22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kemajuan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat
pesat dalam beberapa tahun ini banyak memberi dampak positif tapi
kadang pula ada yang memberi dampak negatif. Dalam aspek bidang
kehidupan yang terutama di bidang kesehatan dan kedokteran dapat
kita lihat secara langsung telah membawa perubahan dan telah
memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bidang pelayanan
kesehatan, seperti pelayanan radiodiagnostik, radioterapi dan
bahkan dalam semua pelayanan yang lainnya. Salah satu cabang ilmu
kedokteran yang bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosa
secara klinis adalah radiologi.
Seiring berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi fistel juga
mengalami perkembangan yang pesat. Radiologi kontras ganda,
sebagaimana halnya pada pemeriksaan colon, ternyata mampu
menampilkan seberapa luas dan panjang fistel tersebut terbentuk
secara rinci.
Fistel atau fistula merupakan lubang atau saluran abnormal yang
menghubungkan dua organ tubuh, dapat terjadi diberbagai jaringan
dan organ tubuh. Fistula dapat terjadi karena penyakit kronis,
akibat tukak yang dalam, infeksi post operasi, divertikulitis,
carcinoma dan cacat bawaan. Pada pemeriksaan fistel eksterna lebih
baik digunakan pemeriksaan fistulografi tanpa menggunakan
flouroscopy, untuk menekan dosis radiasi yang diterima pasien.
Dari uraian atau rincian di atas mendorong penulis untuk
menjelaskan pemeriksaan fistulografi. Pemaparan ini juga atas dasar
tugas yang telah diberikan oleh dosen akademik teknik radiografi
lanjut. Atas latar belakang tersebut, penulis memberi judul teknik
pemeriksaan fistulografi.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah
Bagaimana Teknik Pemeriksaan Fistulografi yang biasa dilakukan.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui klinis - klinis patologi dari fistula
b. Mengetahui teknik pemeriksaan fistulografi.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan dalam penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan serta memperluas wawasan bagi penulis dan pembaca
terhadap pemeriksaan fistulografi.
BAB IIKAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Fistulografi adalah pemeriksaan radiografi untuk menunjukkan
lokasi, luas dan panjang dari fistula (saluran abnormal yang
biasanya diantara dua organ). (Ballinger,1995)
Secara terminologi, Fistulografi adalah pemeriksan secara
radiologi dari saluran abnormal yang menghubungkan dua organ tubuh
akibat tukak yang dalam, cacat bawaan atau tindakan medis yang
dapat terjadi diberbagai jaringan atau organ tubuh dengan fasilitas
menggunakan kontras media. Dalam pemeriksaan ini dapat ditunjukan
untuk mengetahui sistem hubungan dan arah dari fistel. 2.2
Anatomi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan hubungan
bagian-bagiannya satu sama lain. (Pearce, 2006)
Menurut Syaifuddin, (1997) anatomi adalah ilmu yang mempelajari
bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun
bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang
lain.
Fistel merupakan saluran abnormal yang menghubungkan antara dua
organ tubuh, terbentuk dari jaringan lunak yang merupakan lubang
berupa saluran abnormal. Dapat terjadi diberbagai jaringn tubuh dan
berhubungan dengan organ tubuh tertentu dibagian dalam.
Macam-macam fistula yang ada antara lain:
1. Fistel internaTimbulnya saluran yang abnormal antara dua
organ didalam rongga abdomen atau terdapat didalam tubuh, ditandai
dengan pasien yang merasa pireksia (demam tinggi), peritobilitis
(rasa sakit pada abdomen), dan distensi (tegangan abdomen).
Adapun contoh fistel interna antara lain sebagai berikut :
Gambar 2.1. fistel genital
(http://www.google.co.id/images?hl=id&q=fistula&um=1&ie=UTF-8&source=og&sa=N&tab=wi)
Gambar 2.2. fistel interna colovaginal
(http://www.google.co.id/images?q=fistula&um=1&hl=id&tbs=isch:1&sa=N&start=40&ndsp=20)
Gambar 2.3. fistel interna pada daerah colon
(www.thebestlinks.com/tag/fistulografi.html)2. Fistel
eksternaYaitu timbulnya saluran yang abnormal antara dua organ
berbeda yang berada didalam tubuh dengan permukaan tubuh atau
lapisan kulit luar ditandai dengan keluarnya cairan, nanah,
hilangnya zat cair dan udara dari dalam tubuh. Bentuk fistel
eksterna antara lain dapat berupa fistel yang pendek, dalam,
berliku, dan ada yang saling berhubungan lebih dari satu.
