laporan praktikum Perkecambahan Gelap dan TerangBAB
IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangPada setiap tahap dalam kehidupan
suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi
respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi
dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara
yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih
menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan
reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidka adanya perencanaan
yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Elisa, 2013).
Perkembangan memerlukan suhu yang cocok, banyaknya ir yang memadai,
dan persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga merupakan
persyaratan bagi perkecambahan banyak biji sebagai contoh, biji
buah apel hanya dapat berkecambah setelah masa dingin yang lama.
Ada bukti bahwa perkecambahan kimia terbentuk di dalam bijinya
ketika terbentuk. Pencegahan ini lambat laun akan dipecah pada suhu
rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan
ketika kondisi lainnya membaik (Latunra, 2013).Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan
sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan
yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap
imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik
dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun).
Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar dan biji yang melunak (Anonim, 2013).Berdasarkan
pernyataan di atas, percobaan mengenai Perkembangan Kecambah Dalam
Gelap dan Terang dilaksanakan.I.2 Tujuan PercobaanMempelajari
pengaruh cahaya terhadap perkembangan kecambah kacang hijau
Phaseolus radiatus dalam gelap dan terang.I.3 Waktu dan
TempatPercobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 13 Maret 2012,
pukul 14.30 -17.30 WITA, bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan selama 7 hari di
Laboratorium botani.BAB IITINJAUAN PUSTAKAPertumbuhan adalah proses
pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat balik) karena
adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel; dapat pula
disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan
secara kuantitatif (Anonim, 2013).Tumbuhan bertambah tinggi dan
besar disebabkan oleh dua hal. Pertama, pertambahan jumlah sel
sebagai hasil pembelahan mitosis pada meristem (titik tumbuh) di
titik tumbuh primer dan sekunder. Kedua, pertambahan
komponen-komponen seluler dan adanya diferensiasi sel. Misalnya
penyerapan air ke dalam vakuola yang menyebabkan sel membesar serta
terbentuknya jaringan, organ, dan individu melalui proses
diferensiasi sel dan atau / spesialisasi (Anonim,
2013).Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara
perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh
faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor
internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji)
(Suhendar, 2013).Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya
ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam
bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Latunra,
2013).Mengukur pertumbuhan diperlukan pengukuran volume
pertumbuhan. Volume pertumbuhan sangat bergantung terhadap
perubahan status air di dalam pertumbuhan. Dua pertumbuhan yang
sama pertumbuhannya, dapat berbeda volumenya jika yang satu diukur
dalam keadaan turgor dan yang lain diukur dalam keadaan layu. Oleh
karena itu, pengukuran pertumbuhan sering dilakukan dengan mengukur
panjang, lebar, dan luas (Latunra, 2013).Perkembangan bakal biji
terbagi atas perkembangan endosperm, perkembangan embrio, dan
struktur biji yang matang. Pada perkembangan endosperm, endosperm
tumbuh dan berkembang lebih dahulu dibandingkan pertumbuhan dan
perkembangan embrio. Endosperm kaya akan cadangan makanan. Cadangan
makanan tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
embrio (Aryulina, 2007).Pertumbuhan dan perkembangan embrio diawali
dengan pembelahan zigot secara mitosis menghasilkan sel basal dan
sel terminal. Sel basal berkembang menjadi suspensor yang berfungsi
sebagai penghubung antara embrio dan kulit bakal biji, serta
mengalirkan nutrisi dari tumbuhan induk atau endosperm. Sel
terminal berkembang menjadi proembrio yang melekat pada suspensor.
Embrio berkembang membentuk ujung batang dan ujung akar (Aryulina,
2007).Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari
maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh
matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya
matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut
cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan
fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang
banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan
fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk
mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang terang dan gelap diantaranya (Anonim, 2013).Tanaman yang
diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat
selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung
warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon
auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman
yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat
gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar
kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat
oleh sinar matahari (Anonim, 2013).Banyak faktor yang mepengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan di antaranya adalah faktor genetik
untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya,
kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan
banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor
yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di
pengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di
tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal
itu disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap cahaya,
jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang
perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di
sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika
terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau
lurus menjulur ke atas (Soerga, 2013).Istilah auksin berasal dari
bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini
pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana
di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu
senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan
koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal
dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went
didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan
koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi yang
tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995). Auksin
yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat
(IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan
auksin. Namun tumbuhan mengandung 3 senyawa lain yang struktrurnya
mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang sama dengan
IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin.
Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam
fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA) (Dwidjoseputro,
1992). Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang.
Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus), telah
membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang
tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh
apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di
nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah
tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100
primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya kan mampu
menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar
(Salisbury dan Ross, 1995).Cahaya mempengaruhi perkecambahan dengan
tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya, kualitas
cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari).
Kuantitas cahaya berhubungan dengan intensitas tinggi dari cahaya
yang dapat meningkatkan perkecambahan pada biji-biji yang
positively photoblastic (perkecambahannya dipercepat oleh cahaya),
jika penyinaran intensitas tinggi ini diberikan dalam durasi waktu
yang pendek. Hal ini tidak berlaku pada biji yang bersifat
negatively photoblastic (perkecambahannya dihambat oleh cahaya)
(Elisa, 2013).Kualitas cahaya berhubungan dengan penyebabkan
terjadinya perkecambahan yaitu daerah merah dari spektrum (red; 650
nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat
perkecambahan. Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah
mutually antagonistic (sama sekali bertentangan), jika diberikan
bergantian, maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh
spektrum yang terakhir kali diberikan (Elisa, 2013).Adanya
penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya. Sedang cahaya
sangat dibutuhkan untuk :Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll),
pertumbuhan tanaman dan kwalitas dari pada produksi. Tanaman yang
kurang cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang.
Setiap jenis sayuran menghendaki syarat-syarat yang sangat
berlawanan, ada suatu jenis yang menghendaki penyinaran panjang,
ada pula yang pendek. Yang dimaksud penyinaran panjang ialah lebih
dari 12 jam, sedang penyinaran pendek kurang dari 12 jam (Zhamal,
2013).Ekologi tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya
diatur oleh dua hal yaitu penempatan daun dalam posisi dimana akan
diterima intersepsi cahaya maksimum. Berarti diatas kanopi dan
didalam komunitas yang kompleks sebagian besar daun tesebut tidak
dapat mencapainya. Karena itu sebagian besar dari daun akan berada
pada intensitas cahaya yang kurang dari yang dibutuhkan.
