Top Banner
TINJAUAN KEPUSTAKAAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh: Diya Rashida Binti Abu Rahman (1302006268) Pembimbing: dr. Tjahya Aryasa, Sp. An. DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIADAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH 2017
14

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

Oct 18, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

Oleh:

Diya Rashida Binti Abu Rahman

(1302006268)

Pembimbing:

dr. Tjahya Aryasa, Sp. An.

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIADAN TERAPI INTENSIF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/

RSUP SANGLAH

2017

Page 2: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

ii

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat-Nyatinjauan kepustakaan dengan judul “Gangguan Keseimbangan Cairan dan

Elektrolit ” ini dapat selesai pada waktunya. Tinjauan kepustakaan ini disusun sebagai

salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu

Anestesia dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Sanglah Denpasar

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu penyelesaian tinjauan kepustakaan ini. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. dr. I Gede Budiarta, Sp.An., KMN selaku Koordinator Pendidikan (Kordik) dan dr.

Pontisomaya Parami, Sp. An., MARS selaku Sekretaris Kordik di bagian Ilmu

Anestesia dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Sanglah Denpasar yang telah memberikan saya kesempatan dan membantu saya

selama proses pembelajaran di bagian ini;

2. dr. Tjahya Aryasa, Sp.An. selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan,

kritik, dan saran dalam pembuatan tinjauan kepustakaan ini;

3. Dokter-dokter residen khususnya dr. Sutan Mahendra, dr. Remidazon Rudolfus Riba,

dan dr. Antonius Budi Santoso yang juga turut membimbing dalam pembelajaran

mengenai tinjauan kepustakaan ini; serta

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan tinjauan kepustakaan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

tinjauan kepustakaan ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Denpasar, Maret 2017

Penulis

Page 3: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

I. Pendahuluan ..................................................................................................4

II. Gangguan Keseimbangan Cairan ................................................................4

a Overhidrasi .......................................................................................5

b Dehidrasi ..........................................................................................5

III. Gangguan Keseimbangan Elektrolit ...........................................................6

a Hiponatremia ....................................................................................6

b Hipernatremia ...................................................................................8

c Hipokalemia .....................................................................................9

d Hiperkalemia ....................................................................................10

e Hipokalsemia ....................................................................................12

III. Kesimpulan ....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................

Page 4: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

4

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

PENDAHULUAN

Gangguan cairan dan elektrolit sangat umum pada periode perioperatif. Cairan intravena

dengan jumlah yang besar sering diperlukan untuk memperbaiki defisit cairan dan

mengkompensasi kehilangan darah selama operasi. Cairan dan elektrolit di dalam tubuh

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di

dalam tubuh diatur sedemikan rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.3

Gangguan besar dalam keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dengan cepat mengubah

kardiovaskular, saraf, dan fungsi neuromuskular, dan penyedia anestesi harus memiliki

pemahaman yang jelas air normal dan elektrolit fisiologi.1

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh

membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan

lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya

yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya

dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya

lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan

keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh

Tubuh manusia pada kelahiran mengandungi sekitar 75% berat cairan. Di usia satu bulan,

nilai ini menurun menjadi 65% dan pada saat dewasa berat cairan dalam tubuh manusia bagi

pria adalah 60% dan wanita pula sekitar 50%. Selain itu, faktor kandungan lemak juga

mengkontribusi kepada kandungan cairan dalam tubuh. Semakin tinggi jumlah lemak yang

terdapat dalam tubuh, seperti pada wanits, semakin ssemakin kurang kandungan cairan yang

ada.

Nilai normal ambilan cairan dewasa adalah sekitar 2500ml, termasuk 300ml hasil

metabolism tenaga susbtrat. Rata-rata kehilangan cairan adalah sebanyak 2500ml dimana ia

terbahagi kepada 1500ml hasil urin, 400ml terevaporasi lewat respiratori, 400ml lewat

evaporasi kulit, 100ml lewat peluh dan 100ml melalui tinja. Kehilangan cairan lewat evaporasi

Page 5: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

5

adalah penting kerna ia memainkan peranan sebagai thermoragulasi, dimana ia mengkontrol

sekitar 20-25% kehilangan haba tubuh. Perubahan pada kesimbanngan cairan dan volume sel

bisa menyebabkan impak yang serius seperti kehilangan fungsi pada sel, terutama ada otak.1

Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan cairan yang

mengakibatkan perubahan volume 3.

