perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA MUDATAMA DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH SKRIPSI Di susun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Studi Strata Satu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DWI WIDI NUGROHO F1110008 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
86
Embed
DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA ......Pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor industri dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
DESKRIPSI USAHA KERAJINAN UKIR TEMBAGA MUDATAMA DESA CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
JAWA TENGAH
SKRIPSI
Di susun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Studi Strata Satu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
DWI WIDI NUGROHO F1110008
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER
CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY CENTRAL JAVA
DWI WIDI NUGROHO
F1110008 The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality. This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper MudatamaCepogoBoyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects. The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and 5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8. Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made. Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Deskripsi Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama Desa Cepogo Kabupaten Boyolali
Jawa Tengah”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Sarjana Strata S1 Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa selama
penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun berkat doa, bimbingan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Dr. Suryanto, SE, M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi
petunjuk dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Reguler
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dr. Mugi Raharjo, M.Si dan Bapak Drs. Akhmad Daerobi, M.Si selaku penguji
skripsi yang memberikan masukan untuk menuju yang lebih.
5. Segenap Dosen dan seluruh Staf Kantor TU Program Strata Satu Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah
membantu proses pelaksanaan Pendidikan dan Penelitian.
(John Lennon), Danang, Mas Bay, Kang Firman, Jerry, Rahardian (Ucil), Sadhu
(Lemu), Nur Hadi (Tabis), Wawan, Lek Rinto, Lek Andre dan “Wonder Girls” (Ayu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Atun, Maya, Ferra, Dita, Nikita, Mbak Kiki, dan Putri) yang selalu memberikan
motivasi kepada penulis, serta semua teman-teman seperjuangan di Ekonomi
Pembangunan 2010.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
terhadap segala kekurangan yang ada, sangat penulis harapkan dan penulis mengucapkan
terima kasih, penulis berharap semoga skripsi ini turut memberikan sumbangan manfaat
betapapun kecilnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Desember 2012
DWI WIDI NUGROHO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri Kecil 10
2.2 Pengelompokan Industri 12
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis 14
2.4 Analisa Keuntungan 15
2.5 Analisa Kelayakan Investasi 16
2.6 Penelitian Terdahulu 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian 27
3.2 Jenis dan Sumber Data 27
3.3 Metode Pengambilan Data 28
3.4 Metode Analisa Data 29
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39
4.2 Ganbaran Umum Sentra Kerajinan Logam Desa Cepogo 43
4.3 Sejarah Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama 45
4.4 Pola Pembiayaan 46
4.5 Aspek-aspek Kelayakan 47
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan 71
5.2 Saran 72
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
1. Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011 4 2. Jumlah Penduduk Di Kecamatan Cepogo 41 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 42 4. Jumlah Pengrajin Logam Di Kecamatan Cepogo 44 5. Harga Produk Kerajinan 53 6. Fasilitas Produksi dan Peralatan 54 7. Analisa Keuntungan 60 8. Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama 62
9. Rencana Investasi Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama 63 10. Biaya Tetap 64 11. Biaya Variabel 64 12. Perhitungan EAT 65 13. Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama 65 14. Perhitungan NPV 67 15. Perhitungan IRR dan PV AKB Kedua 68 16. Perhitungan BCR 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Proses Pembuatan Kerajinan Logam 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Pendapatan Tahun 2007-2011
3. Analisa Keuntungan
4. Perhitungan PV Dengan Diskon Faktor 8%
5. Perhitungan Pajak Per Tahun
6. Biaya Operasional
7. Biaya Tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
DESCRIPTION BUSINESS HANDICRAFT CARVED COPPER CEPOGO VILLAGE BOYOLALI REGENCY
CENTRAL JAVA
DWI WIDI NUGROHO F1110008
The construction industry is part of a long-term effort to overhaul the economic structure of biased on the production of raw materials and agricultural products towards a more balanced structure and harmony. The construction industry is also directed to further enhance the role of small industries and handicrafts among other improvements, the setting, coaching and business development as well as increased productivity and improved product quality. This study aimed to describe about the non-financial aspects that are used in the development and financial analysis that are useful in enterprise development Carving Craft Copper Mudatama Cepogo Boyolali district. The method used is to analyze the advantages and investment feasibility analysis covering the market and marketing, technical and technological aspects, environmental aspects and the economic and financial aspects. The results of the analysis showed the benefits of copper mudatama carving handicraft business for five years at Rp 2,186,688,000.00. Methods (PBP) Payback Period suggests that the time required to cover routine expenses of Rp 165,232,000.00 is 3 years and 5 months . Method NPV (Net Present Value) obtained a positive value of Rp 756,740,000.00. Methods IRR (Internal Rate of Return) earned an interest rate of 24%. Methods BCR (Benefit Cost Ratio) shows the result by 1.8. Viewed from the aspect of Markets and Marketing preferably copper carving handicraft business owners mudatama working with local governments to actively promote their products through events organized by the Ministry of Cooperatives and SMEs both within and outside the country as well as through electronic media such as the Internet to be more widely known so it can increase sales. Judging from the Financial Analysis that business development plan is feasible and acceptable. Should copper carving craft business Mudatama implement business development in accordance with the plans that have been made. Keywords: non-financial aspects, benefits analysis, economic analysis and financial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia secara
keseluruhan. Guna mencapai tujuan tersebut. maka pembangunan dibagi
dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial yang dilaksanakan secara
bertahap dan terpadu yang diharapkan dapat mengembangkan berbagai
potensi alam maupun potensi manusianya. Dalam rangka mengembangkan
potensi-potensi tersebut agar lebih rasional dan terarah diperlukan
informasi-informasi yang cukup dan dapat dipercaya sehingga setiap
permasalahan yang dihadapi dapat dikaji lebih teliti mendalam serta
direncanakan cara-cara pemecahan yang lebih baik dan tepat.