Fotosintesis dimaksimumkan untuk energi yang diterima, dengan
anggapan keadaan ini menjadi dibawah titik jenuh cahaya untuk
fotosintesis normal, sehingga tetap dalam kesinambungan neto karbon
yang positif (pengikatan CO2 untuk fotosintesis lebih besar
daripada jumlah yang dikeluarkan pada respirasi dan hasil
karbohidrat). Sehelai daun yang berada pada keseimbangan C yang
negative akan memerlukan gula yang diambil dari sisa tanaman dan
akan mengurangi ketegaran secara menyeluruh (Zhamal, 2013).DAFTAR
PUSTAKAAnonim, 2013, Dormansi Benih dan Pemecahannya,
http://pustaka.ut.ac.id//, Diakses pada tanggal 11 April 2013 pukul
19.00 WITA.Aryulina, D., 200,. Biologi 3, Esis,
Jakarta.Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Elisa, 2013, Dormansi dan
Perkecambahan Biji, http://elisa.ugm.ac.id/, diakses pada tanggal
11 April 2013, pukul 20.53 WITA. Latunra, A.I., 2013, Penuntun
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II,Universitas Hasanuddin,
Makassar.Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., Ross, 1995, Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung. Soerga, N., 2013, Pola
Pertumbuhan Tanaman, http://soearga.wordpress.com/, diakses pada
tanggal 11 April 2013, pukul 20.58 WITA. Suhendar, T., 2013,
Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan,
http://laporan-praktukum-pertumbuhan-dan.html, Diakses pada tanggal
11 April 2013 pukul 18.00 WITA.Zhamal, 2013, Pengaruh Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau, http://
catatanzhamal.blogspot.com/, diakses pada tanggal 11 April 2013,
pukul 20.37 WITA.1 year ago
Laporan Fistum "Perkecambahan dalam Tempat Gelap dan Terang"
PERKEMBANGAN KECAMBAH DALAM TEMPAT GELAP DAN TERANG
TUJUAN:Untuk mempelajari pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM:HARI :RabuTANGAL :14 November 2007TEMPAT
:Lab.Dasar UNJA lantai II
I.LANDASAN TEORY
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang teratur dan
berkembang umumnya menuju keadaan yang lebih tinggi,lebih teratur
dan lebih kompleks. Perkembangan dikenal juga dengan
morfogenesis.Perkembangan meliputi proses tumbuh dan diferensiasi.
Selain dengan mengukur volume parameter lain dalam mengukur
pertumbuhan adalah dengan mengukur berat basah dan berat kering
tumbuhan.Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran
pertambahan dalam ukuran yang bersifat irreversible. Karna bersifat
multi sel maka pertumbuhan bukan saja dalm voume tetapi juga
pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya proto plasma,
dan tinggkat kerumitan.Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi
dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel.Umumya daerah pertumbuhan
terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas akar.Pada
rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di
bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi
pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar
pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya
sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan cambium.Pertumbuhan
bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru
oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti
dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan
mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.(Fahn.A.1992 Hal
:1)Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang
penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu
species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
terus-menerus sepanjang daur hidup,tergantung pada tersedianya
merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan
lainnya,serta lingkungan yang mendukung.Secara empiris,pertumbuhan
tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X
lingkungan (internal dan eksternal).Pertumbuhan itu lebih mudah
digambarkan dari pada di defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan
sel dan pembesaran sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein
dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi
seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan
proses differensiasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
secara luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal
(lingkungan) dan factor internal (genetic) Dikelompokkan sebagai
berikut:
Faktor Eksternal :1.Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang
hari,angina dan gas.
2.Edafatik (tanah):tekstur,struktur,bahan organic,dan kapasitas
pertukaran kation.
3.Biologis:Gulma,serangga,organisme penyebab
penyakit,nematode,macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme
tanah.
Faktor internal:1.Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan
biologis.2.Laju fotosintesis.3.Respirasi4.Klorofil,karotein, dan
kandungan pigmen lainnya.5.Pembagian hasil asimilasi N.6.Tipe dan
letak merisitem.7.Kapasitas untuk menyimpan cadangan
makanan.8.Aktivitas enzim.9.Pengaruh langsung gen (
Heterosis,epistasi ).10.Differensiasi.
Pertumbuhan tanaman di tunjukkan oleh pertambahan ukuran dan
berat kering yang tidak dapat balik.Pertambahan ukuran dan berat
kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya
protoplasma,yang tejadi karma baik ukuran sel maupun jumlahnya
bertambah. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan
hubungan antar voleme dan luas permukaan. Proses-proses pembelahan
sel menentukan dasar untuk pertumbuhan akan tetapi pembelahan sel
adalah proses-proses yang diatur secara biokimia, dan tidaklah
perlu selalu diatur langsung oleh hubungan antara volume dan luas
permukaannya. (Harjadi,Sri Setyati.1979 Hal: 91)
REAKSI-REAKSI PERKECAMBAHAN UJUNG DAN ALASFototropisme didalam
avena mempunyai dua komponen yang berbeda secara morfologis.Disebut
reksi ujung dan reaksi dasar.Kepekaan reaksi ujung lebih besar dari
pada kepekaan reaksi dasar.Kinetika pelengkungan berbeda untuk
pemberian cahaya untuk diujung dan diatas.Kelengkungan diinduksikan
UU(ultra Ungu) banyak sama dengan pelengkungan yang diinduksikan
oleh UV(Ultra Violet) oleh pemaparan selama 4 menit atau lebih
terhadap cahaya biru yang kuat (Positif Ke 2) sifat-sifat dasar
dari pelengkungan alas dan dasar adalah:a. Mereka memerlukan
tambahan banyak energi cahaya total dari pada pelengkungan ujung.b.