1. Overhidrasi

Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan

dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam

kadar tinggi tanpa mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan cairan

tersebut.1

Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan

cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat

rendah.3 Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal

ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada

tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.1

Gejala overhidrasi meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular,

edema paru akut dan gagal jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam plasma.

Terapi terdiri dari pemberian diuretik(bila fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau dialisis (fungsi

ginjal menurun), dan flebotomi pada kondisi yang darurat.3,4,5

2. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang

atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila

air hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar

terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar

natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke ekstravaskular, sehingga

menyebabkan penurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara garis besar terjadi

kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium

tinggi, air di kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga

penurunan volume intravaskular minimal).1,3,4,6

Page 6: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

6

Tabel 6. Derajat Dehidrasi1,3,5

Derajat %kehilangan air Gejala

Ringan 2-4% dari BB Rasa haus, mukosa kulit

kering, mata cowong

Sedang 4-8% dari BB Sda, disertai delirium,

oligo uri, suhu tubuh

meningkat

Berat 8-14% dari BB Sda, disertai koma,

hipernatremi, viskositas

plasma meningkat

Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan hipernatremia dan peningkatan

hematokrit.

Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan

jenis cairan yang diberikan tergantung pada derajat dan jenis dehidrasi dan elektrolit yang

hilang. Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan jenis kristaloid RL atau NaCl.5,6

B. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Gangguan keseimbangan elektrolit yang umum yang sering ditemukan pada kasus-

kasus di rumah sakit hanyalah beberapa sahaja. Keadaan-keadaan tersebut adalah3:

• Hiponatremia dan hypernatremia

• Hipokalemia dan hyperkalemia

• Hipokalsemia3

1. Hiponatremia

Hiponatremia selalu mencerminkan retensi air baik dari peningkatan mutlak dalam

jumlah berat badan (total body weight, TBW) atau hilangnya natrium dalam relatif lebih

hilangnya air. Kapasitas normal ginjal untuk menghasilkan urin encer dengan osmolalitas

serendah 40 mOsm / kg (berat jenis 1,001) memungkinkan mereka untuk mengeluarkan lebih

dari 10 L air gratis per hari jika diperlukan. Karena cadangan yang luar biasa ini, hiponatremia

Page 7: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

7

hampir selalu merupakan efeknya dari akibat kapasitas pengenceran urin tersebut (osmolalitas

urin> 100 mOsm / kg atau spesifik c gravitasi> 1,003).1

Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika < 120

mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan

henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.

Antara penyebab terjadinya Hiponatremia adalah euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik),

hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia

(sirosis, nefrosis). Terapi untuk mengkoreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama

dilakukan secara perlahan-lahan, sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif.2,3,4

Dosis NaCl yang harus diberikan, dihitung melalui rumus berikut:

NaCl = 0,6( N-n) x BB

N = Kadar Na yang diinginkan

n = Kadar Na sekarang

BB = berat badan dalam kg

Tabel 7. Gradasi Hiponatremia4

Gradasi Gejala Tanda

Ringan ( Na 105-118) Haus Mukosa kering

Sedang (Na 90-104) Sakit kepala, mual, vertigo Takikardi, hipotensi

Berat (Na <90) Apatis, koma Hipotermi

Pertimbangan Anestesi

Hiponatremia sering merupakan manifestasi dari gangguan yang medasari sebuah

penyakit, justeru memerlukan evaluasi pra operatif yang amat teliti. Konsentrasi natrium

plasma lebih besar dari 130 mEq / L biasanya dianggap aman untuk pasien yang menjalani

anestesi umum. Dalam sebagian besar keadaan, plasma [Na +] harus diperbaiki untuk lebih

dari 130 mEq / L untuk prosedur elektif, tanpa adanya gejala neurologis. Konsentrasi yang

lebih rendah dapat menyebabkan edema serebral signifikan yang dapat dimanifestasikan secara

intraoperatif sebagai penurunan konsentrasi alveolar minimum atau pasca operasi sebagai

agitasi, kebingungan, atau mengantuk. Pasien yang menjalani reseksi transurethral dari prostat

dapat menyerap jumlah air yang banyak dari cairan irigasi (sebanyak 20 mL / menit) dan berada

pada risiko tinggi untuk pengembangan cepat yang mendalam keracunan air akut.1

Page 8: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

8

Pasien hiponatremia amat sensitif terhadap vasodilatasi dan efek inotropik negatif dari

anestesi uap, propofol, dan agen terkait dengan pelepasan histamin (morfin, meperidine).

