Top Banner
FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011) FENOMENA INTERKONEKSI DI LINGKUNGAN INSTANSI PELAYANAN PUBLIK BIDANG INFORMASI DAN DOKUMENTASI Sebuah Tinjauan Hasyim Ali Imran Peneliti Madya Bidang Studi Komunikasi dan Media pada BPPKI Jakarta, Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Jln. Pegangsaan Timur No.19 B, Jakarta Pusat (Naskah diterima 20 Oktober 2011, disetujui terbit 19 Desember 2011) ABSTRACT This paper dealt with the phenomenon of the interconnection of public service agencies in the field of information and documentation. This study focuses on: (1) Efforts to find state of the art regarding the interconnection study, (2) theoretical concepts related to the relevant Interconnection Study, (3) The factors thought influencing the implementation of interconnection network structure, and (4) Efforts to draw relevant hypothesis in terms of the interconnection studies. Review is done by referring to existing theories. The result shows studies related to interconnection are still relatively few issues and even, there are only two are known to enter under research study category. The rest still in the form of review paper category. Despite, from these limited studies also noted that review paper was very technical,and only one which its leads to linkage ICT with human factor. Keywords : Interconnection; Public Service Agencies; Information; Communication ABSTRAK Tulisan ini berupaya meninjau fenomena interkoneksi di lingkungan instansi pelayanan publik bidang informasi dan dokumentasi. Telaahnya difokuskan pada : (1) Upaya menemukan state of the art menyangkut studi interkoneksi; (2) Konsep-konsep teoritik yang relevan terkait studi Interkoneksi; (3) Faktor- faktor yang diduga mempengaruhi penerapan struktur jaringan interkoneksi ; dan (4) Upaya menarik hipotesis yang relevan 219
30

Fenomena Interkoneksi

Apr 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

FENOMENA INTERKONEKSI DI LINGKUNGAN INSTANSIPELAYANAN PUBLIK BIDANG INFORMASI DAN DOKUMENTASI

Sebuah Tinjauan

Hasyim Ali Imran Peneliti Madya Bidang Studi Komunikasi dan Media pada BPPKI Jakarta, Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Jln. Pegangsaan Timur No.19 B,

Jakarta Pusat (Naskah diterima 20 Oktober 2011, disetujui terbit 19 Desember 2011)

ABSTRACTThis paper dealt with the phenomenon of the interconnection of public serviceagencies in the field of information and documentation. This study focuses on: (1)Efforts to find state of the art regarding the interconnection study, (2) theoreticalconcepts related to the relevant Interconnection Study, (3) The factors thoughtinfluencing the implementation of interconnection network structure, and (4) Efforts todraw relevant hypothesis in terms of the interconnection studies. Review is done byreferring to existing theories. The result shows studies related to interconnection arestill relatively few issues and even, there are only two are known to enter underresearch study category. The rest still in the form of review paper category. Despite,from these limited studies also noted that review paper was very technical,and onlyone which its leads to linkage ICT with human factor.

Keywords : Interconnection; Public Service Agencies; Information; Communication

ABSTRAK Tulisan ini berupaya meninjau fenomena interkoneksi dilingkungan instansi pelayanan publik bidang informasi dandokumentasi. Telaahnya difokuskan pada : (1) Upaya menemukanstate of the art menyangkut studi interkoneksi; (2) Konsep-konsepteoritik yang relevan terkait studi Interkoneksi; (3) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penerapan struktur jaringaninterkoneksi ; dan (4) Upaya menarik hipotesis yang relevan

219

Page 2: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

dalam kaitan studi interkoneksi. Tinjauan dilakukan dengan caramerujuk pada teori-teori yang ada. Hasilnya antara lainmenunjukkan penelaahan terkait persoalan interkoneksi itu masihrelatif minim, dan inipun hanya dua yang diketahui masuk dalamtelaah berkategori riset. Selebihnya masih berupa telaah dalamkategori makalah/paper-paper ilmiah. Di samping itu, darikajian-kajian terbatas ini juga diketahui bahwa penelaahan itusemuanya masih sangat bersifat teknis, hanya satu di antaranyayang singgungannya mengarah kepada keterkaitan ICT dengan faktorhuman. Kata-kata kunci : Interkoneksi; instansi pelayanan publik; informasi; komunikasi.

PENDAHULUAN ebagai salah satu negara yang terhimpun dalam dua pertemuanWSIS (World Summit on the Information Society), Indonesia menjadi

terikat dengan kesepakatan-kesepakatan yang diambil dalam duakali pertemuan yang telah diselenggarakan WSIS. Salah satubentuk keterikatan itu, yaitu menyangkut pencapaian targetnegara-negara anggota pada tahun 2015, di mana salah satu diantaranya, yakni sebagaimana tertuang dalam Action Plan WSIS pada12 Desember 2003, Geneva, yaitu berkaitan dengan masalahketerhubungan (interkoneksi) semua instansi pemerintah lokal danpusat serta mendirikan website dan alamat e-mail.

S

Berkaitan dengan masalah keterhubungan dimaksud,belakangan lebih dikenal dengan konsep e-goverment. E-Goverment(e-govt ) sendiri memiliki banyak pengertian. Ketika mempelajaripenerapan e-Government di Asia Pasifik, Clay G. Wescott (PejabatSenior Asian Development Bank), mencoba mendefinisikannyasebagai berikut: E-government is the use of information and communicationstechnology (ICT) to promote more efficient and cost-effective government, facilitatemore convenient government services, allow greater public access to information, andmake government more accountable to citizens.1 Dengan mengacu pada

1 Richardus Eko Indrajit 25 April, Dalam : http://www.beritanet.com/search.php?text=definisi%20e-government

220

Page 3: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

definisi The World Bank Group, Budi Rahardjo2 menyimpulkan bahwapada intinya E-Government adalah penggunaan teknologi informasiyang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Sementara Marzuki3 berpendapat bahwa e-govermentadalah sebagai upaya untuk mengembangkan penyelenggaraankepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalamrangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif danefisien. Jadi, berdasarkan tiga definisi barusan, secara umummenunjukkan bahwa dalam konsep e-govt itu, dalam upayaperwujudannya harus didukung oleh ketersediaan teknologiinformasi dan komunikasi. Sedang manfaatnya sendiri, menurutIndrajit 4 yaitu dapat : 1) Memperbaiki kualitas pelayananpemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalanganbisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas danefisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara; 2)Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitaspenyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep GoodCorporate Governance; 3) Mengurangi secara signifikan totalbiaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikeluarkanpemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitassehari-hari;  4) Memberikan peluang bagi pemerintah untukmendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinyadengan pihak-pihak yang berkepentingan; dan 5) Menciptakan suatulingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepatmenjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan denganberbagai perubahan global dan trend yang ada; 6) sertamemberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitrapemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publiksecara merata dan demokratis. Dengan e-govt ini, berarti pada

