Top Banner
A. Teori Analgetik, Antipiretik, dan Anti- inflamasi NSAID Obat analgetik, antipiretik, serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs). Klasifikasi kimiawi OAINS sebenarnya tidak banyak manfaat kimianya karena ada OAINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda. Sebaliknya ada OAINS yang berbeda subgolongan tapi memiliki sifat yang serupa. Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG). (Farmakologi dan terapi : 230) Mekanisme kerja dan yang berhubungan dengan system biosintesis. Prostaglandin ini mulai diperlihatkan secara invitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik
35

Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

Aug 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

A. Teori Analgetik, Antipiretik, dan Anti-inflamasi NSAID

Obat analgetik, antipiretik, serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS)

merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat

berbeda secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata memiliki banyak

persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototipe obat golongan ini

adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering disebut obat

mirip aspirin (Aspirin-like drugs).

Klasifikasi kimiawi OAINS sebenarnya tidak banyak manfaat kimianya

karena ada OAINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda.

Sebaliknya ada OAINS yang berbeda subgolongan tapi memiliki sifat yang

serupa. Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan

mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek

samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan

atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).

(Farmakologi dan terapi : 230)

Mekanisme kerja dan yang berhubungan dengan system biosintesis.

Prostaglandin ini mulai diperlihatkan secara invitro bahwa dosis rendah aspirin

dan indometasin menghambat produksi enzimatik Prostaglandin. Penelitian

lanjutan membuktikan bahwa Prostaglandin akan dilepaskan bilamana sel

mengalami kerusakan. Walaupun secara invitro OAINS diketahui menghambat

obat berbagai reaksi biokimiawi, hubungan dengan efek analgetic, antipiretik dan

anti inflamasinya belum jelas. Selain itu, OAINS secara umum tidak menghambat

biosintesis leukotrien yang diketahui ikut berperan dalam inflamasi.

Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi

asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu. Setiap obat menghambat

siklooksigenase dengan cara yang berbeda. Khusus parasetamol, hambatan

biosintesis prostaglandin hanya terjadi bila lingkungannya rendah kadar peroksid

seperti di hipotalamus. Lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid

yang dihasilkan oleh leukosit. Ini menjelaskan mengapa anti-inflamasi

parasetamol praktis tidak ada aspirin sendiri menghambat dengan mengasetiliasi

Page 2: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

gugus aktifserin dan enzim ini.Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan

ini karena selain tidak mampu mengadakan regenerasi enzim sehingga dosis

tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenase

trombosit manusia selama masa hidup trombosit yaitu 8-11 hari.

(Farmakologi dan Terapi 231-232)

Toksisitas adalah kualitas yang beracun atau berbahaya; sering digunakan

untuk merujuk pada efek samping obat. Efek samping dalam dunia kedokteran

adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang

timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan atau intervensi lain seperti

pembedahan. Suatu pengaruh atau dampak negatif disebut sebagai efek samping

ketika hal itu timbul sebagai efek sekunder dari efek terapi utamanya. Jika efek itu

muncul sebagai hasil dari dosis atau prosedur yang tidak tepat maka disebut

sebagai kesalahan medis. Efek samping terkadang mengacu kepada Iatrogenik

karena hal itu ditimbulkan oleh dokter/pengobatan. Sedangkan kontraindikasi

berarti kontra-indikasi, yaitu melawan sesuatu yang diindikasikan (dianjurkan

atau diperlukan). Kontraindikasi adalah situasi di mana aplikasi obat atau terapi

tertentu tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan risiko terhadap pasien.

Misalnya, ketika seseorang memiliki alergi terhadap penisilin, dia dianggap

kontraindikasi untuk pemberian penisilin, karena akan memicu reaksi alergi.

Kontraindikasi adalah salah satu dari fakta medis utama yang dipertimbangkan

ketika memulai rencana perawatan untuk pasien. Kontraindikasi bisa bersifat

absolut atau relatif.

