Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi media merupakan cara untuk membuat dan menghasilkan media terutama yang ditekankan disini adalah pembuatan media pendidikan. Dapat digaris bawahi cara disini untuk menciptakan media terutama media elektronik bukan membuat alatnya tetapi membuat apa yang akan ditampilkan di dalam alat tersebut. Media dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti media visual, audio visual, media cetak, elektronik, media 2 dimensi dan media 4 dimensi. Tidak semua cara pembuatan media dapat ditampilkan di dalam makalah ini tetapi hanya media yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran saja yang akan dibahas dalam makalah ini.. Media dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti: media visual (yang dapat di lihat), audio visual (yang dapat di nikmati melalui pendengaran dan penglihatan), media cetak (koran, majalah dan sebagainya), elektronik (HP, kamera, dan sebagainya), media 2 dimensi dan media 4 dimensi. (seperti gambar-gambar, patung dan sebagainya). Adapun semua media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik memerlukan penilaian terlebih dahulu sebelum digunakan lebih luas. Penilaian (evaluasi) dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang kan digunakan tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan atau tidak. Hal ini penting untuk diingat dan 1
34

Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Dec 08, 2015

Download

Documents

My Friends Makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produksi media merupakan cara untuk membuat dan menghasilkan media terutama

yang ditekankan disini adalah pembuatan media pendidikan. Dapat digaris bawahi cara disini

untuk menciptakan media terutama media elektronik bukan membuat alatnya tetapi membuat

apa yang akan ditampilkan di dalam alat tersebut. Media dapat dibagi menjadi beberapa jenis

seperti media visual, audio visual, media cetak, elektronik, media 2 dimensi dan media 4

dimensi. Tidak semua cara pembuatan media dapat ditampilkan di dalam makalah ini tetapi

hanya media yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran saja yang akan dibahas

dalam makalah ini..

Media dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti: media visual (yang dapat di lihat),

audio visual (yang dapat di nikmati melalui pendengaran dan penglihatan), media cetak

(koran, majalah dan sebagainya), elektronik (HP, kamera, dan sebagainya), media 2 dimensi

dan media 4 dimensi. (seperti gambar-gambar, patung dan sebagainya).

Adapun semua media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik memerlukan

penilaian terlebih dahulu sebelum digunakan lebih luas. Penilaian (evaluasi) dimaksudkan

untuk mengetahui apakah media yang kan digunakan tersebut dapat mencapai tujuan

pendidikan atau tidak. Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan oleh setiap tenaga

pendidiak karena banyak orang beranggapan sekali membuat media maka akan dapat

digunakan dan 100% ditanggung baik. Anggapan ini sendiri tidaklah keliru karena sebagai

pengembangan media secara tidak langsung telah menurunkan hipotesis bahwa media

pembelajaran akan membuat hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu diuji dan

dibuktikan dengan menguji cobakannya ke sasaran yang dimaksudkan (siswa). Pembahasan

lebih lanjut akan di jelaskan pada pembahasan II tentang “Produksi Media dan Evaluasi

Program Media”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan produksi media ?

1

Page 2: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

2. Bagaimana proses produksi audio ?

3. Bagaimana proses produksi film bingkai ?4. Apa yang dimaksud dengan evaluasi dan macam-macam evaluasi program media ?

5. Bagaimana tahap-tahap evaluasi program media ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan produksi media ?

2. Untuk mengetahui proses produksi audio ?

3. Untuk mengetahui proses produksi film bingkai ?

4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan evaluasi dan macam-macam evaluasi program

media ?

5. Untuk mengetahui tahap-tahap evaluasi program media ?

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca

lebih memahami tentang produksi media, produksi audio, produksi film bingkai,

evaluasi program media, macam-macam evaluasi, dan tahap-tahap evaluasi.

2

Page 3: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Produksi Media

1. Pengertian Produksi Media

Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan

mengolah (produksi) media (benda visual maupun non visual) dengan cara

mempergunakan segala sumber daya (tenaga, pikiran, dan dana). Berikut ini adalah

upaya-upaya yang dilakukan untuk memproduksi media terutama media yang berkaitan

dengan dunia pendidikan. Dalam makalah ini akan membahas produksi media yaitu media

non elektronik dan media elektronik.

2. Produksi Audio

1) Studio Produksi

Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau juga disebut studio

rekaman. Studio ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan kontrol dan studionya,

yang keduanya dibatasi dinding berjendela kaca sehingga orang yang ada di dalam

kedua ruangan itu dapat saling melihat.

Ruang kontrol dilengkapi dengan alat rekaman, yang biasanya terdiri dari alat

rekaman audio, alat pemutar audio, alat pemandu suara, dan tombol pengatur suara. Di

samping itu terdapat pula alat untuk penyuting suara.

Ruang studio adalah sebuah ruangan yang kedap suara. Ruang ini

diperlengkapi dengan berbagai mikrofon, tempat duduk pemain, alat musik, misalnya

piano, perlengkapan untuk mebuat FX, dan pengeras suara.

