Project Work 1 2013 1 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi sudah bukan merupakan suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat pada masa sekarang ini, karena konstruksi merupakan bagian dari sejarah peradaban manusia. Perkembangan konstruksi pun beriringan dengan perkembangan teknologi dan pertambahan populasi manusia. Dunia konstruksi tidak hanya terbatas pada rumah tinggal ataupun gedung-gedung saja, tetapi juga meliputi sarana-sarana transportasi berupa jalan, jembatan, pelabuhan, juga meliputi bangunan air lainnya seperti bendung, sistem drainase, bangunan pelindung pantai dan lain sebagainya. Suatu tempat atau daerah dikatakan maju dan masyarakatnya dikatakan lebih modern ialah apabila pada daerah tersebut telah terdapat suatu sistem drainase yang baik. Baik itu berupa drainase perumahan, drainase perkotaan, drainase jalan, dan lain sebagainya. Pengertian drainase secara umum adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengalirkan atau menyalurkan air dari tempat air itu jatuh atau berada pada suatu daerah tertentu menuju ke tempat pembuangan akhir seperti sungai atau laut, supaya pada daerah tersebut tidak terdapat genangan-genangan air yang mungkin dapat membahayakan atau mungkin dapat menyebabkan banjir dan dampak negatif lainnya apabila air tersebut tidak segera dialirkan ke tempat pembuangan. Dan dalam hal ini kami bermaksud untuk membuat atau menyusun tugas yang berhubungan dengan drainase, dimana kami akan mencoba untuk mendesain sistem drainase yang terdapat pada jalan tol yang telah kami rencanakan , yaitu jalan tol CIPULARANG pada Ruas Purwakarta. Karena, apabila suatu jalan tidak mempunyai saluran drainase tentu pada jalan tersebut akan terjadi genangan air yang mungkin akan menyebabkan berbahaya bagi pengguna jalan (licin), dan juga tentu saja genangan air
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Project Work 1 2013
1 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstruksi sudah bukan merupakan suatu hal yang asing lagi bagi
masyarakat pada masa sekarang ini, karena konstruksi merupakan bagian
dari sejarah peradaban manusia. Perkembangan konstruksi pun beriringan
dengan perkembangan teknologi dan pertambahan populasi manusia. Dunia
konstruksi tidak hanya terbatas pada rumah tinggal ataupun gedung-gedung
saja, tetapi juga meliputi sarana-sarana transportasi berupa jalan, jembatan,
pelabuhan, juga meliputi bangunan air lainnya seperti bendung, sistem
drainase, bangunan pelindung pantai dan lain sebagainya.
Suatu tempat atau daerah dikatakan maju dan masyarakatnya
dikatakan lebih modern ialah apabila pada daerah tersebut telah terdapat
suatu sistem drainase yang baik. Baik itu berupa drainase perumahan,
drainase perkotaan, drainase jalan, dan lain sebagainya.
Pengertian drainase secara umum adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk mengalirkan atau menyalurkan air dari tempat air itu jatuh
atau berada pada suatu daerah tertentu menuju ke tempat pembuangan akhir
seperti sungai atau laut, supaya pada daerah tersebut tidak terdapat
genangan-genangan air yang mungkin dapat membahayakan atau mungkin
dapat menyebabkan banjir dan dampak negatif lainnya apabila air tersebut
tidak segera dialirkan ke tempat pembuangan.
Dan dalam hal ini kami bermaksud untuk membuat atau menyusun
tugas yang berhubungan dengan drainase, dimana kami akan mencoba
untuk mendesain sistem drainase yang terdapat pada jalan tol yang telah
kami rencanakan , yaitu jalan tol CIPULARANG pada Ruas Purwakarta.
Karena, apabila suatu jalan tidak mempunyai saluran drainase tentu pada
jalan tersebut akan terjadi genangan air yang mungkin akan menyebabkan
berbahaya bagi pengguna jalan (licin), dan juga tentu saja genangan air
Project Work 1 2013
2 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
tersebut juga akan menyebabkan kualitas jalan menjadi buruk atau cepat
rusak.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tujuan atau fungsi dan bentuk – bentuk drainase pada
jalan tol Kampung Melayu – Kemayoran.
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses perencanaan
dan pembuatan saluran drainase pada konstruksi tersebut.
Mengetahui suatu konsep perencanaan pada drainase jalan tol.
1.3. Alasan Pemilihan Judul
Alasan kami dalam pemilihan judul PERENCANAAN SISTEM
DRAINASE PADA JALAN TOL CIPULARANG ini adalah untuk
mencoba mendesain sistem drainase yang ada pada jalan tol yang akan
dibuat.. Kami berusaha untuk mencoba mengulas permasalahan drainase ini
guna mengaplikasikan ilmu kami dalam merencanakan suatu sistem
drainase yang baik, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
1.4. Metoda Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan akan didapat dengan cara melakukan
pengumpulan data , baik data primer maupun data sekunder. Data primer
dilakukan dengan cara manual, dengan membuat alat penghitung curah
hujan, kemudian menghitung secara bertahap. Sedangkan data sekunder
dilakukan dengan cara mencari data di Badan Metereologi dan Geofisika
(BMG) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Purwakarta. Juga studi literatur
yang menunjang sesuai dengan objek yang akan dibahas.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas ini, sistematika penulisannya adalah
sebagai berikut :
Project Work 1 2013
3 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
BAB I : Mengenai pendahuluan yang berisikan latar belakang,
tujuan, alasan pemilihan judul, metoda pengumpulan data, serta
sistematika penulisan.
BAB II : Mengenai landasan teori yang berisikan konsep –
konsep, perencanaan drainase jalan tol serta pembahasan teorinya.
BAB III : Mengenai data dan spesifikasi yang berisikan data
konstruksi serta data lainnya yang menunjang.
BAB IV : Mengenai analisa struktur berupa perhitungan dan
pembahasannya, sesuai lingkup yang telah kami batasi.
BAB V : Mengenai penutup yang berisikan tentang kesimpulan
dan saran dari perhitungan struktur tersebut dan bab-bab sebelumnya
serta daftar pustaka.
Project Work 1 2013
4 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Drainase
Dimana pengertian dari drainase itu sendiri adalah suatu ilmu tentang
pengeringan tanah (to drain = mengosongkan air).' Tanah perlu dikeringkan
untuk beberapa keperluan, antara lain
1. Pertanian
Tanah yang terlalu basah tidak dapat ditanami (seperti rawa). Untuk
dapat digunakan sebagai tanah pertanian, tanah rawa yang selalu basah
perlu dikeringkan.
2. Bangunan
Untuk mendirikan bangunan (gedung, jalan, lap. Terbang, dll.) diatas
tanah yang basah, perlu drainase agar tanah menj adi kering dan daya
dukung tanah bertambah, sehingga dapat mendukung beban bangunan
diatasnya.
3. Kesehatan
Tanah yang digenangi air dapat menjadi berkembangbiaknya nyamuk,
sehingga perlu dikeringkan dengan sistem drainase. Pada tanah kering
telur dan larva nyamuk tidak dapat hidup. Gas rawa (gas methan) tidak
balk untuk kesehatan, sehingga tanah di sekitar permukiman perlu
dikeringkan.
4. Landscape
Untuk pemandangan yang baik, tanah basah / berair harus dikeringkan
dengan sistem drainase, sehingga dapat ditanami rumput atau tanaman
penghias lainnya.
Didalam usaha mengeringkan tanah, perlu diperhatikan agar tanah /
lahan yang sudah kering tidak dimasuki / digenangi lagi oleh air dari sekitarnya,
baik berupa air permukaan maupun air yang ada di bawah permukaan tanah.
Dengan demikian ada dua macam drainase :
Drainase permukaan (surface drainage), untuk mengalirkan air yang
ada diatas tanah keluar daerah yang akan dikeringkan.
Project Work 1 2013
5 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage), untuk
mangalirkan air yang masuk kadalam tanah.
Surface drainage lebih murah dan lebih mudah peiaksanaannya
dibanding dengan subsurface drainage. Karena itu selalu diusahakan agar air
hujan yang jatuh dapat segera dialirkan keluar dari lahan yang akan dikeringkan.
Dengan memberikan kemiringan tanah yang cukup, dan air ditampung dalam
selokan-selokan, serta dialirkan keluar.
Prinsip dasar pembuangan air (drainase) adalah, bahwa air harus secepat
mungkin untuk dibuang dan secara terus-menerus (continue), serta dilakukan
seekonomis mungkin.2
2.2. Sirkulasi Air (Siklus Hidrologi)
Secara alamiah sumber air merupakan salah satu sumber alam yang dapat
diperbaharui (renewable), serta akan mempunyai daya regenerasi yang selalu
berada di dalam sirkulasinya dari suatu siklus. Siklus tersebut umumnya disebut
dengan siklus hidrologi (Hydrologic Cyclus). Hal ini terjadi karena energi
matahari akan mengakibatkan penguapan dari muka bumi.
Siklus air (siklus hidrolcgi) dapat diartikan pula sebagai gerakan air laut
ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke laut
kembali. Namun siklus peristiwa tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan.
Untuk lebih jelasnya, proses siklus hidrologi dapat dijelaskan dari gambar1
Sketsa Sederhana Siklus Hidrologi
Project Work 1 2013
6 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
Air dilaut I lautan (1), oleh karena adanya pengaruh radiasi matahari
maka sebagian volume air itu akan menguap. Uap air tersebut dapat
terbawa angin yang semakin tinggi elevasinya akan dipengaruh suhu
udara yang semakin menurun sehingga terkondensasi menjadi butir -
butir air dan terbentuk awan hujan. Butir-butir itu akan semakin besar,
akhirnya jatuh karena gravitasi bumi dan jadilah hujan (2).
Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran
permukaan (surface run off) (3). Aliran permukaan sebagian akan
meresap kedalam tanah menjadi aliran bawah permukaan melalui proses
infiltrasi (4), dan perkolasi (5), selebihnya akan terkumpul didalam
jaringan alur sungai, sebagai aliran sungai (river flow) (6). Apabila
kondisi tanah memungkinkan sebagian air infiltrasi akan mengalir
kembali kedalam sungai, atau genangan lainnya seperti waduk, danau
sebagai interflow (7). Sebagian dari air dalam tanah dapat muncul
kembali kepermukaan tanah sebagai air eksfiltrasi (8) dan dapat
terkumpul lagi kedalam alur sungai atau langsung menuju ke laut/lautan.
Aliran sungai tersebut sebagian akan mengalir kembali menuju
laut/lautan.
Air hujan yang jatuh di bumi sebagian akan tertahan oleh vegetasi,
sebagian jatuh ke permukaan bumi dan sebagian lagi jatuh langsung ke
daerah genangan, ke laut, ke sungai, ke danau dan akan menguap
kembali ke atmosfer dan sebagian air hujan itu masuk kedalam tanah
menjadi air bawah permukaan dan kembali ke atmosfer melalui proses
penguapan (evaporasi) (9), dan evapotranspirasi (10). Sebagian air hujan
tersebut masuk kedalam akuifer menjadi aliran tanah (ll) dan mengalir
kembali kelaut.3
2.3. Hujan
Hujan (rain), adalah bentuk tetesan air yang mempunyai garis tengah
lebih dari 0,50 mm atau lebih kecil dan terhambur luas pada suatu kawasan.
Sedangkan curah hujan (rain fall), adalah banyaknya air yang jatuh ke
permukaan bumi, dalam hal ini permukaan bumi dianggap datar dan kedap,
Project Work 1 2013
7 Jalan Tol Sawangan - Bojonggede
tidak mengalami penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai
ketebalan air (rain fall depth, mm, cm).4 Di dalam merencanakan pembuangan
air hujan, yang perlu diketahui adalah banyaknya air hujan yang jatuh atau debit
curah hujan, dan air hujan yang mengalir ke saluran-saluran pembuang atau
debit pengaliran air hujan.
Air hujan, tidak sama dengan jumlah air hujan yang jatuh, karena adanya
air yang meresap (infiltrasi yang mengalir di permukaan tanah dan ditampung di
selokan-selokan pembuang) ke dalam tanah, yang menguap (evaporasi), dan
sebagainya.
Jadi perlu dilakukan pengukuran hujan dan penentuan koefisien
pengaliran dari tanah permukaan.
2.3.1. Analisis Data Hujan
Membangun pos hujan mempunyai banyak tujuan, antara lain: (1)
mendapatkan sampel data hujan dari suatu jaringan hidrologi, (2) menentukan
karakteristik hujan suatu DPS, seperti curah hujan, intensitas, frekuensi atau
periode ulang hujan. Untuk mendapatkan karakteristik hujan diperlukan analisis
seperti :
1. Pengecekan Kualitas Data Hujan
Data yang diperlukan harus tidak mengandung kesalahan dan harus dicek
sebelum digunakan untuk analisis hidrologi lebih lanjut, oleh karena itu harus
dilakukan pengecekan kualitas data dengan uji konsistensi. Data hujan yang
disebut konsisten berarti data yang terukur dan dihitung adalah benar dan teliti
sesuai dengan fenomena saat hujan itu terjadi.
Beberapa hal yang menyebabkan data hujan tidak konsisten, antara lain
karena :
Penggantian jenis alat dan atau spesifikasi alat.
Perkembangan lingkungan sekitar pos hujan, misal dari kawasan
persawahan menjadi perkantoran dengan gedung-gedung tinggi sehingga
hujan tidak dapat terakur seperti semula.
Pemindahan lokasi pos hujan atau perubahan elevasi pos hujan.