Tingginya tingkat pengangguran pada masa sekarang ini
menandakan belum mampunya pemerintah atau badan usaha swasta dalam
menggunakan atau memanfaatkan sumber daya manusia yang terus
bertambah. Apabila keadaan ini terus berlanjut maka cepat atau lambat
akan mempengaruhi perekonomian suatu daerah secara khusus dan
perekonomian nasional secara umum dan juga dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap tingkat produktivitas dan produksi secara umum.
Pembangunan sektor industri dewasa ini mendapat perhatian besar dari
pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kuat dan seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat pada sektor
industri yang maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh.
Hubungan antara pembangunan pertanian dan industri didalam
masalah ketenagakerjaan bukan saja penting tetapi mempunyai arti yang
luas dan strategis. Karena pembangunan pertanian dapat berhasil dengan
baik jika didukung oleh pembangunan industri dan sebaliknya
pembanguunan industri dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
keberhasilan pembangunan pertanian. Pembangunan industri merupakan
bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi yang
berat sebelah pada produksi bahan mentah dan hasil-hasil pertanian kearah
struktur yang lebih seimbang dan serasi. Pembangunan industri juga
diarahkan untuk lebih meningkatkan peranan industri kecil dan kerajinan
rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan
pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu
produksi. Dengan berkembangannya industri kecil akan meningkatkan
pula pendapatan pengusaha dan pengerajin industri kecil, serta
kemampuannya untuk memasarkan dan mengekspor hasil-hasil
produksinya (Umar, 2005). Dalam upaya mengatasi hal-hal yang
disebutkan di atas yaitu penerapan tenaga kerja maka sektor industri kecil
dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.
Pemerintah telah mengarahkan perhatian agar pembangunan sektor
industri dititikberatkan pada peningkatan dan pembangunan industri kecil.
Karena industri kecil dianggap paling mampu menyerap tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
disekitarnya di samping dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang
berpenghasilan rendah. Menurut Muzhakir (2007,58) industri merupakan
himpunan semua penjual suatu produk di mana produk yang dihasilkan
tersebut merupakan pengolahan dari suatu bahan tertentu untuk
menghasilkan jasa pelayanan atau produk dalam bisnis.
Sebagaimana kita ketahui bersama kegiatan industri membutuhkan
supply tenaga kerja dari sektor pertanian. Sebaliknya disektor pertanian
untuk kelangsungan kegiatan usahanya menghendaki agar tambahan
angkatan kerja yang dihasilkan oleh keluarga petani tidak masuk lagi
kedalam sektor pertanian. Dengan kata lain. diharapkan agar sebagian
besar tenaga kerja ini dapat terserap oleh sektor-sektor lain diluar
pertanian misalnya industri. khususnya industri kecil.
Beberapa alasan mengapa prioritas utama diberikan bagi
pembangunan industri kecil pedesaan dapatlah disebutkan sebagai berikut:
- Karena letaknya didaerah pedesaan. maka diharapkan tidak akan
menambah jumlah migrasi ke kota atau dengan kata lain dapat
mengurangi urbanisasi.
- Sifatnya yang padat tenaga kerja memberikan kemampuan serap
lebih besar.
- Masih dimungkinkan bagi tenaga kerja yang terserap untuk kembali
berburuh tani dalam usahatani khususnya menjelang dan saat-saat
sibuk karena letaknya berdekatan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
- Penggunaan teknologi yang sederhana mudah dipelajari atau
dilaksanakan.
Keberadaan industri kecil ternyata dapat memberikan manfaat
sosial antara lain manfaat pertama: industri kecil dapat menciptakan
peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah.
Manfaat kedua: industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan
dan mobilitas tabungan domestik.
Adapun manfaat ketiga: industri kecil mempunyai kedudukan
komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil
menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya
tidak disediakan industri besar dan sedang. UMKM Kabupaten Boyolali
terdiri dari 42 persen dengan skala mikro, 32 persen skala kecil dan 26
persen skala menengah. Rata-rata umur usaha UMKM di kabupaten
Boyolali adalah 14 tahun.
Tabel 1 Jumlah UMKM Di Kabupaten Boyolali Tahun 2011 No Sektor UMKM Prosentase (%)
1 Pertanian 36
2 Industri Pengolahan 36
3 Perdagangan 14
4 Jasa 9
5 Pertambangan 2
Sumber: BPS Kabupaten Boyolali 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kabupaten Boyolali memiliki keterbatasan dalam pengembangan
usahanya (76 persen). Beberapa faktor pembatas pengembangan usaha
tersebut antara lain yaitu: persaingan (persaingan klaster, persaingan
domestik dan persaingan luar negeri), penyelundupan, kebjakan ekonomi,
kebijakan harga, penguasaan teknologi, permodalan dan manajerial.
Sementara itu, jumlah UMKM yang bermitra dengan bank dalam
pengembangan usaha hanya 35 persen dari total UMKM yang disurvei.
Selain itu, sekitar 39 persen UMKM di Kabupaten Boyolali telah
mengikuti pembinaan dalam mengembangkan usaha. Beberapa jenis
pembinaan tersebut antara lain yaitu: pembinaan teknis, manajemen,
pemasaran, promosi dan bantuan modal. Potensi perkembangan produk
UMKM di Kabupaten Boyolali masih potensial untuk dikembangkan lebih
lanjut. Hal tersebut ditunjukkan oleh kondisi siklus produk UMKM di
Kabupaten Boyolali yang 36,5 persen berada dalam kondisi berkembang
dan 38,5 persen dalam kondisi matang.
Industri kecil dan kerajinan rumah tangga sangat beragam
banyaknya. Diantara industri kecil yang cukup dikenal yang berada
dipedesaan adalah usaha kerajinan logam. Produk kerajinan logam cukup
potensial untuk dikembangkan berhubungan dengan pangsa pasar yang
cukup besar seiring dengan pertumbuhan penduduk dan laju
pembangunan. Usaha kerajinan logam peranannya sangat besar bagi
masyarakat yaitu antara lain sebagai alternatif penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja peningkatan pendapatan kepada setiap pemilik faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
produksi baik secara langsung maupun tak langsung serta dapat
menciptakan pemerataan kesempatan kerja.
