BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apabila pemakain obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul dan tabletlah yang menjadi pilihan pasien. Dari sudut pandang farmasetik bentuk sediaan padat pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair, sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil. Serbuk kering yang digunakan melalui mulut untuk minum (biasanya setelah dicampur dengan air) kurang begitu umum dibandingkan dengan kapsul dan tablet, tetapi disenangi oleh sebagian pasien yang tidak dapat menelan obat dengan bentuk sediaan padat lainnya akan tetapi kebanyakan obat dengan bentuk serbuk per se dalam pengobatan terbatas, tetapi penggunaan dalam bentuk sediaan padat cukup luas. Kebanyakan bahan-bahan obat yang dipakai sekarang terdapat dalam bentuk serbuk atau kristal dan dicampur dengan unsur-unsur serbuk lainnya sebagai pengisi dan penghancur sebelum dibuat menjadi bentuk sediaan padat. Obat bentuk serbuk juga ditambahkan ke dalam salep, pasta, supositoria dan bentuk sediaan lainnya pada waktu pengolahannya. Demikian pula granul yang merupakan gumpalan-gumpalan bahan dari bentuk serbuk diolah menjadi partikel yang dapat mengalir dengan bebas pada dasarnya 1 | Page
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila pemakain obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul
dan tabletlah yang menjadi pilihan pasien. Dari sudut pandang farmasetik bentuk
sediaan padat pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair, sehingga bentuk
sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil. Serbuk kering yang
digunakan melalui mulut untuk minum (biasanya setelah dicampur dengan air) kurang
begitu umum dibandingkan dengan kapsul dan tablet, tetapi disenangi oleh sebagian
pasien yang tidak dapat menelan obat dengan bentuk sediaan padat lainnya akan tetapi
kebanyakan obat dengan bentuk serbuk per se dalam pengobatan terbatas, tetapi
penggunaan dalam bentuk sediaan padat cukup luas. Kebanyakan bahan-bahan obat
yang dipakai sekarang terdapat dalam bentuk serbuk atau kristal dan dicampur dengan
unsur-unsur serbuk lainnya sebagai pengisi dan penghancur sebelum dibuat menjadi
bentuk sediaan padat. Obat bentuk serbuk juga ditambahkan ke dalam salep, pasta,
supositoria dan bentuk sediaan lainnya pada waktu pengolahannya. Demikian pula
granul yang merupakan gumpalan-gumpalan bahan dari bentuk serbuk diolah menjadi
partikel yang dapat mengalir dengan bebas pada dasarnya disiapkan bentuk cair
sebelum dipakai, dengan penambahan bahan pembantu yang tepat sebagai bahan
pengisi.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sedian padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-teblet dapat
berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam
aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya.
Kebanyakan tablet diggunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan
dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan-
lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang penggunaannya dengan cara sublingual,
bukal atau melalui vagina, tidak boleh mengandung bahan tambahan seperti pada
tablet yang digunakan secara oral.
1 | P a g e
B. TUJUAN
Formulasi sediaan yang kami buat bertujuan:
1. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pembuatan sediaan tablet dan
bagaimana cara pemecahan masalahnya.
2. Dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk sediaan.
3. Dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi larutan dari hasil
pengkajian praformulasi.
4. Dapat menganalisis sifat fisiko kimia, khasiat, stabilitas zat aktif (CTM) yang
digunakan dalam sediaan tablet.
5. Dapat menganalisis sifat fisiko kimia zat-zat tambahan yang digunakan dalam
sediaan tablet.
6. Untuk memenuhi laporan praktikum teknologi padat
7. Dapat melaksanakan evaluasi sediaan baru.
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN TABLET
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok ( menurut FI III). Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (menurut FI IV).
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet
dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin
yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan
berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari
berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta
produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau
dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet ke dalam cetakan,
kemudian bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan
sampai kering.
B. KRITERIA TABLET
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
3 | P a g e
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TABLET
Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan
penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan,
antara lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
8. Tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan
pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
9. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya
tablet tidak segera terjadi;
10. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
11. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang
tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
4 | P a g e
12. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah;
13. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
14. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (The Theory & Practice
of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi,
Hal 26)
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa
kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup
besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau
kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus
diformulasi sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau
zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara,
memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul
menjadi lebih baik daripada tablet. (The Theory & Practice of Industrial
Pharmacy, Lachman Hal 294)
Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh
lebih sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai
di perdagangan.
D. METODE PEMBUATAN TABLET
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan
tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet,
apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya
5 | P a g e
dosis, dan lain sebagainya. Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam
metode tersebut :
1. Granulasi Basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode
ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah
membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat
kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan
memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling
penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka
massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan
meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan
granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
6 | P a g e
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang
daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor
yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang
lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini
mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
7 | P a g e
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih
dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin
langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat
aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
dan kohesifitas dalam massa tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa
langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka
waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga
dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
8 | P a g e
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,
tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,
sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena
itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses
pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa
amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan
pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
E. MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET
1. Capping
Tablet terpisah sebagian atau seluruhnya atas dan bawah,
yang disebabkan terlalu banyak tekanan saat pencetakan,
adanya udara yang terperangkap saat granulasi, granulasi
terlalu kering, terlalu banyak fines, pemasangan punch dan dies yang tidak pas.
2. Lamination
Tablet pecah menjadi beberapa lapisan. Pecahnya tablet terjadi segera setelah
kompressi atau beberapa hari kemudian. Penyebabnya adalah udara yang terjerat
dalam granul yang tidak dapat keluar selama kompressi atau overlubrikasi dengan
stearat.
