perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2004-2008) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Airlangga Dimaz Saloka F.0205030 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
92
Embed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH VARIABEL ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user “Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK
INDONESIA (PERIODE 2004-2008)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi TugasTugas dan Memenuhi SyaratSyarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Airlangga Dimaz Saloka
F.0205030
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Tak ada gading yang tak retak”
“Wisuda setelah 14 semester adalah kesuksesan yang tertunda”
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ibu Dra. Mahastuti Agung, MSi. selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk selama Penulis menyelesaikan
skripsi.
5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
kepada penulis, serta para staf dan karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang elah membantu penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dalam
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Akhir kata, Penulis berharap semoga karya sederhanan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
AIRLANGGA DIMAZ S. NIM : F0205030
ABSTRAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG
MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2004-2008)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
keuangan (ROA, financial leverage, firm size, operation cash flow dan issue price) dan variabel non keuangan (prosentase saham, umur perusahaan, waktu ipo, underwriter dan auditor) terhadap underpricing Initial Public Offering (IPO) di Indonesia. Serta pengaruh variabel keuangan dan non keuangan tersebut secara simultan terhadap underpricing.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana periode januari 2004 - desember 2008 dengan sampel sebanyak 50 perusahaan. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keuangan (ROA, financial leverage, firm size, operation cash flow dan issue price) secara simultan berpengaruh terhadap underpricing pada tingkat signifikansi 10% , namun secara partial hanya variabel ROA yang berpengaruh terhadap underpricing pada tingkat signifikansi 10%. Sedangkan untuk variabel non keuangan (prosentase saham, umur perusahaan, waktu ipo, underwriter dan auditor) secara simultan tidak berpengaruh terhadap underpricing dan juga secara partial variabel-variabel non keuangan tersebut tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Variabel keuangan dan non keuangan secara simultan berpengaruh terhadap underpricing pada tingkat signifikansi 5%.
Kata kunci : underpricing, ini t ial publ ic of fer ing, bursa efek
Indonesia.
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAKSI ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal ................................................................ 8
B. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana ...................................... 14
C. Proses Perdagangan pada Pasar Sekunder .................................... 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perananan Prospektus dalam IPO ................................................. 18
E. Fenomena Underpricing ................................................................ 20
F. Definisi Variabel ........................................................................... 21
G. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 26
H. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 27
I. Hipotesis ........................................................................................ 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 34
D. Definisi Operasional ..................................................................... 35
E. Metode Analisis Data .................................................................... 38
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Populasi dan sampel................................................. ..................... 43
B. Analisis Data ................................................................................. 44
C. Pengujian Data .............................................................................. 46
D. Uji Hipotesis Model 1 ................................................................... 47
E. Uji Hipotesis Model 2 ................................................................... 54
F. Uji Hipotesis Model 3 ................................................................... 59
G. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 66
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 72
B. Keterbatasan .................................................................................. 73
C. Saran .............................................................................................. 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
yang Ditawarkan kepada Publik, Waktu IPO, dan Umur Perusahaan)
berpengaruh signifikan terhadap Underpricing.
Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan mengambil judul: ”Pengaruh Variabel Keuangan dan Non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keuangan Terhadap Underpricing pada Perusahaan yang Melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Periode 2004-2008)”.
2. Perumusan Masalah
Atas dasar uraian dalam latar belakang di atas maka permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel keuangan (ROA, Operation cash flow (OCF), leverage,
firm size, harga saham perdana) berpengaruh terhadap underpricing?
2. Apakah variabel non keuangan (reputasi underwriter, reputasi auditor,
persentase saham yang ditawarkan kepada publik, waktu IPO, dan
umur perusahaan) berpengaruh terhadap underpricing?
3. Apakah variabel keuangan (ROA, Operation cash flow (OCF), leverage,
firm size, harga saham perdana) dan variabel non keuangan (reputasi
underwriter, reputasi auditor, persentase saham yang ditawarkan kepada
publik, waktu IPO, dan umur perusahaan) secara simultan berpengaruh
terhadap underpricing?
3. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada periode
pengamatan yaitu bulan Januari 2004 – Desember 2008.