Adapun contoh fistel eksterna antara lain sebagai berikut :
Gambar 2.4. fistel eksterna pada daerah axilla
(http://www.nlm.nih.gov/medelineplus/ency/imagepages/932.hm)
Gambar 2.5. fistel eksterna pada daerah anus
(http://www.google.co.id/imglanding?q=fistula&imgurl=http://www.blinddaterecords.de/fistula_modorra.jpg&imgrefurl.hm)
Gambar 2.6. fistel eksterna pada daerah mandibula
(http://www.google.co.id/imglanding?q=fistula&imgurl=http://radiographics.rsna.org/content/24/5/1331.hm)
2.3 Fisiologi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau
pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat
tubuh dan sebagainya. (Syaifuddin,1997)
Pada literatur yang lain disebutkan fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan
normal.(Pearce, 200 )Secara garis besar fistel dapat terlihat dari
gejala yang tampak ringan seperti bisul atau luka lecet di bokong,
membuat fistel ini sering mendapat penanganan yang keliru dan
menyebabkan keterlambatan pasien untuk datang konsultasi ke dokter.
(http://lakshminawasasi.blogspot.com/)Awal keluhan biasanya berupa
keluarnya cairan yang tidak biasa dari anus meski tidak ketika
sedang buang air besar, cairan tersebut bisa berupa nanah atau
cairan serupa darah, nyeri pada anus, bengkak pada tepi anus yang
berulang, gatal pada anus, kadang-kadang di dahului dengan keluhan
hemoroid ( wasir ), atau sering mengalami abses anal sebelumnya.
(http://lakshminawasasi.blogspot.com/)Fistel eksterna pada anus
bagian luar akan terlihat seperti bintik atau bulatan yang memerah,
sering disertai rembesan nanah atau darah disekitarnya. Pasien
sering mengira bintik atau bulatan tersebut, bisul atau luka lecet
biasa. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)
Fistula atau Fistel para anal adalah saluran para anal yang
menyerupai pipa (fistula, latin = pipa), sering teraba menyerupai
pipa atau saluran yang mengeras. Saluran ini terbentuk mulai dari
dalam anus (anorektal) menembus keluar bokong (perineum). Pada
fistula selalu ditemukan 2 buah muara keluar, yang sering disebut
dengan istilah opening eksterna (daerah perineum) dan opening
interna (anorektal). Lebih mudah untuk menemukan fistel eksterna
dibandingkan fistel interna apalagi kalau Fistel internanya lebih
dari satu (multipel). Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik,
fistula sering terjadi kekambuhan dan infeksi ulang, karna dianggap
tidak berbahaya. Tidak jarang banyak yang menyimpan fistula sampai
bertahun-tahun. (http://lakshminawasasi.blogspot.com/)2.4
Patologi
Patologi adalah ilmu atau studi mengenai penyakit. ( Sylvia,
2006 )2.4.1 Indikasi Pemeriksaan
Indikasi pemeriksaan fistulografi adalah sebagai berikut :
1. Kelainan congenital adalah kelainan bawaan bisa berupa fistel
interna yang terdapat dalam colon
2. Adanya penyakit kronis yang merupakan suatu kelainan yang
telah lama diderita.3. Carsinoma merupakan sebuah tumor baik berupa
tumor jinak maupun tumor ganas.4. Diverticulitis merupakan
peradangan yang terjadi pada kantung-kantung yang menonjol dan
biasanya terbentuk fistel interna.5. Infeksi anatomi post operasi
merupakan terjadinya suatu infeksi pada suatu organ yang telah
dilakukan operasi dan menyebabkan terbentuknya fistel.6. Adanya
perembesan dari abses ke colon
7. Timbulnya Peptic Ulcer
8. Adanya Maligna Neoplasma2.4.2 Kontra Indikasi
PemeriksaanKontra indikasi pemeriksaan fistulografi adalah sebgai
berikut :
1. Infeksi berat pada fistula yang ditandai dengan rasa nyeri
yang sangat hebat.2. Alergi terhadap bahan kontras
3. Kondisi umum yang memburuk
4. Pyreksia dan demam tinggi
2.5 Bahan Kontras
Bahan kontras adalah bahan yang digunakan dalam pemeriksaan
radiografi yang terlihat sangat radioopaque atau radiolucent
apabila berinteraksi dengan sinar-x. (Sjahriar Rasad, 2006)
Secara garis besar bahan kontras dibagi menjadi dua yaitu : 1.