(Kamus Kedokteran.2000)

ANTIPRETIK

Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Digunakan

untuk menurunkan demam dengan berbagai penyebab (infeksi, inflamasi, dan

neoplasma). Antipiretik menurunkan demam dengan mempengaruhi termogulator

pada SSP dan dengan menghambat kerja prostaglandin secara perifer. Hindari

pemakaian aspirin atau ibuprofen pada pasien-pasien dengan gangguan

perdarahan (resiko perdarahan lebih rendah dengan salisilat lainnya). Aspirin dan

Page 3: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

salisilat lain harus dihindari pada anak-anak dan remaja. Gunakan aspirin atau

ibuprofen secara hati-hati pada pasien-pasien dengan penyakit ulkus. Hindari

pemakaian asetominofen kronik dosis besar. Aspirin dosis besar dapat menggeser

obat lain yang berikatan kuat dengan protein. Iritasi GI tambahan dengan

ibuprofen, aspirin, dan agens antiinflamasi nonsteroid atau glukokortikoid.

Aspirin atau ibuprofen dapat meningkatkan resiko perdarahan bila digunakan

bersama obat lain yang mempengaruhi hemostasis (antikoagulan, trombolitik,

antineoplastik, dan beberapa antiinfeksi).

1. Kaji demam, catat adanya gejala yang menyertainya (diaphoresis, takikardia,

dan malaise). Diagnosis Keperawatan Potensial

2. Resiko tinggi gangguan suhu tubuh (indikasi).

3. Kurang pengetahuan sehubungan dengan program pengobatan (penyuluhan

pasien/keluarga).

Pemberian bersama makanan atau antacid dapat meminimalkan iritasi GI

(aspirin dan ibuprofen). Tersedia dalam bentuk dosis oral dan rectal, dalam

kombinasi dengan obat lain. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter

bila demam tidak berkurang dengan dosis rutin atau bila lebih dari 39,5oC atau

berlangsung lebih dari 3 hari. Center for Disease Control memperingatkan

pemberian aspirin pada anak-anak atau remaja yang menderita varisela (cacar air),

atau penyakit virus serupa influenza karena kemungkinan berhubungan dengan

syndrome Reye. Efektivitas terapi ditunjukan dengan: pengurangan demam.

Antipiretik yang terdapat dalam Pedoman Obat

1. Asetaminofen

2. Aspirin

3. Kolin dan magnesium salisilat

4. Kolin salisilat

5. Ibuprofen

6. Salisalat

Page 4: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

ANALGETIK

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum. Berdasarkan potensi

kerja, mekanisme kerja dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua

kelompok.

o Analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika,

“kelompok opiat”)

o Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada

perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat

antiinflamasi dan antireumatik.

Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. walau pun

nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering

memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan,

kebanyakan menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya. Seluruh kulit

luar mukosa yang membatasi jaringan dan juga banyak organ dalam bagian

dalam tubuh peka terhadap rasa nyeri, tetapi terdapat juga organ yang tak

mempunyai reseptor nyeri, seperti misalnya otak. Nyeri timbul jika ransangan

mekanik, termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai

ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan

pembebasan yang disebut senyawa nyeri.

(Ernst Mutschler : 177-178)

ANTI-INFLAMASI

Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia

heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan

sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakidonat (Dorland,

2002).

Obat AINS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1899. Obat AINS yang

pertama adalah asam asetil salisilat yang diproduksi oleh Felix Hoffman dari

Page 5: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

Bayer Industries. Berdasarkan saran dari Hermann Dreser, senyawa tersebut

diberi nama aspirin yang berasal dari gabungan kata bahasa Jerman untuk

senyawa, acetylspirsäure (spirea = nama genus tanaman asal obat tersebut, dan

Säure = asam) (Wolfe, et al., 1999; Katzung & Payan, 1998).

Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia

heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan

sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakidonat (Dorland,

2002).

Hingga saat ini, obat AINS banyak digunakan sebagai peresepan yang

utama. Di banyak negara, obat AINS terutama digunakan untuk gejala yang

berhubungan dengan osteoarthritis. Indikasi lain meliputi sindroma nyeri

miofasial, gout, demam, dismenore, migrain, nyeri perioperatif, dan profilaksis

stroke dan infark miokard. Obat AINS memiliki spektrum luas dalam klinis,

sehingga banyak digunakan sebagai peresepan (Harder & An, 2003).

Aktivitas antiinflamasi obat AINS mempunyai mekanisme kerja melalui

penghambatan biosintesis prostaglandin. Aspirin dan obat AINS yang lain,

menghambat seluruh aktivitas jalur siklooksigenase dan seluruh sintesis

prostaglandin. Terdapat 2 bentuk siklooksigenase (COX) yang disebut dengan

COX-1 dan COX-2. COX-1 diekspresikan pada mukosa lambung. Prostaglandin

mukosa yang dihasilkan oleh COX-1 bersifat protektif terhadap kerusakan yang

diinduksi asam. Penghambatan COX-1 dan COX-2 mengurangi inflamasi dengan

menghambat sintesis prostaglandin dan juga predisposisi dari ulkus lambung.

