-
i
FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN
KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE
FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA
ANNA KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan
Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari
Oleh :
NURLIANA
P00341014027
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN
KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN2017
-
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua member
baik yang dikutip maupun dirujuk telah telah saya nyatakan
dengan benar.
Nama : Nurliana
NIM : P00341014027
TTL : Lipu, 19 September 1994
Pendidikan : Mahasiswa Politenik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Analis
Kesehatan Sejak Tahun 2014 sampai sekarang.
Kendari,27 Juli 2017
Nurliana
P00341014027
-
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN
KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE
FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA
ANNA KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Disusun Oleh :
NURLIANAP00341014027
Telah Mendapat Persetujuan Tim Pembimbing
Menyetujui :
Pembimbing I
Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.PdNip . 195601041982122001
Pembimbing II
Satya Darmayani S.Si, M.EngNip . 198709292015032002
Mengetahui,Ketua Jurusan analis kesehatan
Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.PdNip . 195601041982122001
-
iv
HALAMAN PENGESAHAN
FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN
KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE
FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA
ANNA KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Disusun dan Diajukan Oleh:
Nurliana
P00341014027
Telah Di Pertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 31 Juli 2017 Dan Dinyatakan
Telah Memenuhi Syarat
Menyetujui
1. Askrening,SKM.,M.Kes (...........................)
2. Ruth Mongan.B.Sc.,S.Pd.,M.Pd
(...........................)
3. Fonie E. Hasan DCN,M.Kes (...........................)
4. Tuty Yuniarty,S.Si.,M.Kes (...........................)
5. Satya Darmayani,S.Si.,M.Eng (...........................)
Mengetahui
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Ruth Mongan.B.Sc.,S.Pd.,M.Pd
NIP.19560104198212200
-
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri
Nama : Nurliana
Nim : P00341014027
Tempat tanggal lahir : Lipu, 19 september 1994
Suku/Bangsa : Buton/ Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negri 19 Kulisus, tahun tamat 2007
2. SMP Negri 1 Kulisusu, tahun tamat 2010
3. SMA Negri 1 Kulisusu, tahun tamat 2013
4. Sejak tahu 2014 melanjutkan pendidkan di Politeknik
Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
-
vi
MOTTO
Hidup adalah sebuah perjalanan walaupun penuh tantangan
namun
harus tetap dilalui dengan penuh keberanian dan semangat hidup
untuk meraih
cita-cita . Karena kesuksesan tidak akan bisa diraih tanpa
belajar dari sebuah
kegagaln dan kemenangan yang terbaik yang bisa kita raih adalah
memberikan
sebuah kesuksesan pada orang tua.
“ lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan
menjadi orang
yang terbaik “
Kupersembahkan almamaterku untuk
Ayah dan ibu tercinta
Keluarga tersayang
Doa dan nasehat untuk menunjang keberhasilanku
-
vii
ABSTRAK
Nurliana ( P00341014027 ) : Faktor – faktor Yang Menyebabkan
PerbedaanHasil Pemeriksaan kadar Asam Urat Menggunakan Metode
Fotometer danPoint Of Care Test Pada pasien Di Rumah Sakit Santa
Anna Kota Kendari.Dibimbing oleh Ruth Mongan, dan ibu Satya
Darmayani.Latar belakang: Asam urat adalah hasil produksi tubuh dan
merupakan bagian darimetabolisme purin, sehingga keberadaannya
normal dalam darah. Kadar asam uratdalam darah dapat dideteksi
dengan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakanfotometer dan
point of care test.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor –
faktor yang menyebabkan perbedaanhasil kadar asam urat menggunakan
metode fotometer dan point of care test padapasien Di Rumah Sakit
Santa Anna Kota Kendari.Metode penelitian: Jenis penelitan yang
digunakan yaitu Deskriptif. Penelitian inidilakukan pada tanggal 20
– 24 juli 2017. Populasi dalam penelitian ini berjumlah200 pasien
dalam satu bulan, dengan sampel penelitian ini berjumlah 15%
darijumlah populasi, sehingga diperoleh 30 orang yang diambil
secara AccidentalSampling.Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat perbedaan hasil pemeriksaan antarametode Fotometer dan
point of care test, adapun faktor – faktor yang
menyebabkanperbedaannya yaitu dari segi specimen yang digunakan
yaitu pada Fotometermengunakan darah vena sedangkan POCT mengunakan
darah tepi. Dari segiperlakuan specimen pada Fotometer specimen
diinkubasi 10 menit sebelum dibacahasilnya pada alat, sedangkan
POCT specimen yang digunakan yaitu darah danlangsung diteteskan
pada strip, setelah 20 detik hasilnya langsung terbaca pada
alat.Dari segi pengoprasian alat pada Fotometer selalu dikalibrasi
skali dalam 6 bulan,sedangkan POCT tidak ada perlakuan khusus pada
alat.Kesimpulan: faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil
antara metodefotometer dan POCT yaitu specimen, perlakuan specimen,
dan pengoprasian alat.Saran: Hendaknya para tenaga analis kesehatan
melakukan pemeriksaan kadar asamurat sesuai dengan prosedur kerja
yang baik dan benar sehingga tidak terjadikesalahan pada hasil
pemeriksaan.
Kata Kunci : Kadar Asam Urat, Metode Fotometer, Metode
POCTDaftar Pustaka : 15 (2000-2016)
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas
rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang
berjudul “Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Hasil
Pemeriksaan
Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer Dan POCT Pada
Pasien Di
Rumah Sakit Santa Anna kota Kendari“ yang disusun untuk
memennuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III
(D III) pada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan.
Ucapan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya
kepada
ayahanda tercinta , ibunda tercinta serta keluarga atas segala
perhatian, kasih sayang,
doa, serta dukunagnya yang senantiasa mengiringi perjalan hidup
penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih setinggi-tingginya
kepada ibu Ruth
Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Satya
Darmayani, S.Si.,
M.Eng, selaku pembimbing II yang telah banyak membantu baik
secara moral
maupun bimbingan, saran, kritik, nasehat, serta permohonan maaf
atas segala
kesalahan penulis baik sengaja maupun tidak disengaja mulai awal
sampai akhir
pembimbingan.
Ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga
kepada :
1. Bapak Petrus.SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin
penelitian kepada
penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan.
4. Kepala Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
5. Ibu Askrening,SKM.,M.Kes, ibu Fonnie E. Hasan DCN, M.Kes, ibu
Tuty
Yuniarti, S.Si., M.Kes, selaku tim penguji.
-
ix
6. Bapak dan ibu dosen Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan serta
seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan
akademik yang
diberikan selama penulis menuntut ilmu.
7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih
kepada saudara-
saudaraku yang selama ini telah berkorban baik materi maupun non
materi demi
kesuksesan penulis.
8. Sahabat saya dan rekan-rekan seperjuanagan menimbah ilmu di
Jurusan Analis
Kesehatan Kendari Angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaan,
persaudaraan,
dan persahabatan kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa dan segaa kekurangan dan keterbatasan
yang ada,
sehingga bentuk dan isi karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna dan
maasih terdapat kekeliruan, dan kekurangan.Karena itu, saran dan
kritik yang sifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermafaat bagi
kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya.
Kendari,28 juli 2017
penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN
................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN
..................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP
..................................................................................................
v
MOTTO
....................................................................................................................
vi
ABSTRAK
................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
..............................................................................................viii
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
....................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR
................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN
............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
.............................................................................................
1
B. Rumusan masalah
.......................................................................................
3
C. Tujuan Penelitian
.........................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian
.......................................................................................
3
E. Keaslian
Penelitian.......................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Asam
Urat...........................................................
5
B. Tinjauan Umum TentangPemeriksaanAsamUrat
........................................ 11
C. Tinjauan UmumMetodePemeriksaanAsamUrat
.......................................... 12
D. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Perbedaan Hasil
Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer Dan
POCT
......................................................................................................................
17
-
xi
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
.............................................................................................
19
B. Kerangka Pikir
...............................................................................................
20
C. Variabel Penelitian
.........................................................................................
20
D. Devinisi Operasional Dan Kriteria
Objektif................................................... 21
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian...............................................................................................
22
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
.......................................................................
22
C. Populasi Dan Sampel
.....................................................................................
22
D. Jenis Dan Cara Pengambilan
Sampel.............................................................
23
E. Instrumen
Penelitian.......................................................................................
23
F. Pengolahan
Data.............................................................................................