2 http://www.geocities.com/seminartsc3 http://duniamendoan.multiply.com/journal/item/44 Richardus Eko Indrajit 25 April, dalam : http://www.beritanet.com/search.php?text=definisi%20e-government

221

Page 4: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

intinya adalah upaya menciptakan manajemen pemerintah yangberbasis elektronik/Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Di Indonesia, upaya untuk membangun e-govt tadi diketahuiditempuh melalui sejumlah strategi. Strategi ini sendiridiketahui tertuang di dalam Instruksi Presiden No 3 tahun 2003tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government. Dalam lampiran Inpres E-goverment tersebut,dipaparkan ada enam strategi yang disusun pemerintah dalammencapai tujuan strategis e-government. Di antaranya adalah 1)Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yangandal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannyaantara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringankomunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif terjangkau.Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayananpublik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proseskerja instansi pemerintah; 2) Strategi kedua adalah menatasistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonomsecara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menatasistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapatmengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat; 3)Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secaraoptimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standardisasi yangberkaitan dengan interoperabilitas5 pertukaran dan transaksiinformasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan proseduryang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasielektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situspemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi danpelayanan publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringanintra pemerintah; 4) Strategi keempat adalah meningkatkan peranserta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi danteknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya5 nteroperabilitas adalah kapabilitas dari suatu produk atau sistem -- yangantar mukanya diungkapkan sepenuhnya -- untuk berinteraksi dan berfungsidengan produk atau sistem lain, kini atau di masa mendatang, tanpa batasanakses atau implementasi. (http://interoperability-definition.info/id/)

222

Page 5: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuanstrategis e-government. Itu berarti, pengembangan pelayananpublik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah; 5)Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber dayamanusia, baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonomdisertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Strategikeenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematikmelalui tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-government, dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan yaitu,persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.6

Melihat strategi pengembangan e-govt tadi, terutama padastrategi ketiganya, kiranya posisi TIK dalam upaya pembangunandan pengembangan e-govt itu semakin jelas peran dan fungsinya.Peran dan fungsi TIK, yaitu sebagai konektor di antara sesamakomputer pemerintah agar interoperabilitas standard yang menjadisasaran itu bisa dicapai.

Peran dan fungsi ICT yang demikian itu, di sisi laintampaknya hanya bisa diwujudkan dengan cara memanfaatkanteknologi informasi itu sendiri secara optimal. Pemanfaatan yangdemikian, tentunya diorientasikan pada terwujudnya strukturjaringan interkoneksi. Interkoneksi yaitu keterhubungan antarjaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringantelekomunikasi yang berbeda.7 Definisi lain, ada yangmempersamakan interkoneksi itu dengan jaringan komputer,sebagaimana seperti dikutipkan berikut ini, “Jaringan komputeradalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous8 atau lebih,yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel(wireless). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabilakeduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resourceyang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan

6 http://c340.wordpress.com/2009/01/12/6-strategi-menuju-e-government/7 http://id.wikipedia.org/wiki/Interkoneksi"8 Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau kerusakan sistem.

223

Page 6: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

(hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yangberupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabelatau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan penggunakomputer dalam jaringan komputer dapat saling bertukarfile/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakanhardware/software yang terhubung dalam jaringan bersama-sama.9

Jadi, dengan adanya interkoneksi ini, tampak sistem kerja diantara sesama instansi itu cenderung memang akan menjadi efektifdan efisien. Namun demikian, berdasarkan fenomenanya, manfaattersebut tampaknya masih belum sepenuhnya diadopsi olehinstansi-instansi pemerintah. Indikasi gejala ini setidaknyatampak dari kekecewaan Presiden Susilo Bambang Yudoyono mengenaibirokrasi kita yang dinilainya masih bekerja seperti yang dulu,belum berubah secara signifikan, lamban bertindak, lambanmengambil keputusan, masih lamban memproses sesuatu, serta boroswaktu dan tidak efisien10. Indikasi lainnya yaitu terkait denganmasalah perkembangan pembangunan e-govt di Indonesia. Dalamkaitan ini, maka menurut Didi Marzuki11, berdasarkan hasilpengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi danInformasi, mayoritas situs web Pemerintah Daerah Otonom masihberada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecilyang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkattiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Apayang dikatakan Marzuki tersebut, di sisi lain memang didukungoleh fakta empirik yang ada. Dalam hubungan ini, makaberdasarkan data yang dikeluarkan Direktorat E-GovernmentDirektorat Jenderal Aplikasi Dan Telematika DepartemenKomunikasi Dan Informatika Republik Indonesia 2007, menyangkutpemeringkatan eksistensi e-govt di sejumlah provinsi diIndonesia, diketahui memang hanya sebagian kecil saja daerahyang sudah memiliki peringkat dalam kategori baik dalam

9 http://bambangwinarno.multiply.com/journal/item/40/Pengertian_Jaringan_Komputer10 Kompas, 26/5/2006 11 http://duniamendoan.multiply.com/journal/item/4

224

Page 7: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

pelaksanaan e-gov-nya, yaitu Provinsi DIY, Jatim, Jateng, Jabar.Sedang proovinsi-provinsi lainnya (6 provinsi), masih masukdalam kategori kurang (Banten, Aceh, Kalbar, Sumsel, NTT,Sultra) dan bahkan satu provinsi masuk dalam kategori sangatkurang (Lampung) dan tidak satupun provinsi yang sudah masukdalam kategori sangat baik12.

Berdasarkan gambaran mengenai fenomena interkoneksi danaplikasi e-govt sebelumnya, kiranya itu mengindikasikan adanyaketerkaitan antara masalah pelaksanaan e-goverment di masing-masing instansi pemerintah itu sendiri dengan masalahinterkoneksi di antara sesama institusi pemerintah. Dengan katalain, masalah interkoneksi itu ada hubungannya dengan persoalankualitas tahapan pelaksanaan e-goverment di suatu instansipemerintah, dalam hal ini utamanya instansi pelayanan publik dibidang informasi dan dokumentasi. Selain itu, berdasarkan amatansekilas, studi menyangkut persoalan interkoneksi tersebut,apalagi dalam kaitannya dengan masalah humanisme, masih relatifjarang dijadikan objek penelitian. Studi itu umumnya cenderungdilakukan melalui pendekatan teknis belaka. Sejalan denganindikasi tersebut, karenanya menelaah fenomena interkoneksidimaksud, terutama dalam kaitannya dengan aplikasi e-govt.menjadi sangat penting untuk dilakukan. Tulisan ini sendiridilakukan juga terkait dengan kepentingan dimaksud tadi. Hanyasaja, telaah dalam tulisan ini hanya dibatasi pada upayameninjau fenomena interkoneksi dalam kaitannya dengan persoalane-govt saja. Fokus telaahnya mencakup : (1) Upaya menemukan stateof the art menyangkut studi interkoneksi; (2) Konsep-konsepteoritik yang relevan terkait studi Interkoneksi; (3) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penerapan struktur jaringaninterkoneksi ; dan (4) Upaya menarik hipotesis yang relevandalam kaitan studi interkoneksi. Dengan fokus dimaksud,diharapkan tulisan ini dapat berkontribusi bagi para peneliti

12 http://www.aptel.depkominfo.go.id/content/view/103/27//

225

Page 8: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

dan akademisi yang tertarik dengan studi menyangkut fenomenainterkoneksi.

