BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi Tetes Mata
a. FI III ; 10
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau
suspensi yang digunakan utnuk dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata.b. FI IV
; 13
Larutan mata untuk mata adalah larutan steril, bebas partikel
asing, berupa sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa
hingga sesuai digunakan untuk mata.
c. DOM Martin ; 880
Tetes mata seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka
akibat kecelakaan atau pembedahan dan tetes mata secara potensial
lebih berbahaya daripada injeksi intavena.
d. Scovilles ; 221
Larutan opthalmik merupakan cairan steril atau larutan berminyak
dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibotik atau bahan-bahan
lain yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam mata. Ketika cairan,
larutan harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial,
anestetik, midriatikum, miotik atau maksud diagnosa. Larutan ini
disebut juga tetes mata dan collyria (singular collyrium).e. Parrot
; 290
Larutan mata (colluria) adalah bahan obat yang dimasukkan ke
dalam mata yang harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan
yang diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan
sterilisasi.f. Textbook of Pharmaceutics ; 358
Tetes mata adalah cairan steril atau larutan berminyak atau
suspensi yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam kantung
konjungtival. Tetes mata dapat mengandung bahan-bahan antimikroba
seperti antibiotik, bahan antiinflamasi seperti kortikosteroid,
obat miotik seperti fisostigmin sulfat atau obat midriatik seperti
atropin sulfat.
g. DOM King ; 140
Larutan mata adalah larutan steril, pada dasarnya bebas dari
partikel asing, bahan campuran yang sesuai, dan dikemas untuk
penggunaan ke dalam mata.
h. Formularium Nasional ; 316
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi
digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.
i. Formulasi Steril ; 109
Obat tetes mata adalah obat tetes steril, umumnya isotonis dan
isohidris. Kita menggunakannya dengan cara meneteskan kedalam lekuk
mata atau permukaan selaput bening mata.j. Ansel Indonesia ;
541
Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan
dikemas untuk dimasukkan dalam mata. Selain steril preparat
tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor
farmasi seperti kebutuhan bahan antimikroba, isotonisitas, dapar,
viskositas dan pengemasan yang cocok.Kesimpulan Dari berbagai
pustaka dapat disimpulkan bahwa :Tetes mata adalah sediaan mata
berupa larutan atau suspensi atau larutan berminyak dari alkaloid,
garam-garam alkaloid, antibiotik, antiinflamasi, miotik maupun
midriatik atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk penggunaan
mata dengan cara meneteskan obat ke dalam selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata dan bola mata yang diformulasi dengan
pertimbangan tonisitas, pH, viskositas, stabilitas, sterilisasi,
bahan antimikroba dan pengemasan yang baik.
II.2 Syarat-syarat Tetes Mataa. Scovilles ; 211
Faktor-faktor di bawah ini sangat penting dalam sediaan larutan
mata :
1. ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan;2.
sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba
yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak
mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan;3. isotonisitas dari
larutan;4. pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan
stabilitas yang optimum
b. DOP Cooper ; 180
Tetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang
idealnya harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. harus steril ketika dihasilkan; 2. harus bebas dari
partikel-partikel asing;3. harus bebas dari efek mengiritasi;4.
harusnya mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah pertumbuhan
dari mikroorganisme yang dapat berbahaya yang dihasilkan selama
penggunaan;5. jika dimungkinkan larutan berair seharusnya isotonis
dengan sekresi lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok
untuk obat khusus, dan idealnya tidak terlalu jauh dari netral;6.
harusnya stabil secara kimia.c. SDF ; 357Sediaan untuk mata terdiri
dari bermacam-macam tipe produk yang berbeda. Sediaan ini basa
berupa larutan (tetes mata / pencuci mata), suspensi / salep.
Kadang-kadang injeksi mata digunakan dalam kasus khusus. Sediaan
mata sama dengan sediaan steril lainnya yaitu harus steril dan
bebas dari bahan partikulat. Dengan pengecualian jumlah tertentu
dari injeksi mata, sediaan untuk mata adalah bentuk sediaan topikal
yang digunakan untuk efek lokal dan karena itu tidak perlu untuk
bebas pirogen.d. Scovilles ; 247
Farmasis seharusnya menyiapkan larutan mata yang :
1. steril;2. dalam pembawa yang mengadung bahan-bahan germisidal
untuk meningkatkan sterilitas;3. bebas dari partikel yang
tersuspensi;4. bahan-bahan yang akurat;5. isotonik atau sangat
mendekati isotonik;6. dibuffer sebagaimana mestinya;7. dimasukkan
dalam wadah yang steril;8. dimasukkan dalam wadah yang kecil dan
praktis.e. Prescription ; 181
Secara umum disetujui sediaan mata harus steril, menggunkan
pengawet, harus memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan
lakrimal normal.
f. DOM Martin ; 880
Faktor yang paling penting dipertimbangkan ketika menyiapkan
larutan mata adalah tonisitas, pH, stabilitas, viskositas, seleksi
pengawet dan sterilisasi. Sayang sekali, yang paling penting dari
itu adalah sterilitas yang telah menerima sifat / perhatian dan
farmasis dan ahli mata. Ini diinginkan bahwa larutan mata stabil,
isotonis, dan sifat pH, dan tidak ada pernah telah kehilangan mata
karena larutan sebagian terurai atau mengiritasi. Penggunaan
larutan tidak steril ke dalam mata yang terluka, di lain hal sering
menyebabkan kecelakaan.
g. Parrot ; 29
Obat yang dimasukkan ke dalam mata harus diformulasi dan
disiapkan dengan pertimbangan yang diberikan terhadap tonisitas,
pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi diinginkan
karena kornea dan jaringan lapisan ruang anterior adalah media yang
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme dan masuknya cairan mata yang
terkontaminasi dalam mata yang trauma oleh kecelakaan atau
pembedahan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
h. RPS 18th ; 1589
Karakteristik larutan mata :
1. bebas dari partikel asing dan secara normal harus jernih yang
dicapai dengan filtrasi;2. kestabilan dari obat pada sediaan mata
tergantung dari sifat kimia bahan obat, pH, cara penyiapan
(biasanya oleh pemaparan suhu), larutan tambahan dan tipe
pengepakan;3. buffer dan pH idealnya sediaan mata harus
diformulasikan pada pH yang ekuivalen dengan nilai cairan mata
yaitu 7,4;4. tonisitas, sediaan atau larutan mata dipertimbangkan
isotonis, yaitu sama dengan 0,9% larutan NaCl;5. viskositas dan
bahan tambahan.i. Ensyclopedia volume 11 ; 58
Tentang ukuran partikel :
Ukuran partikel (m)Batas yang diusulkan, partikel per ml
10
25
> 50 50
5
Tidak diizinkan
j. DOM King ; 145
Mata manusia adalah organ yang paling sensitif. Maka bereaksi
dengan cepat. Sampai mendekati perubahan apapun dalam
lingkungannya. Untuk alasan ini larutan yang digunakan pada mata
sebaik suspensi dan salep harus dibuat dengan perhatian yang sangat
teliti. Syarat-syarat harus dipertimbangkan dalam perbuatan dan
kontrol terhadap produk sediaan mata harus :
1. sterilisitas
6. kejernihan2. buffer
7. pH3. tonisitas
8. pengawet4. zat tambahan
9. kekentalan5. pengemasan
10. stabilitasBanyak dari syarat ini saling berkaitan dan tidak
dapat dipandang sebagai faktor terisolasi yang dipertimbangkan
secara individual. Sterilisasi misalnya, dapat dihubungkan dengan
pH, buffer, dan pengemasan. sistem buffer harus dipertimbangkan
dengan pemikiran tonisitas dan dengan pemikiran kenyamanan
produk.
k. www.formulasi steril. com (diambil dari buku Pelajaran
Teknologi Farmasi, Voight)
Mata merupakan organ yang paling peka dari manusia. Oleh karena
itu, sediaan obat mata mensyaratkan kualitas yang lebih tajam.
Tetes mata harus efektif dan tersatukan secara fisiologis (bebas
dari rasa nyeri, tidak merangsang) dan steril.Kesimpulan Dari
berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat tetes mata
yang ideal adalah sebagai berikut :1. tetes mata harus steril,
dibuat dari bahan-bahan yang telah disterilkan;2. menggunakan
pendapar yang tepat, dengan pH mendekati pH fisiologis cairan mata
yakni pH 7,4;3. tetes mata harus isotonis dengan cairan mata;4.
mengandung pengawet yang cocok;5. bebas dari bahan partikulat;6.
wadah harus steril dan kompatibel dengan bahan-bahan yang
digunakan;7. ukuran partikel, untuk ukuran 10 m hanya boleh
terdapat 50 per ml, untuk ukuran 25 m hanya boleh terdapat 5 per
ml, dan tidak diperbolehkan partikel berukuran > 50 m.II.3
Keuntungan Tetes Mata
a. AMA Drugs ; 1624
Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun
salep dengan obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari
larutan / salep yang obat-obatnya larut dalam air.b. RPS 18th ;
1584
Tidak menganggu penglihatan ketika digunakan. USP XXI
menggambarkan larutan mata dengan definisi, semua bahan-bahan
lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi masalah, hanya
sedikit pengaruh sifat fisika dengan tujuan ini. Salep mata umumnya
menghasilkan bioavailabilitas yang lebih besar daripada larutan
berair.
c. Ansel Indonesia ; 553Larutan mata yang viskositasnya
bertambah, akan tinggal dalam mata untuk periode waktu yang lebih
lama sehingga meningkatkan bioavalabilitas bahan obat.
KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan keuntungan
tetes mata adalah :1. tidak mengganggu penglihatan ketika
digunakan;2. keseragaman bahan dalam tetes mata lebih baik karena
bahan-bahannya larut sempurna;3. larutan lebih stabil dibanding
salep;4. viskositas dapat diatur dengan penambahan bahan viskositas
sehingga aliran obat menjadi lebih lambat dan bioavailabilitas
dapat meningkat.II.4 Kerugian Tetes Mataa. RPS 18th ; 1585Kerugian
yang prinsip dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif
singkat antara obat dan permukaan yang terabsorbsi, serta hanya
bekerja pada bagian kornea, iris, dan konjungtiva.b. DOM King ;
142Bioavailabilitas obat sangat lambat.c. Modern Pharmaceutical ;
515Penggunaan tetes mata pada anak-anak merupakan tugas yang
sulit.d. Ansel Indonesia ; 540Diberikan pada volume yang kecil
karena kapasitas mata menahan dan menyimpan terbatas.KesimpulanDari
berbagai pustaka dapat disimpulkan kerugian tetes mata adalah :
1. waktu kontak relatif singkat antara obat dan permukaan yang
terabsorbsi;2. hanya bekerja di konjungtiva, iris, dan kornea;3.
bioavalabilitas obat lambat;4. sulit digunakan pada anak-anak;5.
hanya dapat diberikan pada volume yang kecil karena kapasitas mata
yang terbatas dalam menyimpan cairan obat.II.5 Cara Penggunaan
Tetes Mata
a. RPS 18th ; 1584Cara menggunakan tetes mata :
1. Cuci tangan.2. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan
kelopak mata bagian bawah.3. Jika penetesnya terpisah, tekan bola
karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke dalam botol untuk
membawa larutan ke dalam penetes.4. Tempatkan penetes di atas mata,
teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian bawah sambil melihat ke
atas jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari.
5. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka
dan jangan berkedip paling kurang 30 detik.
6. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan
tutup rapat. Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes
dengan ujung menghadap ke bawah. Jangan pernah menyentuhkan penetes
dengan permukaan apapun Jangan mencuci penetes. Ketika penetes
diletakkan di atas botol, hindari kontaminasi pada tutup ketika
dipindahkan.
Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan
oleh industri farmasi untuk farmasis, peraturan yang sama digunakan
menghindari kontaminasi.
Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami
perubahan warna.
Jika Anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama,
buka hanya satu botol saja.
Jika Anda menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu
yang sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata
yang lain.
Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di
depan cermin.
Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat
dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena dapat
menghilangkan obat tempat kerjanya.b. DOM King ; 143
Cara menggunakan tetes mata :
1. Cuci tangan.2. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan
kelopak mata bagian bawah.3. Jika penetesnya terpisah, tekan bola
karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke dalam botol untuk
membawa larutan ke dalam penetes.
4. Tempatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam
kelopak mata bagian bawah sambil melihat ke atas jangan
menyentuhkan penetes pada mata atau jari.5. Lepaskan kelopak mata,
coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip paling
kurang 30 detik.
6. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan
tutup rapat. Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes
dengan ujung menghadap ke bawah. Jangan pernah menyentuhkan penetes
dengan permukaan apapun. Jangan mencuci penetes. Ketika penetes
diletakkan di atas botol, hindari kontaminasi pada tutup ketika
dipindahkan. Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah
mengalami perubahan warna. Jika Anda mempunyai lebih dari satu
botol dari tetes yang sama, buka hanya satu botol saja. Jika Anda
menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu yang sama,
tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata yang lain.
Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di
depan cermin. Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata
terlalu rapat dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena
dapat menghilangkan obat tempat kerjanya.c. Ansel Indonesia ;
554
Jumlah larutan untuk mata telah ditentukan oleh resep harus
diteteskan pada mata atau sekeliling jaringan dengan penetes tadi
waktu memakai obat-obat untuk mata, obat penetes harus dipegang di
atas mata dan dengan tangan lainnya, si pasien menarik kelopak mata
ke bawah, lalu obat diteteskan pada mata sambil melihat ke atas.
Pasien harus tetap diam selama kurang lebih 30 detik sambil matanya
tetap terbuka. Setelah penetes dipasang, pasien harus diperintahkan
untuk tidak menutup mata rapat-rapat atau berkedip-kedip lebih
sering dari biasanya (yang dapat menyebabkan hilangnya obat dari
mata). Larutan untuk mata yang mengandung benda-benda tertentu atau
menampakkan sedikit kekeruhan harus dibuang.KesimpulanDari berbagai
pustaka dapat disimpulkan cara menggunakan tetes mata adalah :
1. Cuci tangan.2. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan
kelopak mata bagian bawah.3. Jika penetesnya terpisah, tekan bola
karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke dalam botol untuk
membawa larutan ke dalam penetes.4. Tempatkan penetes di atas mata,
teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian bawah sambil melihat ke
atas jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari.
5. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka
dan jangan berkedip paling kurang 30 detik.
6. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan
tutup rapat. Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes
dengan ujung menghadap ke bawah.
Jangan pernah menyentuhkan penetes dengan permukaan apapun
Jangan mencuci penetes. Ketika penetes diletakkan di atas botol,
hindari kontaminasi pada tutup ketika dipindahkan.
Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan
oleh industri farmasi untuk farmasis, peraturan yang sama digunakan
menghindari kontaminasi.
Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami
perubahan warna.
Jika Anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama,
buka hanya satu botol saja.
Jika Anda menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu
yang sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata
yang lain.
Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di
depan cermin.
Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat
dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena dapat
menghilangkan obat tempat kerjanya.II.6 Karakteristik Tetes
Mata
a. RPS 18th ; 1589
Karakteristik tetes mata adalah :1. Kejernihan
Larutan mata adalah dengan definisi bebas dari partikel asing
dan jernih secara normal diperoleh dengan filtrasi, pentingnya
peralatan filtrasi dan tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat
tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk
menghilangkannya. Pengerjaan penampilan dalam lingkungan bersih,
penggunaan Laminar Air Flow (LAF) dan harus tidak tertumpahkan akan
memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas
partikel asing. Dalam beberapa permasalahan, kejernihan dan
sterilitas dilakukan dalam langkah filtrasi yang sama. Ini penting
untuk menyadari bahwa larutan jernih sama fungsinya untuk
pembersihan wadah dan tutup. Keduanya, wadah dan tutup harus
bersih, steril dan tidak tertumpahkan. Wadah dan tutup tidak
membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang
penyimpanan. Normalnya dilakukan uji sterilitas. 2. Stabilitas
Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada
sifat kimia bahan obat, pH produk, metode penyimpanan (khususnya
penggunaan suhu), zat tambahan larutan dan tipe pengemasan. Obat
seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pada
pH 6,8 namun demikian, pH stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat
diukur dalam beberapa hari atau bulan. Dengan obat ini, bahan
kehilangan stabilitas kimia kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pH 5,
kedua obat stabil dalam beberapa tahun. Tambahan untuk pH optimal,
jika sensitivitas oksigen adalah satu faktor, stabilitas yang
diinginkan dicapai dengan penambahan antioksidan. Kemasan plastik,
polietilen densitas rendah Droptainer memberikan kenyamanan pasien,
dapat meningkatkan deksimental untuk kestabilan dengan pelepasan
oksigen menghasilkan dekomposisi oksidatif bahan-bahan obat.
3. Buffer dan pH
Idealnya, sediaan mata sebaiknya pada pH yang ekuivalen dengan
cairan mata yaitu 7,4. Dalam praktiknya, ini jarang dicapai.
Sebagian besar bahan aktif dalam optalmologi adalah garam basa
lemah dan paling stabil pada pH asam. Ini umumnya dapat dibuat
dalam suspensi kortikosteroid tidak larut suspensi biasanya paling
stabil pada pH asam. pH optimum umumnya menginginkan kompromi pada
formulator. pH diseleksi jadi optimum untuk kestabilan. Sistem
buffer diseleksi agar mempunyai kapasitas yang baik untuk
memperoleh pH dengan range stabilitas untuk durasi umur produk.
Kapasitas buffer adalah kunci utama dalam keadaan ini.
4. Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan osmotik yang diberikan oleh
garam-garam dalam larutan berair, larutan mata adalah isotonik
dengan larutan lain ketika magnitudo sifat koligatif larutan adalah
sama. Larutan mata dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya
sama dengan 0,9% larutan NaCl. Sebenarnya mata lebih toleran
terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu yang diusulkan maka
biasanya dapat mentoleransi larutan sama untuk range 0,5 1,8 %
NaCl. Isotonisitas selalu dikehendaki dan khususnya penting dalam
larutan intraokuler. Namun demikian, ini tidak dibutuhkan ketika
total stabilitas produk dipertimbangkan.
5. Viskositas
USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk
memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan
aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metilselulosa, polivinil alkohol
dan hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk
meningkatkan viskositas. Para peneliti telah mempelajari efek
peningkatan viskositas dalam waktu kontak dalam mata. Umumnya
viskositas meningkat 25-50 cps ketika digunakan bahan viskositas.6.
Bahan tambahan
Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan,
namun demikian pemilihan dalam jumlah tertentu. Antioksidan,
khususnya natrium bisulfat atau metabisulfat, digunakan dengan
konsentrasi sampai 0,3%, khususnya dalam larutan yang mengandung
garam epinefrin. Antioksidan lain seperti asam askorbat atau
asetilsistein juga digunakan. Antioksidan berefek sebagai penstabil
untuk meminimalkan oksidasi epinefrin.Penggunaan surfaktan dalam
sediaan mata dibatasi hal yang sama. Surfaktan nonionik, kelas
toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam konsentrasi
rendah khususnya suspensi dan berhubungan dengan kejernihan
larutan. Penggunaan surfaktan, khususnya beberapa konsentrasi
signifikan sebaiknya dengan karakteristik bahan-bahah. surfaktan
nonionik, khususnya dapat bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen
pengawet antimikroba dan inaktif sistem pengawet. Surfaktan
kationik digunakan secara bertahap dalam larutan mata tetapi hampir
invariabel sebagai pengawet antimikroba. Benzalkonium klorida dalam
range 0,01 0,02% dengan toksisitas faktor pembatas konsentrasi.
Benzalkonium klorida sebagai pengawet digunakan dalam jumlah besar
dalam larutan dan suspensi mata komersial.b. www.formulasi
steril.com (diambil dari buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Voight)
Karakteristik suatu sediaan tetes mata adalah :
1. Steril
Pemakaian tetes mata yang terkontaminasi mikroorganisme dapat
terjadi rangsangan berat yang dapat menyebabkan hilangnya daya
penglihatan atau tetap terbukanya mata sehingga sebaiknya dilakukan
sterilisasi akhir (sterilisasi uap) atau menyaring larutan dengan
filter pembebas bakteri.2. Kejernihan
Persyaratan ini dimaksudkan untuk menghindari perangsangan
akibat bahan padat. Sebagai penyaring digunakan leburan gelas,
misalnya Jenaer Fritten dengan ukuran pori G3 G5.3. Pengawetan
Dengan pengecualian sediaan yang digunakan pada mata luka atau
untuk tujuan pembelajaran, dan dapat dibuat sebagai obat bertakaran
tunggal, maka obat tetes mata perlu diawetkan. Pengawet yang sering
digunakan adalah thiomerosal (0,002%), garam fenil merkuri
(0,002%), garam alkonium dan garam benzalkonium (0,002 0,1%) dalam
kombinasinya dengan Na2EDTA (0,1%), klorheksidin (0,005 0,01%),
klorbutanol (0,5%), dan benzil alkohol (0,5 1%).4. Tonisitas
Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar
dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan
keluarnya airmata, yang dapat mencuci keluar bahan obatnya. Untuk
membuat larutan mendekati isotonis dapat digunakan medium isotonik
atau disebut hipotonis, umumnya digunakan NaCl (0,7 0,9%) atau asam
borat (1,5 1,9%) steril.5. Pendaparan
Mirip seperti darah, cairan mata menunjukkan kapasitas dapar
tertentu. Yang sedikit lebih rendah, oleh karena sistem yang
terdapat pada darah seperti asam karbonat, plasma protein amfoter,
dan fosfat primer / sekunder, juga dimilikinya kecuali sistem
hemoglobin-aksi hemoglobin. Harga pHnya juga seperti darah 7,4.
Akan tetapi hilangnya karbon dioksida dapat meningkatkannya sampai
harga pH 8 9. Pada pemakaian tetes biasanya yang nyata tanpa rasa
nyeri adalah larutan dengan harga pH 7,3 9,7. Daerah pH dari 5,5
11,4 masih dapat diterima. Tetes mata didapar atas dasar beberapa
alasan yang sangat berbeda. Misalnya untuk memperbaiki daya tahan
(penisilina), untuk mengoptimasikan kerja (misalnya
oksitetrasiklin), atau untuk mencapai kelarutan yang memuaskan
(misalnya kloramfenikol). Pengaturan larutan pada kondisi isohidril
(pH=7,4) adalah sangat berguna untuk menutupi rasa nyeri yang
sempurna, meskipun hal ini sangat sulit direalisasi oleh karena
kelarutan dan stabilitas bahan obat dan sebagian pembantu juga
kerja optimum disamping aspek fisiologis (tersatukan) turut
berpengaruh.6. Viskositas dan aktivitas permukaan
Tetes mata dalam air mempunyai kerugian, oleh karena mereka
dapat ditekan keluar dari saluran konjungtival oleh gerakan pelupuk
mata. Oleh karena itu, waktu kontaknya pada mata menurun. Melalui
peningkatan viskositas dapat dicapai distribusi bahan aktif yang
baik didalam cairan dan waktu kontak yang lebih lama atau panjang.