Persyaratan dosis untuk obat lain juga harus dikurangi untuk mengimbangi penurunan volume

distribusi. Pasien hiponatremia sangat sensitif terhadap blokade simpatik dari anestesi spinal

atau epidural. Jika anestesi harus diberikan sebelum koreksi yang memadai hipovolemia,

etomidate atau ketamin mungkin agen induksi pilihan untuk anestesi umum.1

2. Hipernatremia

Hiperosmolalitas terjadi setiap kali total kandungan tubuh terlarut meningkatkan relatif

terhadap TBW dan biasanya, tapi tidak selalu, berhubungan dengan hipernatremia ([Na +]>

145 mEq / L). Hiperosmolalitas tanpa hipernatremia dapat dilihat selama hiperglikemia

ditandai atau mengikuti akumulasi zat osmotik aktif normal dalam plasma. Konsentrasi natrium

plasma dapat benar-benar berkurang karena air diambil dari intraseluler ke kompartemen

ekstraseluler. Untuk setiap 100 mg peningkatan / dL pada konsentrasi glukosa plasma, natrium

plasma menurun sekitar 1,6 mEq / L. Hipernatremia hampir selalu merupakan hasil dari baik

kerugian relatif air lebih dari natrium (hipotonik cairan rugi) atau retensi dalam jumlah besar

natrium. Bahkan ketika kemampuan berkonsentrasi ginjal terganggu, haus biasanya sangat

efektif dalam mencegah hipernatremia. Hipernatremia karena itu paling sering terlihat pada

pasien lemah yang tidak dapat minum, sangat tua, yang sangat muda, dan pasien dengan

gangguan kesadaran. Pasien dengan hipernatremia mungkin memiliki konten natrium tubuh

total yang rendah, normal, atau tinggi.1

Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental,

letargi, kejang, koma, lemah.3 Manifestasi neurologis akan mendominasi dahulu pada pasien

dengan hipernatremia dan umumnya diduga hasil dari dehidrasi selular. Gelisah, lesu, dan

hyperreflexia dapat berkembang menjadi kejang, koma, dan akhirnya kematian. Gejala

berkorelasi lebih dekat dengan laju pergerakan air keluar dari sel-sel otak daripada tingkat

absolut hipernatremia. Cepat penurunan volume otak akan menyebabkan pembuluh darah otak

pecah dan mengakibatkan fokus perdarahan intraserebral atau subarachnoid. Kejang dan

kerusakan saraf serius yang umum, terutama pada anak-anak dengan hipernatremia akut ketika

plasma [Na +] melebihi 158 mEq / L. Hipernatremia kronis biasanya ditoleransi lebih baik

berbanding dengan bentuk akut.1

Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (yang disebabkan oleh diare,

muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan natrium

berlebihan.1,3,4,5,7 Pengobatan hipernatremia bertujuan untuk mengembalikan osmolalitas

Page 9: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

9

plasma normal serta mengoreksi penyebab yang mendasari. Defisit air umumnya harus

diperbaiki dalam 48 jam dengan larutan hipotonik seperti 5% dextrose dalam air. Kelainan

pada volume ekstraseluler juga harus diperbaiki. Namun, koreksi yang cepat dari hipernatremia

dapat mengakibatkan kejang, edema otak, kerusakan saraf permanen, dan bahkan kematian.

Justeru pemberian serial Na + osmolalitas harus diperoleh selama pengobatan. Secara umum,

penurunan konsentrasi natrium plasma tidak harus melanjutkan pada tingkat yang lebih cepat

dari 0,5 mEq / L / jam.1 Terapi keadaan ini adalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose

dalam air sebanyak {(X-140) x BB x 0,6}: 140.1,3,4,5,7

.