Bertolak dari uraian diatas penulis mencoba untuk mengadakan
penelitian terhadap Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama yang
merupakan salah satu industri kerajinan logam yang terbesar di Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali. Adapun faktor input dalam penelitian ini
dibatasi pada aspek ekonomi dan keuangan yang meliputi dana modal
tetap dan pinjaman.
1.2 Perumusan Masalah
Sudah menjadi kenyataan yang sukar untuk dibantah tidak semua
industri kecil yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun pemerintah
dapat mencapai hasil yang seperti diharapkan semula. Memang tidak
sedikit jumlah industri kecil yang dapat beroperasi dengan baik sejak
permulaan. Tetapi tidak sedikit pula industri kecil yang baru dalam masa
pembangunan saja telah keburu bangkut. Industri kecil yang bangkrut
tidak begitu saja dihapuskan tanpa menderita kerugian besar bagi
pemiliknya. Hal tersebut dapat disebabkan:
- Pemilik atau pelaksana pembangunan tidak memahami dengan jelas
syarat teknis apa yang harus mereka penuhi akibatnya bilamana
selama tahap pembangunan muncul masalah teknis yang berada di
luar jangkauan mereka, maka pelaksanaan proyek menjadi
terkatung-katung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
- Pimpinan pelaksanaan kurang ahli tidak jujur atau kurang
bertanggung jawab.
- Rencana pembangunan tidak cukup matang desain teknis kurang
sempurna.
- Salah dalam penentuan bahan peralatan tenaga kerja inti.
- Kebutuhan biaya pembangunan ternyata lebih tinggi daripada yang
dianggarkan.
- Timbul perubahan ekonomi keuangan. sosial atau politik negara
yang tidak menguntungkan.
- Timbul bencana alam didaerah lokasi industri.
Di sisi lain industri yang selamat selama tahap pembangunan dapat
pula tidak lancar operasinya karena hal-hal berikut:
- Pemasaran produk yang dihasilkan tidak dapat berjalan dengan
lancar.
- Kesulitan dalam pengadaan bahan baku dan bahan pembantu.
- Harga bahan baku dan pembantu jauh lebih tinggi dari pada yang
diperhitungkan semula.
- Kesulitan dalam pengadaan dana modal kerja.
- Kondisi atau kapasitas produksi, faktor produksi yang
dipergunakan jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
semestinya dengan akibat proyek tidak beroperasi secara
ekonomis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
- Proyek tidak mampu menarik tenaga pimpinan dan ahli yang
diperlukan.
- Hubungan kerja antara antara pimpinan dan karyawan tidak tidak
harmonis sehingga produktivitas kerja menjadi rendah.
- Industri tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang layak.
Bidang usaha tersebut terdiri dari berbagai macam sektor maka
tidak dapat diharapkan hanya satu macam pola studi yang dapat
dipergunakan untuk meneliti semua jenis industri dari semua sektor usaha.
Walaupun demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa analisis
pengembangan industri kecil mencakup Aspek Pasar dan Pemasaran,
Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan serta Aspek Ekonomi
dan Keuangan.
Setelah diuraikan seperti yang diatas yang mengacu pada Aspek
Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Lingkungan
serta Aspek Ekonomi dan Keuangan kemudian muncul pertanyaan apakah
dengan menggunakan aspek-aspek tersebut mampu mengembangkan
industri kecil sesuai yang diharapkan dan menganaisis keuangan Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.
1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah. maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1.3.1 Tujuan
a. Untuk mendiskripsikan tentang aspek-aspek non financial yang
digunakan dalam pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga
Mudatama Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.
b. Untuk menganalisis keuangan yang bermanfaat dalam
pengembangan Usaha Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.
1.3.2 Manfaat penelitian
a. Sebagai salah suatu bahan masukan yang bermanfaat bagi
kepentingan usaha pembinaan dan pengembangan industri kecil
khususnya yang berada didaerah penelitian.
b. Sebagai salah satu sumber acuan ilmiah bagi kepentingan
penelitian lanjutan dalam kepentingan yang sama atau terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri Kecil
Menurut Sudarman (1992,6) yang dimaksud dengan industri adalah
kumpulan dari beberapa perusahaan yang menghasilkan barang sejenis.
sedangkan menurut BPS yang dimaksud dengan perusahaan industri
adalah suatu unit produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang
melakukan kegiatan untuk mengubah/mengolah bahan baku mentah atau
setengah jadi secara mekanis/non mekanis atau kimiawi sehingga menjadi
barang produk baru yang sifatnya lebih dekat kepada konsumen terakhir
dan lebih tinggi nilainya.
Sedangkan ekonomi industri menelaah struktur pasar dan
perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar perilaku dan kinerja pasar
(Jaya, 1994:23). Batasan industri kecil sampai saat ini belum ditetapkan
secara baku dan tegas. Menurut Departemen Perindustrian dan
Perdagangan didasarkan pada kriteria investasi yaitu atas dasar nilai
investasi di luar gedung dan tanah sebesar tujuh puluh juta rupiah (Rp
70.000.000,00) atau investasi tidak lebih dari Rp 625.000,00 per tenaga
kerja. Kemudian perbankan memberikan batasan serah terima kredit pada
maksimum seratus juta rupiah (Rp 100.000.000,00).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian pengertian
industri adalah kegitan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
pengertian dari industri yaitu suatu unit atau kesatuan produksi yang
terletak pada suatu tempat tertentuyang melakukan kegiatan mengubah
bahan baku mesin kimia atau dengan tanganmenjadi produk baru atau
mengubah barang-barang yang kurang nilainya dengan maksud untuk
mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.
Menurut undang-undang No. 9 tahun 1995 disebut usaha kecil
adalah usaha yang:
- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak
termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha.
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 milyard rupiah.
