FILSAFAT BARAT ERA AUFKLARUNG Add Comment EDUCATION FOR ALL Rabu, 05 Juni 2013 Filsafat Barat Era Aufklarung - Pada abad pertengahan terjadi perdebatan sengit antara akal dan iman atau antara gereja dan kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi selama kurang lebih 8 abad lamanya. Mereka dipaksa mengikuti doktrin yang telah dikeluarkan oleh pihak gereja dalam dogma-dogma gerejanya. Mereka juga dipaksa untuk melupakan akan kebudayaan mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan Yunani. Namun, semakin lama mereka pun semakin merasakan akan kejanggalaan tentang doktrin yang mereka terima itu. Terasa berada di luar akal rasional (irasional).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FILSAFAT BARAT ERA AUFKLARUNG Add Comment EDUCATION FOR ALL Rabu, 05 Juni 2013
Filsafat Barat Era Aufklarung - Pada abad pertengahan terjadi
perdebatan sengit antara akal dan iman atau antara gereja dan
kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi selama kurang lebih 8 abad lamanya.
Mereka dipaksa mengikuti doktrin yang telah dikeluarkan oleh pihak gereja
dalam dogma-dogma gerejanya. Mereka juga dipaksa untuk melupakan akan
kebudayaan mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan Yunani. Namun,
semakin lama mereka pun semakin merasakan akan kejanggalaan tentang
doktrin yang mereka terima itu. Terasa berada di luar akal rasional
Salah satu gejala Pencerahan di Inggris ialah yang disebut Deisme, suatu
aliran dalam filsafat Inggris pada abad ke-18, yang menggabungkan diri
dengan gagasan Eduard Herbert yang dapat disebut pemberi alas ajaran
agama alamiah.
Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga
agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia
menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Terhadap segala
skeptisisme di bidang agama ia bermaksud sekuat mungkin meneguhkan
kebenaran-kebenaran dasar alamiah dari agama[6].
Dasar pengetahuan di bidang agama adalah beberapa pengertian umum
yang pasti bagi semua orang dan secara langsung tampak jelas karena
naluri alamiah, yang mendahului segala pengalaman dalam pemikiran akal.
Ukuran kebenaran dan kepastiannya adalah persetujuan umum segala
manusia, karena kesamaan akalnya. Isi pengetahuan itu mengenai soal
agama dan kesusilaan.
Inilah asas-asas pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia sehingga
tersusunlah agama alamiah, yang berisi: bahwa ada Tokoh yang Tertinggi; bahwa manusia harus berbakti kepada Tokoh yang Tertinggi itu; bahwa bagian pokok kebaktian ini adalah kebajikan dan kesalehan; bahwa manusia karena tabiatnya benci terhadap dosa dan yakin
bahwa tiap pelanggaran kesusilaan harus disesali; bahwa kebaikan dan keadilan Allah memberikan pahala dan hukuman
kepada manusia di dalam hidup ini dan di akhirat. Menurut Herbert, di
dalam segala agama yang positif terdapat kebenaran-kebenaran pokok dari agama alamiah[7].
Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 pandangan Herbert ini
dikembangkan lebih lanjut, baik yang mengenai unsur-unsurnya yang negatif
maupun unsur-unsurnya yang positif.
3. Pencerahan Di Prancis
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba gagasannya dari Inggris. Para
pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes, dll) telah dilupakan dan tidak
dihargai lagi. Sekarang yang menjadi guru mereka adalah Locke dan
Newton.
Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada masa tersebut adalah
jika di Inggris para filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran
mereka dikenal oleh umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak
semula diberikan dalam bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat
ditangkap oleh golongan yang lebih luas, yang tidak begitu terpelajar seperti
para filsuf. Hal ini menjadikan keyakinan baru itu memasuki pandaangan
umum[8].
Demikianlah di Perancis filsafat lebih erat dihubungkan dengan hidup politik,
sosial dan kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya yang populer itu
maka filsafat di Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Agama
Kristen diserang secara keras sekali dengan memakai senjata yang
diberikan oleh Deisme[9].
Sama halnya dengan di Inggris demikian juga di Perancis terdapat
bermacam-macam aliran, ada golongan Ensiklopedi, yang menyusun ilmu
pengetahuan dalam bentuk Ensiklopedi, dan ada golongan materialis, yang
meneruskan asas mekanisme menjadi materialisme semata-mata.
C. Tokoh-Tokoh Filsafat Pada Masa Aufklarung Dan Pemikirannya
1. Immanuel Kant
Orang yang seolah-olah dengan tiba-tiba menyempurnakan Pencerahan
adalah Immanuel Kant (1724-1804). Seorang Filsuf yang pengaruhnya
menjelaskan bahwa pengalaman manusia merupakan perpaduan antara
sintesa unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori.
Di Inggris muncul paham deisme sebagai salah satu gejala Pencerahan yang
juga disebut pemberi alas ajaran agama alamiah. Munculnya paham deisme
ini sebagai bentuk penggabungan terhadap gagasan Eduard Herbert.
Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama. Juga
agama Kristen ditaklukkan kepada akal. Atas dasar pendapat ini ia
menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu.
