Top Banner
22

Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Jun 24, 2015

Download

Documents

Far Rick Khin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik
Page 2: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah (pus) didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi seluruh rongga pleura (Ngastiyah,1997).

Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).

Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal pleural ( Hudak & Gallo, 1997 )

Page 3: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Secara garis besar, Empiema adalah suatu keadaan dimana nanah dan cairan dari jaringan yang terinfeksi terkumpul di suatu rongga tubuh.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani “ empyein “ yang artinya menghasilkan nanah (supurasi).

Page 4: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Empyema thoraks paling sering desebabkan oleh kuman staphylococcus, pneumococcus dan streptococcus jarang sekali kuman-kuman gram negative seperti hemophilus influenza.

Empyema pelvic pada wanita biasanya disebabkan strain Bacteroides atau pseudomonas aeruginosa.

Pada empyema kandung empedu biasanya disebabkan oleh E.coli, Klebsiella pneumonia, Streptococus.

Page 5: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

gambar 1. empiemaduktus billiaris

gambar 2. Empiema thoracis

Page 6: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Di dalam praktek pediatric, empyema paling sering ditemukan pada bayi-bayi dan anak-anak usia prasekolah.

• Penyakit tersebut dapat pula disebabkan oleh :

1) Trauma pada dada (sekitar 1-5% kasus mendorong

ke arah empyema)

1) Pecahnya abses dari paru-paru ke dalam rongga plaura

2) Perluasan suatu infeksi yang bukan dari paru-paru (misalnya: madiastinitis, peritonitis)

3) Trauma pada esofagus

4) Iatrogenie infeksi saat merawat luka di sekitar daerah dada.

Page 7: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• Ada tiga stadium empiema toraks pada anak yaitu :

1) Stadium 1 disebut juga stadium eksudatif atau stadium akut.

2) Stadium 2 disebut juga dengan stadium fibropurulen atau stadium transisional.

3) Stadium 3 disebut juga stadium organisasi (kronik).

Page 8: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Disebut juga stadium eksudatif atau stadium akut, yang terjadi pada hari-hari pertama saat efusi. Inflamasi pleura menyebabkan peningkatan permeabilitas dan terjadi penimbunan cairan pleura namun masih sedikit. Cairan yang dihasilkan mengandung elemen seluler yang kebanyakan terdiri atas netrofil.

Page 9: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Stadium ini terjadi selama 24-72 jam dan kemudian berkembang menjadi stadium fibropurulen. Cairan pleura mengalir bebas dan dikarakterisasi dengan jumlah darah putih yang rendah dan enzim laktat dehidrogenase (LDH) yang rendah serta glukosa dan pH yang normal, drainase yang dilakukan sedini mungkin dapat mempercepat perbaikan

Page 10: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Disebut juga dengan stadium fibropurulen atau stadium transisional yang dikarakterisasi dengan inflamasi pleura yang meluas dan bertambahnya kekentalan dan kekeruhan cairan.

Page 11: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Cairan dapat berisi banyak leukosit polimorfonuklear, bakteri, dan debris selular. Akumulasi protein dan fibrin disertai pembentukan membran fibrin, yang membentuk bagian atau lokulasi dalam ruang pleura. Saat stadium ini berlanjut, pH cairan pleura dan glukosa menjadi rendah sedangkan LDH meningkat. Stadium ini berakhir setelah 7-10 hari dan sering membutuhkan penanganan yang lanjut seperti torakostomi dan pemasangan tube.

Page 12: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

disebut juga stadium organisasi (kronik). Terjadi pembentukan kulit fibrinosa pada membran pleura, membentuk jaringan yang mencegah ekspansi pleura dan membentuk lokulasi intrapleura yang menghalangi jalannya tuba torakostomi untuk drainase.

Page 13: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Kulit pleura yang kental terbentuk dari resorpsi cairan dan merupakan hasil dari proliferasi fibroblas. Parenkim paru menjadi terperangkap dan terjadi pembentukan fibrotoraks. Stadium ini biasanya terjadi selama 2 – 4 minggu setelah gejala awal.

Page 14: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Gejala empiema yang timbul tergantung dari terbentuknya atau tidaknya fistula ke bronkus, yakni berupa fistula bronkopleura. Bila tidak terjadi fistula, maka gejalanya akan tetap berat, sementara itu apabila telah terjadi fistula maka gejalanya akan lebih ringan.

Page 15: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

Adapun gejala klinis yang dapat timbul adalah sebagai berikut, antara lain:

1) Sering dijumpai demam

2) Malaise dan kehilangan berat badan pada empiema kronis

3) Penderita sering mengeluh adanya nyeri pleura (Pleuritic pain)

4) Dispnea dapat disebabkan akibat kompresi atau penekanan pada paru-paru oleh cairan empiema

5) Batuk sering dijumpai dan adanya fistula bronkopleural yang disertai dengan sputum yang purulen yang dapat dibatukkan.

Page 16: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• Penanggulangan empyema tergantung dari fase empyema :

• fase I (fase eksudat)

• Dilakukan drainase tertutup (WSD) dan dengan WSD dapat dicapai tujuan diagnostic terapi dan prevensi, diharapkan dengan pengeluaran cairan tersebut dapat dicapai pengembangan paru yang sempurna.

Page 17: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• fase II (fase fibropurulen)

Pada fase ini penanggulangan harus lebih agresif lagi yaitu dilakukan drainase terbuka (reseksi iga “open window”). Dengan cara ini nanah yanga ada dapat dikeluarkan dan perawatan luka dapat dipertahankan. Drainase terbuka juga bertujuan untuk menunggu keadaan pasien lebih baik dan proses infeksi lebih tenang sehingga intervensi bedah yang lebih besar dapat dilakukan.

Pada fase II ini VATS surgery sangat bermamfaat, dengan cara ini dapat dilakukan empiemektomi dan atau dekortikasi.

Page 18: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• Fase III (fase organisasi)

Dilakukan intervensi bedah berupa dekortikasi agar paru bebas mengembang atau dilakukan obliterasi rongga empyema dengan cara dinding dada dikolapskan (torakoplasti) dengan mengangkat iga-iga sesuai dengan besarnya rongga empyema, dapat juga rongga empyema ditutup dengan periosteum tulang iga bagian dalam dan otot interkostans (air plombage), dan ditutup dengan otot atau omentum (muscle plombage atau omental plombage).

Page 19: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

 • gambar 3. air plombage

Page 20: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• Empyema adalah keadaan terkumpulnya nanah (pus) dalam rongga pleura,yang dapat setempat atau mengisi rongga pleura.

• Empyema sering disebabkan oleh kuman Staphylococcus, kadang-kadang Pneumococcus dan Streptococcus, jarang sekali kuman gram negative seperti Haemophilus influenzae.

• Bentuk klinis empyema terdiri atas empyema akut yang merupakan sekunder dan empyema kronis yaitu empyema yang berlangsung lebih dari 3 bulan.

• Prinsip pengobatan empyema yaitu berupa pengosongan nanah, antibiotika, penutupan rongga empyema, pengobaan kausal, pengobatan tambahan. 

Page 21: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik

• Hudak & Gallo, ( 1997 ), Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC, Jakarta

• Diana C. Baughman, ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.

• Marilyn E. Doengoes, (2000 ), Rencana asuhan keperawatan, pendekatan untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien., EGC, Jakarta.

• Ngastiyah, ( 1997 ), Perawatan anak sakit , EGC, Jakarta.

Page 22: Gangguan Cairan Dan Hemodinamik