TINJAUAN KEPUSTAKAAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh: Diya Rashida Binti Abu Rahman (1302006268) Pembimbing: dr. Tjahya Aryasa, Sp. An. DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIADAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH 2017
14
Embed
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Oleh:
Diya Rashida Binti Abu Rahman
(1302006268)
Pembimbing:
dr. Tjahya Aryasa, Sp. An.
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIADAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/
RSUP SANGLAH
2017
ii
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyatinjauan kepustakaan dengan judul “Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit ” ini dapat selesai pada waktunya. Tinjauan kepustakaan ini disusun sebagai
salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu
Anestesia dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah Denpasar
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penyelesaian tinjauan kepustakaan ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. dr. I Gede Budiarta, Sp.An., KMN selaku Koordinator Pendidikan (Kordik) dan dr.
Pontisomaya Parami, Sp. An., MARS selaku Sekretaris Kordik di bagian Ilmu
Anestesia dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah Denpasar yang telah memberikan saya kesempatan dan membantu saya
selama proses pembelajaran di bagian ini;
2. dr. Tjahya Aryasa, Sp.An. selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan,
kritik, dan saran dalam pembuatan tinjauan kepustakaan ini;
3. Dokter-dokter residen khususnya dr. Sutan Mahendra, dr. Remidazon Rudolfus Riba,
dan dr. Antonius Budi Santoso yang juga turut membimbing dalam pembelajaran
mengenai tinjauan kepustakaan ini; serta
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan tinjauan kepustakaan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
tinjauan kepustakaan ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Om Shanti, Shanti, Shanti Om.
Denpasar, Maret 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .............................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
I. Pendahuluan ..................................................................................................4
II. Gangguan Keseimbangan Cairan ................................................................4
a Overhidrasi .......................................................................................5
b Dehidrasi ..........................................................................................5
III. Gangguan Keseimbangan Elektrolit ...........................................................6
a Hiponatremia ....................................................................................6
b Hipernatremia ...................................................................................8
c Hipokalemia .....................................................................................9
d Hiperkalemia ....................................................................................10
e Hipokalsemia ....................................................................................12
III. Kesimpulan ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................
4
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
PENDAHULUAN
Gangguan cairan dan elektrolit sangat umum pada periode perioperatif. Cairan intravena
dengan jumlah yang besar sering diperlukan untuk memperbaiki defisit cairan dan
mengkompensasi kehilangan darah selama operasi. Cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di
dalam tubuh diatur sedemikan rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.3
Gangguan besar dalam keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dengan cepat mengubah
kardiovaskular, saraf, dan fungsi neuromuskular, dan penyedia anestesi harus memiliki
pemahaman yang jelas air normal dan elektrolit fisiologi.1
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya
yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
Tubuh manusia pada kelahiran mengandungi sekitar 75% berat cairan. Di usia satu bulan,
nilai ini menurun menjadi 65% dan pada saat dewasa berat cairan dalam tubuh manusia bagi
pria adalah 60% dan wanita pula sekitar 50%. Selain itu, faktor kandungan lemak juga
mengkontribusi kepada kandungan cairan dalam tubuh. Semakin tinggi jumlah lemak yang
terdapat dalam tubuh, seperti pada wanits, semakin ssemakin kurang kandungan cairan yang
ada.
Nilai normal ambilan cairan dewasa adalah sekitar 2500ml, termasuk 300ml hasil
metabolism tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan cairan adalah sebanyak 2500ml dimana ia
terbahagi kepada 1500ml hasil urin, 400ml terevaporasi lewat respiratori, 400ml lewat
evaporasi kulit, 100ml lewat peluh dan 100ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat evaporasi
5
adalah penting kerna ia memainkan peranan sebagai thermoragulasi, dimana ia mengkontrol
sekitar 20-25% kehilangan haba tubuh. Perubahan pada kesimbanngan cairan dan volume sel
bisa menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan fungsi pada sel, terutama ada otak.1
Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan cairan yang
mengakibatkan perubahan volume 3.
1. Overhidrasi
Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan
dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam
kadar tinggi tanpa mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan cairan
tersebut.1
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan
cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat
rendah.3 Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal
ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada
tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.1