychomotor. Kognitif (cognitive) adalah ranah
yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan ketrampilan
intelektual. Afektif (affective) adalah ranah yang berkaitan dengan
pengembangan pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi, sedangkan
psikomotor (psychomotor) adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan atau keterampilan motorik.
Sayangnya, pengetahuan akan asesmen pembelajaran yang baik dan benar
belum diketahui apalagi diterapkan oleh semua pengajar di Indonesia.
Buktinya, masih saja terdapat pengaar yang memegang prinsip subjektifitas
tanpa memandang aspek-aspek asesmen pembelajaran yang semestinya. Tentu
saja hal ini akan berdampak sangat buruk terhadap keberlanjutan pendidikan
di Indonesia. Untuk itu, materi mengenai asesmen pembelajaran sangat
penting untuk diketahui lebih lanjut oleh calon-calon guru di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memandang perlu untuk mengkaji
lebih jauh mengenai, “Penilaian dalam Proses Pembelajaran”. Dalam
makalah ini, hal-hal yang akan dibahas, antara lain pengertian asesmen
pembelajaran, tujuan asesmen, macam-macam, ruang lingkup, langkah-
langkah asesmen, ranah asesmen, dan prinsip-prinsip asesmen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan hal-hal sebagai
berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari penilaian dalam proses pembelajaran?
1.2.2 Apa saja tujuan dari penilaian dalam proses pembelajaran?
1.2.3 Apa saja macam-macam penilaian dalam proses pembelajaran?
2
1.2.4 Apa saja ruang lingkup penilaian dalam proses pembelajaran?
1.2.5 Bagaimana langkah-langkah penerapan penilaian dalam proses
pembelajaran?
1.2.6 Bagaimana prinsip-prinsip penilaian dalam proses pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, penulisan makalah ini memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari penilaian dalam pembelajaran.
1.3.2 Untuk memahami tujuan dari penilaian dalam pembelajaran.
1.3.3 Untuk memahami macam-macam penilaian dalam pembelajaran.
1.3.4 Untuk memahami ruang penilaian dalam pembelajaran.
1.3.5 Untuk mengkaji langkah-langkah penerapan penilaian dalam proses
pembelajaran.
1.3.6 Untuk mengkaji prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1.4.1 Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengalaman
bagi penulis dalam penyusunan makalah, serta pemahaman lebih
kepada penulis tentang penilaian dalam pembelajaran.
1.4.2 Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi
serta menjadi referensi mengenai penialaian dalam pembelajaran
kepada pembaca. Selain itu, pembaca juga diharapkan mengetahui
aplikasi konsep tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian/Assesment
Penilaian/assesment berdasarkan kompetensi merupakan suatu proses
pengumpulan bukti secara sistematis serta pembuatan keputusan tentang perilaku
seseorang terhadap sekitar kompetensi yang telah ditetapkan(Asmawi, 1994).
Penilaian sebaiknya saling berhubungan antara keterampilan, pengetahuan dan
sikap dan penerapan yang berguna, candidate/peuji harus menunjukkan bahwa
mereka kompeten dalam semua tugas,tidak hanya sebagian saja . Penilaian
berdasar kompetensi bukan hanya tentang unjuk kerja, pengetahuan dan
pemahaman adalah fundamental untuk unjuk kerja dan keperluan untuk dinilai.
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah (Poerwati,
2008). Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola
pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program-
program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan
penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk pengambilan
keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk meningkatkan
kemampuan siswa dengan pengajaran remidi (remidial teaching). Keputusan
untuk kebijakan pendidikan meliputi; kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten
maupun nasional. Pembahasan tentang kompetensi untuk melakukan asesmen
tentang siswa akan meliputi bagaimana guru mengkoleksi semua informasi untuk
membantu siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik
asesmen, baik teknik yang bersifat formal maupun nonformal, seperti teknik
paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah,
tugas-tugas di laboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses
4
pembelajaran. Semua informasi tersebut dianalisis untuk kepentingan laporan
kemajuan siswa.
Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan
non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen pembelajaran, guru akan dihadapkan pada 3
(tiga) istilah yang sering dikacaukan pengertiannya, atau bahkan sering pula
digunakan secara bersama yaitu istilah pengukuran, penilaian dan test (Poerwati,
2008). Untuk lebih jauh bisa memahami pelaksanaan asesmen pembelajaran
secara keseluruhan, perlu dipahami dahulu perbedaan pengertian dan hubungan di
antara ketiga istilah tersebut, dan bagaimana penggunaannya dalam asesmen
pembelajaran.
