i SKRIPSI FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MEDISTRA JAKARTA Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh RIANA PUSPA DEWI MARGHA 2009-31-103 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
SKRIPSI
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT
DI RUMAH SAKIT MEDISTRA JAKARTA
Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
RIANA PUSPA DEWI MARGHA
2009-31-103
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2011
iii
UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI, SEPTEMBER 2011 RIANA PUSPA DEWI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MEDISTRA JAKARTA 6 Bab, 124 Halaman, 6 Tabel, 15 Gambar, 8 Grafik
ABSTRAK ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain kecuali vitamin, mineral dan obat pada bayi dibawah umur 6 bulan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 hanya 15,3% bayi di Indonesia yang mendapat ASI eksklusif, sementara target nasional adalah 80%. Dilingkungan perawat RS Medistra sebagai tenaga kesehatan yang salah satu perannya sebagai role model bagi masyarakat, masih ada yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan harus kembali bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada perawat di RS Medistra. Metode penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dan sampel adalah seluruh perawat wanita yang bekerja di RS Medistra, mempunyai suami (belum meninggal/bercerai), mempunyai anak berusia 7-24 bulan dengan riwayat umur kehamilan cukup bulan (37-41 minggu) sebanyak 70 orang. Faktor-faktor diteliti terbatas pada umur ibu, tingkat pendidikan ibu, sikap, lama waktu bekerja, sarana menyusui ditempat kerja, dukungan suami, dan dukungan atasan yang diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan 25,7% perawat yang memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pendidikan (x2=11,609; p=0,003), sikap (x2=6,895; p=0,009), sarana menyusui di tempat kerja (x2=4,815; p=0,043) dan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu (x2=1,716; p=0,190), lama waktu bekerja (x2=0,041; p=0,840), dukungan suami (x2=2,715; p=0,092), dukungan atasan (x2=1,310; p=0,271) dan pemberian ASI eksklusif. Upaya meningkatkan prilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif harus terus dilakukan. Daftar bacaan : 43 (1982 – 2010)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan yang
datang dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Idrus Jus’at, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
2. Ibu Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH, sebagai pembimbing yang
telah menyediakan waktu untuk membimbing dan membagi
pengetahuannya.
3. Ibu Iskari Ngadiarti, SKM, MSc, sebagai pembimbing yang telah banyak
memberikan bantuan, pengarahan dan dukungan bagi penyelesaian skripsi
ini.
4. Ibu dr. Mayang Anggraeni, sebagai penguji yang telah memberikan banyak
masukan dan pengarahan untuk skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa
Unggul yang telah banyak memberi bantuan, pengarahan dan bimbingan
selama melaksanakan pendidikan.
6. RS Medistra, tempat penulis melakukan penelitian dan para perawat yang
telah bersedia menjadi responden.
7. Seluruh teman-teman Ekstensi angkatan 2010 terutama untuk Endang,
Channe, Dadan “dudul”, terima kasih untuk saling memberikan masukan,
dukungan satu sama lain, tetap semangat ya teman.
8. Teristimewa untuk suamiku, Dr. Robert J. Alief, MBBS, FRCS,
MRCOG(UK), SpOG, atas doa, dukungan, semangat, kasih sayang,
kesabaran yang tak pernah putus untuk penulis.
viii
9. My beloved boys; Audric, Owen & Jason, yang selalu menjadi kebanggaan,
penghiburan dan sumber kekuatan penulis.
10. Ayah tercinta, Drs. Mohamad Margha, MSc (alm), atas semua motivasi dan
inspirasi hidup kepada penulis, semoga suatu hari bisa seperti babeh.
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
teimakasih telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, semuanya
sangat berarti.
Semoga Tuhan selalu menjaga dan memberkati kita semua.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi
ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik sebagai
masukan bagi penulis guna perbaikan di kemudian hari. Penulis berharap skripsi
ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 16 September 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT .......................................... ii
ABSTRAK……………………………………............................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………………………..... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………………..... v
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................... 8
1.4 Perumusan Masalah ........................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................... 9
(2) Selain pidana denda sebagaimana pada ayat (1), korporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. Pencabutan izin usaha; dan/ atau
b. Pencabutan status badan hukum
Menurut undang-undang tersebut, ASI adalah hak setiap bayi yang
dilindungi undang-undang dan harus didukung semua pihak. Untuk
mendukung hal tersebut, telah dikeluarkan berbagai konvensi atau
kesepakatan yang bersifat regional maupun global yang bertujuan
melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI. Dengan
ini, diharapkan setiap ibu di seluruh dunia dapat melaksanakan
pemberian ASI dan setiap bayi di seluruh dunia memperoleh haknya
mendapat ASI.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut kiranya hal yang perlu diperhaikan
bahwa ibu bekerja perlu upah selama cuti agar dapat menyusui secara
eksklusif (ILO,1997). WHO dan UNICEF (2001) menganjurkan proses
menyusui eksklusif selama 6 bulan sehingga wajar negara Eropa
misalnya Prancis, ibu diizinkan untuk cuti menyusui selama 6 bulan.
69
Selanjutnya setelah kembali bekerja, ibu mendapat kesempatan menyusui
dengan fasilitas menyusui atau memerah ASI di tempat kerjanya.
Ternyata, hak menyusui dijamin dalam pasal 99 dan 101 Undang-
Undang Ketenagakerjaan. Hak itu termasuk waktu ekstra menyusui atau
memerah diluar jam istirahat dan mendapat fasilitas atau ruang menyusui
di kantor (Ariani,2010).
2.2 Kerangka Berfikir
Perilaku diartikan sebagai suatu tindakan nyata manusia yang terjadi apabila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan rangsangan, reaksi atau
tanggapan dan terwujud dalam bentuk sikap.
Perilaku ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya adalah tindakan
seorang ibu melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan berupa tindakan
memberi bayinya hanya ASI tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali
vitamin dan mineral dan obat sampai bayi berumur 6 bulan.
Pembentukan perilaku dapat dipengaruhi beberapa faktor, berdasarkan teori-
teori tentang perilaku salah satunya teori Green (2000) yang menyatakan
bahwa perilaku manusia, dipengaruhi oleh faktor predisposisi
(Predisposing) yang terdiri dari pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan,
sistem nilai, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan. Faktor
70
pemungkin (enabling) yang terdiri dari ketersediaan sumber daya, sarana
dan prasarana, pengetahuan petugas, peran petugas, jarak ke pelayanan
kesehatan, keterjangkauan informasi kesehatan dan faktor penguat
(reinforcing) yang terdiri dari, undang-undang, peraturan, dukungan
keluarga, dukungan suami, sikap dan perilaku petugas/ pemerintah/ tokoh
masyarakat. Dengan demikian faktor-faktor tersebut berhubungan dengan
pemberian ASI eksklusif pada bayi, akan tetapi hal ini masih dibutuhkan
pembuktian-pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, oleh karena
itu penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran mengenai
hubungan dari variabel-variabel tersebut.
