Oct 15, 2015
5/26/2018 Distilasi Batch
1/28
DISTILASI BATCH
I. TUJUAN
1.1 Menentukan jumlah tahap minimum pada Refluks total (Nmin)1.2 Menentukan HETP (Height Equivalent To A Theoritical Plate)1.3 Mengetahui hubungan antara konsentrasi dan volume distilat
II. PRINSIP
2.1. BerdasarkanRelative Volatility(kemudahan menguap) yaitu komponen yangmudah menguap (A) terhadap komponen yang sukar menguap (B)
o
B
o
A
p
p
2.2. Berdasarkan Rasio Reflux yaitu perbandingan antara aliran refluks (L) dandistilat (D) dinamakan (R) jika seluruh uap yang diembunkan(disebut
kondensor total), maka komposisi uap yang keluar (yv) sama dengan
komposisi cairannya (xd)
2.3. Berdasarkan Metode McCabe-Thiele dan Metode Fenske untuk mengetahuinilai Nmin pada refluks total dalam perhitungan nilai HETP (High Equivalent
To A Theoritical Plate)
2.4. Berdasarkan hukum Raoult
5/26/2018 Distilasi Batch
2/28
Tekanan uap pada larutan ideal pada suhu tertentu sebanding dengan tekanan uap
murni dikalikan fraksi molnya.
Keterangan:
= Tekanan uap
= Tekanan uap murni
= Fraksi mol
2.5. Berdasarkan hukum Dalton Tekanan ideal dalam suatu campuran gas sama dengan tekanan parsial
masing-masing komponen-komponennya.
Keterangan:
= Tekanan total
= Tekanan parsial ke-1
= Tekanan parsial ke-2
= Tekanan parsial ke-3
= Tekanan parsial ke-n
5/26/2018 Distilasi Batch
3/28
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat yang digunakan Batu didih Gelas kimia Gelas ukur Kolom isian (packing) Kondensor refluks Kondensor distilat Ketel suling Labu erlenmeyer Neraca analitis Pemanas Piknometer Pipet tetes Termometer
4.2 Bahan yang digunakan
Air suling Etanol 95%
5/26/2018 Distilasi Batch
4/28
V. GAMBAR ALAT
5/26/2018 Distilasi Batch
5/28
VI. LANGKAH KERJA
6.1. Kalibrasi EtanolPiknometer kosong dicuci dengan air suling dan dibilas menggunakan etanol.
Lalu ditimbang menggunakan neraca analitis lalu piknometer ditambahkan
dengan air suling dan ditimbang kembali menggunakan neraca analitis, diukur
juga suhu air suling dengan thermometer. Selama proses penimbangan,
piknometer tidak boleh disentuh langsung oleh tangan tetapi harus selalu
dilapisi tisu. Dilakukan prosedur yang sama untuk etanol.
6.2. PersiapanCampuran etanol-air dibuat dengan konsentrasi etanol kira-kira 10%, yaitu
dengan mencampur 200 mL etanol 95% dengan air 1800 mL air lalu
campuran etanol-air diambil untuk diukur densitasnya, setelah diukur
densitasnya, kembalikan campuran etanol-air ke gelas kimia semula, agar
volume campuran tidak berubah, dimasukan campuran etanol-air yang telah
dibuat ke dalam labu distilasi.
6.3. Operasi Refluks TotalDipastikan saklar kendali refluks pada posisi off lalu dialirkan air pendingin
ke kondensor lalu pemanas dinyalakan pada posisi maksimum (skala 10)
5/26/2018 Distilasi Batch
6/28
dengan kedua pemanas pada posisi hidup, dijaga agar indikator kuning
menyala. Bila campuran telah mendidih kondisi kolom diamati jangan sampai
flooding (banjir). Pemanas dikecilkan seprlunya, sehingga operasi berjalan
aman tetapi tidak jauh dari flooding. Jika suhu atas dan bawah sudah konstan
dapat dikatakan bahwa operasi refluks total telah berjalansteady state.Setelah
itu tekan tombol onpada kendali refluks. Distilat ditampung sebanyak 10 mL,
diukur densitasnya. Terakhir, konsentrasi distilat ditentukan berdasar densitas
dan residu berdasar suhu didih sesuai kalibrasi yang telah dilakukan.