Lagipula sediaan tersebut memiliki sifat lunak dan licin sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri. Oleh karena itu sediaan ini sering
dipakai pada pengobatan keratokonjungtivitas, sebagai peningkat
viskositas digunakan metil selulosa dan polivinil pirolidon
(PVP).c. Ansel Indonesia ; 541
Suatu larutan mata harus memenuhi beberapa karakteristik sebagai
berikut :1. Sterilitas dan pengawetan
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan
bila mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin
sterilitas selama pemakaian. Larutan untuk mata yang dimaksud untuk
digunakan selama operasi atau pada mata yang terkena trauma,
umumnya tidak mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan
menyebabkan iritasi pada jaringan di dalam mata. Larutan ini
biasanya dikemas dalam wadah untuk dosis tunggal dan semua larutan
yang tidak dipakai harus dibuang. 2. Nilai isotoni
Cairan tubuh termasuk darah dan cairan mata mempunyai tekanan
osmosis yang sebanding dengan larutan NaCl dalam air 0,9%. Jadi
suatu larutan NaCl dengan konsentrasi tersebut dikatakan isoosmotik
atau memiliki suatu tekanan osmosis yang seimbang dengan cairan
fisiologi. Dalam praktiknya, batas-batas isotonitas suatu larutan
untuk mata berupa NaCl atau ekuivalensinya dapat berkisar dari 0,6
2,0% tanpa rasa tidak nyaman pada mata. 4. Pendaparan
Dapar mungkin digunakan dalam suatu larutan untuk mata karena
salah satu atau semua alasan berikut ini :(1) Untuk mengurangi
ketidaknyamanan si pasien,
(2) Untuk menjamin kestabilan obat, dan
(3) Untuk mengawasi aktivitas terapeutik bahan obat.pH air mata
normal 7,4 memiliki suatu kemampuan dapar. Pemakaian suatu larutan
yang mengandung obat pada mata merangsang aliran airmata yang
mencoba menetralkan setiap kelebihan ion hidrogen atau hidroksil
yang dikenakan pada mata bersama larutan. 5. Viskositas dan zat
pengental
Viskositas adalah suatu sifat cairan yang lebih bertahan untuk
mengalir. Kebalikan dari viskositas adalah fluiditas. Viskositas
dijelaskan dalam kekuatan yang dibutuhkan umtuk memindahkan satu
permukaan datar ke permukaan lainnya dibawah ketentuan tertentu
apabila ruangan antaranya yang dipenuhi oleh cairan menjadi
permasalahan. Suatu bahan cair yang 10 kali lebih kental (viscous)
daripada air pada suhu yang sama viskositasnya sama dengan 10
cps.d. Prescription ; 181Karakteristik larutan mata adalah :1.
Sterilitas
Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata dijelaskan
dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Airmata tidak
seperti darah, tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk
memproduksinya. Mekanisme pertama untuk pertahanan melawan infeksi
yaitu aksi sederhana pencucian oleh airmata dan suatu enzim yang
ditemukan dalam airmata (lisozim) yang mempunyai kemampuan
menghidroksi selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme. 2.
Pengawetan
Perhatian untuk kondisi ke depan dari penggunaan produk akhir
juga penting jika larutan digunakan dalam kantor dokter mata atau
sebuah klinik. Kemungkinan patogen inokular yang masuk dalam
larutan meningkat. Ini membutuhkan larutan mata seperti penggunaan
self-sterizing. Larutan yang digunakan di rumah sedikit lebih
banyak dikenal seperti infeksi silang tetapi ini terlihat layak
untuk menggunakan pengawet untuk tipe sediaan. Ada tiga tipe dari
pengobatan mata yang disukai terlihat hanya pada rumah sakit.
Sediaan untuk penggunaan dalam trauma berat pada mata atau selama
pembedahan bahan-bahan digunakan untuk satu pasien, sediaan ini
hanya digunakan sekali dan oleh karena itu penggunaan pengawet
diabaikan. 3. Tekanan osmotikBeberapa tahun lalu, tidak banyak
kesepakatan terbaik dari energi dikeluarkan dalam upaya menjamin
kebenaran tekanan osmotik dalam larutan mata. Kemudian kemungkinan
dibaca dalam jurnal Italian Pharmaceutical sebuah kutipan dari
jurnal Swiss Pharmaceutical, bahwa tekanan osmotik relatif tidak
penting. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa mata insensitif pada
range yang luas dari tekanan osmotik. Konsep ini ditentang atas
dasar meskipun nyeri tidak dirasakan, airmata dapat dihasilkan dan
obat tercuci dari mata. Oleh karena itu terlihat bahwa metode
paling aman adalah menambahkan tekanan osmotik dari larutan untuk
penggunaan dalam mata untuk range yang praktis. 4. Konsentrasi ion
hidrogen
pH normal dari larutan lakrimal kira-kira sama dengan darah 7,4.
Ini terlihat sesuai untuk dapar semua sediaan mata pada range pH
ini. Meskipun, faktor lain harus dipertimbangkan sebagai contoh,
kelarutan dan stabilitas dari kebanyakan obat mata tergantung pada
pH. Kelarutan asam lemah (contohnya atropin sulfat, pilokarpin
nitrat) akan menurun dengan kenaikan pH. Dan kelarutan basa lemah
(contohnya natrium fluoresin, natrium sulfadiazin) akan menurun
dengan penurunan pH.5. Penyesuaian viskositas
Penggunaan dari 0,33% (4000 cps) metil selulosa dengan 1 :
50.000 benzalkonium klorida telah direkomendasikan sebagai
pengganti airmata. Metil sesulosa dalam konsentrasi 1% dapat
digunakan untuk meningkatkan viskositas dari sebuah larutan mata
memperlambat aliran pencucian dari larutan.e. DOM King ;
146Karakteristik tetes mata meliputi :1. KejernihanSebagai definisi
resmi, produk opthalmik harus bebas dari partikel asing. Kejernihan
biasanya didapat melalui filtrasi. 2. Buffer dan pH
Produk pH dan buffer dibutuhkan untuk membuat pH sebagai tanda
produk dan biasanya penting untuk kestabilan produk. pH cairan
airmata secara umum dikenal kira-kira 7,4, meskipun nilai ini dapat
berubah-ubah. Bahan aktif yang digunakan dalam larutan opthalmik
biasanya basa lemah, garam asam, seperti yang kebanyakan stabil
pada pH asam.3. Viskositas
Selama tahun 1950, peningkatan viskositas dikesankan sama dengan
peningkatan waktu kontak larutan opthalmik pada mata. Sejak waktu
itu, USP mengizinkan penggunaan zat tambahan seperti metil
selulosa, hidroksi propil metil selulosa (HPMC), dan polivinil
alkohol untuk memperpanjang waktu kontak. Viskositas larutan dapat
ditingkatkan kira-kira 25 50 cps melalui beberapa penambahan.
Bagaimanapun, pelindung partikel harus digunakan untuk memastikan
bahwa kejernihan larutan dapat dicapai dalam kehadiran beberapa
agen impart-viskositas.4. Tonisitas
Tonisitas berarti tekanan osmotik dihasilkan oleh garam dalam
larutan. Larutan opthalmik merupakan larutan isotonik yang
benar-benar dipertimbangkan secara umum dengan larutan lain, saat
magnitudo sifat koligatif larutan adalah sama. Sebagai saat yang
baik, larutan opthalmik disebut isotonik ketika tonisitas sama
untuk digunakan 0,9% larutan NaCl. Mata biasanya dapat mentoleransi
ekuivalen larutan pada range 0,5 1,8 % NaCl. 5. Pengawet
Dengan salah satu pengecualian produksi dosis tunggal, larutan
opthalmik steril harus mengandung pengawet antimikrobial yang cocok
untuk mencegah timbulnya mikroorganisme dalam penggunaan. Substansi
pengawet ideal dapat dilihat dengan kriteria berikut :
(1) aktivitas antibakterial spektrum luas yang meliputi
kemampuan melawan antara organisme gram positif, gram negatif dan
fungi,(2) stabilitas fisika dan kimia memuaskan dengan range pH
yang luas,(3) kompatibel dengan komponen kimia dan dengan bahan
dasar material,(4) aman dan tidak mengiritasi selama pemakaian.
f. Ensyclopedia volume 11 ; 57-61
Beberapa kriteria tetes mata :1. KejernihanDefinisi resmi
larutan opthalmik mengharuskan bahwa larutan ini bebas materi
partikulat. Kejernihan larutan biasanya dapat dicapai melalui
filtrasi. Salah satu dengan filter penjernih atau bagian prosedur
penjernih steril.Batas ukuran partikel pada preparat sediaan
opthalmik
Ukuran partikel (m)Batas yang diusulkan, partikel per ml
10
25
> 50 50
5
Tidak diizinkan
2. Stabilitas
Stabilitas bahan aktif dalam larutan opthalmik tergantung pada
sifat kimia bahan aktif, pH, prosedur, pembuatan, tipe bahan
tambahan, dan tipe wadah. Pemeliharaan pH yang konsisten dengan
stabilitas yang cocok sering menimbulkan pertentangan dengan pH
yang memberi penetrasi korneal optimum obat dipertanyakan dan
penerimaan pasien optimum terhadap produk.3. pH yang sesuai dan
buffer
pH larutan opthalmik yang diatur dengan pemilihan buffer yang
tepat adalah salah satu pertimbangan formula yang sangat penting.
Buffer dapat digunakan dalam larutan opthalmik untuk satu atau
lebih dengan beberapa alasan : (1) untuk mempertahankan pH
fisiologis airmata, untuk mengurangi keluarnya airmata dan
ketidaknyamanan pasien; (2) untuk mengoptimalkan aktivitas
terapeutik bahan aktif dengan mengubah penetrasi korneal melalui
pengubahan dalam tingkat ionisasi ; (3) untuk mengoptimalkan
stabilitas produk. pH cairan mata dilaporkan dapat berubah-ubah
antara 6,9 dan 7,5 selama bertambahnya jam dalam sehari.4.
Tonisitas
Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik larutan karena adanya
(bahan kimia, zat tambahan). Tekanan osmotik adalah sifat koligatif
dan karena itu tergantung pada jumlah magnitudo partikel yang ada
dalam larutan, terlepas dari apakah bahan itu molekul atau ion.
Airmata dan cairan tubuh lainnya menekan pada tekanan osmotik 302
318 mOsm/Kg yang mana ekuivalen dengan 0,9% b/v NaCl (garam
normal). Cairan mata dan garam normal dikatakan isoosmotik, itu
karena memiliki tekanan osmotik yang sama. Larutan dengan tekanan
osmotik lebih rendah dari garam normal dikatakan hipotonik,
selanjutnya dengan tekanan osmotik lebih tinggi disebut hipertonik.
Dalam praktik sekarang, diobservasi bahwa mata dapat mentoleransi
nilai ekuivalen tekanan osmotik pada range 0,6 2,0% NaCl tanpa rasa
ketidaknyamanan.5. Viskositas
Viskositas larutan opthalmik sering ditingkatkan dengan maksud
memperpanjang waktu kontak korneal, pengurangan kecepatan
pengeringan, dan peningkatan bioavailabilitas bahan aktif.6. Bahan
tambahan
Bahan penstabil
Penggunaan penstabil dapat diizinkan dalam larutan opthalmik
jika sangat dibutuhkan.
Surfaktan
Penambahan surfaktan pada larutan opthalmik dibolehkan, meskipun
penggunaannya sangat terbatas. Toksisitas surfaktan adalah pada
batasan anionik > kationik >> nonionoik. Nonionik
digunakan pada konsentrasi rendah untuk meningkatkan dispersi obat
yang ditunda, seperti steroid, dengan cara demikian memperbaiki
kejernihan larutan.KesimpulanDari berbagai pustaka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik tetes mata adalah :1. tetes mata
merupakan sediaan steril;
2. tetes mata merupakan larutan jernih yang bebas dari bahan
partikulat;
3. tetes mata merupakan larutan yang isotonis;
4. tetes mata memiliki pH yang mendekati pH fisiologis cairan
mata;
5. tetes mata memiliki stabilitas yang baik, stabilitas
tergantung pada sifat kimia bahan aktif, pH, prosedur pembuatan,
pemilihan bahan tambahan, dan tipe wadah;
6. tetes mata dapat ditingkatkan viskositasnya sehingga dapat
memperpanjang waktu kontak obat dengan mata;7. penggunaan surfaktan
pada tetes mata dapat meningkatkan dispersi sehingga memperbaiki
kejernihan sediaan meskipun penggunaan surfaktan terbatas;8. tetes
mata mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah tumbuhnya
mikroorganisme dan memelihara sterilitas.