Kedua ruangan tersebut dihubungkan dengan interkom, yang memudahkan orang

diruang kontrol berkomunikasi dengan oramg-orang di dalam studio.

3

Page 4: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

2) Pembagian tugas dalam produksi

a. Sutradara.

Sutradara adalah pimpinan produksi, baik buruknya hasil produksi tanggung

jawabnya ada pada sutradara. Sebelum produksi dimulai seorang sutradara harus

mempelajari naskahnya denga teliti, sehingga ia mempunyai interprestasi yang

baik terhadap setiap adegan dari naskah itu.

Ia juga harus dapat menghayati benar perwatakan yang dibawakan oleh masing-

masing pelaku dalam naskah itu, serta dapat membayangkan musik dan sound

effect yang bagaimana diperlukan untuk mendukung terciptanya suasana seperti

yang dikehendaki oleh naskah itu.

Setelah naskah dipelajari sutradara bertugas mengatur perbanyakan naskah

yang akan diproduksi. Kertas yang digunakan seyogyanya kertas yang agak tebal

agar tidak mudah terlipat dan tidak menimbulkan suara dalam waktu produksi

nanti.

Sutradara harus memilih pemain yang akan membawakan naskah sesuai

perwatakan tiap pelakunya. Sutradara yang telah biasa memimpin produksi

biasanya telah mempunyai koleksi pemain, dan sudah mengenal dengan baik

kemampuan masing-masing pemain sehingga ia dapat memilih pemain yang

paling sesuai untuk diserahi tugas memegang peran tertentu. Bila ia belum

mengenal pemainnya ia harus memilih pemain tersebut melalui audit atau seleksi.

Bila ia telah menentukan pemain untuk setiap peran, sutradara harus segera

membagikan naskahnya. Karenanya dalam rekaman nanti mereka dapat

membacanya.Yang penting mereka harus dapat menghayati perwatakan yang

harus dibawakannya, dan dapat membaca naskah sesuai perwatakan itu.

Sutradara harus memesan studio rekaman sesuai dengan prosedur yang berlaku

supaya pada saatnya nanti, studio tersebut tidak dipakai oleh orang lain dan dalam

keadaan siap untuk digunakan.

Setelah studio rekaman diperoleh dengan pasti, sutradara menyampaikan

undangan tertulis kepada semua pemain dan kerabat kerja dengan menyebut secara

jelas jam, tanggal dan tempat rekaman itu. Undangan ini jangan diberikan dalam

waktu yang sangat mendesak.

4

Page 5: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Sutradara bertugas memilih musik yang sesuai dengan suasana yang akan

diciptakan. Dia perlu datang ke perpustakaan dan mencoba lagu yang dicarinya

satu persatu untuk mendapatkan lagu yang benar-benar sesuai dengan

naskahnya. Bila telah menemukan lagi itu maka naskah-nya harus ditandai dengan

tinta yang jelas: nama lagu, nomor piringan hitamnya, track ke berapa, berapa

panjangnya.

Sutradara juga harus mencari sound effect yang sesuai dengan suasana

naskahnya. Bila naskahnya ingin menggambarkan seorang Direktur yang pergi

dengan mobil, misalnya tentunya ia harus memilih suara mobil sedan yang baik

dan bukannya suara truk atau pick-up. Seperti halnya dalam memilih lagu. Setelah

FX tadi ditemukan ia harus memberi tanda pada naskahnya: nama FX, nomor

piringan hitam, track keberapa, berapa panjangnnya. Jika FX itu tidak diambil dari

rekaman melainkan harus diciptakan sendiri ia harus mencoba bunyi yang akan

diciptakannya itu, misalnya ketukan-ketukan pintu, langkah kaki, dering

telepon. Ia harus mengadakan peralatan yang diperlukan untuk menciptakan suara-

suara itu, menentukan tempat studio itu dimana bunyi-bunyi itu akan diciptakan,

berapa jarak microfon dari sumber bunyi itu dan sebagainya.

Sutradara harus dapat bekerja sama dengan teknisi dengan baik. Teknisi adalah

orang yang membantunya dalam rekaman. Betapa bagusnya pun gagasan sutradara

tentang tentang program yang akan diproduksi, bila teknisi atau oprator yang akan

merekam tidak paham tentu hasilnya kurang baik. Karena itu ia harus

membicarakan naskahnya dengan teknisi atau oprator yang akan membantunya

itu. Ia juga harus membicarakan tentang keluar masuknya FX, efek apa yang ingin

diperoleh dari musik dan FX itu, berapa lama musik dan FX itu diperlukan dan

sebagainya. Selanjutnya ia harus membicarakan tentang bagaimana FX yang

digunakan. Ia juga harus memberitahukan kepada teknisi ada berapa mikrofon

yang bagaimana yang diperlukan.

b. Kerabat kerja

Dalam produksi audio kerabat kerja yang diperlukan hanya dua orang

oprator.Seorang oprator melayani pengaturan tombol rekaman serta bertugas

5

Page 6: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

mengatur jalannya pita rekaman pada alat perekam. Ia juga yang bertanggung

jawab membuat saluran yang menghubungkan mikrofon dengan mesin perekam.