27
G. Analisis Data
..................................................................................................
27
H. Penyajian
Data................................................................................................
27
I. EtikaPeneliti
...................................................................................................
27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran lokasi penelitian
............................................................................
29
B. Hasil
penelitian...............................................................................................
34
C. Pembahasan
....................................................................................................
38
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................................
40
B.
Saran...............................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 : Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Di
Laboratorium RS.Santa
Anna Kota
Kendari.............................................................................
34
Tabel 5.2 : Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Di Laboratorium
RS.Santa Anna
Kota Kendari
......................................................................................
35
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Asam
Urat Menggunakan
Fotometer dan POCT Di Laboratorium RS.Santa Anna Kota
Kendari
............................................................................................................36
Tabel 5.4 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil
Antara Metode
Fotometer dan POCT Dari Segi
Specimen......................................... 37
Tabel 5.5 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil
Antara Metode
Fotometer dan POCT Dari Segi Perlakuan
Specimen........................ 37
Tabel 5.6 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil
Antara Metode
Fotometer dan POCT Dari Segi Pengoprasian Alat
........................... 37
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fotometer 5010
V+............................................................................13
Gambar 2.2
POCT..................................................................................................15
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Poltekes Kemenkes
Kendari
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan Daera
Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 3 : Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 5 : Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 6 : Dokumentasi penelitian
-
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam
urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari
nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Penyakit reumatik banyak jenisnya,
tidak semua
keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu asam urat. Untuk
memastikan
perlu pemeriksaan laboratorium. Asam urat merupakan hasil
metabolisme akhir
dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat
dalam inti sel
tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah diet,
berat badan,
dan gaya hidup. Faktor resiko yang menyebabkan orang terserang
penyakit asam
urat adalah usia, asupan senyawa purin yang brlebihan, konsumsi
alkohol
berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit jantung.
Peningkatan kadar asam
urat dalam darah atau hiperurisemia menurut suatu penelitian
juga merupakan
salah satu prediktor kuat terhadap kematian karena kerusakan
kardiovaskuler.
Berdasarkan prevalensi asam urat di indonesia menduduki urutan
kedua
setelah osteoarthritis. Prevalensi asam urat pada populasi
USA
diperkirakan13,6/100.000 penduduk, sedangkan di indonesia
sendiri di perkirakan
1,6 – 13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring
dengan meningkatnya
umur. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 6 april 2010
di puskesmas
Dr.Soetomo surabaya didapatkan data bahwa warga pralansia dan
lansia yang
memeriksakan diri ke puskesmas pada tahun 2009 sebanyak1584
orang. Sebagian
besar warga menderita penyakit radang dengan jumlah 899 orang
(56,8%).
Penyakit ini di kelompokan dalam penyakit khusus dan menduduki
prioritas
pertama dengan jumlah terbesar dari 10 penyakit prioritas
lainnya. Salah satu
bagian dari penyakit radang sendi ini adalah asam urat berjumlah
72 orang ( 8% ),
terdiri dari 34 ( 47,2%) wanita berumur diatas 50 tahun dan 25 (
34,7% ) wanita
dibawah 50 tahun (Pipit 2010).
-
2
Metode pemeriksaan asam urat yang biasa digunakan adalah
fotometer dan
POCT. Fotometer yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur
kadar asam
urat dengan metode enzimatik. Manfaat dari fotometer yaitu
hasil
pemeriksaannya lebih akurat, kadar asam urat yang rendah dan
tinggi dapat
terbaca. Sedangkan POCT adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur
kadar asam urat yang didekatkan pada pasien. Manfaat dari POCT
adalah
pelaporan hasil pemeriksaan lebih cepat sehingga pengambilan
keputusan dapat
dilakukan lebih cepat (Luhur, 2013).
Kelebihan dari alat POCT mudah digunakan dan dapat di lakukan
oleh
perawat, pasien, dan keluarga, volume sampel yang dipakai lebih
sedikit, alat
lebih kecil sehingga tidak memerlukan ruangan khusus, dan mudah
dibawah.
Adapun kekurangan dari POCT ini presisi dan akurasi kurang baik.
Sedangkan
pada pemeriksaan fotometer kemampuan pengukurannya terbatas,
hasil dapat
dipengaruhi oleh suhu, hematokrit, dan dapat terinteverensi
dengan zat tertentu,
pra analitik sulit dikontrol bila yang melakukan bukan orang
yang kompenten,
pemantapan mutu internal kurang diperhatikan ( Menkes, 2010
).
Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Santa Anna
Kota
Kendari didapatkan bahwa pada awal bulan januari jumlah pasien
yang
melakukan pemeriksaan darah lengkap sebanyak 200 orang, bulan
februari 210
orang sedangkan pada bulan maret 203 orang. Pemeriksaan ini
merupakan
pemeriksaan darah lengkap yang meliputi pemeriksaan cholesterol,
glukosa, hb,
leukosit, erotrosit, dan asam urat.
Hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Arnina
(2016)
yaitu bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap hasil
pemeriksaan kadar
asam urat menggunakan metode autometik dan metode manual
Sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian “ faktor- faktor yang
menyebabkan perbedaan
hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer
dan POCT di
rumah sakit Santa Anna ”, adapun alasan peneliti memilih tempat
di Rumah Sakit
-
3
Santa Anna karena ketersediaan alat fotometer dan POCT sudah ada
dan sering
dilakukan pemeriksaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
maka
dapat dirumuskan apakah penyebab tejadinya perbedaan hasil
pemeriksaan kadar
asam urat dalam darah dengan menggunakan metode fotometer dan
POCT
(point of care test).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan
hasil
pemeriksaankadar asam urat menggunakan metode Fotometer dan
POCT
(Point Of Care Test) pada pasien.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi
hasil
kadar asam urat pada pengambilan specimen antara metode
fotometer dan
POCT.
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi
hasil
kadar asam urat pada perlakuan specimen antara metode fotometer
dan
POCT.
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi
hasil
kadar asam urat pada pengoperasian alat antara metode fotometer
dan
POCT
D. Manfaat Penelitian
1. Akademik
Sebagai sumbangsih ilmiah dan bahan wawasan serta informasi
2. Peneliti
Sebagai wahana penulis untuk mengembangkan dan memperdalam
pengetahuan yang merupakan pengalaman berharga dalam
memperluas
wawasan yang berkaitan dengan pemeriksaan kadar asam urat dalam
darah.
-
4
3. Bagi masyarakat
Sebagai pengetahuan tentang asam urat dalam darah agar
selalu
memeriksakan kondisi penyakitnya ke pusat pelayanan kesehatan
untuk
ditindak lanjuti terutama memilih jenis pemeriksaan yang
akurat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini melengkapi penelitian yang sebelumya, adapun
penelitian
pemeriksaan kadar asam urat yang perna dilakukan yaitu, Arnina
(2016) dengan
penelitian yang berjudul perbandingan hasil pemeriksaan kadar
asam urat dengan
menggunakan metode fotometer dan POCT. Berdasarkan penelitian
yang
dilakukan terhadap 20 sampel diperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang
bermakna antara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode
fotometer
dan POCT yang mulai dari kadar asam urat terendah pada metode
fotometer
adalah (4,0 ul) dan tertinggi (7,9 uI) sedangkan metode POCT
diperoleh data
kadar asam urat terendah (3,7 mg/dl) dan tertinggi pada metode
strip (7,3
mg/dl). Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang
menyebabkan
perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode
fotometer
dan POCT.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat1. Definisi Asam urat
Asam urat adalah hasil produksi tubuh dan merupakan bagian
dari
metabolisme purin, sehingga keberadaannya normal dalam darah.
Dalam
keadaan normal, produk buangan ikut terbuang melalui urin atau
saluran
ginjal termasuk asam urat. Jika keadaan ini tidak berlangsung
normal, asam
urat yang diproduksi akan menumpuk dalam jaringan tubuh.
Akibatnya terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian, sehingga
menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa (Bangun, 2008).
Asam urat dikenal dengan istilah gout menggambarkan suatu
spektrum
penyakit termasuk hiperurisemia, serangan akut pada sendi
beberapa kali
yang berkaitan dengan adanya monosodium urat dalam leukosit
yang
ditemukan diantaranya pada cairan sendi sinovial, endapan
kristal
monosodium urat dalam jarigan (tofi), penyakit ginjal
interstisial, nefrolitiasis
asam urat (Hawkins, 2005).