Pertimbangan anestesi

Hasil kajian mendapatkan hipernatremia akan meningkatkan konsentrasi alveolar

minimum pada anestesi inhalasi pada hewan percobaan, tetapi signifikasi klinisnya lebih

mendekati dengan defisit cairan yang terkait. Hipovolemia akan lebih terlihat pada setiap

vasodilatasi atau depresi jantung dari agen anestesi dan predisposisi hipotensi dan hipoperfusi

jaringan. Penurunan volume distribusi untuk obat memerlukan pengurangan dosis untuk

sebagian besar agen intravena, sedangkan penurunan cardiac output meningkatkan penyerapan

anestesi inhalasi. Operasi elektif harus ditunda pada pasien dengan hipernatremia yang

signifikan (> 150 mEq / L) sampai penyebabnya didirikan dan defisit cairan dikoreksi. Air dan

defisit cairan isotonik harus diperbaiki sebelum operasi elektif.1

3. Hipokalemia

Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia apabila kadar

kalium <3,5mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular

ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala

hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST

segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa.

Terapi hipokalemia dapat berupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-

obatan), infuse potasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia >2 mEq/L) atau

infus potasium klorida sampai 40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untuk hipokalemia

berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot yang hebat).1,4,5,6,7

Rumus untuk menghitung defisit kalium:

K = K1 - (K0 x 0,25 x BB)

K = kalium yang dibutuhkan

Page 10: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

10

K1 = serum kalium yang diinginkan

K0 = serum kalium yang terukur

BB = berat badan (kg)

Pertimbangan anestesi

Hipokalemia merupakan temuan pra operasi umum. Keputusan untuk melanjutkan

dengan operasi elektif sering didasarkan pada plasma lebih rendah [K +] antara 3 dan 3,5 mEq

/ L. Keputusan, bagaimanapun, juga harus didasarkan pada tingkat perkemkembangan

hipokalemia serta ada atau tidak adanya disfungsi organ sekunder. Secara umum, hipokalemia

ringan kronis (3-3,5 mEq / L) tanpa perubahan EKG tidak meningkatkan risiko anestesi.

Namun ini mungkin tidak berlaku untuk pasien yang menerima digoksin, yang mungkin

mempunyai peningkatan risiko mengembangkan lagi toksisitas digoxin dari hipokalemia

tersebut. Maka nilai plasma [K +] di atas 4 mEq / L yang diinginkan pada pasien tersebut.

Manajemen intraoperatif hipokalemia membutuhkan pemantauan EKG yang teliti dan

berwaspada. Kalium intravena harus diberikan jika atrium atau ventrikel aritmia terjadi. Solusi

intravena glukosa bebas harus digunakan dan hiperventilasi harus dihindari untuk mencegah

penurunan lebih lanjut dalam plasma [K +]. Peningkatan sensitivitas terhadap blocker

neuromuskuler (NMBS) akan dapat dilihat pada status hipokalemia, oleh karena itu dosis

NMBS harus dikurangi 25-50%, dan stimulator saraf harus digunakan untuk mengikuti tingkat

kelumpuhan dan kecukupan reversinya.

4. Hiperkalemia

Kalium (K+) memainkan peran utama dalam elektrofisiologi dari membran sel serta

karbohidrat dan protein sintesis. Potensial membran sel istirahat biasanya tergantung pada rasio

intraseluler dan ekstraseluler konsentrasi kalium. Konsentrasi kalium intraseluler diperkirakan

140 mEq / L, sedangkan konsentrasi kalium ekstraseluler biasanya sekitar 4 mEq / L. Dalam

beberapa kondisi, redistribusi K+ antara cairan ekstraselular dan kompartemen cairan

intraselular dapat mengakibatkan perubahan yang nyata dalam ekstraseluler K+ tanpa

perubahan total konten kalium tubuh.1

Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L. Hiperkalemia sering terjadi karena

insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor,

siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat

(parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahan EKG).3 Efek

paling penting dari hiperkalemia berada di otot rangka dan jantung. Kelemahan otot rangka

