Vol XI No 18, 3 Oktober 2013 Kampus Vol XI No 18, 3 Oktober 2013 3 Editorial 2 Pelayanan Publik, . . . Sambungan halaman 1 Gazebo UNNES Diterbitkan oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes; Penanggung Jawab: Pemimpin Umum; Redaktur Senior: Ellectra A.A; Pemimpin Redaksi: Angghi Novita; Redaktur Pelaksana: Fajar Tri S, Fatimah. Editor: Eta, Misbah. Reporter: Aini, Alya, Ana, Arifin, Azizah, Eta, Fajar, Fatimah, Janti, Kirana, Misbah, Palupi, Rahma, Reza, Riani, Setyowati, Susi, Umi, Yuni, Zaka. Fotografer: Zaini. Lay-outer: Janti, Zaka. Ilustrator: Arifin. Alamat Redaksi: Gedung UKM Lt 2 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229; www.bp2munnes.com Telp: 024-70789389; ISSN: 0216-5589 Unnes. Hal ini juga berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung perkuliahan yang dinilai sudah baik bagi 66,30 persen responden. Sementara itu Vania Destyan Fauziah mahasiswi Jurusan Matematika menyatakan bahwa ia tidak tahu jika Unnes menjadi juara satu pelayanan publik bidang akademik se-Indonesia. “Pelayanan sistem akademik Unnes juga belum memuaskan, karena kadang sikadu lemot,” ujarnya, Selasa (1/10). Ia juga mengatakan bahwa sarana dan prasarana serta fasilitas yang disediakan belum memberikan kenyamanan dalam perkuliahan. “ WC kurang memadai, sinyal wifi banyak yang susah untuk connect, serta LCD dalam ruang kuliah banyak yang perlu perawatan karena banyak yang sudah bergaris- garis,” tambahnya. Ia berharap Unnes semakin meningkatkan fasilitas untuk menunjang proses perkuliahan, dan kedepannya ia berharap agar pegawai lebih ramah dalam melayani mahasiswa. Fajar, Ima, Riani, Wati Narasumber dihadirkan bukan tanpa alasan, mereka kelompok Teater Mangga Pisang Jambu memang tengah menggarap sebuah proyek pementasan yang diambil dari kumpulan cerpen kang putu yaitu penggali kubur. Mereka menggambil makna dari kaum Ahmadiyah yang memang di Indonesia ini jarang mendapat keadilan sebagai sesama umat manusia. Diskusi yang berlangsung cukup hangat ini, membuka jalan pada kami yang sebelumnya hampir menghakimi kaum mereka tanpa alasan, selalu berpikiran jelek tentang mereka. Memang salah dugaan yang ada selama ini, Narasumber yang mencoba menjelaskan dengan gamblang memberikan kami banyak pengetahuan. Setidaknya kami tau bahwa mereka adalah sama dengan umat Islam pada umumnya. Hanya kaum akhmadiyah telah jelas menetapkan siapa imam mereka. Usut punya usut kaum merekapun banyak yang memang berjasa, antara lain adalah W.R Soepratman yang diketahui adalah kaun akmadiayah. Namun fatwa MUI dan SKB tiga menteri membuat mereka hanya bisa diam dan bersabatr atas teror yang selama ini di alami. Dari diskusi ini juga diselingi dengan dramatic reading oleh kelompok Mangga Pisang Jambu. Yang selanjutnya dilanjutkan diskusi tanya jawab. Diskusi berlangsung nyaman tanpa ada pihak yang kontra di dalamnya. Dan diskusi berakhir ketika malam sudah semakin larut yang dinginya dapat membekukan tulang, bahkan mengoyak ke tulang. Mengapa Tak Disamakan? PERATURAN Unnes mengenai kebijakan berkendara telah lama dijalankan seluruh sivitas akademika Unnes. Salah satu kebijakan berkendara tersebut adalah larangan masuk kendaraan di lingkungan kampus saat jam perkuliahan berlangsung. Melihat sisi positif, tentu kebijakan tersebut memacu warga Unnes agar mengurangi aktifitas berkendara namun bagaimana bila kebijakan tersebut dilihat dari sisi sebaliknya? Redaksi Express sering menerima keluhan dari mahasiswa lewat Smsivitas perihal seringnya kendaraan mewah yang diizinkan melintas kawasan kampus saat jam peraturan tersebut berlang- sung. Beberapa dari mereka memiliki nomor plat kendaraan merah (pemerintahan). Hal ini tentu menjadi batu sandungan dari mulusnya jalan dalam suatu aturan yang telah disepakati. Semoga bukan soal ancang- ancang melegalkan pelanggaran bagi yang memiliki jabatan. Lalu apakah ada perbedaan subjek bagi pelanggar aturan tersebut? Ketika sang pelanggar berdalih tak mengetahui aturan bebas kendaraan ini, bukankah seharusnya kita justru harus mengenalkan dan menegaskan aturan tersebut? Lewat evidential value tadi mestinya banyak pihak yang belajar. Artinya tidak hanya pengemudi mobil-mobil mewah itu yang patut disalahkan, tapi juga para pembuat aturan yang melanggar hal yang mestinya tak dilanggar. Jadi, mengapa tak disamakan? (Asal jangan plin- plan). Berawal dari Kesederhanaan Oleh Nur azizah Reporter Express OLOHIYO butuhiyo. Sebagai mahasiswa, kita tidak boleh hanya bergantung pada dosen saja. Namun, juga dari sumber-sumber lain, seperti halnya