3. Perusahaan IPO sahamnya underpriced.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Tersedianya data mengenai variabel keuangan dan variabel nonkeuangan
yang diperlukan.
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel keuangan (ROA, Operation cash
flow (OCF), leverage, firm size, harga saham perdana) terhadap
underpricing.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel non keuangan (reputasi
underwriter, reputasi auditor, persentase saham yang ditawarkan kepada
publik, waktu IPO, dan umur perusahaan) terhadap underpricing.
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel keuangan (ROA, Operation cash
flow (OCF), leverage, firm size, harga saham perdana) dan variabel non
keuangan (reputasi underwriter, reputasi auditor, persentase saham yang
ditawarkan kepada publik, waktu IPO, dan umur perusahaan) secara
simultan terhadap underpricing.
5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Investor/ calon investor,
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap initial return yang diterima
saat IPO, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam menanamkan modalnya di perusahaan go public.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagi emiten /calon emiten
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam
melakukan penawaran perdana (IPO) untuk memperoleh dana yang
maksimal.
3. Bagi pihakpihak yang berkepentingan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pasar
modal Indonesia (BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia, calon emiten
dan posisi lain yang terkait) dalam meningkatkan perannya untuk
memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi.
4. Bagi praktisi/akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pihakpihak yang ingin mendalami pasar modal Indonesia dan dapat
dijadikan bahan masukan untuk kepentingan selanjutnya agar dapat lebih
memahami kebutuhan dunia usaha serta menjawab tantangan globalisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pasar Modal
Menurut (Husnan, 2001:3), Secara formal, pasar modal merupakan
sarana untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang biasa
diperjual belikan dalam bentuk hutang atau modal sendiri yang diterbitkan oleh
pemerintah, otoritas publik maupun oleh perusahaan swasta. Instrumen pasar
modal biasanya terdiri atas sertifikat deposito, commercial paper, Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan surat berharga pasar uang. Pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dan pasar keuangan yang memperdagangkan semua bentuk
hutang dan modal sendiri, baik dari jangka panjang maupun dari jangka pendek.
Menurut panduan investasi IDX , Pasar Modal merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi
bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank,
membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya Pasar Modal
bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang
seperti Obligasi, Saham dan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana
bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan
lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
Go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang
dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan
Peraturan Pelaksanaannya. Terdapat dua metode utama untuk melakukan go
public yang digunakan di seluruh dunia. Pertama, melakukan penawaran perdana
(initial public offering) dengan penawaran pada harga tetap (a fixed price offer)
atau penawaran melalui sistem tender, metode yang kedua yaitu dengan prosedur
lelang (auction procedure), dimana penentuan harga saham berdasarkan
penawaran tertinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MENTERI KEUANGAN
BAPEPAM
Badan Perusahaan Bursa Efek Perusahaan Usaha Efek Indonesia Efek Lembaga Lembaga Penunjang Penunjang Pasar Modal KPEI Pasar Modal KSEI Reksa Profesi Profesi Dana Penunjang Penunjang Pemodal/ Masyarakat Efek Agen/ Agen/ Penjualan Sub Agen Modal
GAMBAR II.1 STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
Sumber : Panduan Go Public
Organisasi di Pasar Modal
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) memiliki kewenangan untuk
melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan Pasar Modal di
Indonesia. Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Perusahaan memperoleh dana di Pasar Modal dengan melaksanakan
penawaran umum atau investasi langsung (private placement). Perusahaan
ini dikenal sebagai emiten.
c. Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi yang memiliki
kewenangan untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan aktivitas
usahanya. SRO terdiri dari:
· Bursa Efek, adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak- pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek antara mereka.
· Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa agar
terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Lembaga yang telah
memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh BAPEPAM adalah PT.
KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia).
· Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank
Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Lembaga yang telah
memperoleh izin usaha sebagai LPP oleh BAPEPAM adalah PT.