Bahan kontras negatif yang berupa udara, oksigen, karbondioksida2.
Bahan kontras positif yang berupa turunan barium (barium sulfat),
dan turunan iodium (I).
Pada pemeriksaan fistulografi bahan kontras yang digunakan
adalah larutan iodine compoud sebagai contoh Neo-hydrat, Dionosit,
Hytras, Urografin 76%, Conray 280, Telebrix, dan Hypaque 85%.
Banyaknya kontras tergantung pada panjang pendeknya fistel. Umumnya
10 20 ml sudah dapat menampakan gambaran saluran abnormal tersebut.
(Sjahriar Rasad, 2006).BAB III
PENATALAKSANAAN3.1 Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan fistulografi tidak memerlukan persiapan pasien
secara khusus. Biasanya yang dilakukan persiapan pasien pada
diagnose fistula interna. Sebelum dilakukannya pemeriksaan
fistulografi, pasien melakukan persiapan diantaranya :
a. 1 hari sebelum pemeriksaan, pasien harus makan makanan yang
lunak dan tidak berserat. b. Malam hari jam 20.30 makan garam
inggris / dulcolax 6 tabletc. Makan terakhir jam 22.00d. Puasa
sampai dengan dilaksanakannya pemeriksaan.e. Tidak boleh merokok
dan tidak boleh banyak bicara.f. Saat pasien datang ke unit
radiologi, lakukan plain foto polos abdomen.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun persiapan alat-alat yang diperlukan untuk pemariksaan
fistulografi sebagai berikut :
1. Spuit / Disposible 20cc berfungsi untuk memasukan bahan
kontras kedalam fistel.2. Introducer (abocath/calume/catheter tip)
berguna untuk menghubungkan antara ujung Spuit dengan mulut
fistel.
3. Kassa
4. Sarung tangan (Hand Scoon) berfungsi untuk pelindung
tangan.
5. Bengkok berguna sebagai tenpat bahan kontras.
6. Alcohol 75% berfungsi untuk mensterilkan daerah sekitar
fistel.
7. Plester berfungsi sebagai perekat.
8. Marker berguna untuk menandai pada mulut fistel.
9. Apron sebagai pelindung atau proteksi radiasi
10. Kapas atau tissue untuk membersihkan bahan kontras yang
meluap atua tumpah pada meja pemeriksaan.
11. Bahan kontras, dalam pemeriksaan ini bahan kontras yang
digunakan adalah iopamiro.
3.3 Teknik Pemasukan Bahan Kontras
Menurut Saxon Basil Strickland teknik pemasukan bahan kontras
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : (Ballinger, 1995)1.
Instruksikan kepada pasien agar memakai baju ganti yang telah
disediakan
2. Buka atau lepas seluruh benda-benda yang bersifat logam atau
radioopaque yang berada didaerah sekitar fistel.3. Persiapkan alat
dan bahan
4. Posisikan pasien supine atau prone dimeja pemeriksaan,
tergantung dari daerah fistel berada.5. Bersihkan mulut fistel
dengan disinfektan.
6. Pilih introducer yang sesuai dengan mulut fistel.7. Beri
marker pada mulut fistel.
8. Masukkan abocath kedalam mulut fistel, kemudian pasang spuit
yang telah terisi bahan kontras media.
9. Injeksi bahan kontras media kedalam fistel secukupnya.
10. Perhatikan dan hentikan injeksi kontras jika terjadi spill
back atau reaksi perlawanan saat injeksi.
11. Sesudah penyuntikan atau pemasukan bahan kontras media,
tahan posisi pasien untuk menghindari terjadi penumpahan bahan
kontras pada saat pasien bergerak kearah supine atau prone.
12. Mengatur posisi pasien agar bahan kontras tidak keluar
kembali
13. Bersihkan kontras yang tumpah, kemudian lakukan pengambilan
foto dengan posisi AP, lateral dan posisi lain tergantung dengan
letak fistel.