- Dimiliki oleh warga negara Indonesia.
- Berbentuk usaha orang perorangan. badan usaha yang berbadan
hukum termasuk koperasi.
- Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2.2 Pengelompokan Industri
Menurut departemen perindustrian, industri nasional di indonesia
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:
a. Industri dasar
Merupakan sekelompok industri mesin dan industri logam
dasar (IMLD) maupun kelompok industri kimia dasar (IKD),
sedangkan yang termasuk dalam kelompok IMLD antara lain
meliputi industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, dan
lain sebagainya. Kelompok IKD yang merupakan kelompok
industri kimia dasar meliputi industri pengolahan kayu, industri
karet alam, industri pestisida, dan lain sebagainya. Namun jika
dilihat dari misinya industri dasar mempunyai tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan
struktur organisasi yang bersifat padat modal.
b. Industri kecil
Merupakan industri pangan ( minuman, makanan, dan
tembakau), industri sandang seperti tekstil terbuat dari kulit (
tekstil, pakaian jadi, serta barang yang berbahan dasar terbuat
dari kulit), industri kimia, dan industri bangunan. Selain itu dalam
industri kecil juga terdapat industri galian logam dan bukan logam
seperti mesin-mesin listrik,alat-alat ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Kelompok industri kecil ini dapat diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dan
manfaat pasar dalam negeri dan luar negeri,
c. Industri hilir
Merupakan sekelompok aneka industri (AI) yang meliputi
industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang
mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber
daya pertanian secara luas. Industri ini merupakan aneka industri
yang mempunyai misi meningatkan pertumbuhan ekonomi atau
pemerataan serta memperluas kesmpatan kerja.
2.2.1 Menurut ekstensi dinamisnya
Pengelompokan industri menurut ekstensi dinamisnya dibagi
menjadi tiga antara lain:
a. Industri lokal
Industri lokal merupakan sekelompok jenis industri yang
menguntungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat
yang terbatas, serta relatif tersebar dari segi lokasinya. Skala usaha
umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola penguasaan
yang bersifat subsistem. Dalam target pemasarannya yang terbatas
telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya
menggunakan sarana transportasi yang sederhana. Pemasaran dari
hasil industri lokal ini produksinya ditangani sendiri maka pada
kelompok industri lokal ini jasa pedagang perantara boleh
dikatakan kurang menonjol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Industri sentra
Industri sentra merupakan kelompok industri yang dari segi
satuan usahanya tergolong kedalam kecil akan tetapi ini
membentuk suatu pengelompokkan atau kawasan produksi yang
terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang
produksi yang sejenis.
c. Industri mandiri
Industri mandiri pada dasarnya dapat dideskripsikan
sebagai kelompok industri yang masih kecil, namun telah
berkemampuan untuk mengadaptasi teknologi produksi yang
tinggi. Dalam relative tidak tergantung pada peranan pedagang
perantara.
2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2003) adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
atau usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu bisnis dijalankan tujuan utama dilakukan studi kelayakan bisnis ini
tentunya yang akan berdiri bisa berjalan sesuai harapan baik dalam jangka
pendek atau panjang serta untuk mengukur seberapa besar potensi usaha
tersebut baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak
mendukung. Dalam menjalankan suatu usaha sebaiknya direncanakan
dengan matang dari berbagai aspek yang mempengaruhi yaitu aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis produksi dan teknologis, aspek manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan sumber daya manusia. aspek hukum dan legalitas, serta aspek
keuangan dan ekonomi. Seorang investor yang baik tentunya tidak akan
tergesa-gesa dalam melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang
untung ruginya usaha yang direncanakan. Studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Faktor yang membuat studi
kelayakan bisnis ini mengalami kesalahan diantaranya: data dan informasi
yang didapat kurang lengkap, tidak teliti, salah perhitungan, pelaksanaan
pekerjaan salah, kondisi lingkungan sekitar maupun unsur sengaja oleh
pembuatnya (Sugiharto, 2010).
Menurut Mugi Raharjo (2010), studi kelayakan (feasibility) adalah
langkah terakhir yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan proyek.
Umumnya studi kelayakan merupakan formulasi dari apa yang telah
dipikirkan perencanaan proyek. Hasil studi kelayakan bisa positif maupun
negatif, bila jawaban studi kelayakan positif maka proyek dapat
dibangun,sedangkan bila negatif seyogyanya tidak dibangun.
2.4 Analisa Keuntungan
Beberapa metode analisis usaha yang biasa dipakai untuk menguji
keuntungan yang diperoleh suatu usaha adalah analisis pendapatan usaha
dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio)
(Soekartawi,1995). Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan biaya
tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya
penerimaan tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.
Biaya tidak tetap bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh,
sedangkan selisih penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.
– TC
Keterangan:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
Kriteria yang digunakan:
- Apabila penerimaan total > biaya total, maka usaha dikatakan
untung.
- Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan
tidak untung dan tidak rugi.
- Apabila penerimaan total < biaya total, maka usaha dikatakan
rugi.
2.5 Analisa Kelayakan Investasi
Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk melihat besarnya
manfaat yang diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang mempunyai konsekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
yang sangat besar sehingga diperlukan sikap kehati-hatian dalam
perencanaan dan pelaksanaanya. Sehingga dengan melakukan analisis
kelayakan ini akan menghasilkan suatu proyek atau usaha yang
menguntungkan. Kadariah (1999) menyatakan bahwa analisis investasi
dilakukan untuk menunjukkan dan membahas apakah suatu usaha layak
atau tidak untuk dilaksanakan dengan melihat umur investasi, nilai waktu
uang (Time Value of Money) serta perubahan-perubahan yang terjadi baik
dari segi input maupun output usaha tersebut. Untuk melakukan studi
kelayakan investasi terlebih dahulu harus menentukan dan
mempertimbangkan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Aspek-
aspek ini digunakan secara bersama-sama dan semua aspek-aspek ini
saling berhubungan jika suatu putusan mengenai satu aspek maka akan
mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek lain. Ada beberapa aspek
yang digunakan sebagai bahan evaluasi pada analisis kelayakan investasi
yaitu : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,
manajemen proyek industri, aspek ekonomi dan keuangan. Selain
beberapa aspek tersebut ada analisis yang menitikberatkan pada
pengunaan aspek-aspek diatas yaitu analisis finansial.
