Top Banner
Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Ogi Widana Rosidin ([email protected])  Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Sri Mintarti  Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Dwi Risma Deviyanti  Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Dalam penulisan skripsi ini permasalahan yang dikemukakan, yaitu : bagaimana tingkat kesehatan keuangan  pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan hasil analisis tingkat kesehatan keuangan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) periode tahun 2009 sampai dengan 2010 berdasarkan SK Menteri BUMN  Nomor : Kep-100/MBU/2002. Dasar teori yang digunakan, Manajemen Keuangan dan SK Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 yang berisi penilaian kesehatan keuangan dengan alat analisis  Return on  Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, dan Total Equity to Total Asset.  Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan hasil Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002,bahwa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Pada tahun 2009 memperoleh total nilai 45,5 dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA, pada tahun 2010 total nilai 45,5 dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA. Dengan demikian tujuan penelitian telah diketahui. Kata kunci: Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-/MBU/2002, Kesehatan Keuangan.  Abstract  In this thesis writing issues ra ised, namely: how to level the financial health of PT. Ports I ndonesia IV (Limited)  Branch Samarinda Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, for two years from 2009 to 2010. Research objective is to determine and compare the results of the analysis of the level of the financial health of PT Pelabuhan Indonesia IV (Limited) the period from 2009 to 2010 based on the  Decree of Minister of State Number: Kep-100/MBU/2002. Basic theory used, Fina ncial Management and State  Enterprises Minister SK No. Kep-100/MBU/2002 containing financial health assessment by means of analysis  Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, and Total Equity to Total Assets. From the research, the authors obtain results Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, that PT Pelabuhan Indonesia IV (Limited) Branch Samarinda period from 2009 to 2010. In 2009 the total value of 45.5 obtained by the ratio of  financial soundness and predicate 91.00 AA, in 2010 the total value of 45.5 with a ratio of 91.00 and the  financial soundness predicate AA. Thus the purpose of the study was unknown. Key word : the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002 Financial health. 
25

Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

Feb 08, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 1/25

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda 

Ogi Widana Rosidin ([email protected])  Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman 

Sri Mintarti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Dwi Risma Deviyanti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Abstrak

Dalam penulisan skripsi ini permasalahan yang dikemukakan, yaitu : bagaimana tingkat kesehatan keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara

BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.

Tujuan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan hasil analisis tingkat kesehatan keuangan pada PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) periode tahun 2009 sampai dengan 2010 berdasarkan SK Menteri BUMN

 Nomor : Kep-100/MBU/2002. Dasar teori yang digunakan, Manajemen Keuangan dan SK Menteri Negara

BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 yang berisi penilaian kesehatan keuangan dengan alat analisis  Return on

 Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset

Turn Over, dan Total Equity to Total Asset. Dari hasil penelitian, penulis mendapatkan hasil Berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002,bahwa PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Pada tahun 2009 memperoleh total

nilai 45,5 dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA, pada tahun 2010 total nilai 45,5dengan rasio tingkat kesehatan keuangan 91,00 dan predikat AA. Dengan demikian tujuan penelitian telah

diketahui.

Kata kunci: Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : Kep-/MBU/2002, Kesehatan Keuangan.

 Abstract

 In this thesis writing issues raised, namely: how to level the financial health of PT. Ports Indonesia IV (Limited)

 Branch Samarinda Based on the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, for

two years from 2009 to 2010. Research objective is to determine and compare the results of the analysis of the

level of the financial health of PT Pelabuhan Indonesia IV (Limited) the period from 2009 to 2010 based on the

 Decree of Minister of State Number: Kep-100/MBU/2002. Basic theory used, Financial Management and State Enterprises Minister SK No. Kep-100/MBU/2002 containing financial health assessment by means of analysis

 Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over,

Total Asset Turn Over, and Total Equity to Total Assets. From the research, the authors obtain results Based on

the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002, that PT Pelabuhan Indonesia IV

(Limited) Branch Samarinda period from 2009 to 2010. In 2009 the total value of 45.5 obtained by the ratio of

 financial soundness and predicate 91.00 AA, in 2010 the total value of 45.5 with a ratio of 91.00 and the

 financial soundness predicate AA. Thus the purpose of the study was unknown.

Key word : the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep-100/MBU/2002 Financial

health. 

Page 2: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 2/25

2

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di dalam UU No.1 Tahun 1995 perseroan terbatas, digariskan bahwa perseroan terbatasdapat menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, sehingga perseroan terbatas

diharapkan mampu berfungsi secara sehat berdaya guna dan berhasil guna.

PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda merupakan perusahaan milik

 Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam era globalisasi saat ini kemampuan

 perusahaan dalam menghadapi persaingan sangat dipengaruhi oleh kondisi masing-masing

BUMN. Perusahaan yang sehat akan mampu menghadapi persaingan dengan perusahaan lain

yang komoditi bisnisnya sejenis, sedangkan perusahaan yang mengalami kondisi kurang sehat

atau tidak sehat akan kesulitan dalam menghadapi persaingan. Berdasarkan perkembangan

aset, laba yang diperoleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda pada

sektor jasa kepelabuhanan diharapkan bisa memberi kontribusi bagi perekonomian Negara,

maka penulis penelitian untuk menganalisis strategi tersebut yaitu dengan cara perhitungandan analisis rasio yang ada dalam SK Menteri BUMN Nomor 100 tahun 2002, serta melihat

strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Samarinda.

Penelitian yang dilakukan penulis Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara Nomor : Kep-100/MBU/2002 dengan indikator penilaian aspek

keuangan sebagai berikut :

Tabel 1.1. Daftar indikator dan bobot aspek keuangan 

Indikator Bobot

Infra1. Imbalan Kepada

Pemegang Saham

(ROE) 15

2. Imbalan Investasi (ROI) 10

3. Rasio Kas 3

4. Rasio Lancar 4

5. Colection Periods 4

6. Perputaran Persediaan 4

7. Perputaran Total Asset 4

8. Rasio Modal SendiriTerhadap Total Aktiva 6

Total Bobot 50

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)

Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana tingkat

kesehatan keuangan. Maka untuk skripsi ini penulis mengambil judul “Analisis Tingkat

Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda.”  