KSEI Kustodian Sentral Efek
d. Perusahaan Efek adalah perusahaan yang mempunyai aktifitas sebagai
Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, atau
gabungan dari ketiga kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
· Penjamin Emisi Efek, adalah salah satu aktifitas pada perusahaan
efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan
penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa
efek yang tidak terjual.
· Perantara Pedagang Efek, adalah salah satu aktifitas pada
perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek
untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
· Manajer Investasi, adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola Portofolio
Investasi Kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan perundang- undangan yang berlaku.
e. Penasihat Investasi, adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain
mengenai penjualan atau pembelian efek.
f. Lembaga Penunjang Pasar Modal
· Biro Administrasi Efek, adalah pihak yang berdasarkan kontrak
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
· Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan
harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
· Wali Amanat, adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang
efek bersifat utang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Instrumen Definisi Keuntungan Risiko
Saham
Sertifikat yang menunjuk- kan bukti kepemilikan suatu perusahaan.
· Capital Gain.
· Capital Loss
· Tidak ada pembagian dividen
· Risiko Likuidasi
Obligasi
Efek bersifat hutang
· Bunga dengan jumlah serta waktu yang telah ditetapkan
· Capital Gain
· Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
· Gagal bayar
· Capital Loss
Bukti Right
Sekuritas yang memberi- kan hak kepada pemilik- nya untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga dan dalam periode tertentu.
· Capi t a l Gai n dengan leverage, jika bukti right ditukar dengan saham baru
· Capital Gain yang diper-
· Capital Loss dengan leverage
· Capital Loss yang
Waran
Merupakan sekuritas yang melekat pada penerbitan saham ataupun obligasi, yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham perusa- haan dengan harga dan p a d a j a n g k a w a k t u tertentu.
· Capit a l Gain dengan leverage, jika waran di k o nv ers ik a n m enj ad i saham
· Capital Loss dengan leverage
· Capital Loss yang diperoleh di Pasar
Kontrak Berjangka Indeks Saham
K o n t r a k / p e r j a n j i a n berjangka Indeks Saham dengan variable pokok Indeks.
· Hedging instrumen
· Spekulasi dengan leverage
· Capital loss dengan leverage
Reksa Dana
Saham, obligasi, atau efek la in yang d ibel i o leh sejumlah investor dan di kelola oleh sebuah peru- sahaan investasi profe- sional.
· Tingkat pengembalian yang potensial
· Pengelolaan dana oleh manajemen yang profe- sional
· Capital Loss
· risiko likuidasi pada Reksa Dana Tertutup
Sebagai Perban- dingan:
Deposito
Berjangka
Jenis tabungan pada bank dengan jangka waktu tertentu.
· Bunga
· Tingkat suku bunga yang rendah
· Tidak ada Capital
g. Profesi Penunjang Pasar Modal
· Akuntan Publik
· Notaris
· Konsultan Hukum
Ringkasan Instrumen Pasar Modal di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TABEL II.1 Ringkasan Instrumen BEI
Sumber : Panduan Go Public
B. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana
Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan
berikut:
A. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling
awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang
saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan,
selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan
profesi penunjang pasar yaitu:
Underwriter merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam
membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan
penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu
menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan.
Akuntan Publik bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan
keuangan calon emiten. Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut;
Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion). Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen
rapat.
B. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon
emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-
LK menyatakan pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
C. Tahap Penawaran Perdana
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham
tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Penawaran perdana ini
dilakukan setelah mendapatkan ijin dari BAPEPAM dan sebelumnya sekuritas
tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek). Dalam melakukan IPO,
perusahaan harus menerbitkan prospektus sebelum melakukan listing di BEI.
Prospektus adalah dokumen yang berisikan informasi tentang perusahaan penerbit
sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan.
Penjualan sekuritas di pasar perdana dilakukan oleh penjamin emisi
(underwriter) yang ditunjuk oleh perusahaan dengan bantuan agen penjualan.