Untuk mendapatkan efek antiinflamasi dari penghambatan COX dan pencegahan

efek merugikan pada mukosa lambung, saat ini telah tersedia COX-2 inhibitor

(Mitchell & Cotran, 2003).

Selektivitas terhadap COX-1 dan COX-2 bervariasi dan tidak lengkap.

Misal, tes tehadap enzim tikus, aspirin, indometasin, piroksikam, dan sulindak

dianggap lebih efektif menghambat COX-1. Ibuprofen dan meklofenamat

mempengaruhi COX-1 dan COX-2 sama besarnya. Metabolit aktif nabumeton

sedikit agak selektif terhadap COX-2. Celecoxib dan rofecoxib telah

Page 6: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

dikembangkan lebih selektif terhadap enzim COX-2 (Meade, 1993 cit Katzung &

Payan, 1998; Harder & An, 2003).

Selama pengobatan dengan obat AINS, peradangan berkurang dengan

menurunnya pelepasan mediator dari granulosit, basofil, dan sel mast. Obat-obat

AINS menurunkan kepekaan pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamin,

mempengaruhi produksi limfokindari limfosit T, dan melawan vasodilatasi. Obat-

obatan AINS menghambat agregasi trombosit dan bersifat iritasi terhadap

lambung (Katzung & Payan, 1998).

Karena pentingnya ulserasi lambung pada penderita yang mendapat dosis

antiinflamasi obat AINS, maka perlu dipertimbangkan usaha pencegahan

komplikasi atau mengurangi keparahannya. Analog prostaglandin E1

(misoprostol) menghambat sekresi asam lambung pada beberapa dosis dan

mungkin juga meningkatkan sekresi faktor pelindung mukosa lambung (misal,

bikarbonat). Misoprostol diberikan pada pemakai obat AINS yang mudah

mendapat tukak lambung (Katzung & Payan, 1998).

Page 7: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

B. Obat-obat yang digunakan untuk mengobati Antipiretik,

Analgetik, dan Anti-Inflamasi NSAID

Derivat asam salisilat

1. Aspirin

Efek samping : Aspirin misalnya rasa tidak enak diperut, mual,

dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat

dihindarkan bila dosis per hari tidak lebih dari

325 mg. penggunaan bersama antasid atau

antagonis H2 dapat mengurangi efek tersebut.

obat ini dapat mengganggu hemeostatis pada

tindakan operasi dan bila diberikan bersama

heparin atau antikoagulan oral dapat

meningkatkan risiko perdarahan. Efek samping

yang sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung

dengan resiko tukak lambung dan perdarahan

samar (occult). Wanita hamil tidak dianjurkan

menggunakan aspirin dalam dosis tinggi.

Kontraindikasi : Tukak lambung dan peka terhadap derivet asam

salisilat, penderita asma dan alergi, penderita

yang pernah atau sering mengalami pendarahan

di bawah kulit, penderita hemofilia;, anak-anak di

bawah umur 16 tahun.

Toksisitas : Intoksikasi salisilat bisa ringan atau berat. bentuk

ringan disebut salisilismus dan ditandai dengan

mual, muntah, hiperventilasi yang jelas, nyeri

kepala, “mental confusion”, pusing dan tinitus

(telinga berdengung). Jika diberikan salisilat

dosis besar, dapat terjadi intoksikasi salisilat yang

berat. Gejala-gejala yang telah disebutkan diatas

Page 8: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

yaitu, kelelahan, delirium, halusinasi, konvulsi,

koma, asidosis pernapasan dan metabolik, dan

kematian karna kegagalan pernapasan. Intoksikasi

salisilat lebih cenderung terjadi pada anak-anak.

Penelanan aspirin sekecil 10 g (atau 5 g metil

salisilat, yang digunakan sebagai obat gososk

dalam minyak) dapat menyebabkan kematian

pada anak. Pengobatan salisilismus harus

termasuk pengukuran konsentrasi salisilat dalam

serum dan pH untuk menunjukkan bentuk terapi

yang baik. pada kasus yang ringan, pengobatan

simtomatik biasanya sudah cukup. Peningkatan

pH urine meningkatkan eliminasi salisilat. Pada

kasus berat, pengukuran yang diharuskan

termasuk pemberian cairan intravena, dialisis

(hemodialisis atau dialisis peritoneal), dan

penetapan dan koreksi asam basa serta

keseimbangan elektrolit. (catatan diflunisal tidak

menyebabkan salisilismus).