2.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Soeharto (1995,77) aspek pasar dan pemasaran
menempati urutan pertama dalam pengembangan industri kecil.
Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan
perkembangan permintaan selama masa kehidupan proyek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
akan datang diperkirakan dengan cermat. Analisis aspek pemasaran
dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran yaitu
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Tanpa
perkiraan jumlah permintaan produk yang diteliti di kemudian hari
industri kecil dapat terancam kesulitan yang timbul karena adanya
kekurangan atau kelebihan permintaan. Kekurangan permintaan
produk mengakibatkan mesin dan peralatan bekerja dibawah
kapasitas produksinya, jumah karyawan menjadi berlebihan
organisasi perusahaan tidak sepadan, beban biaya tetap menjadi
berat. Dari segi pemasaran produk dapat diharapkan bilamana
produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat dipasaran serta
dapat menghasilkan jumlah hasil penjualan yang memadai dan
menguntungkan.
2.5.2 Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang
berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Hal ini sangat
penting dan harus dibuat secara jelas agar analisa secara teknis
dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek dapat berjalan dengan
lancar apabila aspek secara teknis dapat dilakukan. Manfaat lain
penggunaan analisa secara teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal
pelaksanaan.
Menurut Soeharto (1995), aspek teknis dan teknologis
dapat ditentukan besar proyek dalam kapasitas produksi ekonomis
yang paling ideal serta jenis teknologi kemudian diajukan pilihan
mesin dan peralatan yang diperlukan. Banyak proyek industri
mempergunakan bahan baku dan pembantu dengan standar teknis
tertentu, ada kalanya harus didatangkan dari luar negeri. Untuk
menghindarkan kesulitan operasi karena kekurangan bahan, maka
dalam studi kelayakan proyek harus diperoleh informasi tentang
jenis dan jumlah bahan baku dan pembantu yang dibutuhkan untuk
tiap tingkat kegiatan produksi yang direncanakan. Selain itu wajib
pula diketahui bagaimana dan dari mana kedua golongan bahan
baku tersebut dapat diperoleh.
2.5.3 Aspek Lingkungan
Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia
mendayagunakan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
tujuan meningkatkan taraf hidupnya. Begitu cepatnya
perkembangan peradaban manusia terutama didukung oleh
kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada suatu taraf budaya manusia menganggap dirinya
mampu menguasai dan memanipulir alam lingkungan yang
merugikan manusia itu sendiri. Akibat dari pembangunan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tidak memperhatikan lingkungan berakibat pada terjadinya
bencana alam yaitu banjir, kekeringan, pemborosan sumber daya
alam, pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam
lainnya. Berbagai masalah tersebut timbul karena keputusan
pembangunan hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi dan
tidak memperhitungkan aspek lingkungan (Mugi Raharjo,
2010:187).
Dengan adanya berbagai masalah tersebut timbul pemikiran
baru bahwa pemecahan masalah – masalah akibat pembangunan
tidaklah cukup hanya dengan ilmu dan teknologi, akan tetapi harus
melalui pemahaman hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan hidupnya secara menyeluruh. Pertimbangan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup perlu dijaga
kemampuan daya dukungnya karena berfungsi sebagai; sebagai
ruang tempat tinggal manusia; sebagai sumberdaya hayati maupun
non hayati yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
2.5.4 Aspek Ekonomi Dan Keuangan
Menurut Ibrahim (2003,87) pengkajian aspek ekonomi dan
keuangan diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan
untuk membangun dan kemudian mengoperasikan proyek. Aspek
ekonomi dan keuangan ini menyangkut terutama membandingkan
antara pengeluaran uang dengan penerimaan atau pendapatan, yaitu
apakah dana yang diperlukan dalam proyek tersebut akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
terjamin, apakah proyek tersebut akan mampu untuk
mengembalikan dana tersebut dan apakah proyek tersebut akan
berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat
berdiri sendiri (Kadariah,1999). Dana untuk membangun industri
lazim disebut dana modal tetap, dipergunakan antara lain untuk
membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, gedung,
mesin, peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan
pembangunan industri serta pengadaan pengadaan dana modal
tetap itu sendiri, misalnya bunga pinjaman selama masa
pembangunan proyek. Dana yang dibutuhkan untuk memutar roda
operasi proyek setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja.
Dalam perhitungan jumlah dana keseluruhan proyek jumlah
modal kerja dihitung secara netto dalam arti jumlah dana yang
dibutuhkan untuk membiayai seluruh harga lancar dikurangi
dengan jumlah hutang jangka pendek yang diharapkan dapat
diperoleh dari pihak ketiga. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007,97)
dalam aspek keuangan dan ekonomi terdapat lima kriteria yang
biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi yaitu Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV),
Average Rate of Return (ARR), Internal Rate of Return (IRR),
Profibility Index (PI), serta berbagai rasio keuangan seperti rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2.6 Penelitian Terdahulu
Arifin (2005) yang penelitianya yang berjudul tentang Mutually
Exclusive Alternative Project untuk Analisis Kelayakan Usaha Industri
Kecil di kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di
kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen untuk masa yang akan datang
berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang mengakibatkan
berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil kerajinan rotan
serta mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapai oleh para
pengusaha kerajinan rotan khususnya di kecamatan Jeumpa Kabupaten
Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang didapat langsung dengan mewawancara pemilik dari tempat usaha
kerajinan rotan yang berasal dari tiga usaha industri kerajinan rotan yaitu
Al- Fata. Coslat Rotan Furniture dan UD.Fadillah. Untuk menguji
hipotesis digunakan model Studi Kelayakan Bisnis yaitu : Net Present
Value, Internal Rate of Return, dan Net Benefit Cost of ratio dan lain
sebagainya. Dalam penentuan pemilihan terhadap usaha yang akan
diinvestasikan dan memiliki propek digunakan metode Mutually Exclusive
Alternative project untuk mendapatkan perbandingan dari ketiga usaha
tersebut dan diperoleh hasil bahwa NPV usaha kerajinan rotan Al-Fata
adalah Rp 714.104,- Coslat Rotan Furniture Rp 1.147.172,- dan
UD.Fadillah Rp 56.854,- dengan IRR berturut-turut 18,78%, 37,16%, dan
18,07% dan Net B/C masing-masing sebesar 1,02; 1,11; dan 1,00. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ketiga hasil tersebut. dengan menggunakan metode pemilihan usaha
Mutually exclusive alternative project maka usaha kerajinan Coslat Rotan
Furniture yang memiliki NPV, IRR, dan Net B/C tertinggi yang memiliki
prospek yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun usaha tersebut
memiliki jumlah investasi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan Al-
Fata dan UD. Fadillah.