PEMBAHASAN1. Upaya menemukan state of the art menyangkut studi interkoneksi

Studi mengenai fenomena interkoneksi, berdasarkantinjauan literatur masih relatif jarang dilakukan akademisi.Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa telaah masalahdimaksud masih relatif jarang dilakukan akademisi. Darisejumlah telaah itu sendiri, akademisi yang menelaah melaluipenelitian, diketahui hanya dua kali dilakukan peneliti. Darijumlah ini, maka dengan judul ”EVALUASI OPTIMASI JARINGANANTRIAN M/M/1/N PADA BACKBONE INTERKONEKSI DENGAN PENDEKATANCOST-BASED, Sigit Haryadi dan Nana Rachmana, denganpendekatan Cost-Based mencoba menelaah persoalan interkoneksiitu dari segi konsep Optimasi Jaringan Antrian M/M/1/N.

Telaah melalui penelitian lainnya yaitu seperti yangdilakukan oleh Daniel Prahara Eka Ramadhani. Peneliti yangberasal dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut,mencoba meneliti fenomena interkoneksi itu dari segikestabilitasan transient sistem dalam interkoneksi dalamhubungannya dengan aliran daya listrik.

Kemudian, telaah soal interkoneksi lainnya, banyakdijumpai melalui paper-paper atau makalah akademisi. MasWigrantoro Roes Setiyadi, Mahasiswa S3 Strategic Management,Sekolah Pasca Sarjana, PSIM-FEUI, telaahnya terbatas padamasalah arti interkoneksi itu sendiri bagi para pengguna jasatelekomunikasi. Lalu, dengan judul makalah “Security Guide forInterconnecting Information Technology Systems”, Tim Grance dan kawan-kawan mencoba menelaah masalah interkoneksi itu dari segiSecurity Guide. Jadi, kajiannya terbatas hanya pada masalahpanduan keamanan dalam interkoneksi itu saja. Telaah lainnyayaitu, dilakukan oleh Dicky R Munaf. Dengan mengambil judulmakalah yang berbunyi ”Interkoneksi Informasi Untuk StrategiKomunikasi Produk Iptek Dalam Negeri”, akademisi ini secarakhusus mencoba menelah interkoneksi itu, dari segi

226

Page 9: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

interkoneksi dalam memainkan peran dan fungsinya sebagaistrategi komunikasi menyangkut produk Iptek dalam negeri.Jadi, interkoneksi khusus ditelaah dari segi perannya sebagaistrategi komunikasi saja.

Makalah lainnya yang juga turut menelaah masalahinterkoneksi itu, yaitu makalah yang dibuat oleh sejumlahmahasiswa Universitas Sriwijaya pada tahun 2007/2008. Makalahmereka yang berjudul “Interkoneksi Jaringan E1 Di PT.Indosat, Tbk”, itu, dalam kajiannya hanya berupaya focus padapersoalan JARINGAN E1 yang diterapkan untuk kepentinganstruktur jaringan interkoneksi di PT Indosat. Makalahterakhir yang juga ikut menelaah persoalan interkoneksitersebut, yaitu makalah yang disajikan oleh KiOSS Project.Makalah mereka ini, dengan mengambil judul “INTEROPERABILITASPenerapan di Kabupaten Kebumen - RANCANGAN DAN

DESAIN Arsitektur Interoperabilitas”, tampaknya secarateknis sudah lebih jauh menelaah persoalan interkoneksi itu. Kejauhan itu setidaknyaterlihat dari objek telaah mereka yang sudah lebih jauh mengkaji pesrsoalan interkoneksi, yaituterkait dengan bagian dari substansi interkoneksi itusendiri, yakni menyangkut interoperabilitas13. Jadi, denganjudul ini tampak mereka dalam menelaah interkoneksi itu sudahterfokus pada persoalan rancangan dan disain arsitekturInteroperabilitas, yang tentunya dimaksudkan untuk menemukansebuah rancang bangun arsitektur interoperabilitas yang

13 Inti dari definisi interoperabilitas adalah kemampuan sebuah sistem untuk menggunakaninformasi yang telah diterima dari sistem lain. Menurut ISO 19119 services definisi dariinteroperabilitas adalah: kemampuan untuk berkomunikasi, mejalankan program, ataumentransfer data diantara berbagai jenis teknologi dan unit data yang digunakan olehpaket perangkat lunak SIG dimana pengguna tidak memerlukan pengetahuan mengenaikarakteristik unit datanya. http://www.geotek.lipi.go.id/forum/viewtopic.php?f=9&p=158

227

Page 10: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

bekerja maksimal dalam sebuah struktur jaringan interkoneksiitu sendiri.

Dengan mengacu pada data dan informasi menyangkuttinjauan literatur sebelumnya, diketahui bahwa secara umumsebenarnya penelaahan terkait persoalan interkoneksi itumasih relatif minim. Dari telaah yang minim itu, hanya duayang diketahui masuk dalam telaah berkategori riset, sedangpenelaahan lainnya, kebanyakan masih telaah dalam kategorimakalah/paper-paper ilmiah. Kemudian, dari kajian-kajianterbatas ini, juga diketahui bahwa penelaahan itu semuanyasifatnya masih sangat bersifat teknis, hanya satu diantaranya yang singgungannya mengarah kepada keterkaitan ICTdengan faktor human, yakni seperti yang dikaji oleh Dicky RMunaf, di mana melalui judul papernya dia mencoba membahasmasalah strategi komunikasi melalui pemanfaatan strukturjaringan interkoneksi. Selain itu, telaah-telaah tadi jugatidak ditemukan yang berupaya mengaitkan persoalaninterkoneksi itu dengan masalah e-govt. Padahal, sepertidiketahui masalah struktur jaringan interkoneksi itu sendirisangat erat keterkaitannya dengan persoalan e-govt itusendiri. Keterkaitan yang erat itu sendiri setidaknya karenamasalah pembangunan dan pengembangan e-govt itu sangatditunjang oleh eksistensi struktur jaringan interkoneksi itusendiri.

Dalam hubungan masih belum ditemukannya penelaahaninterkoneksi yang dikaitkan dengan persoalan e-govt tadi,maka dikaitkan dengan penelitian ini yang mencoba menelaahketerkaitan interkoneksi dengan persoalan e-govt itu,karenanya dapat dikatakan bahwa penelitian ini menjadi sebuahpenelitian yang mencoba melakukan sesuatu yang baru. Dengandemikian diharapkan penelitian ini bisa mengisi celah-celahkosong menyangkut studi ‘interkoneksi’ yang belum ditelaaholeh para akademisi.

