KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur selalu terucap dari lisan kita, yang berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Menuju Pembangunan Industri Akrab Lingkungan” ini. Kemudian, shalawat dan salam marilah kita doakan semoga disampaikan kepada pahlawan revolusi Islam, Baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa peradaban umat dari kegelapan jahiliyah kepada peradaban yang berilmu pengetahuan seperti saat ini. Terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Hygine Industri. Seterusnya kepada teman-teman, serta berbagai pihak yang mendukung penyusunan makalah ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penulis khususnya. Akhir kata sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, penulis menyampaikan ribuan maaf sekiranya terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk pelajaran dan perbaikan di masa mendatang. Padang, 13 Maret 2013 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu terucap dari lisan kita, yang
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Menuju Pembangunan Industri
Akrab Lingkungan” ini. Kemudian, shalawat dan salam marilah kita
doakan semoga disampaikan kepada pahlawan revolusi Islam, Baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa peradaban umat dari kegelapan
jahiliyah kepada peradaban yang berilmu pengetahuan seperti saat
ini.
Terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Hygine Industri. Seterusnya kepada teman-teman, serta berbagai
pihak yang mendukung penyusunan makalah ini, yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya, dan penulis khususnya.
Akhir kata sebagai manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan, penulis menyampaikan ribuan maaf sekiranya terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk pelajaran
dan perbaikan di masa mendatang.
Padang, 13 Maret 2013
1
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI...........................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................3A. Latar Belakang..................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................4C. Tujuan..........................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................5A. Pengertian Kawasan Industri.....................................5
B. Tujuan Pengembangan Kawasan Industri............................5C. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan....................7
D. Pembangunan Berkelanjutan.......................................9E. Konsepsi Pembangunan Industri berwawasan Lingkungan...........10
F. Industri Lingkungan Hidup......................................12G. Menuju Industri Akrab Lingkungan...............................15
BAB III PENUTUP.....................................................16Kesimpulan.........................................................16
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepintas lalu terlihat bahwa antara pembangunan dengan
lingkungan hidup terdapat pertentangan (konflik). Karena bila
dilihat dari segi yang luas setiap pembangunan selalu memiliki
dampak terhadap lingkungan hidup. Kita ambil sebuah contoh,
yaitu pembukaan sebuah jalan raya yang menghubungkan satu
wilayah dengan wilayah lainnya yang jelas-jelas akan berdampak
terhadap lingkungan hidup sekitarnya. Katakanlah dengan
pembukaan jalan tersebut akan membawa pengaruh pada 2 (dua)
hal, yaitu menebasi pohon-pohon hutan yang terkena peta
pembukaan jalan dan terganggunya kestabilan tanah-tanah
sekitarnya.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian
dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian,
pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas
dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan
dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan
kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan
bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
4
permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan
tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat.
Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang
begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk akan
mendorong pula bertambahnya kotoran (pencemar) yang dapat
menimbulkan pencemaran terhadap sumber-sumber air bersih dan
sebagai wahana penyebaran penyakit-penyakit menular. Pencemar
pada air dapat berupa pencemar domestik dan pencemar non
domestik. Pencemar domestik berasal dari sampah rumah tangga
(selokan), pasar, perkampungan, jalan, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu ada upaya-upaya
penanggulangan terhadap pencemaran kota yang berasal dari
selokan dengan zat-zat yang aman terhadap lingkungan (akrab
lingkungan). Ini dapat dijadikan pembelajaran tentang
bioremidiasi yang berkaitan dengan peran mikroorganisme yang
menguntungkan bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembangunan berwawasan lingkungan?
2. Apa ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan?
3. Apa tujuan pembangunan berwawasan lingkungan?
4. Bagaimana wujud pembangunan berwawasan lingkungan bagi
kehidupan lingkungan di sekitarnya?
5
5. Apa kebijakan pemerintah dalam usaha menuju pembangunan
industri akrab lingkungan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu pembangunan berwawasan lingkungan.
2. Mengetahui apa ciri-ciri pembangunan berwawasan
lingkungan.