Afandi (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Studi
Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT. Aneka Andalan
Karya bertujuan untuk mengetahui kelayakan rencana pengembangan
usaha tersebut dan kemampuan investasinya dalam memberikan
keuntungan terhadap jumlah modal yang ditanam. Adapun studi kelayakan
pengembangan usaha ini dikaji dengan menggunakan aspek-aspek studi
kelayakan yaitu aspek pasar dan pemasaran. aspek teknis produksi dan
teknologis. aspek manajemen dan sumber daya manusia. aspek hukum dan
legalitas. serta aspek keuangan dan ekonomi. Untuk perhitungan
digunakan lima metode alat analisis kelayakan investasi dengan hasil
perhitungan sebagai berikut: Metode Payback Period menunjukkan bahwa
waktu yang diperlukan untuk menutup investasi sebesar Rp 311.000.000
adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR (Average Rate of Return)
menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar
215,91%, Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang positif
sebesar Rp 225.586.113. Dari metode IRR (Internal Rate of Return)
diperoleh tingkat bunga sebesar 37.77%. Hasil ini menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga
yang ditentukan yaitu 14%. Sedangkan Metode PI (Profitabilitas Indeks)
menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72.
Dari perhitungan lima metode tersebut dapat ditunjukkan juga bahwa
rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima
dan layak dikembangkan.
Novi Itsna Hidayati (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
Kelayakan Usaha Agribisnis Ayam Ras Pedaging Di Kabupaten
Lamongan yang membahas tentang pengembangan ayam ras pedaging
dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani serta peningkatan
pendapatan masyarakat. Pada tahun 2001, yaitu 4 tahun setelah terjadinya
krisis ekonomi dan moneter sampai tahun 2002, masyarakat yang
mengelola usaha peternakan rakyat di Jawa Timur masih mendapatkan
keuntungan yang cukup baik. Akan tetapi sejak tahun 2005, setelah
terjadinya wabah flu burung, usaha peternakan ayam ras pedaging
mengalami permasalahan yang mengancam keberlanjutannya. Hal ini
disebabkan karena antar produksi ayam ras pedaging dan konsumsi daging
ayam ras pedaging yang mengalami penurunan yang sangat tajam tujuan
dari penelitian ini adalah: 1) mengkaji kelayakan usaha agribisnis ayam ras
pedaging pola kemitraan di Kabupaten Lamongan dari aspel financial; 2)
menentukan skala usaha yang layak di usahakan oleh peternak. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Usaha agribisnis ayam ras pedaging pola
kemitraan memenuhi kriteria kelayakan. Hal ini dapat dilihat dari Payback
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Period selam 4 tahun 11 bulan, Break Even Point sebanyak 1.888 ekor
atau setara dengan Rp.40..929.250, NPV positif sebesar Rp.59.224.851
dan IRR sebesar 23,58%. Semakin besar skala usaha (volume
pemeliharaan) ayam, keuntungan bersih yang diterima peternak semakin
besar. Analisis sensitivitas dengan kenaikan biaya produksi 2,5% disertai
penurunan pendapatan 2,5% memberikan nilai NPV positif Rp.21.468.025
dengan IRR sebesar 16,79%. Analisis sensivitas skala usaha dengan
mempergunakan metode simulasi rumus-rumus BEP menunjukkan hal
yang paling mungkin dilakukan oleh peternak dalam meningkatkan
keuntungan dari kondisi yang sedang terjadi di lapangan adalah dengan
meningkatkan volume penjualan, sehingga peternak mendapatkan nilai
tambah pendapatan yang optimal.
Fronthea Satrawati (2011) dalam penelitian yang berjudul Studi
Kelayakan Pengasapan Ikan dengan Asap Limbah Cair Pertanian yang
membahas tentang pengasapan cairan limbah pertanian sebagai salah satu
pengganti alternatif untuk industri pengasapan tradisional yang memiliki
beberapa usaha dalam hal keselamatan dan lingkungan. Metode yang
digunakan adalah deskripsi studi kasus dengan kuesioner sebagai
instrument untuk memperoleh data. Estimasi model analisis regresi ganda
diaplikasikan untuk menginterpretasikan hasil tersebut. Cairan produksi
pengasapan menggunakan limbah pertanian adalah nilai layak NPV dari
108.461.057; IRR (%) = 33,29%, dan PP = 2,8 tahun. Sedangkan Lele,
Skipjack, dan Stingray merokok nilai ikan NPV = 63,35, IRR = 24,74, PP
2007 Rp 965.300,- Rp 291.600,- Rp 232.800,- Rp 440.900,- 2008 Rp 970.850,- Rp 292.329,- Rp 248.890,- Rp 429.631,- 2009 Rp 987.090,- Rp 298.930,- Rp 246.890,- Rp 441.270,- 2010 Rp 995.750,- Rp 300.700,- Rp 263.450,- Rp 431.600,- 2011 Rp 996.387,- Rp 302.800,- Rp 250.300,- Rp 443.287,- Jml Rp 4.915.377,- Rp 1.486.359,- Rp 1.242.330,- Rp 2.186.688,-
Sumber: Data Primer diolah.