II.7 Mengapa Sediaan Mata Harus Steril
a. SDF: 357-358
Sterilisasi merupakan sesuatu yang penting. Larutan mata yang
dibuat dapat membawa banyak organisme, yang paling berbahaya adalah
Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini yang dapat
menyebabkan kebutaan. Ini khususnya berbahaya untuk penggunaan
produk nonsteril di dalam mata ketika kornea dibuka. Bahan-bahan
partikulat dapat mengiritasi mata, ketidaknyamanan pada pasien dan
metode ini tersedia untuk pengeluarannya.b. Prescription : 181
Jika satu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata,
bahwa sediaan mata harus steril. Air mata, kecuali darah, tidak
mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Oleh
karena itu, mekanisme pertahanan utama melawan infeksi mata secara
sederhana aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah enzim ditemukan
dalam air mata (lisozim) dimana mempunyai kemampuan untuk
menghidrolisa polisakarida dari beberapa organisme ini. Organisme
ini tidak dipengaruhi oleh lisozim. Satu yang paling mungkin yang
menyebabkan kerusakan mata adalah Pseudomonas aeruginosa (Bacillus
pyocyaneus).
c. RPS 18th :1588
Bahaya obat nonsteril
Pseudomonas aeruginosa (B. pyocyaneus, P. pyocyanea; Blue- pus
bacillus) ini merupakan organisme berbahaya dan oppportunis yang
tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan zat /
produk antibakteri. Cenderung untuk membunuh kontaminan lain dan
membiarkan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur murni.
Bacillus-gram negatif menjadi sumber dari infeksi yang serius pada
kornea. Ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada 24-48
jam. Pada konsentrasi yang ditoleransi oleh jaringan mata,
menunjukkan bahwa semua zat antimikroba didiskusikan pada bagian
berikut dapat tidak efektif melawan beberapa strain dari organisme
ini.
d. Parrot ; 290Sterilitas diinginkan karena kornea dan jaringan
yang segaris dengan daerah arteri adalah media baik untuk
mikroorganisme dan penetesan dari larutan mata yang terkontaminasi
ke dalam mata yang luka oleh kecelakaan atau operasi dalam
menghasilkan kehilangan penglihatan.e. DOM Martin ; 892
Jika lapisan epitel-epitel sesekali rusak, maka tidak akan ada
pertahanan dan organisme mungkin memasuki kornea secara bebas dan
menyebabkan infeksi. Satu organisme yang sangat berbahaya dan
mikroorganisme oppurtonitik, yang sebenarnya tumbuh dalam kornea
lebih baik dari semua media yang lain yang dikenal adalah
Pseudomonas aeruginosa. Oleh karena itu ada 2 standar untuk sediaan
mata yang direkomendasikan :1. untuk mata yang bagian epitel kornea
belum rusak, larutan steril dikemas dalam wadah dosis ganda untuk
penggunaan di rumah menggunakan penetes tunggal sedangkan dalam
kantor dokter dipisahkan penetes steril untuk tiap pasien,2. untuk
mata yang bagian epitel korneanya telah rusak, digunakan unit kecil
yang mengandung larutan steril untuk penggunaan pasien tunggal.
KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa suatu
sediaan mata harus steril karena organ mata memiliki mekanisme
pertahanan melalui aksi sederhana pencucian dengan airmata dan
menghasilkan suatu enzim dalam airmata (lisozim) yang mempunyai
kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa
mikroorganisme. Namun, tidak semua mikroorganisme dapat dipengaruhi
oleh lisozim, salah satunya adalah Pseudomonas aeruginosa yang
memiliki lapisan lipid yang tebal. Larutan mata yang nonsteril,
dapat mengandung bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata
sehingga infeksi mata dari Pseudomonas aeruginosa dapat terjadi.
Infeksi ini dapat menyebabkan kebutaan.II.8 Mengapa Tetes Mata
Harus Isotonisa. Scoville's : 234Isotonisitas dalam larutan mata.
Ketika sekresi lakrimal sekarang dipertimbangkan untuk mempunyai
tekanan osmotik yang sama sebagai cairan darah, dan kemudian
menjadi isotonis dengan 0,9% larutan natrium klorida, perhitungan
untuk penyiapan larutan mata isotonis telah disederhanakan.
Farmasis selanjutnya selalu menuntut, sebagai bagian dari praktek
profesionalnya, untuk menyiapkan larutan mata yang isotonis.b. RPS
18th : 1590Tonisitas adalah tekanan osmotik yang diberikan oleh
garam dalam larutan berair. Larutan mata adalah isotonik dengan
cairan lain ketika magnitudo sifat koligatif larutan adalah sama.
Larutan yang dipertimbangkan isotonik ketika tonisitasnya sama
dengan larutan NaCl 0,9%. Perhitungan isotonisitas dalam suatu
waktu mendapat penekanan yang lebih berat. Calon farmasis harus
diajar persyaratan yang lebih mendetail dan peralatan untuk
mencapai tonisitas, kadang-kadang kerusakan disebabkan oleh faktor
lain seperti sterilitas dan stabilitas. Sebenarnya mata lebih
toleran terhadap variasi tonisitas daripada suatu waktu yang
diusulkan. Mata biasanya dapat mentoleransi larutan yang ekuivalen
dalam rentang 0,5-1,8% NaCl. Memberikan pilihan, isotonisitas
selalu diinginkan dan khususnya penting dalam larutan intraokuler.
Namun demikian, ini tidak dibutuhkan menjadi perkara yang
berlebihan ketika total stabilitas produk dipertimbangkan.
c. Textbook Of Pharmaceutics ; 360
Seperti yang telah lalu untuk alasan kenyamanan pada penggunaan,
tetes dibuat isotonik dengan sekresi lakrimal. Bagaimanapun, tidak
bisa dipungkiri bahwa mata dapat mentoleransi range tonisitas dari
0,5 2,0% NaCl sebelum ketidaknyamanan dialami. Bahan obat itu
sendiri yang biasanya sering menyebabkan nyeri atau menyengat pada
penggunaan. Sebagai contoh, Amethotaine HCl memiliki aktivitas
permukaan yang menyebabkan nyeri ketika larutan digunakan ke dalam
mata dan untuk alasan ini konsentrasi diatas 1% tidak digunakan.
Sekarang bukan syarat umum dalam The British Pharmaceutical Codex
untuk tetes mata dibuat isotonik.d. Modern Pharmaceutical ; 516
Dahulu suatu kesepakatan terbaik dari perhatian ditempatkan pada
pengajaran farmasis untuk mengatur dengan benar larutan mata
menjadi isotonik (menggunakan suatu tekanan osmotik setara dengan
0,9% NaCl). Pada komponen larutan mata ini penting mempertimbangkan
sterilitas, stabilitas dan pengawetan, dan tidak membahayakan untuk
memperoleh larutan isotonik yang tepat range dari 0,5 2,0% tidak
menyebabkan respon nyeri dan range 0,7 1,5% masih dapat diterima
pada sebagian besar orang.e. SDF : 358Tonisitas berarti tekanan
osmotik yang dihasilkan oleh larutan dari keberadaan padatan
terlarut atau tidak larut. Cairan mata dan cairan tubuh lainnya
memberikan tekanan osmotik sama dengan garam normal atau 0,9%
larutan NaCl. Larutan yang mempunyai jumlah bahan terlarut lebih
besar daripada cairan mata disebut hipertonik. Sebaliknya, cairan
yang mempunyai sedikit zat terlarut mempunyai tekanan osmotik lebih
rendah disebut hipotonik. Mata dapat mentoleransi larutan yang
mempunyai nilai tonisitas dalam range dari ekuivalen 0,5% sampai
1,6% NaCl tanpa ketidaknyamanan yang besar. Tonisitas pencuci mata
mempunyai hal penting lebih besar daripada tetes mata karena volume
larutan yang digunakan. Dengan pencuci mata dan dengan bantuan
penutup mata, mata dicuci dengan larutan kemudian kemampuan cairan
mata berlebih untuk mengatur beberapa perbedaan tonisitas. Jika
tonisitas pencuci mata tidak mendekati cairan mata, dapat,
menghasilkan nyeri dan iritasi. Dalam pembuatan larutan mata,
tonisitas larutan dapat diatur sama cairan lakrimal dengan
penambahan zat terlarut yang cocok seperti NaCl. Jika tekanan
osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melampaui cairan mata,
tidak ada yang dapat dilakukan jika konsentrasi obat yang
diinginkan dipertahankan, ketika larutan hipertonik. Contohnya 10
dan 30% larutan natrium sulfasetamid adalah hipertonik, konsentrasi
kurang dari 10% tidak memberikan efek klinik yang diinginkan. Untuk
larutan hipotonik sejumlah metode disiapkan untuk menghitung jumlah
NaCl untuk mengatur tonisitas larutan mata, salah satu metodenya
adalah metode penurunan titik beku.KesimpulanDari berbagai pustaka
dapat disimpulkan bahwa alasan suatu tetes mata harus isotonis
karena tonisitas merupakan tekanan osmotik yang diberikan oleh
garam dalam larutan berair. Cairan mata dan cairan tubuh lainnya
memberikan tekanan osmotik yang sama dengan garam normal atau 0,9%
NaCl. Larutan yang mempunyai jumlah bahan terlarut lebih besar
daripada cairan mata disebut hipertonik, sedangkan cairan yang
memiliki sedikit zat terlarut memiliki tekanan osmotik lebih rendah
disebut hipotonik. Keadaan hipertonik maupun isotonik dapat
diterima sebagai suatu sediaan karena keadaan ini memungkinkan
osmosis cairan mata keluar sel sehingga sel mengkerut, namun dalam
beberapa waktu sel dapat kembali ke keadaan semula. Sebaliknya pada
keadaan hipotonik, dapat terjadi lisis pada sel. Selain itu, tetes
mata yang isotonik dapat memberikan rasa nyaman pada penggunaan
karena tidak timbul rasa nyeri ketika suatu tetes mata
digunakan.II.9 pH Cairan Mataa. Scoville's ; 224Ada persetujuan
umum tentang konsentrasi ion hidrogen dari cairan lakrimal adalah
mendekati netral. Namun demikian, variasi nilai telah dilaporkan
oleh beberapa peneliti. Kemudian Hasford dan Hicks, Buchr dan
Baeschlin, Feldman, Dekking, Byleveld, van Grosz dan Hild dan Goyan
dilaporkan telah menemukan pH cairan mata berhubungan dengan darah.
Yang lain telah mendapatkan nilai yang berbeda: Gyorffy dari
6,3-8,4; Lipschultz 8,0; Oguchi dan Nakasima dari 8,4-8,6.
Federsen-Bjergaard menemukan pH cairan lakrimal dari sepuluh orang
normal dan menemukan nilai 8,2. Dia membuat ketentuan dengan cara
kolorimetri dan elektrometri, dan ditemukan hasil yang sama pada
kedua metode. Hind dan Goyan dalam pekerjaan terakhir, menemukan pH
air mata adalah 7,4. Berdasarkan hal itu, pH cairan lakrimal
sekurang-kurangnya 7,4 dan mungkin lebih alkali. b. Parrot ;
223Larutan lakrimal normalnya pH 7,4.c. DOM Martin ; 882pH
fisiologi dari larutan lakrimal adalah 7,4.d. Modern Pharmaceutical
; 517pH normal fisiologi dari cairan airmata adalah 7,4.e. Ansel
Indonesia ; 548pH airmata normal 7,4.f. DOM King ; 141pH dari
airmata adalah 7,4 dengan range 7,3 7,7.g. Formulasi Steril ;
111Harga pH mata sama dengan darah yaitu 7,4. Pada pemakaian
tetesan biasa, larutan yang nyaris tanpa rasa nyeri adalah larutan
dengan pH 7,3 9,7. Namun, daerah pH 5,5 11,4 masih dapat
diterima.h. DOP Cooper ; 192Konsentrasi ion hidrogen dari cairan
mata berkisar 7,2 7,4.i. Textbook of Pharmaceutics : 360Sekresi
lakrimal mempunyai nilai pH antara 7,2-7,4 dan mempunyai kapasitas
membuffer yang tinggi. Akibatnya, mata dapat mentoleransi larutan
yang mempunyai nilai pH dari 3,5-10, mereka tidak didapar dengan
kuat ketika cairan mata akan dengan cepat memperbaiki nilai pH
normal dari mata. KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan
bahwa harga pH mata sama dengan darah yaitu 7,4. Pada pemakaian
tetesan biasa, larutan nyaris tanpa rasa nyeri adalah larutan
dengan pH 7,3 9,7. Namun, daerah pH 5,5 11,4 masih dapat
diterima.II.10 pH Sediaan Mataa. Scoville's ; 225pH dari larutan
mata sebaiknya antara 4,5 dan 9.b. DOM Martin ; 898Dalam banyak
perumpamaan, kita dapat mencapai obat dengan seratus kali lebih
stabil pada pH 5,0 dan kemudian pH 7,0.
c. Parrot ; 223Larutan lakrimal normalnya pH 7,4 dengan rentang
5,2-8,3. Ini masih bisa ditoleransi oleh larutan mata dengan range
pH ini, disebabkan oleh (1) volume kecil larutan, (2) buffer cairan
mata, dan (3) peningkatan produksi air mata.
KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa pH
sediaan tetes mata umumnya mendekati pH larutan mata yakni 7,4.
Namun pH sediaan tetes mata dengan range pH 4,5 9 masih dapat
diterima.II.11 Pewadahan Tetes Mata
a. DOP Cooper ; 185
Tipe wadah yang biasa digunakan untuk tetes mata adalah vertikal
dilipat gelas coklat atau gelas botol hijau layak dengan tutup yang
membawa tube tetes dengan sebuah pentil dan kemampuan untuk ditutup
sebagaimana untuk menahan mikroorganisme. Sifat-sifat yang penting
sebagai berikut :
1. wadah dilengkapi dengan uji untuk membatasi alkali gelas.
Copper (1963) menunjukkan bahwa kadang-kadang botol dapat
dibebasalkalikan tetapi tube tetes tidak. Ini dapat dicontohkan
oleh tetes mata fisostigmin dalam larutan dalam botol tidak
berwarna tetapi pada tube tetes berwarna merah muda;
2. wadah melindungi isi bahan terhadap cahaya. Banyak bahan obat
sensitif terhadap cahaya;3. wadah mempunyai segel yang memuaskan.
Norton (1963) menunjukkan tes warna;4. pentil karet atau pentil
dari bahan-bahan lain adalah penyerap dan sebaiknya dijenuhkan
dengan pengawet yang digunakan dalam larutan mata dimana mereka
digunakan;5. wadah menyiapkan penetes yang siap digunakan dan
melindungi terhadap kerusakan dan kontaminasi;6. wadah dilengkapi
dengan pengaturan racun. Banyak obat mata adalah racun;7. wadah non
gelas tidak bereaksi dengan obat-obat atau partikel lain yang
menjadi isi larutan.
b. Scoville's ; 247
Wadah untuk larutan mata. Larutan mata sebaiknya digunakan dalam
unit kecil, tidak pernah lebih besar dari 15 ml dan lebih disukai
yang lebih kecil. Botol 7,5 ml adalah ukuran yang menyenangkan
untuk penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek
waktu pengobatan akan dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah
pemaparan kontaminasi. Botol plastik untuk larutan mata juga dapat
digunakan. Meskipun beberapa botol plastik untuk larutan mata telah
dimunculkan dalam pasaran, mereka masih melengkapi dan yang terbaik
adalah untuk menulis secara langsung produksi untuk menghasilkan
informasi teknik dalam perkembangan terakhir. c. SDF ; 367
Larutan mata disiapkan secara terus-menerus dikemas dalam wadah
tetes (droptainers) polietilen atau dalam botol tetes gelas. Untuk
mempertahankan sterilitas larutan, wadah harus steril. Wadah
polietilen disterilkan dengan etilen oksida, sementara penetes
gelas dapat dibungkus dan di autoklaf. Secara komersial disiapkan
unit dosis tunggal dengan volume 0,3 ml atau kurang dikemas dalam
tube polietilen steril dan disegel dengan pemanasan. d. RPS 18th ;
1590
Wadah gelas sediaan mata tradisional dengan dilengkapi penetes
gelas telah dilengkapi hampir sempurna dengan unit penetes
polietilen densitas rendah yang disebut "Droptainer". Hanya
sejumlah kecil wadah gelas yang masih digunakan, biasanya karena
pembatasan sterilitas. Larutan intraokuler volume besar 250-500 ml
telah dikemas dalam gelas, tetapi bahkan sediaan parenteral mulai
dikemas dalam pabrik khusus wadah polietilen / polipropilen. Satu
yang masih perlu dipikirkan adalah wadah plastik, biasanya
polietilen densitas rendah, adalah tidak tergantikan dengan wadah
gelas. Wadah plastik adalah permeabel terhadap beberapa bahan
termasuk cahaya dan air. Wadah plastik dapat mengandung variasi
bahan-bahan tambahan seperti bahan pelepas jamur, antioksidan,
reaksi quenchers dan sejenisnya, dapat menggunakan plastik dalam
wadah larutan. Lem label, tinta dan warna juga dapat berpenetrasi
polietilen dengan cepat, sebaliknya bahan-bahan menguap dapat
menyerap dari larutan ke dalam atau melalui wadah plastik. Wadah
gelas memberikan bahan yang menyenangkan untuk penyiapan
terus-menerus larutan mata. Tipe I digunakan. Wadah sebaiknya
dicuci dengan air destilasi steril kemudian disterilisasi dengan
otoklaf. Penetes normalnya disterilkan dan dikemas dalam blister
pack yang menyenangkan. e. DOM Martin ; 901Botol drop merupakan
wadah sangat baik yang paling banyak digunakan pada pengepakan
larutan mata diakhir tahun ini. Seperti wadah yang terdapat dengan
ukuran dari 4 60 ml.Ini penting ketika menggunakan plastik atau
botol drop dengan karet untuk berhati-hati dalam membersihkannya,
khususnya sebelum penggunaan droper. Ketika permukaan luar droper
sudah kelihatan bersih, bagian dalam permukaan droper sebagai botol
seluruhnya, harus dapat dibilas dengan larutan deterjen dengan air
destilasi steril. Ini dilakukan untuk memindahkan talkum atau
partikulat yang sering hadir selama pempabrikan botol. Sayangnya,
beberapa sumber komersial telah diganti wadah drop polietilen untuk
wadah kaca biasa. Pengepakan dibuat sepenuhnya dari polietilen yang
terdapat dari beberapa sumber komersial. Ini mencakup pemasukan
drop polietilen dalam pembagian drop medikasi ketika botol dibalik
atau ditekan dengan lembut. f. Modern Pharmaceutical ; 519
Tetes mata dikemas sepenuhnya dalam botol drop plastik sejak
perkenalan drop-tainer plastik pada tahun 1950. Sedikit produk
masih tetap dalam botol drop gelas karena pertimbangan stabilitas.
Keuntungan utama dari drop-tainer dan dengan cara yang sama botol
drop plastik didesain menyenangkan untuk digunakan oleh pasien,
penurunan potensi kontaminasi, berat yang lebih ringan, dan biaya
yang lebih murah. Botol plastik memiliki ujung yang keluar sebagai
bagian integral dari wadah. Pasien dengan mudah memindahkan tutup
dan membalik botol ke bawah dan menekan hati-hati sebagai satu
tetes drop jatuh dalam mata. Pengeluaran ujung dapat didesain hanya
untuk mengeluarkan satu drop untuk cairan irigasi, tergantung pada
tekanan. Ketika digunakan, larutan sisa dalam botol hanya dibuka
sedikit untuk mengurangi kontaminasi selama pemakaian. Jadi, ini
akan memelihara ketidakadaan mikrobial dibanding dengan botol gelas
tipe lama dengan drop terpisah.Botol plastik dan penetesnya terbuat
dari resin Low Density Poliethylen (LDPE), yang memberikan
fleksibilitas dan sifat inert. Karena komponen-komponennya kontak
dengan produk selama hidupnya, harus hati-hati dalam memilih dan
diuji pemilihannya untuk penggunaan opthalmik. Resin Low Density
Poliethylen (LDPE) digunakan untuk botol dan penetesnya tidak
diautoklaf dan disterilisasi baik dengan radiasi gamma 60 Co
ataupun dengan gas etilen dioksida. Tutup didesain seperti ketika
ditutup rapat pada botol ini cocok dengan penetes dan membentuk
segel. Tutup biasanya terbuat dari resin yang lebih keras dari
botol seperti polistiren atau polipropilen dan juga disterilisasi
oleh radiasi gamma atau gas etilen dioksida.Sebuah wadah plastik
khusus opthalmik telah diperkenalkan bahwa penggunaan khusus dari
poliproplen resisten tehadap perubahan bentuk pada temperatur
autoklaf. Dengan pewadahan yang khusus, botol dapat diisi, penetes
dan tutup dipasang, dan segala produk disterilkan melalui uap
lembab pada tekanan 1210 C.Botol drop gelas masih digunakan untuk
produk yang sangat sensitif terhadap oksigen atau mengandung
komponen-komponen permeabel yang tidak cukup stabil dalam plastik.
Penggabungan serbuk-serbuk juga menggunakan wadah gelas,
karakteristik transfer panas dibutuhkan selama proses
pendinginan-pengeringan.Wadah gelas disterilkan melalui panas
kering atau sterilisasi uap lembab autoklaf. Gelas amber digunakan
untuk yang resisten cahaya dan lebih unggul dari gelas green. g.
Textbook Of Pharmaceutics ; 361
Wadah dosis tunggal. Untuk penggunaan dalam praktik di rumah
sakit, selama dan setelah operasi pada mata, tetes mata disalurkan
dalam wadah dosis tunggal. Tetes mata yang digunakan pada mata yang
sakit (fluoresin) dibagikan dengan cara yang sama. Contoh dalam
sebuah wadah, tidak ada kebutuhan pada tetes mata untuk bakterisida
dan perlu diingat bahwa larutan yang digunakan selama pembedahan
harus tidak mengandung penambahan beberapa substansi
antimikroba.
Wadah dosis ganda. Untuk menggunakan dan untuk mata lengkap
dalam praktik Rumah Sakit, tetes mata dibagikan dalam wadah ini
dosis ganda. Tipe konvensional tetes mata terbuat dari kaca dan
ditutup dengan sumbat sekrup serta dengan penetes mata pentil. The
British Pharmaceutical Codex membuat spesifikasi bahwa contoh wadah
harus memenuhi standar British 1679 : part 5 1965. Ini mengharuskan
bahwa botol amber, berbongkai partikel dan terbuat dari kaca netral
atau kaca soda yang melindungi permukaannya untuk menghindari atau
membatasi, jumlah alkali yang dilepas kedalam cairan larutan.
Pelindung permukaan botol dikenal juga sebagai one trip botol
dan tidak diautoklaf lebih dari satu kali. Drop gelas terbuat dari
kaca netral dan pentil karet harus dapat menahan tekanan autoklaf
pada satu saat dan harus tidak melepas alkali atau kotoran lain
selama penggunaan. Sumbat yang terdapat pada pentil dapat terbuat
dari aluminium atau plastik yang sesuai.
Pentil karet alam tidak jarang memberi reaksi yang susah.
Kesulitan khusus tidak dapat menahan tekanan autoklaf pada
peristiwa tunggal ketika yang lain dapat bertentangan dengan
bakterisida pada autoklaf dalam kehadiran benzalkonium klorida,
yang dapat memproduksi larutan keruh pasti mengakibatkan pelepasan
stearat dari karet. Pentil karet silikon mungkin kurang dalam
mengabsorbsi bakterisida dari larutan. Sayangnya, bahan ini mahal,
lebih mahal dari plastik karet alami dan memungkinkan kehilangan
air dalam penguapan pada penyimpanan.
