Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN LIKUID, SEMISOLID, DAN STERIL KRIM METIL SALISILAT 10% DAN MENTHOL 4% Disusun oleh : Kelompok II Farmasi B 2013 Mochtaromi Tri Yanto (1350705011110005) Dhenik Swastika Wahyu C. (135070501111007) Intan Retno Palupi (135070501111015) Gusti Ayu Pradnya Paramitha (135070501111016) Elan Aisyafuri (135070501111022) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
47

Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Apr 11, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN LIKUID,

SEMISOLID, DAN STERILKRIM METIL SALISILAT 10% DAN MENTHOL 4%

Disusun oleh :

Kelompok II

Farmasi B 2013

Mochtaromi Tri Yanto (1350705011110005)

Dhenik Swastika Wahyu C. (135070501111007)

Intan Retno Palupi (135070501111015)

Gusti Ayu Pradnya Paramitha (135070501111016)

Elan Aisyafuri (135070501111022)

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

MALANG2015

KRIM METIL SALISILAT 10% DAN MENTHOL 4%

I. Tujuan

1. Mahasiswa mampu merancang formula sediaan krim

2. Mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan

krim

3. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh berbagai jenis basis

krim terhadap stabilitas krim

II. Dasar Teori

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah

bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air

tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan

setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat

terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Formularium Nasional, krim adalah sediaan setengah padat,

berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60%

dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Secara

Tradisional istilah krim digunakan untuk sediaan setengah

padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi

sebagai emulsi air dalam minyak (a/m) atau minyak dalam air

(m/a) Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar

yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah obat

yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan ke

Page 3: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

arah lambung. Menurut definisi tersebut yang termasuk obat

luar adalah obat luka, obat kulit, obat hidung, obat mata,

obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya (Rowe,

2009).

Kualitas dasar krim, yaitu stabil, selama masih dipakai

mengobati. Maka krim harus bebas dari inkopatibilitas,

stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh

produk menjadi lunak dan homogen. Mudah dipakai, umumnya

krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan

dihilangkan dari kulit. Terdistribusi merata, obat harus

terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada

penggunaan (Anief, 1994).

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi

mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang

dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan

untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim,

yaitu (Anief, 1994):

- Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak

Contoh : cold cream

Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan

untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada

kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan

bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral

oil dalam jumlah besar.

- Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air

Contoh: vanishing cream

Page 4: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang

digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan

sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab

(moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film

pada kulit.

Kelebihan sediaan krim, yaitu mudah menyebar rata,

praktis, mudah dibersihkan atau dicuci, cara kerja

berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket terutama

tipe m/a, memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe

a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan untuk pemakaian

topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.

Sedangkan kekurangan sediaan krim, yaitu susah dalam

pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan

panas. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula

tidak pas. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m

karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh

perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan

salah satu fase secara berlebihan (Sumardjo, Damin, 2006)

Formula dasar krim, antara lain terdiri dari fase

minyak dan fase air. Fase minyak, yaitu bahan obat yang

larut dalam minyak, bersifat asam.

Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum,

paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin,

setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. Sedangkan

fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat

basa.

Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/

TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG,

Page 5: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil

alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya). Bahan-

bahan penyusun krim, antara lain, zat berkhasiat, fase

minyak, fase air, pengemulsi, bahan pengemulsi. Bahan

pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan

dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki.

Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak

bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol,

trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-

bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat

pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan

pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin)

0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar,

untuk mempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk

mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak

tak jenuh (Sumardjo, Damin, 2006).

Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan

proses emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur

dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama

di penangas air pada suhu 70-75°C, sementara itu semua

larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam

air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak.

Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke

dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan,

temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah

kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran

perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-

menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak

Page 6: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin

akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase

lemak dengan fase cair (Rowe, 2009).

Agar sistem pengawasan mutu dapat berfungsi dengan

efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang

mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan

pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik.

Kedua, setiap pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar

atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard an

spesifikasi yang telah ada. Evaluasi Organoleptis, evalusai

organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna,

tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek

responden (dengan kriteria tertentu) dengan menetapkan

kriterianya pengujianya (macam dan item), menghitung

prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh,

pengambilan keputusan dengan analisa statistik. Evaluasi pH,

evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara

perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk

mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan

agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter,

catat hasil yang tertera pada alat pH meter. Evaluasi daya

sebar, dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas

kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya diberi kaca yang

sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1

– 2 menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap

penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan

waktu tertentu secara teratur ). Evaluasi penentuan ukuran

droplet, untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim

Page 7: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop

sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa

adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan

penyebarannya. Uji aseptabilitas sediaan, dilakukan pada

kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner

di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan,

sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian

dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing

kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat

lembut (Ansel,1989).

III. Dekripsi Zat Aktif dan Preformulasi Bahan Eksipien

3.1 Metil Salisilat (Farmakope Indonesia IV)

Pemerian : Cairan tidak berwarna, kekuningan atau

kemerahan, berbau khas dan rasa seperti

gandapura. Mendidih antara 219°C dan 224

°C disertai peruraian.

