PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGKAYAAN PAKAN ALAMI JENIS
ROTIFERA DENGAN ASAM LEMAK -3 HUFA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN
HIDUP LARVA IKAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii)
BIDANG KEGIATAN: PKM-P (Program Kreativitas Mahasiswa
Penelitian)
Diusulkan oleh: Ketua: Khoirunnisa Assidqi 060710316P angkatan
2007 Anggota: Bebbi Viana R. Niken Herawati Denny Setiabudi Vatiya
Alamanda 060710311P angkatan 2007 060710323P angkatan 2007
060710173P angkatan 2007 140911048 angkatan 2009
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010
HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul
Kegiatan : Pengkayaan pakan alami jenis rotifera dengan asam lemak
-3 HUFA terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan bawal
bintang (Trachinotus blochii) Bidang Kegiatan : () PKMP ( ) PKMK
(Pilih salah satu) ( ) PKMT ( ) PKMM Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ()
Pertanian (Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa (
) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan Ketua Pelaksana
Kegiatan a) Nama Lengkap : Khoirunnisa Assidqi b) NIM : 060710316P
c) Jurusan : Budidaya Perairan d) Perguruan tinggi : Universitas
Airlangga e) Alamat Rumah : Jl. Juwingan No. 104 Surabaya f) No
Telp/HP : 085730999269 Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang
Dosen Pendamping a) Nama Lengkap : Boedi Setya Rahardja, Ir., Mp.
b) NIP : 19580117 198601 1001 c) Alamat Rumah : Jl. Lembang 3/2
Malang d) No Telpon/HP : 08123355353 Biaya Kegiatan Total : Rp
8.025.000,Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Surabaya, 8 Oktober
2010 Menyetujui, Wakil Dekan I Ketua Pelaksana Kegiatan
2. 3.
4.
5. 6.
7. 8.
Ir. Moch. Amin Alamsjah M.Si, Ph.D NIP. 19700116 199503 1
002
Khoirunnisa Assidqi NIM.060710316P
Direktur Pendidikan Universitas Airlangga
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Imam Mustofa. M.Kes., drh. NIP. 19600427 198701 1
001
Ir. Boedi Setya Rahardja, Mp. NIP. 19580117 198601 1 001
A. Judul PENGKAYAAN PAKAN ALAMI JENIS ROTIFERA DENGAN ASAM LEMAK
-3 HUFA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BAWAL
BINTANG (Trachinotus blochii)
B. Latar Belakang Pada saat ini sektor perikanan budidaya
Indonesia merupakan suatu komoditas yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) atau yang
dikenal dengan merek dagang silver pompano, mulai mendapat tempat
di hati masyarakat. Popularitas ikan jenis pelagis (ikanikan
permukaan) ini bahkan mulai mengejar ikan kerapu. Keberhasilan
memijahkan induk-induk ikan bawal bintang ini, dapat mempermudah
para pembudidaya dalam mendapatkan benih untuk kemudian
dibudidayakan di Keramba Jaring Apung (KJA). Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan pembenihan ikan bawal bintang adalah
pengelolaan dan penyediaan jasad pakan larva, khususnya pakan alami
yaitu fitoplankton dan zooplankton. Upaya meningkatkan tingkat
keberhasilan produksi larva yang lebih tinggi perlu pengadaan pakan
yang tepat sesuai jenis, termasuk ukurannya, jumlah, dan nilai
gizinya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh larva ikan tersebut.
Secara umum, larva ikan-ikan laut berukuran sangat kecil dengan
ukuran mulut yang kecil pula. (Kohno et al., 1997). Secara fisik
diperlukan pakan berukuran kecil, seperti rotifer tipe-SS. Keadaan
ini menyulitkan dalam manajemen pakan. Rotifer dewasa tipe-S dan
tipe-L masih terlalu besar untuk stadia awal larva dari kebanyakan
spesies ikan laut (Lim, 1993). Agar pakan bermanfaat bagi larva
ikan, maka pakan larva harus mengandung asam lemak essensial.
Watanabe et al. (1983) mengatakan bahwa asam lemak esensial sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan
laut. Larva ikan laut membutuhkan asam lemak esensial, berupa asam
lemak tak jenuh berantai panjang C-20 dan C-22 Omega-3 Highly
Unsaturated Fatty Acids (HUFA) terutama asam lemak eikosapentaenoat
(EPA), 20 : 5 W3 dan asam lemak dokosaheksoenoat (DHA), 22 : 6 W3
untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan (Watanabe et al., 1983).
Lubzens et al. (1989) menyatakan, kebutuhan larva ikan laut
terhadap EPA dan DHA belum diketahui secara pasti, namun keduanya
harus ada dalam pakan larva. Rotifera yang mempunyai kandungan EPA
dan DHA yang cukup merupakan sumber asam lemak esensial bagi larva
ikan, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan
mempercepat pertumbuhan larva (Conwey and Albert, 1981). Kebanyakan
larva ikan laut hanya mempunyai kemampuan yang sangat terbatas
untuk mensintesa n-3 HUFA dari asam lemak n-3 rantai karbon yang
lebih pendek (Kanazawa et al., 1979; Ostrowski and Divakaran,
1990). Henderson dan Sargent (1985) menemukan bahwa kebutuhan n-3
HUFA meningkat pada stadia awal perkembangan larva karena banyak
yang digunakan pada pembentukan membran. Izquierdo et al. (1989)
melaporkan bahwa
dibutuhkan 3,00% n-3 HUFA (berat kering) pada nauplii Artemia
atau 3,48% n-3 HUFA (berat kering) pada rotifer untuk memenuhi
kebutuhan asam lemak n-3 HUFA dari larva red sea bream. Pertumbuhan
larva gilthead sea bream (Sparus aurata) yang diberi pakan rotifer
yang mengandung 0,40% n-3 HUFA (berat kering) meningkat 250,00%
dibandingkan dengan yang hanya diberi pakan dengan kandungan n-3
HUFA 0,08% sampai hari ke-22. Kekurangan n-3 HUFA mengakibatkan
tingkat kematian larva yang tinggi dan pertumbuhan yang lambat,
serta tidak sempurnanya pembentukan dan fungsi gelembung renang
pada larva ikan (Sorgeloos et al., 1988; Webster dan Lovell, 1990;
Koven et al., 1990). Sahli et al. (1994) melaporkan, kandungan n-3
HUFA 2,05 - 2,16% dalam pakan mikro menghasilkan kelangsungan hidup
gilthead sea bream (Sparus aurata) terbaik dibandingkan dengan yang
diberikan pakan mengandung 0,82 - 0,74% n-3 HUFA, dan kebutuhan n-3
HUFA tidak menurun dengan menurunnya kandungan total lemak
pakan.
C. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh penggunaan asam lemak
-3 HUFA sebagai pengkayaan pakan alami yaitu rotifera terhadap
tingkat kelangsungan hidup (SR) larva bawal bintang (Trachinotus
blochii) ?
2. Berapa dosis asam lemak -3 HUFA terbaik sebagai pengkayaan
rotifera yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan
bawal bintang (Trachinotus blochii) ?
D. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan asam lemak -3
HUFA sebagai pengkayaan pakan alami yaitu rotifera terhadap tingkat
kelangsungan hidup (SR) larva ikan bawal bintang (Trachinotus
blochii) 3. Untuk mengetahui dosis yang tepat sebagai pengkayaan
rotifera yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan
bawal bintang (Trachinotus blochii)
E. Luaran yang diharapkan Adapun luaran yang diharapkan dari
penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan sumber informasi kepada
masyarakat luas mengenai penggunaan asam lemak -3 HUFA sebagai
pengkayaan pakan alami yaitu rotifera, sehingga masyarakat dapat
mengaplikasikan teknologi sederhana ini pada kegiatan budidaya 2.
Dapat meningkatkan sumber pendapatan pembudidaya bawal bintang
dengan tingkat survive ratio yang lebih tinggi dari pada tanpa
pemberian asam lemak -3 HUFA sebagai pengkayaan pakan alami yaitu
rotifera.
F. Kegunaan Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat
mengetahui dan menerapkan kegunaan dari pemberian asam lemak -3
HUFA sebagai pengkayaan pakan alami yaitu rotifera terhadap tingkat
kelangsungan hidup (SR) larva bawal bintang (Trachinotus
blochii).
G. Tinjauan Pustaka Rotifer adalah zooplankton yang biasa
digunakan untuk pakan alami ikan, terutama untuk larva ikan yang
ukurannya sangat kecil, seperti pada larva ikan bawal bintang .
Rotifer merupakan pakan awal larva ikan. Zooplankton dari genera
Brachionus ini mempunyai variasi ukuran tubuh, yaitu berkisar
antara 50 300 m . Ukuran tubuh yang bervariasi ini juga dibedakan
berdasarkan tipe, yaitu untuk berukuran besar kisaran (230 400 m)
digolongkan dalam tipe L, sedangkan yang berukuran kecil kisaran
(50 220 m) digolongkan dalam tipe S (Djarijah, 1995). Selanjutnya,
Hyman (1951) menjelaskan bahwa tubuh umumnya tidak berwarna atau
transparan, mempunyai indra seperti bintik mata. Fukusho (1989)
mengklasifikasikan rotifera yang digunakan sebagai pakan larva ikan
bawal bintang sebagai berikut : Phyllum Kelas Ordo Famili Genus
Spesies : Avertebrata : Eurotaria : Ploima : Brachionidae :
Brachionus : Brachionus plicatilis
Gambar 1. Rotifera, Brachionus plicatilis (Fukusho, 1989) Bawal
bintang atau yang nama latinnya Trachinotus blochii, Lecepede
termasuk salah satu komoditi baru dibidang perikanan yang memiliki
nilai
ekonomis cukup tinggi. Tatam dkk. (2003) mengemukakan, silsilah
(sistematika) ikan bawal bintang ini memiliki klasifikasi sebagai
berikut : Phyllum Kelas Ordo Famili Genus Species : Chordata :
Actinopterygii : Characiformes : Charasidae : Trachinotus :
Trachinotus blochii
Nama Asing : Silver Pompanoo Nama Lokal : Bawal Bintang
Gambar 2. Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) (Tatam dkk.,
2003) Ikan bawal bintang termasuk ikan predator perenang cepat.
Pada saat juvenil ikan hidup bergerombol didaerah muara sungai dan
berkarang namun setelah besar hidup sendiri-sendiri (soliter) di
daerah karang maupun laut lepas. Tubuh bawal bintang berbentuk
sangat gepeng dan ramping (much compressed) dengan ekor bercagak
(forked). Tubuh berwarna putih keperakan di bagian lateral dan
ventral serta abu-abu kehijauan pada bagian dorsal. Mulut sub
terminal dan bisa dikatup sembulkan, dengan dilengkapi gigi beludru
halus (feliform teeth). Permukaan tubuh ditutupi sisik kecil
bertipe sisir (ctenoid), dan mempunyai gurat sisi (lateral fin)
melengkung mengikuti profil punggung (Hartanto dkk., 2009).
Bawal bintang termasuk ke dalam kelompok ikan pemakan segala
(Omnivora), tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa ikan ini
cenderung menjadi karnivora (pemakan daging). Hal tersebut terlihat
dari bentuk giginya yang tajam. Ketika masih kecil, ikan ini
menyukai makanan sejenis plankton (Fitoplankton dan zooplankton)
serta tumbuhan air atau dedaunan (herbivora). Pada larva bawal
bintang, ikan ini menyukai zooplankton dari jenis rotifera
(Brachionus dan Artemia) untuk jenis phytoplankton adalah
Tetraselmis sp. (Balai Budidaya Laut Batam, 1999). Kualitas dan
kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya bawal bintang, karena
hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan yang diinginkan. Pakan yang baik adalah pakan yang
mempunyai gizi seimbang, baik protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral. Kualitas pakan dapat dipenuhi dengan pemberian ikan
rucah segar, pellet, pencampuran vitamin dan multivitamin.
Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5 % dari
berat total induk yang akan dipijahkan (Warta Budidaya, 2007).
H. Metode Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan
dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. b. Alat Peralatan yang akan digunakan antara
lain ember 15 liter, serok, selang, bak fiber 2,2 m3, bak palstik
volume 100 liter, refraktometer, sedgewick rafter, thermostat,
aerasi, seser, mikroskop. 3. Bahan Bahan-bahan yang diperlukan
antara lain larva ikan bawal bintang, kaporit, air laut salinitas
30-32 ppt, filter bag 25 m, sabun cuci, bibit rotifera, bibit
chlorella, asam lemak -3 HUFA berupa emulsi ICES 50/0.6/C/2
(produksi Belgia) yang mengandung 50% DHA dan 0.6% DHA/EPA.
4. Prosedur Penelitian Percobaan menggunakan bak fiber berukuran
2,2 m3, berjumlah 4 buah digunakan pemeliharaan larva dan 2 bak
plastik bervolume 100 liter digunakan untuk kultur rotifera yang
masing - masing dilengkapi dengan termostat dan aerasi. Media
kultur yang digunakan sebelumnya disterilkan dengan pembersihan
peralatan dan lingkungan produksi. Pencucian dapat dilakukan dengan
menggunakan sabun cuci biasa, namun pada air yang masuk didalam bak
disterilkan melalui filter bag 25 m dan disterilkan dengan
chlorinisasi 10 ppm dan penetralan 5 ppm thiosulfat. Rotifer
dikultur dalam media air laut bersalinitas 30-32 ppt, sumber energi
diperoleh dari sinar matahari secara tak langsung dan dilengkapi
aerasi sebagai suplai oksigen. Setiap bak diisi air media sebanyak
2 ton bersalinitas 32 sampai 33 ppt, Pergantian air dengan
salinitas yang sama dilakukan setiap pagi hari sebanyak 25% dari
volume total. Kepadatan rotifera yang diperkaya adalah 2500
individu/ml dengan lama pengkayaan 24 jam, sedangkan kepadatan
rotifera yang diberikan pada larva bawal bintang adalah 5 ind/ml
air media. Pemberian pakan dilakukan sekali sehari, yakni pada pagi
hari sesudah pergantian air. Kadar asam lemak -3 HUFA rotifera
dianalisis dengan
menggunakan GLC (Gas Liquid Chromatography) mengikuti petunjuk
Folch et al.(1957), kelangsungan hidup larva bawal bintang uji
dihitung dengan menggunakan rumus Huynh dan Fotedar (2004), laju
pertumbuhan (Changbo et al. 2004), dan ketahanan stres larva bawal
bintang uji menggunakan formula Cummulative Stress Index (CSI)
(Ress et al. 1994). Selama percobaan berlangsung dilakukan
pengukuran beberapa parameter kualitas air media pemeliharaan
meliputi salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut, dan amoniak. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Uji Tukey
digunakan untuk membandingkan perbedaan antara perlakuan.
Selanjutnya untuk mengetahui bentuk serta keeratan sebagai efek
perlakuan dilakukan analisis teknik regresi-korelasi (Steel, R. G.
D. dan J. H. Torrie, 1993). Sebagai alat bantu untuk melaksanakan
uji
statistik tersebut digunakan paket program SPSS 12.0. Adapun
peubah kualitas air yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
berdasarkan kelayakan kehidupan larva ikan bawal bintang. 5.
Rancangan Penelitian Percobaan dirancang dengan pola Rancangan Acak
lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai
perlakuan adalah perbedaan dosis bioenkapsulasi asam lemak -3 HUFA
pada
rotifera. Dosis perlakuan yang digunakan adalah : (A) 0.0; (B)
0.3; (C) 0.6; dan (D) 0.9 g emulsi ICES/L. Tahapan penelitian dapat
digambarkan dalam bagan berikut : Ikan Bawal Bintang (Trachinotus
blochii)
Nilai ekonomis tinggi
Pembenihan
Ikan konsumsi
Kolam atau bak Pembenihan
Pakan Alami
Rotifer
Penambahan asam lemak -3 HUFA
Tanpa Penambahan asam lemak -3 HUFA
Metabolisme lancar dan normal
Keuntungan : 1. Meningkatkan Ketahanan Tubuh 2. Memperbaiki
Pertumbuhan 3. Menaikkan Tingkat Kelangsungan Hidup
I. Jadwal Kegiatan No Kegiatan Bulan ke 1 Periode Pelaksanaan
Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Perencanaan Program 2.
Persiapan Tempat,Alat dan Bahan 3. Pelaksanaan Program
4.
Evaluasi
5.
Penyusunan Laporan
6.
Penyerahan Laporan Akhir
J. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok 1. Ketua
Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan
Tinggi e. Waktu untuk kegiatan f. Tanda tangan : Khoirunnisa
Assidqi : 060710316P : Perikanan & Kelautan : Universitas
Airlangga : 6 jam/minggu :
2. Anggota Pelaksana 2.1 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d.
Perguruan Tinggi : Bebbi Viana Ramadhani : 060710311P : Perikanan
& Kelautan : Universitas Airlangga
e. Waktu untuk kegiatan : 6 jam/minggu f. Tanda tangan :
2.2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan Tinggi
: Denny Setiabudi : 060710173P : Perikanan & Kelautan :
Universitas Airlangga
e. Waktu untuk kegiatan : 6 jam/minggu f. Tanda tangan :
2.2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan Tinggi
: Niken Herawati : 060710323P : Perikanan & Kelautan :
Universitas Airlangga
e. Waktu untuk kegiatan : 6 jam/minggu f. Tanda tangan :
2.3 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan Tinggi
: Vatiya Alamanda : 140911048 : Perikanan & Kelautan :
Universitas Airlangga
e. Waktu untuk kegiatan : 6 jam/minggu f. Tanda tangan :
K. Nama dan Biodata Dosen Pendamping a. Nama dan Gelar b. NIP c.
Golongan dan Pangkat d. Jabatan Fungsional e. Fakultas f. Perguruan
Tinggi g. Bidang Keahlian h. Waktu untuk Kegiatan i. Tanda tangan :
Boedi Setya Rahardja, Ir., Mp. : 19580117 198601 1001 : : :
Perikanan dan Kelautan : Universitas Airlangga :
lingkungan/budidaya : 6 jam/minggu :
L. Rincian Biaya 1. Rekapitulasi Biaya No. 1 1. 2. 3. 4.
Transportasi Dokumentasi Penyusunan laporan Total dana diperlukan
Jenis Pengeluaran 2 Pelaksanaan penelitian Jumlah (Rp) 3
4.685.000,00 2.250.000,00 555.000,00 535.000,00 8.025.000,00
2. Rincian Pengeluaran a. Pelaksanaan Penelitian 1. Perijinan 2.
Biaya penginapan 3. Alat dan bahan penelitian 4. Uji Laboratorium
5. Olah data Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp 200.000,00 500.000,00
1.885.000,00 1.800.000,00 300.000,00 4.685.000,00
b. Transportasi 1. Pra kegiatan 2. Pelaksanaan kegiatan 3. Pasca
kegiatan Jumlah Rp Rp Rp Rp 150.000,00 1.950.000,00 150.000,00
2.250.000,00
c. Dokumentasi: 1. Sewa kamera digital 2. Cuci cetak 3. Sewa
Handycam 4. Transfer ke CD Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp 150.000,00
150.000,00 175.000,00 80.000,00 555.000,00
d. Penyusunan Laporan: 1. Kertas A4 2 rim @ Rp 40.000,00 2.
Tinta printer 3 @ Rp 25.000,00 3. Penggandaan 4. Pengarsipan 5.
Copy CD Kegiatan Jumlah TOTAL PENGELUARAN Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
80.000,00 75.000,00 200.000,00 100.000,00 80.000,00 535.000,00 +
8.025.000,00
M. Daftar Pustaka Changbo, Z., D. Shuanglin, W. Fang, And H.
Guoqiang, 2004. Effects Of Na/K Ratio In Seawater On Growth And
Energy Budget Of Juvenile Litopenaeus Vannamei. Aquaculture, 234:
485-496. Conwey, C.C. and G.J.I. Albert. 1981. Fish Nutrion
Relevansi to Marine Invertebrate. Proceeding of the International
Conference on Aquaculture. Spech Publ., 12:13 30. Djarijah, A. S.
1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta. Hlmn 3536. Folch, J.,
M. Lees, And G. M. Sloane-Stanley, 1957. A Simple Method For The
Isolation And Purification Of Total Lipids From Animal Tissue. J.
Biol. Chem, 226 : 497-509. Fukusho, K. 1989. Biology And Mass
Production Of The Rotifer, Brachionus Plicatilis (1). Int. Jour.
Aqua. Fish. Tech., I : 68-76. Hartanto, Nono, T. Hermawan,
Dikrurrahman, S. Aprianing. 2009. Budidaya Bawal Bintang
(Trachinotus Blochii, Lacepede). Balai Budidaya Laut Batam
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan Dan
Perikanan. Hlmn 72-80. Huynh, M.S. And R. Fotedar, 2004. Growth,
Survival, Hemolymph Osmolality And Organosomatic Indices Of The
Western King Prawn (Penaeus Laticulatus Kihinouye, 1896) Reared At
Different Salinities. Aquaculture, 234: 601-614. Kanazawa, A.,S.
Teshima, and K. Ono. 1979. Conversin of Linoleic Acid to n-3 Highly
Unsaturated Fatty Acids in Marine Fisheries and Rainbow Trout.
Bull. Jpn. Soc. Sci. Fish., 46 : 1231-1233. Kohno, H., R.S.O.
Anguilar, A. Ohno, and Y. Taki. 1997. Why is Grouper Larval Rearing
Difficult? : An Approach from the Development of the Feeding
Apparatus in Early Stage Larvae of the Grouper, Ephinephelus
coioides. Ichthyol. Res., 44 : 267-274. Lim, C.L. 1993. Larva
Culture of the Grouper Epinephelus tauvina F. and the Brown-Murble
Grouper Epinephelus fuscogutatus in Singapore. J. World
Aquaculture. Soc., 42 : 262-274. Ress, J. F., K. Cure, S.
Piyatiratitivorakul, P. Sorgeloos, And P. Menasveta, 1994. Highly
Unsaturated Fatti Acid Requirements Of Penaeus Monodon Postlarvae :
An Exprimental Approach Based On Artemia Enrichment. Aquaculture,
122 : 193-207. Sorgeloos, P., P. Leger, and P. Lavens. 1988.
Improved Larval Rearing of European and Asian Seabass, Seabream,
Mahi-mahi, Siganid and Milkfish Using Enrichment Diets for
Brachionus and Artemia. World Aquacult., 19 : 78-79.
Steel, R. G. D. Dan J. H. Torrie, 1993. Prinsip Dan Prosedur
Statistika. Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tatam, S, Adi
Hanafi, dan K. Shogo. 2003. Budidaya Bawal Bintang di Keramba
Jaring Apung. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol.
Departemen Kealutan dan Perikanan dengan Japan International
Cooperation agency. Bali. Warta Budidaya. 2007. Bawal Bintang
Potensi Baru Perikanan Budidaya Indonesia. Media Informasi
Perikanan Budidaya Edisi Xiv. Departemen Kelautan Dan Perikanan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Hal. 2224. Watanabe, T., C.
Kitajima and Fujita. 1983. Nutrional Values of Live Organism Used
in Japan for Mass Propagation of Fish Review. Aquaculture 34 :
115143.