Tetes mata juga disalurkan dengan sebuah penutupan sumbat sekrup
biasa dan drop steril memungkinkan pemisahan pada pak yang sesuai
untuk mempertahankan kesterilannya. Persentasi metode ini dapat
diadopsi untuk mengatasi kesulitan pertentangan antara bakterisida
dan penutupan karet. Pada kasus lain, pembatas karet pada sumbat
sekrup dapat dilindungi dari piringan etilen tereptalat (melinex).
Metode ini menghadirkan kesulitan praktik sejak etilen tereptalat
hanya tersedia dalam bentuk lembaran dan piringan harus dipotong.
Tetes mata dapat juga disalurkan dalam cara ini pada praktik Rumah
Sakit sehingga pembungkus drop steril dapat dihasilkan olehnya dan
sebuah drop mata untuk meminimalisasi resiko infeksi.
Aluminium atau sumbat sekrup logam lain tidak sesuai jika garam
fenil merkuri digunakan sebagai bakterisida karena kemungkinan
infeksi kimia. The British Pharmaceutical Codex juga mengizinkan
penggunaan wadah steril yang sesuai untuk tetes mata seperti wadah
harus kompatibel dengan sediaan dan tidak melepaskan materi yang
tidak diinginkan (bahan plastik) ke dalam larutan. Wadah yang
dibuat dari nilon digunakan untuk tetes mata dan umumnya memuaskan,
tapi pasien yang tua mendapat kesulitan dalam menggunakannya,
dengan meneteskan drop ke mata. Bahan ini digunakan pada presentasi
dari tetes mata. h. Ensyclopedia volume 11 ; 61Biasanya larutan
mata dikemas dalam wadah gelas beserta sebuah drop gelas. Sejak
perkenalan wadah drop Low Density Poliethylen (LDPE), wadah gelas
tergantikan, kecuali pertimbangan stabilitas penggunaannya.
Keuntungan dari wadah drop meliputi potensi kontaminasi lebih
rendah, penggunaannya menyenangkan, lebih ringan, dan lebih murah.
Plastik Low Density Poliethylen (LDPE) tembus cahaya dan untuk obat
yang sensitif terhadap cahaya, tambahan dalam pewadahan (seperti
agen pengopak titanium dioksida) atau label papan tidak tembus
cahaya pada bagian luar wadah bila diperlukan. Wadah plastik Low
Density Poliethylen (LDPE) tidak dapat diautoklaf dan biasanya
disterilisasi dengan etilen dioksida atau radiasi gamma 60 Co.
Wadah gelas drop botol masih digunakan untuk preparasi larutan mata
yang dilakukan tanpa persiapan. Wadah ini juga digunakan untuk
produk yang mudah teroksidasi atau mengandung komponen yang dapat
terbagi kedalam wadah plastik.KesimpulanDari berbagai pustaka dapat
disimpulkan bahwa pewadahan tetes mata meliputi :
1. wadah drop plastik, biasanya terbuat dari Low Density
Poliethylen (LDPE). Wadah ini merupakan wadah yang sering digunakan
karena menyenangkan, potensi kontaminasi mikroba relatif kecil,
lebih ringan, dan murah. Wadah ini tidak dapat disterilisasi dengan
autoklaf, tetapi disterilisasi dengan radiasi gamma 60 Co atau gas
etilen dioksida.2. wadah drop gelas, biasanya digunakan untuk
produk yang sensitif terhadap oksigen dan bagi produk yang
mengandung komponen-komponen yang tidak cukup stabil dalam wadah
plastik. Wadah ini dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu
1210C.
II.12 Komposisi Tetes Mataa. DOP Cooper ; 184Selain bahan obat,
tetes mata dapat mengandung sejumlah bahan tambahan untuk
mempertahankan potensi dan mencegah peruraian. Bahan tambahan itu
meliputi :
1. PengawetSebagaimana yang telah dikatakan, ada bahan untuk
mencegah perkembangan mikroorganisme yang mungkin terdapat selama
penggunaan tetes mata. Larutan untuk tetes mata khusus, yang paling
banyak tetes mata dan yang lain menggunakan fenil merkuri nitrat,
fenil etil alkohol dan benzalkonium klorida.2. Isotonisitas dengan
Sekresi LakrimalNaCl normalnya digunakan untuk mencapai tekanan
osmotik yang sesuai dengan larutan tetes mata.3. Oksidasi
ObatBanyak obat mata dengan segera dioksidasi dan biasanya dalam
beberapa kasus termasuk bahan pereduksi. Natrium metasulfit dalam
konsentrasi 0,1% umumnya digunakan untuk tujuan ini.4. Konsentrasi
Ion Hidrogen
Butuh untuk kestabilan konsentrasi ion hidrogen, dan beberapa
buffer telah digambarkan. Natrium sitrat digunakan dalam tetes mata
fenilefrin.
5. Bahan Pengkhelat
Ketika ion-ion dan logam berat dapat menyebabkan peruraian obat
dalam larutan digunakan bahan pengkhelat yang mengikat ion dalam
kompleks organik, akan memberikan perlindungan. Na2EDTA, satu yang
paling dikenal sebagai pengkhelat.
6. Viskositas
Untuk menyiapkan larutan kental dengan memberi aksi yang lama
pada larutan mata dengan tetap kontak lebih lama pada permukaan
mata, bahan pengental dapat digunakan, metilselulosa 1% telah
digunakan untuk tujuan ini. b. FI III ; 19Tetes mata berair umumnya
dibuat menggunakan cairan pembawa yang mengandung pengawet terutama
fenil raksa (II) nitrat atau fenil raksa (II) asetat 0,002%,
benzalkonium klorida (0,01%) atau klorheksidin asetat 0,02% yang
pemilihannya didasarkan atas ketercampuran zat pengawet terhadap
obat mata yang terluka dilain hal sering menyebabkan kecelakaan.c.
SDF ; 34Penggunaan larutan mata melalui instalasi lebih
mempertimbangkan topikal daripada parenteral. Oleh karena itu,
dalam formulasi larutan mata tidak biasanya digunakan perbedaan
pada bahan tambahan, memasukkan buffer, pengawet antimikroba, bahan
kimia untuk penggunaan tonisitas dan bahan pengental. Beberapa
dokter, lebih suka larutan mata dikemas dalam wadah dosis tunggal
tanpa kekurangan penambahan yang dapat menimbulkan
hipersensitivitas dari bahan kimia.d. Modern Pharmaceutical ;
516Bahan-bahan tambahan dalam larutan dan suspensi mata memerlukan
satu atau lebih sesuai dengan fungsinya : tonisitas, buffer dan
pengatur pH, bahan penstabil, peningkat kelarutan, penambah
viskositas dalam aksi pelarut. 1. Tonisitas dan bahan pengatur
tonisitasPada komponen larutan mata, ini penting mempertimbangkan
sterilitas, stabilitas dan pengawet dan tidak membahayakan untuk
memperoleh larutan isotonik yang tepat. Range dari 0,5 2,0% NaCl
tidak menyebabkan respon nyeri dari range 0,7 1,5% masih dapat
diterima pada sebagian besar orang. Bahan pengatur tonisitas yang
digunakan biasanya meliputi NaCl, KCl, garam, buffer, dextrosa,
gliserin dan propilen glikol.2. Pengatur pH dan buffer
pH dan buffer dalam sediaan mata adalah sama pentingnya dengan
pengawet sejak stabilitas menjadi sangat penting pada penggunaan
obat mata adalah sebagian besar kontrol pH lingkungan. Pada
penambahan untuk efek stabilitas, pengatur pH dapat mempengaruhi
kenyamanan, keamanan dan aktivitas dari produk. Kenyamanan dapat
dideskripsikan sebagai respon subjektif dari pasien setelah
instalasi dari produk dalam cul-de-sac. Iritasi mata adalah yang
pada umumnya disertai dengan peningkatan sekresi cairan airmata
dari kondisi psikologi normal merupakan alasan penggunaan dapar
sebagai pengatur pH. Idealnya, setiap produk dibuffer hingga pH 7,4
yang dipertimbangkan pH fisiologi normal dari cairan airmata.3.
Bahan penstabil
Bahan penstabil ditambahkan pada formula untuk menurunkan
dekomposisi dari bahan aktif. Antioksidan adalah bahan penstabil
yang pada prinsipnya ditambahkan beberapa larutan mata, utamanya
mengandung epinefrin dan bahan pengoksid lain. Natrium bisulfit
atau metabisulfit digunakan pada kosentrasi hingga 0,3% dalam
epinefrin HCl dalam larutan bitartrat. Larutan epinefrin borat
mempunyai pH dalam range 5,5 - 7,5 dan memberi banyak kesulitan
bagi formulator untuk mencegah oksidasi. Beberapa sistem oksidan
paten dikembangkan secara spesifik untuk komponen ini. Ini terdiri
dari asam askorbat, asetil sistein, natrium bisulfit, dan
8-hidroksi kuinolin. Asam isoaskorbat juga antioksidan efektif
untuk obat ini. Natrium tiosulfat juga digunakan dengan larutan
Natrium sulfasetamid.4. Surfaktan
Penggunaan dari surfaktan dibatasi dalam formulasi larutan mata.
Tingkat toksisitas dari surfaktan adalah anionik > kationik
>> nonionik. Beberapa surfaktan nonionik digunakan pada
konsentrasi relatif rendah untuk membantu penyalutan lemak dalam
suspensi dan untuk memperbaiki kejernihan larutan. Pada prinsipnya
digunakan polisorbat 20 dan 80, tylosaxpol dan polyoxil 40 stearat,
digunakan pada konsentrasi rendah untuk mencapai kondisi yang
diinginkan. 5. Bahan pemberi viskositas
Polivinil alkohol, metil selulosa, hidroksi propil metil
selulosa, hidroksi etil selulosa, dan sala satu dari bahan dengan
berat molekul tinggi dari polimer asam seperti karbomer umumnya
digunakan untuk meningkatkan viskositas dari larutan dan suspensi
mata.
6. Pembawa
Tetes mata, kecuali cairan aqueous menggunakan air murni USP
sebagai pelarut. Air untuk injeksi tidak diperlukan seperti pada
parenteral. Air murni dalam standar USP dapat diperoleh melalui
destilasi, deionisasi, atau osmosis balik. Minyak juga digunakan
sebagai pembawa untuk beberapa produk tetes mata topikal yang
sangat sensitif terhadap kelembaban.
e. Pharmaceutical Practice ; 265Komposisi dari formulasi tetes
mata adalah :1. bahan aktif yang menghasilkan efek terapeutik;2.
pembawa, biasanya larutan, tetapi kadang-kadang juga minyak;3.
pengawet antimikrobial, untuk mencegah beberapa kontaminasi
mikrobial selama penggunaan dan memelihara sterilitas;4. bahan
tambahan untuk menambah tonisitas, viskositas atau pH untuk
meningkatkan kenyamanan pada penggunaan dan untuk meningkatkan
stabilitas dari bahan aktif;5. wadah yang sesuai untuk penggunaan
tetes mata yang memelihara sediaan ke bentuk stabil dan terlindung
dari kontaminasi selama preparasi, penyimpanan dan penggunaan.f.
Scovilles ; 225 2351. Buffer dalam larutan mataAda 2 kelompok
buffer dalam larutan mata :Group I didapar hingga pH 5, dibuat
untuk obat yang dipelihara pada pH 5, memperlambat kecepatan
pembentukan iritasi basa bebas dan mengizinkannya lebih lambat dan
aksi yang lama. Oleh karena itu basa bebas dalam larutan tidak
segera dibebaskan, tetapi cairan lakrimal menetralkan lebih lambat
larutan dapar dan basa dibebaskan secara bertahap. Keuntungan utama
kenyamanan pasien meningkat.Larutan dapar untuk obat group I
Asam Borat
1,9 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Obat yang termasuk dalam group I adalah garam-garam dari
:Amprotropin (sintropan)
Fenakain (holokain)
Kokain
Piperokain (metikain)
Dibukain (nuperkain)
ProkainEtil hidrokuprein (optosin)
Tetrakain (pontokain)
Etil morfin (dionin)
ZinkNeostigmin (prostignin)
Group IA didapar hingga pH 5. Modifikasi dari buffer asam borat
digunakan untuk garam-garam fisostigmin, fenileprin, dan epinefrin.