71
2.3 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini faktor predisposisi (predisposing) yang diteliti, terdiri
dari umur ibu, tingkat pendidikan ibu, sikap. Faktor pemungkin (enabling)
yang diteliti adalah lama waktu bekerja, sarana menyusui ditempat kerja dan
faktor penguat (reinforcing) yang akan diteliti adalah dukungan suami,
dukungan atasan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian
ASI eksklusif. Gambaran konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
72
2.4 Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada perawat
di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
2. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
3. Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada perawat
di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
4. Ada hubungan lama waktu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif
pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
5. Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
6. Ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
7. Ada hubungan sarana menyusui di tempat kerja dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
73
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan pada
bulan Agustus - September 2011
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitatif yaitu data yang
dikumpulkan dideskripsikan secara sistematis, dianalisa untuk melihat
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
menggunakan pendekatan observasional yaitu cross sectional, yaitu
penelitian yang menggambarkan suatu keadaan dalam waktu yang
bersamaan, artinya hasil pengamatan dan pengukuran dalam
penelitian dilakukan pada waktu yang bersamaan.
3.2.2 Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh langsung
dari subjek penelitian menggunakan alat ukur yaitu kuesioner yang
telah disediakan pada responden.
74
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti
(bahan penelitian). Populasi dalam penelitian ini adalah para
perawat wanita yang bekerja di RS Medistra, mempunyai suami
(belum meninggal/bercerai), mempunyai anak berusia 7-24 bulan
dengan riwayat umur kehamilan cukup bulan (aterm/ 37-41
minggu) sebanyak 70 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel diambil secara sampling jenuh (sensus) yaitu semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini meliputi variabel-variabel independen: umur, pendidikan,
sikap, lama waktu bekerja, dukungan suami, dukungan atasan, sarana
menyusui ditempat kerja dan pemberian ASI eksklusif sebagai variabel
dependen.
75
3.4.1 Variabel Dependen
A. Definisi konseptual
Pemberian ASI eksklusif adalah tindakan ibu yang memberikan
ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat.
B. Definisi operasional
Pemberian ASI eksklusif diperoleh dari jawaban yang dibuat
khusus untuk mengukur pemberian ASI eksklusif atau tidak,
diukur dengan skala ordinal yang dikelompokan menjadi 2
kategori yaitu:
1. Memberi ASI eksklusif bila responden hanya memberi ASI
saja tanpa tambahan cairan/ makanan lain kecuali vitamin
dan mineral dan obat sampai bayi berumur 6 bulan.
2. Tidak memberi ASI eksklusif bila responden memberi
tambahan cairan/ makanan lain selain ASI, vitamin, kalsium
dan mineral seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim atau sama sekali
tidak memberikan ASI pada bayi dibawah umur 6 bulan.
76
C. Alat Ukur
Untuk mengukur pemberian ASI eksklusif, peneliti
menggunakan alat ukur kuesioner, responden menjawab sesuai
dengan keadaan. Pengolahan data dilakukan secara
komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Data Editing
Setiap lembar kuesioner diperiksa untuk memastikan bahwa
setiap pertanyaan dan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner
telah terisi semua.
- Data Coding
Pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul dalam
kuesioner untuk memudahkan proses pengolahan data.
- Data Processing
Pemindahan atau pemasukan (entry data) dari kuesioner ke
dalam komputer untuk diproses. Entry data ke dalam komputer
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak.
- Data Cleaning
Setelah data masuk ke komputer, dalam proses ini data akan
diperiksa apakah ada kesalahan atau tidak, jika terdapat data
yang salah, dibersihkan dalam proses cleaning ini.
77
Tabel 3.1
Instrumen Penelitian Untuk Variabel Dependen
Variabel Dimensi Indikator Skala Ukur
Variabel Pemberian ASI eksklusif
Tindakan ibu yang hanya memberikan ASI sampai usia bayi 6 bulan
- Memberikan ASI saja pada bayi dibawah umur 6 bulan
Ordinal
- Tanpa tambahan makanan dan minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral
Tabel 3.2
Skoring Untuk Variabel Dependen
Umur bayi / makanan bayi
Bln ke-1
(0-1)
Bln ke-2
(1-2)
Bln ke-3
(2-3)
Bln ke-4
(3-4)
Bln ke-5
(4-5)
Bln ke-6
(5-6)
Hasil
ASI Kolom I
Makanan atau Minuman Tambahan lain
Kolom II
HASIL ASI eksklusif : Jika semua kolom I terisi tanpa ada kolom II yang terisi Tidak ASI eksklusif : - jika kolom I terisi sebagian/ tidak semua terisi/ tidak terisi sama sekali - jika kolom II terisi ≥ 1 kolom
3.4.2 Variabel Independen
A. Definisi konseptual dari variabel independen adalah sebagai
berikut:
1. Umur adalah lama hidup sejak dilahirkan.
78
2. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang memberikan
latar belakang untuk dapat berfikir objektif.
3. Lama waktu bekerja adalah lama waktu ibu bekerja di luar
rumah dalam 1 hari.
4. Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan
tindakan terhadap suatu obyek dengan suatu cara yang
menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau
tidak menyenangi obyek tersebut.
5. Dukungan suami adalah peran suami yang mendukung
pemberian ASI eksklusif.
6. Dukungan atasan adalah dukungan sosial atasan yang
terwujud dalam sikap dan perilaku atasan.
7. Sarana menyusui di tempat kerja adalah suatu wahana
yang memungkinkan ibu dapat memberikan ASI kepada
bayinya atau memerah ASI.
B. Definisi operasional variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Umur adalah lama hidup ibu sejak lahir sampai saat
dilakukan wawancara.
2. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan responden.
3. Lama waktu bekerja adalah lama waktu ibu bekerja di luar
rumah dalam 1 hari.
79
4. Sikap adalah skor akhir yang diperoleh dari hasil
penjumlahan dari tangapan setuju atau tidak terhadap
pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja.
5. Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang
suami yang mendukung pemberian ASI eksklusif.
6. Dukungan Atasan adalah pernyataan responden tentang
pandangan / dorongan atasan terhadap pemberian ASI
eksklusif dan kesempatan yang diberikan untuk menyusui/
memerah susu pada jam kerja.
7. Sarana menyusui ditempat kerja adalah pernyataan
responden mengenai tersedia atau tidaknya suatu wahana
di unit kerja yang memungkinkan ibu untuk menyusui
diwaktu kerja (memerah atau menyimpan ASI).
C. Alat Ukur
Untuk mengukur variabel-variabel independen, peneliti
menggunakan alat ukur kuesioner kepada responden. Kuesioner
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan
jawaban. Responden memilih jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan. Peneliti telah menentukan skor untuk setiap
jawaban, nilai skor kemudian dijumlahkan dan dicatat pada
setiap responden.
80
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Untuk Variabel Independen
NO Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Butiran Skala
ukur + -
1 Umur Lama hidup ibu sejak lahir sampai saat dilakukan wawancara.
< 30 tahun - - Ordinal
> 30 tahun
2 Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden.
SPK - - Ordinal
D III
Strata I
3 Lama waktu bekerja
Lama waktu ibu bekerja di luar rumah dalam 1 hari.
< 8 jam - - Ordinal
≥ 8 jam
4 Sikap Tanggapan ibu dalam bentuk pernyataan setuju/ tidak thd pemberian asi eksklusif oleh ibu bekerja
Negatif : bila skor < 30
1,2 5,6 9
10
3 4 7 8
Ordinal
Positif : bila skor > 30
5 Dukungan suami
Pernyataan responden tentang suami yang mendukung pemberian ASI eksklusif.
Mendukung - - Ordinal
Tidak Mendukung
7 Dukungan Atasan
Dukungan sosial atasan yang terwujud dalam sikap dan prilaku atasan thd pemberian ASI eksklusif
Mendukung - - Ordinal
Tidak Mendukung
8 Sarana menyusui di tempat kerja
Tersedianya suatu wahana yang memungkinkan ibu untuk menyusui diwaktu kerja (memerah atau menyimpan ASI)
Tersedia - - Ordinal
Tidak tersedia
Tabel 3.4 Skoring Untuk Variabel Sikap
Indikator Butiran
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
81
Tidak Tahu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
3.5 Pengujian Hipotesis
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk
mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam
pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang
diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada
masing-masing kategori. Entry data yaitu memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer.
3.5.1 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak
statistik dengan komputer. Teknik analisa data bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel yaitu variabel dependen
(pemberian ASI eksklusif) dan variabel independen (umur, pendidikan,
lama waktu bekerja, sikap, dukungan suami, dukungan atasan, sarana
menyusui di tempat kerja).
A. Analisa Univariat
Uji statistik univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
dari setiap variabel baik dependen maupun independen dengan
tujuan untuk mempermudah dalam pengelompokan data penelitian
dengan menggunakan uji statistik deskriptif analitik. Yang
82
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentase dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan: P = Kategori x = Jumlah kategori sampel yang diambil y = Jumlah sampel
B. Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk melihat hubungan antara 2 (dua)
variabel yaitu variabel dependen dengan variabel independen. Uji
yang dipakai adalah Chi Square dengan batas kemaknaan nilai ⍺=
0,05
3.5.2 Hipotesis Statistik
Berdasarkan pokok permasalahan dan kajian teoritis yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
A. HO : P1 = P2
- Tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Tidak ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
P = X x 100 % Y
83
- Tidak ada hubungan lama waktu bekerja dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Tidak ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Tidak ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Tidak ada hubungan sarana menyusui di tempat kerja dengan
pemberian ASI eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra
Jakarta.
B. Ha : P1 ≠ P2
- Ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Ada hubungan lama waktu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif
pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
- Ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
84
- Ada hubungan sarana menyusui di tempat kerja dengan pemberian
ASI eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian (RS Medistra, Jakarta)
Rumah Sakit Medistra didirikan pada tahun 1990 dan mulai
berjalan pada tanggal 28 November 1991 melalui ijin
penyelenggaraan oleh Yayasan Surya Dian Kasih yang kemudian
beralih menjadi PT. Baktiparamita Putrasama. Rumah Sakit
Medistra memiliki terletak di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 59
Jakarta Selatan.
Rumah Sakit Medistra memiliki dua gedung yaitu Gedung A yang
dibangun delapan lantai yang sebagian besar dipergunakan untuk
fasilitas rawat inap dan penunjang medis, sedangkan gedung B
dibangun empat lantai yang digunakan untuk pelayanan poliklinik
umum dan spesialis. Fasilitas menyusui yang dimiliki RS Medistra
terletak di kamar perawatan bayi di gedung A lantai 5. Dimana
terdapat 1 pompa elektrik yang diperuntukan bagi karyawan dan
pasien yang ingin memerah ASI.
Peraturan di RS Medistra yang mendukung proses menyusui secara
eksklusif adalah adalah kebijakan cuti hamil bagi karyawan yang
telah berstatus karyawan tetap selama 3 bulan yang diambil 1 bulan
86
sebelum tanggal taksiran lahir dan 2 bulan setelah taksiran lahir.
Waktu kerja untuk tenaga perawat adalah 7,5 jam/ hari (termasuk
waktu istirahat 30 menit) dan dibagi ke dalam 3 shift (kecuali untuk
poliklinik, medical check-up, Unit Hemodialisa terdapat 2 shift) .
4.1.2 Ketenagaan
Tabel 4.1 Ketenagaan Rumah Sakit Medistra Tahun 2010
Berdasarkan data tersebut jumlah karyawan di Rumah Sakit Medistra
adalah 953 karyawan dimana jumlah karyawan terbesar terdapat pada
divisi medik dan keperawatan sebesar 672 karyawan. Data per 14 Mei
2011 menunjukan jumlah tenaga perawat wanita adalah 341 orang dan
jumlah perawat wanita yang bekerja di RS Medistra, mempunyai suami
(belum meninggal/bercerai), mempunyai anak berusia 7-24 bulan dengan
riwayat umur kehamilan cukup bulan (aterm/ 37-41 minggu) yang
dijadikan sampel penelitian sebanyak 70 orang.
87
4.2 Deskripsi Data
Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bagian, yaitu analisa univariat dan
analisa bivariat.
4.2.1 Analisa Univariat
A. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Responden Perawat di RS Medistra
Umur Frekuensi Presentase (%)
< 30 tahun 26 37.2%
> 30 tahun 44 62.8%
Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa responden berumur lebih
dari 30 tahun memiliki frekuensi tertenggi yaitu 44 orang
(62,8%). Sedangkan yang berumur kurang dari 30 tahun
memiliki jumlah frekuensi lebih rendah. Distribusi frekuensi
umur responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Perawat di RS
Medistra
88
B. Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Perawat di RS
Medistra
Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
SPK 5 7.1%
D III 52 74.3%
Strata I 13 18.6%
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa 52 responden (74,3%)
berpendidikan Diploma III Keperawatan memiliki jumlah
frekuensi tertinggi. Sedang yang berpendidikan SPK dan Strata I
memiliki jumlah frekuensi lebih rendah. Distribusi frekuensi
pendidikan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Perawat
di RS Medistra
89
C. Lama Waktu Bekerja
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Lama Waktu Bekerja Responden Perawat
di RS Medistra
Lama Waktu Bekerja
Frekuensi Presentase (%)
< 8 jam 48 68.6%
≥ 8 jam 22 31.4%
Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa 48 responden (68,6%)
memiliki waktu kerja kurang dari 8 jam. Sedang yang memiliki
waktu kerja lebih dari 8 jam frekuensinya lebih rendah yaitu
sebanyak 22 responden (31,4%). Distribusi frekuensi lama
waktu kerja responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Lama Waktu Bekerja Responden
Perawat di RS Medistra
90
D. Sikap
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Bekerja Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif pada responden Perawat di RS Medistra
Skor Sikap
Frekuensi
Persen (%)
Skor Sikap
Frekuensi Persen (%)
26 3 4.3% 40 4 5.8%
27 5 7.2% 42 3 4.3%
28 2 2.8% 43 1 1.4%
29 3 4.3% 44 6 8.6%
30 4 5.8% 45 1 1.4%
31 2 2.8% 46 1 1.4%
33 4 5.8% 47 2 2.8%
34 2 2.8% 48 5 7.2%
35 2 2.8% 49 1 1.4%
36 3 4.3% 50 8 11.4%
37 2 2.8%
38 6 8.6% Jumlah 70 100%
Mean : 37,93 Median : 38 Modus : 50
Standar Deviasi : 7,933 Minimum : 26 Maksimum : 50
Tabel 4.5 di atas menujukkan distribusi skor penilaian sikap ibu
bekerja terhadap pemberian ASI eksklusif, didapatkan nilai
median= 38 , standar deviasi (SD) = 7.933, nilai minimum = 26
dan nilai maximum =50. Nilai batas pengelompokan dengan
kategori sikap negatif jika skor < 30 dan kategori sikap positif
bila skor > 30.