3. Mengetahui apa tujuan dari pembangunan berwawasan
lingkungan.
4. Mengetahui bagaimana wujud pembangunan berwawasan
lingkungan bagi kehidupan lingkungan di sekitarnya.
5. Mengetahui pemerintah dalam usaha menuju pembangunan
industri akrab lingkungan
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kawasan Industri
1. Sesuai dengan Keppres 53 tahun 1989 yang telah
diperbaiki dengan Keppres 41 tahun 1996 pengertian
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki
izin usaha kawasan industri.
2. Terminologi Kawasan Industri di Indonesia sering
disebut dengan istilah Industrial Estate sementara di
beberapa negara digunakan istilah Industrial Park.
3. Berdasarkan pengertian di atas, suatu lokasi dapat
menggunakan istilah Industrial Estate atau Industrial
Park, harus memenuhi 2 ciri utama, yaitu :
Lahan yang disiapkan sudah dilengkapi prasarana dan
sarana penunjang
Terhadap lahan yang dipersiapkan tersebut terdapat
suatu badan/manajemen pengelola yang telah memiliki
izin usaha sebagai Kawasan Industri
7
B. Tujuan Pengembangan Kawasan Industri
1. Pengembangan Kawasan Industri dimaksudkan untuk
mendorong pertumbuhan sektor industri lebih terarah,
terpadu dan memberikan hasil guna yang lebih optimal
bagi daerah dimana kawasan industri berlokasi.
Beberapa aspek penting yang menjadi dasar konsep
pengembangan kawasan industri antara lain adalah
efisiensi, tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Aspek efisiensi merupakan satu dasar pokok yang
menjadi landasan pengembangan kawasan industri.
Melalui pembangunan kawasan industri maka bagi
investor pengguna kapling industri (user) akan
mendapatkan lokasi kegiatan industri yang sudah baik
dimana terdapat beberapa keuntungan seperti bantuan
proses perijinan, ketersediaan infrastruktur yang
lengkap, keamanan dan kepastian tempat usaha yang
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Daerah. Sedangkan
dari sisi pemerintah daerah, dengan konsep
pengembangan kawasan industri, berbagai jaringan
infrastruktur yang disediakan ke kawasan industri akan
menjadi lebih efisien karena dalam perencanaan
infrastruktur kapasitasnya sudah disesuaikan dengan
kegiatan industri yang berada di kawasan industri.
8
Bilamana ada jaminan permintaan penyediaan
infrastruktur yang pasti, jelas akan meyakinkan bagi
penyedia infrastruktur membangun dan menyediakannya.
3. Dari aspek tata ruang, dengan adanya kawasan industri
maka masalah-masalah konflik penggunaan lahan akan
dapat dihindari. Demikian pula, bilamana kegiatan
industri telah dapat diarahkan pada lokasi
peruntukannya, maka akan lebih mudah bagi penataan
ruang daerah, khususnya pada daerah sekitar lokasi
kawasan industri.
4. Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan
kawasan industri jelas mendukung peningkatan kualitas
lingkungan, daerah secara menyeluruh. Dengan
dikelompokkan kegiatan industri pada satu lokasi
pengelolaan maka akan lebih mudah menyediakan
fasilitas pengolahan limbah dan juga pengendalian
limbahnya. Sudah menjadi kenyataan bahwa pertumbuhan
industri secara individual memberikan pengaruh besar
terhadap kelestarian lingkungan karena tidak mudah
untuk melakukan pengendalian pencemaran yang dilakukan
oleh industri-industri yang tumbuh secara individu.
5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi Kawasan Industri ditinjau
dari segi karakteristik daerah secara garis besar
dapat dibagi atas 2 kategori, yaitu :
9
a. Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat
pertumbuhan industrinya besar, maka Kawasan
Industri sebagai alat pengaturan tata ruang dan
pengendalian pencemaran.
b. Bagi daerah Kabupaten/Kota yang tingkat pertumbuhan
industrinya rendah atau relatif belum berkembang,
maka Kawasan Industri berfungsi untuk menciptakan
iklim usaha yang kondusif dalam arti membantu
investor untuk memperoleh kapling siap bangun yang
telah dilengkapi berbagai prasarana dan sarana
penunjang.