Karena inkompabilitasnya, benzalkonium klorida digantikan dengan
fenil merkuri nitrat. Natrium sulfit ditambahkan untuk mencegah
diskolorisasi (oksidasi) fisostigmin, fenileprin, dan larutan
epinefrin.Larutan buffer untuk obat-obat pada group IA
Asam borat USP
1,9 g
Natrium sulfit anhidrat
0,1 g
Fenil merkuri nitrat
1:50.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Group II, didapar hingga pH 6,5. Dibuat untuk obat-obat yang
stabilitasnya sangat baik pada pH 2 3, tetapi kadang kala aksi
terapeutik minimum pada range pH ini. Untuk menyediakan pembawa
yang memberi stabilitas terbaik dengan aksi fisiologik, dapar
fosfat dengan pH 6,5 direkomendasikan.
Larutan buffer untuk obat-obat pada group II
Natrium asam fosfat (NaH2PO4)
0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na2HPO4)
0,284 g
Natrium klorida USP
0,50 g
Dinatrium etilen diamin tetraasetat (Na2EDTA)0,10 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Larutan isotonik dengan 0,9% natrium klorida.
Obat-obat yang termasuk dalam group II adalah garam-garam dari :
atropin, efedrin, eukatropin, homatropin, penisilin, dan
pilokarpin.2. Isotonisitas dalam larutan mataSejak sekresi lakrimal
sekarang dipertimbangkan sama dengan tekanan osmotik darah dan
menjadi isotonis dengan 0,9% larutan NaCl, kalkulasi untuk
preparasi dari larutan mata isotonik jadi lebih sederhana. Farmasis
harus selalu berusaha, sehingga sebuah bagian dari praktik
profesionalnya untuk menyediakan larutan mata yang isotonik. 3.
Pengawet dalam larutan mataTeknik farmaseutikal sebaiknya
menghormati keselamatan pasien yang meminta bahwa semua larutan
mata dibuat dengan penambahan pengawet. Pengawet yang dipilih harus
mampu mencegah pertumbuhan, atau bahaya mikroorganisme secara
kebetulan ketika wadah terbuka selama penggunaan. Yang harus
diingat, bagaimanapun penggunaan pengawet tidak mengubah kebutuhan
untuk preparasi dari larutan mata steril yang menggunakan teknik
bersih dan hati-hati. Pengawet yang cocok untuk larutan mata
seharusnya memiliki beberapa keuntungan :(1) harus berfungsi
sebagai bakteriostatik dan fungistatik. Bakterostatik khususnya
terhadap Pseudomonas aeruginosa. Karena organisme terpenting dalam
infeksi mata;(2) tidak mengiritasi jaringan okuler. Pengawet harus
tidak mengiritasi kornea atau konjungtiva dan tidak berbahaya bagi
epitel;(3) harus kompatibel dengan sebagian besar obat yang
digunakan dalam opthamologi pada umumnya;(4) tidak memiliki efek
alergi atau sensitasi tendensi;(5) memelihara aktivitas dalam
jangka waktu tertentu di bawah kondisi penggunaan normal.Ada 4 tipe
pengawet untuk larutan mata :(1) ester asam p-hidroksi benzoat,
khususnya campuran metil dan propil paraben;(2) merkuri organik
meliputi fenil merkuri nitrat, nitromerasol (methapen), dan
thimerosal (methiolat);(3) agen kationik seperti benzalkonium
klorida, benzhetonium klorida, dan setil piridinium klorida;(4)
derivat alkohol seperti klorobutanol dan fenil etil alkohol.
KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa
komposisi tetes mata adalah :
1. zat aktif yang memiliki aksi terapeutik2. zat tambahan
a). pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan
memelihara stabilitas, meliputi ester asam p-hidroksi benzoat,
khususnya campuran metil dan propil paraben; golongan merkuri
organik meliputi fenil merkuri nitrat, nitromerasol (methapen), dan
thimerosal (methiolat); golongan amonium kuarterner seperti
benzalkonium klorida, benzhetonium klorida, dan setil piridinium
klorida; serta derivat alkohol seperti klorobutanol dan fenil etil
alkohol;b). antioksidan merupakan bahan penstabil untuk menurunkan
dekomposisi bahan aktif. Contohnya sodium bisulfit dan
metabisulfit;c). pengkhelat, merupakan bahan yang dapat mengikat
ion dari logam berat dalam kompleks organik sehingga zat aktif
tidak terurai, contohnya Na2EDTA;d). pendapar, untuk mengatur pH
larutan mata sehingga sesuai dengan pH larutan lakrimal dan menjaga
obat / zat aktif tetap stabil (setiap zat aktif stabil pada pH yang
berbeda). Contohnya dapar borat dan dapar fosfat;e). pengisotonis,
untuk menjaga agar larutan tetes mata tetap isotonis, contohnya
NaCl, KCl, dextrosa;f). pengental, dapat meningkatkan viskositas
sediaan sehingga menyebabkan peningkatan kontak yang lebih lama
antara obat dan permukaan mata ketika tetes mata digunakan.
Contohnya metil selulosa;g). surfaktan, digunakan untuk memperbaiki
kejernihan larutan dalam sediaan, contohnya polisorbat 20 dan
80;h). pembawa, merupakan pelarut yang digunakan pada tetes mata
dapat berupa air destilasi murni atau minyak untuk produk obat yang
sensitif terhadap kelembaban.
II.13 Teori Kinseya. DOM Martin ; 882
Banyak obat mata adalah basa lemah dimana bentuk garamnya
digunakan pada mata dalam larutan air. Karena kemampuan netralisasi
dari air mata, pH dari tetes mata dengan cepat dirubah menjadi pH
fisiologis. Tergantung dari sifat disosiasi dari alkaloid, sebagian
dari garam akan dirubah menjadi bentuk basa bebas yang biasanya
lebih larut lemak sehingga ion mudah ditransfer dalam sel epitel
yang kaya akan lemak. Bentuk lemak dari alkaloid R3N melewati
lapisan epitel ke dalam substansia propria (stroma). Lapisan stroma
ini berlapis-lapis, kurang mengandung lipid dan kaya akan air. Obat
yang berpenetrasi sebagian akan dirubah menjadi bentuk terprotonasi
tergantung dari pH dan lingkungan berair pada stroma. Pada saat
melewati lapisan lemak endothelium, obat masuk ke dalam cairan
humor dimana obat akan berdifusi dengan cepat ke dalam iris dan
badan siliar yaitu sisi / tempat dimana obat mempunyai aksi
farmakologis.b. DOM King ; 143
Sejak sebagian besar obat mata adalah bentuk garam dar basa
lemah, pemasukan dalam cairan mata akan berubah dengan normal
menjadi garam, pada bagian akhir membentuk basa bebas kemudian
diabsorbsi oleh lapisan lemak sel epitel. Substansi ionik juga
menembus kornea meskipun lebih sedikit yang larut dalam lemak.
Faktanya ion obat dapat masuk diantara sel kornea.Gambar diatas
menjelaskan ulang mekanisme dari obat masuk dalam kornea. Obat yang
dimaksudkan untuk penggunaan opthalmik biasanya diabsorbsi dengan
cepat ketika diberikan dalam bentuk larutan dapar lemah. Komposisi
larutan dan / atau bahan tambahan dalam larutan dapat mempengaruhi
absorbsi obat melalui pengontrolan bentuk ion obat, atau modifikasi
permeabilitas jaringan atau waktu kontak obat.KesimpulanDari
berbagai pustaka dapat disimpulkan teori Kinsey menjelaskan :
Kebanyakan obat mata adalah basa lemah tetapi lebih sering
digunakan bentuk garamnya karena pada lapisan pertama mata terdapat
airmata. Jadi jika digunakan bentuk garamnya, maka akan lebih mudah
larut dengan adanya airmata. Karena garamnya berasal dari basa
lemah akan terhidrolisis sebagian. Jadi, sebagian dari garam akan
diubah menjadi bentuk basa bebas yang mudah menembus epitel yang
tersusun atas lemak dan akan masuk dalam substansi propia. Dalam
substansi propia terdapat cairan yang disebut cairan humor yang
mengandung ion H3O+ sehingga basa bebas tadi akan terprotonisasi
(penambahan proton) dan akan membentuk garam yang larut dalam
cairan dan kemudian akan terlepas kembali menjadi basa bebas yang
dapat menembus endotelium, masuk kedalam iris dan badan siliar,
tempat dimana obat memberikan aksi.II.14 Jenis-Jenis Buffer
a. Scovilles ; 225Ada 2 kelompok buffer dalam larutan mata :
Group I didapar hingga pH 5, dibuat untuk obat yang dipelihara
pada pH 5, memperlambat kecepatan pembentukan iritasi basa bebas
dan mengizinkannya lebih lambat dan aksi yang lama. Oleh karena itu
basa bebas dalam larutan tidak segera dibebaskan, tetapi cairan
lakrimal menetralkan lebih lambat larutan dapar dan basa dibebaskan
secara bertahap. Keuntungan utama kenyamanan pasien meningkat.
Larutan dapar untuk obat group I
Asam Borat
1,9 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Obat yang termasuk dalam group I adalah garam-garam dari :
Amprotropin (sintropan)
Fenakain (holokain)
Kokain
Piperokain (metikain)
Dibukain (nuperkain)
ProkainEtil hidrokuprein (optosin)
Tetrakain (pontokain)
Etil morfin (dionin)
ZinkNeostigmine (prostignin)
Group IA didapar hingga pH 5. Modifikasi dari buffer asam borat
digunakan untuk garam-garam fisostigmin, fenileprin, dan epinefrin.
Karena inkompabilitasnya, benzalkonium klorida digantikan dengan
fenil merkuri nitrat. Natrium sulfit ditambahkan untuk mencegah
diskolorisasi (oksidasi) fisostigmin, fenileprin, dan larutan
epinefrin.
Larutan buffer untuk obat-obat pada group IA
Asam borat USP
1,9 g
Natrium sulfit anhidrat
0,1 g
Fenil merkuri nitrat
1:50.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Group II, didapar hingga pH 6,5. Dibuat untuk obat-obat yang
stabilitasnya sangat baik pada pH 2 3, tetapi kadang kala aksi
terapeutik minimum pada range pH ini. Untuk menyediakan pembawa
yang memberi stabilitas terbaik dengan aksi fisiologik, dapar
fosfat dengan pH 6,5 direkomendasikan.
Larutan buffer untuk obat-obat pada group II
Natrium asam fosfat (NaH2PO4)
0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na2HPO4)
0,284 g
Natrium klorida USP
0,50 g
Dinatrium etilen diamin tetraasetat (Na2EDTA)0,10 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Larutan isotonik dengan 0,9% natrium klorida.
Obat-obat yang termasuk dalam group II adalah garam-garam dari :
atropin, efedrin, eukatropin, homatropin, penisilin, dan
pilokarpin.(1) Sistem Dapar Fosfat
Britton mempunyai modifikasi dapar fosfat untuk penggunaan pada
range pH yang lebih luas yakni 5,9 8. Sistem dapar fosfat terdiri
dari :Larutan natrium asam fosfat
Natrium asam fosfat
8,00 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad1000,00 mlLarutan dinatrium fosfat
Dinatrium fosfat anhidrat
9,47 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
pHml 0,15 M larutan natrium asam fosfatml 0,15 M larutan
dinatrium fosfatGram NaCl per 100 ml
5,9
6,2
6,5
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,7
8,090,0
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
5,010,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
95,00,52
0,51
0,50
0,490,48
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42
(2) Sistem Dapar GiffordsGifford merekomendasikan sistem dapar
dengan komposisi sebagai berikut :
Larutan asam
Asam borat
12,4 g
Kalium klorida
7,4 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Larutan basa
Natrium karbonat anhidrat
21,2 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Pengawet dapat ditambahkan dalam sistem dapar Giffors.