Pada umumnya underwriter mempunyai tiga fungsi, yaitu : advisory function,
underwriting function, dan marketing function. Sebagai advisory function,
underwriter memberikan saran kepada perusahaan yang akan melakukan go pulic
mengenai jenis sekuritas yang akan ditawarkan, penentuan harga sekuritas dan
waktu penawarannya. Underwriting function adalah fungsi penjaminan dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
emiten akan meminta underwriter untuk menjamin penjualan saham perdana
emiten tersebut, jika emiten meminta underwriter memberikan jaminan full
commitment, maka underwriter menjamin seluruh sekuritas akan habis terjual dan
bersedia untuk membeli sisanya jika sebagian sekuritas tidak terjual. Dalam
prakteknya, tidak semua underwriter bersedia memberikan jaminan full
commitment, terutama untuk sekuritas perusahaan yang belum mapan. Untuk
perusahaan yang belum mapan tersebut biasanya underwriter hanya berani
memberikan jaminan best effort saja, artinya underwriter hanya akan berusaha
sebaik mungkin untuk menjual sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan
tersebut. Dalam penentuan offering price, underwriter dan emiten sering
menghadapi kesulitan untuk memperkirakan harga yang wajar. Underwriter
cenderung untuk menetapkan offering price yang rendah dari harga yang
diharapkan oleh perusahaan akan melakukan go public, dengan tujuan untuk
menekan resiko tanggung jawab bila sekuritas yang ditawarkan pada saat
penawaran perdana tidak laku atau tidak habis terjual.
D. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham
tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
C. Proses Perdagangan pada Pasar Sekunder
Mekanisme perdagangan pasar sekunder sekuritas menyangkut beberapa
faktor:
a) Seorang investor harus memberikan informasi kepada brokernya tentang
kondisi dengan mana ia bersedia bertransaksi. Parameter yang harus diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
oleh investor adalah sekuritas tertentu, jumlah saham dalam hal saham biasa, dan
kuantitas dalam hal obligasi dan jenis order.
b) Short Selling
Seorang investor yang memperkirakan bahwa harga suatu sekuritas akan
dapat mengambil keuntungan dengan membeli sekuritas tersebut. Tetapi, jika
investor tersebut memperkirakan bahwa harga suatu sekuritas akan turun
dan ingin mengambil keuntungan jika harga tersebut benar turun.
c) Margin Transaction
Investor dapat meminjam kas untuk membeli sekuritas, dan
menggunakan sekuritas itu sendiri sebagai kolateral. Transaksi dimana investor
meminjam untuk membeli tambahan sekuritas, dengan menggunakan
sekuritas itu sendiri sebagai kolateral disebut buying on margin. Dengan
meminjam dana, investor menciptakan financial leverage. Investor akan
memperoleh keuntungan, jika harga naik, tetapi akan rugi jika harga turun
(dibandingkan jika tidak meminjam dana). Dana yang dipinjam untuk
membeli tambahan saham akan diberikan oleh broker dan broker tersebut
memperoleh uang dari bank. Suku bunga yang dikenakan bank pada broker
untuk transaksi ini disebut call money rate atau broken loan rate.
d) Margin Requirements
Initial Margin Requirement adalah proporsi nilai pasar total sekuritas yang
harus dibayar investor dengan kas. Maintenance Margin Requirement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah jumlah minimum equity yang diperlukan dalam margin account investor
dibandingkan nilai pasar total.
D. Peranan Prospektus dalam IPO
Prospektus adalah gambaran umum perusahaan dalam bentuk tertulis yang
memuat keterangan secara lengkap dan jujur tentang keadaan perusahaan dan
prospeknya di masa mendatang serta informasi-informasi yang dibutuhkan
sehubungan dengan penawaran umum.
Penyusunan prospektus ini harus mengacu pada halhal berikut:
1. Prospektus harus memuat rincian dan fakta material mengenai
penawaran umum dari emiten.
2. Prospektus harus dibuat sedemkian rupa sehingga jelas dan
komunikatif.
3. Faktafakta dan pertimbanganpertimbangan yang paling
penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada
bagian awal prospektus.
4. Emiten, penjamin pelaksana emisi, lembaga penunjang serta
profesi penunjang pasar modal bertanggung jawab untuk
menentukan dan mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah
dibaca.