Nama Lain : Methylis Salicylas

Nama Kimia : Benzoic acid, 2-hidroxy-methyl ester

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,15

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam

etanol, dan salam asetat glacial

Titik Didih : 219°C - 224 °C

Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

pH :

Stabilitas : Stabil pada temperature ruang dengan

wadah tertutup rapat

Page 8: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen oksidasi kuat,

asam kuat, basa kuat, logam alkali, nitrat

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.2 Menthol (Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6,

halaman 433)

Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur,

tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum,

atau massa yang melebur, mempunyai bau

yang enak seperti minyak permen

Nama Lain : Mentholum

Struktur Kimia :

Nama Kimia : 5-metil-2-(1-metil etil)-sikloheksanal

Rumus Molekul : C10H20O

Berat Molekul : 152,67

Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah

larut dalam atnol, dalam kloloform, dalam

eter dan dalam heksana, mudah larut dalam

asam asetat

pH :

Titik Leleh : 41°C- 44°C

Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada

suhu tidak lebih dari 25°C

Page 9: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Stabilitas : Stabil dalam suhu ruang dapat

disimpan selama 18 bulan

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan butyl-kloralhidrat,

kloralhidrat, kromium trioksida, beta

naftol, fenol, potassium permanganate,

champore

Sifat Khusus : Apabila dicampur dengan kamfer atau

kloralhidrat atau fenol sama berat maka

campuran akan mencair

Koefisien Partisi : -

3.3 Asam Stearat

Pemerian : Zat keras mengkilat susunan hablur,

putih, atau kuning pucat mirip lemak

Nama Lain : Asam Setilasetik, Crodacid

Struktur Kimia :

Nama Kimia : Octadecanoic acid

Rumus Molekul :

Berat Molekul : 285,47

Kelarutan : Praktis larut dalam air, larut dalam 20

bagian etanol (95%)P, 2 bagian klorofom P

dan dalam 3 bagian ester

pH :

Titik Didih : 112

Titik Leleh : 69 – 70

Page 10: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Stabilitas : Asam stearat merupakan bahan stabil,

antioksi dan juga dapat ditambahkan

kedalamnya

Inkompatibilitas : salisital tidak kompatibel dengan logam

hidroksida dan mungkn tidak kompatibel

dengan basa, bahkan pereduksi, dan

oksidator

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.4 Cetyl Alkohol

Pemerian : Berupa serpihan putih atau granul

seperti lilin, berminyak memiliki bau khas

dan rasa khas

Nama Lain : Cachalot, arol, ethal

Struktur Kimia :

Nama Kimia : hexaderan-lol

Rumus Molekul : O

Berat Molekul : 242,44

Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95 % dan eter,

kelarutan meningkat dengan peningkatan

suhu, tidak larut dalam air

pH :

Titik Didih : 165

Page 11: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Titik Leleh : 45-52

Wadah dan Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat

dan di tempat sejuk serta kering

Stabilitas : Setil akohol stabil pada keadaan

asam, basa, light dan udara

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agent

pengoksidasi

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.5 Stearil Alkohol (HOPE hal 700)

Pemerian : granul keras, putih, tidak berasa

Nama Lain : Cachalot, Crodacol,n-decaoctanol

Struktur Kimia :

Nama Kimia : 1-octadecanol

Rumus Molekul : C18H38O

Berat Molekul : 270,48

Kelarutan : larut dalam kloroform, etanol (95%),

eter , heksan, propilen glikol, benzene,

aceton dan minyak sayur. Praktis tidak

larut dalam air.

pH :

Titik Leleh :59,4-59,80C

Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, sejuk

dan kering

Stabilitas : stabil dengan asam dan basa.

Page 12: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen

pengoksidasi dan asam kuat

Sifat Khusus :

Koefisien Partisi : -

3.6 Gliserin (HOPE halaman 283, FI IV halaman 213)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak

berasa, cairan higroskopis, mempunyai rasa

manis, netral terhadap lakmus

Nama Lain : Croderol, glycerol, glycerine,

glycerolum, 1,2,2-propanetriol,

trihydroxypropane glycerol

Struktur Kimia :

Nama Kimia : 1,2,3-propanetriol

Rumus Molekul :C3H8O3

Berat Molekul : 92,09

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan

etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam

eter, dalam minyak lemah dan dalam minyak

menguap

pH :

Titik Leleh : 17,8 °C

Titik Didih : 290 °C

Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, dapat

rusak oleh pemanasan. Stabil sebagai

Page 13: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

campuran dala air, dalam methanol 95%, dan

propilen glikol

Inkompatibilitas : Dapat meledak saat bereaksi dengan

agen pengoksidasi. Gliserin membentuk

kompleks asam borat.

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.7 Nipagin (Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 Hal

442, FI IV Hal 551)

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwana, atau

serbuk hablur putih, tidak berbau atau

berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa

terbakar

Nama Lain : Metilparaben, Metagin, Metil paraept,

aseptoform, metyl cemosept

Struktur Kimia :

Nama Kimia : Methyl-4-hydrobenzoate

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,15

Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena,

dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut

dalam etanol dan eter

pH larutan : -

Page 14: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Titik Lebur : 125◦C - 128◦C

Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan bentonit,

magnesium trisilikat, talk, tragacant,

sodium alginate, minyak esensial,

sorbitol, dan atropine.

Stabilitas : Pada ph 3-6 larutan nipagin cair dapat

disterilkan dengan autoklaf pada suhu

120◦C selama 20 menit. Stabil pada pH 3-6

pada suhu ruangan.

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.8 Nipasol (Handbook of Phmarmaceutical Excipient Hal 596, FI

IV Hal 713)

Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil,

tidak berwarna

Nama Lain : Propyl Paraben, Propagin, Propyl

Cemosept, Propyl Parasept, Solbrol P,

Tegosept

Struktur Kimia :

Nama Kimia : Propyl-4-hydroxibenzoate

Rumus Molekul : C10H12O3

Berat Molekul : 180,20

Page 15: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah

larut dalam etanol, dan dalam eter, sukar

larut dalam air mendidih

pH larutan : :-

Titik Lebur : 95◦C - 98◦C

Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Stabilitas : Larutan nipasol cair pada pH 3-6 dapat

disterilkan dengan autoklaf, tanpa

dekomposisi. Pada pH 3-6, larutan nipasol

cair stabil sampai ste lebuh sekitar 4

tahun pada suhu ruangan. Apabila pada pH 8

atau di atasnya maka akan cepat

terhidrolisis (10% atau lebih setelah 60

hari pada suhu ruangan)

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan mgnesium

aluminium silikat, magnesium trisilikat,

besi kuning oksida

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.9 Propilen Glikol

Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna,

rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap

air pada udara lembab

Nama Lain : Propilen glycolum, metil-glikol

Struktur Kimia :