C. Pengertian Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan (dalam
laporan “Our Common Future, 1987) mendefinisikan pembangunan
berkelanjutan sebagai “suatu strategi pemanfaatan ekosistem
alamiah serta segenap sumber daya yang ada di dalamnya
sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya untuk
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia tidak terancam atau
rusak”.
Dalam pasal 1 butir ke 13 UUPLH dikatakan
bahwa “pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar
dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara
10
bijaksana dalam pembangunan yang kesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup”.
Dalam UU no.32 tahun 2009 dikatakan bahwa "Pembangunan
berkelanjutan(berwawasan lingkungan) adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan yang memadukan aspek lingkungan
hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini
dan generasi masa depan."
Menurut Emil Salim (dalam buku “Ekologi Industri”,
karangan Ir. Philip Kristanto hal:60) mendefinisikan
pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan
berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya alam
secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas hidup.
Jadi, pembangunan berwawasan lingkungan adalah
pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan
aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar
dan terencana yang memadukan unsur lingkungan hidup termasuk
sumber daya ke dalam proses pembangunan.
Sumber daya yang mendukung pembangunan antara lain :
11
i. Sumber daya alam.yaitu air, tanah, udara.
ii. Sumber daya manusia.
iii. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya
saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan
dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan.
Pembangunan akan selalu berkaitan dan saling berinteraksi
dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat
positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang
berbagai interaksi tersebut sangat diperlukan dalam
pembangunan berwawasan lingkungan (Elizabeth IEHLT dalam
artikel Abdul Latif).
Adapun ciri-ciri lain pembangunan berwawasan lingkungan
antara lain:
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang
12
D. Pembangunan Berkelanjutan
Tiga puluh tahun yang lalu, disaat kesadaran
lingkungan hidup mulai berkembang luas, muncul reaksi
yang bertentangan arah. Pengelolaan lingkungan hidup
menuntut biaya untuk investasi dan pemeliharaan. Biaya
yang dikeluarkan untuk lingkungan ini pada dasarnya
berupa biaya yang tidak produktif karena tidak
menghasilkan peningkatan keuntungan. Hal inilah yang
menjadi faktor pengelolaan lingkungan dihubungkan denga
penurunan daya saing. Maka timbul keyakinan yang luas
bahwa kita perlu memilih antara pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat atau pelestarian
fungsi lingkungan.
Di tahun-tahun berikutnya mulai jelas bahwa pada
dasarnya pembangunan dan pelestarian fungsi lingkungan
tidak bertentangan dan bahkan perlu untuk saling
mendukung. Pembangunan memerlukan masukan hasil-hasil
alam (lingkungan). Lingkungan yang rusak tidak dapat
mendukung laju pembangunan. Misalnya, sungai yang
tercemar dibeberapa lokasi di pantai utara Jawa
mengakibatkan menurunnya hasil perikanan, khususnya
udang. Demikian juga halnya dengan industri-industri yang
mengalami kesulitan air bersih untuk produksinya
dikarenakan sumber air sudah tercemar. Sebaliknya, tidak
13
adanya pembangunan dapat mengakibatkan kemiskinan dan
juga menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Seperti di
Somalia, kemiskinan yang berkelanjutan mengakibatkan
rusaknya lingkungan.
Tahun-tahun awal delapan puluhan ditandai dengan
gencarnya pendekatan yang mempertentangkan pembangunan
dan lingkungan hidup di satu pihak, dan dipihak lain
makin menguatnya pendapat yang mensejajarkan pembangunan
dan lingkungan hidup.