Sedang menurut Philip W. Ballinger teknik pemasukannya adalah :
(Ballinger, 1995)1. Mengisi spuit dengan kontras media yang
radiopaque, dengan proyeksi spuit menyudut
2. Penyuntikan bahan kontras dilakukan dengan kontrol
floroscopy
3. Identifikasi fistel dengan memberi marker pada permukaan
mulut fistel.4. Jika ada refluks bahan kontras segera dibersihkan,
sebelum dilakukan eksposi
5. Posisikan pasien sesuai dengan letak fistel, agar bahan
kontras tidak tumpah.
3.4 Teknik Pemeriksaan
Adapun teknik pemeriksaan fistulografi adalah : (Ballinger, 1995
)1. AP (Antero Posterior)Pada proyeksi ini bertujuaan untuk
mengetahui seberapa luas dan panjang saluran fistel yang terbentuk,
serta organ yang berhubungan. Dalam pemeriksaan ini film radiografi
yang digunakan berukuran 24 x 30 cm a. Posisi pasien :
Letakkan pasien pada posisi supine
b. Posisi Objek :
1. Pusatkan Mid Sagital Plane (MSP) pada pertengahan meja
pemeriksaan
2. Atur pusat kaset setinggi letak daerah fistel
3. Lindungi gonad pasien dengan Shield gonads
c. Central Ray (Arah Pusat Sinar) :
Arahkan pusat sinar tegak lurus terhadap film menembus garis
tengah tubuh setinggi daerah fistel.
d. Struktur Gambaran :
Proyeksi Antero Posterior dapat menunjukkan keseluruhan fistel
dengan posisi pasien supine.
e. Kriteria Evaluasi :
1. Tampak keseluruhan fistel termasuk luas dan panjang.
2. Apakah tampak gambaran fistel saling berhubungan dengan organ
lain.
3. Tampak bahan kontras mengisi fistel.2. Lateral
Pada proyeksi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa dalam
fistel tersebut terbentuk dan apakah ada hubungan dengan organ
lain. Untuk proyeksi ini film yang digunakan berukuran 24 x 30
cm
a. Posisi pasien :
Letakkan pasien pada posisi lateral recumbent pada salah satu
sisi baik sisi kiri atau sisi kanan.
b. Posisi objek :
1. Pusatkan MCP (Mid Coronal Plane) tubuh pada pertengahan
grid
2. Lenturkan lutut untuk kestabilan pasien dan berikan sebuah
sandaran diantara kedua lutut untuk menjaga lateral panggul
3. Atur pundak dan pinggul agar tegak lurus
4. Lindungi gonad pasien dengan Shield gonadsc. Central Ray
(arah pusat sinar) :
Arahkan pusat sinar tegak lurus menembus MCP (Mid Coronal Plane)
setinggi daerah fistel.
d. Struktur Gambaran :
Proyeksi lateral merupakan yang terbaik untuk menunjukkan kearah
mana dan seberapa dalam fistel terbentuk.
e. Kriteria Evaluasi :
1. Tampak daerah fistel dengan jelas
2. Tampak gambaran true lateral3. Pinggul dan tulang paha tampak
super posisi.
3. Oblique
Posisi oblique ini digunakan sebagai pelengkap untuk mendiagnosa
fistel, baik oblique kanan atau kiri diambil tergantung pada letak
fistel. Untuk proyeksi ini film yang digunakan berukuran 24 x 30
cma. Posisi pasien
Letak pasien Right Anterior Oblique (RAO) atau Left Anterior
Oblique (LAO).
b. Posisi obyek
1. MSP tubuh berada pada MLT pada sisi yang menempel meja
pemeriksaan.
2. flexikan genu.
3. Fistula berada di pertengahan film.c. Central Ray (arah pusat
sinar) Arahkan pusat sinar tegak lurus menembus daerah fistel.
d. Struktur Gambaran Proyeksi oblique berfungsi sebagai
tambahan.
e. Kriteria Evaluasi
Kontras mengisi fistel dengan posisi oblique.3.4 Proteksi
RadiasiProteksi radiasi dimaksudkan agar orang yang berada di dalam
maupun di luar ruang pemeriksaan terhindar dari bahaya radiasi.