Page 3: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 3/25

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Kesehatan Keuangan

 pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Surat Keputusan

Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2009sampai tahun 2010?” 

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan keuangan pada PT.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai dengan

2010 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002.

II. Tinjauan Teoritis

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi dan rujukan terhadap analisis hasil penelitian ini, maka

diperlukan beberapa penelitian terdahulu,dengan judul “Analisis Kesehatan Keuangan PT

Pupuk Kaltim SK Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002”. 

B. Dasar Teoritis

1.  Pengertian Akuntansi Keuangan

Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu

 pemahaman terhadap data akuntansi, seperti proses penyusunannya, pelaporannya, akan

sangat bermanfaat sebagai latar belakang analisis keuangan. Sebelum membahas tentang

 pengertian akuntansi keuangan, terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian akuntansi secara

umum.Sofyan (2006:2) di dalam bukunya yang berjudul analisis kritis atas Laporan keuangan

memberikan definisi tentang akuntansi yaitu accounting  adalah merupakan bahasa bisnis yang

dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau

 periode tertentu.

Menurut Donald et.al (2002:3) akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir

 pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk

digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal.

Pemakai informasi keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat dikelompokkan

menjadi pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Informasi yang khusus

ditujukan untuk kepentingan eksternal perusahaan disebut akuntansi keuangan.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan unit ekonomi atau

 perusahaan secara keseluruhan yang digunakan oleh pihak internal maupun eksternal.

2.  Pengertian Laporan KeuanganInformasi akuntansi keuangan akan terlihat pada laporan keuangan yang melaporkan

 posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan dan

kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang

 bersangkutan dengan mengandalkan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut.

Informasi dari hasil analisa tersebut sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak

yang ada dalam perusahaan maupun pihak-pihak yang berada diluar perusahaan sehubungandengan keputusan yang diambil.

Page 4: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 4/25

4

Sebelum membahas bagaimana cara menganalisa kondisi keuangan suatu perusahaan

melalui laporan keuangannya, maka berikut ini diberikan beberapa definisi laporan keuangan.

Menurut Zaki (2000:7) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

 pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selam

tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Jhon et.al (2007:11) mendefinisikan laporan keuangan adalah :  Financial statements are the primary source of information for financial analysis. This means the

quality of financial analisys depends on the reability of financial statements that in turn

depends on teh quality of accounting analysis.

Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4) memberikan definisi tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan

 posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

 pengambilan keputusan ekonomi.

Maka jelaslah bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi yang

dilakukan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk mengetahui kondisi keuangan

dan hasil operasi suatu perusahaan dan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para

 pihak manajemen perusahaan dan pihak luar perusahaan seperti investor (pemilik), kreditur, pemasok dan serikat kerja serta lembaga pemerintah, maupun masyarakat umum yang

 berkepentingan dengan perusahaan.

Dalam menganalisa laporan keuangan masing-masing pihak mempunyai kepentingan

sendiri-sendiri. Perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam cara menganalisa

laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang diberikan kepada analisa

tersebut. Dengan kata lain, penafsiran atas hasil analisa laporan keuangan suatu perusahaan

akan tergantung pada kedudukan dan kepentingan masing-masing pihak terhadap perusahaan

yang bersangkutan.

1.  Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Nomor 100 Tahun 2002.Rasio penilaian tingkat kesehatan keuangan berdasarkan keputusan menteri BUMN

 Nomor : Kep-100/MBU/2002. Menurut keputusan tersebut (2002:1-15) di dalamnya

terkandung tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi,

 penjelasannya sebagai berikut :

-  Aspek KeuanganMenurut KEPMEN BUMN No.100 (2002:1-7) Indikator yang dinilai berupa

rasio dan masing-masing bobotnya. Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikatoryang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Definisi delapan rasio aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha

Milik Negara Nomor 100 (2002:2-7), sebagai berikut :1.  Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE)

 Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam neraca perusahaan

 pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal Sendiri yang

digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan Laba tahun

 berjalan. Dalam Modal Sendiri tersebut diatas termasuk komponen kewajiban

yang belum ditetapkan statusnya.

 Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku Aktiva Tetap

yang sedang dalam tahap pembangunan

2.  Imbalan Investasi (ROI)

 Penyusutan adalah Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi.

Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangiAktiva Tetap dalam pelaksanaan.

Page 5: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 5/25

5

3.  Rasio Kas

 Kas, Bank dan Surat Berharga Jangka Pendek  adalah masing-masing pada akhir

tahun buku.

Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku.

4.  Rasio Lancar

 Aset Lancar adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku. Kewajiban Lancar  adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku.

5.  Collection Periods (CP)

Total Piutang Usaha  adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi Cadangan

Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku.

Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun buku.

6.  Perputaran Persediaan (PP)

Total Persediaan  adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses

 produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku,

 persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan

 peralatan dan suku cadang.

Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.

7.  Perputaran Total Asset

Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha dan Non Usaha tidak termasuk

 pendapatan hasil penjualan Aktiva Tetap.

Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi

Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.

8.  Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva

Total Modal Sendiri  adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada akhir tahun

 buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.

Total Asset   adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum

ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan.

5. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin

mengetahui tingkat profitabilitasnya (keuntungan) dan tingkat risiko atau kesehatan suatu

 perusahaan.

Menurut John et. al (2005:3) didalam bukunya yang berjudul  Financial Statement

 Analisys yang diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap memberikan

definisi tentang analisis laporan keuangan yaitu :“Analisis laporan keuangan ( financial statement analisys) adalah aplikasi dari alat dan

teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk

menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis

laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, pikiran dan intuisi dalam

 pengambilan keputusan”. 

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Julianty (2005:5) menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut

 posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan. Informasi mengenai posisi

Page 6: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 6/25

6

keuangan, kinerja perubahan dan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan

evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu

serta kepastian dari hal tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya

yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan

 beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan terutama

 profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial daya ekonomi kepastian perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas

 perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.” 

Analisis laporan keuangan mempunyai manfaat bagi pihak eksternal (seperti investor,

kreditor, dan pemerintah) dan pihak internal (seperti manajemen, pemilik perusahaan, dan

karyawan). Khusus bagi manajemen membutuhkan informasi akuntansi atau keuangan

sebagai dasar perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan keuangan, operasi dan

investasi, juga diperlukan dalam rangka menentukan insentif atau bonus, penilaian kinerja

atau untuk menentukan  profitabilitas  perusahaan, laba per lembar saham, earning ratio, dan

distribusi laba. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga keputusan penting yang senantiasa diambil

setiap perusahaan.

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

PT. PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO)

CABANG SAMARINDA

NERACA

LAPORAN LABA RUGI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN

BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERIBUMN NOMOR : KEP-100/MBU/2002

RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarindaberdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhirtahun 2009 dan 2010?” 

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dapat

diambil hasil yaitu: “Berdasarkan Surat Keputusan

Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002, selama

dua tahun trakhir tahun 2009 dan tahun 2010, bahwa

pada tahun 2009 sampai dengan 2010 tingkat

kesehatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Samarinda dinyatakan sehat dengan

redikat AA” 

Page 7: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 7/25

7

III. Metode Peneltian

1.  Definisi OperasionalUntuk memperoleh gambaran yang jelas, maka dalam bab ini akan diberikan suatu

rumusan mengenai definisi operasional yaitu indikator yang digunakan dalam variabel yang

diteliti. Dimana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan jasa kepelabuhanan yang meliputi : Jasa labuh,

 pemanduan, penundaan, pengepilan, penambatan, penyediaan air kapal, telekomunikasi

 pelabuhan, dan penggandengan kapal di dalam maupun di luar perairan pelabuhan. Jasa

 pelayanan bongkar/muat barang konvensional, embarkasi dan debarkasi penumpang, hewan

tumbuh-tumbuhan, pemasaran/persewaan, pas/retribusi pelabuhan dan kegiatan aneka usaha

lainnya.

Laporan Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda adalah

laporan yang memuat hasil akhir dari akuntansi keuangan yang meliputi Neraca per 31

Desember tahun 2009, dan 2010 dan Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir 31

Desember 2009 sampai 2010.

Maksud tujuan dari penganalisaan rasio keuangan yang ada pada Surat KeputusanMenteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 terhadap laporan keuangan perusahaan ini

ditujukan untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan sehingga manajemen

dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Sebagai definisi operasional disini yang dimaksudkan dalam konsep perlu

dioperasionalkan secara konkrit, yaitu :

a. Return on Equi ty (ROE)  Rasio ini memperlihatkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai investasi

 pemegang saham. Pengembalian ekuitas yang tinggi mengisyaratkan penerimaan PT.

Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda atas kesempatan investasi yang kuat dan

manajemen biaya yang efektif.

b. Return on I nvestment (ROI )  Indikator ini menunjukkan kemampuan dasar PT. Pelindo IV (Persero) Cabang

Samarinda untuk menghasilkan laba atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

c.  Rasio Kas (Cash Ratio)  Rasio kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur

kemampuan PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda dalam memenuhi kewajiban

 jangka pendek.

d. Rasio L ancar (Cur rent Ratio)  Rasio lancar menunjukkan ketersediaan aset lancar PT. Pelindo IV (Persero) Cabang

Samarinda untuk mengatasi kewajiban lancar.

e.  Collection Per iod  Rasio jangka waktu penagihan digunakan untuk menaksir berapa hasil penjualantertanam PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda dalam bentuk piutang usaha.

f.  I nventory Turn Over  Rasio ini digunakan untuk menghitung total persediaan yang ada pada PT. Pelindo IV

(Persero) Cabang Samarinda selama satu periode atau tahun berakhir.

g. Total Asset Tu rn Over  Rasio perputaran terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur perputaran atau

 pemanfaatan dari semua aktiva PT. Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda.

h. Total Equity to Total Asset  Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang disediakan oleh PT.

Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda.

Page 8: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 8/25

Page 9: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 9/25

9

Indikator Bobot

Infra

1. Imbalan Kepada Pemegang

Saham (ROE) 15

2. Imbalan Investasi (ROI) 10

3. Rasio Kas 3

4. Rasio Lancar 4

5. Colection Periods 4

6. Perputaran Persediaan 4

7. Perputaran Total Asset 4

8. Rasio Modal Sendiri

Terhadap Total Aktiva 6

Total Bobot 50

Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)

1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1) menyatakan bahwa

Imbalan kepada pemegang saham (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =Laba Setelah Pajak 

Modal Sendiri x 100%

Adapun skor penilaian  ROE   untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.1.

 berikut ini

Tabel 3.2.Skor Penilaian ROE  untuk BUMN Infrastruktur

ROE (%)Skor

Infra

15<ROE 1513<ROE<= 15 13,5

11<ROE<= 13 12

9 <ROE<= 11 10,5

7,9<ROE<= 9 9

6,6<ROE<= 7,9 7,5

5,3<ROE<= 6,6 6

4 <ROE<= 5,3 5

2,5<ROE<= 4 4

1 <ROE<= 2,5 3

0 <ROE<= 1 1,5

ROE< 0 1

Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)

2.  Imbalan investasi (ROI)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2) menyatakan bahwa

Imbalan Investasi (ROI) dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROI =EBIT + Penyusutan

Capital Employed x 100%

Adapun skor penilaian  ROI   untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.3.

 berikut ini :

Page 10: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 10/25

10

Tabel 3.3. Skor Penilaian ROI untuk BUMN Infrastruktur

ROI (%)Skor

Infra

18<ROI 10

15<ROI<= 18 913<ROI<= 15 8

12 <ROI<= 13 7

10,5<ROI<= 12 6

9 <ROI<= 10,5 5

7 <ROI<= 9 4

5 <ROI<= 7 3,5

3 <ROI<= 5 3

1 <ROI<= 3 2,5

0 <ROI<= 1 2

ROI< 0 0

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2).

3.  Rasio Kas (Cash Ratio)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3) menyatakan bahwa

Rasio Kas (Cash Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cash Ratio =++   

Current Liability x 100%

Adapun skor penilaian Cash Ratio untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.4.

 berikut ini :

Tabel 3.4. Skor Penilaian Cash Ratio untuk BUMN Infrastruktur

Cash Ratio = x (%)Skor

Infra

x > = 35 3

25 < = x < 35 2,5

15 < = x < 25 2

10 < = x < 15 1,5

5 < = x < 10 1

0 < = x < 5 0

Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3).

4.  Rasio Lancar (Current Ratio)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4) menyatakan bahwa

Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Current Ratio = 

Current Liabilities x 100%

Adapun skor penilaian Current Ratio untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada Tabel

3.5. berikut ini:

Page 11: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 11/25

11

Tabel 3.5. Skor Penilaian Current Ratio untuk BUMN Infrastruktur

Current Ratio = x (%)Skor

Infra

125 < = x 3

110 < = x < 125 2,5

100 < = x < 110 2

95 < = x < 100 1,5

90 < = x < 95 1

x < 90 0

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4).

5.  Collection Periods (CP)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4) menyatakan bahwa

Collection Periods (CP ) dapat dirumuskan sebagai berikut:

CP =   Total Pendapatan Usaha

 x 365

Adapun skor penilaian Collection Periods  untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada

Tabel 3.6. berikut ini:

Tabel 3.6. Skor Penilaian CP untuk BUMN Infrastruktur

CP = X Perbaikan = x Skor

(hari) (hari) Infra

x < = 60 x > 35 4

60 < x < = 90 30 < x < = 35 3,5

90 < x < = 120 25 < x < = 30 3

120 < x < = 150 20 < x < = 25 2,5

150 < x < = 180 15 < x < = 20 2

180 < x < = 210 10 < x < = 15 1,6

210 < x < = 240 6 < x < = 10 1,2

240 < x < = 270 3 < x < = 6 0,8

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4).

6.  Perputaran Persediaan (PP)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5) menyatakan

 bahwa Perputaran Persediaan ( PP ) dapat dirumuskan sebagai berikut:

PP = 

Total Pendapatan Usaha x 365

Adapun skor penilaian  Perputaran Persediaan  untuk BUMN infrastruktur dapat

dilihat pada Tabel 3.7. berikut ini:

Tabel 3.7. Skor Penilaian PP untuk BUMN Infrastruktur

PP = X Perbaikan = x Skor

(hari) (hari) Infra

x < = 60 x > 35 4

60 < x < = 90 30 < x < = 35 3,590 < x < = 120 25 < x < = 30 3

Page 12: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 12/25

12

120 < x < = 150 20 < x < = 25 2,5

150 < x < = 180 15 < x < = 20 2

180 < x < = 210 10 < x < = 15 1,6

210 < x < = 240 6 < x < = 10 1,2

240 < x < = 270 3 < x < = 6 0,8270 < x < = 300 1 < x < = 3 0,4

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5).

7.  Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6) menyatakan bahwa

Perputaran Persediaan ( PP ) dapat dirumuskan sebagai berikut:

TATO = 

Capital Employed x 100%

Adapun skor penilaian Total Asset Turn Over  untuk BUMN infrastruktur dapat dilihat pada

Tabel 3.8. berikut ini:

Tabel 3.8.

 Skor Penilaian TATO untuk BUMN Infrastruktur

PP = X Perbaikan = x Skor

(hari) (hari) Infra

120 < x 20 < x 4

105 < x < = 120 15 < x < = 20 3,5

90 < x < = 105 10 < x < = 15 3

75 < x < = 90 5 < x < = 10 2,5

60 < x < = 75 0 < x < = 5 2

40 < x < = 60 x < = 0 1,5

20 < x < = 40 x < 0 1x < = 20 x < 0 0,5

Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6).

8.  Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) 

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7) menyatakan bahwa

Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

TMS terhadap TA =  

Total Asset x 100%

Adapun skor penilaian  Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset   untuk BUMN

infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 3.9. berikut ini:Tabel 3.9. Skor Penilaian TMS terhadap TA untuk BUMN Infrastruktur

TMS thd TA (%) = XSkor

Infra

x < 0 0

0 < = x < 10 2

10 < = x < 20 3

20 < = x < 30 4

30 < = x < 40 6

40 < = x < 50 5,5

50 < = x < 60 5

Page 13: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 13/25

13

60 < = x < 70 4,5

70 < = x < 80 4,25

80 < = x < 90 4

90 < = x < 100 3,5

Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7).

Hasil perhitungan dari rumus tersebut merupakan tingkat prestasi dari Badan Usaha

Milik Negara pada aspek keuangan. Memberikan penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek

keuangan yang ditemukan tersebut, maka menurut Sutrisno (2008:34) menyatakan bahwa

untuk dibandingkan dengan aturan kesehatan, maka aspek keuangan dibuat ekuivalennya

dengan cara membagi nilai kinerja ketiga aspek dengan bobot kinerja aspek keuangan sebesar

50%, hasilnya merupakan kinerja aspek keuangan yang telah ekivalen dengan kinerja ketiga

aspek BUMN Infrastruktur. Adapun nilai kinerja ketiga aspek yang dimaksud dapat dilihat

Tabel 3.10. berikut ini:

Tabel 3.10.

 Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN untuk Seluruh Aspek

Tingkat

Kesehatan Kriteria Tingkat Kesehatan Secara Keseluruhan

(Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan

Aspek Administrasi)

Sehat

AAA > 95

AA 80 < TS < 95

A 65 < TS < 80

KurangSehat

BBB 50 < TS < 65

BB 40 < TS < 50

B 30 < TS < 40

Tidak Sehat

CCC 20 < TS < 30

CC 10 < TS < 20

C TS < 10

Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:I-2).

IV. Analisis dan Pembahasan 

1.  Analisis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun

kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode penelitian yang telah dikemukakan pada

 bab terdahulu, maka dilakukan analisis kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda dari tahun 2009 sampai dengan 2010 untuk menemukan

 jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa

 penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan

indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV

Page 14: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 14/25

14

(Persero) Cabang Samarinda, yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Untuk lebih

 jelasnya akan disajikan sebagai berikut:

A. Analisis Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2009Analisis kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Samarinda tahun 2009 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor100 Tahun 2002 akan disajikan pada tabel 4.4. berikut ini

Tabel 4.4.  Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan Keputusan Menteri

Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 

No Keterangan Komponen Tahun 2009

Jumlah Nilai Skor

Rasio Kinerja

(%)

1 ROE Laba Setelah Pajak 45.590.695.127,00

Modal Sendiri

Rekening Koran Permanen 301.641.301.526,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (68.087.000,00)

Modal Sendiri 301.573.214.526,00

ROE = (LSP:MS) x 100% 15,12 15,00

2 ROI EBIT 45.590.695.127,00

Penyusutan Aktiva Tetap

Biaya Penyusutan 1.684.007.954,00

Penyusutan Aktiva Tetap 1.684.007.954,00

Capital Employed

Total Aktiva 47.137.629.985,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (68.087.000,00)

Capital Employed 47.069.542.985,00

ROI = ((EBIT+PAT) : CE) x 100% 100,44 10,00

3 Cash Ratio Kas dan Bank 535.114.838,00

Surat Berharga Jangka Pendek -

Kewajiban Lancar 2.559.213.032,00

Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x 100% 20,91 2,00

4 Current Ratio Aktiva Lancar 5.428.030.044,00

Kewajiban Lancar 2.559.213.032,00

Curr ent Ratio = (AL:KL) x 100%  212,1 3,00

5 Colection Peri od Piutang Usaha 4.165.408.714,00

Pendapatan Usaha 70.733.670.946,00

Colection Periods = (PiU:PU) x 365 Hari  21,49 4,00

6 Perputaran Persediaan Persediaan 36.572.592,00

Pendapatan Usaha 70.733.670.946,00

Perputaran Persediaan = (P:PU) x 365 0,19 4,00

Page 15: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 15/25

15

Tabel 4.4. (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun

2002

7 Total A sset Turn Over Total Pendapatan

(TATO) Pendapatan Usaha 70.733.670.946,00

Pendapatan Diluar Usaha 1.271.728.831,00

Total Pendapatan 72.005.399.777,00

Capital Employed

Total Aktiva 47.137.629.985,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (68.087.000,00)

Capital Employed 47.069.542.985,00

Total A sset Turn Over (TATO) = (TP:CE) x 100%  152,98 4,00

8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aktiva Rekening Koran Permanen 301.641.301.526,00

Rekening Koran Lancar (258.946.914.088,00)

Dana yang Belum ditetapkan Statusnya -

Total Modal Sendiri 42.694.387.438,00

Total Aktiva

Total Aktiva 47.137.629.985,00

Dana yang Belum ditetapkan Statusnya

Total Asset 47.137.629.985,00

Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva = (TMS:TA) x 100% 90,57 3,50

Tabel 4.4.  (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 Berdasarkan Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002

No Keterangan

Tahun 2009

Nilai Skor

Rasio Kinerja

(%)

1 ROE 15,12 15,00

2 ROI 100.44 10,00

3 Cash Ratio 20,91 2,00

4 Current Ratio 212,1 3,00

5 Colection Periods 21,49 4,00

6 Perputaran Persediaan 0,19 4,00

7 Total Asset Turn Over 152,98 4,00

(TATO)

8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 90,57 3,50

Total Aktiva

Total Nilai PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 45,5

Rasio Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2009 = Total Nilai : 50% 91,00

Kategori Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun2009 AA

Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, 2012. (Lihat Tabel 4.1., Tabel 4.2.,)

Page 16: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 16/25

16

Keterangan: 1. Untuk memberikan skor kinerja keuangan Tabel 4.4. diatas dapat dilihat pada

Tabel 3.1. sampai Tabel 3.9.

2.  Mengingat skor kinerja keuangan pada Colection Periods, Perputaran

Persediaan, Perputaran Total Asset ada dua skor kinerja keuangan yang dapat

digunakan yaitu skor kinerja murni dan skor kionerja perbaikan, maka yangdigunakan adalah skor kinerja keuangan yang hasilnya lebih besar.

B. Analisis Kinerja Aspek Keuangan Tahun 2010Analisis kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Samarinda Tahun 2010 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

100 Tahun 2002 akan disajikan pada Tabel 4.5. berikut ini:

Tabel 4.5.  Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002

No Keterangan Komponen Tahun 2010

Jumlah Nilai Skor

Rasio Kinerja

(%)

1 ROE Laba Setelah Pajak 86.819.386.155,00

Modal Sendiri

Rekening Koran Permanen 408.202.418.308,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (361.183.182,00)

Modal Sendiri 407.841.235.126,00

ROE = (LSP:MS) x 100% 21,29 15,00

2 ROI EBIT 79.254.887.479,00

Penyusutan Aktiva Tetap

Biaya Penyusutan 1.723.807.233,00

Penyusutan Aktiva Tetap 1.723.807.233,00

Capital Employed

Total Aktiva 74.359.970.611,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (361.183.182,00)

Capital Employed 73.998.787.429,00

ROI = ((EBIT+PAT) : CE) x 100% 109,43 10,00

3 Cash Ratio Kas dan Bank 666.133.849,00

Surat Berharga Jangka Pendek -

Kewajiban Lancar 2.700.487.932,00

Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x 100% 24,67 2,00

4 Current Ratio Aktiva Lancar 5.194.312.667,00

Kewajiban Lancar 2.700.487.932,00

Current Ratio = (AL:KL) x 100%  192,35 3,00

5 Colection Peri od Piutang Usaha 2.341.016.185,00

Pendapatan Usaha 108.710.856.500,00

Colection Peri ods= (PiU:PU) x 365 Hari  7,86 4,00

Page 17: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 17/25

17

6 Perputaran Persediaan Persediaan 75.778.384,00

Pendapatan Usaha 108.710.856.500,00

Perputaran Persediaan = (P:PU) x 365 0,25 4,00

Tabel 4.2.  (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT PelabuhanIndonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002

7 Total A sset Turn Over Total Pendapatan

(TATO) Pendapatan Usaha 108.710.856.500,00

Pendapatan Diluar Usaha 1.482.982.401,00

Total Pendapatan 110.193.838.901,00

Capital Employed

Total Aktiva 74.359.970.611,00

Aktiva Tetap Dalam Kontruksi (361.183.182,00)

Capital Employed 73.998.787.429,00

Total A sset Turn Over (TATO) = (TP:CE) x 100%  148,91 4,00

8 Rasio Modal Sendiri Total Modal Sendiri

Terhadap Total Aktiva Rekening Koran Permanen 408.202.418.308,00

Rekening Koran Lancar (338.426.965.144,00)

Dana yang Belum ditetapkan Statusnya -

Total Modal Sendiri 69.775.453.164,00

Total Aktiva

Total Aktiva 74.359.970.611,00

Dana yang Belum ditetapkan Statusnya

Total Asset 74.359.970.611,00

Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva = (TMS:TA) x 100% 93,83 3,50

Tabel 4.2.  (Lanjutan) Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 Berdasarkan Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002

No Keterangan

Tahun 2010

Nilai Skor

Rasio Kinerja

(%)

1 ROE 21,29 15,00

2 ROI 109,43 10,00

3 Cash Ratio 24,67 2,00

4 Current Ratio 192,35 3,00

5 Colection Periods 7,86 4,00

6 Perputaran Persediaan 0,25 4,00

7 Total Asset Turn Over 148,91 4,00

(TATO)

8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 93,83 3,50Total Aktiva

Page 18: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 18/25

18

Total Nilai PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 45,5

Rasio Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 = Total Nilai : 50% 91,00

Kategori Tingkat Kesehatan PT Pelindo IV (Persero) Cabang Samarinda Tahun 2010 AA

Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, 2012. (Lihat Tabel 4.1., Tabel 4.2.,)

Keterangan: 1. Untuk memberikan skor kinerja keuangan Tabel 4.5. diatas dapat dilihat padaTabel 3.2. sampai Tabel 3.10.

2  Mengingat skor kinerja keuangan pada Colection Periods, Perputaran

Persediaan, Perputaran Total Asset ada dua skor kinerja keuangan yang dapat

digunakan yaitu skor kinerja murni dan skor kionerja perbaikan, maka yang

digunakan adalah skor kinerja keuangan yang hasilnya lebih besar.

Untuk lebih jelasnya mengenai analisa kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia

IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

 Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel

5.4. berikut ini:

Tabel 4.3.  Hasil Perhitungan Analisa Kinerja Aspek Keuangan PT Pelabuhan IV

(Persero) Cabang Samarinda Berdasarkan Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari Tahun 2009 Sampai

Dengan Tahun 2010.

Tahun Penilaian Kinerja Aspek Keuangan Tingkat Kesehatan

Nilai Murni Nilai Ekuivalen Kinerja Aspek

(%) (%) Keuangan

(1) (2) (3) = 2 : 50% (4)

2009 45,5 91,00 AA (Sehat)2010 45,5 91,00 AA (Sehat)

Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, 2012. (Lihat Tabel 3.10. dan Tabel 4.4.

sampai dengan Tabel 4.5.)

Berdasarkan hasil analisa yang terlihat pada Tabel 4.6. tersebut di atas, diketahui bahwa

kesehatan keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berdasarkan

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada tahun 2009 dan

tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA.

2. Pembahasan

Sebagaimana hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan

dilandasi dengan teori yang ada, maka selanjutnya akan dilakukan pemabahasan mengenai

kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2010. Pembahasan diarahkan untuk menganalisis kinerja keuangan PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan

Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010,

sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka menentukan

kebijakan keuangan pada masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

 Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 diketahui bahwa

 pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Page 19: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 19/25

19

Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00%

 berada diantara 80% < TS ≤ 95% sesuai syarat klasifikasi sehat predikat AA menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002.

Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00 berada diantara 80% < TS ≤ 95% sesuai syarat klasifikasi sehat predikat AA menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002.

Hal ini berarti kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Samarinda tahun 2010 terhadap tahun 2009 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan

karena sama-sama memperoleh nilai kinerja 91,00% atau berada pada klasifikasi sehat

 predikat AA, berdasarkan hal tersebut, diketahui kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami keadaan yaitu tidak mengalami

 peningkatan maupun penurunan terjadi pada kinerja aspek keuangan tahun 2010 terhadap

tahun 2009, hal ini terjadi karena dari delapan indikator penilaian kesehatan keuangan

menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 pada PTPelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda mengalami beberapa keadaan, yaitu:

1.  Kenaikan terjadi pada imbalan kepada pemegang saham (ROE)

Imbalan kepada pemegang saham (ROE) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Samarinda mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.

Adapun faktor yang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut:

- Kenaikan ROE tahun 2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = ROE2010 –  ROE2009

= 21,29% –  15,12%

= 6,17% atau 40,81% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan laba bagi pemegang saham dari

setiap Rp1,00 modal yang ditanamkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Samarinda, sebesar Rp0,0617 atau 40,81% dari tahun 2009. Kenaikan

ROE tahun 2010 terhadap tahun 2009 ini disebabkan karena kenaikan laba setelah

 pajak lebih besar dari pada kenaikan modal sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada perhitungan di bawah ini:

a.  Kenaikan laba setelah pajak dan modal sendiri tahun 2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = Laba setelah pajak2010 –  Laba setelah pajak2009

= Rp86.819.386.155,00 –  Rp45.590.695.127,00

= Rp41.228.691.028,00 atau 90,43 dari tahun 2009

Kenaikan = Modal sendiri2010 –  Modal sendiri 2009

= Rp407.841.235.126,00 –  Rp301.573.214.526,00= Rp106.268.020.600,00 atau 35,24 dari tahun 2009

2.  Kenaikan terjadi pada imbalan investasi (ROI)

Imbalan investasi (ROI) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Adapun faktor

yang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut:

- Kenaikan ROI tahun 2010 terhadap tahun 2009Kenaikan = ROI2010 –  ROI2009

= 109,43% –  100,44%

= 8,99% atau 8,95% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan laba bagi pemegang saham dari

setiap Rp1,00 investasi yang ditanamkan pada PT Pelabuhan Indonesia IV(Persero) Cabang Samarinda, sebesar Rp0,0899 atau 8,95% dari tahun 2009.

