Top Banner
Evolusi Teori Manajemen Kelompok 2
21

Evolusi Teori Manajemen

Jun 30, 2015

Download

Documents

Diie Naata
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Evolusi Teori Manajemen

Evolusi Teori Manajemen

Kelompok 2

Page 2: Evolusi Teori Manajemen

1. TEORI MANAJEMEN KUNO

Sampai tingkat tertentu, manajemen telah dipraktik oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh, bangsa mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Meskipun manajemen telah dipraktikkan dan dibicarakan dijaman kuno, tetapi kejadian semacam itu relatif sporadic, dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan”.

Page 3: Evolusi Teori Manajemen

2. TEORI MANAJEMEN KLASIK2.1 Pendahuluan/Pioner Teori Manajemen

Klasik1. Robert Owen (1771-1858)

Owen memperbaiki kondisi kerja pekerjanya, dengan cara:(1) Mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik, (2) Mendirikan toko dimana pekerja bisa membeli barang kebutuhan toko tersebut dengan harga murah. (3) Mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam perhari dari sebelumnya sekitar 15 jam perhari, dan (4) Menolak pekerja dibawah 10 tahun. Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau investasi pada SDM, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari.

Page 4: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan……….2. Charles Babbage

Babbage percaya bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produktivitas naik, biaya operasi turun.Beliau menganjurkan pembagian kerja (division of labor), sehingga kerja/operasi setiap pabriknya bisa dianalisis secara terpisah.Babbage percaya bahwa metode kuantitatif bisa digunakan untuk menganalisis persoalan perusahaan seperti untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku atau fasilitas lain.

Page 5: Evolusi Teori Manajemen

2.2 Teori Manajemen IlmiahTeori manajemen ilmiah muncul karena kebutuhan meningkatkan

produktivitas.1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study). Taylor memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate system). Dengan cara tersebut, karyawan akan memperoleh kenaikan upah apabila berhasil melampaui standar yang telah ditentukan.

2. Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1878-1972)Meneliti tentang hubungan antara gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurutnya antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, sehingga perlu dilakukan alur urutan gerakan dan aktivitas kerja yang efektif dan efisien untuk mengurangi kelelahan dan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan.Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yang ditujukan sebagai program pengembangan karyawan dan untuk menaikkan semangat kerja karyawan

Page 6: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan…….3. Henry L. Gantt (1861-1919)

Gantt melakukan perbaikan terhadap metode penggajian Taylor (differential system). Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang merupakan ide Owen. Grantt chart (bagan grantt) kemudian populer dan digunakan digunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat skedul (jadwal) pekerjaan tertentu.

4. Harrington Emerson (1853-1931)Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana penelitiannya menunjukkan kebenaran prinsip, yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila mngetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah Management of Objective (MBO).

Page 7: Evolusi Teori Manajemen

Sumbangan dan Keterbatasan Teori Manajemen Ilimiah

Produksi masal merupakan salah satu perwujudan teori manajemen ilmiah. Barang diproduksi dengan cepat dan sebanyak-banyaknya, seperti proses produksi lini perakitan. Desain pekerjaan, pemilihan dan perkembangan karyawan secara ilmiah juga merupakan hasil dari teori manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah mendorong pendekatan rasional untuk memecahkan masalah.

Keterbatasan teori manajemen ilimiah: Tujuan produktivitas atau keuntungan cenderung mengarah pada ekploitasi pekerja. Ada beberapa pendekatan yang cocok untuk waktu/tempat tertentu, tetapi tidak cocok untuk waktu /tempat yang lain.

Page 8: Evolusi Teori Manajemen

2.3 Teori Organisasi Klasik1. Henry Fayol (1841-1925)

Fayol adalah orang pertama yang mengelompokkan kegiatan manajerial ke dalam : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, (4) dan Pengendalian.Prinsip-prinsip manajemen Fayol:1) Pembagian kerja 8) Sentralisasi2) Wewenang 9) Hirarki3) Disiplin 10) Perintah4) Kesatuan komando 11) Persamaan5) Kesatuan pengarahan 12) Stabilitas staf6) Kepentingan individu harus tunduk dengan kepentingan organisasi 13) Inisiatif7) Penggajian 14) Spirit de Corps

Page 9: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan……

2. Max Weber (1864-1920)Max Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan yang jelas untuk anggota organisasi tersebut.