buku maupun sarana belajar yang lain. Tentunya kita bersyukur berada di tempat yang mudah terhadap akses informasi. Berbeda halnya dengan masyarakat yang berada di daerah yang cukup terbatas dalam sarana dan prasarana. Keterbatasan bukanlah halangan, karena olohiyo butuhiyo. Keterbatasan memberi kekuatan tersendiri. Siasat akan dirumuskan menghadapi keterbatasan tadi. Kalau tak mau kalah dengan keterbatasan, usaha keras patut dilakukan guna mencapai keyakinan yang telah dirumuskan. Pengalaman keterbatasan terhadap akses informasi, seperti halnya keterbatasan buku dialami oleh mahasiswa di Gorontalo. Aku berani menyuarakan ini berdasar perkataan- perkataan Rahman Mustofa. Ya, salah satu mahasiswa dari Gorontalo yang sedang menempuh studi di Unnes. Karena keterbatasan buku, mereka menyiasati dengan memperbanyak diskusi setelah pulang kuliah. Hal ini (barangkali) berbeda dengan beberapa mahasiswa yang sering saya amati. Lain cerita apabila seorang mahasiswa hanya kupu-kupu. Setelah selesai kuliah, langsung pulang dengan masalah-masalahnya sendiri, entah kuliah, cinta, finansial atau sebagainya. Di gorontalo, buku merupakan barang mewah dan sangat berharga, tidak seperti di sini, buku (mungkin) hanya pajangan semata, bahkan bisa jadi buat bantal tidur. Semangat tanpa lelah dan kesederhanaan mahasiswa yang berkuliah di Gorontalo memberikan pelajaran hidup bagi kita. Mereka menggapai masa depan dengan apa adanya dan kesederhanaan. Dua belas jam perjalanan dengan bus dari rumah hingga ke Universitas dilaluinya tanpa lelah, demi sebuah ilmu untuk masa depan. Lalu manakah yang akan sukses nantinya? Mereka yang selalu diskusi sebagai tambahan kuliah atau mereka yang sibuk dengan urusan masing- masing dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang begitu mudah dan lengkap? Kita harus membuktikannya. Semua itu teringkas dalam ungkapan olohiyo butuhiyo. Siapa yang rajin pasti ia peroleh cita-citanya. Atau versi terkenalnya Man jadda wa jadda. Wah, malah judul novel. Latih Jiwa Kepemimpinan Lewat Outbond JIWA kepemimpinan dibutuhkan dalam menyokong kinerja organisasi. Berbagai latihan kepemimpinan diselenggarakan guna mencapai terwujudnya pemimpin tangguh dalam organisasi. Pendidikan karakter pemimpin dapat ditanamkan, salah satunya dengan outbond. Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan acara outbond sebagai salah satu agenda tahunan terhadap aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Kemahasiswaan (LK) Unnes. Kegiatan Training Pengembangan Manajemen dan Kepemimpinan yang diselenggarakan, dihadiri tak kurang dari 354 peserta dari masing-masing UKM dan LK. “Acara ini diselenggara- kan sebagai wahana pendidikan kepemimpinan, karakter dan soft skill serta menciptakan suasana lain dibandingkan rutinitas di organisasi,” ungkap Masrukhi saat upacara pembukaan, Selasa (1/10). Masrukhi menambahkan tak hanya menyoal dipimpin dan memimpin namun diharapkan juga dapat menambah kepekaan dan kepedulian aktivis terhadap aktivis UKM dan LK lainnya serta dapat mengambil pengalaman berharga dari training berupa outbond ini. Outbond yang dilakukan di Taman Kyai Langgeng, Magelang tampak seru dengan beragam permainan yang disajikan. Kekompak- kan, kepemimpinan, serta nilai yang mengajarkan kerja tim diuji dalam berbagai permainan. Nilai-nilai kepemimpinan, kebersama- an, dan tanggung jawab dalam setiap permainan diharapkan dapat dipetik dalam kegiatan ini. UKM Pramuka yang menyabet 3 nominasi tampil sebagai juara umum dan berhak atas uang pembinaan sebesar 1,5 juta rupiah. “Pelaksanaan outbondnya berjalan dengan seru dan mengasyikkan. Meskipun permainan-permainannya sudah sering dimainkan tetapi karena dimainkan bersama dengan rekan organisasi tetap berbeda suasananya,” ujar Edi Tarsono salah satu peserta Let’s join us at BP2M Open Recruitment BP2M “Jurnalis Berekspresi” Pendaftaran hingga 7 Oktober 2013 Gedung UKM lt.2 COMING SOON PENDIDIKAN JURNALISTIK DASAR (PJD) 2013 PESERTA TERBATAS 200 ORANG PERS MAHASISWA : MENOLAK DIAM Tragedi Menjadi . . . Sambungan halaman 1 Hasil Polling Pembaca Express @bp2munnes @bp2munnes dari DPM KM Unnes. Edi juga menambahkan bahwa semua permainan yakni paint ball , tarik tambang, jembatan bambu, pipa bocor, transporter, the ring, harta karun, dan go futsal melatih jiwa penuh harapan, keberanian, dan pengorbanan. Harapan bahwa dengan diadakan outbond ini semoga semua aktivis mampu memberi-kan kontribusinya yang luar biasa untuk Universitas Negeri Semarang dan antar UKM dan LK tetap kompak dan solid. Fatimah, Susi, Alya