Kajian-Kajian Menyangkut Persoalan Interkoneksi Judul Peneliti Variabel/ Metodologi

228

Page 11: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Penelitian/Makalah konsep1) EVALUASI OPTIMASIJARINGAN ANTRIAN M/M/1/N PADA BACKBONE INTERKONEKSI DENGAN PENDEKATAN COST-BASED (penelitian )

Sigit Haryadidan NanaRachmana/Sekolah TeknikElektro &Informatika-InstitutTeknologiBandung

Optimasi JaringanAntrian M/M/1/N

Pendekatan Cost-Based

2) Arti InterkoneksiBagi Pengguna Jasa Telekomunikasi (makalah)

Mas Wigrantoro Roes Setiyadi Mahasiswa S3 Strategic Management, Sekolah Pasca Sarjana, PSIM-FEUI

Arti

Interkoneks

i

--

3) Security Guidefor InterconnectingInformationTechnology Systems(makalah)

Tim Grance Joan Hash Steven Peck Jonathan Smith Karen Korow-Diks

Security

Guide

This documentis publishedby theNationalInstitute ofStandards andTechnology(NIST) asrecommendedguidance forfederalagencies. Italso may beused bynongovernmental (privatesector)organizations.This documentpresents

229

Page 12: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

generalguidelines forinterconnecting IT systems.Other forms ofinformationexchange, suchas the use ofbrowsercookies toexchangeinformationbetween Webportal sites,are beyond thescope of thisdocument,althoughguidancecontainedherein may beuseful fordevelopingsuchexchanges.

4)InterkoneksiInformasi Untuk Strategi Komunikasi Produk Iptek Dalam Negeri /Makalah

Dicky R Munaf 2008

STRATEGIKOMUNIKASI

5) STUDI STABILITASSISTEM INTERKONEKSISARAWAK– KALIMANTANBARAT /Penelitian

Daniel Prahara Eka Ramadhani Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

STABILITAS

Transient

SISTEM

Menggunakanteori AliranDaya

230

Page 13: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

6) INTERKONEKSI JARINGAN E1 DI PT.INDOSAT, Tbk/Paper

Violita (09061001031);Annasrudin (09061001032);Hery DwiYanto (09061001033);Suma Wira Karya(09061001035);Avrianty Fajrien (09071001040); (Universitas Sriwijaya 2007/2008)

JARINGAN E1 -- Teknologi E1

7) INTEROPERABILITASPenerapan di Kabupaten Kebumen-RANCANGAN DAN DESAINArsitekturInteroperabilitas/Makalah

KiOSS Projecthttp://kioss.com

RANCANGAN DAN DESAINArsitekturInteroperabilitas

--

8) Membangun Interkoneksi VPN dengan solusi Hardware-Based dan Jaringan IIX (makalah)

Deris Stiawan (Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI)-Sebuah Pemikiran, Sharing, Ide Pengetahuan, Penelitian

Hardware-Based dan Jaringan IIX

--

2. Konsep-konsep teoritik yang relevan terkait studi Interkoneksi Ada sejumlah konsep yang relevan untukdibahas tatkala suatu paper diorientasikan pada penelaahan

231

Page 14: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

persoalan interkoneksi. Dalam tulisan ini sendiri, penulishanya membatasinya pada dua konsep saja, yakni : konsepinterkoneksi dan e-government. Karena itu, paparan dalam bagianini akan sarat menyangkut kedua konsep dimaksud. a. Interkoneksi

Interkoneksi sebenarnya merupakan sebuah konsepyang banyak digunakan berbagai kalangan, termasuk kalanganakademisi hukum. Dalam kalangan akademisi bidang ICT,secara terminologis konsep tersebut merupakan jargon dilingkungan telekomunikasi untuk menunjuk suatu strukturjaringan, yakni struktur yang membentuk sebuah jaringankomputer. Jaringan komputer sendiri berarti sebuah prosedurbeserta berbagai metode teknis untuk saling menghubungkanberbagai alat dan sumber daya komputer yang ada, sehinggadapat saling bertukar data atau bertukar informasi, denganmenggunakan sumber daya dalam jaringan yang ada secarabersama-sama.14 Berbagai metode teknis itu sendiri, dengankata lain dapat juga disebut sebagai infrastruktur yangmenunjang bagi terwujudnya struktur jaringan interkoneksi.Dalam hubungan ini, maka selain PC dan jaringan internettentunya, interkoneksi memiliki beberapa infrastrukturpendukung, sebagai berikut : (1) Bridge, perangkat yangdirancang untuk menghubungkan dua LAN yang memilikiprotokol identik pada lapisan fisik dan data-link. Jadi,bridge dipakai untuk menghubungkan dua LAN (Local AreaNetwork) yang persis sama; (2) Router, juga sebuah peralatanhardware atau software yang dipergunakan untuk mengarahkaninformasi yang berasal dari protokol pengalamatan (routingptotocol) sumber informasi ke protokol pengalamatan tujuan;(3) Switch, bisa digunakan untuk menghubungkan beberapa LANyang sama; (4) Gateway, merupakan perangkat yang mampumenterjemahkan signal dari satu sistem jaringan ke sistemjaringan lainnya yang memiliki protokol berbeda; dan (5)Server, merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan

14 lihat, http://www.pc24.co.id/article/

232

Page 15: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer,didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM (ReadAccess Memory) yang besar, juga dilengkapi dengan sistemoperasi khusus, yang disebut sebagai sistem operasijaringan atau network operating system. Server juga menjalankanperangkat lunak administratif yang mengontrol aksesterhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat didalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak(printer), dan memberikan akses kepada workstation anggotajaringan15.

Dengan bersatunya/terintegrasinya sejumlah komputerdalam suatu struktur jaringan, maka menurut teoritisisejumlah manfaat akan dapat diperoleh pihak yangmenerapkannya. Manfaat tersebut setidaknya akan diperolehdari segi hal yang menyangkut perangkat keras, program,kecepatan berkomunikasi, dan kemudahan akses informasi.Berkaitan dengan perangkat keras, maka perangkat sepertisemacam hardisk, printer, CD-ROM, Drive dan modem dapatdigunakan oleh sejumlah komputer tanpa perlu melepas danmemasang kembali. Peranti cukup dipasang pada sebuahkomputer atau dihubungkan pada suatu peralatan khusus dansemua komputer dapat mengaksesnya. Dalam kaitan program,maka program atau data dimungkinkan untuk disimpan padasebuah komputer yang bertindak sebagai server (yangmelayani komputer-komputer yang akan membutuhkan data atauprogram). Penempatan data pada server juga memberikankeuntungan antara lain menghindari duplikasi data danketidakkonsistenan. Menyangkut kecepatan berkomunikasi,dengan adanya dukungan jaringan komputer, komunikasi dapatdilakukan lebih cepat. Para pemakai komputer dapat mengirimsurat elektronik dengan mudah bahkan dapat bercakap-cakapsecara lansung melalui tulisan (chating) ataupun