Page 11: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

11

pada umumnya tidak terlihat sampai plasma [K +] lebih besar dari 8 mEq / L, dan karena

depolarisasi berkelanjutan spontan dan inaktivasi kanal Na + membran otot, akhirnya

mengakibatkan kelumpuhan.3 Perubahan EKG berlaku secara berurutan dari simetris

memuncak gelombang T (sering dengan interval QT memendek) → pelebaran kompleks QRS

→ perpanjangan interval P-R → hilangnya gelombang P → hilangnya amplitudo R-gelombang

→ depresi segmen ST (kadang-kadang elevasi) → EKG yang menyerupai gelombang sinus,

sebelum perkembangan fibrilasi ventrikel dan detak jantung. Kontraktilitas dapat relatif baik

dipertahankan sampai akhir dalam perjalanan hiperkalemia progresif. Hipokalsemia,

hiponatremia, dan asidosis menonjolkan efek jantung hiperkalemia.1

Tabel 8. Gambaran EKG berdasarkan Kadar K Plasma3

Kadar K plasma Gambaran EKG

5,5-6 mEq/L Gelombang T tinggi

6-7 mEq/L P-R memanjang dan QRS melebar

7-8 mEq/L P mengecil & takikardi ventrikel

>8 mEq/L Fibrilasi ventrikel

Bila kadar K plasma <6,5mEq/L diberikan: Diuretik, Natrium bikarbonat, Ca glukonas,

glukonas-insulin, Kayekselate. Bila dalam 6 jam belum tampak perbaikan, dilakukan

hemodialisis. Bila fungsi ginjal jelek, pertimbangkan hemodialisis lebih dini. Pada kadar K

plasma >6,5 mEq/L, segera lakukan dialisis.6,7

Pertimbangan Anestesi

Operasi elektif sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan hiperkalemia signifikan.

Manajemen anestesi pasien bedah hiperkalemia diarahkan pada menurunkan konsentrasi

kalium plasma dan mencegah kenaikan lebih lanjut. EKG harus hati-hati dipantau.

Suksinilkolin merupakan kontraindikasi, seperti penggunaan setiap solusi intravena yang

menagndungi kalium seperti injeksi Ringer laktat. Menghindari asidosis metabolik atau

respiratorik sangat penting untuk mencegah kenaikan lebih lanjut dalam plasma [K +].

Ventilasi harus dikontrol dengan anestesi umum, dan hiperventilasi ringan mungkin

diinginkan. Terakhir, fungsi neuromuskular harus dipantau secara ketat, karena hiperkalemia

dapat menonjolkan efek NMBS.1

Page 12: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

12

5. Hipokalsemia

Meskipun 98% dari total kalsium tubuh dalam tulang, pemeliharaan konsentrasi

kalsium ekstraseluler normal adalah penting untuk homeostasis. Ion kalsium terlibat dalam

fungsi biologis hampir semua penting, termasuk kontraksi otot, pelepasan neurotransmitter dan

hormon, pembekuan darah, dan metabolisme tulang, dan kelainan pada keseimbangan kalsium

dapat mengakibatkan derangements fisiologis yang mendalam.

Asupan kalsium pada orang dewasa rata-rata 600-800 mg / d. Penyerapan kalsium

terjadi di usus terutama di usus kecil proksimal tetapi adalah variabel. Kalsium juga disekresi

ke dalam saluran usus, dimana sekresi ini tampaknya konstan dan independen dari penyerapan.

Hingga 80% dari asupan kalsium harian biasanya hilang dalam feses. Ginjal bertanggung jawab

untuk sebagian besar ekskresi kalsium. Rata-rata ekskresi kalsium ginjal 100 mg / d namun

dapat bervariasi dari serendah 50 mg / d ke lebih dari 300 mg / d. Biasanya, 98% dari kalsium

disaring dan diserap kembali. Reabsorpsi kalsium paralel dengan natrium dalam tubulus ginjal

proksimal dan loop menaik Henle. Di tubulus distal, bagaimanapun, reabsorpsi kalsium

tergantung pada hormon paratiroid (PTH) sekresi, sedangkan reabsorpsi natrium tergantung

pada sekresi aldosteron. tingkat PTH meningkat meningkatkan reabsorpsi kalsium distal dan

dengan demikian menurunkan ekskresi kalsium urin.1

90% kalsium terikat dalam albumin, sehingga kondisi hipokalsemia biasanya terjadi