Page 10: Evolusi Teori Manajemen

Sumbangan dan Keterbatasan Teori Organisasi Klasik

Sistematisasi yang dilakukan oleh Fayol memberikan pandangan (insight) terhadap bidang-bidang yang dianalisis untuk meningkatkan efektivitas manajemen. Manajer disadarkan terhadap persoalan-persoalan yang sering kali muncul dalam organisasi. Teori organisasi dikritik karena nampaknya teori tersebut lebih tepat untuk lingkungan yang stabil, tidak cepat berubah-ubah.

Page 11: Evolusi Teori Manajemen

4. Mary Parker Follet (1868-1933)Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal : (1)Pengendalian diri (dari orang tersebut), (2)Pengendalian kelompok (dari kelompok), (3)Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan bersama)5. Chester I Barnard (1886-1961)Barnard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan inidividu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.

Page 12: Evolusi Teori Manajemen

3. ALIRAN PERILAKU

3.1 Pendekatan Hubungan Manusiawi (human Relations)Studi HawthornePara peneliti berkesimpulan bahwa perhatian manajemen dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Gejala seperti itu kemudian sering di sebut sebagai efek Hawthorne ( Hawthorne effect ).

Page 13: Evolusi Teori Manajemen

Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan ManusiawiAliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya kebutuhan sosial. . Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang dinamika kelompok, dimana perhatian ditujukan tidak hanya individu, tetapi juga pada proses dan dinamika kelompok. Keterbatasan aliran hubungan manusiawi: Konsep manusia sosial yang dikembangkan ternyata tidak menjelaskan sepenuhnya perilaku manusia. Usaha perbaikan-perbaikan kondisi kerja ternyata tidak mampu menaikkan prestasi kerja.

Page 14: Evolusi Teori Manajemen

Pendekatan Ilmu Perilaku

Beberapa ahli perilaku mengatakan bahwa perilaku manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya sendiri.Sumbangan Aliran Ilmu Perilaku: Aliran ilmu perilaku memberi sumbangan yang berarti terhadap pemahaman motivasi individu, perilaku kelompok, hubungan interpersonal dalam kerja, dan pentingnya kerja untuk manusia.

Page 15: Evolusi Teori Manajemen

Keterbatasan Aliran Ilmu Perilaku:

Banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembanngkan lebih lanjut. Teori tersebut juga cukup kompleks untuk manajer. Rekomendasi mereka sering berbeda antara satu ahli dengan lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.

Page 16: Evolusi Teori Manajemen

PENDEKATAN KUANTITATIF

Riset Operasi dan Manajemen SainsBeberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian. Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diapllikasikan langsung pada situasi manajemen.

Page 17: Evolusi Teori Manajemen

Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif memberi sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembanngkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut.Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model aatau symbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi manusia dalam organisasi.

Page 18: Evolusi Teori Manajemen

TEORI MANAJEMEN KONTEMPORER

1. Pendekatan SistemOrganisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.

Page 19: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan…….2. Pendekatan Situasional

Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakangi. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.

Page 20: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan……..3. Pendekatan Hubungan Manusiawi Baru (neo-human

relation)

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sisi positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan perilaku mengatakan bahwa manusia berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya. Pendekatan hubungan manusia baru melangkah lebih lanjut. Mereka melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, pendekatan manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 21: Evolusi Teori Manajemen

Lanjutan……..

4. Pandangan IntegratifManajer harus mampu melihat ketergantungan antar bagian dalam organisasi, pengaruh lingkungan eksternal, dan keunikan situasi yang dihadapi. Setelah memahami ketiga hal tersebut, manajemen dapat memilih pendekatan mana yang paling baik untuk diterapkan pada situasi yang dihadapi.