Seorang operator lainnya bertugas menyiapkan musik dan sound effect yang akan

digunakan dalam rekaman. Ia harus memasang piringan hitam pada meja putar dan

memasang jarum tepat pada track musik atau FX yang diperlukan. Teknisi

bertugas sesuai dengan petunjuk sutradara.

c. Pemain

Yang dimaksud dengan pemain ialah orang-orang yang ditunjuk untuk

membacakan naskah. Biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja

dalam suatu naskah tertentu.

Seorang pemain yang telah menyanggupi untuk ikut rekaman berkewajiban

mempelajari naskahnya. Ia harus menghayati benar pesan yang akan

dibawakannya. Ia harus melatih diri membaca naskahnya supaya dalam rekaman

nanti tidak terdengar kesan bahwa naskah itu dibaca, melainkan terdengar seperti

orang yang bercakap atau bercerita. Dalam latihan membaca ini bila perlu ia dapat

memberi tanda-tanda baca pada naskahnya.

Pemain harus mengikuti petunjuk sutradara dalam membawakan

perannya.Seorang pemain tidak boleh kecil hati kalau membacanya dianggap

kurang betul oleh sutradara, dan harus membetulkannya sesuai dengan petunjuk

sutradara.

Pada waktu yang telah ditentukan pemain harus datang tepat pada

waktunya. Jam menggunakan studio adalah terbatas, karena itu pemain harus

berusaha agar tidak menyebabkan terbuangnya waktu penggunaan studio dengan

sia-sia.

3) Pelaksana Produksi

Pada waktu rekaman yang telah ditentukan seorang sutradara harus datang

lebih awal dari para pemain lainnya. Segera setelah sampai di studio ia bertugas

mengecek apakah studio telah siap untuk dipakai. Ia harus bertemu dengan oprator

untuk mengecek apakah mereka telah menyiapkan segala perlengkapan yang

diperlukan.

6

Page 7: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Sutradara seyogyanya menyambut dengan ramah setiap pemain yang

hadir.Jangan sampai ada pemain yang merasa tidak memperoleh perhatian dari

sutradara. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja pemain.

Setelah pemain lengkap sutradara segera memimpin latihan. Latihan dapat

dimulai dengan latihan kering, yaitu latihan yang dilakukan di luar ruang studio dan

dikerjakan tanpa musik dan FX. Yang diutamakan dalam hal ini ialah pemahaman isis

naskah, penghayatan peran masing-masing pemain, cara membaca naskah.

Setelah pemain untuk memebaca bagian masing-masing sesuai dengan urutan

naskah. Sutradara akan memebtulkan cara membaca yang belum betul. Dalam hal ini

sutradara harus dapat memeberi contoh, misalnya bagaimana cara menangis, cara

tertawa, dan sebagainya.

Setelah latihan selesai pemain dipersilahkan masuk ke studio. Sutradara dan

kerabat kerja di ruang kontrol. Sutradara memberi petunjuk dimana pemain harus

duduk atau berdiri, dan mikropon yang mana yang digunakan oleh masing-masing

pemain.

Sutradara memberi petunjuk tentang tanda-tanda yang digunakan dalam

memimpin produksi. Pada umumnya petunjuk dilakukan dengan menggunakan tanga;

pemain melihat tanda-tanda itu melalui jendela kaca tembus pandang yang membatasi

ruang studio dengan ruang kontrol. Tanda yang biasa digunakan misalnya: bila

sutradara menunjuk seorang pemain artinya pemain itu harus memulai membaca teks

naskahnya;meletakkan tangan dileher seolah-olah menggorok leher berarati rekaman

terhenti karena ada kesalahan dan harus diulang; mendekatkan kedua tangannya naik

pemain harus lebih dekat dengan mikropon; menggerakan tangannya naik turun berarti

membacanya harus diperlambat; dan sebagainya.

Langkah-langkah berikutnya ialah mengadakan tes suara. Setiap pemain

diminta membaca di depan mikropon secara bergantian. Tinggi rendahnya suara diatur

supaya tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras. Dalam mengukur level suara

ini sutradara dan oprator mengecek suara itu melalui jarum dialat rekaman. Setelah

level suara ditentukan, pemain bersangkutan harus mengingat jarak mulutnya ke

mikropon dan volume suara yang digunakan waktu tes suara tadi. Dalam rekaman

nanti level suaranya harus diusahakan supaya sama dengan levelnya waktu tes suara.

7

Page 8: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Sekarang semua telah siap untuk melakukan latihan basah. Pemain diminta

membaca peran masing-masing sesuai naskah, didepan mikropon. Dalam latihan ini

musik dan FX sudahdigunakan benar-benar. Dalam latihan ini sutradara bertindak

sangat kritis, setiap terdapat kesalahan atau kejanggalan sutradara menghentikan

latihan dan memberi petunjuk untuk perbaikan. Adegan itu kemudian diulang

kembali. Latihan seperti ini biasannya lebih lama dari rekaman sesungguhnya.