Menanggapi hal ini, PBB membentuk komisi yang
diketuai olleh Gro Harlem Brundtland untuk menyusun suatu
konsep yang akan mengakhiri pertentangan tersebut. Dalam
menyusun konsep ini, komisi mengadakan penelitian,
termasuk meminta pendapat dari para pimpinan dan pakar
dari berbagai negara. Konsep yang dikeluarkan adalah
“Pembangunan Berkelanjutan” yang menggunakan pendekatan
bahwa pembangunan dan lingkungan hidup perlu berjalan
bersamaan apabila keduanya harus berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan ini kemudian diadopsi oleh
berbagai Negara, termasuk Indonesia. Pada dasarnya,
pengertian Pembangunan Berkelanjutan adalah :
Pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi
manusia pada saat ini tanpa menurunkan potensi pemenuhan
kebutuhan dan aspirasi manusia di masa mendatang.
14
Pengertian yang lebih operasionil, dalam Pembangunan
Bekelanjutan, semua pengambilan keputusan sejak dari
tingkat kebijaksanaan sampai pada tahap pasca proyek perlu
menggunakan pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan
secara kontinu dan konsekuen.
E. Konsepsi Pembangunan Industri berwawasan Lingkungan
1. Pengertian atau batasan dari pembangunan industri
berwawasan lingkungan berinduk dari
batasan/pengertian dari pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development), yang oleh
The World Commision on Environment and Development
sering dirumuskan sebagai proses pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan generasi masa sekarang tanpa
mengesampingkan/mengorbankan kemampuan generasi-
generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan batasan tersebut UNIDO mengusulkan
definisi pembangunan industri yang berwawasan
lingkungan adalah “Ecologically Sound and Sustainable
Industrial Development” (ESSID) : “those patterns of
industrialization that enchace economic and social
benefits for present and future generation without
impairing basic ecological process”.
15
2. Berdasarkan definisi ESSID tersebut, maka pembangunan
industri harus memenuhi kriteria :
a. Dapat melindungi biosfir. Ini menyangkut
pemeliharaan kualitas lingkungan hidup untuk
menjamin kehidupan yang sehat dan nyaman, terutama
cuaca/udara, daya dukung system sumber daya alam
(hutan, tanah pertanian dan perikanan), serta
pemeliharaan daya serap maupun daya assimilasi
system lingkungan udara, air dan tanah terhadap
pencemaran emisi maupun limbah.
b. Harus mampu mendayagunakan se-efisien mungkin
modal buatan dan modal alami (man-made and natural
capital). Penerapan prinsip ini dalam kegiartan
industri lazim dijabarkan dalam penggunaan
teknologi yang efisien, yaitu yang minimum dalam
pemakaian input (baku mutu, energi, dan
sebagainya) per satuan output, atau maksimalisasi
output per satuan input.
c. Harus menerapkan prinsip adil atau pemerataan
(equity), yang dapat mencakup pengertian :
Keadilan dalam memikul beban/pengorbanan
maupun menikmati manfaatnya.
Keadailan dalam menikmati kesejahteraan dari
hasil pembangunan antara negara-negara
16
industri maju yang telah banyak mengambil
manfaat dari eksploitasi sumber alam di bumi
dan telah banyak membebani lingkungan biosfir,
dibandingkan dengan negara-negara berkembang.
Keadilan antar generasi umat manusia dan
mahluk hidup lain dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
3. Berbagai hal tersebut di atas mengandung makna upaya
yang terus menerus dilakukan guna memelihara
kelestarian fungsi dan keseimbangan ekologi agar
kegiatan pembangunan dapat berkelanjutan tanpa
menimbulkan gangguan, korban, kerugian dan kerusakan
terhadap lingkungan hayati dan non hayati, utamanya
sebagai akibat dari pencemaran.
4. Dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan
lingkungan tersebut terdapat berbagai langkah-langkah
kebijaksanaan yang dapat ditempuh yang antara lain
berupa :
a. Pengembangan teori-teori tata ruang dan pengaturan
lokasi industri melalui pengembangan industrial
estate
b. Memperkenalkan prinsip-prinsip teknologi yang
akrab lingkungan dalam arti seefisien mungkin
17
penggunaan energi dan seminimal mungkin
menghasilkan limbah.
c. Melakukan penelitian aspek-aspek lingkungan baik
melalui mekanisme AMDAL, BML/NAB serta monitoring
pelaksanaanya.
d. Penerapan aspek hokum yang bersifat penerapan
sanksi dan penghargaan bagi yang berprestasi dan
sebagainya.
5. Dengan berprinsip bahwa tindakan pencegahan
(Preventip) akan memberikan hasil yang lebih maksimal
daripada pengendalian dan penyembuhan (curative),
maka di negara-negara maju berbagai langkah kebijakan
di atas sudah diimplementasikan dalam pembangunan
industrinya.
F. Industri Lingkungan Hidup
Dalam pengertian yang konvensionil, berbagai jenis
industri mempunyai potensi menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup. Dampak negatif ini dapat
dimulai potensinya sejak dari tingkat pengambilan
keputusan, pada tingkat kebijaksanaan sampai kepada tahap
produksi dan pasca produksi. Dampak ini dapat meliputi
dampak terhadap kesehatan manusia di lingkunganya,
manusia di lingkungn kerjanya, atau dampak terhadap
lingkungan hidup.
18
Sebagai negara yang menganut Pembangunan
Berkelanjutan, pemerintah melaksanakan berbagai upaya
untuk mendorong agar pembangunan industri tidak
bertentangan dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kebijaksanaan pemerintah adalah sebagai berikut :
Manusia adalah dimensi sentral dalam pengelolaan
lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Dalam setiap pengambilan keputusan pada kegiatan
pembangunan perlu adanya pertimbangan pelestarian
fungsi lingkungan secara kontinu dan konsekuen.
Pencegahan dampak diutamakan dari pada
penanggulangannya.
Pada pemanfaatan teknologi, perlu digunakan
teknologi yang mendukung produksi bersih. Dalam
produksi, perlu diusahakan agar limbah/emisi tidak
dihasilkan. Bila limbah/emisi dihasilkan, perlu
diminimisasi intensitas dan jumlahnya dan didaur
ulang. Limbah/emisi yang dibuang ke lingkungan
tidak diperbolehkan mencemarkan lingkungan.
Pihak yang menimbulkan dampak bertanggung jawab
atas dampak yang ditimbulkan nya (“Pollutters Must
Pay Principle”). Bila dampak disebabkan oleh
kegiatan masyarakat berpenghasilan rendah,
pemerintah dapat membantu mengatasinya.
19
Lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak
setiap orang. Oleh karena itu setiap orang
mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta
dalam pengendalian dampak. Sehubungan dengan ini
maka informasi tentang lingkungan perlu diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan.
Pengendalian dampak lingkungan perlu diterapkan
melalui praktek-praktek manajemen yang benar
dengan semua pihak mempunyai tanggung jawab
(“accountability”).
Dari pihak industri sendiri, penerapan kebijaksanaan
ini adalah dalam bentuk :
1. Pada tahap perencanaan
Pemilikan jenis usaha yang tidak melanggar
hukum (misalnya, usaha mengimpor limbah B3
adalah usaha yang tidak diperbolehkan).
Dalam pemilihan lokasi perlu diperhatikan
pengaturan tata ruang, daya dukung lingkungan
perlu menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi
usaha.
Dalam memilih teknologi perlu diutamakan
teknologi bersih.
Semua dampak penting yang mungkin timbul perlu
diantisipasi.
20
2. Pada tahap operasi
Timbulnya pencemaran dan perusakan harus
dihindari.
Dampak pembuangan limbah/emisi, baku mutu yang
ada perlu ditaati.
Perlu diterapkan usaha-usaha produksi bersih
seperti minimisasi limbah/emisi sejauh mungkin.
Apabila limbah B3 dihasilkan, limbah ini perlu
dikelola sehingga tidak menimbulkan dampak dan
sesuai dengan peraturan yang ada.
Apabila terjadi pencemaran atau perusakan
lingkungan, perlu diadakan pemulihan lingkungan
dan ganti rugi bila ada pihak-pihak yang
dirugikan.