pada pasien dengan hipoalbuminemia. Hipokalsemia disebabkan karena hipoparatiroidism,

kongenital, idiopatik, defisiensi vit D, defisiensi 125(OH)2D3 pada gagal ginjal kronik, dan

hiperfosfatemia.3 Manifestasi dari hipokalsemia termasuk kulit kering, parestesia, gelisah dan

kebingungan, gangguan irama jantung, laring stridor (spasme laring), tetani dengan spasme

karpopedal (tanda Trousseau), masseter spasme (Tanda Chvostek), dan kejang. kolik bilier dan

bronkospasme.1,3 EKG dapat mengungkapkan irritasi jantung atau interval QT perpanjangan

yang mungkin tidak berkorelasi antara tingkat keparahan dengan tingkat hipokalsemia.

Penurunan kontraktilitas jantung dapat mengakibatkan gagal jantung, hipotensi, atau keduanya.

Penurunan respon terhadap digoxin dan β-adrenergik agonis juga dapat terjadi.1

Seperti yang diketahui, hipokalsemia adalah suatu kondisi yang gawat darurat karena

menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat diberikan 20-30 ml preparat kalsium

glukonas 10% atau CaCl 10% dapat diulang 30-60 menit kemudian sampai tercapai kadar

kalsium plasma yang optimal. Pada kasus kronik, dapat dilanjutkan dengan terapi per oral.1,5,6,7

Pertimbangan anestesi

Page 13: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

13

Hipokalsemia yang signifikan harus diperbaiki sebelum operasi. Kadar kalsium

terionisasi harus dipantau intraoperatif pada pasien dengan riwayat hipokalsemia. Alkalosis

harus dihindari untuk mencegah penurunan lebih lanjut dalam Ca 2+. Kalsium intravena

mungkin diperlukan seiring transfusi darah sitrat atau pada solusi albumin dengan jumlah

besar. Potensiasi efek inotropik negatif dari barbiturat dan anestesi volatile harus diintipasi.

Respon untuk NMBS adalah tidak konsisten dan memerlukan pemantauan ketat dengan

stimulator saraf.1

KESIMPULAN

Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan &

elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak bisa mengatasinya. Ini terjadi apabila kehilangan

tterjadi dalam total banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar

biasa, terbakar, luka/pendarahan dan sebagainya.

Cairan dan elektrolit (zat lerlarut) didalam tubuh merupakan suatu kesatuan yang tidak

terpisahkan. Bentuk gannguan keseimbangan cairan yang umum terjadi adalah lebeihan atau

kekurang cairan iaitu air. Kelebihan cairan disebut overhidrasi, sebaliknya kekurang airan

disebut dehidrasi. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan

nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak

bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam

organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++),

magnesium (Mg++), klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).

Elektrolit yang utama yang sering menyebabkan gangguan pada hemodinamik tubuh adalah

natrium, kalium, dan kalsium

Pasien yuang mengalami gangguan cairan dan elektrolit sebaiknya segera ditangani

karena sebagian besar dalam tubuh manusia terdiri dari cairan dan elektrolit dan apabila tidak

segera ditangani akan menyebabkan kematian

Page 14: GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT€¦ · Terapi dehidrasi adalah mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang diberikan tergantung pada

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Management of Patients with Fluid and

Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 5th ed.

New York: Mc-Graw Hill. 2013; 4 (49): h. 1107 – 40.

2. Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam

Handbook for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed. Philadelphia:

Elsevier Inc. 2013; 18: h.216 – 230.

3. Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Ajar

Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010. 6 (5) : h.272 – 98.

4. Hahn RG. Crystalloid Fluids. Dalam Clinical Fluid Therapy in the Perioperative

Setting. Cambridge: Cambridge University Press. 2012; 1 : h. 1 – 10.

5. Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and Electrolytes.

Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice 3rd ed.

Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2015; 17 : h. 341 – 49.

6. Voldby AW, Branstrup B. Fluid Therapy in the Perioperative Setting. Journal of

Intensive Care. 2016; 4 : h.27 – 39.

7. Kaye AD. Fluid Management. Dalam Basics of Anesthesia 6th ed. Philadelphia: Elsevier

Inc. 2011; 23: h. 364 – 71.