Mulai muncul di sepanjang keseluruhan panjang koleoptil yang meluas
Melalui puncak pertama,sedangkan pelengkungan ujung tipikalnya
mulai didekat apex dan berpindah secara basipetal.c. Pemberian
cahaya pada apex atau alas dengan energi yang cukup,terutama dengan
UU memberikan pelengkung alas.Pengamatan tingkat respirasi selama
fotosintesis memerlukan penguatan teknik-teknik isotop kerena kedua
proses tersebut mengikuti reaksi keseluruhan yang sama dalam arah
yang berlawanan.Digunakan dalam fase gas untuk memantau pengambilan
respirasi.Didalam pencahayaan lemah penganbilan O2 lebih lemah dan
lambat dari pada didalam gelap; pada intensitas tinggi ia akan naik
dan dapat melebihi kecepatan didalam gelap 3-4 kalu dengan
penyesuaian kembali di dalam ~ 1 menit.Penghambatan parsial
pengambilan O2 didalam cahaya lemah terbukti dibuat peka oleh
panjang gelombang yang panjang.Ini dianggap berasal dari operasi
siklis system yang menghasilkan ATP yang bisa diduga membatasi ADP
yang tersedia untuk fosforilasi ini menghambat proses respirasi
terakhir.Dipihak lain cahaya gelombang pendek yang paling efektif
didalam evolusi secara fotosintesis membuat peka pengambilan
oksigen yang meningkat di dalam cahaya kuat.(Wilkins.M.B)Perubahan
berat kering. Rasio berat akar terhadap berat pucuk tanaman sangat
mudah bersifat plastis,pada tanaman-tanaman yang cukup di tanam di
tanah yang tidak subur,rasio akar terhadap bagian pucuk tanaman
cenderung sangat besar.Sebab untuk sebagian besar tanaman
hijauan,daun merupakan komponen yang besar dari bagian pucuk
tanaman,dank arena fungsi batang adalah untuk mendapatkan daun
didalam iklim cahaya yang cocok dapatlah diharapkan rasio berat
daun (LWR) menjadi sama variasinya.Bukti keadaan ini memanglah
belum jelas.LWR hanya peka terhadap perubahan temperature,panjang
siang hari,factor-faktor tanah namun tidak peka terhadap intensitas
cahaya,iradiasi total harian atau susunan spectrum radiasi.(Fitter
A.H 1994)
II.PELAKSANAAN PRAKTIKUMALAT DAN BAHAN:ALAT:1. Tabung reaksi2.
Cawan Petri3. Kertas saring4. Pot berisi pasir5. Gelas ukur6.
Oven7. Timbangan8. PenggarisBAHAN:1. Aquadest2. 75 Biji kacang
hijau
CARA KERJA1. Memilih 60 biji kacang hijau yang homogen.2.
Membagi menjadi 3 kelompok,dan menimbang masing-masing
kelompoknya3. Kelompok 1 masukkan ke Oven (950C) selama 48 jam lalu
didinginkan dan di timbang kebali.4. Menentukan volume biji
kelompok 2 dan 3 dengan cara memasukkan kedalam gelas ukur yang
berukuran 10 ml ban dimasukkan air dalam volume tertentu.5. Menanam
kecambah 2 dan 3 kedalam ruangan terang dan gelap.6. Pada hari ke
14 saat perkecambahan,tanaman dicabut satu persatu secara teratur
dan mencuci akarnya untuk menghilangkan pasir yang melekat.7.
Menghitung hasil panen yang didapat8. Mengambil 10 tanaman setiap
kelompok dan mengukur panjang tunas dan akar primernya.9. Mengukur
volume tanaman.10. Membungkus tanaman dengan kertas dan mengoven
selama 48 menit.11. Menimbang berat keringnya setelah
pengovenan
III.HASIL DAN PEMBAHASANA.HASILKelompok 11.Berat basah : 1,7
gr2.Berat kering : 1 gr
Kelompok 21.Tanaman di tempat terang2.Berat basah Biji :1,7
gr3.Volome Biji :2 ml4.Jumlah panen :25 batang5.Berat Basah
tumbuhan:6,7 gr6.Panjang tunas :
No.Tanaman Panjang Tanaman (Cm)1 21,22 21,13 214 195 206 217 228
189 18,510 19,5Jumlah 201,3.Panjang rata-rata : 201,3 Cm : 10 =
20,3 cm7. Panjang Akar :
No.Tanaman PanjangAkar (Cm)1 5,32 73 114 55 106 57 8,48 69 810
10Jumlah 75,7Panjang rata-rata :75,7 Cm /10 = 7,57 cm8.Total Volume
Tanaman : 10 Ml9.Berat kering tanaman :0,9 grKelompok 3 :Tanaman di
tempat gelap1.Berat basah biji :1,6 gr2.Volume Biji : 1 ml3.Jumlah
panen : 16 Batang4.Panjang tunas :
No.Tanaman Panjang Tunas (Cm)1 482 443 48,34 45,65 476 387 408
549 4310 44Jumlah 451,9Panjang Rata-rata :451,9/10 = 45,19
cm5.Panjang akar :No.Tanaman Panjang Akar (Cm)1 62 133 54 95 96 107
98 69 810 9Jumlah 84Panjang rata-rata : 84 cm/10 = 8,4 cm5.Volume
total : 8 ml6.Berat kering tanaman : 0.2 gr7.Berat basah
tumbuhan:5,7 grB.PEMBAHASANPada biji kelompok satu dapat dikatakan
bahwa volume air dalam sel berkurang pada saat pengovenan selama 48
menit sebanyak 0,7 gr.Hal ini menandakan bahwa pada saat proses
pengovenan,air yang berada di dalam sel menguap dan di
lepaskan.Pada tumbuhan kelompok 2 pertumbuhan terjadi cukup
baik,dan dari 20 biji kacang hijau yang di tanam semuanya dapat di
panen.Hal ini dapat di jelaskan karena pada tumbuhan kelompok 2 ini
mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya untuk hidup. Misalnya
cahaya matahari dan kelembaban yang baik untuk menunjang factor
tumbuh. Hal ini sesuai dengan literature yang menatakan bahwa
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species.Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur
hidup,tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone
dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang
mendukung.Secara empiris,pertumbuhan tanaman dapat dikatakan
sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan
eksternal).Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di
defenisikan.Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran
sel.Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan
proses yang tidak dapat berbalik.Proses differensiasi seringkali
dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses
differensiasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara
luas dapat di kategorikan sebagai factor eksternal (lingkungan) dan
factor internal (genetic) Dikelompokkan sebagai berikut:
Faktor Eksternal :1.Iklim:Cahaya,temperature,air,panjang
hari,angina dan gas.
2.Edafatik (tanah):tekstur,struktur,bahan organic,dan kapasitas
pertukaran kation.
3.Biologis:Gulma,serangga,organisme penyebab
penyakit,nematode,macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme
tanah.
Faktor internal:1.Ketahanan terhadap tekanan iklim,tanah dan
biologis.2.Laju fotosintesis.3.Respirasi4.Klorofil,karotein, dan
kandungan pigmen lainnya.5.Pembagian hasil asimilasi N.6.Tipe dan
letak merisitem.7.Kapasitas untuk menyimpan cadangan
makanan.8.Aktivitas enzim.9.Pengaruh langsung gen (
Heterosis,epistasi ).10.Differensiasi.Dari leteratur diatas dapat
kita simpulkan bahwa factor cahaya sangat penting dalam proses
pertumbuhan pada tanaman.Sedangkan pada tumbuhan kelompok 3
tumbuhan yang dapat dipanen hanya 16 dari 20 bibit yang ditanam.Hal
ini dapat dijelaskan karena mungkin pada tanaman yang ditanam pada
daerah gelap ini tidak mendapatkan cahaya yang merupakan sumber
uatama bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman.Sedangkan pada
pengurangan berat basah yang menjadi berat kering saat bproses
pengovenan ini terjadi karena pelepasan air dalam sel tumbuhan
akibat dari adanya suhu tinggi.Hal ini juga dujelaskan dalam
literature yaitu Perubahan berat kering. Rasio berat akar terhadap
berat pucuk tanaman sangat mudah bersifat plastis,pada
tanaman-tanaman yang cukup di tanam di tanah yang tidak subur,rasio
akar terhadap bagian pucuk tanaman cenderung sangat besar.Sebab
untuk sebagian besar tanaman hijauan,daun merupakan komponen yang
besar dari bagian pucuk tanaman,dank arena fungsi batang adalah
untuk mendapatkan daun didalam iklim cahaya yang cocok dapatlah
diharapkan rasio berat daun (LWR) menjadi sama variasinya.Bukti
keadaan ini memanglah belum jelas.LWR hanya peka terhadap perubahan
temperature,panjang siang hari,factor-faktor tanah namun tidak peka
terhadap intensitas cahaya,iradiasi total harian atau susunan
spectrum radiasi.(Fitter A.H 1994)Selain dari factor tersebut
diatas ada tidaknya cahaya yang mengiringi proses pertumbuhan
tanaman dapat juga berpengaruh terhapad penyerapan O2. yang mana
dikatakan dalam literature yaitu Pengamatan tingkat respirasi
selama fotosintesis memerlukan penguatan teknik-teknik isotop
kerena kedua proses tersebut mengikuti reaksi keseluruhan yang sama
dalam arah yang berlawanan.Digunakan dalam fase gas untuk memantau
pengambilan respirasi.Didalam pencahayaan lemah penganbilan O2
lebih lemah dan lambat dari pada didalam gelap; pada intensitas
tinggi ia akan naik dan dapat melebihi kecepatan didalam gelap 3-4
kalu dengan penyesuaian kembali di dalam ~ 1 menit.Penghambatan
parsial pengambilan O2 didalam cahaya lemah terbukti dibuat peka
oleh panjang gelombang yang panjang.Ini dianggap berasal dari
operasi siklis system yang menghasilkan ATP yang bisa diduga
membatasi ADP yang tersebia untuk fosforilasi ini menghambat proses
respirasi terakhir.Dipihak lain cahaya gelombang pendek yang paling
efektif didalam evolusi secara fotosintesis membuat peka
pengambilan oksigen yang meningkat di dalam cahaya kuat.
JAWABAN PERTANYAAN1.Kadar air pada biji = 1,7 -1 / 1,7 x 100
%=41,172.Kadar air kelompok 2=6,7-0,9/6,7 x 100 %=86,56Kadar air
kelompok 3=5,7-0,2/5,7 x 100 %=96,49
3. a.Air yang dapat diserap biji kelompok 2 adalah
b.Air yang dapat diserap biji kelompok 3 adalah
4.Pertambahan volume pada tanaman yang tumbuh dia.Tempat gelap
8ml - 1,9ml=6,1mlb.Tempat terang 10ml - 2ml=8ml
5.Agar kita dapat mengetahui jumlah pertambahan volume pada
sample tanaman yang di uji cobakan.
6.Cahaya berpengaruh terhadap perkembangan sel karena cahaya
padat mengektifkan ADP yang berada di dalam sel menjadi ATP hingga
sel dapat beraktifitas dan menghasilkan energi untuk tumbuh dan
berkembang.
LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI TUMBUHAN IIPERKEMBANGAN KECAMBAH
DALAM TEMPAT GELAP DAN TERANG
OLEHRITA YULIZAA1C405070BIOLOGI B 2005
PROGRAM STUDI BIOLOGIPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI2007
DAFTAR PUSTAKA
Fitter.A.H 1994.Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM
university:Yogyakarta
Fahn,A.1992.Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3.UGM
university:Yogyakarta
Harjadi,Sri Setyadi.1979. Pengantar Agronomi.Garmedia :
Jakarta
Wilkins.M.B.1992.Fisiologi Tanaman.Bumi Aksara : Jakarta
Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan "Karbohidrat dalam Tanaman"
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangFotosintesis merupakan suatu
proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Hasil fotosintesis berupa amilum
dan oksigen. amilum inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.
Amilum digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat
senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari amilum ini
disimpan sebagai cadangan makanan.Pada praktikum ini akan melihat
simpanan amilum yang terdapat pada bagian daun tumbuhan. Oleh
karena itu, dilakukan percobaan uji simpanan amilum dalam daun
dengan metode Sachs.
B. TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini yaitu mengamati
simpanan amilum dalam daun.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAKarbohidrat merupakan suatu golongan
senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis menjadi
polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman adalah
tepung atau amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu
polimer yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari
glukosa yang digabung oleh mata rantai yang sama dengan maltosa.
Macam amilum utama adalah amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan
dengan iodin memberikan warna merah ungu). Sedangkan amilosa
memberikan warna biru (Fressenden, 1997).Proses fotosintesis akan
menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara berbagai
karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari
glukosa adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam
tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian.
Butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam
kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada daun segera
setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga
pada tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daun monokotil
mempunyai daun gula (Loveless, 1994).Hopkins (1995) menyatakan
bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya
menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung
klorofil. Kehadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum.
Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar
matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades
panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak
akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak
berwarna ungu.Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang
melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida
serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG).
Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa
1-p. Tentunya warna pada daun yang diuji seharusnya berwarna coklat
iodin, sedangkan pada daun yang digunakan sebagai kontrol akan
berwarna lebih gelap. Hal ini karena daun yang di beri perlakuan
tidak menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu
(Dwijosepoetro, 1994).Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di
dalam leukoplas sebagai tempat untuk menyimpan. Penyusunan amilum
memerlukan bahan berupa glukosa-1-pospat serta bantuan enzim berupa
posporilase amilum. Molekul glukosa-1-pospat dapat
digandeng-gandengkan dengan pertolongan posporilase ini. Pada
penggandengan itu terlepaslah molekul pospat (Dwidjoseputro,
1994).Dwijoseputro (1994) menyatakan bahwa setelah semua klorofil
larut, semua bagian daun ditetesi I-KI maka, warna daun yang semula
transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal ini menandakan
adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam amilum
menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Sedangkan pada daun yang
ditutup alumunium foil akan berwarna coklat. Namun dalam percobaan
tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini dikarenakan larutan IKI yang
dipakai sudah tidak berfungsi.Menurut Salisbury dan Ross (1992),
pembentukan pati atau amilum terjadi terutama melalui satu proses
yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula
nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa
(ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan
glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya.Karbohidrat yang
terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum. Pembentukan
amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama secara
berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang
mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG) (Lakitan,
2000).Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan
sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan
UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa, ADPG. Pembentukan ADPG
berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan
unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya,
bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari ADPG. Pati
sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+.
Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada
rantai cabang dibentuk oleh berbagai isoenzim dari beberapa enzim
Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan
sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan
UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa, ADPG. Pembentukan ADPG
berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan
unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya,
bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari ADPG. Pati
sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+.
Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada
rantai cabang dibentuk oleh berbagai isoenzim dari beberapa enzim
yang secara ringkas disebut enzim percabangan atau enzim Q. Tingkat
cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang, menguntungkan
fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga menyebabkan
penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan penyimpanan
pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas diuntungkan oleh
cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG secara alosetrik
diaktifkan oleh 3-PGA dan dihambat secara alosetrik Pi (Preiss).
Kandungan 3-PGA agak meningkat saat terang sewaktu penambahan CO2
terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena ditambah ADP untuk
membentuk ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury &
Ross,1992).Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi
gula tinggi sedangkan kadar amilum menyusut, bulan-bulan panas
keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang berlabihan menambah
kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH membawa perubahan kegiatan
enzim. pH 7 merupakan pH optimal untuk pembentukan gula, sedang
gula akan terbentuk menjadi amilum jika pH sampai dibawan 7
(Kimball, 1989).
BAB IIIMETODOLOGIA. Waktu dan TempatAdapun waktu dan tempat
pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :Hari / tanggal :
Kamis, 14 November 2013Pukul : 15.00 WITA - selesaiTempat :
Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA UNTADB. Alat dan
BahanAdapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
sebagai berikut :a. Alat 1. Petridish 2. Gelas Kimia 1000 ml3. Hot
Plate4. Pinsetb. Bahan1. Daun Catharantus roseus (Tapak dara)2.
Air3. Alkohol 98 % low quality4. Aluminium foil5. Larutan JKJ
C. Prosedur KerjaAdapun prosedur kerja yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Membungkus daun pada
tanaman dibagian tengah daun dengan menggunakan alumunium foil
selama 22 jam.2. Memanaskan air dan alkohol 98 % pada masing-masing
gelas kimia 1000 ml menggunakan hot plate sampai mendidih.3.
Memasukkan daun yang sudah dibungkus dengan alumunium foil ke dalam
alkohol 98 % mendidih selama 15 menit.4. Membilas daun tanaman
dengan menggunakan air yang telah dipanaskan selama 5 menit.5.
Merendam daun tersebut menggunakan larutan JKJ selama 10 menit dan
membilas daun tersebut menggunakan air mengalir.6. Mengamati
perubahan warna yang terjadi pada daun.
BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanAdapun
hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktikum ini yaitu
:No.GambarPerlakuanPerubahan Warna
1.Kondisi daun normal, yang ditutupi alumunium foil.
Masih pada keadaan warna awal.
2.Kondisi daun yang telah dicelupkan ke dalam larutan Alkohol
panas 95%.Warna daun menjadi hijau pucat.
3.Kondisi daun setelah direndam di air panas.Warna daun hijau
pucat.
4.Kondisi daun setelah dicelupkan larutan JKJ.
Warna daun menjadi kecoklatan.
5.Daun ditiriskan beberapa saatWarna daun yang telah di tutupi
oleh aluminium foil yang berwarna kecoklatan
B. PembahasanProses fotosintesis merupakan suatu proses
mereaksikan karbondioksida dan air (menjadi karbohidrat dengan
menggunakan energi cahaya). Proses fotosintesis umunya berlangsung
pada tumbuhan berklorofil di siang hari ketika ada cahaya matahari.
Fotosintesis juga dapat berlangsung pada malam hari jika ada sumber
cahaya misalnya cahaya lampu. Bagian daun yang terkena cahaya akan
mengalami reaksi fotosintesis dan membentuk amilum sedangkan bagian
daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak akan melakukan reaksi
fotosintesis sehingga amilum tidak akan terbentuk.Pada praktikum
ini mengenai karbohidrat dalam tanaman yaitu untuk mengetahui
simpanan amilum dalam daun tapak dara (Catharantus roseus) yang
belum diambil dari tanamannya. Daun tapak dara (Catharantus roseus)
di-bungkus di bagian tengah daun dengan menggunakan alumunium foil
selama 22 jam yang bertujuan untuk menghalangi terjadi fotosintesis
yang disebabkan klorofil yang tidak mendapatkan cahaya matahari
akibat alumunium foil dan menghalangi pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Setelah 22 jam daun tersebut dipetik dari tanaman
dan alumunium foil pada daun di buka, kemudian daun di masukkan ke
dalam alkohol 98% yang sudah mendididh. Hal ini dilakukan untuk
mematikan sel-sel tanaman dan melunakkan jaringan daun, selain itu
alkohol berfungsi sebagai pelarut yang akan melarutkan dan
meluruhkan klorofil pada daun dan alkohol juga dapat mengakibatkan
pigmen warna daun menjadi luntur. Warna daun yang berwarna hijau
tua menjadi hijau muda sehingga dengan mudah melihat perbandingan
amilum pada daun. Daun yang telah direbus dengan alkohol kemudian
dicuci dengan air panas agar menghilangkan alkohol pada daun.
Setelah daun direbus dalam air, kemudian dicuci dengan menggunakan
air, daun dimasukkan kedalam petridish kemudian direndam dengan
menggunakan larutan JKJ. Larutan JKJ berfungsi untuk melihat
pembentukan amilum dalam daun. Iodium akan berikatan dengan amilum
sehingga membentuk warna ungu. Pembentukan warna ungu pada bagian
yang tidak ditutupi alumunium foil menunjukkan terjadinya
fotosintesis sehingga membentuk amilum sedangkan bagian tengah daun
yang ditutup alumunium foil berwarna kekuningan yang menunjukkan
tidak adanya amilum yang terbentuk karena fotosintesis tidak
terjadi pada bagian tersebut.Karbohidrat utama yang tersimpan pada
tumbuhan dalam bentuk pati dan selulosa. Pati atau amilum banyak
tersimpan pada kloroplas daun yang juga merupakan tempat terjadinya
proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai sistem membran dalam.
Membran ini terorganisasi menjadi kantong pipih berbentuk cakram
yang disebut tilakoid. Tiap-tiap tilakoid merupakan ruang tertutup
dan berfungsi sebagai tempat pembentukan ATP. Di sekeliling
tilakoid terdapat cairan yang disebut stroma yang berperan dalam
reaksi fotosintesis.Karbohidrat tersimpan dalam bentuk amiloplas
yang terbentuk sebagai hasil translokasi sukrosa atau karbohidrat
lain dari daun. Pengangkutan amilum dari sel ke sel adalah dalam
bentuk gula karena gula larut dalam air. Amilum terdiri atas 2
bagian, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa lebih mudah larut
dalam air. Untuk mengetahui adanya karbohidrat dalam tanaman dapat
dilakukan suatu pengujian. Amilosa bereaksi dengan Iod (I)
menghasilkan perubahan warna komplek merah ungu. Warna ini
ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati atau amilum dan
Iod.
BAB VPENUTUPA. KesimpulanAdapun kesimpulan yang di peroleh dari
praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Proses fotosintesis
memerlukan energi cahaya matahari untuk mereaksikan karbondioksida
dan air menjadi karbohidrat.2. Amilum yang terbentuk tersimpan
dalam kloroplas dan ketika bereaksi dengan iodium membentuk warna
ungu kehitaman.3. Larutan JKJ berfungsi untuk mengikat Iodium
sehingga simpanan amilum dalam daun terlihat dengan tanda adanya
bagian warna ungu kehitaman.4. Hasil pengamatan yang diperoleh
yaitu daun yang tidak tertutupi aluminium foil, warna daunnya
berubah menjadi ungu kehitaman. Hal ini disebabkan karena pada daun
tersebut terdapat simpanan amilum.
B. SaranDiharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya
harus lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang
diperoleh lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKADwidjoseputro, D., 1994, Pengantar Fisiologi
Tumbuhan, PT Gramedia, Jakarta.
Fressenden R. J., 1997, Plant and Introduction to Modern Botany,
Macmillan Publishing Co., Inc, New York.
Hopkins, 1995, Biologi, ITB, Bandung.
Kimball, John. W., 1989, Biologi Jilid I Edisi kelima, Erlangga,
Jakarta.
Lakitan, 2000, Fisiologi Tanaman, PT Bina Aksara, Jakarta.
Loveless, 1994, Study Guide to Accompany Botany, Chesther
Bistane Toronto, Singapore
Salisburry,F. B. dan Ross W. C., 1992, Fisiologi Tumbuhan Jilid
2, ITB Press, Bandung.
Laporan Praktiku Fisiologi Tumbuahan Karbohidrat Dalam Tanaman
BAB I1.1 PendahuluanKarbohidrat adalah polihidroksi aldehid
(aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan turunannya atau
senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau
kedua komponen tersebut di atas. Karbohidrat berasal dari bahasa
Jerman yaitu Kohlenhydrote dan dari bahasa Prancis Hidrate De
Carbon. Penamaan ini didasarkan atas komposisi unsur karbon yang
mengikat hidrogen dan oksigen dalam perbandingan 2:1.Daun tanaman
mempunyai pigmen klorofil yang merupakan pigmen utama untuk
aktivitas fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dihasilkan
karbohidrat berupa pati yang untuk sementara ditimbun pada daun.
Selanjutnya pada saat gelap akan ditranslokasikan ke organ-organ
lain (baik anabolisme maupun katabolisme). Dengan demikian pada
saat pagi harnya timbunan pati pada jaringan daun telah
habis.Pigmen klorofil tidak larut dalam air, akan tetapi larut
dalam alcohol. Dengan demikian gejala klorosis sering terjadi pada
tanaman yang system perakarannya mengalami keadaan anaerob
(misalnya tergenang air), karena terjadinya proses respirasi
anaerob yang menghasilkan alcohol yang diakumulasikan di dalam
daun.Pati (amilum) memiliki sifat yang khas, antara lain apabila
ditambahkan larutan yodium akan berwarna biru (ungu). Pemindahan
energi dari sinar matahari ke dalam tanaman dilaksanakan dengan
perantara klorofil. Senyawa tersebut terdapat dalam sebuah organel
vital bagi tanaman yaitu khloroplas (Salisbury, 1985).Prose
fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa.
Diantara berbagai karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh
tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum.
Amilum didalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi ataupun
biji-bijian. Butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di
dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Menurut Loveless
(1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai
terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang
berjalan cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai daun pati
sedangkan daun monokotil mempunyai daun gula.Menurut Hopkins (1995)
amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin. Amilosa
bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah
ungu. Warna ini ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul
pati/amilum dan Iod.Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa
yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis menjadi polisakarida
aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman adalah tepung atau
amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang
terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari glukosa yang
digabung oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum
utama adalah amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin
memberikan warna merah ungu). Sedangkan amilosa memberikan warna
biru (Fressenden R. J dan Fessenden J. S, 1997)Transformasi
karbohidrat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor luar.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan amilum menurut
Dwijoseputro (1994) diantaranya :
1. TemperaturTemperatur yang rendah itu mempunyai pengaruh baik
bagi pengubahan amilum menjadi gula. Pengubahan gula manjadi amilum
terjadi pada temperatur sedang yaitu 200C sampai 300C.
2. Pengaruh airDaun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum
terubah menjadi gula sukrosa dan beberapa monosakarida. Persediaan
air yang agak berlebihan menambah kegiatan penyusunan amilum.
3. Konsentrasi ion-ion H+Perubahan pH membawa perubahan kegiatan
enzim. Enzim akan bekerja berlawanan jika lingkungannya mengalami
perubahan pH. Pada pH di atas 7 banyak terbentuk gula sedang gula
akan terbentuk menjadi amilum lagi jika pH turun sampai di bawah
7.
4. Konsentrasi gulaKeseimbangan antara persediaan gula dan
persediaan amilum terdapat di dalam sel. Pembentukan amilum itu
tampak giat karena pembentukan gula yang yang giat. Pada malam hari
sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula sekedar untuk
menjaga ketetapan konsentrasi.
5. Keadaan pH
6. Intensitas sinarHopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan
karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya menyinari bagian yang
hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Kahadiran
karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang
tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka
setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades panas, kemudian
ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk
warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna
ungu.Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan
I-KI dalam reaksi berikut:
C5H8O4 + I KI C5H8O4 + I5- + KIPembentukan pati terjadi melalui
suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari
gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin
difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan
menggunakan ATP dan glukosa 1-p. Tentunya warna pada daun yang
diuji seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada daun yang
digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap. Hal ini karena
daun yang di beri perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga
tidak menimbulkan warna ungu (Dwijosapoetro, 1994).Amilum disusun
di dalam kloroplas dan juga di dalam leukoplas sebagai tempat untuk
menyimpan. Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa
glukosa-1-pospat serta bantuan enzim berupa posporilase amilum.
Molekul glukosa-1-pospat dapat digandeng-gandengkan dengan
pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan itu terlepaslah
molekul pospat (Dwidjoseputro, 1994).Praktikum mengenai uji
karbohidrat dalam tanaman digunakan daun bayam (Amaranthus
spinosus) yang sebagian ditutup dengan alumunium foil untuk
mencegah adanya sinar matahari yang mengenai klorofil agar tidak
fotosintesis. Bagian yang tidak terkena sinar tidak akan
menghasilkan amilum, sedangkan bagian yang tidak ditutup alumunium
foil/daun kontrol akan menghasilkan amilum. Setelah daun dibiarkan
selama beberapa jam di bawah terik matahari, kemudian daun direbus
alkohol. Hal ini bertujuan untuk melarutkan klorofil yang ada pada
daun, namun amilum yang ada tidak akan ikut larut karena amilum
tidak dapat larut oleh alkohol. Ternyata daun berubah warna menjadi
lebih transparan atau kekuningan. Dwijoseputro (1994) menyatakan
bahwa setelah semua klorofil larut, semua bagian daun ditetesi I-KI
maka, warna daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu
gelap. Hal ini menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena
reaksi iodium dalam amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman.
Sedangkan pada daun yang ditutup alumunium foil akan berwarna
coklat. Namun dalam percobaan tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini
dikarenakan larutan IKI yang dipakai sudah tidak berfungsi.Menurut
Salisbury dan Ross (1992) pembentukan pati atau amilum terjadi
terutama melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang
unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut
adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan
menggunakan ATP dan glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid
lainnya. Reaksi berikut merangkum pembentukan pati dari ADPG :ADP +
amilosa kecil (unit n-glukosa) amilosa (lebih besar dengan unit
n+1glukosa) + ADP.Menurut Lakitan (2000) karbohidrat yang terbentuk
pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum. Pembentukan amilum
pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama secara
berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang
mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG).
Pembentukan ADPG berlangsung dalam kloroplas atau plastida lainnya
menggunakan Atp dan glukosa-1-p :(n-glukosa) amilosa (n+1 glukosa)
amilosaADPG ADPPembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang
melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida
serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa, ADPG.
Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan
glukosa-1-fosfat di kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang
sedang tumbuh dengan unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4
pada ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari
ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan
oleh K+. Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan
C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh berbagai isoenzim dari
beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim percabangan atau
enzim Q. Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang,
menguntungkan fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga
menyebabkan penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan
penyimpanan pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas
diuntungkan oleh cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG
secara alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan dihambat secara
alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA agak meningkat saat terang
sewaktu penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena
ditambah ADP untuk membentuk ATP selama fosforilasi fotosintesis
(Salisbury & Ross,1992).Tanaman jika pada bulan-bulan yang
dingin, konsentrasi gula tinggi sedangkan kadar amilum menyusut,
bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang
berlabihan menambah kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH
membawa perubahan kegiatan enzim. pH 7 merupakan pH optimal untuk
pembentukan gula, sedang gula akan terbentuk menjadi amilum jika pH
sampai dibawan 7 (Kimball, 1989).Bahan-bahan yang digunakan untuk
mengetahui adanya amilum dalam daun diantaranya alkohol, larutan
I-KI, aquades. Alkohol berfungsi untuk melarutkan klorofil
sedangkan larutan I-KI berfungsi sebagai indikator adanya amilum
dan aquades berfungsi sebagai pencuci. 1.2 Tujuan Untuk mengamati
simpanan amilum dalam daun BAB IIBahan Dan AlatBahan1. Daun tanaman
tebu segar yang sebagian telah ditutupi kertas aluminium foil pada
saat sore hari sebelum terkena cahaya matahari pagi.2. Alcohol
70%3. Larutan J-KJ4. Air Panas5. Air DinginAlat1. Aluminium foil
atau kertas timah2. Penjepit atau klip3. Waterbath4. Petridisk5.
Gunting atau pisau curter6. Serbet atau lap tangan7. Tisu gulung8.
Gelas piala9. Pinset atau penjepit10. Labu erlemeyerBAB IIICara
Kerja1. Daun tanaman tebu yang belum terkena cahaya matahari pagi,
sebagian saya tutupi dengan kertas alumunium foil atau kertas timah
dan saya jepit rapat dengan menggunakan klip atau penjepit kertas.
Sehingga tidak ada kemungkinan cahaya matahari pagi yang masuk ke
dalam daun yang telah saya tutupi dengan alumunium foil tadi, lalu
saya biarkan selama beberapa jam tersinari cahaya matahari pagi
(saya menutupi daun tebu pada hari selasa sore sekitar pukul 15:30
wib tanggal 10 april 2012).2. Pada hari rabu tanggal 11 april 2012
sekitar pukul 09:30 wib daun tebu yang telah saya tutupi dengan
menggunakan kertas aluminium foil sebelumnya, saya potong dengan
menggunakan pisau curter dari batangnya. Daun tebu yang telah saya
potong tadi, saya bawa ke lab. Fisiologi tumbuhan fakultas
pertanian universitas jambi dengan keadaan masih terbungkus dengan
kertas aluminium foil.3. Daun tebu yang masih terbungkus dengan
aluminium foil tadi saya potong keci yang terdiri dari 2 bagian,
yaitu bagian tertutupi dengan kertas aluminium foil dan bagian yang
tidak tertutupi, dengan menggunakan gunting agar rapi. Kemudian
daun tebu tersebut saya buka aluminium foilnya dan daunnya saya
masukkan ke dalam labu erlemeyer yang telah terisi alcohol panas
(yang tengah ditangaskan di dalam waterbath) selama 20 menit.4.
Daun tebu yang berada di dalam labu erlemeyer tadi saya angkat dan
saya keluarkan dari dalam waterbath dengan menggunakan lap tangan
atau serbet.5. Daun tebu saya keluarkan dari dalam labu erlemeyer
dengan menggunakan pinset atau penjepit. Setelah itu saya masukan
daun tebu tersebut ke dalam air panas yang telah di panaskan dengan
menggunakan gelas piala sebelumnya, berbarengan dengan memanaskan
alcohol.6. Daun tebu yang telah saya masukkan ke dalam air panas
tadi langsung saya angkat dengan pinset dan saya masukkan ke dalam
larutan J-KJ yang telah kita tuangkan ke dalam petridis selama
beberapa menit.7. Kemudian daun tebu yang di masukkan ke dalam
larutan J-KJ tadi saya angkat dengan pinset dan saya masukkan ke
dalam air dingin yang berada dalam gelas piala, agar larutan J-KJ
yang menempel pada permukaan daun tebu tersebut larut, kemudian
daun tebu tersebut saya bentengkan pada satu atau dua lembar
tisu.8. Kemudian saya mengamati daun tebu yang sudah saya letakkan
di atas tisu tadi. Warna ungu tua menunjukkan, adanya kandungan
amilum pada daun tersebut (bagian daun yang tertutup berwarna
pucat, bagian daun yang terbuka atau terkena cahaya matahari
berwarna ungu tua.BAB IVHasil Dan PembahasanHasilAmilum pada daun
tebu tidak terlihat.PembahasanPada praktikum ini mengenai tentang
karbohidrat dalam tanaman yaitu kita akan melihat adanya kandungan
simpanan amilum dalam daun setelah proses fotosintesis terjadi.
Daun yang digunakan sebagai sempel adalah daun tebu.Daun tersebut
bagian tengahnya ditutup dengan alumunium foil sebelum daun
melakukan fotosintesis. Penutupan ini bertujuan untuk menghalangi
terjadinya fotosintesis karena klorofil pada bagian daun yang
ditutup tidak dapat menangkap cahaya matahari, selain itu alumunium
foil juga menghalangi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui
stomata.Berdasarkan dari hasil praktikum ini maka dapat disimpulkan
:1. Proses fotosintesis memerlukan energi cahaya matahari untuk
mereaksikan karbondioksida dan air menjadi karbohidrat.2. Amilum
yang terbentuk tersimpan dalam kloroplas dan dapat bereaksi dengan
iodium membentuk warna ungu kehitaman.3. Bagian yang tidak terkena
cahaya matahari tidak melakukan reaksi fotosintesis sehingga amilum
tidak akan terbentuk.4. Umur daun mempengaruhi jumlah kandungan
amilum yang tersimpan di daun tersebut.5. Struktur tulang daun dan
lama proses perebusan daun di dalam alcohol juga berpengaruh untuk
melihat kandungan amilum yang dilakukan pada praktikum kali ini.6.
Semakin keras daun dan semakin tua daun maka proses perebusan daun
di dalam alcohol juga akan memerlukan waktu yang lebih lama dari
waktu yang tercantum di dalam penuntun praktikum fisiologi tumbuhan
fakultas universitas jambi.7. Daun yang tua prosesnya pelarutan
klorofilnya akan lebih lama di bandingkan dengan daun yang
muda.
DAFTAR PUSTAKA
Harran S., dan P.D Tjondronegoro. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. P A U. IPBSalisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid I, II, dan III. Edisi ke empat. Terjemahan: Diah R
Lukman dan Sumaryono. ITB, Bandung.Sitompul, S.M. dan B. Guritno.
1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian UNIBRAW.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.Taiz L and E.Zeiger. 2002.
Plant Physiology. Third Edition.Tjondronegoro, P.D., Tjitrosemito,
S., Miftahudin., Hamim., Ratnadewi, D., Prawitasari, T., Triadiati.
2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Matematika
dan IPA. IPB. Bogor.Wattimena, G.A. 1997. Zat Pengatur Tumbuh
Tanaman. Pusat Antar Universitas. Bekerjasama dengan Lembaga
Informasi IPB. Bogor.Wilkins, M.B. 1984. Advanced Plant Physiology.
Pitman Publishing, New Zealand Ltd.
wellingtan.http://aepcute.blogspot.com/2011/08/karbohidrat-dalam-tanaman.html
di unduh pada hari minggu tanggal 15 april 2012 pukul 13:45:09
wib.http://desainwebsite.net/biologi/karbohidrat-dalam-tanaman di
unduh pada hari minggu tanggal 15 april 2012 pukul 14:06:47
wib.http://tyanagbio.blogspot.com/2010/12/karbohidrat-dalam-tanaman.html
di unduh pada hari minggu tanggal 15 april 2012 pukul 14:39:07
wib.