3. Komunikasi
Penanggung jawab usaha perlu melakukan
pemantauan dan melaporkannya kepada
pemerintah/instansi yang berwewenang.
Penanggung jawab usaha perlu melakukan
komunikasi dan pendekatan kepada semua pihak
yang bekepentingan (“skateholder”).
Agar usaha-usaha tersebut dapat diterapkan,
pemerintah menggunakan berbagai instrument kebijaksana
seperti instrument komunikasi (PROKASIH), instrument
informasi (PROPER PROKASIH), insentif ekonomi (pinjaman
21
lunak, bebas bea masuk), sanksi admiistrasi (Hinder
Ordonantle) dan sanksi hokum (pidana dan perdana).
G. Menuju Industri Akrab Lingkungan
Dalam menuju industri akrab lingkungan, instrument
kebijaksanaan seperti tadi perlu diterapkan. Yang
menjadi masalah adalah instrument yang mana untuk setiap
jenis penataan. Secara individu masalah pilihan
instrument kebijakan tergantung kepada masalahnya masing-
masing. Misalnya untuk produksi bersih, penerapan
peraturan tidak dapat diberlakukan. Oleh karena itu ,
instrument informasi (PROPER PROKASIH) lebih diutamakan.
Namun dipandang dari segi keseluruhan, khususnya
intensitas, pilihan banyak ditentukan oleh tingkat
kemitraan antara pemerintah, bisnis dan masyarakat. Dalam
keadaan dimana kemitraan ini cukup baik, maka “soft
approach” lebih baik; namun apabila keadaan cenndrung
sebaliknya , maka “legal approach” perlu lebih
diutamakan.
Pada saat ini, pemerintah menggunakan “soft
approach” untuk meningkatkan penataan. Hal ini tampak
dari pendekatan-pendekatan pada program-program seperti
PROKASIH, PROPER PROKASIH, dan LANGIT BIRU. Disamping
itu, pemerintah juga tetap mengembangkan kemampuan dari
22
“legal approach” seperti persiapan PPNS dalam
pengendalian dampak lingkungan, perluasan dan
penyempurnaan peraturan, peningkatan kemampuan para
penegak hukum dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, pemerintah lebih cendrung menggunakan
pendekatan kemitraan untuk meningkatkan penataan, karena
kemitraan mempunyai berbagai kelebihan-kelebihan dalam
jangka panjang. Dalam jangka panjang , keseimbangan
antara pendekatan kemitraan dan pendekatan legal ini
sangat tergantung kepada kebersihan kemitraan yang
diterapka saat ini.
23
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Sebenarnya antara pembangunan dan lingkungan hidup
tidaklah bertentangan. Hal-hal yang bertentangan baru akan
terjadi apabila pembangunan yang dijalankan selalu membawa
kerugian-kerugian yang lebih bila dibandingkan dengan
pengorbanan-pengorbanan ekologis. Timbulnya berbagai risiko
yang berasal dari aktivitas yang ditujukan terhadap
lingkungan sebelumnya tidak dipertimbangkan seberapa jauh
kemampuan suatu dapat menerima aktivitas (pembangunan) yang
ada. Kita ketahui bahwa ligkungan memiliki sifat keterbatasan
kemampuan. Makin produktif suatu alam semakin baik kualitas
lingkungan itu. Semakin cepat suatu lingkungan beradaptasi
atas aktivitas eksternal yang tertuju padanya, maka
lingkungan itu juga disebut berkualitas. Sebaliknya, jika
tingkat kemampuan lingkungan tetap terlampaui oleh aktivitas
pembangunan, maka terjadilah kerusakan lingkungan.
Berikut empat hal pokok dalam upaya penyelamatan
lingkungan, antara lain:
i. Konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.
24
ii. Perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk
melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam hidup
bersama.
iii. Pembangunan ekonomi yang tepat, yang
memperhitungkan keharusan konservasi bagi
kelangsungan hidup bio-fisik dan harus adanya
perdamaian dan pemerataan (keadilan) dalam
melaksanakan hidup bersama.
iv. Demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua