BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. IDENTITAS PASIEN Nama pasien: Ny. R Umur
: 42 tahun Pendidikan: SLTA Alamat
: Jl, Hang Lekir RT 009/006 Gunung KBY Baru, Jaksel Status
: Menikah Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Agama
: Islam Suku
: - Masuk RS: Rabu, 11 Februari 2015 No. RM:1260931.2.
ANAMNESISDilakukan autoanamnesis kepada pasien Ny. Ratna, umur 42
tahun, bertempat di ruang VK RSAL dr. Mintoharjo pada hari Rabu,
tanggal 11 Februari 2015, pukul 12.40 WIB
A. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah seperti menstruasi sejak satu bulan
yang lalu.B. Keluhan Tambahan
Perut mules, kembung, nyeri, haid dirasakan lebih lama dan lebih
banyak dari biasanya selama dua minggu, BAK terasa lebih sering,
BAB sering mencret.C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke ruang VK RSAL dr. Mintoharjo dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah seperti menstruasi sejak satu bulan yang
lalu. Keluhan pasien disertai rasa mules, kembung, keluar flek-flek
sejak pagi SMRs, BAK terasa lebih sering, BAB sering mencret. Haid
dirasakan lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama dua
minggu. Kejadian yang serupa terulang dan disertai nyeri perut yg
mengganggu aktivitas.D. Riwayat Menstruasi
Menarche umur: 14 tahun Siklus
: 7 hari
Keluhan saat haid: nyeri perut bagian bawahE. Riwayat
Kehamilan
Partus: -
Abortus: 3 kali
F. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan: Menikah, 1 kali
Usia pernikahan: 28 tahun
G. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi : -
H. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
: disangkal Diabetes Melitus: disangkal
Jantung
: disangkal
Keganasan: disangkal
I. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi
: disangkal
Diabetes Melitus: disangkal
Jantung
: disangkal
Keganasan: disangkal1.3. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS
GENERALIS
KEADAAN UMUM
Baik
KESADARAN
Compos mentis
STATUS GIZI
Baik
ANTROPOMETRI
BB: 61,5 kg TB: 156 cm TANDA VITAL
Tekanan Darah: 100/70 mmHg Nadi
: 80x/menit Pernapasan: 20x/menit Suhu
:36,2C KEPALA
CA -/-, SI -/-
LEHER
KGB dan Tiroid tidak teraba membesar
THORAKS
Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru: Suara napas
vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- ABDOMEN Supel, BU (+) Normal,
timpani, nyeri tekan (-). Teraba massa padat kenyal pada abdomen
bawah GENITALIA
Eksterna
: varises labia mayor, jahitan perineum (-), hemoroid (-)
Vulva/vagina: perdarahan (-), Fluor albus (-) EKSTREMITAS
Akral Hangat +/+ Oedem -/-1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUMHEMATOLOGI
DARAH RUTINJUMLAHINTERPRETASI
Leukosit9.000/LNormal
Eritrosit4.490.000/ LNormal
Hemoglobin12,0g/dlNormal
Hematokrit37%Normal
Trombosit404.000/ LNormal
HEMOSTASIS
Masa Pendarahan/BT200Normal
Masa Pembekuan/1000Normal
KIMIA KLINIK
GLUKOSA DARAHJUMLAHINTERPRETASI
Glukosa Darah Sewaktu80mg/dlNormal
FUNGSI HATI
SGOT70U/IMeningkat
SGPT116U/IMeningkat
PROTEIN TOTAL
Total Protein6,9g/dlNormal
Albumin4,1g/dlNormal
Globulin2,8g/dlNormal
FUNGSI GINJAL
Ureum14mg/dlNormal
Kreatinin0,9mg/dlNormal
USG
Kesan : Mioma Uteri, ukuran 5,34x3,56cm
1.5. DIAGNOSIS Diagnosis Kerja Mioma Uteri Diagnosis Banding
Tumor organ lain1.6. PENATALAKSANAAN PLANNING DIAGNOSIS
Anamnesis lengkap
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium (darah rutin, Kimia Klinis, Fungsi
hepar & ginjal)
Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen
Pemeriksaan PA (post op dengan sampel janringan yang
diangkat)
PLANNING TERAPI
Tindakan Operatif
Pro Laparatomi
TAH + SOS + Adhesiolisis (a/i adhesi usus)
Non Medikamentosa
Rawat inap Tirah baring Asupan cairan dan nutrisi yang cukup
Medikamentosa
Inf. RL : D5% : NaCl 1 : 2 : 1 30tpm Injeksi :
Ceftriaxone 2x1
Alinamin 3x1
Ranitidin 2x1
Tramadol supp. 3x1
Dulcolax supp. II
Per oral
Cefadroxil 2x1
Asam Mefenamat 3x1
Etabion 1x1 PLANNING MONITORING
Monitoring Keadaan umum
Monitoring Tanda vital
Monitoring Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin (menilai
perdarahan dan infeksi pada pasien)
PLANNING EDUKASI
Edukasi pasien mengenai penyakit yang dideritanya
Edukasi pasien mengenai terapi dan tindakan apa yang diperlukan
pada penyakit yang dideritanya Edukasi pasien mengenai efek samping
dari terapi dan tindakan yang dilakukan kepada pasien
Edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
yang dideritanya1.7. KOMPLIKASIKomplikasi pada pasien : -
1.8. PROGNOSIS Ad Vitam
: Dubia ad Bonam
Ad Sanasionam: Dubia ad Bonam
Ad Fungsionam: ad Malam
1.9. RESUMEPasien datang ke ruang VK RSAL dr. Mintoharjo dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah seperti menstruasi sejak satu
bulan yang lalu. Keluhan pasien disertai rasa mules, kembung,
keluar flek-flek sejak pagi SMRs, BAK terasa lebih sering, BAB
sering mencret. Haid dirasakan lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya selama dua minggu. Kejadian yang serupa terulang dan
disertai nyeri perut yg mengganggu aktivitas.
Pemeriksaan Fisik :
Teraba massa padat kenyal pada abdomen bawahPemeriksaan
Laboratorium :
SGOT: 70 I/U
SGPT: 116 I/U
Pemeriksaan USG :
Kesan : Mioma Uteri, ukuran 5,34x3,56cmDiagnosis :
Diagnosis Kerja: Mioma Uteri
Diagnosis Banding: Tumor organ lain
Penatalaksanaan
Tindakan Operatif
Pro Laparatomi
TAH + SOS + Adhesiolisis (a/i adhesi usus)
1.10. FOLLOW UP 11 Februari 2015
S : flek-flek (+)
O: KU baik, compos mentisTD : 110/70 mmHgSuhu : 36CNadi :
80x/menit
RR : 18x/menit
Thoraks: DBN
Abdomen: Supel, BU(+) normal, timpani, nyeri tekan (-), teraba
massa padat kenyal pada abdomen bawahA: Mioma Uteri
P: Observasi TTV
Pro Laparatomi
12 Februari 2015
S: flek-flek masih keluar, nyeri (-)O: KU baik, Compos
mentis
TD : 110/80 mmHgSuhu : 36,2CNadi : 85x/menit
RR : 20x/menit
Thoraks: DBN
Abdomen: Supel, BU(+) normal, timpani, nyeri tekan (-), teraba
massa padat kenyal pada abdomen bawah
A: Mioma Uteri
P: Observasi TTV
Persiapan pre op.
Pro Laparatomi
13 Februari 2015 (pre op)
S: T.A.K
O: KU Baik, compos mentis
TD : 110/70 mmHgSuhu : 36CNadi : 80/menit
RR : 18/menit
Thoraks : DBN
Abdomen : Supel, BU(+) normal, timpani, nyeri tekan (-), teraba
massa padat kenyal pada abdomen bawah
A: Mioma Uteri
P: Observasi TTV
Persiapan Pre Op
Pro Laparatomi
13 Februari 2015 (post op)S: Nyeri pada sekitar luka bekas
operasi, mual (+) muntah (-).
O: KU Baik, Compos mentis
TD : 110/80 mmHgSuhu : 36,5CNadi : 85x/menit
RR : 20/menit
Thoraks : DBN
Abdomen : supel, BU (-), nyeri tekan (+) sekitar bekas luka op,
rembesan (-)A: Post Op Miomektomi hari ke-1
TAH + SOS + Adhesiolisis (a/i adhesi usus)
P: IUFD RL : D5% : NaCl 1: 2 : 1 30tpm
Ceftriaxone inj. 2x1
Alinamin inj. 3x1
Tramadol supp. 3x1
14 Februari 2015
S: Nyeri sekitar luka operasi, flatus (-)O: KU Baik, compos
mentis
TD : 100/70 mmHgSuhu : 36CNadi : 80/menit
RR : 18/menit
Thoraks : DBN
Abdomen : supel, BU (+), nyeri tekan (+) sekitar bekas luka op,
rembesan (-)A: Post Op Miomektomi hari ke-2
TAH + SOS + Adhesiolisis (a/i adhesi usus)
P: IUFD RL : D5% : NaCl 1: 2 : 1 30tpm
Ceftriaxone inj. 2x1
Alinamin inj. 3x1
Tramadol supp. 3x1 15 Februari 2015
S: Nyeri sekitar luka operasi, flatus (+)O: KU Baik, compos
mentis
TD : mmHgSuhu : 36,2CNadi : 80/menit
RR : 18/menit
Thoraks : DBN
Abdomen : supel, BU (+), nyeri tekan (+) sekitar bekas luka op,
rembesan (-)A: Post Op Miomektomi hari ke-3
TAH + SOS + Adhesiolisis (a/i adhesi usus)
P: AFF infus & Kateter
Tx/ oral :
Asam Mefenamat 500mg 3x1
Etabion 1x11.11. LAPORAN OPERASI1. Pasien terlentang dalam
posisi spinal anastesi
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis
3. Dilakukan insisi sepanjang 10cm. insisi menembus kutis,
subkutis, fascia, dan peritoneum
4. Tampak uterus ukuran 9x7x7cm, teraba massa tumor menyatu
dengan uterus, terdapat kista coklat ovarium kiri ukuran
5x3x3cm
5. Diputuskan dilakukan histerektomi total , kistektomi
sinistra, dan adhesiolisis karena terjadi perlekatan dengan
kolon
6. Konsultasi dengan spesialis bedah untuk melepaskan
perlengketan usus dengan massa tumor
7. Adhesiolisis dilakukan oleh dr. Yudadi, Sp.B, K.BD
8. Perlengketan berhasil dilepaskan
9. Dilanjutkan dengan histerektomi total dan salphingoovorektomi
sinistra. Tumor dijadikan sampel untuk pemeriksaan PA
10. Cavum abdomen dicuci dengan NaCl11. Kontrol perdarahan
(-)
12. Operasi selesai dengan jumlah perdarahan 300cc
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan
kolagen.3 Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau
fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat
dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak
yang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini
memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.2.2.
Anatomi Uterus
Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk
buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di
dalam pelvis antara rektum di belakang dan kandung kemih di depan.
Ukuran uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya
terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm
lebar di atas 5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih
kurang 57 gram.
Pada masa kehamilan uterus akan membesar pada bulan-bulan
pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi
otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada
menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Setelah Menopause, uterus
wanita nullipara maupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke
ukuran pada masa predolesen.
2.2.1. Pembagian Uterus
a.Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang
terletak antara kedua pangkal saluran telur.
b.Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan.
Korpus uteri mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum
uteri atau rongga rahim.
c. Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vagina
disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis
disebut ostium uteri yaitu bagian serviks yang ada di atas vagina.
2.2.2. Pembagian Dinding Uterus
a.Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri.
Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan
jaringan dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk.
Dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk
kemudian tumbuh menebal dalam masa reproduksi padakehamilan dan
pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi
makanan pada janin.
b.Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk
sirkuler, dan disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua
lapisan ini terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan
otot polos yang paling penting pada persalinan oleh karena sesudah
plasenta lahir berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh
darah yang ada di tempat itu dan yang terbuka.
c.Lapisan serosa (peritoneum viseral) terdiri dari lima
ligamentum yang memfiksasi dan menguatkan uterus yaitu:
c.1. Ligamentum kardinale kiri dan kanan yakni ligamentum yang
terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas
jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina
kearah lateral dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh
darah, antara lain vena dan arteria uterine.
c.2. Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan yakni ligamentum
yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari
serviks bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan
kanan.
c.3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
menahan uterus agar tetap dalam keadaan antofleksi, berjalan dari
sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri
cepat karena uterus berkontraksi kuat.
c.4. Ligamentum latum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
meliputi tuba, berjalan dari uterus kearah sisi, tidak banyak
mengandung jaringan ikat.
c.5. Ligamentum infundibulo pelvikum yakni ligamentum yang
menahan tuba fallopi, berjalan dari arah infundibulum ke dinding
pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran
limfe, arteria dan vena ovarika.
2.3. Klasifikasi Mioma Uteri
Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3
bagian yaitu:
2.3.1. Mioma Uteri Subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai
tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan
dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan kearah lateral dapat
berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum
sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya
menyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke
omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga
mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis
parasitik.
2.3.2. Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple.
Apabila masih kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar
akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar
dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis
yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di
daerah perut sebelah bawah.
2.3.3. Mioma Uteri Submukosum
Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan
tumbuh kearah kavum uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai,
maka tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut
mioma geburt.
Mioma submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan
perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit dihentikan, sehingga
sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
2.4. Epidemiologi Mioma Uteri
2.4.1. Distribusi Frekuensi Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ
reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20
tahun dan belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche,
paling banyak ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun (proporsi
25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma masih tumbuh.
Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-25%. 15 Penelitian
Nishizawa di Jepang (2008) menemukan insidens rates mioma uteri
lebih tinggi pada wanita subur yaitu 104 per seribu wanita belum
menopause dan 12 per seribu wanita menopause (P