15 Sumber : http://www.fe.unpad.ac.id/id/staf-fakultas-ekonomi-unpad/tim-pendukung-it/46-rencana-integrasi--implementasi--perbaikan-dan-pengembangan-layanan-teknologi-sistem-informasi

233

Page 16: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

telekonferensi. Sementara terkait dengan pengaksesaninformasi, maka jaringan komputer memudahakan pengaksesaninformasi. Seseorang dapat bepergian ke mana saja dan tetapbisa mengakses data yang terdapat pada server ketika kitamembutuhkannya.16 Dengan demikian, sejumlah komputer yangterkoneksi dalam suatu struktur jaringan interkoneksi itu,sangat banyak memberikan manfaat bagi pihak-pihak yangmenerapkannya. Meskipun demikian, masih banyak juga pihak-pihak yang belum mau menerapkannya. Sementara, bagi pihak-pihak yang sudah menerapkannya, interkoneksi yang merekaterapkan itu secara teoritis memiliki sejumlah pilihanbentuk struktur jaringan. Bentuk struktur jaringandimaksud, yaitu mencakup : 1) Local Area Network (LAN). LocalArea Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi didalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampaibeberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untukmenghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstationdalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untukmemakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dansaling bertukar informasi; 2) Metropolitan Area Network (MAN).Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakanversi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanyamenggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapatmencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatanatau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untukkeperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjangdata dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringantelevisi kabel; 3) Wide Area Network (WAN). Wide Area Network(WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas,seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiridari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankanprogram-program (aplikasi) pemakai; 4) Internet. Sebenarnyaterdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali

16 lihat, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/manfaat-jaringan-komputer-5/

234

Page 17: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yangberbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan seringberharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yangterhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti inimemerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidakkompatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal inidiperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukanhubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baikperangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulanjaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut denganinternet; dan 5) Jaringan Tanpa Kabel. Jaringan tanpa kabelmerupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisadilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnyaorang yang ingin mendapat informasi atau melakukankomunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawatterbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karenakoneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil ataupesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marakdigunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampumemberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkandengan jaringan yang menggunakan kabel. Terkait denganpembeda ragam bentuk struktur jaringan antara yang satudengan bentuk jaringan lainnya, secara teoritisindikatornya antara lain yaitu terkait dengan jarakrambatan dan kecepatan rambatan.17

17 -Jaringan LAN merupakan jenis jaringan yang banyak dipakai karena tidak membutuhkanperangkat yang terlalu banyak. Hanya saja LAN digunakan untuk ruang lingkup yang cukupkecil. Seperti, Lab Komputer Sekolah, Warnet, Home Network, dan Perkantoran. Dan jarakyang bisa ditempuh antar komputer adalah 5-10 Km. Suatu Jaringan LAN biasanya bekerjapada kecepatan 10-100 Mbps. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3Ethernet menggunakan perangkat switch. Dan saat ini teknologi 802.11b (atau biasadisebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Ada pula karakteristik dariJaringan LAN, yaitu : -Mempunyai pesat data yang lebih tinggi; Meliputi wilayah geografiyang lebih sempit; dan Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operatortelekomunikasi. -Jaringan MAN merupakan jaringan yang cakupannya lebih luas, meliputisuatu perkotaan. Jika cakupannya lebih luas maka kapasitas perangkatnya pun lebih banyadari pada jaringan LAN.  Jaringan MAN berfungsi sebagai penghubung LAN -LAN yanglokasinya berjauhan. Jangkauan MAN jelas lebih panjang dari LAN yakni mencapai 10 KM

235

Page 18: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Jadi, dengan ragam bentuk jaringan komputer tersebut,para penggunanya bisa memanfaatkan berbagai macam bentuklayanan elektronis yang relatif efisien dan efektif.Bentuk-bentuk layanan elektronis tersebut sangat relatifdalam penerapannya. Namun demikian, berdasarkan standaryang dituangkan oleh Depkominfo ke dalam Blueprint SistemAplikasi e-Government18, yang mana disusun berdasarkanpendekatan fungsional layanan dari sistem kepemerintahanyang harus diberikan oleh suatu Pemerintah Daerah kepadamasyarakatnya, dan urusan administrasi serta fungsi lainyang berhubungan dengan kelembagaan Pemerintah Daerah.Dengan pendekatan ini, fungsi kepemerintahan kemudiandikelompokkan menjadi blok-blok fungsi dasar umum(pelayanan, administrasi, manajemen, pembangunan, keuangan,kepegawaian) dan fungsi lainnya, khususnya yang berkaitandengan fungsi kedinasan dan kelembagaan.

Sebagai salah satu bagian dari fungsi dasar umum,terkait dengan fungsi pelayanan elektronis misalnya, makadalam dokumen Blueprint itu, dengan menyebutnya sebagaiKerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan, cakupannya itumeliputi : pelayanan elektronis menyangkut Kependudukan,Perpajakan dan Retribusi, Pendaftaran dan Perijinan, Bisnisdan Investasi, Pengaduan Masyarakat, Publikasi, Info Umumdan Kepemerintahan. Hal-hal lain yang juga termasuk bagian

sampai beberapa 100 KM. Dan mempunyai kecepatan hingga 1.5 sampai 150 Mbps.; - JaringanWAN (Wide Area Network) dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak padasuatu cakupan geografis yang luas, seperti hubungan kota antar kota di dalam suatunegara bahkan antar negara.  Jarak yang bisa ditempuh oleh suatu jaringan WAN berkisarpada 100 KM – 1000 KM. Dan mempunyai kecepatan antara 1.5 Mbps – 2.4 Gbps. Dalam WANbiaya untuk peralatan transmisi lebih tinggi, karena memerlukan perangkat yang lebihbanyak lagi dan biasanya membutuhkan suatu Router, dan biasanya jaringan jaringan WANdimiliki dan dioperasikan oleh jaringan publik. Jadi, secara garis besar, dapat ditarikkesimpulan bahwa yang membedakan antara LAN, MAN dan WAN adalah : -Luas jangkauan danKecepatan transfer data (Sumber :http://diskusikuliah.wordpress.com/2010/02/21/perbedaan-lan-man-wan/18 BLUE PRINT SISTEM APLIKASI E-GOVERNMENT, DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2004

236

Page 19: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

dari fungsi dasar umum itu adalah, terkait denganpersoalan-persoalan yang meliputi : administrasi danmanajemen; legislasi; pembangunan; keuangan dan kepegawaian(lihat bagan).

Adm&Mgmt Adm&.

Mgmt Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan.