Nasirwan (2000) mengatakan informasi prospektus dapat dibagi dua
informasi yaitu terdiri dari informasi akuntansi dan informasi non akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang menggambarkan tentang
informasi keuangan perusahaan terdiri atas neraca, perhitungan laba/rugi,
laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan. Informasi non akuntansi
adalah informasi selain lapaoran keuangan seperti underwriter, auditor
independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham dan lain
sebagainya. Informasi yang terdapat dalam prospektus menyangkut informasi
keuangan dan non-keuangan yang bersifat historis maupun proyeksi pada
masa mendatang. Kedua informasi tersebut dibutuhkan oleh investor agar
mereka dapat memprediksi penghasilan deviden di masa yang akan datang dan
juga resiko relatif dari masing-masing perusahaan. Umumnya investor
menekankan pada informasi yang menyangkut kejadian di masa yang akan
datang dalam pembuatan keputusan investasinya. Jika informasi historis
diperlukan untuk me-review kemampuan perusahaan di masa lalu, informasi
proyeksi diperlukan untuk prediksi prospek perusahaan di masa mendatang.
Selain itu manajemen laba dan tingkat return perusahaan dalam tiap
tahunnya akan menarik minat para investor untuk membeli saham, karena
mempengaruhi tingkat pengembalian investasi perusahaan terhadap investor. Hal
ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan
IPO, karena kredibilitas perusahaan yang diakui oleh masyarakat. Dalam
penelitian ini diambil informasi mengenai ROA, tingkat leverage, ukuran
perusahaan, reputasi underwriter, reputasi auditor, dan lamanya perusahaan
berdiri yang mempengaruhi tingkat underpricing.
Privat information merupakan bagian informasi internal yang semula
hanya diketahui oleh pihak manajemen perusahaan, dengan adanya public
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
investor mengakibatkan manajer juga harus memberikan informasi kepada publik.
Dengan kata lain pengorbanan perusahaan dalam meningkatkan usahanya
dengan menggunakan auditor dan underwriter yang professional memberikan
kepercayaan investor pada perusahaan.
Masyarakat akan memutuskan apakah tertarik untuk menginvestasikan
dananya ke dalam perusahaan atau tidak dengan mempelajari prospektus
perusahaan. Investor memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan
sebelum IPO sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi. Para
investor yang rasional tentu akan memilih perusahaan yang menurutnya sehat,
dapat berkembang, dan memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Jadi,
prospektus secara tidak langsung merupakan media untuk mempromosikan
perusahaan agar pihak lain / investor membeli surat berharga yang ditawarkan.
E. Fenomena Underpricing
Ketika perusahaan pertama kali melakukan penawaran sahamnya ke pasar
modal, masalah yang dihadapi adalah penentuan harga di pasar perdana tersebut.
Di satu pihak pemegang saham lama tidak ingin menawarkan saham baru dengan
harga yang terlalu murah kepada investor baru, tetapi disisi lain investor
menginginkan untuk memperoleh capital gains dari pembelian saham di pasar
perdana tersebut. Perbedaan kepentingan tersebut, dimana emiten menginginkan
dana yang lebih besar dan investor menginginkan return, mengakibatkan
terjadinya underpricing, yakni adanya selisih positif antara harga saham dipasar
sekunder dengan harga perdana, yang disebut initial return bagi investor. Bagi
emiten, underpricing ini tentunya merugikan karena perusahaan tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memperoleh dana secara maksimal. Underpricing adalah suatu keadaan, dimana
harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan dengan
ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Beberapa literatur menjelaskan bahwa
underpricing terjadi karena adanya informasi asimetris. Pihak yang
menentukan harga saham saat IPO adalah emiten dan penjamin emisi
(underwriter).
Underpriced bisa juga dikatakan sebagai selisih positif antara harga saham
perdana dan merupakan initial return bagi investor. Kebalikan dari itu adalah
overpricing, yaitu suatu keadaan dimana harga saham pada saat penawaran
perdana lebih tinggi dibandingkan ketika saham diperdagangkan di pasar
sekunder. Kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang
melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari go public tidak maksimum.
Sebaliknya bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi (Daljono, 2000).