Hiperurisemia berhubungan erat dengan penyakit gout atau yang
lebih
dikenal dengan penyakit asam urat. Pada penyakit ini biasanya
menimbulkan
gejala nyeri, bengkak dan kemerahan pada sendi karena terdapat
proses
peradangan akibat adanya senyawa asam urat yang tertimbun di
salah satu
sendi, terutama pada sendi-sendi besar. Kristal asam urat tidak
hanya
mengendap di sendi, tetapi juga bisa mengendap di ginjal menjadi
batu
ginjal.Bila perjalanan penyakit ini sudah kronis maka bisa
terjadi gagal ginjal
dan deformitas permanen pada sendi.Penyakit gout juga
berhubungan erat
dengan jenis kelamin, genetik, obesitas dan hipertensi (Stevany,
20012).
Kondisi hiperurisemia dapat hanya berupa peningkatan kadar asam
urat
dalam serum yang abnormal, tetapi asimtomatik hiperurisemia
didefinisikan
-
6
sebagai kondisi konsentrasi urat yang supersaturasi. Dengan
definisi ini
konsentrasi urat lebih besar dari 7,0mg/dL adalah abnormal dan
dikaitkan
dengan peningkatan risiko untuk gout.
Sekitar 95% penyakit asam urat atau gout ditemukan pada
laki-laki
sedangkan pada wanita jarang ditemukan penyakit asam urat atau
gout dan
itupun diderita setelah masa menopause.Gout dapat ditemukan di
seluruh
dunia pada semua ras manusia (Hawkins, 2005).
2. Epidemiologi Asam Urat
Menurut studi, konsentrasi asam urat (risiko gout), berkorelasi
dengan
umur, kadar kreatinin dalam serum, kadar nitrogen urea dalam
darah, gender
laki-laki, tekanan darah, berat badan, dan konsumsi alcohol. Ada
korelasi
langsung antara kadar asam urat dalam serum dengan insidensi dan
prevalensi
gout (Hawkins, 2005). Pada tahun 1999, menurut penelitian,
prevalensi gout
dan hiperurisemia di USA adalah 41 per 1000, dan di UK
prevalensi gout
adalah 14 per 1000 (Bandolier, 2005). Prevalensi secara
keseluruhan dari
diagnosa gout adalah 1,4% atau 14 per 1000 pada tahun 1999.
Ratio laki-laki :
perempuan adalah 3,6 : 1. Gout terjadi makin sering pada
laki-laki dibanding
perempuan, pada usia lebih tua, pada kadar asam urat lebih
tinggi dan ada
kaitannya dengan hipertensi (Bandolier, 2002).
3. Etiologi dan Patofisiologi Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin,
suatu
produk sisa yang tidak mempunyai peran fisiologi. Manusia tidak
memiliki
urikase yang dimiliki hewan, suatu enzim yang menguraikan asam
urat
menjadi alantoin yang larut dalam air. Asam urat yang terbentuk
setiap hari di
buang melalui saluran pencernaan atau ginjal. Pada keadaan
normal, jumlah
asam urat terakumulasi pada laki-laki kurang lebih 1200mg dan
pada
perempuan 600mg. Jumlah akumulasi ini meningkat beberapa kali
lipat pada
penderita gout. Berlebihnya akumulasi ini dapat berasal dari
produksi
berkelebihan atau ekskresi yang kurang (Hawkins, 2005). Meskipun
asupan
-
7
purin berlebih, dalam keadaan normal, seharusnya ginjal
dapat
mengekskresikannya. Pada kebanyakan pasien gout (75-90%),
clearence asam
urat oleh ginjalsangat menurun (Bandolier, 2002).
Purin dalam tubuh yang menghasilkan asam urat, berasal dari tiga
sumber
yaitu purin dari makanan, konversi asam nukleat dari jaringan,
pembentukan
purin dari dalam tubuh. Ketiga-tiganya masuk dalam lingkaran
metabolisme
menghasilkan diantaranya asam urat. Beberapa sistim enzim
mengatur
metabolisme purin.Bila terjadi sistim regulasi yang abnormal
maka terjadilah
produksi asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat
berlebihan ini dapat
juga terjadi karena adanya peningkatan penguraian asam nukleat
dari
jaringan,seperti pada myeloproliferative dan lymphoproliferative
disorder.
Purin dari makanan tidak ada artinya dalam hiperurisemia, selama
semua
sistim berjalan dengan normal (Hawkins, 2005).
Dua abnormalitas dari dua enzim yang menghasilkan produksi asam
urat
berlebih adalah peningkatan aktivitas Phospho ribosyl
pyrophosphate (PRPP)
synthetase menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP.PRPP adalah
kunci
sintesa purin, berarti juga asam urat.Yang kedua adalah
defisiensi
hypoxanthine guanine phosphoribosyl transferase (HGPRT).
Defisiensi
HGPRT meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin menjadi
asam
urat (Hawkins, 2005).
Perlu diketahui juga berkaitan dengan patofisiologi GA adalah
kelarutan
asam urat berkurang pada cuaca yang dingin dan pH yang
rendah.Kemungkinan penyebab mengapa pada cuaca dingin lebih
terasa nyeri.
Selain itu estrogen cenderung mendorong ekskresi asam urat
kemungkinan
penyebab mengapa insidensi perempuan premenopause rendah (Setter
S.M,
2005).
-
8
4. Gejala-gejala Klinis Asam Urat
Adapun gejala-gejala yang terkena asam urat adalah
sebagaiberikut
(Haryati, 2013) :
1. Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan sampai membengkak
berwarna
kemerahan (meradang).
2. Biasanya persendian terasa nyeri pada pagi hari(baru bangun
tidur) atau
malam hari.
3. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang–ulang kali, biasanya
yang sering
diserang pada sendi jari kaki, jari tangan, lutut, tumit,
pergelangan tangan,
serta siku.
4. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sakit pada
saat akan
bergerak.
Gout adalah penyakit yang didiagnosis oleh simtom bukan oleh
hasil
pemeriksaan labororium.Kenyataan hiperurisemia yang asimtomatis
yang
ditemukan secara kebetulan, biasanya jarang membutuhkan
terapi.
Hiperurisemia adalah faktor risiko gout, tetapi beberapa pasien
dengan serum
asam urat normal dapat mendapat serangan gout.Sebaliknya banyak
orang
hiperurisemia yang tidak mendapat serangan gout (Hawkins,
2005).
Gout adalah Diagnosis klinis, sedangkan hiperurisemia adalah
kondisi
biokimia. Membedakan pasien GA dengan penderita gout like
syndrom
termasuk membedakan dengan septic Arthritis, rheumatoid
Arthritis,
osteoArthritis, errosive osteoArthritis, psoriasis, calcium
pyrophosphate
dehydrate crystal (CPPD) deposition penyakit(pseudogout),
xanthomatosis,
amyliodosis (Stter. S.M, 2005).
Untuk banyak orang, gout awalnya menyerang sendi dari ibu
jari
kaki.Kadang selama penyakit berjalan, goutakan menyerang ibu
jari kaki
sebanyak 75% pasien. Bagian lain yang dapat terserang
diantaranya adalah
pergelangan kaki, tumit, pergelangan tangan, jari, siku
(Haryati, 2013).
-
9
5. Penyebab Tingginya Kadar Asam Urat Darah
Tingginya asam urat darah bisa timbul akibat asam urat yang
berlebihan atau pembuangannya yang berkurang. Penyebab
terjadinya
hiperurisemia, antara lain (Haryati, 2013) :
a. Produksi asam urat darah meningkat (Gout Metabolik).
Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara
berlebihan.
Penyebabnya adalah :
1. Gout primer metabolik yang dikarenakan sintesis atau
pembentukan
yang berlebihan.
2. Gout sekunder metabolik dimana pembentukan asam urat
berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia, mudah pecahnya sel
darah
merah atau hemolisis, serta pengobatan kanker atau kemoterapi,
dan
radioterapi.
b. Pengeluaran atau pembuangan asam urat melalui ginjal
berkurang(Gout
Renal)
1. Gout renal primer yang dikarenakan gangguan ekskresi asam
urat di
tubuli distal ginjal yang sehat.
2. Gout renal sekunder yang disebabkan pada ginjal yang
rusak,
kerusakan ginjal yang kronis atau chronic renal failure.
c. Perombakan dalam usus yang berkurang, serangan gout
mendadak(Arthritis gout akut) dapat dipicu oleh :
1. Luka ringan dan pembedahan.
2. Kelelahan.
3. Pemakaian sejumlah besar atau makanan yang kaya protein
purin.
