20
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahIstilah remaja (adolescence)
menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta
perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia
12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan,
dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir (Marat, 2009 dalam
Isnani, 2011: 19).Kualitas generasi muda khususnya para remaja yang
merupakan sumber daya bagi pembangunan manusia seutuhnya didalam
meningkatkan kesehatan dan kualias sumber daya manusia sangatlah
perlu untuk diperhatikan karena remaja merupakan golongan dalam
masyarakat yang relatif jarang mendapat perlakuan di dalam program
pembinaan gizi dan kesehatan. Padahal mereka sesungguhnya berada
pada posisi transisi dari dunia anak-anak kedunia dewasa yang
secara langsung atau tidak langsung memerlukan pembinaan dari
perkembangan jasmani, intelektual atau kognitif, mental, psikologi,
dan sosial (Depkes RI, 1997).
1Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dapat
berpengaruh terhadap kebiasaan makannya. Masalah harga diri secara
intensif terjadi pada remaja putri karena proses kenaikan berat
badan berjalan, meningkatnya persentase lemak tubuh, pertumbuhan
tinggi badan, perkembangan payudara dan memperoleh hal-hal lain
yang berkaitan dalam kematangan tubuh remaja putri. Sehingga remaja
sangat rentan terhadap gangguan makan, seperti halnya remaja putri
yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu dilakukan (
Proverawati, 2010: 5).Berkaitan dengan perkembangan fisik, remaja
adalah masa ketika seseorang mulai memperhatikan keadaan tubuhnya
dan sering gelisah jika mendapati tubuh mereka ternyata tidak
ideal. Banyak cara dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan bentuk
tubuh yang menurut mereka lebih bagus dan menarik. Banyak remaja
akhirnya terjebak pada pola makan yang tidak sehat. Mereka
mengurangi porsi makan, bahkan memangkas jadwal makan. Makan pun
menjadi dua kali atau bahkan hanya satu kali sehari.Tuntutan
memiliki tubuh ideal menciptakan suatu obsesi untuk terus memiliki
keidealan tubuh, sehingga banyak cara dilakukan untuk merawat dan
mempertahankannnya antara lain yaitu melalui olah raga senam.
Obsesi ini membuat mereka mengevaluasi tubuh diri sendiri, dimana
akan memunculkan rasa puas atau tidak puas terhadap kondisi
raganya. Evaluasi terhadap diri ini merupakan pengalaman psikologis
yang terfokus pada persepsi atau gambaran individu terhadap
tubuhnya.Masa remaja adalah masa coba-coba dan ini termasuk dalam
perilaku makan, dengan diiringi keinginan yang kuat dari remaja
putri untuk menurunkan berat badannya agar menjadi langsing. Pada
hasil penelitian Deni (2008), remaja putri SMA Negeri 1 Bogor
sebanyak 40% merasa bahwa tubuhnya ideal atau normal, sebanyak 50%
merasa tubuhnya kurus, dan 10% merasa tubuhnya gemuk. Padahal
berdasarkan perhitungan antropometri, tidak ditemukan responden
yang termasuk dalam status gizi gemuk/overweight. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki persepsi yang kurang
benar terhadap tubuhnya sendiri. Mengenai kepuasan terhadap tubuh,
sebanyak 60 % responden merasa kurang puas dengan bentuk tubuhnya
sekarang.Gambaran seseorang mengenai kondisi fisiknya lebih
bersifat subyektif. Apabila seseorang merasa bahwa keadaan fisiknya
tidak sama dengan konsep idealnya, maka dia akan merasa memiliki
kekurangan secara fisik meskipun mungkin dalam pandangan dan
penilaian orang lain dia dianggap menarik secara fisik. Keadaan
yang demikian, seringkali membuat seseorang tidak dapat menerima
keadaan fisiknya secara apa adanya sehingga citra raganya menjadi
negatif.Hasil penelitian Marasabessy (2006), sebagian besar remaja
putri (87.5%) menunjukkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya
karena mereka merasa bentuk tubuhnya belum ideal. Hal ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Briawan et al. (2008),
bahwa 72.0% wanita mempunyai persepsi bahwa tubuhnya masih belum
ideal, dan kebanyakan merasa dirinya kegemukan. Adanya pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat pada remaja sehingga sangatlah
diperlukan makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Disisi
lain perilaku yang salah banyak dijumpai pada remaja. Adanya
kecenderungan untuk mengikuti pola gaya hidup modern membuat remaja
lebih memilih untuk memiliki kebiasaan makan yang salah. Umumnya,
jika remaja tahu berat badannya bertambah, maka mereka akan
mengurangi porsi makan untuk menurunkan berat badan dan tidak makan
pagi. Ada juga yang mengganti pola makan mereka dengan mengkonsumsi
makanan yang tidak berlemak dan rendah karbohidrat. Hal ini akan
menyebabkan keadaan gizi mereka tidak seimbang, bahkan bisa
menimbulkan gangguan kesehatan (Khomsan, 2003).
Banyak remaja puteri ingin mempunyai bentuk tubuh yang langsing
dan menarik. Sekitar 30% remaja putri berdiet secara aktif, tetapi
sebagian besar akan berdiet pada suatu waktu. Berbagai macam diet
mereka ikuti, dan seringkali dalam jangka waktu singkat. Semua diet
ini memiliki masalah yang sama, yaitu tidak mendidik pesertanya
untuk menerapkan kebiasaan makan baru yang lebih sehat (Barasi,
2007: 87). Studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 25
siswi di SMA Negeri 3 Bukittinggi terdapat 64% siswi yang jarang
makan pagi karena takut tubuhnya menjadi gemuk dan tidak ideal.
Berdasarkan hal yang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
mempelajari lebih jauh hubungan persepsi remaja tentang tubuh ideal
dengan kebiasan makan siswi SMA Negeri 3 Bukittinggi.
1.2 Rumusan MasalahSesuai dengan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana hubungan persepsi remaja tentang tubuh ideal
dengan kebiasan makan siswi SMA Negeri 3 Bukittinggi.
1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan umumUntuk mengetahui hubungan
persepsi remaja tentang tubuh ideal dengan kebiasan makan siswi SMA
Negeri 3 Bukittinggi.1.3.2 Tujuan Khusus1.3.2.1 Diketahuinya
persepsi remaja tentang tubuh ideal siswi SMA Negeri 3
Bukittinggi.1.3.2.2 Diketahuinya kebiasaan makan siswi SMA Negeri 3
Bukittinggi.1.3.2.3 Diketahuinya hubungan persepsi remaja tentang
tubuh ideal dengan kebiasaan makan siswi SMA Negeri 3
Bukittinggi.
1.4 Manfaat penelitian1.4.1 Manfaat praktisMemberi informasi
bagi remaja puteri tentang tubuh ideal dan kaitannya dengan
kebiasaan makan.1.4.2 Manfaat teoritis1.4.2.1 Menambah pengetahuan
masyarakat tentang tubuh ideal dan kaitannya dengan kebiasaan
makan.1.4.2.2 Menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman bagi
penulis tentang tubuh ideal dan kaitannya dengan kebiasaan
makan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis2.1.1. Kebiasaan Makan RemajaMenurut Marat
(2009) dalam Isnani (2011: 19) istilah remaja (adolescence)
menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta
perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia
12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan,
dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir. Masa remaja
merupakan jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak
dan dewasa. Masa ini merupakan sebuah dunia yang lengang dan rentan
dalam artian fisik, psikis, sosial, dan gizi. Pertumbuhan yang
disertai dengan perubahan fisik, memicu berbagai kebingungan
(Arisman 2004: 63). Menurut Proverawati (2010: 1) ciri utama pada
masa remaja yaitu ditandai dengan adanya berbagai perubahan.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.1.
Perubahan fisikPada masa remaja ini terjadi pertumbuhan fisik yang
cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang
mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan
berfungsi.
