BAB II PEMBAHASAN 2.1 PT. ADARO INDONESIA PT Adaro Indonesia adalah salah satu kontraktor pemerintah melalui Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama yang telah dirikan pada tahun 1982 dan melakukan kegiatan eksplorasi, penambangan batubara di Kalimantan Selatan mulai berproduksi secara komersial tahun 1992. Lokasipenambangan terletak di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan, berjarak lebih kurang 220 km dari kota Banjarmasin ke arah utara yang dapat ditempuh melaui jalan darat, dengan waktu tempuh sekitar empat (4) jam. Lokasi pengolahan batubara (crushing plant) berada di Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penambangan dan pengolahan batubara dihubungkan dengan jalan khusus angkutan batubara yang dibangun oleh PT Adaro Indonesia, berjarak 80 km. Lokasi jalan ini berada di wilayah Kabupaten Tabalong, Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan. Dasar hukum operasional PT Adaro Indonesia adalah Perjanjian Karya Pengusahaan Penambangan Batubara (PKP2B) Nomor J2/J.i.DU/52/82 tanggal 16 November 1982 antara PT Adaro Indonesia dengan Perum Tambang Batubara sebagai prinsipal dan pemegang Kuasa Pertambangan atas wilayah tersebut. Berdasarkan Kepres
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PT. ADARO INDONESIA
PT Adaro Indonesia adalah salah satu kontraktor pemerintah melalui Perjanjian
Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama yang
telah dirikan pada tahun 1982 dan melakukan kegiatan eksplorasi,
penambangan batubara di Kalimantan Selatan mulai berproduksi secara komersial
tahun 1992. Lokasipenambangan terletak di Kabupaten Balangan dan Kabupaten
Tabalong Kalimantan Selatan, berjarak lebih kurang 220 km dari kota Banjarmasin ke
arah utara yang dapat ditempuh melaui jalan darat, dengan waktu tempuh sekitar
empat (4) jam. Lokasi pengolahan batubara (crushing plant) berada di Kabupaten
Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penambangan dan pengolahan
batubara dihubungkan dengan jalan khusus angkutan batubara yang dibangun
oleh PT Adaro Indonesia, berjarak 80 km. Lokasi jalan ini berada di wilayah
Kabupaten Tabalong, Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan.
Dasar hukum operasional PT Adaro Indonesia adalah Perjanjian Karya
Pengusahaan Penambangan Batubara (PKP2B) Nomor J2/J.i.DU/52/82 tanggal
16 November 1982 antara PT Adaro Indonesia dengan Perum Tambang Batubara
sebagai prinsipal dan pemegang Kuasa Pertambangan atas wilayah tersebut.
Berdasarkan Kepres No. 75 tahun 1996, kedudukan Perum Batubara sebagai
prinsipal digantikan oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen Pertambangan dan
Energi (yang sat ini merupakan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral).
Berdasarkan PKP2B, PT Adaro Indonesia berhak melakukan eksplorasi,
penambangan dan pemasaran batubara untuk jangkawaktu 30 tahun sejak dimulainya
tahap produksi tahun 1991 dan pada tahun 1992 yang merupakan tahun pertama
produksi komersial. Awalnya wilayah PKP2B PT Adaro Indonesia mencakup
area seluas 148.148 Ha dan setelah mengalami beberapa kali penciutan
wilayah yang dipertahankan seluas 35.800,80 Ha berdasarkan Surat Envirocoal
PT Adaro Energy, tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi Desember 2013 4 PT
ADAROENERGY, Tbk Keputusan Dirjen Pertambangan Umum No.
635.K/20.01/DJP/1998 area KW 96P00144 dan No. 67.K/2014/DDJP/1995 area KW
96PP0386 yang telah disesuaikan pula dengan pembayaran iuran tetap/deadrentseluas
35.800,80 Ha tiap semesternya.
Gambar 1. Lokasi Tambang PT Adaro Indonesia
2.2 Genesa Batubara
Batubara adalah batuan sediment (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari
tumbuhan, yang pada kondisi tertentu tidak mengalami proses pembusukan dan
penghancuran yang sempurna karena aktivitas bakteri anaerob, berwarna coklat
sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mana
mengakibatkan pengayaan kandungan karbon.
2.2.1 Sejarah Geologi Batubara Dunia
Periode pembentukan batubara pertama (Anthracolithicum) yang
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu terjadi dari
Zaman Karbon Bawah sampai Zaman Permian dan merupakan pembentukan
batubara maha hebat khususnya Zaman Karbon, dan sebagian besar
pembentukan batubara pada zaman ini, terjadi pada belahan bumi bagian
Utara. Contohnya di Amerika Utara dan Eropa (kedalaman 3 mil dan
membentang dari Scotlandia sampai Silesia (Polandia).
Periode pembentukan batubara kedua, terjadi dari Zaman Cretacius
Bawah sampai Zaman Tersier. dan hampir seluruh batubara muda (lignit) dan
batubara coklat (Brown Coal) terbentuk pada periode ini, kecuali batubara di
Cekungan Moscow yang berasal dari Zaman Karbon Bawah.Selanjutnya
seluruh endapan gambut diasumsikan terjadi pada Zaman Kuarter.
2.1.2 Genesa Bahan Galian Batubara
Penimbunan lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran
kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan gambut
yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan
tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan tekanan yang tinggi.
Suhu dan tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut
mengalami proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan
tersebut menjadi gambut dan kemudian batu bara. Pembentukan batubara
dimulai sejak Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batu
Bara) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara
360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara
ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang
disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi
lignite (batu bara muda) atau ‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu
bara dengan jenis maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara
jenis lainnya, batu bara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam
pekat sampai kecoklat-coklatan. Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang
terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan
yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu
bara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika
terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh
hitam dan membentuk ‘bitumen’atau‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat,
penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga
membentuk antrasit. Jenis-jenis Batu Bara Tingkat perubahan yang dialami
batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit – disebut sebagai pengarangan
– memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai
‘tingkat mutu’ batu bara. Batu bara dengan mutu yang rendah, seperti batu
bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh
dan berwarna suram seperti tanah. Baru bara muda memilih tingkat
kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan dengan
demikian kandungan energinya rendah. Batu bara dengan mutu yang lebih
tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam
cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki
kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah
dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Antrasit Definisi Batu bara
adalah bahan bakar fosil. Batu bara dapat terbakar, terbentuk dari endapan,
batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu
bara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan
lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan
tahun sehingga membentuk lapisan batu bara.
Gambar2.. Jenis batubara berdasarkan kalori
Gambar 3. Skema Pembentukan Batubara
2.2 TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA
Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, survei tinjau,
prospeksi, eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi
ini adalah untuk mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian
kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan tersebut menentukan
tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya batubara yang dihasilkan.
2.2.1 Survei Tinjau (Reconnaissance)
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi Batu bara yang paling awal
dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis
mengandung endapan batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut
serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan
kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran
penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan
pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1
: 100.000.
Pada tahap survei awal, pertama dilakukan survei formasi pembawa
batubara atau cool-bearing yang terbuka secara alami dan beberapa pengeboran
untuk mengetahui kedalaman dari lapisan batubara kearah kemiringan dengan
maksud memastikan deposit batubara yang potensial. Kemudian akan berlanjut
kepada teknik eksplorasi yang lebih tinggi menggunakan mesin dan peralatan
yang spesifik.
2.2.2 Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran
endapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal