Top Banner
LAPORAN KASUS SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK Pembimbing : Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ Disusun Oleh : Liestyaningsih Dwi Wuryani NIM : 030. 07. 142 0
23

Case JIWA Dela.

Apr 24, 2015

Download

Documents

Joseph Morin

JIWA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Case JIWA Dela.

LAPORAN KASUS

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Pembimbing :

Dr. Agung Frijanto, Sp.KJ

Disusun Oleh :

Liestyaningsih Dwi Wuryani

NIM :

030. 07. 142

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 25 FEBRUARI – 29 MARET 2013

0

Page 2: Case JIWA Dela.

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. DC

Umur : 34 tahun

Tempat / Tanggal Lahir : Jember, 5 April 1979

Agama : Kristen

Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa

Status Pernikahan : Janda

Pendidikan : D2

Pekerjaan : Pernah bekerja

Alamat : Tanah Abang, Jakarta Pusat

Tanggal masuk RSJSH : 27Februari 2013(perawatan ke-1)

Riwayat Perawatan :

1. Satu tahun yang lalu pasien dibawa berobat ke klinik Psikiater di Darmawangsa

karena menurut ibunya perilaku pasien berubah, menjadi sering merenung, tidak

mau berbicara, tidak mau makan dan sering mengunci diri di kamar. Lalu pasien

diberikan obat – obatan beberapa hari kemudian pasien menjadi normal dan dapat

beraktivitas seperti biasa.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis : tanggal 13, 15 Maret 2013

Alloanamnesis : tanggal 15 Maret 2013 dengan Ny.AS (Ibu pasien)

A. Keluhan Utama/ Alasan berobat/ Alasan perawatan :

Siang hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengejar ibunya dengan

menggunakan pisau.Satu hari yang lalu, pada malam hari pasien mengamuk dengan

ibu dan tetangganya, pasien marah – marah sampai memukul tetangganya tersebut

tanpa sebab yang jelas.

1

Page 3: Case JIWA Dela.

B. Riwayat Gangguan Sekarang :

Pasien dibawa ke RSJ dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 27 Februari 2013 di

antar oleh keluarganya dengan keluhan siang hari sebelum masuk rumah sakit pasien

mengejar – ngejar ibunya sambil membawa pisau. Pasien marah dan mengejar ibunya

dengan pisau karena tau akan dibawa ke Rumah sakit jiwa. Pasien mengganggap

dirinya tidak gila sehingga tidak perlu dibawa ke psikiater.Satu hari sebelumnya pada

malam hari pasien tiba – tiba marah – marah kepada ibu dan tetangganya sampai

memukul tetangganya tanpa alasan yang jelas.Menurut ibunya pasien berbicara terus

– menerus mengenai politik, SBY, Sri Mulyani, sertamenuduhibu dan tetangganya

tersebut korupsi 20 juta dan akan dilaporkan ke KPK. Menurut ibunya tidak ada

masalah atau kejadian yang menakutkan sebelumnya yang menyebabkan perilaku

pasien berubah, hanya saja beberapa hari sebelumnya mantan suami pasien sempat

datang dan mengajak rujuk namun pasien tidak mau dan justru malah marah –

marah.Pasien juga sering mengeluh sulit tidur.Ibunya mengakui bahwa ia dan

anaknya sering bertengkar karena pasien tidak pernah benar memilih pacar.

Menurut pasien sejak 3 tahun yang lalu sampai sekarang pasien merasa selalu

ada orang – orang yang mengikuti dan membicarakannya, pasien mengaku setiap hari

selalu melihat sekumpulan orang – orang yang mengikutinya dan berbicara tentang

dirinya.Menurut pasien orang – orang tersebut adalah Hercules dan anggota –

anggotanya.Mereka berencana ingin merebut pekerjaannya dan mengambil uang

pasien. Orang – orang tersebut selalu mengganggunya setiap hari, selalu berdehem -

dehem bahkan saat pasien sedang tidur (sekitar jam 2 – 3 malam) karena itu pasien

berkata ia harus dikawal beberapa polisi saat tidur agar orang – orang tersebut tidak

mengganggu. Pasien merasa sangat terganggu padahal pasien menganggap bahwa

dirinya mampu memberikan pekerjaan dan memasukkan orang – orang tersebut ke

perusahaan – perusahaan.Karena sudah terlalu lama merasa diganggu akhirnya pasien

mengamuk karena merasa kesabarannya sudah habis.

Pasien mengatakan bahwa bos dikantornya juga dapat membaca pikiran orang

lain dan berkata bahwa orang – orang yang mengikuti pasien tersebut menderita sakit

jiwa. Karena itulah pasien akhirnya mau masuk ke RSJ untuk menjebak orang –

2

Page 4: Case JIWA Dela.

orang tersebut agar mengikuti pasien dan dapat dimasukkan ke RSJ. Pasien juga

berkata bahwa dia dapat membaca pikiran orang, namun syaratnya pasien harus

mentransfer uang sebesar 2 juta rupiah kepada orang pintar agar mendapat kekuatan

sehingga dapat membaca pikiran orang.Selama ini pasien tidak pernah merasa takut

atau curiga kepada orang – orang disekitarnya.Pasien juga tidak pernah merasa suara

– suara yang dia dengar selama ini menyuruhnya melakukan sesuatu yang buruk,

tidak pernah merasa dirinya dan lingkungan disekitarnya berubah.Pasien

mengganggap ayahnya sekarang sedang berada di Amerika dan bekerja di

perusahaan Lux, padahal ayahnya sudah meninggal lamasaat pasien masih di Sekolah

Dasar.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Gangguan Psikiatri

Menurut keluarganya 1 tahun yang lalu pasien sempat mengalami perubahan

perilaku, pasien tiba – tiba menjadi tidak mau berbicara, tidak mau makan, tidak mau

bekerja, dan mengunci diri di kamar.Ibu dan keluarganya tidak tahu apakah pasien

memiliki masalah dengan teman – temannya atau masalah dikantornya karena

pasiennya tidak pernah bercerita.Lalu oleh ibunya dibawa ke klinik psikiater di

Darmawangsa.Diberikan 2 macam obat tapi ibu pasien lupa namanya.Setelah beberapa

hari minum obat tersebut, pasien menjadi normal kembali dan dapat beraktivitas

seperti biasa.

Dua tahun yang lalu pasien bercerita pernah melihat Tuhan yesus dan Budha

sedang tidur di kosannya. Pasien merasa Tuhan Yesus dan Budha kecapaian sehingga

pasien memberikan mereka minuman yaitu Kratingdeng, Dan semenjak itu pasien

merasa percaya dab dekat dengan tuhan karena pernah bertemu.

2. Gangguan Medik

Pasien tidak pernah mengalami kejang, demam, atau trauma pada kepala

sebelumnya.

3

Page 5: Case JIWA Dela.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien tidak pernah menggunakan obat – obatan terlarang, merokok, dan

mengkonsumsi alkohol sebelumnya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Selama kehamilan tidak ada masalah. Pasien lahir sesar, cukup bulan, ditolong

oleh dokter spesialis kandungan, tidak ada cacat bawaan, tidak ada trauma saat lahir.

2. Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun)

Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah

laku normal sesuai dengan anak seusianya. Pasien dibesarkan bersama kedua orang

tuanya. Namun saat di sekolah dasar ayahnya meninggal, sehingga ibunya mengurus

pasien seorang diri.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien dapat bergaul dengan keluarga dan lingkungannya, dan mempunyai

banyak teman. Pasien bermain dengan anak - anak sebayanya. Saat berumur sekitar 10

tahun pasien pernah dirawat di Rumah sakit karena sakit tifus.

4. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

a. Hubungan Sosial

Menurut ibunya pasien memang memiliki kepribadian yang ceria, memiliki

banyak teman, supel, namun dengan keluarganya ibunya merasa sangat tertutup, setiap

masalah yang dialami tidak pernah diceritakan kepada ibu atau keluarganya.

b. Riwayat Pendidikan

- SDN, lulus dalam 6 tahun, prestasi belajar sangat baik sehingga mendapat

beasiswa

- SMP, lulus dalam 3 tahun, prestasi belajar sangat baik sehingga mendapat

beasiswa

4

Page 6: Case JIWA Dela.

- SMA, lulus dalam 3 tahun, prestasi sangat beik sehingga mendapat beasiswa

- LP31, lulus dalam 2 tahun. Prestasi belajar cukup baik.

c. Riwayat Psikoseksual

Saat muda pasien memiliki banyak pacar.Pasien pernah menikah 3 tahun yang

lalu, namun rumah tangganya hanya bertahan sekitar 6 bulan lalu pasien

bercerai.Sebelum menikah pasien sudah memiliki seorang anak diluar nikah dari hasil

hubungan dengan pacar yang sebelumnya, tapi tidak sempat menikah dengan pacarnya

tersebut karena pasien tidak mau dibawa ke Arab dan dijadikan istri ke 3.

d. Latar Belakang Agama

Pasien beragama Kristen ikut agama neneknya, sedangkan ibunya beragama

Islam mengikuti ayahnya. Menurut ibunya pasien sangat taat beragama dan rajin

beribadah.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

- Pertama kali berkerja di Money Changer selama 1 tahun

- Bekerja sebagai model dan di kontrak oleh Look Model selama 5 tahun, sempat

bermain dalam sinetron sebagai pemeran pembantu. Kemudian setelah 5 tahun

pasien berhenti karena merasa sudah capek diet dan badan pasien menggemuk

sehingga tidak bisa digunakan lagi sebagai model

- Bekerja sebagai sekertaris disebuah perkantoran berpindah – pindah

- 2 bulan terakhir sebelum sakit pasien tidak bekerja dikantoran lagi, hanya bermain

saham saja bersama teman - temannya.

b. Aktivitas Sosial

Pasien berinteraksi dan bergaul dengan baik dengan teman-temannya sampai

beberapa tahun belakangan ini. Semenjak 1 tahun yang lalu pasien sempat menjauh

dari teman – temannya, tapi setelah pasien berobat ke psikiater pasien mulai

beriknteraksi lagi dengan teman – temannya.

5

Page 7: Case JIWA Dela.

c. Riwayat Pernikahan

Pasien pernah menikah 3 tahun yang lalu, namun rumah tangganya hanya

bertahan sekitar 6 bulan lalu pasien bercerai.Sebelum menikah pasien sudah memiliki

seorang anak diluar nikah dari hasil hubungan dengan pacar yang sebelumnya, tapi

tidak sempat menikah karena pasien tidak mau dibawa ke Arab dan dijadikan istri ke

3.

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak satu – satunya dalam keluarga. Ayah pasien meninggal

saat pasien masih bersekolah di Sekolah Dasar. Saat itu ibunya membesarkan pasien

seorang diri.Dalam keluarga, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.Pasien

memiliki satu orang anak diluar pernikahan. Setelah itu pasien pernah menikah 1 kali

dan bercerai pada usia pernikahan 6 bulan.

Pohon Keluarga

Keterangan :

= pasien = laki-laki = perempuan = meninggal

6

Page 8: Case JIWA Dela.

F. Riwayat Sosial Sekarang

Pasien tinggal bersama ibu dan pamannya. Biaya sehari-hari ditanggung oleh

Ny. AS, yaitu ibunya yang bekerja sebagai tukang cuci. Biaya perawatan pasien

ditanggung oleh Gakin. Ayah pasien meninggal dunia pada saat pasien masih

bersekolah di Sekolah Dasar. Ibu pasien tidak menikah lagi sampai sekarang.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Kebutuhannya

Pasien tahu bahwa dirinya saat ini berada di RSJ di Jakarta Barat, tetapi pasien

menganggap dirinya hanya di rehabilitasi saja karena sempat berantem dengan orang –

orang dan tetap menganggap bahwa dirinya tidak mengalami sakit jiwa. Pasien justru

beranggapan orang – orang yang selama ini mengikutinyalah yang mengalami sakit

jiwa, sehingga pasien harus masuk ke RSJ untuk menjebak orang – orang tersebut agar

mengikuti pasien dan dapat dimasukkan ke RSJ. Pasien merasa sehat dan obat –

obatan yang dia konsumsi dari rumah sakit tidak memberikan pengaruh apapun

terhadap dirinya.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Pada pemeriksaaan tampak pasien seorang wanita, berusia 34 tahun, berpenampilan

fisik tampak sesuai dengan usianya, tubuh pasien sedikit gemuk dan tinggi. Ekspresi

wajah tampak senang. Pasien berkulit putih, rambut pendek sebahu warna coklat

terang, kebersihan pasien cukup baik. Kontak mata dengan pemeriksa baik. Selama

wawancara pasien fokus, sangat aktif berbicara, slalu melihat ke lawan bicara, dan

sangat percaya diri. Pada saat wawancara pasien mengenakan baju berwarna merah

muda, celana pendek merah muda selutut serta memakai sandal jepit. Pasien

kooperatif terhadap pemeriksa, menjawab sesuai dengan pertanyaan dan lancar.

2. Kesadaran

Kesadaran Neurologis : Compos mentis

7

Page 9: Case JIWA Dela.

3. Perilaku dan Aktivitas motorik :

Sebelum wawancara.

Pasien sedang duduk – duduk sendiri di teras bangsal Kenanga.

Selama wawancara

Pasien duduk dengan tenang dan posisi badan miring menghadap pewawancara

dan tegap.Pasien menjawab semua pertanyaan dengan lancar dan sesuai dengan

topik.Pasien berbicara hanya apabila ditanya.Wajah tampak riang, kontak mata

dengan pemeriksa baik dan menghadap ke lawan bicara. Selama wawancara

pasien focus dan tidak atau melihat ke arah lain, pasien juga tenang dan tidak

melakukan tindakan – tindakan yang aneh.

Setelah wawancara

Pasien berjalan – jalan sendiri disekitar teras bangsal kenanga.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan lancar dan sesuai topik.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Alam Perasaan

1. Mood (suasana perasaan) : Hiperthym

2. Afek (Ekspresi Afektif) : Luas

3. Keserasian : Serasi

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan : D2

Taraf Pengetahuan : Sesuai dengan taraf pendidikan

Taraf kecerdasan : rata - rata

2. Daya Konsentrasi : Baik

3. Daya Ingat Jangka Panjang : Baik

8

Page 10: Case JIWA Dela.

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik

Daya Ingat Sesaat : Baik

4. Pikiran Abstrak : Baik

5. Kemampuan menolong diri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Commentinghallucinations, Halusinasi visual

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

Produktivitas : Flight of Idea

Kontinuitas : Relevan

Hendaya berbahasa : Tidak terganggu

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Ingin pulang

Waham : Waham kebesaran, waham Bizzare

F. Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian Realita : Terganggu

H. Tilikan : Derajat I

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

9

Page 11: Case JIWA Dela.

IV. STATUS FISIK

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

Tekanan Darah : 135/92 mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 36 0C

Respirasi : 20 x/menit

Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut coklat terang, distribusi merata

Mata : Pupil bulat, isokor, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Telinga : Normotia

Hidung : Deviasi septum -/-, sekret -/-

Tenggorok : Faring hiperemis -/-. Tonsil T1-T1 tenang

Mulut : 87654321 12345678

87654321 12345678

Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/, Gallop -/-,

Pulmo : Suara nafas vesikuler, rhonchi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat , tidak ada deformitas

B. Status Neurologik :

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis : Positif (normal)

Refleks Patologis : Tidak ada

10

Page 12: Case JIWA Dela.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien wanita, usia 34 tahun dibawa ke RSJ dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal

27 Februari 2013 oleh keluarganya dengan keluhan siang hari sebelum masuk rumah

sakit pasien mengejar – ngejar ibunya sambil membawa pisau. Pasien marah dan

mengejar ibunya dengan pisau karena tau akan dibawa ke Rumah sakit jiwa. Malam hari

sebelum dibawa ke rumah sakit pasien tiba – tiba marah – marah kepada ibu dan

tetangganya sampai memukul tetangganya tanpa alasan yang jelas.Pasien berbicara terus

– menerus serta menuduh ibu dan tetangganya tersebut korupsi 20 juta dan akan

dilaporkan ke KPK. Pasien juga sering mengeluh sulit tidur. Ibunya mengakui bahwa ia

dan anaknya sering bertengkar karena pasien tidak pernah benar memilih pacar.

Sejak 3 tahun yang lalu sampai sekarang pasien merasa selalu ada orang – orang

yang mengikuti dan membicarakannya, pasien mengaku setiap hari selalu melihat

sekumpulan orang – orang yang mengikutinya dan berbicara tentang dirinya.Menurut

pasien orang – orang tersebut adalah Hercules dan anggota – anggotanya yang berencana

ingin merebut pekerjaannya dan mengambil uangnya. Orang – orang tersebut selalu

mengganggunya setiap hari, selalu berdehem - dehem bahkan saat pasien sedang tidur

(sekitar jam 2 – 3 malam) karena itu pasien berkata ia harus dikawal beberapa polisi saat

tidur agar orang – orang tersebut tidak mengganggu. Pasien merasa sangat terganggu

padahal pasien menganggap bahwa dirinya mampu memberikan pekerjaan dan

memasukkan orang – orang tersebut ke perusahaan – perusahaan.

Pasien mengatakan bahwa bos dikantornya juga dapat membaca pikiran orang

lain dan pasien juga berkata bahwa dia dapat membaca pikiran orang, namun syaratnya

pasien harus mentransfer uang sebesar 2 juta rupiah kepada orang pintar agar mendapat

kekuatan sehingga dapat membaca pikiran orang. Pasien mengganggap ayahnya

sekarang sedang berada di Amerika dan bekerja di perusahaan Lux, padahal ayahnya

sudah meninggal lama saat pasien masih di Sekolah Dasar.

Dari status mental didapatkan :

Kesadaran Neurologis : Compos mentis

Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

11

Page 13: Case JIWA Dela.

Mood (suasana perasaan) : Hiperthym

Afek (Ekspresi Afektif) : Luas

Keserasian : Serasi

Gangguan persepsi : Commentinghallucinations, Halusinasi visual

Arus pikir

- Produktivitas : Flight of Idea

Isi Pikiran

- Preokupasi : Ingin pulang

- Waham : Waham kebesaran, waham Bizzare

Penilaian realita : Terganggu

Tilikan : Derajat I

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna kasus ini dapat digolongkan ke dalam :

a. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realita yang ditandai

dengan :

- Waham : Kebesaran, Bizzare

- Halusinasi : Commenting hallucinations dan halusinasi visual.

- Perilaku : Terdisorganisasi

- Bicara : Terdisorganisasi

- Tilikan : Derajat I

b. Psikosis fungsional karena :

- tidak ada penurunan kesadaran neurologis

- tidak ada faktor organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan etiologi terhadap

gangguan tersebut

Berdasarkan PPDGJ III kasus ini digolongkan ke dalam :

Aksis I : Gangguan Klinis

1. Skizoafektif tipe manik

12

Page 14: Case JIWA Dela.