Nama Kimia : 1,2-propanediol

Page 16: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Rumus Molekul :C3H8O2

Berat Molekul : 76,09

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan

aseton, dan dengan kloroform. Lart dalam

beberapa minyak esensial dan dalam eter,

tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak

lemak

pH :-

Titik Didih : 188°C

Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Stabilitas : Pada suhu tinggi akan teroksidasi

menjadi propionaldehid, asam laktat, asam

piruvat dan asam asetat

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan reagen pengoksidasi

seperti potassium permanganat

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.10 BHT (HOPE, halaman 81)

Pemerian : Padatan putih kuning atau serbuk

bau khas

Nama Lain : Agiol, impiuvol, ionol cp

Struktur Kimia :

Nama Kimia : 2-6-Di-tert-butyl-4-methylpenol

Rumus Molekul :C15H24O

Berat Molekul : 220,35

Kelarutan : Sukar larut dalam air, gliserin,

Propilen Glikol, larutan basa hidroksida,

dan asam mineral. Namun mudah larut dalam

Page 17: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

aseton, benzene, etanol, eter, methanol,

minyak, lebih mudah larut minyak

dibandingkan BHA

pH :-

Titik Leleh :70°C

Titik Didih : 265°C

Wadah dan Penyimpanan : Tempat tertutup, terhindar dari

sinar matahari langsung, sejuk dan kering

Stabilitas : Rusak apabila terkena cahaya, panas,

perubahan warna, dan kehilangan

aktivitasnya

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi

kelat seperti peroksida dan permanganate.

Kontak dengan agen pengoksidasi

menyebabkan combustion

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.11 KOH

Pemerian : Masa menyatu putih atau hamper putih,

tersedia dalam pellet kecil, serpihan,

bentuk tongkat, atau bentuk lainnya,

kalium hidroksida adalah higroskopis dan

diequwscent, pada paparan udara, dengan

cepat menyerap karbon dioksida dengan air

dengan pembentukan kalium karbonat

Nama Lain : potassium hidrovida

Struktur Kimia : K - O H

Nama Kimia : Kalium hidroksida

Page 18: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Rumus Molekul : KOH

Berat Molekul : 56,11

pH : 13,5

Titik Leleh : 360 , 380

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam eter, larut

dalam air, dalam etanol, dan dalam

gliserin.

Wadah dan Penyimpanan: Harus disimpan pada wadah kedap

udara, wadah non logam ditempat sejuk dan

kering

Stabilitas : Stabil pada suhu kamar

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan senyawa yang mudah

mengalami hidrolisis atau oksidasi tidak

harus disimpan dalam kaca atau wadah

alumunium, dan akan bereaksi dengan eter,

ester, terutama dalam larutan

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

3.12 Aquadest

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak

berasa

Nama Lain : Aqua, aqua purificata

Struktur Kimia :

Nama Kimia : Dihidrogen oksida

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 16,02

Kelarutan : -

pH : 7

Page 19: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Titik Didih : 100◦C

Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Stabilitas : -

Inkompatibilitas : -

Sifat Khusus : -

Koefisien Partisi : -

IV. Rasionalisasi Preformulasi dan Formulasi4.1 Formulasi

Nama Bahan Rentangan

Kadar (HOPE,

2009)

Kadar

Formulasi

Fungsi

Metil

Salisilat

- 10% Bahan aktif

Menthol - 4 % Bahan aktif

dan corigenAsam Stearat 1% - 20% 13% Emulgator,

solubilizin

g agentStearil

alkohol

- 1% Stiffening

AgentCetyl alkohol 2% - 10% 1% Stiffening

AgentGliserin 5% - 15% 10% EmollientPropilen

glikol

15%

5%-80%

15%

5%

Humectan

Pelarut

sediaan

Topikal

(kosolven)

Page 20: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

KOH - 1% Buffer ph,

alkalizing

agentMethyl

Paraben

0,12% - 0,18% 0,18% Pengawet

Propyl

Paraben

0,02% - 0,05% 0,02% Pengawet

BHT 0,0075% - 0,1% 0,05% AntioksidanAquades bebas

CO2

- Ad 100% Fase Air

4.2 Rasionalisasi Bahan

- Metil salisilat merupakan bahan aktif dalam krim ini.

Memiliki mekanisme memberikan efek analgesic sehingga

dapat menyembuhkan kekakuan dan nyeri otot. Merupakan

golongan analgesic dan antiinflamasi topical. Cara

pemberiannya, dioleskan pada daerah yang sakit 3 – 4 kali

sehari sambil diurut lemah sehingga terserap ke dalam

kulit. Pada proses pembuatan krim ini, metal salisilat

sebanyak 10% ditambahkan terakhir pada basis krim, karena

metil salisilat bersifat mudah menguap. Krim ini dibuat

dengan formulasi vanishing krim. Vanishing krim umumnya

emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam persentase

yang besar dan asam stearat. Setelah pemakaian krim, air

menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat

yang tipis. Banyak dokter dan pasien lebih menyukai krim

dibandingkan dengan salep, untuk satu hal, umumnya mudah

menyebar  rata dan dalam hal krim dari emulsi jenis

Page 21: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

minyak dalam air lebih mudah dibersihkan daripada

kebanyakan salep.

- Menthol merupakan bahan aktif pula yang sekaligus sebagai

corigen dalam krim ini. Menthol sebanyak 4% dilarutkan

terlebih dahulu dalam etanol 96% secukupnya, yang

kemudian dimasukkan ke dalam basis krim yang dilelehkan

pada suhu 700C.

- Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai

agen pengemulsi dan pelarut. Digunakan sebanyak 13% dari

rentangan 1% - 20%, sesuai dengan komposisi vanishing

cream

- Stearil alkohol sebanyak 1 % digunakan dalam kosmetik,

krim topikal dan salep farmasi sebagai agen peningkat

viskositas. Dengan meningkatkan viskositas emulsi,

stearil alkohol meningkatkan stabilitas. Stearil alkohol

juga memiliki beberapa sifat pengemulsi emolien dan

lemah. Ini juga telah diteliti untuk digunakan sebagai

penambah penetrasi transdermal.

- Dalam emulsi minyak dalam air, setil alcohol 1% dari

rentangan 2% - 10% dapat meningkatkan stabilitas dengan

menggabungkannya dengan pengemulsi agen yang larut dalam

air. Dalam emulsi setengah padat, kelebihan setil alkohol

yang digabungkan dengan solusi pengemulsi air dapat

membentuk fase kontinyu viskoelastik. Oleh karena itu,

setil alkohol kadang-kadang disebut sebagai “consistency

improver” atau “bodying agent.

- Gliserin sebesar 10% dari rentangan 5% - 15% digunakan

sebagai emollient, yang juga sebagai humektan, yang

Page 22: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

sering ditambahkan pada vanishing cream untuk menimbulkan

sensasi melembutkan kulit.

- Propilenglikol sebesar 15% ditambahkan pada vanishing

cream dan emulsi o/w untuk mengurangi penguapan air dari

permukaan kulit (efek humektan). Selain sebagai humektan,

propilen glikol ini digunakan pula sebagai pelarut untuk

sediaan topical dengan konsentrasi 5% dari rentangan 5% -

80% dalam melarutkan bahan pengawet baik Methyl Paraben

maupun Propyl Paraben.

- KOH sebanyak 1% digunakan sebagai alkalizing agent, yaitu

membuat sediaan menjadi basa, apabila masih dalam

rentangan asam. Dan digunakan untuk menjaga konsistensi

pH pada rentangan yang telah ditetapkan, sehingga dapat

sesuai dengan pH kulit, yaitu 4,5-6,5.

- Krim dikemas dan diawetkan dengan penambahan pengawet

kimia sebagai antimikroba pada formulasi untuk mencegah

pertumbuhan mikroba organisme yang terkontaminasi.

Preparat setengah padat harus pula dilindungi melalui

kemasan dan penyimpanan yang sesuai dari pengaruh

pengrusakan oleh udara, cahaya, uap air ( lembab ) dan

panas, serta kemungkinan terjadinya interaksi kimia

antara sediaan dengan wadah. Digunakan pengawet Methyl

Paraben ( nipagin ) 0,12-0,18% sebesar 0,18% dan Propyl

Paraben ( nipasol ) 0,02-0,05% sebesar 0,02%. Kedua bahan

pengawet ini mempunyai kinerja yang maksimal apabila

dikombinasi dengan perbandingan 9:1.

- Untuk membuat sedian krim bertahan lama, atau terhindar

dari reaksi oksidasi kimia pada fase minyak krim, maka

Page 23: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

diperlukan penambahan agen antioksidan, yang mana cara

kerjanya adalah dengan mengorbankan dirinya sendiri untuk

teroksidasi, sehingga fase minyak tidak mengalami

oksidasi maupun degradasi. Antioksidan yang digunakan

adalah Butylated Hidroxy Toluene (BHT), karena, BHT

sendiri tidak akan menyebabkan perubahan asam pada

sediaan krim ini. BHT sendiri tidak memerlukan kombinasi

dengan antioksidan lain atau dapat bekerja tunggal, tidak

seperti BHA yang perlu dikombinasikan dengan BHT, ataupun

antioksidan lain. BHT akan dilarutkan ke dalam fase

minyak. Dengan pemilihan konsentrasi BHT sebanyak 0,05%

pada rentangan 0,0075% - 0,1% ini, diharapkan dapat

bekerja maksimal dalam sediaan krim.

- Digunakan akuades bebas CO2 sebagai fase air ad 100%,

yaitu 70,48 ml yang dipanaskan dengan suhu 700C, kemudian

dimasukkan semua bahan fase air, lalu dicampurkan dengan

lelehan fase minyak pada suhu 700C.

V. PERHITUNGAN

Jumlah sediaan krim yang dibuat adalah 5 pot masing –

masing 30 gram.

Pada masing – masing bahan dilebihkan 5 %.

Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan

krim Memekrim adalah:

a. Metil salisilat 10%

10 x 30 gram = 3 gram ( untuk 1 pot)

100

3 gram x 5 = 15 gram ( untuk 5 pot )

5 x 15 g = 0.75 gram

Page 24: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

100

Total metil salisilat yang dibutuhkan: 15 gram + 0.75

gram = 15.75 gram

b. Menthol 4 %

4 x 30 gram = 1.2 gram ( untuk 1 pot)

100

1.2 gram x 5 = 6 gram ( untuk 5 pot )

5 x 6 g = 0.3 gram

100

Total menthol yang dibutuhkan: 6 gram + 0.3 gram = 6.3

gram

c. Asam stearat 13 %

13 x 30 gram = 3.9 gram ( untuk 1 pot)

100

3.9 gram x 5 = 19.5 gram ( untuk 5 pot )

5 x 19.5 g = 0.975 gram

100

Total asam stearat yang dibutuhkan: 19.5 gram + 0.975

gram = 20.475 gram

d. Stearyl alcohol 1 %

1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)

100

0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )

0.3 x 15 g = 0.075 gram

100

Total staryl alcohol yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075

gram = 1.575 gram

e. Cetyl alcohol 1 %

Page 25: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)

100

0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )

0.3 x 15 g = 0.075 gram

100

Total cetyl alcohol yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075

gram = 1.575 gram

f. KOH 1 %

1 x 30 gram =0. 3 gram ( untuk 1 pot)

100

0.3 gram x 5 = 1.5 gram ( untuk 5 pot )

0.3 x 15 g = 0.075 gram

100

Total KOH yang dibutuhkan: 1.5 gram + 0.075 gram =

1.575 gram

g. Gliserin 10 %

10 x 30 gram = 3 gram ( untuk 1 pot)

100

3 gram x 5 = 15 gram ( untuk 5 pot )

5 x 15 g = 0.75 gram

100

Total gliserin yang dibutuhkan: 15 gram + 0.75 gram =

15.75 gram

h. Propylene Glycol 15 %

15 x 30 gram = 4.5 gram ( untuk 1 pot)

100

4.5 gram x 5 = 22.5 gram ( untuk 5 pot )

Page 26: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

5 x 22.5 g = 1.125 gram

100

Total propylene glycol yang dibutuhkan: 22.5 gram +

1.125 gram = 23.625 gram

i. Metil paraben 0.18 %

0.18 x 30 gram = 0.054 gram ( untuk 1 pot)

100

0.054 gram x 5 = 0.27 gram ( untuk 5 pot )

5 x 0.27 g = 0.0135 gram

100

Total metil paraben yang dibutuhkan: 0.27 gram +

0.0135 gram = 0.2835 gram

j. Propil paraben 0.02 %

0.02 x 30 gram = 0.006 gram ( untuk 1 pot)

100

0.006 gram x 5 = 0.03gram ( untuk 5 pot )

5 x 0.03 g = 0.0015 gram

100

Total propil paraben yang dibutuhkan: 0.03 gram +

0.0015 gram = 0.0315 gram

k. BHT 0.05 %

0.05 x 30 gram = 0.015 gram ( untuk 1 pot)

100

0.015 gram x 5 = 0.075 gram ( untuk 5 pot )

5 x 0.075 g = 0.00375 gram

100

Total BHT yang dibutuhkan: 0.015 gram + 0.00375 gram =

0.0788 gram

Page 27: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

l. Air bebas CO2 ad 100 %

=100 % - ( 10% + 4% + 13% + 1 % + 1 % + 10 % + 0.18 % +

0.02 % + 15 %+ 0.05 % + 1 %)

=100 % - 65.25 %

= 44.75 %

= 44.75 % x 30 ml

=13.425 ml (untuk 1 pot)

13.425 ml x 5 = 67.125 ml (untuk 5 pot)

5 x 67.125 ml = 3. 5635 ml

10

Total air bebas CO2 yang digunakan = 70.48 ml

VI. PENIMBANGAN

BAHAN kadar Bobot 1 pot Bobot 5 pot + 5 % Metil

salisilat10 % 3 gram 15.75 gram

menthol 4 % 1.2 gram 6.3 gramAsam stearat 13 % 3.9 gram 20.475 gram

Stearyl

alcohol1 % 0.3 gram 1.575 gram

Cetyl alcohol 1 % 0.3 gram 1.575 gramKOH 1 % 0.3 gram 1.575 gram

Metil paraben 0.18 % 0.054 gram 0.2835 gramPropil paraben 0.02 % 0.0006 gram 0.0315 gram

Propilen

glikol15 % 4.5 gram 23.625 gram

gliserin 10 % 3 gram 15.75 gramBHT 0.05 % 0.015 gram 0.0788 gram

Page 28: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Air bebas CO2 Ad 100 % 13.425 ml 70.48 ml

VII. Skema kerja

Fase Minyak

As. Stearat

Stearil alkohol

Cetil alkohol

nipasol BHT Mentho

lMetil salisilat

-Timabang20,45 g

Lelehan

Hasil

-Timbang

-Stearyl alcoholdi campur ke lelehan

-di lelehkan di Hasil

Hasil

-Timba

-Cetil alcohol di campur ke lelehan as stearat dan stearil alcohol di Hasi

l

-Timbang 0,0315g

-dilaru

Hasil

-Timbang 0,0788g

-Hasil

-Di timbang 6,3 g

-Hasil

-Dicampurkan larutan nipasol, larutan BHT dan larutan Menthol ke dalam beaker glass yang berisi lelehan

Hasil

-Timbang 15,75 g

Hasil

- Metil salisilat di campurkan ke dalam lelehan campuran

- Dipanaskan pada suhu 70 C di hotplate serta ditutup dengan alumunium foil agar tidak menguapHasil

Fase minyak

Page 29: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Fase Air

HasilHasil

Hasil

Hasil Fase minyak

Aquadest

KOH Propilen

Glikol

Nipagin Gliserin

-ukur 70,48 ml

-Dididihkan dalamkeadaan tertutup

-DidinginAq

bebas CO2

-TimbangKOH 1,575 gram

Hasil-Aq bebas CO2 di panaskan 0,94 ml

-Dilarutkan KOH kedalam aq

Hasil

-Ditimbang PropilenGlikol 22,5 g

Hasil

-Ditimbang 0,2835 gram

Hasil

-larutkan Nipagin kedalam Propilen Glikol ad larut Hasil

-Dicampurkan larutan nipagin,larutan KOH dan gliserin menjadi satu wadah

-Diaduk ad homoge sambil di panaskan dalam suhu70 C dengan api Bunsen sambil di aduk ad homogen

Hasil fase Air

Page 30: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Pencampuran kedua Fase

Hasil Fase Minyak

Hasil Fase Air

-Dicampurkan fase minyak sedikit demi sedikit kedalam fase cair

-Diaduk dengan menggunakan stirrer dengan kecepatan 1000 rpm hingga terbentuk masa semisolid

-Dipindahkan dalam mortar dan diaduk ad cream

-Dibagi ke dalam 5 pot masing masing pot berisi 30 g

-Dikemas rapiHasil

Page 31: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

VIII. Uji Mutu Sediaan Farmasetika Sediaan Akhir

8.1 Evaluasi Organoleptis (FI III, hal XXX)

Prinsip:

Page 32: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar

krim

Tujuan :

Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan

Metode :

1. Bau : mengenali aroma atau bau sediaan sirup dengan

mencium aroma sediaan.

2. Warna : melihat warna dari sediaan sirup

3. Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.

4. Konsistensi : dirasakan konsistensi dari krim

Penafsiran Hasil :

Sediaan krim yang dihasilkan akan memiliki bentuk semisolid,

warna putih dan berbau menthol serta konsistensinya lembut.

8.2 Evaluasi Homogenitas

Prinsip :

Sebagian sampel diamati pada gelas objek secara visual

Tujuan :

Untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu krim

Metode:

Susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir diamati

secara visual. Metodenya sampel diambil pada bagian atas,

tengah atau bawah. Sampel diletakkan pada gelas objek dan

diratakan dengan gelas objek lain hingga lapisan tipis

terbentuk. Setelah itu susunan partikel yang terbentuk

diamati visual (FI III, Hal 33).

Penafsiran hasil :

Sediaan krim yang dihasilkan memperlihatkan jumlah atau

distribusi ukuran partikel yang sama di bagian manapun

Page 33: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

8.3 Evaluasi Tipe Krim

Prinsip:

Uji tipe emulsi ini dapat menggunakan metode pengenceran,

dye stabiliting test (menggunakan reagen methylene blue atau

sudan III), CaCl2/kertas saring, fluorescence dan

konduktivitas.

Tujuan :

Untuk dapat mengetahui tipe krim dari sediaan

Metode :

Dengan menggunakan metode pengenceran dan dye stabiliting

test. Untuk yang metode pengenceran dengan cara mengencerkan

sediaan dalam air hasilnya jika bertipe o/w maka akan dapat

terencerkan dan sebaliknya. Untuk dye stabiliting test

dengan memberikan reagen methylene blue atau sudan III pada

sediaan, hasilnya jika bertipe o/w maka dengan methylene

blue akan menghasilkan warna biru dan tidak akan

menghasilkan warna merah jika dengan reagen sudan III dan

sebaliknya untuk yang bertipe w/o.

Penafsiran Hasil :

Sediaan krim apabila diberi methylene blue tampak fase luar

berwarna biru (menyebar) dan apabila diberi sudan III fase

partikel minyak berwarna merah (tipe krim o/w).

8.4 Evaluasi Freeze Thawing

Prinsip :

Sediaan ditempatkan pada botol dan disimpan pada kondisi

yang dipaksakan yakni suhu 4˚C dan 40˚C

Tujuan:

Untuk mengetahui ketidakstabilan krim

Page 34: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Metode:

Krim ditempatkan pada wadah yang ditutup kemudian disimpan

pada suhu 4˚C selama 2x24 jam dan 40˚C selama 2x24 jam

Penafsiran Hasil :

Sediaan krim tetap stabil setelah evaluasi freeze thawing.

8.5 Evaluasi Daya Sebar

Prinsip :

Uji daya sebar dengan menggunakan lempeng kaca dan anak

timbangan gram

Tujuan:

Untuk mengetahui daya sebar krim

Metode:

Krim ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar bagian

rengah diatas diberi anak timbangan sebagai beban dan

dibiarkan 1menit. Diameter krim yang menyebar (dengan

mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi),

diukur. 50 gram, 100 gram,200 gram, 300gram, 400 gram dan

500 gram digunakan sebagai beban, pada setiap penambahan

beban didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter krim yang

menyebar (Ansel, 1989).

Penafsiran Hasil :

Daya sebar krim dengan bertambahnya beban akan bertambah

besar pula diameternya.

8.6 Evaluasi Daya Lekat

Prinsip :

Sampel diukur kecepatan waktu saat terlepas dari antara dua

gelas objek yang diberi beban tertentu.

Tujuan:

Page 35: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Untuk mengetahui daya lekat krim

Metode:

Sejumlah sampel ±0,25 gram dilekatkan diantara dua gelas

objek kemudian ditekan dengan beban 1kg selama 5 menit.

Setelah itu beban diambil kemudian gelas objek diangkat

menggunakan tangan dan dihitung waktu gelas objek jatuh

(terlepas antara keduanya) (Miranti,2009).

Penafsiran Hasil :

Sediaan krim memiliki daya lekat yang tinggi sehingga

memberikan efek terapi yang lebih lama.

8.7 Evaluasi pH

Prinsip:

Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan potensiometri

Tujuan :

Untuk dapat menentukan pH dari sediaan

Metode :

Penetapan pH dilakukan dengan cara potensiometri atau

kolorimetri. Semua larutan untuk penetapan pH menggunakan

air bebas karbondioksida p. pengukuran pada suhu 25˚C±2˚C,

kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing (FI IV, hal.

1039).

Penafsiran hasil :

Sediaan krim yang dihasilkan akan memiliki pH 6,0-7,0

IX. Tabel Data Pengamatan9.1 Proses Pembuatan Sediaan

No Perlakuan Hasil Pengamatan1. Diukur aquadest

sebanyak 150ml dalam

Didapatkan aquadest bebas

CO2 sebanyak 150ml

Page 36: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

beaker glass dan

dididihkan menggunakan

penangas air .Setelah

mendidih aquadest

didinginkan dalam

keadaan tertutup2. Ditimbang asam

stearate sebanyak

20,475 gram dan

dimasukkan beaker

glass

Didapatkan asam stearate

sebanyak 20,4754 gram

didalam beaker glass

4. Asam stearate

dilelehkan di atas hot

plate

Didapatkan lelehan asam

stearat

5. Ditimbang stearil

alcohol sebanyak 1,575

gram

Didapatkan stearil alcohol

sebanyak 1,575 gram

6. Dilelehkan stearil

alcohol bersama

lelehan asam stearate

Didapatkan canpuran

lelehan asam stearate

dengan stearil alkohol 7. Ditimbang setil

alcohol sebanyak 1,575

gram

Didapatkan setil alcohol

sebanyak 1,575 gram

8. Dilelehkan setil

alcohol bersama

lelehan (5)

Didapatkan lelehan setil

alcohol yang tercampur

dengan lelehan (5)

Page 37: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

9. Ditimbang propil

paraben sebanyak

0,0315 gram

Diperoleh propil paraben

sebanyak 0,0315 gram

10. Ditimbang BHT sebanyak

0,0788 gram

Didapatkan BHT sebanyak

0,0788 gram11. BHT dilarutkan dengan

etanol qs

Didapatkan larutan BHT

12. Ditimbang menthol

sebanyak 6,3 gram

Didapatkan menthol

sebanyak 6,3090 gram13. Dilarutkan menthol

dengan etanol qs

Didapatkan larutan menthol

14. Dicampurkan

(9)+(11)+(13) ke (7)