4. Kedinginan.
5. Stress.
-
10
6. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam
urat,
seperti salisilat, INH, diuretik, dan asam keton hasil pemecahan
lemak
sebagai akibat banyak mengonsumsi lemak.
Oleh karena itu, kadar asam urat di dalam darah bisa meningkat
bila
seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung
purin
tinggi seperti ekstrak daging, kerang dan jeroan (hati, ginjal,
limpa, paru dan
otak). Selain pola makan, gaya hidup yang tergesa-gesa demi
tuntutan
kebutuhan membuat kesibukan semakin tidak terelakkan. Tidak
mempunyai
waktu untuk bersantai, berolahraga, ditambah stress yang sering
melanda.
Kecenderungan seperti ini yang terus terjadi, sehingga kesehatan
tubuh pun
akan menurun dan penyakit asam urat akan timbul dikarenakan
peredaran
darah yang melemah dan sirkulasi darah yang tidak lancar. Gejala
serangan
asam urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari
sampai ke
jari-jari lainnya (Haryati, 2013).
Penyakit asam urat dapat berkembang dalam empat tahap, apabila
tidak
diobati (Naims, 2002).
1. Arthritis gout Asimtomatik
Pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah meningkat tetapi
tidak ada
simtom. Padakondisi ini pasien tidak membutuhkan pengobatan
(Naims,
2002).Dalam beberapa hal, hiperurisemia dapat ditemukan beberapa
tahun
sebelumserangan.Peningkatan asam urat biasanya terlihat pada
laki-laki
sesudah puber danpada perempuan setelah menopause.Walau tidak
semua
pasien dengan hiperurisemiaakan dapat serangan GA, tetapi pasien
perlu
waspada (Setter, 2005).
2. Arthritis gout Akut (Acute gouty Arthritis)
Pada tahap ini, hiperurisemia menyebabkan mengendapnya kristal
asam
urat di sendi. Ini menyebabkan rasa nyeri intens dan mendadak,
bengkak di
sendi dan juga hangat dan peka terhadap sentuhan. Serangan akut
biasanya
terjadi malam hari dan dapat dipicu oleh keadaan stres, minum
alkohol atau
-
11
obat, atau adanya penyakit lain. Serangan bisanya berhenti dalam
3-10 hari,
meskipun tanpa pengobatan, dan serangan berikutnya mungkin tidak
akan
terjadi dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Dengan
berlanjutnya
waktu, bagaimanapun serangan dapat terjadi lebih lama dan lebih
sering
(Naims, 2005).
3. Gout Interkritikal
Ini adalah saat di antara serangan akut.Pada tahap ini, pasien
tidak ada
simtom, dan merasakan fungsi sendi yang normal (Naims, 2005).
Pada tahap
ini pasien harus tetap menjaga agar kadar asam urat terkendali.
Pada tahap ini
Apoteker berperan dalam memberikan edukasi (Setter S.M,
2005).
4. Gout tofi kronis (Chronic tophaceous gout)
Tahapini adalah tahap yang paling menyebabkan ketidak mampuan
dan
biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun.Pada
tahap ini,
penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen
dan kadang
juga ginjal.Dengan pengobatan yang benar, kebanyakan pasien
dengan gout
tidak sampai ketahap ini (Naims, 2005).
B. Tinjauan Umum Pemeriksaan Kadar Asam UratPrinsip pemeriksaan
kadar asam urat metode enzimatik adalah uricases
memecah asam urat menjadi allantonin dan hidorgen peroksida
selanjutnya
dengan adanya peroksidase, perksida, tools dan 4-aminophensone
membentuk
warna quineimine. Intensitas warna merah yang terbentuk
sebanding dengan
konsentrasi asam urat. Nilai rujukkan untuk laki-laki : 3.4- 7.0
mg/dl, sedangkan
untuk perempuan : 2.4-5.7 (Sacher, Ronald, dan Richard,
2012).
Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat
tercapai
apabila didalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu
memperhatikan
secara beberapa hal yaitu : persiapan penderita harus puasa
10-12 jam,
pengambilan sampel penderita,proses pemeriksaan sampel dan
pelaporan hasil
pemeriksaan sampel. Penyimpanan sampel dilakukan apabila
pemeriksaan
ditunda atau sampel dikirim ke laboratorium lain. Berkaitan
dengan hal tersebut
-
12
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
sampel yaitu :
waktu penyimpanan sampel, cara penanganan sampel dan suhu
penyimpanan
sampel (Mulyono, 2010).
a. Waktu Penyimpanan Sampel
Penyimpanan terhadap sampel perlu dilakukan apabila
pemeriksaan
tertunda. Proses penyimpanan ini harus sesuai dengan prosedur
yang telah di
tetapkan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan asam urat yang
akurat. Waktu
penyimpanan yang disarankan untuk asam urat adalah selama 5 hari
pada
suhu 2-8ºC.
b. Suhu Penyimpanan Sampel
Sampel yang digunakan harus layak diperiksa agar nilai yang
keluar
benar-benar, maka dibutuhkan waktu penyimpanan sampel yang baik
dan
suhu yang sesuai,. Pemeriksaan kadar asam urat darah dengan
menggunakan
plasma disimpan di refrigator pada suhu 2-8 ºC.
c. Cara Penanganan Sampel
Penanganan terhadap sampel yang digunakan untuk pemeriksaan
perlu
perlakuan yang benar, oleh karena penanganan sampel yang tidak
sesuai
prosedur akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang tidak
akurat.
Pemeriksaan menggunakan sampel plasma, maka plasma dipisahkan
terlebih
dahulu dari sel darahnya dalam waktu maksimal 2 jam dari
pengambilan
sampel, selanjutnya plasma disimpan dalam refrigator pada suhu
2-8ºC bila
tidak akan langsung diperiksa.
C. Tinjauan Umum Metode Pemeriksaan Kadar Asam UratPada
pemeriksaan kadar asam urat menggunakan 2 metode yaitu :
1. Metode Fotometer
a. Pengertian fotometer
Fotometer berasal dari kata “Photo” yang berarti sinar dan
meter”alat
pengukur”. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk
melakukan
analisa konsentrasi suatu zat dalam suatu larutan. Fotometer
merupakan
-
13
peralatan dasar di laboratorium klinik untuk mengukur intensitas
atau
kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium
klinik
menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar
suatu bahan
didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Fotometer yang
di gunakan
pada penelitian ini adalah fotometer 5010 V+. Polarimetri adalah
metode yang
digunakan untuk analisis komponen menggunakan polarimeter
(Alfiani,2016).
Gambar 2.1Fotometer 5010V+
b. Prinsip alat
Adapun prinsip alat fotometer 5010 V+ adalah Jika suatu rem
dikenakan
pada suatu larutan molekul atom, maka sebagian energy radiasi
tersebut ada
yang diserap dan dikeluarkan. Lebih lanjut dijelaskan,
berdasarkan hukum
Beer-Lambert “jika sebarkas sinar dilakukan pada suatu larutan,
maka sinar
itu akan diserap (absorbant), banyaknya sinar yang diserap
berbanding lurus
dengan konsentrasi larutan” (Fadli, 2014).
c. Bagian-bagian fotometer
Bagain-bagian dari alat fotometer adalah sebagai berikut :
1) Incubator berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu
tertentu
2) Printer berfungsi untuk mencetak hasil analisis.
3) Touchsreen berfungsi untuk mengatur pengaturan awal.
4) Outlet berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan hasil yang
diserap.
5) Kipas berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian
belakang alat.
-
14
6) Tombol power berfungsi untuk menyalakan dan mematikan
alat
7) Konektor RS-232 berfungsi menyambungkan kesumber arus
listrik.
8) Selang aspirator berfungsi untuk menyedot sampel dengan cara
menekan
tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah
terhubung
dengan selang aspirator.
9) Pompa berfungsi untuk menggoyangkan selang.
10) Kuvet berfungsi untuk tempat sampel.
11) Selang peristaltic berfungsi untuk mengalirkan sampel dari
aspirator
mengalir melalui kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat
elastic
dalam mengalirkan sampel sehingga tidak ada yang tersumbat
dalam
selang.
d. Cara perawatan dan penyimpanan fotometer
Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquadest serta dihindari
dari
pelarut yang bersifat korosif. Lampu halogen dimatikan setiap
setelah
digunakan. Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran
detergen,
alkohol dan air atau menggunakan sodium hipoklorit. Perawatan
alat
dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen.