6.4. Operasi Normal (Refluks Sebagian)Dicatat waktu jam berapa tombol mulai ke posisi on lalu dibuat rasio refluks,
distilat pertama ditampung sebanyak 25 mL, ditimbang dengan teliti distilat
yang diperoleh, pada saat yang sama catat suhu pada cairan dalam labu
distilasi. Dilakukan hal yang sama sebanyak empat kali dengan wadah yang
berbeda. Konsentrasi distilat ditentukan berdasar densitas dan residu berdasar
suhu didih sesuai kalibrasi yang telah dilakukan sebelumnya
5/26/2018 Distilasi Batch
7/28
VII. DATA PENGAMATAN7.1. Kurva Kalibrasi Campuran Etanol-Air
(a). Berdasarkan suhu didih
(b). Berdasarkan densitas
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
70 80 90 100
Konsentrasi(%-berat)
Suhu didih (oC)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.8 0.85 0.9 0.95 1
Konsentrasi(%-berat)
Densitas (gcm-3)
5/26/2018 Distilasi Batch
8/28
7.2. Umpan AwalJumlah Campuran awal = 2030 gram
Konsentrasi campuran awal = 10%-berat
7.3. Konsentrasi saat Refluks TotalSuhu
(oC)
Densitas
(g.cm-3
)
Konsentrasi
(%-w)Keterangan
Distilat 0,8253 85,418 Dari gambar-1(a)
Residu 86 14,95 Dari gambar-1(b)
7.4. Grafik hubungan antara konsentrasi distilat dan volume distilat (D/Wo)Rasio Refluks (R) = 1
No. Sampel
Suhu
Didih
(oC)
Berat
(gram)
Densitas
(g.cm-3
)
Konsentrasi
(%-w)
1Destilat 33,76 0,8212 87,0260
Residu 87 9
2Destilat 40,05 0,9212 44,6213
Residu 90 6
3Destilat 41,00 0,9394 35,462
Residu 92 4
4Destilat 45,41 0,9626 22,1713
Residu 94 3
5/26/2018 Distilasi Batch
9/28
Kurva perubahan konsentrasi dan residu
7.5. Konsentrasi Rata-Rata distilatNo. Berat (gram)
Densitas
(g.cm-3
)
Konsentrasi
(%-w)Keterangan
1 24,63 0,85696 85,418 Refluks total
2 25,35 0,94254 87,0260
Refluks sebagian3 25,43 0,95232 44,6213
4 25,37 0,94498 35,462
5 25,41 0,94987 22,1713
7.6. Height Equivalent to a Theori tical Plate(HETP)Jenis Isian = Raschig Ring inchi dari bahan gelas
Panjang isian = 85 cm
Nmin = 3,2
HETP =1min N
IsianPanjang
=
0
5
10
0.018 0.023 0.028KonsentrasiResid
u(%-
berat)
D/w0
cm6,3812,3
85
0
20
40
60
80
100
0.018 0.023 0.028KonsentrasiDistilat(%-
berat)
D/w0
5/26/2018 Distilasi Batch
10/28
VIII. PERHITUNGAN DAN GRAFIK
8.1. Penentuan Volume Piknometer
Diketahui: m(pk+air)= 27.17 g
Pk kosong= 17.17 g
air 250C= 0.99708 g/cm
3
air 300
C= 0.99565 g/cm
3
T air= 270C
Ditanyakan : V Piknometer
Jawab :
Penentuan air 270
C
air 250
C = air 300
C (1 + T)
0.99708 = 0.99565 (1 + 5)
0.99708 = 0.99565 + 4.97825
= 97825.4
99565.099708.0
= 2.8 x 10-4
5/26/2018 Distilasi Batch
11/28
air 270
C= air 300C (1 + T)
= 0.99565 (1 + 2.8 x 10-4 .3)
= 0,996486 g/cm3
Penentuan V Piknometer
mair = m(pk+air) - Pk kosong
= 27.2717.17
= 10.10 gram
mV
Vpiknometer= 10.1356 mL
8.2. Perhitungan kalibrasi campuran etanol-air pada piknometer (sebelum
dimasukan labu distilasi)
m pikno + campuran = 27,17 g
Pk kosong = 17,27 g
m campuran = 9,9 g
5/26/2018 Distilasi Batch
12/28
Kurva Kalibrasi Campuran etanol-air
8.3. Penentuan Konsentrasi Etanol Destilat dan Residu Pada Saat Refluks
Total
Diketahui : m pikno +larutan = 25,44 g
Pk kosong = 17,27 g
Vpikno = 10.1356 mL
T Residu = 860C
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0.79 0.89 0.99
Konsentrasi(%-berat)
Densitas (g cm-3)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
70 80 90 100
Konsentras
i(%-berat)
Suhu didih (oC)
(a) Berdasarkan suhu didih (b) Berdasarkan densitas
5/26/2018 Distilasi Batch
13/28
Ditanyakan : Konsentrasi etanol distilat dan residu pada saat refluks total
Jawab :
M Larutan= m pikno +larutan- Pk kosong
= 25,4417,27
= 8,17 gram
V
m tanlaru
= 0,8253 g/cm3
Penentuan konsentrasi berdasarkan tabel CHEMCAD dan kurva kalibrasi
didapatkan densitas campuran diantara konsentrasi 8090 %-berat dan suhu
didih diantara konsentrasi 1020 %-berat
Interpolasi83911,081362,0
83911,08253,0
8090
80
x
418,85x %-berat
5/26/2018 Distilasi Batch
14/28
Didapat konsentrasi distilat dari refluks total sebesar 418,85x %-berat
Interpolasi99,8797,83
99,8786102010
x
95,14x %-berat
Didapat konsentrasi residu dari refluks total sebesar 95,14x %-berat
8.4. Penentuan konsentrasi Distilat dan Residu pada saat Refluks Sebagian
Untuk Distilat I
Diketahui : m pikno +larutan = 25,40 g
Pk kosong = 17,27 g
Vpikno = 10.1356 mL
T Residu = 870C
Ditanyakan : Konsentrasi etanol distilat dan residu pada saat refluks sebagian
Jawab :
M Larutan= m pikno +larutan- Pk kosong
= 25,4417,27
= 8,13 gram
5/26/2018 Distilasi Batch
15/28
V
m tanlaru
= 0,8212 g/cm3
Penentuan konsentrasi berdasarkan tabel CHEMCAD dan kurva kalibrasi
didapatkan densitas campuran diantara konsentrasi 8090 %-berat dan suhu
didih pada konsentrasi 9 %-berat
Interpolasi83911,081362,0
83911,08212,0
8090
80
x
0260,87
x %-berat
Didapat konsentrasi distilat dari refluks sebagian sebesar 0260,87x %berat
Didapat konsentrasi residu dari refluks sebagian sebesar 9x %-berat
Untuk Distilat II
Diketahui : m pikno +larutan = 26,39 g
Pk kosong = 17,27 g
Vpikno = 10.1356 mL
5/26/2018 Distilasi Batch
16/28
T Residu = 900C
Ditanyakan : Konsentrasi etanol distilat dan residu pada saat refluks sebagian
Jawab :
M Larutan= m pikno +larutan- Pk kosong
= 26,3917,27
= 9,12 gram
V
m tanlaru
= 0,9212 g/cm
3
Penentuan konsentrasi berdasarkan tabel CHEMCAD dan kurva kalibrasi
didapatkan densitas campuran diantara konsentrasi 4060 %-berat dan suhu
didih pada konsentrasi 6 %-berat
Interpolasi93148,088699,0
93148,09212,0
4060
40
x
6213,44x %-berat
5/26/2018 Distilasi Batch
17/28
Didapat konsentrasi distilat dari refluks sebagian sebesar 6213,44x %-
berat
Didapat konsentrasi residu dari refluks sebagian sebesar 6x %-berat
Untuk Distilat III
Diketahui : m pikno +larutan = 26,39 g
Pk kosong = 17,27 g
Vpikno = 10.1356 mL
T Residu = 920C
Ditanyakan : Konsentrasi etanol distilat dan residu pada saat refluks sebagian
Jawab :
M Larutan= m pikno +larutan- Pk kosong
= 26,5717,27
= 9,3 gram
V
m tanlaru
= 0,9394 g/cm3
5/26/2018 Distilasi Batch
18/28
Penentuan konsentrasi berdasarkan tabel CHEMCAD dan kurva kalibrasi
didapatkan densitas campuran diantara konsentrasi 2040 %-berat dan suhu
didih pada konsentrasi 4 %-berat
Interpolasi96639,093148,0
96639,09394,0
2040
20
x
462,35x %-berat
Didapat konsentrasi distilat dari refluks sebagian sebesar 462,35x %-berat
Didapat konsentrasi residu dari refluks sebagian sebesar 4x %-berat
Untuk Distilat IV
Diketahui : m pikno +larutan = 26,80 g
Pk kosong = 17,27 g
Vpikno = 10.1356 mL
T Residu = 940C
Ditanyakan : Konsentrasi etanol distilat dan residu pada saat refluks sebagian
Jawab :
M Larutan= m pikno +larutan- Pk kosong
= 26,8017,27
5/26/2018 Distilasi Batch
19/28
= 9,53 gram
V
m tanlaru
= 0,9626 g/cm3
Penentuan konsentrasi berdasarkan tabel CHEMCAD dan kurva kalibrasi
didapatkan densitas campuran diantara konsentrasi 2040 %-berat dan suhu
didih pada konsentrasi 2 %-berat
Interpolasi96639,093148,0
96639,09626,0
2040
20
x
1713,22
x %-berat
Didapat konsentrasi distilat dari refluks sebagian sebesar 1713,22x %-berat
Didapat konsentrasi residu dari refluks sebagian sebesar 2x %-berat
8.5. Perhitungan Konsentrasi Rata-rata Distilat (Xd)
54321
5544332211
DDDDDD
xDxDxDxDxDxDXd
5/26/2018 Distilasi Batch
20/28
41,4500,4105,4076,3381,46
4,451713,22()00,41462,35()6213,4405,40()026,8776,33()4,8581,46(
dX
beratXd
%0249,54
Dari hasil percobaan diperoleh Distilat sebanyak 207,02 gram dengan konsentrasi
54,0249 %-berat dari umpan awal sebanyak 2030 gram dengan konsentrasi 10%-
berat.
8.6. Perhitungan jumlah tahap minimum (Nmin) pada Refluks Total
5/26/2018 Distilasi Batch
21/28
Dari grafik kesetimbangan uap cair campuran etanol , didapat jumlah tahap
minimum termasuk ketel suling (Nmin) sebesar 3,2.