Klorobutanol 0,5% dapat ditambahkan dalam larutan asam sedangkan
merkuri organik seperti merthiolat 1:5000 dapat ditambahkan dalam
larutan basa.ml larutan asamml larutan basapHJenis larutan
3030
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
300,000,05
0,10
0,15
0,20
0,30
0,60
1,00
1,50
2,00
3,00
4,00
8,005,06,0
6,2
6,4
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,6
7,8
8,0
8,5Asam 1Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Basa 1
Basa 1
Basa 1
Basa 2
Basa 2
Giffor merekomendasikan larutan asam 2 dengan pH 6 dapat
digunakan untuk garam zink, kokain, dan epinefrin. Larutan asam 1
digunakan untuk butakain dan fenakain. Gifford memilih dapar basa 1
dengan pH 7,4 digunakan dengan garam atropin, homatropin,
fisostigmin, dan pilokarpin.(3) Sistem dapar modifikasi
PalitzschDapar Palitzsch terdiri dari :
Larutan natrium borat 0,05 M
Natrium borat. 10 H2O
19,105 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Larutan asam borat 0,2 M
Asam borat
12,404 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Modifikasi dapar Palitzsch tang ditambahkan untuk menjadi
isotonik dengan larutan isotonik natrium klorida (NaCl)
pHml 0,2 M asam boratml 0,05 M natrium boratGram NaCl per 100
ml
6,777,097,367,607,787,948,088,208,418,608,69
8,84
8,98
9,1197,0
94,0
90,0
85,0
80,0
75,0
70,0
65,0
55,0
45,0
40,0
30,0
20,0
10,03,0
6,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
45,0
55,0
60,0
70,0
80,0
90,00,22
0,22
0,22
0,230,240,24
0,25
0,250,260,270,27
0,28
0,29
0,30
b. DOM King ; 149Group I didapar hingga pH 5, dibuat untuk obat
yang dipelihara pada pH 5, memperlambat kecepatan pembentukan
iritasi basa bebas dan mengizinkannya lebih lambat dan aksi yang
lama. Oleh karena itu basa bebas dalam larutan tidak segera
dibebaskan, tetapi cairan lakrimal menetralkan lebih lambat larutan
dapar dan basa dibebaskan secara bertahap. Keuntungan utama
kenyamanan pasien meningkat.
Larutan dapar untuk obat group I
Asam Borat
1,9 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Obat yang termasuk dalam group I adalah garam-garam dari :
Amprotropin (sintropan)
Fenakain (holokain)
Kokain
Piperokain (metikain)
Dibukain (nuperkain)
Prokain
Etil hidrokuprein (optosin)
Tetrakain (pontokain)
Etil morfin (dionin)
Zink
Neostigmin (prostignin)
Group IA didapar hingga pH 5. Modifikasi dari buffer asam borat
digunakan untuk garam-garam fisostigmin, fenileprin, dan epinefrin.
Karena inkompabilitasnya, benzalkonium klorida digantikan dengan
fenil merkuri nitrat. Natrium sulfit ditambahkan untuk mencegah
diskolorisasi (oksidasi) fisostigmin, fenileprin, dan larutan
epinefrin.
Larutan buffer untuk obat-obat pada group IA
Asam borat USP
1,9 g
Natrium sulfit anhidrat
0,1 g
Fenil merkuri nitrat
1:50.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Group II, didapar hingga pH 6,5. Dibuat untuk obat-obat yang
stabilitasnya sangat baik pada pH 2 3, tetapi kadang kala aksi
terapeutik minimum pada range pH ini. Untuk menyediakan pembawa
yang memberi stabilitas terbaik dengan aksi fisiologik, dapar
fosfat dengan pH 6,5 direkomendasikan.
Larutan buffer untuk obat-obat pada group II
Natrium asam fosfat (NaH2PO4)
0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na2HPO4)
0,284 g
Natrium klorida USP
0,50 g
Dinatrium etilen diamin tetraasetat (Na2EDTA)0,10 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Larutan isotonik dengan 0,9% natrium klorida.
Obat-obat yang termasuk dalam group II adalah garam-garam dari :
atropin, efedrin, eukatropin, homatropin, penisilin, dan
pilokarpin.
Kesimpulan :
Dari berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis dapar
adalah sebagai berikut :
Group I didapar hingga pH 5, dibuat untuk obat yang dipelihara
pada pH 5 meliputi : amprotropin (sintropan), fenakain (holokain),
kokain, piperokain (metikain), dibukain (nuperkain), prokain, etil
hidrokuprein (optosin), tetrakain (pontokain), etil morfin
(dionin), neostigmin (prostignin), dan Zink.
Larutan dapar untuk obat group I dibuat dari bahan-bahan :
Asam Borat
1,9 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Group IA didapar hingga pH 5. Modifikasi dari buffer asam borat
digunakan untuk garam-garam fisostigmin, fenileprin, dan epinefrin.
Karena inkompabilitasnya, benzalkonium klorida digantikan dengan
fenil merkuri nitrat.
Larutan dapar untuk obat-obat pada group IA dibuat dari
bahan-bahan :
Asam borat USP
1,9 g
Natrium sulfit anhidrat
0,1 g
Fenil merkuri nitrat
1:50.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Group II, didapar hingga pH 6,5. Dibuat untuk obat-obat yang
stabilitasnya sangat baik pada pH 2 3, tetapi kadang kala aksi
terapeutik minimum pada range pH ini. Obat-obat yang termasuk dalam
group II adalah garam-garam dari : atropin, efedrin, eukatropin,
homatropin, penisilin, dan pilokarpin.
Larutan dapar untuk obat-obat pada group II dibuat dari
bahan-bahan :
Natrium asam fosfat (NaH2PO4)
0,560 g
Dinatrium fosfat anhidrat (Na2HPO4)
0,284 g
Natrium klorida USP
0,50 g
Dinatrium etilen diamin tetraasetat (Na2EDTA)0,10 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad100,0 ml
Sistem dapar lain :
(1) Sistem Dapar Fosfat
Britton mempunyai modifikasi dapar fosfat untuk penggunaan pada
range pH yang lebih luas yakni 5,9 8. Sistem dapar fosfat terdiri
dari :
Larutan natrium asam fosfat
Natrium asam fosfat
8,00 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Larutan dinatrium fosfat
Dinatrium fosfat anhidrat
9,47 g
Benzalkonium klorida
1:10.000
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
pHml 0,15 M larutan natrium asam fosfatml 0,15 M larutan
dinatrium fosfatGram NaCl per 100 ml
5,9
6,2
6,5
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,7
8,090,0
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
5,010,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
95,00,52
0,51
0,50
0,49
0,48
0,46
0,45
0,44
0,43
0,42
(2) Sistem Dapar Giffords
Gifford merekomendasikan sistem dapar dengan komposisi sebagai
berikut :
Larutan asam
Asam borat
12,4 g
Kalium klorida
7,4 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Larutan basa
Natrium karbonat anhidrat
21,2 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Pengawet dapat ditambahkan dalam sistem dapar Giffors.
Klorobutanol 0,5% dapat ditambahkan dalam larutan asam sedangkan
merkuri organik seperti merthiolat 1:5000 dapat ditambahkan dalam
larutan basa.
ml larutan asamml larutan basapHJenis larutan
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
300,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,30
0,60
1,00
1,50
2,00
3,00
4,00
8,005,0
6,0
6,2
6,4
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,6
7,8
8,0
8,5Asam 1
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Asam 2
Basa 1
Basa 1
Basa 1
Basa 2
Basa 2
Giffor merekomendasikan larutan asam 2 dengan pH 6 dapat
digunakan untuk garam zink, kokain, dan epinefrin. Larutan asam 1
digunakan untuk butakain dan fenakain. Gifford memilih dapar basa 1
dengan pH 7,4 digunakan dengan garam atropin, homatropin,
fisostigmin, dan pilokarpin.
(3) Sistem dapar modifikasi Palitzsch
Dapar Palitzsch terdisri dari :
Larutan natrium borat 0,05 M
Natrium borat. 10 H2O
19,105 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Larutan asam borat 0,2 M
Asam borat
12,404 g
Air destilasi steril
ad1000,00 ml
Modifikasi dapar Palitzsch tang ditambahkan untuk menjadi
isotonik dengan larutan isotonik natrium klorida (NaCl)
pHml 0,2 M asam boratml 0,05 M natrium boratGram NaCl per 100
ml
6,77
7,09
7,36
7,60
7,78
7,94
8,08
8,20
8,41
8,60
8,69
8,84
8,98
9,1197,0
94,0
90,0
85,0
80,0
75,0
70,0
65,0
55,0
45,0
40,0
30,0
20,0
10,03,0
6,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
45,0
55,0
60,0
70,0
80,0
90,00,22
0,22
0,22
0,23
0,24
0,24
0,25
0,25
0,26
0,27
0,27
0,28
0,29
0,30
II.15 Sifat-sifat Pengawet
a. Scovilles ; 235Pengawet yang cocok untuk larutan mata
seharusnya memiliki beberapa keuntungan :
(1) harus berfungsi sebagai bakteriostatik dan fungistatik.
Bakterostatik khususnya terhadap Pseudomonas aeruginosa. Karena
organisme terpenting dalam infeksi mata;
(2) tidak mengiritasi jaringan okuler. Pengawet harus tidak
mengiritasi kornea atau konjungtiva dan tidak berbahaya bagi
epitel;
(3) harus kompatibel dengan sebagian besar obat yang digunakan
dalam opthamologi pada umumnya;
(4) tidak memiliki efek alergi atau sensitasi;
(5) memelihara aktivitas dalam jangka waktu tertentu di bawah
kondisi penggunaan normal.b. Textbook Of Pharmaceutics ;
359Pengawet yang ideal adalah :(1) efektif cepat dengan range luas
terhadap organisme, terutama Pseudomonas aeruginosa ;
(2) tidak mengiritasi mata, tidak toksik dan tidak menyebabkan
nyeri atau menyengat;(3) kompatibel dengan bahan obat yang
digunakan dalam preparasi sediaan mata;(4) kompatibel dengan wadah
tetes mata dan penutupnya;(5) stabil pada temperatur yang digunakan
untuk sterilisasi tetes mata.
KesimpulanDari berbagai pustaka dapat disimpulkan bahwa
sifat-sifat pengawet yang ideal adalah :1. efektif cepat membunuh
mikroorganisme;
2. tidak mengiritasi mata;
3. tidak toksik;
4. tidak menyebabkan nyeri;
5. tidak memiliki efek alergi;
6. kompatibel dengan sebagian besar bahan obat yang digunakan
dalam sediaan mata;7. kompatibel dengan wadah tetes mata dan
penutupnya;8. stabil pada temperatur sterilisasi sediaan akhir
tetes mata;
9. memelihara aktivitas dalam jangka waktu tertentu dibawah
kondisi penggunaan normal.II.16 Cara Sterilisasi Akhir Larutan
Mataa. Textbook Of Pharmaceutics ; 359The British Pharmaceutical
Codex merekomendasikan 3 metode umum sebagai berikut :1. obat
dilarutkan dalam pembawa aqueous yang mengandung salah satu
substansi anti mikrobial tertentu. Larutan dijernihkan dengan
filtrasi, dipindahkan ke wadah akhir, yang kemudian ditutup untuk
menghindari organisme luar, dan disterilkan dengan autoklaf;2. obat
dilarutkan dalam pembawa aqueous yang mengandung salah satu
substansi anti mikrobial tertentu. Larutan disterilkan dengan
filtrasi dan dipindahkan secara aseptik dalam wadah steril kemudian
di tutup dari organisme luar;3. obat dilarutkan dalam pembawa
aqueous yang mengandung salah satu substansi anti mikrobial
tertentu. Larutan dijernihkan dengan filtrasi dan dipindahkan ke
wadah akhir kemudian ditutup dari organisme dan disterilkan dengan
suhu 980 1000 C selama 30 menit.b. DOM King ; 150Rangkaian prosedur
sterilisasi terbaik yang dilakukan tanpa persiapan untuk larutan
opthalmik adalah sebagai berikut :(1) Larutan dalam