Tujuannya adalah
agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektevitas
kerja alat. Alat
disimpan ditempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung.
e. Kalibrasi fotometer
Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan,
contoh
dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan
amati warna yang
timbul pada panjang gelombabg tertentu, yaitu hijau kebiruan
pada 500 Nm,
hijau terang pada 525 Nm, kuning hijau pada 585 Nm (Alfiani,
2016).
f. Kelebihan pemeriksaan asam urat dengan fotometer
Adapun kelebihan pemeriksaan kadar asam urat dengan metode
fotometer
adalah sebagai berikut :
1) Hasil tes lebih akurat
2) Kadar asam urat yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat
terbaca
-
15
3) Tes dilakukan oleh petugas laboratorium yang bertempat
dilaboratorium
4) Tidak ada factor ketergantungan bahan habis pakai/reagen
(open
methode)
g. Kekurangan pemeriksaan asam urat dengan fotometer
Adapun kekurangan pemeriksaan kadar asam urat dengan metode
fotometer adalah sebagai berikut :
1) Hasil tes membutuhkan waktu yang lebih lama
2) Volume darah yang dibutuhkan lebih banyak
3) Untuk tes ulang dibutuhkan waktu yang lama
4) Pemeliharaan dan penyimpanan dibutuhkan tempat yang
khusus
5) Harga lebih maha.
2. Metode Point Care of test (POCT)
Alat Point Care of test (POCT) merupakan alat pemeriksaan
laboratorium
sederhana. Alat ini juga disebut dengan bedside testing, near
pasien testing,
alternative site testing. POCT menggunakan katalisator spesifik
untuk
pengukuran asam urat kapiler (whole blood).
Gambar 2.2 POCT
a. Alat yang digunakkan pada point of care test
Satu set alat POCT terdiri dari
1) Blood uric acid meter, merupakan alat pengukur asam urat
yang
mempunyai layar untuk menampilkan hasil pemeriksaan.
-
16
2) Blood uric acid teststrip merupakan strip untuk setiap
kali
pemeriksaan terdapat zona untuk meletakkan specimen ,yang
dipasangkan pada alat pengukur/blood uric acid meter.
b. prinsip pemeriksaan kadar asam urat pada POCT
Strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada
zona
reaksi tes strip, katalisator asam urat akan mengoksidasi asam
urat dalam
darah. Intensitas dari electron yang terbentuk dalam alat POCT
setara
dengan konsentrasi asam urat dalam darah (User quide uasure)
(Mengko,2013).
c. Kelebihan pemeriksaan asam urat dengan POCT
1) Hasil tes dapat diketahui segera.
2) Volume darah yang dibutuhkan sedikit.
3) Dapat segera dilakukan tes ulang.
4) Pemeriksaan dapat dilakukan ditempat tidur pasien.
5) Tidak memerlukan tempat khusus.
6) Penyimpanan mudah.
7) Harga lebih murah( Menkes,2010).
d. Kekurangan pemeriksaan asam urat dengan POCT
1) Hasil tes, akurasinya masih dipertanyakan.
2) Adanya factor pengganggu pemeriksaan seperti : volume
eritrosit,
vitamin C, dan bilirubin.
3) Adanya factor ketergantungan bahan pemeriksaan/close
methode.
4) Alat hanya mampu mendeteksi kadar asam urat antara 3,0
mg/dl
sampai 20,0 mg/dl (User Quide Uasure) ( Menkes,2010).
-
17
D. Tinjauan Umum Tentang Faktor – Faktor Yang Menyebabkan
PerbedaanHasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan Metode
Fotometer Dan
POCT
Pada penggunaan Fotometer dan POCT umumnya terdapat beberapa hal
yang
dapat menyebabkan perbedaan interprestasi hasil. Adapun
faktor-faktor yang
dapat menyebabkan perbedaan hasil yang sering ditemukan pada
pengukuran
kadar asam urat adalah :
a. Tahap Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada perbedaan persiapan pasien untuk pemeriksaan asam
urat
mengunakan alat Fotometer dan POCT.
2) Specimen
Specimen yang digunakan untuk pemeriksaan asam urat berbeda,
untuk
alat Fotometer mengunakan serum sedangkan untuk alat POCT
mengunakan darah.
b. Tahap Analitik
1) Cara Kerja
Cara kerja pemeriksaan asam urat mengunakan alat Fotometer
dan
POCT berbeda sehingga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
kadar
asam urat :
a) Pemeriksaan asam urat mengunakan fotometer
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Darah diperoleh dari vena pasien
3) Darah dicentrifuge untuk memisahkan serum dan plasma
darah
4) Tabung reaksi disiapkan sebanyak 3 buah, kemudian diberi
label yaitu ( blanko, standar dan sampel )
5) Kedalam ke-3 tabung tersebut diisi reagen sebanyak 500 ,
kemudian kedalam tabung standar ditambahkan 10 reagen
-
18
standar, dan kedalam tabung sampel ditambahkan juga
specimen sebanyak 10
6) Dari hasil centrifus dihomogenkan dan diinkubasi selama
10
menit pada suhu 20-250C
7) Kemudian dibaca pada alat fotometer
b) Pemeriksaan kadar asam urat dengan alat Point of Care Test
(POCT)
1) Mengambil 1 strip masukan pada alat pengukur dan secara
otomatis alat akan hidup
2) Kemudian Layar akan menampilkan nomor kode strip yakinkan
nomor kode sama dengan kode pembungkus strip
3) Kemudian akan terlihat gambar tetesan darah setelah
meneteskan darah sampel pada zona reaksi pada tes strip dan
dalam hitungan ke 20, detik layar akan menampilkan hasil
pemeriksaan kadar asam urat.
c. Pasca analitik
1)Pencatatan dan pelaporan
Hasil pemeriksaan yang telah diperoleh harus dicatat dan
segara
dilaporkan. Makin cepat hasil pemeriksaan sampai ditangan
dokter makin bermanfaat pemeriksaan tersebu
-
19
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pemeriksaan kadar asam urat dibutuhkan untuk mengetahaui
diagnosa
penyakit yang disebabkan terjadinya penumpukan kadar purin dalam
tubuh.
Maka dari itu pemeriksaan kadar asam urat dapat digunakan untuk
mendeteksi
adanya kelebihan purin dalam tubuh seseorang.
Pada pemeriksaan asam urat menggunakan 2 metode yaitu fotometer
dan
POCT. Pada pemeriksaan fotometer menggunakan darah vena.
Interprestasi hasil
yaitu pada laki - laki : 3,5 – 7,2 mg/dl. Kecenderungan
terjadinya hiperurisemia
jika hasil pemeriksaan lebih dari 7,2 mg/dl. Sedangkan pada
perempuan yaitu 2,6
– 6,0 mg/dl. Kecenderungan terjadi hiperurisemia jika hasil
pemeriksaan lebih
dari 6,0 mg/dl.
pada pemeriksaan asam urat degan metode POCT menggunakan
darah
vena. Interprestasi hasilnya yaitu pada laki – laki : 3,4 – 7,0
mg/dl dan
kecenderungan terjadinya hiperurisemia jika hasil pemeriksaan
lebih dari 7,0
mg/dl. Sedangkan nilai normal pada perempuan yaitu 2,4 – 5,7
mg/dl dan
kecenderungan terjadi hiperurisemia jika hasil pemeriksaan lebih
dari 5,7 mg/dl.
-
20
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan dasar pemikiran diatas, dapat disimpulkan dengan
bagan
kerangka pikir sebagai berikut:
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah specimen darah vena (Serum) dan darah
kapiler
pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer
dan
POCT.
Identifikasi faktor - faktorPemeriksaan pada metode
POCT
Identifikasi faktor - faktorPemeriksaan pada metode
fotometer
pra analitik
Analitik
Pasca analitik
Interprestasi hasil :Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dlPerempuan :
2,6 – 6,0 mg/dl
Pra analitik
Analitik
Pasca analitik
Interprestasi hasil :Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl
Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl
1. Specimen2. Perlakuan sampel3. Pengoperasian alat
1. Specimen2. Perlakuan sampel3. Pengoprasian alat
-
21
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil pemeriksaan
kadar asam
urat.