2. Diflunisal

Efek samping : Lebih ringan dari pada asetosal dan tidak

dilaporkan menyebabkan gangguan pendengaran.

Ngantuk, sakit kepala, pusing, tinitus, mual, nyeri

pada epigastrum, diare, perdarahan saluran cerna

dan bercak kemerahan pada kulit.

Kontraindikasi : Hemofilia

Toksisitas : Toksisitas diflunisal mirip dengan asam salisilat.

Dengan kekecualian pengaruh terhadap fungsi

trombosit, yang hanya sangat lemah.

Page 9: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

Derivat Asam Propionat

1. Ibuprofen

Efek samping : jarang terjadi, mual, muntah gangguan saluran

pencernaan. Pernah dilaporkan adanya ruam kulit

trombositopenia dan limpofenia.

Kontraindikasi : Hipersensitif ibuprofen, penderita ulkus

peptikum, kehamilan trisemester pertama.

Toksisitas : Gejala-gejala overdosis ibuprofen mirip dengan

gejala yang disebabkan oleh overdosis OAINS

lain. Kolerasi antara tingkat keparahan gejala

dengan kadar ibuprofen dalam plasmah darah

pernah ditemukan. Efek racun tidak mungkin

muncul pada dosis dibawah 100mg/kg tetapi saat

diatas 400mg/kg (sekitar 150 tablet dari 200unit

mg). Dosis letal sukar ditentukan karena bervariasi

tergantung dari usia, berat badan, dan penyakit

pada pasien. Terapi untuk over dosis dalam kasus

awal adalah dekontaminasi lambung menggunakan

arang aktif, arang menyerap obat sebelum bisa

masuk kesirkulasi sistemik. Lavage lambung

sekarang jarang digunakan, namun dapat

dipertimbangkan jika jumlah yang dikomsumsi

secara potensial mengancam kehidupan dan dapat

dilakukan dalam waktu 60 menit setelah menelan.

Emesis tidak dianjurkan. mayoritas komsumsi

ibuprofen hanya menghasilkan efek ringan dan

pengelolaan overdosis sangatlah mudah. Standar

langkah-langkah untuk mempertahankan output

urine normal harus dilakukan dan fungsi ginjal

harus dipantau. Ibuprofen memiliki sifat asam dan

juga diekskresikan dalam urine, diuresis paksa

Page 10: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

alkali secara teori menguntungkan. Namun, karena

ibuprofen sangat terikat protein dalam darah,

sehingga eksresi dari ginjal minimal. Diuresis

paksa alkalin mempunyai manfaat yang terbatas.

Terapi simtomatis untuk hipotensi, perdarahan GI,

asidosis dan toksisitas ginjal dapat diindikasikan.

Kadang-kadang, pemantauan ketat diunit

perawatan intensif selama beberapa hari

diperlukan. Jika seorang pasien bertahan pada

keracunan akut, mereka biasanya tidak akan

mengalami gejala ulang.

2. Naproksen

Efek samping : Rasa tidak enak pada perut, waktu perdarahan

memanjang, “epigastric distress”, reaksi gigi, tukak

peptik, alergi kulit, pruritus, isomnia, sakit kepala,

edema periferal, tinitus, vertigo. Rasa tidak enak

pada rektum, gatak didaerah anal, rasa terbakar,

perdarahan per rektal, tenesmus, proctitis, eritema,

edema.

Kontraindikasi : Hipersensitif, penderita dimana aspirin atau obat

anti-inflamasi non steroid lain/analgesik

menyebabkan sindroma asma, rinitis, dan polip

hidung, kehamilan trisemester 3, wanita menyusui.

Toksisitas : Obat ini dapat mengakibatkan efek toksik yang

disebabkan oleh overdosis, mengakibatkan resiko

yang sangat fatal dan sangat serius pada

pencernaan. Dan toksisitas timbul obat ini

tergantung dari dosis yang diberikan.