Jadi dapat diartikan bahwa assesment dalam pembelajaran adalah suatu
proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-
variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh
guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Variabel-variabel penting
yang dimaksud sekurang-kurangya meliputi pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan
berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal. Penilaian/assesment
juga dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan
hasil belajar yang telah dicapai.
2.2 . Tujuan Asesmen
Taylor (2000) dalam menyatakan bahwa tujuan dari asesmen itu ada
beberapa macam, yaitu:
1. Identifikasi Awal ( Screening )
Screening ditujukan untuk mengidentifikasi atau menemukenali anak yang
memiliki masalah akademik dan memerlukan layanan pendidikan khusus.
Seorang anak yang harus diasesmen harus diidentifikasi terlebih dahulu.
Dimana asesmen dapat digunakan untuk menghadapi individu yang
dipertimbangkan mengalami masalah yang beresiko tinggi.
2. Menentukan serta menilai strategi dan program pembelajaran
5
Asesmen dilakukan untu menentukan strategi dan program pembelajaran yang
sesuai, dimana informasi asesmen dapat digunakan dengan 4 cara, yaitu:
a. Sebelum anak menerima layanan pendidikan khusus, guru umum
membantunya dalam menentukan program pembelajaran yang tepat.
b. Prosedur asesmen dapat menentukan keefektifan strategi dan program
pembelajaran.
c. Asesmen dapat memberikan informasi prereferal untuk
mendokumentasikan kebutuhan rujukan formal.
d. Informasi ini dapat dimanifestasikan dalam program pendidikan yang
diindividualkan pada anak-anak yang membutuhkan layanan pendidikan
khusus.
3. Menentukan tingkat prestasi dan kebutuhan pendidikan
Anak-anak yang menerima layanan pendidikan khusus harus diidentifikasi
kebutuhannya. Caranya adalah dengan mengevaluasi tingkat kemampuan
setiap anak, yang terdiri dari pengukuran pra akademik, akademik, dan
keterampilan sosial.
4. Keputusan kelayakan layanan pendidikan
Data asesmen digunakan untuk menentukan kelayakan layanan pendidikan
khusus karena pelayanan tersebut melibatkan pelabelan atau klasifikasi anak.
Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa kemampuan anak rata-rata,
maka ia tidak berhak memperoleh layanan pendidikan khusus.
5. Keputusan penempatan program
Informasi asesmen harus digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat
keputusan penempatan pendidikan yang paling sesuai bagi anak-anak
berkebutuhan khusus.
6. Mengembangkan program pendidikan yang diindividualkan
Jika seorang anak memperoleh layanan pendidikan khusus formal, ia harus
memiliki program pendidikan yang diindividualkan (PPI) yang berfungsi
sebagai kontrak untuk mengidentifikasi tujuan dan waktu pemberian layanan.
7. Memonitor dan melaporkan kemajuan (evaluasi)
6
Berbagai prosedur digunakan untuk mendokumentasikan tingkat dan jenis
prestasi dari tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai informasi yang telah
diperoleh digunakan untuk membuat modifikasi program.
2.3 Macam-macam Assesment
1. Assesment/Penilaian Alternatif
Penilaian alternatif merupakan penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Dengan demikian asesmen alternatif (alternative assessment) adalah segala
jenis bentuk asesmen diluar asesmen konvensional (selected respon test dan
paper-pencil test) yang lebih autentik dan signifikan mengungkap secara langsung
proses dan hasil belajar siswa. Dalam beberapa literatur, asesmen alternatif ini
kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic assessment), asesmen
portofolio (portfolio assessment) atau asesmen kinerja (performsnce as-sessment).
Ada beberapa sub unit yang dibahas dalam materi alternatif assessment yaitu
hakikat alternatif assessmen, strategi alternatif assessment, Performance
Assessment sebagai Asesment Alternatif, dan Penilaian Alternatif dalam Penilaian
Berbasis Kelas (Widodo, 2009).
a. Hakikat Alternatif Assessment
Dalam mengumpulkan informasi ini guru biasanya menggunakan paper
and pencil test atau tes stkitar atau penilaian konvensional/tradisional.dalam
melakukan penilaian guru memerlukan instrument selain paper and pencil test,
nah berarti kita butuh instrument yang lain atau alternative. Alternative
assessment bukan menghilangkan penilain paper and pencil test, tetapi bentuk
assessment yang lain dan dapat mengukur kemampuan siswa yang tidak dapat
dijangkau dengan penilaian konvensional.
7
b. Strategi Alternatif Assessment
Strategi-strategi assessment yang digunakan dalam melakukan assessment
berkelanjutan adalah sebagai berikut: asesmen kinerja (Performance
Assessment), observasi (Observation), penggunaan pertanyaan (Questioning),
Presentasi (Presentation), diskusi (Discusions), Projek ((Project),