D. Definisi operasional Dan kriteria objektif
1. Definisi operasional
a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme ( pemecahan )
purin pada
tubuh manusia.
b. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk
melakukan analisa
kosentrasi suatu zat dalam suatu larutan, dan fotometer yang
digunakan
yaitu fotometer 5010 v+
c. POCT adalah alat pemeriksaan laboratorium sederhana, dan
berfungsi
untuk mengukur kadar asam urat dengan membaca warna yang
terbentuk
dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung bahan kimia
tertentu
dengan reagen yang ada pada tes strup.
2. kriteria objektif
a. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk
melakukan analisa
kosentrasi suatu zat dalam suatu larutan.
b. Nilai normal asam urat pada pemeriksaan fotometer yaitu :
1. Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia
jika hasil
pemeriksaan lebih dari 7,2 mg/dl.
2. Perempuan : 2,6 – 6,0 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia jika
hasil
pemeriksaan lebih dari 6,0 mg/dl.
c. POCT adalah alat pemeriksaan laboratorium sederhana, dan
berfungsi
untuk mengukur kadar asam urat.
d. Nilai normal asam urat pada pemeriksaan POCT yaitu :
1. Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia
jika hasil
pemeriksaan lebih dari 7,0 mg/dl.
2. Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl dan kecenderungan terjadi
hiperurisemia
jika hasil pemeriksaan lebih dari 5,7 mg/dl.
-
22
BAB IVMETODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pengamatan untuk
mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam
urat
menggunakan metode fotometer dan POCT.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Santa
Anna.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 – 24 Juli 2017.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan
pemeriksaan kadar asam urat di Laboratorium Rumah Sakit Santa
Anna Kota
Kendari, dimana terdapat 200 pasien dalam satu bulan.
2. Sampel
Pasien yang melakukan pemeriksaan asam urat di Laboratorium
Rumah
Sakit Santa Anna Kota Kendari.
Sampel :200 = 30 orang.3. Teknik pengambilan
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara
Accidental Sampling artinya mengambil sampel pasien yang ada
pada saat
penelitian hingga mencapai 30 orang kemudian dilakukan
pemeriksaan kadar
asam urat untuk dua jenis metode yaitu fotometer dan POCT.
-
23
D. Jenis dan cara pengambilan sampel
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pemeriksaan
asam
urat pada pasien di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.
b. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran umum
tentang
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.
2. Cara pengumpulan data
a. Data tentang asam urat diperoleh dari pemeriksaan menggunakan
POCT
dan Fotometer.
b. Gambaran umum tentang Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
melalui
pendekatan dokumen yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari.
E. Instrumen penelitian
1. Fotometer
a. Pra analitik
1) Alat :
a) Spoit 3 cc
b) Kapas alcohol
c) Torniquet
d) Tabung steril
e) Rak tabung
f) Centrifuge
g) Fotometer 5010 V+
h) Mikro pipet ukuran 10 µl dan 500 µl, blue tip dan yellow
tip
2) Bahan :
a) Darah vena (serum)
b) Reagen asam urat merk human dengan nomor catalog 101
-
24
b. Analitik
1) Cara pengambilan darah vena
a) Membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan
kapas
alcohol 70% untuk dibiarkan kering
b) Kemudian memasang ikatan pembendung pada lengan
atas,pasien
diminta mengepal dan membuka tangan yang diambil darahnya
agar
vena tidak terlihat jelas lalu meregangkan kulit diatas vena
dengan
jari-jari supaya vena tidak bergerak.
c) Setelah itu menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam
tangan
kanan sampai ujung jarum masuk kedalam dan meregangkan
pembendung perlahan-lahan ,menarik penghisap semprit sampai
didapat dan jumlah darah yang diinginkankan 3,0 ml
d) Kemudian melepaskan pembendungan dan meletakan kapas
diatas
,jarum dan semprit dicabut lalu meminta pasien menekan kapas
pada
tusukan beberapa menit
e) Kemudian melepaskan jarum dari semprit lalu mengalirkan
darah
kedalam tabung melalui dinding tabung (tidak disemprotkan)
f) Membuang jarum pada tempat pembuangan
2) Cara mendapatkan serum
a) Memasukan darah yang sudah beku kedalam centrifuge untuk
dilakukan pemusingan
b) Kemudian mengatur posisi tabung dalam centrifuge dengan
posisi
yang seimbang setelah itu melakukan pemusingan dengan
kecepatan
dengan 3.000 rpm dalam waktu 10 menit
c) Mengambil serum yang keluar untuk dilakukan pemeriksaan
3) Pemeriksaan kadar asam urat dengan fotometer
cara kerja:
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Darah dicentrifuge untuk memisahkan serum dan plasma
darah
-
25
c) Tabung reaksi disiapkan sebanyak 3 buah, kemudian diberi
label
yaitu ( blanko, standar dan sampel )
d) Kedalam ke-3 tabung tersebut diisi reagen sebanyak 500 ,
kemudian kedalam tabung standar ditambahkan 10 reagen
standar,
dan kedalam tabung sampel ditambahkan juga sampel sebanyak
10
e) Dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu
20-250C
f) Kemudian dibaca pada alat fotometer
c. Pasca analitik
Interprestasi hasil :
1) Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dl
2) Perempuan : 2,6 – 6,0 mg/dl
2. Metode POCTa. Pra analitik
1) Alat :
a) spoit 3 cc
b) kapas alkohol
c) torniquet
d) alat point of the care test ( POCT ) : Easy Touch
2) Bahan
a) Darah vena
b) strip asam urat
b. Analitik
1) Cara pengambilan darah vena
a) Membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan
kapas
alcohol 70% untuk dibiarkan kering
b) Kemudian memasang ikatan pembendung pada lengan
atas,pasien
diminta mengepal dan membuka tangan yang diambil darahnya
agar
-
26
vena tidak terlihat jelas lalu meregangkan kulit diatas vena
dengan
jari-jari supaya vena tidak bergerak.
c) Setelah itu menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam
tangan
kanan sampai ujung jarum masuk kedalam dan meregangkan
pembendung perlahan-lahan ,menarik penghisap semprit sampai
didapat dan jumlah darah yang diinginkankan 3,0 ml
d) Kemudian melepaskan pembendungan dan meletakan kapas
diatas,
jarum dan semprit dicabut lalu meminta pasien menekan kapas
pada
tusukan beberapa menit
e) Kemudian melepaskan jarum dari semprit lalu mengalirkan
darah
kedalam tabung melalui dinding tabung (tidak disemprotkan)
f) Membuang jarum pada tempat pembuangan
2) Pemeriksaan kadar asam urat dengan alat Point of Care
Test(POCT)
Cara kerja :
a) Mengambil 1 strip masukan pada alat pengukur dan secara
otomatis
alat akan hidup
b) Kemudian Layar akan menampilkan nomor kode strip yakinkan
nomor kode sama dengan kode pembungkus strip
c) Kemudian akan terlihat gambar tetesan darah setelah
meneteskan
darah sampel pada zona reaksi pada tes strip dan dalam hitungan
ke
20, detik layar akan menampilkan hasil pemeriksaan kadar
asam
urat.
c. Pasca analitik
Interprestasi hasil :
1) Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl
2) Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl
-
27
F. Pengolahan data
Data diolah secara manual dan system komputerisasi program
Microsoft
excel dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Data hasil pemeriksaan asam urat diolah berdasarkan
pemeriksaan kadar asam
urat dengan menggunakan alat POCT dan Fotometer.
G. Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan
dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini
dilakukan analisis
univariabel secara deskriptif sederhana berupa presentase. Rumus
yang
digunakan adalah : =Keterangan :
X : Presentase Variabel yang diteliti
f : Frekuensi kategori variabel yang diamati
n : Jumlah sampel penelitian
K : Konstanta (100%) (Nasir, 2011:275)
H. Penyajian data
Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel disertai
dengan narasi
dan penjelasannya.
I. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang adanya
rekomendasi dari pihak atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin
kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan
barulah
dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian
yang meliputi:
1. Informad consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan
manfaat
-
28
penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak akan
memaksakan
kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek
2. Anomality
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan
nama
responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan
hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
-
29
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
1. Gambaran lokasi penelitian
a. Letak geografis
Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari merupakan salah satu
Rumah
Sakit Umum Swasta yang ada di Kota Kendari yang terletak di Jl.
Dr.