91
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kelompok Sikap Responden Perawat di RS
Medistra
Sikap Frekuensi Presentase (%)
Positif 43 61.4%
Negatif 27 38.6%
Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa 43 responden (61,4%)
memiliki sikap yang positif terhadap pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja. Sedang yang memiliki sikap negatif
frekuensinya lebih rendah yaitu sebanyak 27 responden (38.6%).
Distribusi frekuensi sikap dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.4 Distribusi Frekuensi Kelompok Sikap Responden Per
Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa 57 responden (81,4%)
mendapat dukungan dari suami untuk memberikan ASI
eksklusif sambil bekerja. Sedang yang tidak mendapat dukungan
suami frekuensinya lebih rendah yaitu sebanyak 13 responden
(18,6%). Distribusi frekuensi dukungan suami responden dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden
Perawat di RS Medistra
93
F. Dukungan Atasan
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Atasan Responden Perawat di
RS Medistra
Dukungan Atasan Frekuensi Presentase (%)
Mendukung 66 94.3%
Tidak Mendukung 4 5.7%
Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa 66 responden (94,3%)
mendapat dukungan dari atasan untuk memberikan ASI
eksklusif saat bekerja. Sedang yang tidak mendapat dukungan
atasan frekuensinya lebih rendah yaitu sebanyak 4 responden
(5,7%). Distribusi frekuensi dukungan atasan responden dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Atasan Responden
Perawat di RS Medistra
94
G. Sarana Menyusui di Tempat Kerja
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Sarana Menyusui di Tempat Kerja
Responden Perawat di RS Medistra
Sarana Menyusui Frekuensi Presentase (%)
Tersedia 9 12.9%
Tidak tersedia 61 87.1%
Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa 61 responden (87,1%)
menyatakan tidak tersedia sarana menyusui di unit kerjanya.
Sedang responden yang menyatakan tersedia sarana menyusui di
unit kerja lebih rendah yaitu sebanyak 9 responden (12,9%).
Distribusi frekuensi sarana menyusui di tempat kerja responden
dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.7 Distribusi Frekuensi Sarana Menyusui di Tempat Kerja
Responden Perawat di RS Medistra
95
H. Pemberian ASI eksklusif
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada Responden
Perawat di RS Medistra
Pemberian ASI Eksklusif
Frekuensi Presentase (%)
ASI Eksklusif 18 25.7%
Tidak ASI Eksklusif
52 74.3%
Dari tabel 4.9 diatas diketahui bahwa 52 responden (74,3%)
tidak memberikan ASI eksklusif dan responden yang
memberikan ASI eksklusif lebih rendah yaitu sebanyak 18
responden (25,7%). Distribusi frekuensi pemberian ASI
eksklusif dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.8 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif pada
Responden Perawat di RS Medistra
96
4.2.2 Analisis Bivariat
Uji chi square ini dilakukan untuk mengetahui hubungan umur,
pendidikan, lama waktu bekerja, sikap, dukungan suami, dukungan
atasan, sarana menyusui ditempat kerja dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra Jakarta. Untuk melihat hasil
kemaknaan perhitungan statistik antara variabel independen dan
dependen digunakan batas kemaknaan 0,05 atau 5%. Hasil uji
statistik dikatakan bermakna (signifikan) apabila nilai hitung lebih
kecil dari alpha (p<0,05) dan sebaliknya dikatakan tidak bermakna
apabila nilai hitung lebih besar dari alpha (p>0,05).
A. Hubungan Umur Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.11 Distribusi Responden menurut Umur dan Pemberian ASI
Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Umur
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
< 30 Tahun 9 34.6 17 65.4 26 100
0.190 > 30 Tahun 9 20.5 35 79.5 44 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih banyak
berusia kurang dari 30 tahun (34,6%) dibandingkan dengan
responden berusia lebih dari 30 tahun (20,5%).
97
Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan antara umur
dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p = 0,190) artinya
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara umur dengan
pemberian ASI eksklusif ditolak.
B. Hubungan Pendidikan Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.12 Distribusi Responden menurut Pendidikan Ibu dan
Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Pendidikan Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
SPK 0 0 5 100 5 100
0.003 D III 10 19.2 42 80.8 52 100
S I 8 61.5 5 38.5 13 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak berusia pada ibu yang berpendidikan S1 (61.5%), D III
(19,2%). Hasil analisis menunjukan ada hubungan yang
signifikan antara umur dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p
= 0,003) artinya hipotesis yang menyatakan ada hubungan
antara umur dengan pemberian ASI eksklusif diterima.
C. Hubungan Lama Waktu Bekerja dengan pemberian ASI
Eksklusif
98
Tabel 4.13 Distribusi Responden menurut Lama Waktu Bekerja dan
Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Lama Waktu Bekerja
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
< 8 Jam 12 25 36 75 48 100
0.840 > 8 Jam 6 27.3 16 72.7 22 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak pada ibu yang bekerja lebih dari 8 jam/ hari (27,3%)
dibandingkan dengan responden yang bekerja kurang dari 8 jam/
hari (25%).
Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan antara lama
waktu kerja dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p = 0,840)
artinya hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara lama
waktu kerja dengan pemberian ASI eksklusif ditolak.
D. Hubungan Sikap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja
Terhadap Dengan Pemberian ASI Eksklusif
99
Tabel 4.14 Distribusi Responden menurut Sikap dan Pemberian ASI
Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Sikap
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
Positif 17 34.7 32 65.3 49 100
0.009 Negatif 1 4.8 20 95.2 21 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak yang memiliki sikap positif terhadap pemberian ASI
eksklusif pada ibu bekerja (34,7%) dibandingkan dengan
responden yang mempunyai sikap negatif (4.8%).
Hasil analisis menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
sikap dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p = 0,009) artinya
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan
pemberian ASI eksklusif diterima
100
E. Hubungan Dukungan Suami dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.15 Distribusi Responden menurut Dukungan Suami dan
Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Dukungan Suami
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
Mendukung 17 29.8 40 70.2 57 100
0.092 Tidak Mendukung 1 7.7 12 92.3 13 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak pada responden yang didukung oleh suami (29,8%)
dibandingkan dengan responden yang tidak mendapat dukungan
suami (7.7%).
Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan
suami dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p = 0,092) artinya
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara dukungan
suami dengan pemberian ASI eksklusif ditolak.
101
F. Hubungan Dukungan Atasan dengan pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.16 Distribusi Responden menurut Dukungan Atasan dan
Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Dukungan Atasan
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
Mendukung 16 24.2 50 75.8 66 100
0.271 Tidak Mendukung 2 50 2 50 4 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak pada responden yang tidak didukung oleh atasan (50%)
dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan
atasan (24,2%).
Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan
atasan dengan pemberian ASI eksklusif (nilai p = 0,271) artinya
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara dukungan
atasan dengan pemberian ASI eksklusif ditolak.
102
F. Hubungan Sarana Menyusui di Tempat Kerja dengan pemberian
ASI Eksklusif
Tabel 4.17 Distribusi Responden menurut Sarana Menyusui di Tempat
Kerja dan Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di RS Medistra
Sarana Menyusui
Pemberian ASI Eksklusif
TOTAL p value(
Uji X2)
ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
F % F % F %
Tersedia 5 55.6 4 44.4 9 100
0.043 Tidak Tersedia 13 21.3 48 78.7 61 100
Total 18 25.7 52 74.3 70 100
Proporsi responden yang memberikan ASI eksklusif lebih
banyak pada responden yang mempunyai sarana menyusui di
unit kerjanya (55.6%) dibandingkan dengan responden yang
mempunyai sarana menyusui (21.3%).
Hasil analisis menunjukan ada hubungan antara dukungan
sarana menyusui di unit kerja dengan pemberian ASI eksklusif
(nilai p = 0,043) artinya hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara sarana menyusui atasan dengan pemberian ASI
eksklusif diterima.
103
4.2.4 Keterbatasan Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja sebagai
perawat di RS Medistra yang mempunyai bayi 7 bulan sampai 2
tahun. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui
wawancara menggunakan kuesioner. Kualitas data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini sangat tergantung dari
kemampuan pewawancara serta kemampuan mengingat kembali
peristiwa atau apa yang telah dilakukan selama menyusui, faktor
lupa bisa menjadi penyebab recall bias. Usaha memperkecil
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi peneliti mempersempit
waktu untuk mengingat, sehingga sasaran penelitian dibatasi ibu
yang memiliki anak usia 7 bulan sampai 2 tahun. Peneliti juga tidak
bisa mengontrol jawaban responden dan mengoreksi
kesalahpahaman. Dari sisi responden, terdapat kemungkinan
dipengaruhi oleh rasa segan dan takut dalam menjawab kuesioner.
104
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pemberian ASI Eksklusif pada Perawat di Rumah Sakit
Medistra Jakarta
Pemberian ASI diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu pemberian ASI
eksklusif dan Tidak ASI eksklusif. Pengklasifikasian ini ditentukan dari
jawaban responden mengenai makanan/minuman yang diberikan pada
bayi dibawah usia 6 bulan. Distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel
4.10 yang menunjukan persentase pemberian ASI eksklusif pada perawat
yang bekerja di RS Medistra sangat rendah 25,7%, sangat jauh dari target
nasional yaitu 80% (Depkes, 2009). Responden diantaranya telah
memberikan makanan semi padat berupa pisang yang dihaluskan, atau
bubur susu pada usia bayi 4 bulan ataupun teh manis, madu dan air putih.
World Health Organization (WHO, 2005) mengatakan: “ASI adalah
suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan
makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi”.
Oleh karena pemberian ASI eksklusif dapat memberikan pertumbuhan
bayi yang optimal.
ASI eksklusif memiliki banyak manfaat, yang utama bagi bayi adalah
memberikan nutrisi terlengkap dan terbaik, juga melindungi bayi dari
105
berbagai macam penyakit dan alergi serta meringankan kerja pencernaan
dan berbagai manfaat lainnya.
Pemberian ASI secara eksklusif sangat dianjurkan, karena ASI terbukti
dapat menurunkan atau meminimalkan angka kematian bayi. Salah satu
penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah
dikarenakan bekerja sehingga para ibu sulit untuk bisa memberikan ASI
sepanjang hari, selain itu faktor sosial budaya dan juga kurangnya
kesadaran akan pentingnya ASI akan menyebabkan banyaknya ibu yang
tidak memberikan ASI kepada bayinya.
Rumah Sakit Medistra sebagai salah satu penyedia fasilitas kesehatan
merupakan suatu organisasi dengan profesi beragam, termasuk perawat.
RS Medistra memiliki tenaga perawat wanita sebanyak 341 orang.
Tenaga kesehatan khususnya perawat dinilai mempunyai pengetahuan
yang baik dan sikap yang positif terhadap pemberian ASI eksklusif,
tetapi masih saja dijumpai perawat yang tidak memberikan ASI eksklusif
pada bayinya dengan alasan bekerja.
5.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI
Eksklusif pada Perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
A. Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
106
Berdasarkan hasil penelitian diketahui umur responden kurang dari
30 tahun sebanyak 26 responden dan lebih dari 30 tahun sebanyak
44 responden. Pemberian ASI eksklusif yang paling banyak pada
usia kurang dari 30 tahun yaitu sebanyak 34.6%. Dari hasil analisa
data diperoleh nilai p = 0,190 (> 0,05) artinya tidak terdapat
hubungan yang signifikan umur dengan pemberian ASI eksklusif.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Daldjoni (1982) yang mengatakan
semakin tua umur ibu, semakin tinggi kecenderungan menyusui
bayinya dibandingkan dengan ibu-ibu muda, hal ini disebabkan
karena semakin tua seorang ibu maka semakin banyak pengalaman
dalam merawat dan menyusui bayi.
Umur merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pemberian
ASI eksklusif, karena dengan bertambahnya umur akan
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dimana
pengalaman akan memberikan pengetahuan dan sikap yang positif
terhadap pemberian ASI eksklusif. Usia reproduksi wanita terjadi
pada usia 18-40 dan usia 20-30 tahun adalah kelompok umur
paling baik untuk kehamilan, karena umur ibu sewaktu hamil juga
sangat penting untuk pembentukan ASI. Namun dalam penelitian
pada responden perawat ini, pengalaman dan pengetahuan tidak
hanya diperoleh dari pertambahan usia tetapi juga karena selama
menjalankan pendidikan sebagai perawat, materi ASI eksklusif
107
yang telah dipelajari dan masuk kedalam kurikulum tenaga
kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kristina
(2003) yang menyatakan tidak ada hubungan umur dengan
pemberian ASI eksklusif, pengetahuan tentang ASI eksklusif yang
cukup akan memotivasi ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif.
B. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendidikan responden
adalah SPK sebanyak 5 orang, D III sebanyak 52 orang dan S I
sebanyak 13 orang. Pemberian ASI eksklusif paling banyak
ditemukan pada ibu dengan pendidikan SI yaitu 61.5%. Dari hasil
analisa data diperoleh nilai p = 0,003 (< 0,05) artinya terdapat
hubungan yang signifikan pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori Soetjiningsih (1997) yang
mengatakan pendidikan akan membantu seseorang untuk menerima
informasi termasuk informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayi misalnya pemberian ASI eksklusif. Proses
penerimaan informasi ini akan lebih cepat jika seseorang
berpendidikan tinggi.
108
Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuan, pengertian,
pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta
menanamkan tingkah laku/kebiasaan baru kepada seseorang
dengan pendidikan rendah serta meningkatkan pengetahuan yang
cukup/kurang bagi seseorang yang masih memakai pengetahuan
lama (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu
dalam memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan Ibu
tentang ASI eksklusif, maka semakin tinggi kecenderungan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif. Begitu juga sebaliknya, semakin
rendah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif, maka
semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Unika Atma Jaya
(1995) yang memberikan hasil bahwa pendidikan ibu merupakan
merupakan faktor utama yang mempunyai pengaruh kuat terhadap
pemberian ASI Eksklusif.
C. Hubungan Lama Waktu Bekerja dengan Pemberian ASI Eksklusif
pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden yang
merupakan perawat di RS Medistra 22 responden mempunyai
waktu kerja > 8 jam diantaranya yaitu Kepala Unit Perawatan,
Ketua Tim Perawatan, Koordinator Pengembangan Perawat dan
109
lain- lain yang merasa kesulitan untuk mendelegasikan tugasnya,
sehingga waktu kerja menjadi lebih panjang, 48 responden
mempunyai waktu kerja < 8 jam yaitu perawat pelaksana yang
bekerja dalam shift yaitu 7 jam per shift. Pemberian ASI eksklusif
paling banyak pada kelompok ibu bekerja dengan waktu kerja > 8
jam/ hari yaitu 27.3%.
Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang. Roesli
(2009)mengatakan lama waktu bekerja dapat mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif karena semakin lama waktu kerja seorang
ibu maka semakin lama juga dia meninggalkan bayinya di rumah
sehingga ibu tersebut tidak dapat menyusui bayinya.
Dari hasil analisa data diperoleh nilai p = 0,840 (> 0,05) artinya
tidak terdapat hubungan yang signifikan lama waktu bekerja
dengan pemberian ASI eksklusif, Hal ini dikarenakan adanya
fasilitas memerah ASI di lingkungan kerja RS Medistra tepatnya di
unit perawatan bayi, sehingga memudahkan ibu untuk memerah
atau menyimpan ASI yang dapat ibu lakukan saat jam istirahat
bekerja. Bertolak belakang dengan penelitian Hartatik (2010) yang
menyatakan ada hubungan lama waktu kerja dengan pemberian
110
ASI eksklusif, karena semakin lama ibu meninggalkan bayinya
untuk bekerja, maka waktu untuk menyusui menjadi terbatas.
D. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 49 orang mempunyai sikap
yang positif terhadap pemberian ASI eksklusif dan 21 orang
mempunyai sikap negatif. Pemberian ASI eksklusif lebih banyak
pada responden yang mempunyai sikap positif (34,7%). Dari hasil
analisa data diperoleh nilai p = 0,005 (<0,05) artinya terdapat
hubungan yang signifikan sikap ibu dengan pemberian ASI
eksklusif. Sesuai dengan Notoatmojo (2007) yang mengatakan
sikap dapat menentukan perilaku jika dimunculkan dalam
kesadaran seseorang. Sikap adalah suatu kecenderungan untuk
mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara
yang menyatakan tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak
menyenangi obyek tersebut. Pengetahuan dan sikap yang dimiliki
seseorang sangat berpengaruh dalam cerminan perilaku seseorang,
termasuk sikap ibu bekerja terhadap pemberian ASI eksklusif akan
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, sikap ibu yang positif
akan memotivasi ibu sehingga meningkatkan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian Unika
111
Atma Jaya (1995) yang memberikan hasil bahwa sikap ibu
berpengaruh positif terhadap perilaku menyusui.
E. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif pada
perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan penelitian diketahui 57 orang mendapat dukungan dari
suami dan 13 orang tidak mendapat dukungan dari suami.
Pemberian ASI eksklusif lebih banyak pada responden yang
mendapat dukungan suami (29,8%). Dari hasil analisa data
diperoleh nilai p = 0,092 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan
yang signifikan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif,
tidak sesuai dengan teori Roesli (2001) yang menyatakan
pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan
sehingga peran suami sangat menentukan keberhasilan menyusui,
karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks
pengeluaran ASI (left down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh
keadaan emosi atau perasaan ibu. Let-down reflex mudah sekali
terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi,
tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down
reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Hal ini dikarenakan adanya
dukungan dari pihak lain selain suami, misalnya keluarga, teman
dan lainnya yang dapat memberikan motivasi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif dan masih banyak faktor yang
112
mempengaruhi perilaku seseorang misalnya pengetahuan,
pengalaman, sikap dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini
bertolak belakang dengan penelitian Hartatik (2010) yang
mengatakan bahwa ibu yang tidak mendapat dukungan suami
mempunyai kemungkinan 35x lebih kecil memberikan ASI
eksklusif dari pada yang mendapat dukungan suami.
F. Hubungan Dukungan Atasan dengan Pemberian ASI Eksklusif
pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 66 orang mendapat
dukungan dari atasan dan 4 orang tidak mendapat dukungan dari
atasan. Pemberian ASI eksklusif lebih banyak pada responden yang
mendapat dukungan atasan (50%). Dari hasil analisa data diperoleh
nilai p = 0,271 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan dukungan atasan dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak
sesuai dengan teori yang dikatakan Ariani (2009) yaitu ibu
memerlukan dukungan dari orang-orang sekitar baik rekan kerja
dan atasan untuk mendukung kegiatan menyusui sambil bekerja,
kurangnya dukungan dari mereka dapat menyebabkan gagalnya ibu
menyusui. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari pihak lain
selain atasan, misalnya teman-teman dan peraturan di tempat kerja
dan lain-lain yang dapat memberikan motivasi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
113
Afriana (2004) yang mengatakan dukungan atasan tidak
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemberian ASI
eksklusif, karena pengetahuan yang menjadi motivasi utama bagi
ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
G. Hubungan Sarana Menyusui di Tempat Kerja dengan Pemberian
ASI Eksklusif pada perawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 61 orang tidak tersedia
sarana menyusui di unit kerjanya dan 9 orang yang mempunyai
sarana menyusui yaitu perawat yang bekerja dikamar perawatan
bayi. Dari hasil analisa data diperoleh nilai p = 0,043(<0,05)
artinya terdapat hubungan yang signifikan sarana menyusui di
tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif, seperti dikatakan
dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 128
(ayat 2 dan 3) yaitu selama pemberian ASI, pihak keluarga,
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung
ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus. Penyediaan fasilitas diadakan ditempat kerja dan tempat
sarana umum akan mendukung keberhasilan pemberian ASI
eksklusif.
Salah satu kendala mensukseskan program ASI eksklusif adalah
meningkatnya tenaga kerja wanita, sehingga perlu disiapkan
114
fasilitas untuk memerah dan menyimpan ASI di tempat kerja,
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat dilakukan ibu sambil
bekerja yaitu dengan cara memerah dan menyimpan ASI. Di RS
Medistra terdapat satu tempat memerah ASI yaitu kamar perawatan
bayi, untuk semua karyawan dan pasien, sehingga dirasakan kurang
mendukung. Terutama jika karyawan tersebut berbeda lantai atau
berbeda gedung dengan kamar perawatan bayi, saat jam istirahat,
tempat menyusui dan memerah ASI penuh oleh ibu yang mengantri
menggunakan pompa ASI elektrik.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Afriana (2004)
yang mengatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara sarana
menyusui di tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif, karena
para ibu membawa alat memerah ASI dari rumah dan karena para
ibu diberikan waktu ekstra (kebijakan perusahaan) menyusui diluar
jam istirahat, sehingga dapat memerah ASI sewaktu-waktu.
115
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Persentase pemberian ASI eksklusif pada perawat yang bekerja di RS
Medistra adalah 25,7%, masih jauh dari target nasional yaitu 80%.
2. Tidak ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di RS Medistra.
3. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di RS Medistra.
4. Tidak ada hubungan lama waktu bekerja dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra.
5. Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada
perawat di RS Medistra .
6. Tidak ada hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra.
7. Tidak ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra.
8. Ada hubungan sarana menyusui ditempat kerja dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra
116
6.2 Saran
6.2.1 Saran untuk RS Medistra
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif perlu didukung dengan
penyediaan sarana dan prasarana menyusui, seperti pojok laktasi
yang di lengkapi pompa elektrik di setiap unit pelayanan atau di
setiap lantai. Selain itu kebijaksanaan mengenai tambahan waktu
istirahat kepada perawat yang sedang menyusui perlu diberikan
agar dapat memerah ASI.
6.2.2 Bagi Perawat
Perlu upaya meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat
mengenai pentingnya ASI eksklusif, dengan penekanan bahwa
dirinya bukan saja sebagai ibu tetapi juga sebagai contoh/ model
bagi masyarakat. Misalnya dengan dilakukan pelatihan manajemen
laktasi kepada para perawat.
6.2.3 Bagi Universitas
Diharapkan Universitas Esa Unggul dapat memberikan penyuluhan
tentang manfaat asi kepada seluruh mahasiswa, misalnya dengan
diadakan seminar tentang ASI eksklusif untuk mahasiswa atau
memasang iklan pentingnya ASI di lingkungan kampus. Juga
dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, misalnya kebijakan cuti
melahirkan selama masa ASI eksklusif (6 bulan).
DAFTAR PUSTAKA Arif, N, 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Penerbit. Yogyakarta: MedPress. Ariani, dr.,2010. Ibu, Susui Aku!. Bandung : Khazanah Intelektual. Afriana, Nia, 2004. Analisis Praktek Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi Pemerintah DKI Jakarta. Tesis Program Pasca Sarjana UI. Badriul, Hegar dkk. 2008. Bedah Asi. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. Depkes RI, 2008. Profil Depkes RI 2007. Jakarta : Depkes RI. Depkes RI, 2004. Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009. Jakarta : Depkes. Daldjoni, 1982. Seluk Beluk Masyarakat Kota Bandung. Bandung: Alumni. Depdikbud, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas, 2005. Kumpulan Hasil Presentasi Unit Utama Depdiknas pada Rapat Kerja Nasional Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Green, L.W. Kreuter, M.W, 2000. Health Promotion Planning an Educational and Environmental Approch; Second Edition, Mayfield Publishing Company. Houston. Gerungan,W.A.1996.Psikologi Sosial. edisi kedua).Bandung:PT Refika Aditama. Hartatik, 2010. Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kesehatan Wanita dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bahorok Kab. Langkat. Skripsi FKM UI. Ibrahim, Tilaili,2000. Analisis Pola Menyusui Bayi di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar provinsi DI Aceh. Tesis FKM UI. Depok. IDAI, 2010. Kendala Pemberian ASI eksklusif. http://www.idai.or.id/asi.asp, diakses 24 Juni 2011 Khasanah, Nur, 2011. ASI atau Susu Formula ya?. Jogyakarta: Flashbooks. Kristina, 2003. Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Indonesia, Tesis FKM UI. Depok Kodrat, Laksono, 2010. Dahsyatnya ASI & Laktasi. Yogyakarta: Media Baca.
Khasanah, Nur, 2011. ASI atau Susu Formula ya?.Yogyakarta: Flashbook. Labbok, Miriam H,MD,MPH.,Tessa Wardlaw, PhD.,Ann Blanc, PhD., David
Clark,LLB (Hons). and Nancy Terreri, MPH.2006. Trends in Exclusive Breastfeeding: Findings From the 1990s. http://www.sph.unc.eduimages/ stories/centers_institutes/CIYCFC/Documents/trends_in_exclusive_bf_2006.pdf, diakses 24 Juni 2011.
Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Marini, R., 1998, Hubungan antara Karakteristik dan Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Praktek Pemberian Kolostrum, Jawa Barat. Skripsi FKM UI. Depok. Maisni, Childa, 1992. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktek Pemberian ASI pada Pegawai Wanita Departemen Kesehatan, Tesis FKM UI, Depok. Prasetyono, Dwi sunar. 2005. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press Purwati, S., Hubertin, 2004. Konsep Penerapan ASI eksklusif, Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC. Unicef, 1994, Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan Air Susu. Jakarta : Depkes RI. Unika Atma Jaya, 1995. Praktek Pemberian ASI di DKI Jakarta dan Sekitarnya, Jakarta: Pusat Penelitian Atma Jaya. Roesli, U, 2001. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. Roesli, U, 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Sarwono, Sarlito Wirawan, 1999. Psikologi Sosial: Individu & Teori Psikologi. Jakarta: Balai Pustaka. Siregar, A,M, 2008. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor yang Memengaruhinya. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf, diakses 24 Juni 2011. Sidi, Ieda Poernomo Sigit, Dra, dkk.2003. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Jakarta: Perkumpulan perinatologi Indonesia
Sitaresmi,M,N, 2010. Isu Kebijakan Tentang Pemberian ASI secara eksklusif, diakses 24 Juni 2011. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta: EGC. Sutama,2008.Pemberian ASI Eksklusif Masih Rendah.http://asiku.wordpress-
.com/2008/08/07/pemberian-asi-eksklusif-masih-rendah/, diakses 24 Juni 2011.
Sunaryo, 2004. Psikologi untuk Perawatan. Jakarta: ECG Setyowati., Rahardjo, 2008, Fakor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI satu jam pertama setelah melahirkan”. Jurnal Kesmas Nasional, No.1, Vol 1. Sugiyono, Prof, DR. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Saryono, SKp. M.Kes.,2008. Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta:
Sosial, Jakarta: Balai Pustaka. Winarno, F.G.,1987. Gizi dan Makanan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wicitra, 2009. Faktor yang mempengaruhi lama pemberian ASI pada Ibu Bekerja
sebagai Pegawai Swasta di Jakarta. Skripsi Kedokteran Universitas Indonesia.
World Health Organization, United Nations Children’s Fund. 2003. Global strategy for infant and young child feeding. Geneva, Switzerland: World Health Organization
LEMBAR KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA
Ibu yang terhormat, saat ini kami mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul sedang melakukan penelitian “Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada perawat di RS Medistra”. Ibu
diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini, meskipun
demikian ibu tetap memiliki hak untuk menolak keikutsertaan dalam penelitian ini
tanpa konsekuensi apapun.
Kami mengharapkan partisipasi ibu dalam penelitian ini dengan cara menjawab
seluruh pertanyaan yang diajukan secara jujur karena informasi yang diperoleh
dari anda sangat berguna bagi penulis. Adapun identitas pribadi maupun informasi
yang ibu berikan kepada kami akan tetap menjadi rahasia dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Sebelum menjawab pertanyaan, penulis mohon kesediaaan anda untuk membaca
terlebih dahulu petunjuk pengisian.
Terima Kasih
Riana Puspa Dewi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA
FORMULIR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ...........................................................................
Pekerjaan : .............................. Pendidikan :...........................
Telah mendapat informasi secara lengkap tentang penelitian ini menyetujui untuk
ikut dalam penelitian “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif pada perawat di RS Medistra”.
Saya menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara
sukarela dan tanpa dipungut bayaran. Saya menyadari bahwa segala informasi
pada penelitian ini adalah rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan
penelitian. Saya juga menyadari bahwa saya dapat menarik keikutsertaan saya
dari penelitian ini tanpa adanya keharusan membayar ganti rugi.
Jakarta ............................... 2011
Yang membuat pernyataan,
( )
Petunjuk Pengisian:
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda saat ini pada kolom yang telah
disediakan dengan tanda (�)
A. Identitas Responden
NO. Urut : ............................ Nama Responden : ........................................................................ Umur : ............................. tahun Pendidikan : SPK Diploma III Strata I (SKp, SKM) Usia Bayi : ............................... bulan/ tahun Lama waktu bekerja di luar rumah per hari: ≥ 8 jam
< 8 jam B. Pemberian ASI eksklusif
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda (�) pada kolom yang tersedia
Umur bayi / makanan bayi
Bln I Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6
ASI
Makanan atau Minuman Tambahan lain **kecuali vitamin, mineral, obat
Sebutkan jenis makanan dan minuman tambahan, jika ada? ........................... C. Sikap ibu bekerja terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayinya
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda (�) pada kolom yang tersedia, pada jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda.
NO PERNYATAAN SANGAT TIDAK
SETUJU
TIDAK SETUJU
TIDAK TAHU
SETUJU SANGAT SETUJU
1 Cuti melahirkan lebih dari 3 bulan seharusnya diberikan kepada wanita yang bekerja
2 Ibu yang bekerja harus diijinkan untuk menyusui bayinya atau memerah ASI dalam jam kerja
3 Ibu yang bekerja tidak perlu menyusui bayinya secara eksklusif (6 bulan)
4 Peran suami tidak terlalu penting dalam mendukung keberhasilan menyusui pada ibu bekerja
5 Menyusui memberikan citra keibuan dan kewanitaan bagi seorang ibu
6 Ibu yang bekerja harus menyusui sesering mungkin bila sedang berada di rumah
7 Ibu yang bekerja tidak mungkin dapat menyusui bayinya secara eksklusif karena keterbatasan waktu menyusui dan beban pekerjaan.
8 Ibu yang bekerja harus membiasakan bayi menyusu dari botol
9 Jika suami tidak membantu pekerjaan rumah tangga atau mengurus bayi, ibu yang bekerja akan mengalami kesulitan untuk memberikan ASI eksklusif
10 Saya akan merasa bahagia jika dapat bekerja dan tetap menyusui secara eksklusif
Petunjuk Pengisian:
Lingkarilah jawaban yang menurut anda paling benar pada pilihan yang telah
disediakan.
D. Dukungan Suami
Apakah tanggapan suami ibu terhadap pemberian ASI eksklusif ketika ibu
harus kembali bekerja?
a. Mendukung (tetap memberikan hanya ASI)
b. Tidak mendukung (menganjurkan makanan/ minuman tambahan)
F. Dukungan Atasan
Apakah atasan ibu memberikan kesempatan pada ibu untuk menyusui pada
jam kerja?
a. Ya
b. Tidak
G. Sarana menyusui di tempat kerja
Apakah di unit kerja ibu ada pojok laktasi (tempat khusus untuk memerah
ASI)?
a. Ya
b. Tidak
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok umur * kelompok
pemberian ASI eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
kelompok umur * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
kelompok umur >31 tahun Count 35 9 44
Expected Count 32.7 11.3 44.0
20-30 tahun Count 17 9 26
Expected Count 19.3 6.7 26.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.716a 1 .190 Continuity Correctionb 1.054 1 .304 Likelihood Ratio 1.681 1 .195 Fisher's Exact Test .259 .152
Linear-by-Linear Association 1.691 1 .193 N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.69.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan ibu * kelompok
pemberian ASI eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
pendidikan ibu * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
pendidikan ibu SPK Count 5 0 5
Expected Count 3.7 1.3 5.0
D III Count 42 10 52
Expected Count 38.6 13.4 52.0
S I Count 5 8 13
Expected Count 9.7 3.3 13.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11.609a 2 .003
Likelihood Ratio 11.570 2 .003
Linear-by-Linear Association 10.667 1 .001
N of Valid Cases 70
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.29.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama waktu bekerja ibu *
kelompok pemberian ASI
eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
lama waktu bekerja ibu * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
lama waktu bekerja ibu lebih/= 8 jam Count 16 6 22
Expected Count 16.3 5.7 22.0
kurang dari 8 jam Count 36 12 48
Expected Count 35.7 12.3 48.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .041a 1 .840 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .041 1 .840 Fisher's Exact Test 1.000 .529
Linear-by-Linear Association .040 1 .841 N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.66.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok sikap * kelompok
pemberian ASI eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
kelompok sikap * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
kelompok sikap negatif Count 25 2 27
Expected Count 20.1 6.9 27.0
positif Count 27 16 43
Expected Count 31.9 11.1 43.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.712a 1 .005 Continuity Correctionb 6.230 1 .013 Likelihood Ratio 8.783 1 .003 Fisher's Exact Test .005 .005
Linear-by-Linear Association 7.601 1 .006 N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.94.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan suami *
kelompok pemberian ASI
eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Dukungan suami * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
Dukungan suami Tidak mendukung Count 10 3 13
Expected Count 9.7 3.3 13.0
Mendukung Count 42 15 57
Expected Count 42.3 14.7 57.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .058a 1 .809 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .059 1 .808 Fisher's Exact Test 1.000 .558
Linear-by-Linear Association .057 1 .811 N of Valid Cases 70
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.34.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan atasan *
kelompok pemberian ASI
eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Dukungan atasan * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
Dukungan atasan Tidak mendukung Count 2 2 4
Expected Count 3.0 1.0 4.0
Mendukung Count 50 16 66
Expected Count 49.0 17.0 66.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.310a 1 .252 Continuity Correctionb .308 1 .579 Likelihood Ratio 1.152 1 .283 Fisher's Exact Test .271 .271
Linear-by-Linear Association 1.291 1 .256 N of Valid Cases 70
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sarana menyusui di tempat
kerja * kelompok pemberian
ASI eksklusif
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Sarana menyusui di tempat kerja * kelompok pemberian ASI eksklusif Crosstabulation
kelompok pemberian ASI eksklusif
Total
Tidak ASI
eksklusif ASI eksklusif
Sarana menyusui di tempat
kerja
Tidak tersedia Count 45 16 61
Expected Count 45.3 15.7 61.0
tersedia Count 7 2 9
Expected Count 6.7 2.3 9.0
Total Count 52 18 70
Expected Count 52.0 18.0 70.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .066a 1 .797 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .068 1 .795 Fisher's Exact Test 1.000 .580
Linear-by-Linear Association .065 1 .799 N of Valid Cases 70
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.31.