– TC
= Rp 2.186.688.000,00
Dari Tabel di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan
yang diperoleh sentra kerajinan ukir tembaga Mudatama
selama lima tahun sebesar Rp 2.186.688.000,00. Nilai ini
merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai
ini merupakan keuntungan yang diperoleh setelah pengurangan
biaya penyusutan.
4.6.4.2 Analisa Kelayakan Investasi.
Modal kerja perseroan berasal dari pinjaman adalah
sebesar Rp 600.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan modal
yang modal pribadi sebesar Rp 350.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah). Dalam masalah-masalah yang menyangkut dengan
keuangan. memerlukan dana investasi yang berasal dari modal
sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan tingkat bunga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8% pertahun yang diperkirakan akan kembali dalam waktu 4
tahun. Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 1998 cukup
berdampak pada perekonomian Indonesia dan berdampak juga
pada penjualan kerajinan ukir tembaga Mudatama. Namun
pada awal tahun 2000 penjualan kerajinan ukir tembaga
Mudatama telah menunjukan pemulihan secara perlahan hingga
saat ini. Berikut ini data pendapatan tahun 2007 hingga 2011
rencana investasi biaya operasional dan biaya tetap.
4.6.4.3 Manfaat (Benefit)
a. Estimasi Pendapatan atau Manfaat
Manfaat yang dimaksud adalah manfaat yang dihasilkan
dari setiap produksi yang dilakukan oleh Usaha Kerajinan Ukir
Tembaga Mudatama yang bermanfaat bagi pemerintah daerah
Boyolali dan masyarakat Tumang Kecamatan Cepogo pada
umumnya.
1. Manfaat Langsung
Manfaat langsung ini merupakan pendapatan yang
diterima pemerintah Kabupaten Boyolali yang berasal dari
pajak yang dikenakan pada usaha tersebut setiap setahun
sekali yaitu 2% dari pendapatan, selain itu juga meberikan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Tumang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung ini merupakan manfaat yang
diterima masyarakat Desa Tumang Kecamatan Cepogo dari
adanya kerajinan ukir logam tersebut seperti tujuan wisata
seni di Kabupaten Boyolali.
Tabel 8 Pendapatan Tahun 2007 sampai 2011 Kerajinan
Ukir Tembaga Mudatama
Sumber: Data Primer diolah.
b. Biaya (Cost)
1. Pembelanjaan Investasi Barang Modal
Total dana yang dibutuhkan pemilik Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama untuk memulai
kegiatan produksi ini dengan modal kerja Rp
950.000.000,00. Modal ni berasal dari modal pinjaman
1 Bangunan 1 20 Tahun Rp 200.000,- Rp 10.000,- 2 Genset 1 5 Tahun Rp 5.000,- Rp 1.000,- 3 Mesin pres 1 5 Tahun Rp 3.000,- Rp 600,- 4 Mesin rol 2 5 Tahun Rp 8.000,- Rp 1.600,- 5 Mobil 1 5 Tahun Rp 130.000,- Rp 26.000,- 6 Modal Kerja Rp 950.000,-
Jumlah Rp 989.200,- Sumber: Data Primer diolah.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya-biaya administratif
di luar modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional
produksi, termasuk didalamnya biaya promosi dan
pemasaran, teknis dan teknologis. Keseluruhan biaya
operasional merupakan tanggung jawab pemilik Usaha
Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama.
Tabel 10 Biaya Tetap Kerajinan
UkirTembaga Mudatama Keterangan Jumlah
Biaya Gaji (Tenaga Ahli) 5 orang Rp 6.750.000,00 x 12
RP 81.000.000,00
Biaya Gaji (Tenaga Serabutan) 21 orang Rp 2.940.000,00 x 12
Rp 189.000.00,00
Biaya Gaji Sekretaris Rp 800.000,00 x 12
Rp 9.600.000,00
Biaya Gaji Pembantu Rumah Tangga 2 orang Rp 1.000.000,00 x 12
Rp 12.000.00,00
Jumlah Rp 291.600.000,00 Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 11
Biaya Operasional Kerajinan Ukir Tembaga Mudatama
Keterangan Jumlah Biaya Telepon Rp 800.000,00 x 12
Rp 9.600.000,00
Biaya Listrik Rp 600.000,00 x 12
Rp 7.200.000,00
Biaya Operasional (BBM. Perawatan dll) Rp 5.000.000,00 x 12
Rp 60.000.000,00
Biaya pengiriman barang ke luar dan dalam negeri Rp 10.000.000,00 x 12
Rp 120.000.000,00
Biaya lain-lain Rp 3.000.000,00 x 12
Rp 36.000.000,00
Jumlah Rp 232.800.000,00 Sumber: Usaha Kerajinan Tembaga Mudatama
c. Pajak untuk UKM
Menurut Direktorat Jendral Pajak kebijakan pajak untuk
UKM ini adalah untuk memberikan edukasi kepada pelaku UKM
bahwa para pelaku UKM berkewajiban untuk membayar pajak
meskipun tarif yang dikenakan kecil, karena semakin lama usaha
mereka semakin besar. Tarif pajak untuk UKM mulai tahun 2012
yaitu:
1) UKM dengan omset dibawah Rp 300.000.000,00 pertahun
dikenakan pajak sebesar 0,5% dari omset yang diperoleh.
2) UKM dengan omset antara Rp 300.000.000,00 – Rp
4.800.000.000,00 pertahun dikenakan pajak sebesar 2%
dari omset yang diperoleh.