Page 20: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 20/25

20

Kenaikan ROI tahun 2010 terhadap tahun 2009 ini disebabkan karena kenaikan

semua elemen dalam ROI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di

 bawah ini:

 b.  Kenaikan Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT), Penyusutan aktiva tetap, dan

Total Aktiva.

Kenaikan = EBIT2010 –  EBIT2009= Rp79.254.887.479,00 –  Rp45.590.695.127,00

= Rp33.664.192.352,00 atau 73,84% dari tahun 2009

Kenaikan = Penyusutan aktiva tetap2010 –  Penyusutan aktiva tetap2009

= Rp1.723.807.233,00 –  Rp1.684.007.954,00

= Rp39.799.279,00 atau 2,36% dari tahun 2009

Kenaikan = Capital employed2010  –  Capital employed2009 

= Rp1.723.807.233,00 –  Rp1.684.007.954,00

= Rp39.799.279,00 atau 2,36% dari tahun 2009

3.  Kenaikan cash ratio tahun 2010 terhadap tahun 2009

Kas rasio (Cash Ratio) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Adapun faktoryang mempengaruhi kenaikan, adalah sebagai berikut:

- Kenaikan Cash ratio tahun 2010 terhadap tahun 2009Kenaikan = Cash ratio2010  –  Cash ratio2009 

= 24,67% - 20,91%

= 3,76% atau 17,98% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan dari setiap Rp1,00 utang lancar

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang dijamin oleh

komponen aktiva lancar yang terdiri kas, bank surat berharga jangka pendek

sebesar Rp0,0376 atau 17,98% dari tahun 2009. Kenaikan cash ratio ini

disebabkan karena komponen aktiva lancar yang terdiri dari kas, bank surat

 berharga jangka pendek dan utang lancar sama-sama mengalami kenaikan.

c.  Kenaikan komponen kas dan bank serta utang lancar tahun 2010 terhadap

tahun 2009 

Kenaikan = Komponen kas dan bank2010 --

 Komponen kas dan bank2009 

= Rp666.133.849 –  Rp.535.114.838

= Rp131.019.011 atau 24,48% dari tahun 2009

Kenaikan = Kewajiban lancar2010 –  Kewajiban lancar2009

= Rp2.700.487.932 –  Rp2.559.213.032

= Rp141.274.900 atau 5,52% dari tahun 2009

4. 

Penurunan current ratio Adapun penurunan current ratio dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 adalah

sebagai berikut:

- Penurunan = Current ratio2010 –  Current ratio2009

= 192,35% - 212,1%

= -19,75% atau -9,31% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi penurunan dari setiap Rp1,00 utang lancar

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Samarinda dijamin oleh total aktiva lancar

sebesar Rp0,1975 atau 9,31% dari tahun 2009. Penurunan current ratio ini

disebabkan karena komponen total aktiva lancar pada tahun 2010 lebih rendah

dibandingkan komponen total aktiva lancar tahun 2009 dan utang lancar

mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:

Page 21: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 21/25

21

d.  Penurunan terhadap total aktiva lancar dan kenaikan terhadap utang lancar

 pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.

Penurunan = Total aktiva lancar2010 –  Total aktiva lancar2009

= Rp5.194.312.667 –  Rp5.428.030.044

= Rp-233.717.377 atau -4,31% dari tahun 2009

Kenaikan = Utang lancar2010 –  Utang lancar2009= Rp2.700.487.932 –  Rp2559.213.032

= Rp141.274.900 atau 5,52% dari tahun 2009

5.  Penurunan Colection periods 

Adapun penurunan colection periods dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

adalah sebagai berikut:

- Penurunan = Colection periods2010 –  Colection periods2009

= 7,86 hari - 21,49 hari

= -13,63 hari atau -63,42% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi penurunan pendapatan usaha PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang tertanam dalam piutang usaha

sebesar 13,63 hari atau 63,42 dari tahun 2009. Penurunan colection periods inidisebabkan karena total piutang usaha mengalami penurunan, sedangkan total

 pendapatan usaha mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

 perhitungan di bawah ini:

e.  Penurunan dan kenaikan total piutang usaha dan total pendapatan usaha tahun

2010 terhadap tahun 2009.

Penurunan = Total piutang usaha2010 –  Total piutang usaha2009

= Rp2.341.016.185 –  Rp4.165.408.714

= Rp-1.824.392.529 atau 43,80% dari tahun 2009

Kenaikan = Total pendapatan usaha2010 –  

Total pendapatan usaha2009

= Rp108.710.856.500 –  Rp70.733.670.946

= Rp37.977.185.554 atau 53,69% dari tahun 2009

6.  Kenaikan perputaran persediaan

Adapun kenaikan perputaran persediaan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

adalah sebagai berikut:

- Kenaikan perputaran persediaan tahun 2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = Perputaran persediaan2010 –  

Perputaran persediaan2009

= 0,25 hari –  0,19 hari

= 0,06 hari atau 31,58% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan pendapatan usaha PT PelabuhanIndonesia IV (Persero) Cabang Samarinda yang tertanam dalam persediaan

selama 0,06 hari atau 31,58% dari tahun 2009. Kenaikan perputaran persediaan ini

disebabkan kedua komponen persediaan dan persediaan mengalami kenaikan dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

 perhitungan di bawah ini:

f.  Kenaikan persediaan dan pendapatan usaha tahun 2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = Persediaan2010 –  Persediaan2009

= Rp75.778.348 –  Rp36.572.592

= Rp39.205.792 atau 107,20% dari tahun 2009

Kenaikan = Pendapatan Usaha2010 –  Pendapatan Usaha2009

= Rp108.710.856.500 –  Rp 70.733.670.946= Rp37.977.185.554 atau 53,69 dari tahun 2009

Page 22: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 22/25

22

7.  Penurunan Total Asset Turn Over (TATO)

Adapun penurunan total asset turn over dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

adalah sebagai berikut:

- Penurunan total asset turn over tahun 2010 terhadap 2009

 penurunan = Total asset turn over 2010  –  Total asset turn over 2009

= 148,91% ─ 152,98% = -4,07% atau -2,66% dari tahun 2009

Hal ini berarti pada tahun 2010 terjadi kenaikan total pendapatan yang dihasilkan

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda sebesar Rp0,0407 atau

2,66% dari tahun 2009. Penurunan total asset turn over ini disebabkan terjadi

kenaikan 2,72% total pendapatan dari tahun 2009 terhadap 2010, begitu pula

dengan capital employed dari tahun 2009 mencapai 3,71%% mengalami kenaikan

terhadap tahun 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah

ini:

g.  Kenaikan total pendapatan dan capital employed   tahun 2010 terhadap tahun

2009

Kenaikan = Total pendapatan2010 –  Total pendapatan2009= Rp110.193.838.901 –  Rp72.005.399.777

= Rp38.188.439.124 atau 53,64% dari tahun 2009

Kenaikan = Capital employed 2010 –  Capital employed 2009

= Rp73.998.787.429 –  Rp47.069.542.985

= Rp26.929.244.444 atau 57,21% dari tahun 2009

8.  Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva

Adapun kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut:

- Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva (TMS terhadap TA) tahun2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = TMS terhadap TA2010 –  TMS terhadap TA2009

= 93,83% ─ 90,57% 

= 3,26% atau 3,60% dari tahun 2009

Hal ini berarti terjadi kenaikan modal sendiri dan total aktiva pada pelaporan

keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda sebesar 3,26%

atau 3,60% dari tahun 2009. Kenaikan TMS terhadap TA ini terjadi disebabkan

oleh tidak adanya pos dana yang belum ditetapkan statusnya dalam laporan neraca

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, sehingga tidak ada

faktor yang melemahkan atau mengurangi pada kedua komponen TMS dan TA.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:

h. 

Kenaikan rasio modal sendiri terhadap total aktiva (TMS terhadap TA) tahun2010 terhadap tahun 2009

Kenaikan = Total modal sendiri2010 –  Total modal sendiri2009

= Rp69.775.453.164 –  Rp42.694.387.438

= Rp27.081.065.726 atau 63,43% dari tahun 2009

Kenaikan = Total aktiva2010 –  Total aktiva2009

= Rp74.359.970.611 –  Rp47.137.629.985

= Rp27.222.340.626 atau 57,75% dari tahun 2009

Page 23: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 23/25

23

Berdasarkan pembahasan di atas, maka secara umum dapat diketahui bahwa kinerja

atau penilaian keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA, dengan demikian

 perumusan masalah yang dikemukakan penulis terjawab sudah bahwa PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, selama dua tahun terakhir yaitu 2009 sampai 2010mengalami penilaian sehat.

V. Penutup

1. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan

 pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1.  Pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilai

kinerja 91,00% berada diantara 85% samapai dengan 95%.

2.  Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat predikat AA, karena nilaikinerja 91,00% berada diantara 85% sampai dengan 95%.

3.  Penilaian atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Samarinda tahun 2010 terhadapa tahun 2009 tidak mengalami peningkatan maupun

 penurunan atau berada pada klasifikasi sehat predikat AA.

4.  Maksud dan tujuan penulis dalam hal ini diterima karena penilaian atau kinerja

keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda menurut

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 tahun 2002 dari tahun

2009 sampai dengan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA.

2. SaranBerdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:1.  Ditinjau dari semua komponen aspek keuangan mengalami kenaikan dan penurunan

yang tidak konstan sehingga hasil penilaian dari tahun 2009 sampai dengan tahun

2010 sehat dengan predikat AA menurut KEPMEN BUMN No 100 Tahun 2002, jadi

sebaiknya kinerja perusahaan lebih ditingkatkan secara maksimal.

2.  Mengingat pentingnya informasi mengenai kinerja keuangan, maka sebaiknya sekali

dalam setahun laporan keuangan perusahaan dianalisis, sehingga dapat diketahui

kinerja keuangan dan perkembangan usaha sehingga dapat dirumuskan

kebijaksanaan untuk tahun berikutnya.

Page 24: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 24/25

24

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir, 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT.

Granmedia Pustaka Utama. Jakarta.

Agnes Sawir, 2005.  Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Perusahaan,  Cetakan

ketiga. Jakarta.

Baridwan Zaki, 2004. Intermediate Accounting, Edisi kedelapan. BPFE. Yogyakarta.

Donald E. Kieso et.al, 2002.  Akuntansi Intermediate, Edisi kesepuluh. Jilid 1. Erlangga.

Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. Manajemen Keuangan, BPFE. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2006.  Analisis Kritis atas Laporan Keuangan,  Edisi pertama. PT.Raja Grafindo. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba empat. Jakarta.

Irawati, Susan, 2006. Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama. Pustaka. Bandung. 

Jhon et.al, 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi kedua belas. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Julianty, 2005.  Analisis Laporan Keuangan,  Edisi pertama dan kedua. UPP AMP YKPN.

Jakarta.

Jusup, Al. Haryono, 2002.  Dasar-Dasar Akuntansi,  Jilid 1. Edisi keenam. Sekolah TinggiIlmu Ekonomi. YKPN. Yogyakarta.

Muhammad Afdi Nijar dan Syahrul, 2000. Kamus Akuntansi, Cetakan pertama. penerbit Citra

Harta Prima. Jakarta.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat dan Rekayasa, Edisi kedua. Cetakan

kedua. STIE YKPN. Yogyakarta.

Muslich, Mohammad, 2003.  Manajemen Keuangan Modern : Analisis, Perencanaan, dan

 Kebijaksanaan, Bumi Aksara. Jakarta.

Poerdarminta, W.J.S, 2003.  Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Edisi ketiga. Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Jakarta.

Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty, 2005.  Analisis Laporan Keuangan,  Edisi pertama dan

kedua. UPP AMP YKPN. Jakarta.

Sartono, Agus R, 2001.  Manajemen  Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. BPFE

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sumi, Maryantih, 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta.

Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan, Jakarta.

Page 25: Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

7/22/2019 Contoh Pembahasan Kasus Analisis Kesehatan

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-pembahasan-kasus-analisis-kesehatan 25/25

Sutrisno, 2007.  Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Cetakan

Kelima. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2000.  Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru. Cetakan

Kelima. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.