9 | P a g e
3. Sticking
Keadaan dimana granul menempel pada dinding die sehingga punch bawah tidak
bebas bergerak. Penyebabnya adalah punch kurang bersih, tablet dikompressi pada
kelembapan tinggi.
4. Picking
Perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch.
Penyebabnya adalah pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang bahan
yang dikompresi berminyak/lengket.
5. Filming
Adanya kelembapan yang tinggi dan suhu tinggi akan melelehkan bahan dengan
titik lebur rendah seperti lemak/wax. Bisa juga karena punch kehilangan pelicin.
Hal ini dapat diatasi dengan mengencerkan bahan yang bertitik leleh rendah dengan
bahan yang titik lelehnya tinggi sehingga mengurangi penempelan.
6. Chipping dan Cracking
Pecahnya tablet disebabkan karena alat dan tablet retak di bagian atas karena
tekanan yang berlebih.
7. Binding
Kesulitan mengeluarkan tablet karena lubrikan yang tidak cukup.
8. Molting
Distribusi zat warna yang tidak homogen. Penyebabnya adalah migrasi zat warna
yang tidak seragam (atas kering duluan yang bawah masih basah).
F. PEMERIKSAAN DAN UJI GRANUL
1. Distribusi ukuran partikel, Menggunakan ayakan No. 12-14
2. Sifat aliran
Menggunakan alat flow rate tester (g/menit).
Sudut henti Sifat alir
< 25 mudah mengalir
25 – 45 Mengalir
> 45 sukar mengalir
10 | P a g e
3. Kompresibilitas
Persen (%) kemampatan (K) = Do – Df x 100%
Do
Do = tap density (berat granul/ volume granul sebelum dimampatkan)
Df = bulk density (berat granul/ volume granul setelah dimampatkan)
Syarat = % K < 20 %
4. Susut Pengeringan/ Kadar uap
Susut pengeringan diukur dengan alat Karl fischer dan moisture balance.
Susut pengeringan = Wo - Wt
Wo
Sp = susut pengeringan
Wo = berat mula-mula
Wt = berat setelah dikeringkan
Kadar uap = Wo - Wt
Wt
G. EVALUASI TABLET
Evaluasi tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan telah
memenuhi kriteria atau belum. Diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah :
1. Uji Penampilan
Tablet diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas), bentuk (bundar,
permukaan rata/cembung), cetakan (garis patah, tanda, logo, pabrik), dll.
2. Uji Keseragaman Ukuran
Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak kurang
dari 11/3 tebal tablet. Uji diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan terhadap 20
tablet.
3. Uji Kekerasan
Dilakukan dengan alat Hardness tester. Kekerasan tablet diukur terhadap luas
permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kilogram.
Satuan kekerasan adalah Newton, kp.
4. Uji Friabilitas
Dilakukan dengan alat Friabilator menggunakan 20 tablet. Parameter yang diuji
adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Uji
11 | P a g e
friabilitas biasanya dilakukan selama 15-20 menit tergantung spesifikasi alat. Tablet
yang baik mempunyai friabilitas < 1%.
Perhitungan : f = a – b x 100 %
a
f = friabilitas
a = bobot tablet sebelum diuji
b = bobot tablet setelah diuji
5. Uji keseragaman Bobot
Uji ini dilakukan terhadap 20 tablet dengan cara menimbang satu persatu.
Persyaratan
Farmakope Indonesia :
Bobot rata-rata (mg) Deviasi maksimum (%)
2 tablet 1 tablet
2 mg atau kurang 15 30
25-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
> 300 mg 5 10
Persyaratan : tidak boleh 2 tablet yang bobot rata-ratanya menyimpang dari bobot
rata-rata tablet lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satupun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata kolom B.
6. Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur menggunakan alat disintegrator tester menggunakan 6 tablet.
Persyaratn farmakope Indonesia 3 : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus
hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari
60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput.
7. Uji Keseragaman Kandungan
Uji ini biasanya dilakukan jika tablet mengandung zat aktif < 50 mg. Pengujian
dilakukan terhadap 10 tablet. Persyaratan FI 4 ; tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
kadarnya di luar rentang 85-115 % dari kadar rata-rata dan tidak boleh lebih dari 1
tablet yang kadarnya diluar rentang 75-125 % dari kadar rata-rata.
8. Uji Disolusi
12 | P a g e
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan dan kapan
tercapai kadar maksimum didalam media disolusi serta bagaimana profil zat aktif
secara in vitro.
H. MONOGRAFI ZAT AKTIF DAN ZAT TAMBAHAN
1. Zat Aktif :Chlorpheniramin Maleat
Sifat Kimia
Nama Lain : Chlorpeniramin Maleat
Nama kimia : 2- [p-kloro, α- (2-dimetilamino-etil)-benzil] - piridina
maleat
Rumus Molekul : C16H19ClN2, C4H4O4
rumus bangun :
Berat Molekul : 390,8
Sifat Fisika
Organoleptis
Bentuk : serbuk hablur
Bau : tidak berbau
Warna : putih
Rasa : pahit
Kelarutan : larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian kloroform p,
sukar larut dalam eter
Berat Jenis : 390,87
Titik Leleh : 132 º – 135
Sifat Farmakologi
Khasiat : Antihistaminikum
Indikasi : Suatu sifat Kimia anthistamin untuk reaksi alergi yang
13 | P a g e
ringan, seperti : iritasi hidung, mata,tengorokan, edema,
kemerahan & iritasi karena makanan, gigitan serangga dan
tanaman alergen.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap klorfeniramin. Gejala saluran
pernafasan bawah. Terapi bersama dengan MAO inhibitor
dapat memperpanjang / memperkuat efek antikolinergik