62. Perubahan intelektualPerubahan intelektual merupakan
peralihan dari masa konkrit-operasional yaitu seseorang remaja
mampu berfikir sistematis terhadap hal-hal dan objek yang bersifat
konkrit kepada masa formal-operasional yaitu telah mampu berfikir
secar sistematis.3. Perubahan emosiPengaruh lingkungan pada masa
remaja memberikan pengaruh yang kuat terhadap perubahan emosi
dibandingkan pengaruh hormonal.4. Perubahan sosialRemaja cenderung
untuk bergabung dengan teman sebaya dan membentuk sebuah kelompok.
5. Perubahan moralPada masa ini remaja akan mengalami kegoyahan
tingkah laku moral, namun masih dapat dikatakan wajar sejauh
kegoyahan itu tidak terlalu menyimpang dari moralitas yang
berlaku.Berkaitan dengan perkembangan fisik, remaja adalah masa
ketika seseorang mulai memperhatikan keadaan tubuhnya dan sering
gelisah jika mendapati tubuh mereka ternyata tidak ideal. Banyak
cara dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan bentuk tubuh yang
menurut mereka lebih bagus dan menarik. Banyak remaja akhirnya
terjebak pada pola makan yang tidak sehat. Mereka mengurangi porsi
makan, bahkan memangkas jadwal makan. Makan pun menjadi dua kali
atau bahkan hanya satu kali sehari.WHO (2005) mengemukakan bahwa
kerangka konseptual dan faktor penyebab masalah gizi pada remaja
adalah kurang konsumsi pangan, faktor gaya hidup, penyakit infeksi
dan masalah kesehatan lainnya. Kurang konsumsi pangan disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor psikologi dan faktor sosial ekonomi.
Faktor psikologi adalah pola makan, kebiasaan makan, gangguan makan
dan faktor sosial ekonomi seperti akses terhadap pangan dan
ketersediaan pangan. Kurang konsumsi pangan menyebabkan kekurangan
zat gizi makro dan mikro serta berbagai penyakit kronik yang
menyertainya.Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja
dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makannya. Masalah harga diri
lebih sering terjadi pada remaja putri karena terjadi proses
kenaikan berat badan, meningkatnya persentase lemak tubuh,
pertumbuhan tinggi badan, perkembangan payudara dan memperoleh
hal-hal lain yang berkaitan dalam kematangan tubuh remaja putri.
Sehingga remaja sangat rentan terhadap gangguan makan, seperti
halnya remaja putri yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu
dilakukan ( Proverawati, 2010: 5)Kebiasaan makan adalah cara
individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang dikonsumsi
sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis dan sosial
budaya. Kebiasaan makan bukan bawaan sejak lahir tetapi merupakan
hasil belajar. Menurut Heimberg (2005: 1), kebiasaan makan yang
baik adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan baik dari jenis dan
jumlahnya sesuai dengan kebutuhun tubuh. Makanan yang baik adalah
makanan yang mengandung semua zat gizi, yakni karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.Pertumbuhan remaja meningkatkan
partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja sehingga
dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja tersebut.
Remaja sudah mulai bisa membeli dan mempersiapkan makanan mereka
sendiri. Kebiasaan makan yang salah dan dilakukan secara
berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan makan sehingga dapat
membahayakan kesehatan fisik, emosional atau sosial. Proverawati
(2010: 11) mengungkapkan bahwa gangguan makan yang paling banyak
terjadi antara lain anorexia nervosa, bukimia nervosa, binge eating
disorter, dan obesitas. Gangguan makan lain yang mulai muncul
adalah orthorexia nervosa dan nocturnal eating syndrome (NES).
2.1.2. Tubuh IdealTubuh ideal ialah keseimbangan antara berat
badan tubuh dengan tinggi badan. Tubuh ideal secara fisik dapat
terlihat dan ternilai dari penampilan luar. Postur tubuh ideal
dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai apakah komponen
tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau ideal. Pengukuran
antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat
badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa
Tubuh (IMT) sebagai berikut (Damayanti, 2011: 15):IMT=BB (kg)
TB x TB (m)
Tabel 2.1Status GiziWanitaLaki-laki
Normal17 -2318 25
Kegemukan23 2725 27
Obesitas> 27> 27
Sumber : Damayanti, 2011
Keterangan :BB = Berat BadanTB = Tinggi Badan
Banyak remaja putri merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya,
sehingga berusaha memperbaikinya dengan berdiet. Sekitar 30% remaja
putri berdiet secara aktif, tetapi sebagian besar akan berdiet pada
suatu waktu. Berbagai macam diet mereka ikuti, dan seringkali dalam
jangka waktu singkat. Semua diet ini memiliki masalah yang sama,
yaitu tidak mendidik pesertanya untuk menerapkan kebiasaan makan
baru yang lebih sehat (Barasi, 2007: 87)Mendapatkan tubuh ideal
juga harus dilengkapi dengan keadaan tubuh yang sehat fisik atau
jasmani. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan zat gizi yang
berasal dari konsumsi makanan sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh terdiri dari Hidrat-arang, protein, lemak, vitamin,
mineral, air dan serat. Hidrat-arang, protein dan lemak disebut zat
gizi makro dan vitamin serta mineral disebut sebagai zat gizi
mikro. Kebutuhan zat gizi sehari tergantung dari umur, jenis
kelamin, jenis aktivitas, suhu lingkungan dan kondisi
tertentu.Kegiatan yang harus dilakukan agar seseorang dapat hidup
sehat dan memperoleh tubuh ideal yang sehat adalah (Depkes RI
2005): 1. Makanlah aneka ragam makanan Makanan beragam memberikan
manfaat yang besar terhadap kesehatan, menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantitasnya. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan
energi Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup hidangan
mengandung sumber tenaga agar dapat melaksanakan kegiatan
sehari-hari seperti bekerja, belajar, olahraga, berekreasi,
kegiatan sosial. Kebutuhan energi dapat diperoleh dengan
mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein, dan
lemak.3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari
kebutuhan energi Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan
sumber energi utama seperti nasi, jagung, ubi, dan sagu. Akan
tetapi makanan sumber karbohidrat kompleks ini kurang memberikan
zat gizi lain yang diperlukan tubuh. Sekitar 50-60% kebutuhan
energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4
piring nasi. Apabila energi yang melebihi 60% berasal dari
karbohidrat kompleks maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan
mineral sulit dipenuhi. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kecukupan energi Konsumsi lemak dan minyak secara
berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain, karena membuat
mudah merasa kenyang. Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak
terpenuhi. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak dalam makanan
sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi. 5. Gunakan
garam beryodium Garam beryodium bermanfaat untuk mencegah timbulnya
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Kelebihan konsumsi
natrium dapat memacu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi, untuk
itu hindari konsumsi garam berlebihan, dianjurkan mengkonsumsi
garam tidak lebih dari 6 gram atau 1 sendok teh setiap harinya. 6.
Makanlah makanan sumber zat besiZat besi adalah salah satu unsur
penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Makanan yang
banyak mengandung zat besi yang mudah diserap dan nilai biologinya
tinggi adalah makanan hewani, khususnya hati, daging ayam dan ikan.
7. Biasakan makan pagi Makan pagi sangat bermanfaat bagi setiap
orang, bagi anak sekolah dapat memudahkan kosentrasi belajar,
menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi
kebutuhan gizinya sehari-hari.
8. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya Air minum harus
bersih dan bebas kuman, konsumsi air minum sekurang-kurangnya 2
liter atau setara 8 gelas setiap harinya, agar proses faali dalam
tubuh berlangsung lancar dan seimbang.9. Lakukan kegiatan fisik dan
olah raga secara teratur Kegiatan fisik dan olah raga secara
teratur dan cukup dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan
yang optimal. Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan
agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan memasukkan
energi yang diperoleh dari makanan. 10. Hindari minum-minuman
beralkohol Minum-minuman beralkohol dapat menimbulkan berbagai
dampak buruk, diantaranya ketagihan, mabuk, tidak mampu
mengendalikan diri. Selain itu minum-minuman alkohol dapat
menimbulkan penyakit hati. 11. Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar,
tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung
bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar
sehingga fisik dan gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan
dengan keyakinan masyarakat.12. Bacalah label pada makanan yang
dikemas Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk
makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada labelnya
mengenai bahan-bahan yang digunakan, susunan (komposisi) zat
gizinya, tanggal kadaluwarsa, dan keterangan penting yang lain.