Setelah latihan berjalan baik rekaman segera dilaksanakan. Bila dalam

rekaman ini masih juga terjadi kesalahan, sutradara melakukan perbaikan dengan cara:

a) Bagian yang salahdihapus dan adegan yang salah tadi diulang kembali. Bila hal ini

yang dilakukan, jalannya rekaman biasanya agak lama, namun pada saat rekaman

selesai telah diperoleh program hasil final.

b) Adegan yang salah diulang kembali tanpa mengahapus kesalahan tadi. Bila hal ini

yang dilakukan rekaman dapat berjalan agak cepat. Setelah selesai rekaman,

sutradara dan oprator masih harus mengedit kembali hasil rekaman itu untuk

membuang bagian-bagian yang tidak terpakai.

Setelah rekaman selesai sutradara berkewajiban mengucapkan terimakasih kepada

seluruh pemain dan oprator.

3. Produksi Film Bingkai

1) Jenisnya

Dalam memproduksi program film bingkai ada dua jenis kegiatan produksi yang dapat

dilakukan secara berurutan, yaitu:

Produksi visualnya. Pada bagian visual yang meliputi gambar-gambar grafis dan

caption serta gambar-gambar yang dapat diambil dari benda sesungguhnya atau

modelnya diproduksi semuanya.

Produksi audionya, yaitu narasi dan musik serta sound effect. Cara memproduksinya

sama dengan memproduksi program audio yang telah diuraikan di bagian

terdahulu.Bahkan biasanya lebih sederhana. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini

ialah bahwa narasi dan musik serta FX-nya harus sesuai dengan visualisasinya.\

2) Alat yang dipergunakan

Untuk memproduksi bagian visualnya diperlukan berbagai alat, misalnya:

8

Page 9: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

a. Kamera, ada berbagai jenis kamera yang dapat digunakan. Yang penting anda

mempunyai keyakinan akan dua hal yaitu pertama, anda harus yakin bahwa juru

kamera anda dapat mengoprasikan kamera itu dengan baik; yang kedua, kamera

itu harus dapat menghasilkan gambar yang diinginkan. Bila anda tidak dapat

mencari juru kamera dan anda sendiri kurang paham bagaimana memotret dengan

kamera yang rumit dapat digunakan kamera istamatic. Kamera yang rumit

memang lebih luwes dan dan mempunyai kemampuan yang lebih besar, tetapi

memerlukan keahlian yang cukup untuk menggunakannya. Namun kamera apa

pun yang anda gunakan bila anda atau juru kamera anda mau cukup hati-hati

dalam membuat komposisi gambar dan dalam memotretnya anda tentu akan

memperoleh gambar yang baik.

b. Film yang digunakan, Untuk membuat film bingkai digunakan film khusus untuk

film bingkai, misalnya kodachrome. Film untuk film bingkai ada yang berwarna

ada yang hitam putih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara yang telah

maju memang film hitam putih dan berwarnalah memberikan perbedaaan

efektivitas belajar yang berbeda pada diri siswa. Namun biasanya film berwarna

lebih menarik untuk dilihat.Waktu membeli film perlu diperhatikan di mana

pengambilan gambar akan dilakukan. Film yang digunakan dengan sinar matahari,

lampu flash biasa dan lampu pijar biasa, berbeda dengan film yang digunakan

dengan mengambil sinar lampu neon. Hal lain yang perlu diingat waktu membeli

film ialah ASA dari film itu. bila anda akan mengambil gabar-gambar di pantai

atau di udara terbuka yang sinarnya terang ambil saja ASA yang sinarnya sedang

misalnya 64. tetapi bila anda akan mengambil gambar di tempat tertutup dengan

sinar lampu yang kurang terang, dan anda tidak ingin menggunakan flash gunakan

ASAnya tinggi, misalnya 1000.

c. Tiang penyangga untuk mengkopi (Copy stand), Bila anda akan memotret gambar

grafis atau caption, biasanya gambar tersebut diletakkan di atas meja dan gambar

diambil dari atas. Mengambil gambar seperti ini tanpa tiang penyangga sangat

sukar karena kita akan cendrung bergerak, sehingga gambarnya tidak akan tajam.

Untuk keperluan itu disediakan tiang penyangga khusus yang disebut copy

Stand. Di samping tiang penyangga itu anda memerlukan juga dua buah lampu

9

Page 10: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

untuk memberi sinar objek yang akan difoto. Lampu tersebut juga diletakkan pada

tiang penyangga dan dipasang di sebelah kanan dan kiri gambar atau grafis yang

akan difoto.

d. Alat Perekam AudioUntuk merekam narasi dan bunyi-bunyi yang lain kalau

memungkinkan seyogyanya rekaman dilakukan di studio rekaman seperti yang

digunakan untuk merekam program audio.

Bila tidak dapat menggunakan fasilitas seperti itu, anda dapat merekamnya dengan

menggunakan mesin perekam biasa (tape recorder). Tentu saja mutu rekaman

seperti itu tidak akan sebaik kalau rekaman dilakukan dilakukan distudio. Bila

anda merekam dengan alat seperti itu sebaiknya rekaman dilakukan di kamar

tertutup pada malam hari pada saat suasana sunyi, sehingga tidak banyak suara-

suara tidak diperlukan ikut terekam.

3) Kerabat Kerja

Seperti halnya dalam produksi audio dalam produksi film bingkaipun diperlukan

seorang sutradara yang akan memimpin produksi dan yang bertanggung jawab atas

baik buruknya hasil produksinya.

Sutradara tersebut perlu dibantu oleh kerabat kerja yang terdiri dari:

- Seorang juru kamera yang terampil dalam menggunakan kamera 35 mm. Tugas

juru kamera ini mengambil gambar sesuai petunjuk sutradara.

- Seorang atau lebih seorang grafik artis ditugasi untuk membuat caption dan

menggambar benda, peristiwa, bagan, dan sebagainya yang akan dipotret. Grafik

artis ini harus telah menyelesaikan gambar-gambarnya sebelum saat produksi

tiba.

- Seorang atau dua orang oprator yang bertugas membantu sutradara dalam

merekam narasi dan musik.

- Pemain yang akan memperagakan prilaku-prilaku tertentu yang akan diambil

gambarnya sebagai model.

4) Pelaksanaan Produksi

Bila anda membuat program film bingkai tentunya anda perlu membuat

judul program film bingkai dibuat dengan membuat caption yang

10

Page 11: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

bertuliskan judul film tersebut.Caption tersebut biasanya dituliskan pada

sebuah karton yang berukuran panjang: lebar = 4 : 3 cm.

Bila nama-nama penulis naskah, sutradara, dan kerabat kerja yang lain

akan di cantumkan di dalam program, nama-nama tersebut juga harus

dituliskan pada karton dengan ukuran seperti tersebut diatas.

Seringkali benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang perlu disajikan

melalui film-bingkai yang kita buat, sukar dijumpai. Dalam hal seperti itu

benda atau peristiwa itu harus digambar. Gambar-gambar itulah yang

nantinya kita potret.

Hampir semua jenis kamera dapat digunakan untuk memotret caption dan

gambar-gambar grafis. Namun lensa kamera yang anda pakai itu harus

ditambah dengan lensa close up. Anda dapat juga menggunakan lensa

makro. Bila anda menggunakan lensa close up, lensa close up tersebut

dipasang di ujung lensa kamera anda. Seringkali tidak cukup dengan hanya

menambah satu atau dua lensa close up. Bila ojek yang dipotret kecil, anda

perlu menggunakan lebih dari satu lensa close up. Bila anda ingin

menggunakan lensa makro, lensa pada kamera anda harus di lepas

digantikan dengan lensa makro itu.

Gambar grafis yang akan anda potret dapat diletakkan di atas meja. Di kiri

dan kanan gambar tadi perlu anda pasang dua dua buah lampu yang

memiliki reflektor. Lampu dipasang begitu rupa sehingga arah lampu itu

membentuk sudut 45 derajat dengan tiang penyangga kameranya. Sinar

dari kiri dan kanan itu harus sama. Tiang penyangga kamera ditempatkan

ditengah gambar begitu rupa sehingga kamerannya tepat berada diatas

gambar tersebut.

Sebelum mengambil gambar anda perlu ingat bahwa diagfrahma kamera

anda perlu diatur. Untuk mengambil gambar dengan menggunakan lensa

close up seyogyanya anda menggunakan pembuka lensa (lensa opening)

berukuran f/8, atau lebih kecil lagi. Untuk menyesuaikan kecepatan dengan

pembuka lensa tersebut, gunakan karton berwarna abu-abu. Tumpangkan

karton itu di atas gambar yang akan dipotret. Sinar pantulan dari karton

11

Page 12: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

itulah yang anda ukur. Setelah karton abu-abu itu anda ambil mungkin

sekali light meter pada kamera anda akan berubah; hal tersebut tidak perlu

anda hiraukan. Ukuran sinar dari karton abu-abu tadi tidak akan sesuai

untuk gambar-gambar yang akan dipotret.

Pemotretan benda-benda atau peristiwa secara live, yaitu diambil dari

benda atau peristiwa sesungguhnya, dilakukan dengan cara seperti yang

biasa ditempuh dalam memotret.

Perlu diingat bahwa dalam memotret film bingkai, diagfragma harus kita

perbesar setengah stop. Misalnya jika pada saat diukur dengan light meter

diagfragma menunjukan angka 11, maka supaya hasil pemotratan terang

diagfragma perlu dibuka setengah stop lagi yaitu antara 8 dengan 11.

Untuk mengambil benda, orang atau peristiwa yang penting yang

pengambilannya sukar diulangi, misalnya tempatnya jauh, objeknya orang

besar dan sulit untuk ditemui, dan sebagainyadisarankan pengambilannya

dengan menggunakan rasio yang cukup.Artinya obyek tersebut diambil

beberapa kali dengan mengubah-ubah diagfragmanya, dan nanti hasil yang

terbaik itulah yang dipakai.