Pada pasien ini terdapat gejala – gejala skizofrenia dan manik yang sama – sama

menonjol dalam satu episode penyakit yang sama. Pada pasien ini terdapat kelainan

afektif dan mood yang hiperthym disertai meningkatnya rasa harga diri dan ide – ide

kebesaran.Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau peningkatan suasana

perasaan yang tidak mencolok disertai kegelisahan. Untuk gejala skizofrenia harus jelas

ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua gejala. Pada pasien terdapat gejala skizofrenia

berupa :

Waham : Kebesaran, Bizzare

Halusinasi : Visual dan Commenting hallucinations

Perilaku terdisorganisasi : Mengejar ibunya sendiri menggunakan pisau,

marah – marah sampai memukul tetangganya tanpa

sebab yang jelas.

Bicara terdisorganisasi : Pasien berkata ibu dan tetangganya tersebut

korupsi 20 juta dan akan dilaporkan ke KPK

Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental

Aksis III : Kondisi Medis Umum

Pada kasus ini tidak terdapat kelainan.

Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan

Tidak terdapat diagnosis aksis IV

Aksis V : Penilaian Fungsi secara Global

- Sebelum sakit (1 tahun terakhir) : Global Assesment of Functioning (GAF)

scale 80 -71

- Saat ini : Global Assesment of Functioning (GAF) scale 60 -51

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan Skizoafektif tipe manik

13

Page 15: Case JIWA Dela.

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : tidak ada diagnosis

Aksis V :

- Sebelum sakit (1 tahun terakhir) : Global Assesment of Functioning (GAF)

scale 80 -71

- Saat ini : Global Assesment of Functioning (GAF) scale 60 -51

VIII. DAFTAR MASALAH

a. Organobiologik : Tidak didapatkan adanya faktor herediter

a. Psikologik : Waham kebesaran, waham bizzare, Halusinasi visual dan

Commenting hallucinations

b. Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi pekerjaan dan lingkungan belum siap

menerima pasien

IX. PROGNOSIS

Dubia Ad Malam

Faktor yang memperberat :

1. Usia muda

2. Faktor pencetus tidak jelas

3. Bercerai

4. Dukungan keluarga kurang

5. Gambaran klinis gejala negatif pada 1 tahun sebelumnya

X. PENATALAKSANAAN

1. Psikofarmaka

Anti-psikotik generasi II :

Risperidon4 – 8 mg / hari atau `

2. Psikoterapi

a. Terapi keluarga

14

Page 16: Case JIWA Dela.

- Suportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan memberi

dukungan dalam proses penyembuhan serta memperhatikan keteraturan pasien

minum obat.

- Memberi kesempatan pada pasien untuk menceritakan masalahnya dan

meyakinkan pasien bahwa ia sanggup untuk menghadapi masalah yang

dihadapinya.

- Memberikan pengetahuan mengenai gejala penyakitnya. Pengenalan tanda-

tanda kekambuhan secara dini, peranan dari pengobatan, antisipasi dari efek

samping pengobatan, dan peran keluarga.

b. Terapi individu

- Sebagai promosi terhadap kesembuhan penderita atau mengurangi

penderitaan pasien.

c. Terapi kelompok

- Terstruktur dan anggotanya terbatas, umumnya antara 3-15 orang.

Kelebihan: kesempatan untuk mendapatkan umpan balik dari teman

kelompok dandapat mengamati respon psikologis, emosional, dan perilaku

penderita skizofrenia terhadap berbagai sifat orang dan masalah yang timbul.

d. Rehabilitasi Psikiatri

- Meningkatkan kemampuan penderita skizofrenia dalam hal merawat diri

sendiri, bekerja, menikmati kesenangan, berhubungan dengan orang lain dan

keluarga. Meningkatkan kemandirian dalam masyarakat.

15