Kependudukan SuratElektronik

SistemAdministrasi

DPRDSistem Informasidan Manajemen

Data

SistemAnggaran

PengadaanPNS

Perpajakandan Retribusi

SistimDokumen

Elektronik

SistemPemilu Daerah

PerencanaanPembangunan

Daerah

SistemPerbendaharaan

SistemAbsensi&

PenggajianSistemPendaftaran

dan Perijinan SistemPendukungKeputusan

KatalogHukum,

Peraturandan Perundangan

SistemSistem

PenilaianKinerja PNS

Perencanaan Akuntansi

Proyek DaerahPengelolaanBisnis

danInvestasi Kolaborasi Dan Monitoring Sistem

PendidikanProyek

237

Page 20: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

dan KoordinasiPengaduanMasyarakat

SistemManajemenPelaporan

PemerintahanEvaluasi & Info

PembangunanPublikasiInfo Umum

danKepemerintaha

n

b. e-government Menurut Budi Rahardjo konsep E-Government telah

menjadi buzzword dalam diskusi di Internet maupun dalam mediamasa. Di Indonesia, topik ini menjadi populer setelahdihubungkan dengan otonomi daerah.

Mengenai definisi E-Government sendiri, diketahuisangat bervariatif. Menurut The World Bank Group19 E-Government itu sebagai: E-Government refers to the use by governmentagencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet,and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens,businesses, and other arms of government. Dengan demikian padaintinya E-Government adalah penggunaan teknologi informasiyang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Definisi lainnya yaitu seperti yang dikemukakanoleh Pemerintah Federal Amerika Serikat dengan secararingkas, padat, dan jelas, yaitu: E-government refers to the deliveryof government information and services online through the Internet or otherdigital means. Sementara, menurut Eko Indrajit20, dengan caramengacu pada sejumlah definisi, kesamaan karakteristik e-govtitu menurutnya terdiri dari tiga hal, yaitu : -Merupakansuatu mekanisme interaksi baru (moderen) antara pemerintahdengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan(stakeholder); dimana; melibatkan penggunaan teknologiinformasi (terutama internet); dengan tujuan; dan -

19 Makalah ini dipresentasikan pada Seminar Nasional Jaringan Komputer II, yangdiselenggarakan oleh Technic Study Club, STMIK Dipanegara Makassar, 19 Mei 2001.disajikan oleh : Budi Rahardjo PPAU Mikroelektronika ITBhttp://www.geocities.com/seminartsc20 Dalam : http://www.beritanet.com/search.php?text=definisi%20e-government

238

Page 21: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yang selama berjalan.Sedang dalam Blue Print Sistem Aplikasi E-Government, yangdikeluarkan oleh Departemen Komunikasi Dan InformatikaRepublik Indonesia, Jakarta 2004, menyebutkan bahwamelaksanakan e-Government itu artinya adalah menyelenggarakanroda pemerintahan dengan bantuan (memanfaatkan) teknologi IT.Dengan kata lain yaitu melakukan transformasi sistem proseskerja ke sistem yang berbasis elektronik.21

Jadi, dalam penyelenggaraan e-govt itu harus adakerangka arsitektur e-Government itu sendiri. Terkait denganini, maka salah satu kata kuci e-Government itu adalahberkaitan dengan pemanfaatan ICT. Ini artinya bahwa akan adaunsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, sisteminfrastruktur, jaringan telematika dan lain-lain yang dipakaidalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Beberapa halmendasar tentang pemanfaatan ICT ini berkaitan dengan:Penggunaan Internet; Penggunaan Infrastruktur Telematika;Penggunaan Sistem Aplikasi; Standarisasi Metadata; Transaksidan Pertukaran Data Elektronik; Sistem DokumentasiElektronik. Beberapa contoh fungsi kepemerintahan yangpenyelenggaraannya dapat dibantu melalui sistem elektronikini diantaranya adalah Pelayanan Masyarakat; Kepegawaian;Keuangan Daerah; dan Pengelolaan Aset.

Terkait dengan masalah implementasi e-govt diIndonesia, Menurut Budi Rahardjo22, sebetulnya inisiatif-nyasudah dimulai sejak beberapa waktu yang lalu. Dalam inisiatifNusantara 21, Telematika, dan saat ini Telematika versi dua(Tim Koordinasi Telematika Indonesia), topik E-Governmentsudah muncul. Bentuk Inisiatif implementasi E-Government di

21 Blue Print Sistem Aplikasi E-Government, Yang Dikeluarkan Oleh Departemen Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia, Jakarta 2004

22Makalah ini dipresentasikan pada Seminar Nasional Jaringan Komputer II, yangdiselenggarakan oleh Technic Study Club, STMIK Dipanegara Makassar, 19 Mei 2001. disajikan oleh : Budi Rahardjo PPAU Mikroelektronika ITB http://www.geocities.com/seminartsc

239

Page 22: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Indonesia antara lain tampak dari : -Penayangan hasil pemilu1999 secara on-line dan real time; -RI-Net. Sistem inimenyediakan email dan akses Internet kepada para pejabat.Informasi lengkap dapat diperoleh di http://www.ri.go.id; -Info RI. Penyedia informasi dari BIKN.; dan -Penggunaanberbagai media komunikasi elektronik (Internet) di beberapapemerintah daerah setempat. Namun demikian, sejauh itutampaknya cenderung belum maksimal sehubungan belum adanyakebijakan pemerintah yang memayungi inisiatifpengimplementasian e-govt yang sifatnya berada dalam satukoridor pembangunan dan pengembangan e-govt itu sendiri.

Di Indonesia, upaya untuk membangun e-govt dalamkonteks di bawah satu koridor tadi, diketahui ditempuhmelalui sejumlah strategi. Strategi ini sendiri diketahuitertuang di dalam Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentangkebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government.Dalam lampiran Inpres E-goverment tersebut, dipaparkan adaenam strategi yang disusun pemerintah dalam mencapai tujuanstrategis e-government. Di antaranya adalah 1) Strategipertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal,terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannyaantara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringankomunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarifterjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portalinformasi dan pelayanan publik

yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proseskerja instansi pemerintah; 2) Strategi kedua adalah menatasistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerahotonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah inginmenata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agardapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat;3) Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasisecara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah

240

Page 23: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas23

pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah.Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemendokumen dan informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasarseperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapatdimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanantransaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran lain adalahpengembangan jaringan intra pemerintah; 4) Strategi keempatadalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkanindustri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yangingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalammempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Ituberarti, pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnyadilayani oleh pemerintah; 5) Strategi kelima adalahmengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik padapemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai denganmeningkatkan e-literacy masyarakat; 6) Strategi keenam adalahmelaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapanyang realistik dan terukur dalam pengembangan e-government,dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan yaitu, persiapan,pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.24 Dalam kaitan strategi keenam tadi, maka keempattingkatan dimaksud dalam Blue Print Sistem Aplikasi E-Government, yang dikeluarkan Departemen Komunikasi danInformatika Republik Indonesia, Jakarta 200425, disebutkanbahwa pengembangan e-government Tingkat 1 itu adalahPersiapan, yang meliputi pembuatan situs informasi disetiaplembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana akses yang mudahmisalnya Warnet, dll. Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi

23 interoperabilitas adalah kapabilitas dari suatu produk atau sistem -- yang antarmukanya diungkapkan sepenuhnya -- untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atausistem lain, kini atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi.(http://interoperability-definition.info/id/)

24 http://c340.wordpress.com/2009/01/12/6-strategi-menuju-e-government/25 BLUE PRINT SISTEM APLIKASI E-GOVERNMENT, DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2004

241

Page 24: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

pembuatan situs informasi publik interaktif, dan pembuatanantar muka keterhubungan dengan lembaga lain. Tingkat 3 -Pemantapan yang meliputi pembuatan situs transaksi pelayananpublik, dan pembuatan interoperabilitas aplikasi dan datadengan lembaga lain. Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputipembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B danG2C yang terintegrasi. Dengan demikian, ternyata prosespembangunan dan pengembangan e-govt itu memiliki tahap-tahapnya sendiri dalam menuju eksistensi implementasi e-govtyang ideal. Dari pentahapan itu sendiri, juga mengindikasikanadanya keterkaitan dengan masalah implementasi strukturjaringan interkoneksi. Indikasi ini, sebagai contohsetidaknya bisa dilihat dari pengembangan dalam tahap Idengan pengembangan dalam tahap II, di mana dari duapentahapan ini berkonsekuensi dengan kualifikasi strukturjaringan interkoneksi pada instansi yang melaksanakannya.

3. faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan struktur jaringaninterkoneksi

Berdasarkan uraian sebelumnya, tampak bahwafaktor kualifikasi tahap pengembangan e-govt di suatu lembagaitu memiliki konsekuensi pada masalah kualifikasi strukturjaringan interkoneksi di suatu lembaga pengaplikasi.Sebagaimana sudah disinggung sebelumnya, kualifikasi strukturjaringan interkoneksi di suatu lembaga pengaplikasi itu,berdasarkan ciri-cirinya bisa diidentifikasikan pada salahsatu tipologi struktur jaringan interkoneksi. Alternatifnyabisa berupa struktur jaringan berkategori LAN, Metropolitan AreaNetwork (MAN; 3) Wide Area Network (WAN); Internet. dan 5)Jaringan Tanpa Kabel. Meskipun begitu, kalangan akademisi IT jugamengindikasikan adanya faktor-faktor lain yang dapat turutmempengaruhi kualifikasi adopsi struktur jaringaninterkoneksi pada suatu instansi. Faktor dimaksud, yaituterkait dengan masalah pengimplementasian e-govt itu sendiri.

242

Page 25: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Dalam hubungan ini, maka sebagaimana dikatakan BudiRahardjo26, faktor itu berkaitan dengan masalah kultur, SDMdan infrastruktur.

Berkaitan dengan masalah kultur, menurut Budi RahardjoKultur berbagi belum ada. Kultur berbagi (sharring) informasidan mempermudah urusan belum merasuk di Indonesia. Bahkan adapameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapadipermudah?”. Banyak oknum yang menggunakan kesempatan denganmepersulit mendapatkan informasi ini. Menyangkut kulturdokumentasi, maka Kultur mendokumentasi masih dianggap belumlazim. Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalahkurangnya kebiasaan mendokumentasikan (apa saja). Padahalkemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari ISO 9000 danjuga menjadi bagian dari standar software engineering.

Kemudian, Langkanya SDM yang handal, juga menjadibagian dari faktor yang dapat menghambat. Teknologi informasimerupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah umumnya jarangyang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi.SDM yang handal ini biasanya ada di lingkunganbisnis/industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satupenghambat implementasi dari e-government. Sayang sekalikekurangan kemampuan pemerintah ini sering dimanfaatkan olehoknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal.27

Infrastruktur yang belum memadai dan mahal.Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belumtersebar secara merata. Di berbagai daerah di Indonesia masihbelum tersedia saluran telepon, atau bahkan aliran listrik.Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal.

26 Makalah ini dipresentasikan pada Seminar Nasional Jaringan Komputer II, yangdiselenggarakan oleh Technic Study Club, STMIK Dipanegara Makassar, 19 Mei 2001.disajikan oleh : Budi Rahardjo PPAU Mikroelektronika ITBhttp://www.geocities.com/seminartsc

27 Terkait dengan masalah SDM ini, maka pihak pemerintah sebenarnya sudahmemiliki kategorisasi mengenai SDM di bidang kominfo ini. Hal ini, secararinci bisa dilihat dalam Lampiran 2 dalam proposal ini.

243

Page 26: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Pemerintah juga belum menyiapkan pendanaan (budget) untukkeperluan ini.

Tempat akses yang terbatas. Sejalan dengan poin diatas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih terbatas.Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakatbergotong royong untuk menciptakan access point yangterjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). DiIndonesia hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantorpemerintahan, dan tempat-tempat umum lainnya.

Hambatan-hambatan di atas sebetulnya tidak hanyadihadapi oleh Pemerintah Indonesia (atau pemerintah daerah)saja. Di negara lain pun hal ini masih menjadi masalah.Bahkan di Amerika Serikat pun yang menjadi pionir di duniaInternet masalah E-Government pun merupakan hal yang barubagi mereka. Namun mereka tidak segan dan tidak takut untukmelakukan eksperimen. Sebagai contoh adalah eksperimen yangdilakukan di California di mana mereka masih mencoba merabaimplementasi E-Government yang pas untuk mereka.

4 Upaya menarik hipotesis yang relevan dalam kaitan studiinterkoneksi

Hipotesis, secara leksikal berarti ’kebenaran yangmasih kurang’. Sehubungan masih ’kurang;’ karenanyakekurangan itu masih memerlukan penambahan. Salah satu carayang lazim dilakukan dalam upaya menarik suatu hipotesis yangnota bene masih kurang itu, yakni dengan cara menelusurikonsep-konsep teoritik. Konsep-konsep teoritik inipun, adayang berada pada level teori common sense, ada yang pada levelpraktical, dan ada juga yang sudah berada pada level scientific.Terkait dengan studi TIK seperti menyangkut fenomenainterkoneksi tersebut, maka teori yang level-nya sudahmencapai scientific, diantaranya seperti teori komunikasi bermediakomputer (CMC Theory ) yang dikemukakan December. Terkaitdengan tulisan ini sendiri, maka teori-teori menyangkut TIKsebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, menurut hematpenulis kebanyakan levelnya masih berada pada taraf practicaltheory. Disebutkan demikian karena teori-teori itu kebanyakan

244

Page 27: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

diambil dari pendapat-pendapat praktisi TIK. Meskipundemikian, sesuai dengan penjelasan sebelumya, teori padalevel ini tetap relevan dijadikan acuan untuk membangunhipotesis.