Kalau dalam pengambilan gambar ini sutradara dibantu oleh juru kamera

yang baik, sutradara cukup memberitahukan saja kepada juru kamera

gambar yang bagaimana yang ia kehendaki, bagaimana komposisinya,

lingkup pengambilannya apakah LS, MS, atau CU, sudut pengambilannya

apakah low, high atau eye level. Yang melaksanakan pengambilan gambar

adalah juru kameranya.

Bila pengambilan gambar telah selesai film tersebut perlu segera dibawa ke

laboratorium film untuk dikembangkan (develope, process). Bila kita dapat

mengembangkan sendiri tentu juga boleh dikembangkan sendiri. Tetapi

perlu diingat kalau jumlah film hanya sedikit biaya mengambangkannya

sendiri akan jauh lebih mahal daripada kalau kita bawa ke lab

film. Persoalannya, obat pengembang film itu akan rusak jika tidak segera

dihabiskan. Padahal kita tidak dapat membeli obat dalam jumlah yang

kecil.

12

Page 13: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

5) Editing Film Bingkai

Setelah film dikembangkan film tersebut perlu kita edit. Pada bagian atas

pernah kita mengulas bahwa dalam mengambil gambar kita menggunakan

rasio yang cukup.Dengan demikian untuk setiap objek yang kita ambil, kita

akan mempunyai beberapa gambar. Di dalam editing ini gambar-gambar

itu kita perbandingkan dan kita ambil yang paling baik dan yang paling

susuai untuk program kita.

Editing ini dilakukan dengan menggunakan meja editing. Meja editing itu

adalah sebuah meja bagian atasnya dibuat dari plastik buram yang rupanya

seperti lampu neon.Dibawah meja dipasang lampu yang cukup terang.

Sehingga kalau lampu dinyalakan bagian atas meja itu akan menjadi

terang.

Di atas meja itu juga diletakkan sebuah papan plastik yang dipasang miring

kira-kira membuat sudut 120 derajat dengan bagian atas meja. Papan

plastik ini juga dibuat dengan bahan yang sama seperti bagian atas meja

tadi. Dibagian belakang papan plastik ini juga dipasang lampu yang cukup

terang. Pada permukaan papan plastik miring ini diletakkan sekat-sekat

memanjang, tempat meletakkan film supaya tidak jatuh.

Film yang telah selesai dikembangkan dipotong-potong dan diletakkan

diatas meja tadi. Bila lampu dinyalakan kita akan dapat melihat gambar

pada film tadi dengan jelas.Kalau gambar yang sama tadi kita jajar-jajar di

atas meja, kita dapat membandingkannya dengan mudah dan dapat

memilih gambar yang paling baik.

6) Memberi Bingkai Film

Film bingkai supaya mudah diproyeksikan ke layar harus diberi

bingkai. Bingkai ini ada yang dibuat dari plastik dan ada yang dibuat dari

plastik ada yang dibuat dari karton. Bingkai ini berukuran 5 x 5 cm. Bagian

dalam berjendela dengan ukuran 21/12 x 31/2 cm.

13

Page 14: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Film yang telah dipotong-potong tadi dipasang tepat pada jendela bingkai

itu.Kemudian diatas film tadi dipasang bingkai satu lagi, sehingga tepi film

tadi terjepin dua bingkai, sedangkan bagian yang bergambar terpasang rapi

di jendela.

Agar bingkai tadi tidak lepas harus dikunci. Pada bingkai karton yang

digunakan sebagai pengunci ialah lem. Pada bingkai plastik sudah ada

lubang-lubang penguncinya.Bila lubang-lubang itu ditekan dengan kuat,

bingkai itu akan melekat erat satu sama lainnya, sehingga film yang telah

dipasang tidak dapat bergeser-geser lagi.

Film-film yang telah diberi bingkai diletakkan di papan yang miring pada

meja editing itu. Film-film itu kita letakkan dengan urutan sesuai dengan

naskah yang telah disusun setelah urut bingkai tadi diberi nomor.

Cara menuliskan nomor adalah sebagi berikut:

- Kita pegang film bingkai tadi sehingga bagian yang

mengkilat menghadap pada kita. Gambar kita putar sehingga kepala

bingkai itu ada dibawah. Sekarang tuliskan nomor itu disudut kanan

atas dari bingkai film itu. Penomoran ini perlu kita lakukan secara

demikian karena kita akan menyajikan film dengan menggunakan

proyektor film tersebut harus dipasang dengan posisi terbaik.

7) Merekam Narasi

Narasi, musik dan sound effect pada program film bingkai harus sesuai

dengan visualnya. Karena itu dalam merekam bagian audio dari program

film bingkai kita harus sesuaikan denganurutan visualnya. Disamping itu

perlu juga diingat bahwa dalam penyajiannya nanti film bingkai

diproyeksikan ke layar satu persatu secara berurutan.Pergantian dari

bingkai yang satu ke bingkai yang lain itu memakan waktu beberapa

detik.Perlu diusahakan supaya narasi berhenti pada saat pergantian film

terjadi.