Page 11: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

4. Ketoprofen

Efek samping : Tukak peptik, dispepsia, mual, muntah, pusing,

sakit kepala, ruam kulit, rasa tidak enak pada

abdomen, diare, konstipas, perdarahan, perforasi,

rua kulit, gangguan fungsi hati dan ginjal, nyeri

abdomen, rasa panas terbakar pada uluhati,

bingung, vertigo, edema, perubahan mood,

insomnia, trombositopenia, bronskospasme,

anafilaksis. Reaksi lokal pada tempat ini, termasuk

rasa nyeri dan panas terbakar.

Kontraindikasi : Riwayat asma, utikaria, arau reaksi alergi lain

sesudah penggunaan AINS. gangguan fungsi ginjal

dan hati berat. Riwayat tukak lambung, dispepsia

kronik, tukak peptik aktif.

Toksisitas : Obat ini dapat meningkatkan resiko gangguan

jantung atau sirkulasi darah yang mengancam jiwa

seperti, serangan jantung atau strok. Jangan

menggunakan obat ini sesaat atau sebelum

menjalani operasi arteri koroner atau CABG.

Ketoprofen dapat juga meningkatkan resiko efek

serius pada perut atau pencernaan, termasuk

berdarah atau berlubang, kondisi ini dapat menjadi

fatal dan efek Gastrointestinal dapat terjadi tanpa

peringatan kapan pun ketika anda menggunakan

ketoprofen. Mereka yang berusia lanjut dapat

memiliki resiko yang lebih besar dari efek samping

gastrointestinal yang serius ini.

Derivat Asam Fenamat

1. Asam Mefenamat

Efek samping : Efek samping terhadap saluran cerna sering

timbul misalnya dispepsia, diare sampai diare

Page 12: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

berdarah dan dan gejala iritasi lain terhadap

mukosa lambung. Pada orang usia lanjut efek

samping diare hebat lebih sering dilaporkan. Efek

pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian

jangka lama), anemia, memperpanjang waktu

pendarahan, Efek pada sistem syaraf : pusing,

sakit kepala, ketakutan, bingung, depresi,

bermimpi, sulit tidur, cemas, Efek pada

mata/pendengaran: tinitus, gangguan penglihatan,

gangguan pendengaran, sembab mata.Efek

samping lain yang berdasarkan hipersensitivitas

ialah eritema kulit dan bronkokonstriksi.

Kontraindikasi : Tukak lambung, inflamasi saluran cerna,

gangguan ginjal atau pernah menderita sakit

ginjal/hati, asma, hamil dan menyusui. Ulserasi

gigi aktif.

Toksisitas : Toksisitas asam mefenamat menimbulkan jika

telah diberikan pemakaian lebih dari 7 hari akan

mengakibatkan peradangan pada lambung, dan

perdarahan memanjang. jika pemakaian dosis

lebih akan mengakibatkan diare yang hebat.

Derivat Asam Fenilsetat

1. Diklofenac

Efek samping : Efek samping yang lazim ialah mual, gastritis,

eritema kulit dan sakit kepala sama seperti semua

obat AINS, pemakaian obat ini harus berhati-hati

pada pasien tukak lambung. Peningkatan enzim

transaminase dapat terjadi pada 15% pasien dan

umumnya kembali kenormal. gangguan enzim

hati tersebut lebih sering terjadi dibanding dengan

AINS lain. Dalam kasus terbatas gangguan

Page 13: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

hematologi (trombositopenia, leukopenia,

anemia, agranulositosis). Penyakit epigastric,

nausea, vomiting, diare, keram abdomen,

dispepsia, flatulence, asma, reaksi anafilaksasi

sitemik (hipotensi), gangguan sensasi (erupsi

kulit).

Kontraindikasi : Ulkus intestinal atau lambung aktif, periforasi

dan perdarahan. Reaksi anafilaktif atau alergi

pada aspirin atau obat-obat anti-inflamasi non

steroid. Penderita tukak lambung.

Toksisitas : Kira-kira 20% dari pasien dan meliputi distres

gastrointestinal, perdarahan gastrointestinal yang

terselubung dan timbulnya ulserasi lambung,

sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi

daripada dengan beberapa AINS lainnya. sebuah

kombinasi antara diklofenac dan mesoprostol

mengurangi ulkus pada gastrointestinal bagian

atas tetapi bisa mengakibatkan diare. Peningkatan

serum aminotrasferases lebih umum bisa terjadi

dengan obat ini dari pada dengan ains lainnya.