Adapun ketentuan dosis radiasi untuk masyarakat umum, pasien dan
pekerja radiasi: (Badan Tenaga Atom Nasional, 1976).A. Proteksi
radiasi untuk masyarakat umum :
1. Pengantar pasien atau perawat tidak diperbolehkan berada di
dalam ruang pemeriksaan pada waktu eksposi
2. Bangunan instalasi radiologi dirancang sedemikian rupa
sehingga radiasi hambur dapat diserap.
B. Proteksi radiasi untuk pasien
1. Membatasi luas lapangan penyinaran
2. Gunakan apron untuk melindungi gonad pasien,ini seharusnya
dilakukan pada pasien,sedangkan pada pemeriksaan ini tidak
dilakukan karna daerah yang diperiksa sekitar gonad.
3. Mengatur dosis radiasi sesuai kondisi obyek yang akan
diperiksa/meminimalisasi dosis radiasi.
4. Memposisikan pasien dengan benar sehingga dapat mengurangi
terjadinya pengulangan pemotretan.C. Proteksi radiasi untuk pekerja
radiasi :
1. Pekerja radiasi tidak dibenarkan memegang pasien selama
eksposi
2. Hindari penyinaran bagian-bagian yang tidak terlindungi
3. Pemakaian sarung tangan, apron yang berlapis Pb dengan tebal
0,5 mm Pb.
4. Gunakan alat pengukur radiasi
5. Periksa perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan apabila
ada kemungkinan bocor / rusak.
BAB IV
PERTANYAAN DAN DISKUSI
Adapun pertanyaan dari beberapa kelompok diskusi, diperoleh
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengetahui adanya fistel pada fistel interna,
karena beda letak fistel cara pemasukan kontras juga berbeda ?
Jawab :
Adanya fistel pada fistel interna dapat diketahui melalui 3 cara
di antaranya :a. Melalui surat pengantar dari dokter. Dari surat
tersebut dapat diketahui di mana letak fistel pasien. Contohnya
fistel pada colon. Dari surat tersebut, kita dapat mengetahui juga
dari mana kita memasukkan jalannya kontras, yaitu yang pada colon
tadi kita masukkan kontras melalui anus.b. Dari keluhan pasien.
Pasien akan memberi tahu di mana keluhan yang sakit, sehingga kita
dapat mengetahui dari mana kita akan memasukkan jalannya
kontras.
c. Dari foto plain. Saat pasien datang ke ruang radiologi,
kemudian kita lakukan foto plain kita akan mengetahui dimana letak
fistel berada. Dan kita juga dapat menentukan dari mana kita akan
memasukkan kontras.
2. Mengapa pada persiapan pasien makan terakhir harus jam 22.00
?
Bagaimana kalau diganti dengan jam jam yang lain ?
Jawab :
Pada pemeriksaan fistel, tidak perlu persiapan pasien secara
khusus. Hanya pada fistel interna yang biasanya dilakukan persiapan
khusus. Untuk persiapan makan terakhir, tidak harus makan terakhir
jam 22.00, itu tergantung dari pihak rumah sakit. Selain itu, dalam
menentukan jam berapa makan terakhir pasien, dapat di ketahui pada
anatomi dan fisiologinya. Di mana makanan yang di makan pasien
mulai masuk dari mulut sampai dikeluarkan lagi melalui anus
biasanya memerlukan waktu 8 jam. Sehingga dalam menentukan jam
terakhir makan pasien dapat ditentukan dari 8-9 jam sebelum
dilakukannya pemeriksaan, tidak tergantung makan terakhir harus jam
22.00.BAB VKESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari
pemeriksaan fistulografi adalah :1. Pemeriksan fistulografi
merupakan pemeriksaan khusus dalam bidang radiologi yang perlu
penanganan yang tepat dan akurat, baik dari persiapan alat,
persiapan bahan kontras, dan teknik pemeriksaan yang dilakukan
sehingga gambaran radiografi yang dihasilkan bisa optimal dan
informatif.
2. Fistulografi adalah pemeriksaan radiografi untuk menunjukkan
lokasi, luas dan panjang dari fistula (saluran abnormal yang
biasanya diantara dua organ).3. Pengambilan gambar pada pemeriksaan
ini dengan dua proyeksi dasar yaitu proyeksi posterior antero dan
lateral, yang sebelumnya diawali dengan pengambilan plain foto.
4. Pada pemeriksaan fistulografi dengan fistel eksterna tidak
ada persiapan khusus yang dilakukan oleh pasien.