14

Page 15: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Sebaiknya setiap kali gambar muncul di layar, penonton diberi waktu

beberapa detik. Perlu diusahakan supaya narasi berhenti sejenak pada saat

pergantian terjadi.

Sebaiknya setiap kali gambar muncul di layar, penonton diberi waktu

beberapa detik untuk membaca makna visualisasi itu, setelah itu informasi

yang sekiranya sukar diperoleh dari gambaran visual itu saja diperjelas

dengan narasi. Untuk memudahkan dalam penyajian nanti, setiap kali raian

yang berkaitan dengan gambar tertentu selesai disampaikan perlu diberikan

bunyi bel sebagai tanda bahwa film bingkanya perlu diganti dengan ururtan

berikutnya.

Tanda bel yang diberikan di sini cukup pendek saja, misalnya berbunyi tut

tet atau ting. Setiap kali mendengar tanda bel ini orang yang menyajikan

film bingkai ini harus menekan tombol tertentu untuk mengganti film

bingkainya. Dengan menggunakan alat perekam khusus pergantian gambar

film bingkai ini dapat diatur secara otomatik. Dalam hal seperti ini tanda

bel tersebut di atas tidak diperlukan lagi. Tetapi perlu diingat bahwa dalam

penyajiannya nanti harus juga digunakan alat pemutar yang khusus juga.

B. Evaluasi Program Media

1. Pengertian Evaluasi Program Media Pembelajaran

Evaluasi program merupakan proses atau upaya untuk melakukan

pemberian, pengumpulan, dan penyediaan informasi tentang suatu program

yang telah dibuat. Informasi ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan

pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan menetukan kelanjutan dari

program tersebut.

S. Sadiman, dkk (1996:174) adapun tujuan dari evaluasi ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana media pembelajaran yang dibuat dapt mencapau tujuan

yang telah ditentikan sebelumnya.

15

Page 16: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

2. Macam-macam Evaluasi

Adapun macam-macam evaluasi media media pembelajaran dapat kita bagi

menjadi dua bagian , yaitu :

1) Evaluasi Formatif

Prof. Dr. H. Anwar, dkk (2002:1967) evaluasi formatif yaitu suatu proses

untuk mengumpulkan informasi  tentang aktifitas dan efesiensi penggunaan

media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Setelah mendaptkan data yang dibutuhkan, maka data tersebut akan

digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan  media yang

bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efesien .

2) Evalusi Sumatif

Evalusasi sumatif ini merupakan kelanjutan dari evaluasi formatif yang

telah dijelaskan diatas. Setelah data digunakan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan suatu program evaluasi, kemudian data tersebut

digunakan untuk menentukan apakah media pembelajaran tersebut dapat

digunakan atau tidak pada situasi dan kondisi tertentu. Evaluasi semacam

inilah yang idsebut sebagai evaluasi sumatif.

3. Tahap-tahap Evaluasi

S. Sadiman, dkk (1996:174) ada tiga tahap dalam evaluasi formatif,

yaitu evaluasi satu lawan satu (one to one) , evaluasi kelompok kecil (small

group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).

1) Evaluasi Satu Lawan satu ( one tone)

Pada tahap ini dipilih dua orang siswa atau lebih sebagai sampel

yang dapat mewakili populasi target dari media yang telah dibuat. Kedua

16

Page 17: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

siswa yang dipilih tersebut hendaknya salah satu dari mereka adalah dianya

yang memiliki kemampuan umum dibawah rat-rata, dan satu orang lagi

memiliki kemampuan umum diatas rata-rata.

Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media

baru dan anda ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap

media yang anda buat tersebut.

b. Katakana kepada siswa bahwa apabila nanti mereka berbuat salah

bukanlah karean kekurangan mereka tetapi karena kekurangan media

tersebut, sehingga perlu diperbaiki.

c. Usahakan siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukaan

pendapat meraka tentang media pembelajaran

d. Berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan

pengetahuan siswa terhadap topic  yang dimediakan

e. Sajikan media dan catat berapa lam waktu yang diperlukan siswa

untuk menyajikan atau mempelajari media tersebut. Catat pula

bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami,

apakah contohnya , penjelasannya, petunjuk-petunjuknya, ataukan

yang lain.

f. Berikan tes  yang mengukur  keberhasilan  media tesebut (pst tes) dan

g. Analisis informasi yang terkumpul

Adapun informasi yang akan didaptkan melaui tahap ini

adalah  kesalhan pemilihan kata atau uraian-uraian yang  tidak jelas,

kesalahan dalam memilih lambang visual, kurangnya contoh , terlalu

banyak atau sedikitnya materi dan sebagaianya. Berdasarkan informasi

tersebut dapat dilakuka revisi sebelum diujicobakan.

Jumlah dua orang dalam kegiatan evaluasi ini adalah jumlah minimal,

setelah selesai kita bisa menggunakan pada banyak orang denga prosedur

yang sama.