2.1.3. Persepsi Remaja tentang Tubuh IdealPersepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indera. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melainkan
stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan
persepsi, karena proses persepsi tidak dapat terlepas dari proses
penginderaan dan proses penginderaan merupakan proses pendahuluan
dari proses persepsi (Walgito 2011: 99)Proses persepsi berupa
stimulus tidak hanya dapat datang dari luar, tetapi juga dapat
datang dalam diri individu sendiri. Namun demikian sebagian besar
stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun
persepsi dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri
individu, tetapi sebagian besar persepsi melalui alat indera
penglihatan( Walgito, 2011: 100)Persepsi individu mengorganisasikan
dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya, sehingga
stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang berssangkutan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah
satu factor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan
factor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya
beberapa factor, yaitu (Walgito, 2011: 101):1. Objek yang
dipersepsiObjek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan dan langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagian reseptor.
2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syarafAlat indera atau
reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga
harus ada syaraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus
yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai
pusat kesadaran. Sebagian alat untuk mengadakan respon diperlukan
syaraf motorik.3. PerhatianUntuk menyadari atau untuk mengadakan
persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah
pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka pengadaan persepsi.
Perhatian merupakan konsentrasi dari seluruh aktivitas individu
yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.Persepsi remaja
tentang tubuh ideal dapat diukur dengan melihat pandangan remaja
tentang bentuk tubuh yang ideal. Remaja dapat mengartikan berbeda
apa yang dilihat dan yang dirasakan. Persepsi remaja tentang bentuk
tubuhnya bisa berbeda dengan kenyataan bentuk tubuhnya, yaitu bisa
menganggap tubuhnya kurus, sudah ideal bahkan bisa menganggap
bentuk tubuhnya gemuk. Persepsi yang berbeda dari setiap remaja
tentang bentuk tubuhnya juga dapat mempengaruhi kebiasaan makannya,
tidak jarang persepsi yang salah tentang bentuk tubuhnya akan
menyebabkan remaja tersebut merubah pola kebiasaan makan menjadi
kebiasaan makan yang tidak baik.Persepsi tubuh merupakan suatu hal
yang abstrak dan tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena
itu diperlukan suatu instrumen yang dapat mengkongretkan persepsi
tubuh sehingga dapat diukur secara langsung. Alat ukur yang
digunakan menilai persepsi tubuh adalah dengan menggunakan metode
Figure Rating Scale (FRS). FRS merupakan metode penilaian persepsi
tubuh yang dikembangkan oleh Stunkard et al. pada tahun 1983. FRS
meliputi sembilan skema gambar yang memiliki interval dari sangat
kurus (gambar 1) sampai sangat gemuk (gambar 9). Skala tersebut
digunakan untuk mengukur persepsi tubuh. Contoh diminta untuk
memilih nomor mana yang sesuai dengan persepsinya. 2.2 Kerangka
Konsep
Persepsi Remaja tentang Tubuh IdealKebiasaan Makan Remaja
2.3 HipotesisAda hubungan antara persepsi remaja tentang tubuh
ideal dengan kebiasaan makan siswi SMA Negeri 3 Bukittinggi Tahun
2012
2.4 Definisi OperasionalVariabelDefinisiCara UkurAlat UkurHasil
UkurSkala Ukur
Persepsi remaja tentang tubuh idealProses penginderaan oleh
remaja tentang tubuhnya apakah sudah ideal atau
belumWawancaraKuesioner,metode Figure Rating Scale (FRS)IdealTidak
idealOrdinal
Kebiassaan makan remajaCara remaja memilih pangan apa yang
dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis
dan sosial budayaWawancaraKuesionerBaikBurukOrdinal
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Disain PenelitianJenis penelitian ini bersifat deskriptif
analitik dengan menggunakan desain cross sectional study karena
variabel independent dan dependent di kumpulkan dalam waktu yang
bersamaan.