Fenomena underpricing terjadi di hampir seluruh pasar modal didunia. Para
pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisir underpricing karena
terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari
pemilik kepada investor (Beatty dalam Daljono, 2000).
F. Definisi Variabel
Adapun variabel yang mempengaruhi kejadian underpricing adalah
0.898 0.374 Sumber : data diolah Hipotesis model I penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel keuangan yaitu return on asset, financial leverage, firm
size, operation cash flow dan Issue price berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing.
a. Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen keuangan secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan derajat signifikansi 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil uji F pada hipotesis model I mempunyai signifikansi sebesar 0,093
yang berada di bawah 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel keuangan yaitu return
on asset, financial leverage, firm size, operation cash flow dan Issue price
secara simultan berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
b. Pengujian secara parsial (Uji t)
Berdasarkan hasil uji regresi berganda model I pada tabel di atas
menunjukkan bahwa dalam variabel keuangan pada hipotesis model I secara
parsial hanya variabel ROA yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya
underpricng. Hal ini berarti sesuai dengan penelitian Gerianta (2002) , Su (2004),
dan Syarifah Aini (2009) bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Variabel FL tidak signifikan pengaruhnya terhadap terjadinya
underpricing. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Misnen
(2003) dan penelitian Suyatmin & Sujadi (2006) bahwa financial leverage tidak
berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
Variabel FS secara partial tidak berpengaruh terjadinya underpricing.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa investor tidak memperhatikan firm
size dalam memilih untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut.
Perusahaan yang berskala besar tidak berarti memiliki kinerja perusahaan yang
lebih baik daripada perusahaan berskala kecil. Hasil ini sama dengan penelitian
Suyatmin & Sujadi (2006) dan Helen Sulistyo (2005).
Variabel OCF secara partial tidak berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Bodin & Samuelsson (2010)
mengingat penelitian dilakukan untuk operation cash flow secara keseluruhan
baik negatif atau pun positif. Penelitian Bodin & Samuelsson (2010) bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
operation cash flow dan negatif operation cash flow tidak memiliki pengaruh
terhadap tingkat underpricing namun positif operation cash flow memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap underpricing.
Variabel IP secara partial tidak berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Dimovski & Brooks (2008)
dan Syarifah (2009) yang menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan Issue
price terhadap terjadinya underpricing.
Koefisien determinasi adjusted R² pada persamaan regresi model I
menunjukkan angka 0,095 artinya hanya 9,5 % dari variabel dependen yaitu
underpricing yang dapat dijelaskan oleh variabel independen keuangan dan non
keuangan. Sisanya sebesar 91,5 % dijelaskan oleh faktor faktor lain di luar
variabel penelitian ini.
2. Hipotesis Model II
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
TABEL IV.17
Hasil Analisis Regresi Variabel Non Keuangan terhadap Underpricing
Model Variabel Nilai t Nilai F Nilai R2 Adj. R2 signifikansi 2 1,913 0, 146 0, 049 0, 111
(Constant) 1.412 0.165 PPS 1.179 0.245 AGE -0.99 0.328 TL 0.952 0.346 UDW -1.504 0.14 AUD -1.069 0.291 Sumber : data diolah Hipotesis model II penelitian ini adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= Variabel non keuangan yaitu presentase saham, Age, time lag,
underwriter dan auditor berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
a. Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen keuangan secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan derajat signifikansi 10%.
Hasil uji F pada hipotesis model II mempunyai signifikansi sebesar 0,111
yang berada di atas 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel non keuangan yaitu
presentase saham, Age, time lag, underwriter dan auditor secara simultan tidak
berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
b. Pengujian secara parsial (Uji t)
Variabel PPS secara partial tidak berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gerinta
(2002).