Derivat Asam Asetat-inden

1. Indometasin

Efek samping : Efek samping indometasin terjadi sampai 50%

penderita yang diobati; sekitar 20% ditemukan

efek samping yang tidak bisa ditoleransi dan

pemakaian obat dihentikan. Kebanyakan efek

samping ini berhubungan dengan dosis. Keluhan

saluran cerna yaitu mual, muntah, anoreksia,

diare, dan nyeri abdomen. Gangguan

gastrointestinal, uleserasi dan perdarahan, sakit

kepala, pusing, rasa ringan, hipersensivitas,

Page 14: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

hipertensi, reaksi hematologi. Efek hepatik

jarang, tetapi telah dilaporkan adanya beberapa

kasus hepatitis dan ikterus yang fatal. Reaksi

hemattopoietik yang dilaporkan dengan

indometasin berupa neutropenia,

trombositopenia, dan sangat jarang anemia

aplastik.

Kontraindikasi : Hipersensivitas terhadap aspirin atau obat AINS

lainnya, riwayat lesi gastrointestinal berulang,

ulserasi peptik, kehamilan, laktasi. Proktitis atau

riwayat perdarahan rektal yang baru saja dialami.

diketahui tidak tolerans terhadap alkohol.

Toksisitas : indometasin menimbulkan insidensi efek toksik

yang tinggi yang berhubungan dengan dosis. efek

terhadap saluran cerna meliputi nyeri abdomen,

diare, perdarahan saluran cerna, dan pankreatitis.

Nyeri kepala yang hebat dialami oleh 20-25%

penderita dan mungkin disertai dengan pusing,

bingung, dan depresi. Indometasin juga pernah

dilaporkan menyebabkan agranulositosis, anemia

aplastik, dan trombositopenia. Vasokonstriksi

pembuluh darah koroner pernah dilaporkan.

Hiperkalemia dapat terjadi akibat hambatan kuat

terhadap biosintesis PG di ginjal.

2. Sulindak

Efek samping : Sakit kepala, pusing mengantuk, edema,

penglihatan kabur, tinitus, mual, dispepsia,

muntah, diare, konstipasi, rasa tidak nyaman,

hepatitis, flatulens, anoreksia, diare, pankreatitis,

ruam, fotosensitivitas, masa perdarahan

Page 15: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

memanjang, reaksi alergi termasuk sindrom

hipersensivitas, dan anafilaksis.

Kontraindikasi : Hipersensivitas, sensivitas silang dapat terjadi

dengan agens antiinflamasi nonsteroid lainnya,

termasuk aspirin. Perdarahan GI aktiv dan

penyakit ulkus, kehamilan.

Toksisitas : Sulindak menimbulkan efek toksik yang tinggi

jika pemakaian dosis yang berlebihan. Efek yang

timbul akan mengakibatkan kerusakan saluran

cerna dan perdarahan memanjang meningkatnya

toksisitas hematologik atau agens anti inflamasi

non steroid lainnya dan meningkatnya kadar

serum dan toksisitas litium.

Derivat Pirazolon

1. Fenilbutazon

Efek samping : Efek samping fenilbutazon sedikit sekali di

toleransioleh kebanyakan penderita; efek samping

terjadi pada hampir setengah dari mereka yang

diobati. Serius terhadap darah dan lambung.

mual, muntah, obat ini mengiritasi lambung

sehingga mengakibatkan nyeri epigastrum dan

bahkan korosi lambung, reaksi alergi pada kulit,

gangguan lambung, diare, vertigo, insomnia,

stomatitis, eforia, hematuria, dan penglihatan

menjadi kabur. Efek samping yang jarang terjadi

seperti leukopenia, trombositopenia, anemia

splastik, agranulosis, rematoid aktif, osteoartritis

akut, anemia splastik, sindrom pulmonaria akut.

Fenilbutazon mengurangi ambilan yodiumoleh

kelnjar tiroid, kadang-kadang mengakibatkan

struma dan miksedema. Fenilbutazon dapat

Page 16: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

menggantikan tempat obat-obat lain pada protein

plasma, sehingga menimbulkan akibat yang

serius. Karena semua potensi efek samping ini,

obat ini seharusnya diberikan dalam jangka waktu

yang pendek hanya sampai 1 minggu. Penderita

harus diobservasi dengan ketat, tes darah harus

sering dilakukan.