2) Evaluasi Kompok Kecil

17

Page 18: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

Pada tahap ini media diuji cobakan terhadap 10-20 orang  siswa.

Jika media tersebut dibuat untuk siswa SMP kelas X maka pilihlah 10-20

orang siswa sari kelas X tersbut. Pemilihan siswa sebanyak 10-20 orang ini

dikarenakan  jika kurang dari 10 data  ynag akan didapatkan kurang dapat

menggambarkan populasi target. Sebaliknya jika lebih dari 20 orang, data

yang akan didapatkan melebihi yang anda perlukan dan kurang bermanfaat

untuk dianalisis dalam evaluasi kelompok kecil ini.

Siswa yang dipilh hendaknya siswa-siswa yang dapat mewakili

karakteristik populasi. Maka hendaknya sisw-siswa yang dipilih tersebut

terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang dan pandai, laiki-laki dan

perempuan, berbagai usia dan latar belakang.

Prosedur pelaksanaannya, yaitu:

a. Jelaskan bahwa media tersebut  berada pada tahap formatif dan

membutuhkan umpan balik untuk menyempurnakannya.

b. Berikan tes awal (pretes) untuk mengukur kemampuan dan

pengetahuan siswa tentang topic yang dimediakan

c. Sajikan media atau meminta  kepada siswa untuk  mempelajari media

tersebut

d. Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik selama

penyajian data

e. Serikan tes untuk mengetahui sejauh mana  tujuan dapat tercapai

f. Bagikan kuesioner dan minta siswa untukmengisinya, bisa

perlu  isisdusikan dengan siswa. Beberapa pertanyaan yang dapat dan

perlu didiskusiakan dengan siswa adalah : menarik atau tidaknya

media tersebut, mengerti atau tidak siswa terhadap materi yang

disajikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi program

g. Analisis data yang terkumpul.

Atas dasar umpan balik  semua ini media disempurnakan.

18

Page 19: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

3) Evaluasi Lapangan

Evaluasi lapangan atau Field Evaluation adalah tahap akhir dari

evalusi formatif yang perlu dilakukan. Dalam melakukan evaluasi usakan

situasi semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya. Media yang telah

dibuat tentunya telah mendekati kesempurnaan karna telah melewati dua

tahap evaluasi. Lewat evaluasi lapangan ini media tersebut diuji

kesempurnaanya. Dalam pelaksanaanya, pilihlah 30 orang siswa dengan

berbagai karkteristik ( tingkat kemampuan, kelas, latar belakang, jenis

kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya) sesuai dengan

karakteristik populasi sasaran.

Prosedur pelaksanaanya yaitu:

a. Pilih 30 siswa yang benar-benar mewakli populasi target ( memiliki

tingkatan kemampuan dan keterampilan yang berbeda)

b. Jelaskan kepada sisewa tersebut maksufd uji lapangan dan apa yang

diharapkan pada akhir kegiatan. Usahakan siswa dalam keadaan relaks

dan berani mengemukaan pendapat/ penilaian. Jauakan annggapan

bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menguji kema,puan

siswa.

c. Lakukan tes awal untuk  mengukur kemmpuan dan keterampilan siswa

terhadap materi yang akan diberikan

d. Sajikan media kepada siswa, bentuk penyajian sesuia dengan rencana

pembuatannya ( untuk kelompok besar, klompok kecil atau kelompok

mandiri)

e. Catat semua respon  yang muncul dari siswa selama sajian diberikan,

demikain juga dengan waktu yang diberikan.berikantes untuk tes

untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa setelah

dajian media tersebut. Hasil tes ini (post test) dibandingkan dengan

hasil tes pertama (pre test) akan menunjukkan seberpa besar efektif

dan efesien media yang dibuat tersebut

19

Page 20: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

f. Berikan kosioner dan minta siswa mengisi untuk mengetahui pendapat

atau sikap mereka terhadap media tersebut dan sajian yang

diterimnaya

g. Ringkas dan analisis data-data yang diperoleh dengan kegiatan-

kegiatan tadi : kemampuan awal, sekor tes awal dan tes akir, waktu

yang diperlukan , perbaikan bagian-bagian yang sulit, dan

pengayaan  yang diperlukan, kecepatan sajian dan sebagaianya.

Atas dasar ini lah media diperbaiki dan semakin disempurnakan.

BAB III

20

Page 21: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Demikianlah penyusun makalah ini, kami sadar betul bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan

kami atau kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami

selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para pembacanya dan bisa menambah

ilmu pengetahuan kita semua.

21

Page 22: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

http://ceritakuaja.wordpress.com/2014/06/08/metode-penelitian-pendidikan/

http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/12/makalah-penelitian-kualitatif-dan.html

22

Page 23: Eviani. E. Makalah Media Pembelajaran

http://muhammadnasikhul.blogspot.com/2014/01/makalah-penelitian-kuantitatif_7763.html

http://sorayadwikartika.blogspot.com/2014/04/metodologi-penelitian-pendidikan.html

23