[1] Juhaya S. Praja, Aliran-aliran filsafat dan Etika (Cet II: Jakarta: Prenada Media 2005). hal.113[2] Saeful, Filsafat Umum, (Online: http://www.tokoblog.net/2010/07/filsafat-umum-aliran-pemikiran.html)[3] Jerome R. Ravertz,The Philosophy of Science,diterjemahkan oleh Saut Pasaribu, (Cet I: Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2004), hal.53[4] Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Cet IX: Yogyakarta: Kanisius 1993), hal. 63[5] Syekhudin, Filsafat Abad Ke 18 Era Aufklarung, (Online: http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/22/ filsafat-abad-ke-18-era-aufklarung/)[6] Syekhudin, ibid.[7] Harun Hadiwijono, op.cit., hal. 49[8] Ghulam Afrizal, Tokoh Filsafat Perancis (Denis Diderot), (Online: http://ghulamarifrizal.wordpress.com/ 2013/04/27/ tokoh-filsafat-perancis-denis-diderot/)[9] Ibid., hal. 57[10] Syekhudin, op. cit.[11] Juhaya S. Praja, op. cit., hal. 115[12] Nila Kantra, BIografi Immanuel Kant, (Online: http://gciput.blogspot.com/2012/07/kant-immanuael.html)[13] Stephen Palimous, The Tree of Philosophy, diterjemahkan oleh Muhammad Shodiq, (Cet I:Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2002), hal.85.[14] Nila Kantra, op. cit.[15] Juhaya S. Praja, op. cit., hal. 114[16] Nara Wirabumi, Pendidikan Zaman Pencerahan, (Online: http://narawirabumi.blogspot.com/p/ pendidikan-zaman-pencerahan.html)[17] Harun Hadiwijono, op. cit., hal. 59
Pencerahan, Enlightenment, Lumières, Aufklärung Pencerahan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran utama
pemikiran yang berkembang di Eropa dan Amerika pada abad ke-18. Perkembangan di bidang
ilmu pengetahuan dan intelektual pada abad ke-17, seperti ; penemuan-penemuan Isaac
Newton, munculnya aliran pemikiran Rasionalisme oleh Rene Descartes, atau pemikiran
Skeptismenya Pierre Bayle, Panteismenya Benedict de Spinoza, dan Filsafat Empirisme dari
Francis Bacon dan John Locke, sangat menunjang berkembangnya kepercayaan terhadap
hukum alam dan prinsip universal. Perkembangan ini juga menumbuhkan rasa kepercayaan
akan kemampuan akal manusia, dan hal ini tersebar hingga mempengaruhi pola pikir seluruh
masyarakat Eropa dan Amerika pada abad ke-18. Arus-arus pemikiran pada masa itu cukup
banyak dan bervariasi, akan tetapi beberapa ide dapat digolongkan sebagai ide hasil serapan
dan ide dasar. Pada masa Pencerahan, pendekatan berdasarkan rasio dan ilmu pengetahuan
terhadap persoalan agama, sosial, dan ekonomi menjadi tren di masyarakat, sehingga hal ini
menghasilkan sebuah pandangan yang bersifat duniawi atau sekuler dan juga membangun
opini umum tentang kemajuan dan kesempurnaan di berbagai bidang.
(www.ora_et_labora/enlight/prephil.htm)
Kant dalam essainya What’s Enlightenment seperti dikutip peneliti dari situs
http//www.karang_karang.com , menyatakan bahwa :
‘Enlightenment is man's emergence from his self-imposed immaturity. Immaturity is the inability to use one's understanding without guidance from another. This immaturity is self-imposed when its cause lies not in lack of understanding, but in lack of resolve and courage to use it without guidance from another. Sapere Aude! [dare to know] "Have courage to use your own understanding!"--that is the motto of enlightenment.’
Pencerahan mengusung ide pengakuan terhadap rasionalitas, kebebasan, kreativitas,
keanekaragaman, kesadaran, serta tanggung jawab pribadi. Doktrin-doktrin yang membimbing
dan menyemangati abad Pencerahan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) bagi umat
manusia, rasio atau akal budi merupakan kapasitas utama yang bersifat positif, 2) dengan rasio
manusia dapat membebaskan diri dari pemikiran primitif, dogmatif dan kepercayaan terhadap
takhyul yang merupakan suatu ikatan dari ketidak-rasionalan atau pengabaian akal budi, 3)
rasio adalah kemampuan utama manusia dan itu memberikannya tidak hanya kemampuan
berpikir akan tetapi juga memberi kemampuan bertindak dengan benar, 4) melalui kemajuan di
bidang filsafat dan ilmu pengetahuan, rasio dapat menuntun umat manusia secara keseluruhan
ke arah suatu keadaan dunia yang sempurna, 5) dengan rasio semua manusia menjadi
sederajat, oleh karena itu manusia berhak mendapatkan kebebasannya secara individu dan
juga persamaan perlakuan di depan hukum, 6) kepercayaan diterima hanyalah berdasarkan
pada rasio dan bukan otoritas dari para pendeta atau tokoh agama ataupun tradisi, 7) semua
manusia harus berusaha mencoba untuk memberikan dan mengembangkan pengetahuan,
tidak berdasarkan prasangka atau sifat bawaan (http:// www . wikileaks.com ).
Menurut Y. A. Piliang (1999 : 16) bahwa apa yang disebut Pencerahan dalam diskursus
filsafat adalah sebuah proses ‘penyempurnaan’ secara kumulatif kualitas subjektivitas dengan
segala kemampuan objektif akal budinya dalam mencapai satu tingkatan sosial yang disebut
dengan ‘kemajuan’. Keterputusan dari nilai-nilai mitos, spirit ketuhanan, telah memungkinkan
manusia untuk ‘mengukir sejarahnya sendiri’ di dunia–sebagai suatu proses self-determination,
dengan manusia menciptakan kriteria-kriteria dan nilai-nilai untuk perkembangan diri mereka