Kontraindikasi : Kelainan darah, kelainan gigi aktif. Tukak

peptik, penyakit KV atau tiroid, gangguan fungsi

hati atau ginjal berat, riwayat alergi terhadap

aspirin. Riwayat bronkospasme terhadap aspirin

atau AINS lain, riwayat diskarsia darah,

pankreatritis, parolitis, atritis, rematik

polimialgia, anak < 14 th. Pada penderita

hipertensi, penyakit jantung.

Toksisitas : Fenilbutazon dapat menimbulkan koma,

trismus, kejang tonik dan klonik,syok, asidosis

metabolik, depresi sumsum tulang, proteinuria,

hematuria, oliguria, gagal ginjal, dan ikterus

hepatoselular.

Derivat Amino Fenol

1. Acetaminofen

Efek samping : Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol

jarang terjadi. manifestasinya berupa eritema atau

utikaria dan gejala yang lebih berat berupa

demamdan lesi pada mukosa. Efek samping

jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas

dan kelainan darah. Pada penggunaan kronis dari

3-4g sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada

dosis di atas 6 g mengakibatkan necrosis hati

yang tidak reversibel. Gangguan saluran cerna,

Page 17: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

mengantuk, pusing, mulut kering, sulit berkemih,

berkeringat, menurunkan nafsu makan, serangan

seperti epilepsi (dosis tinggi).

Kontraindikasi : Jangan digunakan pada penderita penyakit hati,

Hipersensitif, penderita dengan gangguan fungsi

hati parah, penderita tekanan darah tinggi berat,

dan yang mendapat terapi obat anti depresan tipe

menghambat MAO.

Toksisitas : Asetaminofen adalah salah satu obat yang paling

sering digunakan untuk percobaan bunuh diri,

atau kecelakaan sehingga terjadi over dosis. Dosis

lebih dari 150 – 200 mg/kg bb (anak) atau 7 g

total (dewasa) dianggap potensial toksik.

Metabolit toksik akan terikat oleh glutation

menjadi asam merkapturat yang mudah

dieksresikan. Penyebab toksik utama adalah

adanya metabolit toksik yang tidak dapat di

ikat/dinetralkan oleh glutation, karena jumlah

metabolit berlebihan yang disebabkan karena

over dosis. Pada saat terjadi over dosis, pasien

tidak menunjukkan gejala atau hanya

menunjukkan gejala ringan pada GI seperti mual

dan muntah. Setelah 24-36 jam kerusakan hepar

terjadi yang ditandai dengan meningkatnya enzim

aminotransferase dan hipoprotombinema. Dalam

kasus yang berat, terdapat ancaman gagal hepar

menyebabkan encephalopati hepatik dan

kematian. Gagal ginjal juga mungkin terjadi.

Toksisitas juga dapat diprediksi dari kadar

asetaminofen dalam darahnya. jika kadarnya

lebih dari 150-200 mg/L segera setelah minum

Page 18: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

obat, pasien berada dalam resiko gagal hepar.

Pada pengguna alkohol kronis atau pada pasien

yang menggunakan obat yang dapat

meningkatkan C-P450 menyebabkan pembentukan

metabolit aktif lebih cepat. Efek toksik dapat

timbul walaupun kadar dalam darahnya < dari

100 mg/L. Antidotum untuk keracunan

asetaminofen adalah asetisistein (suatu

antioksidan) yang bekerja sebagai subtitusi

glutation dalam mengikat metabolit aktif atau

toksis. Pemberian asetilsistein akan lebih

bermanfaat dibetikan segera setelah terjadi

keracunan jika memungkinkan.

2. Fenasetin

Efek samping : Efek samping yang paling berarti pada pemberian

kronik fenasetin adalah anemia hemolitik, yang

khusus terjadi pada defisiensi glukose-6-fosfat

dehidrogenase. Selanjutnya, khusus pada pasien

yang menggunakan sejumlah besar sediaan

kombinasi yang mengandung fenasetin dalam waktu

yang lama, harus diperhitungkan terjadinya

kerusakan ginjal yang parah (nefritis interstisial,

nekrosis papilla, insufisiensi ginjal ) serta nisbah

terjadinya karsinoma pelvis renal yang tinggi.

Berdasarkan ini, fenasetin telah diganti dengan

parasetamol dalam berbagai sediaan. Walaupun

demikian sampai sekarang tidak dijamin sempurna

bahwa pemberian parasetamol dalam waktu lama

lebih kurang toksik terhadap ginjal dibandingkan

dengan fenasetin.