3) UKM dengan omset diatas Rp 4.800.000.000,00 dikenakan
pajak sebesar 12,5% dari omset yang diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 12 Perhitungan EAT
(dalam .000,00)
Thn Pendapatan Total Biaya
Earning Before Tax
(EBT) Tax 2% Earning After
Tax (EAT)
2007 Rp 965.300.- Rp 524.400.- Rp 440.900.- Rp 19.306.- Rp421.594.-
2008 Rp 970.850.- Rp 541.219.- Rp 429.631.- Rp 19.417.- Rp410.214.-
2009 Rp 987.090.- Rp 545.820.- Rp 441.270.- Rp 19.742.- Rp421.528.-
2010 Rp 995.750.- Rp 564.150.- Rp 431.600.- Rp 19.915.- Rp411.685.-
2011 Rp 996.387.- Rp 553.100.- Rp 443.287.- Rp 19.928.- Rp423.360.-
TOTAL Rp2.088.361.- Sumber: Data primer diolah.
Tabel 13 Perhitungan AKB dan PV AKB Pertama
(dalam .000,00)
Tahun Earning After
Tax (EAT) Depresiasi Arus Kas
Bersih (AKB) DF 8% PV AKB
1 Rp 421.594.- Rp 3.920.- Rp 417.674.- 0,926 Rp 386.766.- 2 Rp 410.214.- Rp 3.920.- Rp 406.294.- 0,857 Rp 348.194.- 3 Rp 421.528.- Rp 3.920.- Rp 417.608.- 0,794 Rp 331.581.- 4 Rp 411.685.- Rp 3.920.- Rp 407.765.- 0,735 Rp 299.707.- 5 Rp 423.360.- Rp 3.920.- Rp 419.440.- 0,681 Rp 285.638.-
TOTAL Rp 1.651.886.- Sumber: Data primer diolah
4.6.4.4 Metode Payback Period(PBP)
Metode ini digunakan untuk menghitung berapa lama
jangka waktu pengembalian modal tersebut dapat kembali.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Investasi Rp 989.200.000,00 AKB I (Rp 417.674.000,00) proceed Rp 571.526.000,00 AKB II (Rp 406.294.000,00) proceed Rp 165.232.000,00 AKB III (Rp 417.608.000,00)
-Rp 252.376.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Jadi AKB tahun ke III sebesar Rp 417.608.000,00 sudah
menutupi pengeluran rutin sebesar Rp 165.232.000,00
12
000.200.989
000.608.417x
Rp
RpPBP =
= 5,06 = 5 bulan.
Jadi perhitungan payback period dapat disimpulkan bahwa
modal kembali dalam jangka waktu 3 tahun 5 bulan.
4.6.4.5 Menghitung NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present
value dari benefit dan present value dari biaya-biaya. PV disini
sebenarnya adalah singkatan dari present value. Dalam analisis
rumus ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran
dan penerimaan tercatat dengan rapi dari tahun ke tahun. Tetapi
yang masuk dalam analisis hanyalah hasil bersih dari tahun ke
tahun, oleh karenanya rumus untuk present value ialah (Mugi
Raharjo, 2010,128):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 14 Perhitungan NPV (Net Present Value)
(dalam .000,00)
Thn Biaya
Investasi Pendapatan Total Biaya Net Benefit DF 8%
Present Value
0 Rp 989.200.- -Rp 989.200.- 1,000 -Rp 989.200.-
1 Rp 965.300.- Rp 524.400.- Rp 440.900- 0,926 Rp 408.273.-
2 Rp 970.850.- Rp 541.219- Rp 429.631- 0,857 Rp 368.194.-
3 Rp 987.090.- Rp 545.820.- Rp 441.270.- 0,794 Rp 350.368.-
4 Rp 995.750.- Rp 564.150- Rp 431.600.- 0,735 Rp 317.226.-
5 Rp 996.387.- Rp 553.100.- Rp 443.287.- 0,681 Rp 301.878.-
Jumlah Rp 756.740.- Sumber: Data primer diolah
kkk
n
k iCR
NPV)1(0 +
-= å
=
= Rp 756.740.000,00
Dari perhitungan diatas NPV-nya bernilai postif dan
nilainya > 0. Berarti rencana pengembangan yang akan
dilakukan oleh kerajinan ukir tembaga Mudatama dapat
diterima.
4.6.4.6 Menghitung IRR ( Internal Rate of Return )
Tingkat pengembalian internal atau dikenal dengan Internal
Rate of Return (IRR) merupakan suatu teknik untuk membuat
peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi. Internal Rate of Return (IRR)
menunjukkan bahwa tingkat bunga yang akan menghasilkan
present value dari sebuah proyek atau usaha sama dengan nol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 15 Perhitungan IRR
(dalam .000,00)
Tahun Net Benefit DF
12% PV B1 DF
26% PV B2 0 -Rp 989.200,- 1 -Rp 989.200,- 1,000 -Rp 989.200,- 1 Rp 440.900,- 0,893 Rp 393.724,- 0,794 Rp 312.617,- 2 Rp 429.631,- 0,797 Rp 342.416,- 0,630 Rp 215.722,- 3 Rp 441.270,- 0,712 Rp 314.184,- 0,500 Rp 157.092,- 4 Rp 431.600,- 0,636 Rp 274.498,- 0,397 Rp 108.976,- 5 Rp 443.287,- 0,567 Rp 251.344,- 0,315 Rp 79.173,-
Jumlah Rp 586.965,- -Rp115.620,- Sumber: Data primer diolah.
)( 12
21
22 rr
NPVNPV
NPVrIRR -
-+=
)12,026,0()00,000.620.115(00,000.965.586
00,000.620.11526,0 -
---
+=RpRp
Rp
= 0,26 + (-0,02)
= 0,24 = 24%
Nilai IRR yang diterima adalah 24% lebih besar dari bunga
pinjaman sebesar 8% maka IRR diterima.
4.6.4.7 Benefit Cost Ratio
Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara Present
Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila BCR > 1,
proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya BCR < 1, proyek