Berdasarkan sejumlah argumentasi di atas, maka untukkepentingan memenuhi prinsip dialektika dalam tulisan ini,sejumlah hipotesis pun dapat juga dikemukakan di sini.Diantaranya dapat dirumuskan, sbb. : (1) Terdapat hubunganantara kualifikasi tahapan pembangunan e-govt dengan kategoripenerapan struktur jaringan interkoneksi di lingkunganInstansi Pelayanan Publik Bidang Informasi Dan Dokumentasi;(2) Terdapat hubungan antara Sikap aparat mengenai sharring,Kualitas Ketersediaan SDM IT, dan Keberadaan infrastrukturICT dengan kategori penerapan struktur jaringan interkoneksidi lingkungan Instansi Pelayanan Publik Bidang Informasi DanDokumentasi.

Hipotesis yang nota bene lazim diuji dalam penelitiandengan paradigma positivistic itu, dengan rumusan hipotesistadi, dengan demikian mengandung sejumlah variabel yang harusdiukur, dan pengukurannyapun hanya sebatas uji asosiasi yangbersifat two tail saja. Jadi tidak ada yang menjadi variabelprediktornya. Terkait dengan variabel yang diukur tadi, makavariabel itu meliputi : Pada hipotesis pertama : yaknivariabel kualifikasi dan variabel kategori. Sementara padahipotesis kedua, yakni : variabel Sikap; Kualitas,Keberadaan, dan kategori.

PENUTUP

Sebagaimana sudah dikemukakan pada bagian-bagaianawal tulisan ini, makalah ini memfokuskan telaahnya pada empat

245

Page 28: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

hal, yaitu : (1) Upaya menemukan state of the art menyangkut studiinterkoneksi; (2) Konsep-konsep teoritik yang relevan terkaitstudi Interkoneksi; (3) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhipenerapan struktur jaringan interkoneksi ; dan (4) Upaya menarikhipotesis yang relevan dalam kaitan studi interkoneksi. Denganfokus dimaksud, diharapkan tulisan ini dapat berkontribusi bagipara peneliti dan akademisi yang tertarik dengan studimenyangkut fenomena interkoneksi. Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapatdikemukakan beberapa hal, sbb. : 1) Menyangkut state of the art studi interkoneksi, menunjukkan bahwa

secara umum sebenarnya penelaahan terkait persoalaninterkoneksi itu masih relatif minim. Dari telaah yang minimitu, hanya dua yang diketahui masuk dalam telaah berkategoririset, sedang penelaahan lainnya, kebanyakan masih telaahdalam kategori makalah/paper-paper ilmiah. Kemudian, darikajian-kajian terbatas ini, juga diketahui bahwa penelaahanitu semuanya sifatnya masih sangat bersifat teknis, hanyasatu di antaranya yang singgungannya mengarah kepadaketerkaitan ICT dengan faktor human, yakni seperti yangdikaji oleh Dicky R Munaf, di mana melalui judul papernya diamencoba membahas masalah strategi komunikasi melaluipemanfaatan struktur jaringan interkoneksi. Selain itu,telaah-telaah tadi juga tidak ditemukan yang berupayamengaitkan persoalan interkoneksi itu dengan masalah e-govt.

2) Menyangkut konsep-konsep teoritik yang relevan terkaitstudi Interkoneksi, maka diketahui ada sejumlah konsep yangrelevan untuk dibahas tatkala suatu paper diorientasikan padapenelaahan persoalan interkoneksi. Dalam tulisan ini sendiri,konsep itu hanya terkait dengan konsep interkoneksi dan e-government.

3) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penerapan strukturjaringan interkoneksi, maka selain faktor kualifikasi tahappengembangan e-govt di suatu lembaga itu sendiri, jugatermasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah kultur,SDM dan infrastruktur.

246

Page 29: Fenomena Interkoneksi

FENOMENA INTERKONEKSI….. JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

4) Hipotesis yang relevan dalam kaitan studi interkoneksi,rumusannya diantaranya berupa : (1) Terdapat hubungan antara kualifikasi tahapan

pembangunan e-govt dengan kategori penerapan strukturjaringan interkoneksi di lingkungan Instansi Pelayanan PublikBidang Informasi Dan Dokumentasi; (2) Terdapat hubunganantara Sikap aparat mengenai sharring, Kualitas KetersediaanSDM IT, dan Keberadaan infrastruktur ICT dengan kategoripenerapan struktur jaringan interkoneksi di lingkunganInstansi Pelayanan Publik Bidang Informasi dan Dokumentasi.

Daftar Pustaka

Rahardjo, Budi PPAU. 2001. “Membangun e-government“, Makalah inidipresentasikan pada Seminar Nasional Jaringan KomputerII, yang diselenggarakan oleh Technic Study Club, STMIKDipanegara Makassar, 19 Mei 2001

Departemen Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia. 2004.”Blue Print Sistem Aplikasi E-Government”. Jakarta

Rakhmat, Djalaludin. 1991. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :Remaja Rosdakarya, CV.

Sutanta, Edhy. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta : GrahaIlmu.

Jogiyanto. 2009. Sistem Teknoligi Informasi. Yogyakarta : CV AndiOffset.

247

Page 30: Fenomena Interkoneksi

JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA FENOMENA INTERKONEKSI…..Vol. 15 No. 2 (Juli – Desember 2011)

Turban, Efraim, Rainer, R Kelly dan Potter, Richard E,terjemahan. 2006. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta :Salemba Infotek.

Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta :Salemba Infotek.

Wibisono, Gunawan, Gunadi Dwi Hantoro, Made Meganjaya, YudiPram. 2007. Peluang dan tantanganbisnis Wimax di Indonesia. Bandung: Informatika.

Eko Indrajit, Richardus. Dalam :http://www.beritanet.com/search.php?text=definisi%20e-government

http://www.geocities.com/seminartschttp://duniamendoan.multiply.com/journal/item/4http://c340.wordpress.com/2009/01/12/6-strategi-menuju-e-government/http://id.wikipedia.org/wiki/Interkoneksi"http://bambangwinarno.multiply.com/journal/item/40/Pengertian_Jaringan_Komputerhttp://duniamendoan.multiply.com/journal/item/4http://www.aptel.depkominfo.go.id/content/view/103/27//lihat, http://www.pc24.co.id/article/http://www.fe.unpad.ac.id/id/staf-fakultas-ekonomi-unpad/tim-

pendukung-it/46-rencana-integrasi--implementasi--perbaikan-dan-pengembangan-layanan-teknologi-sistem-informasi

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/manfaat-jaringan-komputer-5/Dalam : http://www.beritanet.com/search.php?text=definisi%20e-governmenthttp://c340.wordpress.com/2009/01/12/6-strategi-menuju-e-government/

Suratkabar : Kompas, 26/5/2006

248