Page 19: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

Kontraindikasi : Hipersensitif, penderita gangguan fungsi hati dan

ginjal, penderita alergi, tukak lambuing.

Toksisitas : Toksisitas akut fenasetin ditandai dengan keadaan

terangsang, delirium dan kejang-kejang. Sebaliknya

toksisitas parasetamol terutama ditandai dengan

kerja hepatotoksis. Dosis lebih dari 10 g

menyebabkan nekrosis sel hati yang parah, kadang-

kadang mematikan. Kerja yang merusak sel hati

disebabkan oleh ikatan metabolit parasetamol yang

reaktif dan terjadi akibat oksidasi mikrosomal pada

protein sel hati. Dari metabolit ini, N-asetil-

kuinonimina yang paling berarti. Pada dosis lazim,

metabolit ini ditangkap oleh glutation dengan

membentuk konjugat yang tidak toksik. Baru

apabila cadangan glutation habis, terjadi reaksi

sitotoksik.

Derivat Oksikam

1. Piroksikam

Efek Samping : Efek samping tersering adalah gangguan saluran

cerna antara lain yang berat adalah tukak lambung.

Efek samping lain adalah pusing, tinitus, nyeri

kepala dan eritema kulit. Perdarahan lambung,

edema, penurunan HB dan hematokrit. Efek

samping obat ini tersering mengenai saluran cerna

berupa iritasi saluran cerna seperti tukak peptic,

hingga perdarahan yang menyebabkan anemia serta

gangguan system hematologi lain. Pada ginjal dapat

menyebabkan abnormalitas fungsi ginjal karena

penggunaannya berlebih sehingga ekskresinya pada

ginjal mengalami gangguan. Efek samping lain yang

tidak boleh dilupakan adalah hipersensitifitas

Page 20: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

terhadap penggunaan karena manifestasinya tidak

jelas seperti bentol-bentol, gatal, kemerahan,

eritema, foto-sensitif, berkeringat, sampai syok

anafilaktik sampai Stevens-Johnson sindrome.

Kontraindikasi : Riwayat tukak atau perdarahan lambung,

hipersensitif terhadap piroksikam. mengalami

bronkospasme, polip hidung, angioedema,.

Kontraindikasi penggunaan piroksikam ditujukan

kepada wanita hamil, pasien tukak lambung, pasien

yang sedang minum antikoagulan dan tentunya

penderita yang hipersensitif piroksikam dan

penderita yang mengalami urtikaria, angioderma,

bronkospasme, rinitis berat dan syok akibat

Antiinflamasi Nonsteroid Agent.

Toksisitas : Efek toksis yang ditimbulkan dalam sistem

hematologi obat ini juga dapat menyebabkan anemia

yang disebabkan bila terdapat perdarahan saluran

cerna pasif, memperpanjang waktu

pendarahan,eusinopili,epistaxis,leucopenia,thromboc

ytopenia.Trombositopenia ini diakibatkan oleh

mekanisme kerja obat yang menghambat biosintesa

prostaglandin akibatnya agregasi platelet terganggu.

2. Meloksikam

Efek Samping : Dispepsia, mual, muntah, nyeri abdomen,

konstipasi, kembung, diare, parameter fungsi hati

abnormal (sementara), esofagitis, tukak

gastroduodenal, pendarahan gastrointestinal,

tersamar atau makroskopik, kolilis, anemia,

leukopenia, trombosilopenia, pruritus, ruam kulit,

stomatitis, urtikaria, fotosensitisasi, asma akut,

kepala terasa ringan, sakit kepala, vertigo, tinitus,

Page 21: Efek Samping, Toksisitas, Dan Kontraindikasi Obat AINS

mengantuk, edema, peningkatan TEO, palpitasi,

parameter fungsi ginjal abnormal, peningkatan kadar

transeminase, atau bilirun serum.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap AINS lain atau anti sosial.

penyakit ginjal berat. tukak lambung aktif selama 6

bulan terakhir atau punya riwayat tukak lambung

berulang. Gagal ginjal nondialisis berat. Perdarahan

sel cerna serebrovaskular atau penyakit lain,

gangguan fungsi hati berat. Diketahui memiliki

gejala asma, polip hidung, angioderma sesudah

penggunaan asetosal, atau AINS lain, hamil dan

laktasi, anak.

Toksisitas : Toksisitas obat ini muncul ketika pemakaian obat

berlebihan dan menimbulkan kerusakan pada

Gastrointestinal atau terjadinya perdarahan.