Moh Hatta No. 65 A Kendari, dengan luas lahan 5.138 m² dan
luas
bangunan 3.340 m², batas-batas wilayah Rumah Sakit Santa Anna
Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
1. Sebelah barat : Bank BNI
2. Sebelah timur : SMP Negeri 2 Kendari
3. Sebelah utara : Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius
4. Sebelah selatan : Pelelangan
b. Sarana dan Prasarana
Sarana yang terdapat di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari
yaitu :
1. Ruang Kepala Rumah Sakit,
2. Ruang Sekretaris,
3. Unit Gawat Darurat,
4. Ruang Laboratorium,
5. Ruang Instalasi Radiologi,
6. Rekam Medik,
7. Ruang Apotek,
8. Ruang Poli Gigi dan Mulut,
9. Ruang Poli Bedah,
10. Ruang Poli Kulit dan Kelamin,
11. Ruang Poli Orthopedi,
12. Ruang Poli THT,
-
30
13. Ruang Poli OBSGYN,
14. Ruang Poli Kandungan dan Kebidanan,
15. Ruang Poli Penyakit Dalam,
16. Ruang Poli Umum,
17. Ruang Poli Jantung dan Pembuluh Darah,
18. Ruang Poli Anak,
19. Ruang VIP dan VVIP,
20. Ruang Bersalin,
21. Ruang Bayi,
22. Ruang Isolasi,
23. Ruang Operasi,
24. Loket pendaftaran,
25. Loket pembayaran,
26. Kasir,
27. Ruang tunggu.
Dalam menunjang kegiatan, Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari
dilengkapi dengan kendaraan roda empat (mobil ambulance).
c. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kota
Kendari pada tahun 2015 sebanyak 186 orang (114 tenaga medis dan
72
tenaga non medis) yang terdiri dari :
Tabel 5.1Jenis dan Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis RumahSakit
Santa Anna Kota Kendari Tahun 2015
No. Jenis tenagaStatus ketenagaan
Total %Tetap Mitra
1. Dokter umum 1 7 8 4,302. Dokter Spesialis 1 22 23 12,363.
Dokter gigi 0 2 2 1,074. Perawat 54 0 54 2,.035. Bidan 8 0 8 2,306.
Laboratorium 5 0 5 2,687. Apoteker 2 0 2 1,07
-
31
8. Asisten Apoteker 3 0 3 1,619. Ahli Gizi 1 0 1 0,53
10. Radiografer 1 0 1 0,5311. Asisten Radiologi 3 0 3 1,6112.
Asisten Anasthesi 0 3 3 1,6113. Fisioterapi 0 1 1 0,5314. Non Medis
72 0 72 38,70
Jumlah 151 35 186 100Sumber : Data Based RS. Santa Anna Tahun
2015
2. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari terdiri
atas
beberapa ruangan yaitu :
1. Ruang sampling
2. Ruang pemeriksaan sampel / specimen
3. Jenis Pemeriksaan
Jenis – jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium RS
Santa Anna,
yaitu :
a. Hematology
1) Darah Lengkap
2) CT dan BT
3) Laju Endap Darah (LED)
b. Kimia darah
1) Glukosa sewaktu
2) Ureum
3) Creatinin
4) Asam urat
5) Kolesterol
6) Trigliserida
7) Kolesterol / Tg/ HDL/ LDL
8) GOT
9) GPT
-
32
10) Urine
11) Urine lengkap
12) Plano test
c. Serologi/ Imunologi
1) HbsAg
2) Widal test @ 8 vial (Umum)
3) Widal test @ 4 vial (BPJS)
4) Golongan darah
d. Parasit/ bakteri
1) DDR/ Malaria
2) BTA
3) Feses
4. Gambaran Alat dan Reagen Yang Digunakan
a. Alat yang digunakan
1) Auto Hematologi Analyzer (Mindray BC- 3000 Plus)
2) Super Roller K-L 600 S
3) Photometer 5010
4) Photometer 5010 V5+
5) Anyscan Urine Analyzer
6) Mikroskop
7) Centrifuge
8) Diab Check ( Pemeriksaan Gula Darah Strip)
9) Clinicpet 5µl, 10 µl, 20 µl, 50 µl, 100 µl, 200 µl, 500 µl,
1000µl
10) Autoclick
11) Torniquet
12) Oven
13) Kulkas
14) UPS
15) Komputer
-
33
b. Reagen yang digunakan :
1) Reagen pemeriksaan hematology
2) Reagen pemeriksaan kimia darah
3) Reagen pemeriksaan immunoserologi
4) Reagen pemeriksaan Bakteriologi (BTA)
5) Reagen pemeriksaan parasitologi
5. Pengolahan Limbah umum Laboratorium
1) Pengertian :
Pengolahan limbah umum laboratorium meliputi limbah padat
non
infeksius (non medis) berupa limbah rumah tangga atau
pembungkus
alat medik yang tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh
pasien
2) Tujuan :
Mengelola pembuangan limbah umum laboratorium dengan benar
sehingga tidak menyebabkan pencemaran/kontaminasi lingkungan
dan
membuat pasien, penunjang dan masyarakat merasa nyaman
3) Kebijakan :
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Anna Nomor
:140.DIR.SA.SK.LAB.IN.IV.2015 Tentang Pedoman Pelayanan
Laboratorium.
4) Prosedur :
a) Tempat sampah dalam keadaan bersih
b) Petugas melapisi tempat sampah non infeksius yang tersedia
di
laboratorium dengan kantong plastik warna hitam dan tertutup
c) Tutup sampah mudah dibuka, sebaiknya dibuka dengan
menggunakan kaki
d) Petugas membuang sampah domestik atau pembungkus reagen
pada tempat sampah non infeksius, petugas Cleaning Service
setiap pagi mengambil sampah non infeksius lalu dikumpulkan
-
34
pada tempat pembuangan sampah sementara (TPS) khusus sampah
non medis, lalu akan dibuang ke pembuangan sampah.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 sampel darah pasien
untuk melihat
faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar
asam urat
menggunakan metode fotometer dan POCT pada pasien yang telah
dilakukan
pada tanggal 20-24 Juli 2017 di laboratoriun RS.Santa Anna,
diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Karateristik responden
a. Jenis kelamin
Pada saat penelitian berlangsung diperoleh karateristik
responden
berdasarkan jenis kelamin, banyak yang berjenis kelamin
perempuan untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
DiLaboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari
Jenis Kelamin n Presentase (%)
Laki – laki 11 37
Perempuan 19 63
Total 30 100
( sumber : Data Primer 2017 )
Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa distribusi
pasien
berdasarkan berdasarkan jenis kelamin laki – laki sebanyak 11
orang (37%)
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang ( 63% ).
Jadi
total frekuensi berdasarkan jenis kelamin pasien terdapat 30
pasien dengan
presentase 100%.
-
35
b. Umur
Pada saat penelitian berlangsung diperoleh karateristik
responden
berdasarkan umur, banyak yang berumur 18 – 25 tahun. Untuk
lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Di
LaboratoriumRS.Santa Anna Kota Kendari
Umur n Presentase (%)
18 – 25 13 43,3
26 – 35 2 6,7
36 – 45 7 23,3
46 – 59 8 26,7
Total 30 100
( Sumber: Data Primer 2017 )
Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total
frekuensi 30 responden selama penelitian, jumlah responden
terbanyak
yaitu berumur 18 – 25 tahun berjumlah 13 orang ( 43,3% ) dan
jumlah
responden terendah yaitu berumur 26 – 35 tahun sebanyak 2 orang
(
6,7% ).
2. Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Metode Fotometer dan
POCT
Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat
menggunakan metode fotometer dan POCT dapat dilihat pada
tabel
berikut:
-
36
Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan
asamUrat Metode Fotometer Dan POCT Di LaboratoriumRS.Santa Anna
Kota Kendari
Hasil
penelitian
Fotometer POCT
n % n %
Normal 21 70 24 80
Tidak normal 9 30 6 20
Total 30 100 30 100
(sumber : Data Primer 2017)
Berdasarkan tabel 5.3, distribusi menunjukan bahwa hasil
pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer di
laboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari sebanyak 21 orang ( 70%
)
pasien memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9 orang
(30%)
pasien memiliki kadar asam urat tidak normal. Jadi total
frekuensi
berdasarkan hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan
metode
fotometer yaitu 30 pasien dengan presentase 100%. Sedangkan
pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode POCT sebanyak
24
orang ( 80% ) pasien memiliki kadar asam urat normal dan
sebanyak 6
orang (20%) pasien memiliki kadar asam urat tidak normal. Jadi
total
frekuensi berdasarkan hasil pemeriksaan kadar asam urat
menggunakan
metode POCT yaitu 30 pasien dengan presentase 100%.
3. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Metode
Fotometer Dan POCT
Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan
hasil
pemeriksaan asam urat dengan pemeriksaan Fotometer dan POCT
maka
variabel – variabel dari kedua pemeriksaan tersebut
dibandingkan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
-
37
Tabel 5.4 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan
POCT Dari Segi Specimen
No Specimen Fotometer POCT1 Darah tepi 2 Darah vena
Tabel 5.5 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan
POCT Dari Segi Perlakuan Sampel
No Perlakuan specimen Fotometer POCT1 Spesimen yang di
periksa
langsung di tetskan pada strip,
darah yang di teteskan pada zona
reaksi dalam waktu 20 detik
terbaca hasilnya.
2 Spesimen yang di periksa harus
di diamkan terlebih dahulu,
setelah itu serum di campur
dengan reagen asam urat,
dihomogenkan dan di inkubasi
selama 10 menit pada suhu 20 –
250C kemudian dibaca hasilnya
pada alat.
Tabel 5.5 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan
POCT Dari Segi Pengoprasian Alat
No Pengoprasian alat Fotometer POCT1 Tidak ada perlakuan khusus
pada
alat.
2 Selalu dikalibrasi skali dalam 6bulan.
-
38
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 sampel
diperoleh hasil
bahwa terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar asam urat
menggunakan
metode fotometer dan POCT yang mulai dari kadar asam urat
terendah pada
metode fotometer adalah (4,0mg/dl) dan tertinggi (9,0mg/dl)
sedangkan metode
POCT diperoleh data kadar asam urat terendah (3,0 mg/dl) dan
tertinggi pada
metode strip (7,6 mg/dl).
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil
pemeriksaan kadar
asam urat mengunakan metode fotometer dan POCT adalah sebagai
berikut :
1. Metode Fotometer
a) Specimen
Pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode
fotometer
specimen yang digunakan adalah serum karena jika menggunakan
specimen darah maka hasilnya tidak dapat dibaca oleh
fotometer.
Secara teori ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
perbedaan hasil yakni pada fotometer biasanya di pengaruhi oleh
Sampel
lipemik, Sampel hemolisa, Sampel interik dan suhu
penyimpananya
(fadli, 2014).
b) perlakuan specimen
pada pemeriksaan fotometer specimen yang diperiksa harus di
diamkan terlebih dahulu selama 30 – 60 menit agar membeku,
setelah di
diamkan specimen harus di sentrifus terlebih dahulu untuk
mendapatkan
serumnya kemudian di tambahkan reagen asam urat dan di inkubasi
lagi
selama 10 menit sebelum di baca pada alat.
c) pengoperasian alat
pada alat fotometer selalu di lakukan kalibrasi sekali dalam 6
bulan,
selain itu juga sebelum melakukan pemeriksaan alat di kontrol
terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan standar dan cara pengerjaanya
di
lakukan sesuai SOP yang ada.
-
39
2. Metode POCT
a) Specimen
pada pemeriksaan asam urat menggunakan metode POCT
specimen yang digunakan adalah darah, karena alat POCT ini
di
rancang khusus untuk pemeriksaan darah bukan serum.
Secara teori ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
perbedaan hasil yakni pada pemeriksaan POCT biasa di
pengaruhi
oleh sirkulasi dan kehangatan tangan yang cukup, tempat
sampling
belum kering pada saat membersihkan dengan alkohol, tetesan
pertama tidak dibuang, bilirubin, vitamin C, nilai hematokrit
(fadli,
2014).
b) perlakuan specimen
pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan POCT
specimen yang diperiksa langsung di teteskan pada strip yang
telah
di pasang pada alat karena jika di biarkan terlalu lama maka sel
–
sel yang terkandung di dalam darah tersebut akan mengalami
hemolisis sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
c) pengoperasian alat
pada alat POCT tidak ada perlakuan khusus pada alat dan
akurasinya sulit untuk di kontrol.
-
40
BAB VIPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 20 – 24
Juli 2017
yang berjudul faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil
pemeriksaan
kadar asam urat menggunakan metode fotometer dan POCT pada
pasien di
RS. Santa Anna Kota Kendari di mulai dari tahap pra analitik,
analitik dan
pasca analitik. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam
penelitian ini
adalah : n hasil antara metode fotometer dan POCT yaitu alat dan
bahan.
1. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat
pada
pengambilan specimen antara metode fotometer dan POCT yaitu
pada
fotometer specimen yang digunakan yaitu darah vena sedangkan
pada
POCT specimen yang digunakan yaitu darah tepi.
2. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat pada
perlakuan
specimen antara metode fotometer dan POCT yaitu pada
fotometer
Spesimen yang di periksa harus di diamkan terlebih dahulu,
setelah itu
serum di campur dengan reagen asam urat, dihomogenkan dan di
inkubasi
selama 10 menit pada suhu 20 – 250C kemudian dibaca hasilnya
pada alat.
Sedangkan pada POCT specimen yang di periksa langsung di
teteskan pada
strip yang telah di pasang pada alat karena jika di biarkan
terlalu lama
maka sel – sel yang terkandung di dalam darah tersebut akan
mengalami
hemolisis sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
3. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat
pada
pengoprasian alat antara metode fotometer dan POCT yaitu pada
fotometer
Selalu dikalibrasi skali dalam 6 bulan, sedangkan pada POCT
tidak ada
perlakuan khusus.
-
41
B. Saran
1. Hendaknya para tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan
kadar
asam urat sesuai dengan prosedur kerja yang baik dan benar
sehingga tidak
terjadi kesalahan pada hasil pemeriksaan.
2. Di sarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian
tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil
pemeriksaan
GDS menggunakan metode fotometer dan POCT.
3. Kepada CI laboratorium sebaiknya melakukan kontrol terlebih
dahulu pada
alat yang akan digunakan sebelum melakukan pemeriksaan untuk
menjamin hasil pemeriksaan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Alviani. 2016. Pemeriksaan Kadar Kreatinin Menggunakan Alat
Fotometer DanAutomated Chemistry Analyzer Pada Pasien Gagal Ginjal
di RSUDCiamis. Ciamis: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamdiah
Ciamis.
Arnina. 2016. Perbandinggan Hasil Pemeriksaan Kadar Asam
UratMenggunakan Metode Autometik Dan Manual. Universitas
IndonesiaTimur: Makassar
Bangun, A, P. 2008. Khasiat Tanaman Obat Untuk Rematik Dan
AsamUrat.Jakarta: Sarana Pustaka Prima.
Bandolier team, Prevalence And Incidence Of Gout, Bandolier,
2002
Fadli. 2014. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
Menggunakan AlatPOCT Dengan Fotometer. Makasar: Akademi Analis
KesehatanMuhamadiyah.
Haryati, ismi, 2013. Gambaran Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada
WanitaHamil. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
MuhammadyahPalangkaraya.
Hawkins, D, W, Rahn D.W. Gout And Hyperuricemia, Pharmacotherapy
, Apathophysiological Approach, McGraw-Hill 2005
Luhur. 2013. instrument laboratorium klinik. Bandung: ITB.
Menkes. 2010. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Surat keputusan
Direkturjenderal bina kefarmasian dan alat kesehatan Nomor
:hk.03.05/iii/571/ii. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Jakarta.
Naims 2002, Questions And Answers About Gout, Health Topics,
NationalInstitute Of Health, March 2002.
Pipit. 2010. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat
Darahpada Wanita Post Monopause Di Posyandu Lansia Wilayah
KerjaPuskesmas dr.Soetomo Surabaya, Journal Keperawatan
Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung :
Alfabeta
Setter S.M, Sonnet T.S ;New Treatment Option in the Management
of GoutyArthritis, US. Pharmacist Nov1,2005
Stevany, dkk. 2012. Perbandingan Kadar Asam Urat Darah Dengan
MetodeSpektrofotometri Dan Metode Electrode-Based Biosensor.
FakultasKedokteran, Universitas Kristen Maranatha. Bandu
-
Dokumentasi Penelitian
Alat Fotometer 5010v+ Alat strip asam urat
centrifuge
Tip kuning
-
Tip biru Mikropipet 10 µl
Mikropipet 500 µl
Reagen asam urat
-
Sampel sebelum di centrifuge
Sampel yang telah di centriguge
Proses pencampuran reagen dan sampel pada metode fotometer
-
Pemipetan sampel
Pembacaan pada fotometer