8.7 Penentuan nilai HETP (High Equi valent To A Theori tical Plate)
HETP =
Dengan :
z = tinggi isian (85 cm)
HETP =12,3
85
HETP =2,2
85
HETP = 38,6 cm
5/26/2018 Distilasi Batch
22/28
IX. PEMBAHASAN
Distilasi merupakan metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) komponen penyusunnya ,
didefinisikan juga teknik pemisahan bahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Pada percobaan kali ini dilakukan Distilasi Batch dengan refluks yang
merupakan distilasi yang mengembalikan sebagian atau seluruh kondensat kedalam
ketel suling melalui kolom isian . Distilasi batch dengan refluks memungkinkan
didapat hasil yang lebih murni karena dengan cara seperti ini terjadi kontak antara
fase uap dan fase cair secara berulang-ulang sehingga komponen yang kaya akan
komponen ringan akan terbawa ke atas dan komponen yang kaya akan komponen
berat akan mengembun kembali ke bawah lalu akan menguap apabila sudah
mencapai titik didihnya . Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton kemudian berdasarkan
perbedaan titik didih dan volatilitas komponen campurannya. Adapun tujuan dari
percobaan Distilasi Batch ini yaitu untuk menentukan jumlah tahap minimum ,
menentukan tinggi ekuivalen pelat teoritik (HETP) dan mengetahui hubungan antara
konsentrasi dan volume distilat atau D/W0.
Fajar Firstya Adam
140503110020
5/26/2018 Distilasi Batch
23/28
Dari hasil percobaan didapatkan konsentrasi distilat dari operasi Refluks total
sebesar 85,418 %-berat setelah proses distilasi dengan masukan umpan awal berupa
campuran etanol 95% dan air dan konsentrasi campuran sebesar 10%-berat. Setelah
dibandingkan hasilnya dengan konsentrasi distilat dari operasi Refluks sebagian ,
hasil percobaan menunjukkan apabila konsentrasi distilat dari operasi Refluks
sebagian pada fraksi pertama lebih besar dari konsentrasi distilat dari operasi Refluks
total ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya suhu
pemanasan , tekanan , kesalahan pembacaan kalibrasi , peralatan distilasi . Anomali
dalam perbandingan konsentrasi distilat dari Refluks total yang lebih kecil dari
konsentrasi distilat dari operasi Refluks sebagian juga dikarenakan pada saat
pengambilan refluks total , sistem belum dalam keadaansteady stateatau sudah lewat
keadaan tersebut . Keadaan steady state merupakan keadaan dimana suatu sistem
tepat akan berjalan konstan. Pemanasan pada proses Distilasi Batch berpengaruh
besar , semakin besar pemanasan semakin mungkin terjadinya flooding pada alat
distilasi.Floodingsecara visual nampak cairan tertahan diatas kolom , floodingdapat
mengakibatkan tidak sempurnanya pemisahan campuran dan transfer massa yang
tidak maksimal kemudian konsentrasi yang didapat akan rendah . Ketika terjadi
flooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi dan
dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga pemanasan harus diperkecil atau proses
distilasi harus dihentikan . Maka dari itu digunakan pemanasan seperlunya dan
hindari peristiwa terjadinyaflooding. Apabila pemanasan terlalu kecil proses Distilasi
5/26/2018 Distilasi Batch
24/28
akan memakan waktu lama tetapi memungkinkan didapat konsentrasi yang lebih
tinggi karena proses pemisahan dan pendinginan berlangsung sempurna.
Hubungan antara konsentrasi distilat dan konsentrasi residu dengan D/Wo yaitu
semakin banyak volume distilat yang ditampung maka konsentrasi distilat dan
konsentrasi residu akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan komposisi etanol yang
terdapat dalam campuran etanol air semakin berkurang, dan menyebabkan penurunan
konsentrasi distilat maupun konsentrasi residu. Uap yang naik ke atas dari ketel
suling kaya akan komponen yang mudah menguap yaitu etanol, sedangkan cairan
yang tertinggal kaya akan komponen yang lebih sukar menguap yaitu air. Apabila hal
ini berlangsung terus, maka komposisi di dalam cairan akan berubah; komponen
etanol akan semakin sedikit dan komponen air akan semakin banyak. Grafik yang
diperoleh hubungan antara konsentrasi distilat dan konsentrasi residu yaitu mendatar
pada saat Refluks Total dan menurun pada saat operasi Refluks sebagian , ini
dikarenakan pemanasan yang tidak stabil sehingga sulit didapat konsentrasi distilat
pada saat Refluks Total dalam sistem yangsteady-state.
Dari hasil percobaan didapat konsentrasi distilat pada operasi Refluks total dan
operasi Refluks sebagian kemudian dirata ratakan lalu diperoleh konsentrasi rata-rata
distilat sebesar 54,0249 %-berat , hasilnya sangat jauh dari konsentrasi yang
diharapkan sekitar 90%-berat , ini dikarenakan pemanasan yang tidak stabil ,
pembacaan kalibrasi yang salah pengambilan refluks yang tidak tepat dan faktor
keterbatasan alat.
5/26/2018 Distilasi Batch
25/28
Proses operasi refluks pada distilasi batch dilakukan agar pemisahan campuran
etanol-air dapat terjadi dengan baik . Operasi Refluks total pada proses distilasi ini
dilakukan untuk mengetahui kinerja kolom distilasi yang digunakan . Kolom distilasi
yang digunakan pada percobaan ini yaitu kolom isian(packing) dan jenis isiannya
yaituRaschig Ring inchi dari bahan gelas . Setelah didapat konsentrasi distilat dari
operasi refluks total dapat diperoleh jumlah tahapan minimum pada refluks total
(Nmin) menggunakan metode Mc-Cabe-Thiele. Lalu dihitung tinggi pelat teoritis
(HETP) utuk mengetahui efesiensi dari kolom distilasi yang digunakan. Faktor yang
mempengaruhi Tinggi Pelat Teoritis diantaranya panjang dari kolom isian (packing)
yang sekaligus mempengaruhi proses pemisahan komponen campuran. Alasannya
karena semakin panjang kolom packing maka pemisahan komponen dapat terjadi
lebih efisien dengan konsentrasi tinggi namun diperlukan waktu proses yang cukup
lama.
Dari hasil percobaan didapat harga HETP sebesar 38,6 cm , apabila pada saat
kondisi refluks total didapat konsentrasi distilat dan residu berturut-turut 92%-berat
dan 4%-berat maka tinggi isian yang diperlukan setelah Nmin diperoleh melalui
metode McCabe-Thiele sebesar 6,19 adalah 200 cm
5/26/2018 Distilasi Batch
26/28
X. KESIMPULAN
10.1. Dari percobaan yang sudah dilakukan didapat jumlah tahap minimum (Nmin)dari operasi refluks total menggunakan metode McCabe-Thiele sebesar 3,2
10.2. Dari percobaan yang sudah dilakukan didapat tinggi ekuivalen pelat teoritik(HETP) sebesar 38,6 cm.
10.3. Berdasarkan hasil percobaan pada refluks sebagian didapat hubungan antarakonsentrasi distilat dan volume distilat atau (D/Wo) dimana semakin banyak
volume distilat yang ditampung berbanding terbalik dengan konsentrasi yang
5/26/2018 Distilasi Batch
27/28
dihasilkan distilat maupun residu . Hal ini dikarenakan komposisi etanol yang
terdapat dalam campuran etanol air semakin berkurang, sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi distilat maupun konsentrasi residu. Uap
yang keluar dari labu kaya akan komponen dengan volatilitas tinggi yaitu
etanol, sedangkan cairan yang tertinggal kaya akan komponen yang
volatilitasnya rendah yaitu air.
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI INDUSTRI KIMIA
DISTILASI BATCH
5/26/2018 Distilasi Batch
28/28
Di susun oleh:
KELOMPOK 4
DINY AYU FEBIOLA 140503110006
YUSUF MAULANA 140503110011
MOHAMMAD WILDAN 140503110017
FAJAR FIRSTYA ADAM 140503110020
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI
BANDUNG
2013