Variabel AGE secara partial tidak berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing. Hal ini dimungkinkan karena investor menganggap tidak hanya
perusahaan yang berumur tua yang berprospek bagus. Banyak perusahaan yang
baru berdiri namun mempunyai prospek masa depan yang bagus, sehingga dapat
menarik investor. Karena kemungkinan perusahaan yang telah lama berdiri dan
seharusnya mempunyai publikasi perusahaan yang lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan yang masih baru, namun calon investor kesulitan untuk
mendapatkan informasi tersebut serta mengeluarkan biaya yang lebih banyak
untuk memperoleh informasi dari perusahaan tersebut. Selain itu, belum tentu
perusahaan yang telah lama berdiri memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
daripada perusahaan yang masih baru (Syarifah, 2009). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Gerinta (2002), Su (2004) dan Suyatmin & Sujadi (2006)
yang mengemukakan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap
underpricing
Variabel TL tidak berpengaruh terhadap terjadinya underpricing. Hasil ini
berbeda dengan penelitian Chan et al (2004) yang menunjukkan bahwa time lag
berpengaruh positif terhadap terjadinya underpricing.
Variabel underwriter tidak berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
Penelitian ini mendukung peneltian Misnen (2003) dalam hal ini underwriter yang
memiliki reputasi tinggi tersebut dapat saja menggunakan reputasinya untuk
menaikan harga saham perdana sehingga nantinya akan merugikan konsumen.
Variabel reputasi auditor menunjukkan tidak berpengaruh terhadap
terjadinya underpricing. Hal tersebut kemungkinan disebabkan melemahnya
kepercayaan investor terhadap kinerja auditor, walaupun emiten telah berusaha
dengan menggunakan jasa auditor yang bereputasi baik dan berafiliasi dengan
KAP asing. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syarifah (2009).
Koefisien determinasi adjusted R² pada persamaan regresi model II
menunjukkan angka 0,049 artinya hanya 4,9 % dari variabel dependen yaitu
underpricing yang dapat dijelaskan oleh variabel independen non keuangan.
Sisanya sebesar 95,1 % dijelaskan oleh faktor faktor lain di luar variabel
penelitian ini.
3. Hipotesis Model III
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TABEL IV.18
Hasil Analisis Regresi Variabel Keuangan dan
Non Keuangan terhadap Underpricing
Model Variabel Nilai F Nilai R2 Adj. R2 signifikansi 3 Regresi 2,115 0, 352 0, 185 0, 047 Sumber : data diolah
Variabel keuangan (return on asset, financial leverage, firm size,
operation cash flow, issue price) dan Variabel non keuangan ( presentase saham,
Age, time lag, underwriter, auditor) secara simultan berpengaruh positif terhadap
terjadinya underpricing.
Berdasarkan analisis data diketahui tingkat signifikansi sebesar 0.047 pada
derajat signifikansi (α) = 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel
keuangan yaitu return on asset, financial leverage, firm size, operation cash
flow, Issue price dan Variabel non keuangan yaitu presentase saham, Age, time
lag, underwriter, auditor secara simultan berpengaruh terhadap terjadinya
underpricing.
Koefisien determinasi adjusted R² pada persamaan regresi model III
menunjukkan angka 0,185 artinya 18,5% dari variabel dependen yaitu
underpricing yang dapat dijelaskan oleh variabel independen keuangan dan non
keuangan. Sisanya sebesar 81,5 % dijelaskan oleh faktor faktor lain di luar
variabel penelitian ini.
Peningkatan pada adjusted R² dari 0,095 pada regresi model I dan 0,049
pada regresi model II menjadi 0,185 pada regresi model III menunjukkan bahwa
investor menggunakan menggunakan variable keuangan dan non keuangan secara
bersama-sama untuk membuat keputusan investasi di pasar perdana sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keputusan tersebut akan mempengaruhi harga saham perdana yang mengalami
underpricing (Suyatmin & Sujadi, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya
dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1) Hasil uji F variabel keuangan (ROA, financial leverage, firm size,
operation cash flow dan issue price) berpengaruh signifikan terhadap
Underpricing. Berarti dapat disimpulkan investor dalam
menginvestasikan dananya pada perusahaan yang akan go public
memperhatikan variabel keuangan atau informasi akuntansi dari
prospektus perusahaan. Secara partial variabel keuangan yaitu return on
asset yang berpengaruh terhadap terjadinya underpricing. Sedangkan