3.2 Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 3 Bukittinggi mulai bulan Februari 2012
3.3 Populasi dan Sampel3.3.1 PopulasiPopulasi pada penelitian
ini adalah 499 orang siswi SMA Negeri 3 Bukittinggi.3.3.2
SampelSampel penelitian untuk penelitian ini di ambil dari hasil
perhitungan dengan rumus (Notoadmojo,2003: 91):n= Ket :n = Besar
sampelN= Besar populasid = Presisi/ derajat akurasi 10% = Nilai
kurva normal pada CI sebesar 95%P= Proporsi suatu kejadian untuk
terjadi 64%
161-P = Proporsi suatu kejadian tidak terjadiDari hasil
perhitungan menggunakan rumus finit diperoleh sampel sebanyak 118
orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified
Random Sampling yaitu dilakukan dengan cara mengidentifikasi
karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan
strata atau lapisan dari jenis karakteristikunit-unit tersebut.
Setelah ditentukan stratanya, kemudian dari masing-masing strata
ini diambil sampel yang mewakili strata tersebut secara Simple
Ramdom Sampling dimana dengan metode ini tiap unit dalam populasi,
mempunyai peluang yang sama terpilih sebagai sampel.Pengambilan
sampel kemudian diacak secara proporsional yang dihitung pada tiap
kelas dengan menggunakan rumus:
ni= Jumlah sampel dalam satu kelasNi= Jumlah populasi dalam satu
kelasN= Jumlah seluruh populasiN= Jumlah seluruh sampel
3.4 Cara Pengambilan Data3.5.1 Data PrimerData primer diperoleh
melalui wawancara secara langsung kepada contoh yang dilakukan
menggunakan kuesioner oleh peneliti meliputi persepsi tentang tubuh
ideal dan kebiasaan makan.
3.5.2 Data SekunderData sekunder merupakan data yang diperoleh
dari pihak sekolah yang memuat data tentang gambaran umum sekolah.
Data sekunder digunakan sebagai data pendukung.
3.5 Cara Pengolahan Data dan Analisis Data3.5.1 Cara Pengolahan
DataSetelah data terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:3.5.1.1. Editing (pemeriksaan data)Setelah
kuesioner diisi, maka setiap jawaban pada kuesioner diperiksa
kelengkapan dan kesalahan dalam mengisi jawaban setiap
pertanyaan.3.5.1.2. Coding (pemberian kode)Proses member kode dan
skor pada item-item jawaban dilembar kuesioner dan kemudian
dimasukkan kedalam master tabel.3.5.1.3. Tabulating (mengolah data
dengan tabel)Mengolah data dengan table distribusi
frekuensi.3.5.1.4. Cleaning (pembersihan data)Data yang sudah
dimasukkan diteliti kembali untuk menghindari kemungkinan masih ada
data ektrim.
3.5.2 Analisis Data3.5.2.1 UnivariatAnalisis univariat dilakukan
untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi masing-masing
variable yaitu persepsi tentang tubuh ideal dan kebiasaan
makan.3.5.2.2 BivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan variable independen dan variable dependen yaitu hubungan
persepsi remaja tentang tubuh ideal dan kebiasaan makan uji
statistic yang digunakan adalah uji chi square dengan tingkat
kepercayaan 95%. Apabilaq p value < 0.05 maka mendapat hubungan
yang bermakna antara variable dependen dengan variable
independen.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAN MAKAN SISWI SMA
NEGERI 3 BUKITTINGGI TAHUN 2012
Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah
Satu Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
Dasar D III Jurusan Gizi
Oleh :NELFI FITRIANIM 092113929
JURUSAN GIZIPOLITEKNIK KESEHATAN PADANGKEMENTERIAN KESEHATAN
RITAHUN 2012