Diperoleh campuran

(9)+(11)+(13)+(7)15. Ditimbang metil

salisilat sebanyak

15,75 gram

Diperoleh metil salisilat

sebanyak 15,755 gram

16. Dicampurkan metil

salisilat ke dalam

(14)

Diperoleh fase minyak

17. Fase minyak dipanaskan

hingga 70C

Didapatkan fase minyak

dengan suhu 70C18. Ditimbang propilen

glikol sebanyak 22,5

gram

Didapatkan propilen glikol

sebanyak 22,5003 gram

19. Ditimbang metil

paraben sebanyak

0,2835 gram

Diperoleh metil paraben

sebanyak 0,2836 gram

20. Dilarutkan metil

paraben ke dalam

Diperoleh metil paraben

yang larut dalam propilen

Page 38: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

propilen glikol glikol21. Ditimbang gliserin

sebanyak 15,75 gram

Diperoleh gliserin

sebanyak 15,7510 gram22. Diukur aquadest bebas

CO2 sebanyak 70,48 ml.

Diperoleh aquadest bebas

CO2 sebanyak 70,48 ml23. Ditimbang KOH sebanyak

1,575 gram

Diperoleh KOH sebanyak

1,5750 gram24. Dilarutkan KOH dengan

air panas sebanyak

0,945 ml

Diperoleh larutan KOH

sebanyak 1 ml

25. Dicampur (20)+

(21)+(22)+(24)

Diperoleh fase air

26. Fase air dipanaskan

hingga suhu 70C

Diperoleh fase air dengan

suhu 70C27. Dimasukkan fase minyak

sedikit demi sedikit

ke fase air dan diaduk

menggunakan stirer

selama 10 menit 400rpm

Diperoleh campuran fase

minyak dengan fase air

28. Dipindahkan (27) ke

mortir dan diaduk

Diperoleh krim

29. (28) dikemas dan

dilakukan evaluasi

Krim terkemas rapi

9.2 Hasil Evaluasi

No Parameter Spesifikasi Hasil Pengamatan1. Evaluasi

Organoleptis

Bau: harum

Warna : putih

Bentuk :

Dilampirkan

dibawah

Page 39: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

(Bau,konsistensi

, warna, dan

bentuk)

semisolid

Konsistensi :

lembut2 Evaluasi pH 5,0-9,0 Tidak dilakukan3. Evaluasi daya

sebar

Tersebar merata Dilampirkan

dibawah4. Evaluasi daya

lekat

lengket Waktu pelepasan

kaca objek 37

detik5. Evaluasi

homogenitas

Homogen Homogen

6. Evaluasi freeze

thawing

Stabil Stabil

7. Penentuan tipe

krim

Krim minyak

dalam air

Dilakukan dengan

reagen methylene

blue dan sudan

III dan diamati

di mikroskop

hasilnya krim

minyak dalam air

karena:

Dengan reagen

methylene

blue terlihat

globul

berwarna

putih dengan

background

Page 40: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

biru.

Dengan sudah

III terlihat

globul

berwarna

kuning/orange

dengan

background

putih

9.2.1 Data Hasil Evaluasi Organoleptik

Paramet

er/

Hari

Hari

ke-1

Hari

ke-2

Hari

ke-3

Hari

ke-4

Hari

ke-5

Bau Khas

metil

salisil

at

Khas

metil

salisil

at

Khas

metil

salisil

at

Khas

metil

salisil

at

Khas

metil

salisil

atKonsist

ensi

Lembut Lembut Lembut Lembut Lembut

Warna Putih Putih Putih Putih PutihBentuk semisol

id

semisol

id

semisol

id

semisol

id

Semisol

id

9.2.2 Data Hasil Evaluasi Daya Sebar

Beban

(gram)

Diameter

1 (cm)

Diameter 2

(cm)

Diameter

3 (cm)

Rata-Rata

(cm)50 3,6 3,4 3,7 3,57100 3,7 3,5 3,8 3,67

Page 41: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

200 4,0 4,4 4,1 4,17300 4,3 4,5 4,5 4,43400 4,6 4,8 4,9 4,77500 5,0 5,2 5,0 5,07

9.2.3 Foto Hasil Evaluasi Tipe Krim

9.2.4 Foto Hasil Evaluasi Freeze Thawing

Foto HasilPengamatan di

Mikroskop denganmenggunakan

Foto HasilPengamatan di

Mikroskop denganmenggunakan

Page 42: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

X. PEMBAHASAN

Salah satu bentuk sediaan transdermal adalah krim. Krim

merupakan cairan kental atau emulsi setengah padat, baik

tipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya

dipakai sebagai emulien atau pemakaian obat pada kulit.

Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan

industri kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan

lainnya.

Metil salisilat merupakan bahan aktif dalam krim ini.

Memiliki mekanisme memberikan efek analgesic sehingga dapat

menyembuhkan kekakuan dan nyeri otot. Merupakan golongan

analgesic dan antiinflamasi topical. Cara pemberiannya,

dioleskan pada daerah yang sakit 3 – 4 kali sehari sambil

diurut lemah sehingga terserap ke dalam kulit. Pada proses

pembuatan krim ini, metil salisilat sebanyak 10% ditambahkan

terakhir pada basis krim. Pada formulasi sediaan krim ini

menggunakan basis vanishing krim, yaitu umumnya merupakan

emulsi lemak dalam air, mengandung air dalam penetrasi yang

besar dalam asam stearat. Setelah pemakaian krim, air akan

menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang

tipis. Banyak dokter dan pasien lebih menyukai krim daripada

Page 43: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

salep karena, krim jenis ini mudah dibersihkan. Formulasi

untuk vanishing krim dengan tipe minyak dalam air ini adalah

asam stearat, stearyl alkohol, cetyl alkohol dan BHT untuk

fase minyaknya. Dan untuk fase air, terdiri dari gliserin,

metyl paraben, propyl paraben, KOH dan air bebas CO2.

Cara pembuatan dari sediaan krim ini adalah, dengan

menggabungkan masing-masing bahan ke dalam fasenya masing-

masing, yaitu fase air dan fase minyak. Kemudian dipanaskan

dengan menggunakan hotplate dengan suhu 700C. Setelah semua

bahan tercampur merata pada masing-masing fase, dicampurkan

fase minyak ke dalam fase air dengan menggunakan stirrer

dengan kekuatan 400 rpm selama 10 menit dan tetap dijaga

pada suhu 700C. setelah tercampur merata, sediaan krim

tersebut dipindahkan ke dalam mortir untuk diaduk sehingga

membentuk masa semisolid. Kemudian dikemas dan dilakukan

evaluasi.

Evaluasi yang dilakukan untuk menguji spesifikasi dari dari

sediaan krim adalah uji evaluasi organoleptis, didapatkan

hasil, bau sediaan krim harum, yaitu harum khas metil

salisilat. Sediaan krim berwarna putih, dengan bentuk

semisolid dan memiliki konsistensi yang lembut. Hasil

pengujian ini dilakukan dari hari 1 sampai hari ke 5, dan

didapatkan hasil yang sama disetiap harinya. Hasil ini

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya,

jadi dapat dikatakan krim ini tidak mengalami perubahan

secara organoleptis. Evaluasi yang dilakukan selanjutnya

adalah evaluasi daya sebar, yang mana pengujian evaluasi ini

hanya dilakukan pada hari yang sama setelah krim ini selesai

Page 44: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

diproduksi. Pengujian daya sebar menggunakan beban sebesar

50 gram ; 100 gram ; 200 gram ; 300 gram ; 400 gram ; dan

500 gram, yang mana beban ini diletakan diatas sepasang plat

kaca yang didalamnya telah diletakan sediaan krim

sebelumnya. Didapatkan rata-rata panjang diameter untuk

masing-masing beban setelah dilakukan replikasi sebanyak 3

kali untuk masing-masing beban, yaitu 3,57 cm ; 3,67 cm ;

4,17 cm ; 4,43 cm ; 4,77 cm ; dan 5,07 cm. Hasil yang di

dapatkan ini sudah sesuai dengan penafsiaran hasil, dimana

semakin besar berat beban, maka akan semakin besar pula

panjang diameter penyebaran krim yang dihasilkan karena

semakin beratnya daya tekan yang diberikan beban ke plat

kaca dan sediaan krim sendiri. Evaluasi yang dilakukan

selanjutnya adalah evaluasi daya lekat, yang mana dilakukan

dengan meletakan sediaan krim diatas plat kaca dan ditutup

kembali dengan plat kaca lainnya, kemudian dihitung waktu

yang dibutuhkan krim untuk bisa melepaskan diri dari kedua

plat tersebut, didapatkan hasil waktu pelepasan kaca

sebesar 37 detik.

Pengujian selanjutnya adalah evaluasi homogenitas,

dilakukan dengan meletakan sediaan diatas gelas objek,

kemudian diratakan. Pengujian disini untuk melihat

distribusi zat, apakah sudah homogen atau tidak. Dan

didapatkan hasil bahwa krim hasil percobaan sudah homogen.

Krim sendiri merupakan suatu sediaan semisolid yang

menggunakan system emulsi, dimana sebelum percobaan,

praktikan sudah menentukan spesifikasi dari sediaan krim,

yaitu minyak di dalam air (o/w), untuk menentukan tipe dari

Page 45: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

sediaan krim ini, maka dilakukan evaluasi tipe krim, dengan

menggunakan reagen metilen blue dan suddan III, yang

kemudian diamati. Pada krim yang ditetesi reagen metilen

blue dan diamati dibawah mikroskop, didapatkan droplet-

droplet krim berwarna putih dan dengan latar belakang biru.

Sedangkan pada krim yang ditetesi reagen suddan III dan

diamati dibawah mikroskop, didapatkan droplet-droplet krim

berwarna kuning dengan latar belakang berwarna putih. Hal

ini menandakan bahwa tipe dari sediaan krim ini adalah

minyak dalam air (o/w). kemudian evaluasi terakhir,

dilakukan evaluasi Freeze thawing, dimana sediaan diberi

kondisi dengan suhu ekstreme, yaitu suhu 400C pada oven

selama 2 hari dan suhu 40C pada lemari es selama 2 hari.

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat kestabilan dari sediaan

krim. Dan hasil yang didapatkan yaitu, krim tetap dalam

keadaan stabil. Berdasarkan hasil evaluasi dari sediaan krim

ini, dapat dikatakan bahwa sediaan krim memenuhi spesifikasi

yang telah ditentukan.

XI. KESIMPULAN

Formulasi untuk vanishing krim dengan tipe minyak dalam

air ini adalah asam stearat, stearyl alkohol, cetyl alkohol

dan BHT untuk fase minyaknya. Dan untuk fase air, terdiri

dari gliserin, metyl paraben, propyl paraben, KOH dan air

bebas CO2. Hasil evaluasi sediaan krim telah sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga

sediaan krim ini dapat dikatakan berhasil. Untuk basis jenis

vanishing krim dapat menghasilkan krim yang tidak terlihat

apabila dioleskan ke bagian kulit. Karena air akan menguap

Page 46: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang tipis.

Selain itu, jenis krim ini mudah dibersihkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat Cetakan 6. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ;

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ;

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4.

Jakarta : UI Press.

Page 47: Formulasi Krim metil salisilat 10% dan menthol 4%

Raymond, Paul J., dan Marian., 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Royal

Pharmaceutical Society of Great Britain.

Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn, 2009. Pharmaceutical

Design. London : Pharmaceutical Press.

Sumardjo, Damin, 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah

Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata.

Jakarta : EGC.