Top Banner

of 23

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    1/23

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    1.1IdentifikasiNama : By Rahma bin Budiardono

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Usia : 1 bulan 2 minggu

    Kebangsaan : Indonesia

    Agama : Islam

    Alamat : Desa karang agung kec. Arab muara enim

    MRS : 3 September 2013

    1.2AnamnesisKeluhan Utama : Kepala membesar

    Riwayat Perjalanan Penyakit

    Sejak 1 minggu SMRS kepala bayi terlihat lebih besar dari biasanya. Bayi

    telah dirawat di RS prabumulih sejak lahir dengan BBLSR. Bayi tampak malas

    untuk menghisap, karena tidak ada perubahan bayi lalu dirujuk ke RS Moh

    Hoesin Palembang.

    Riwayat Kehamilan

    Ibu melahirkan pada usia 23 tahun, G2P1A0 hamil preterm 28 minggu.

    Riwayat sakit saat hamil (-) riwayat ibu demam (-) riwayat mengkonsumsi obat-

    obatan dan jamu disangkal.

    Riwayat Kelahiran

    Bayi lahir secara sectio caesaria atas indikasi letak lintang, ditolong

    dokter kandungan. Lahir langsung menangis, APGAR score tidak diketahui,

    berat badan lahir 1100 gram, PBL 38 cm. Dengan kesan BBLSR. Riwayat

    KPSW (-), ketuban kental (-), ketuban hijau (-), berbau (-).

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    2/23

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Penyakit yang sama sebelumnya disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Keluhan serupa berupa kepala yang besar saat bayi dalam keluarga

    disangkal.

    1.3Pemeriksaan FisikStatus Generalis(10 September 2013)

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : E4M5V4 (13)

    Pernafasan : 30 x/menit

    Nadi : 140 x/menit

    Suhu : 36,1 C

    Berat badan : 1.700 gr

    Panjang badan : 38 cm

    Aktivitas : hipoaktif

    Refleks hisap : lemah

    Tangis : lemah

    Status Spesifik (10 September 2013)

    Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), nafas

    cuping hidung (-), pupil bulat isokor 3mm/ 3 mm,

    refleks cahaya +/+. Makrosefali, sunset eye +,

    crackpot sign +, ubun-ubun besar melebar, LK = 38

    cm.

    Leher : KGB tidak membesar

    Thoraks : simetris, retraksi (-)

    Cor : BJ I/II normal, HR 141 x/m, murmur (-), gallop (-)

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    3/23

    Pulmo : vesikuler + normal, ronchi (-), wheezing (-)

    Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

    Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2

    Status neurologis

    Tungkai kanan Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri

    Gerakan

    Kekuatan 3 3 3 3

    Tonus Eutoni eutoni eutoni Eutoni

    Klonus - -

    Refleks

    fisiologis

    Normal Normal Normal Normal

    Refleks

    patologis

    - - - -

    GRM -

    1.4 Pemeriksaan Penunjang1. laboratorium

    Hb : 13,2 g/dl (10,7- 17,1)

    Ht : 38 % (38-52)

    Leukosit : 12.600/mm3 ( 6.00017.500)

    Trombosit : 398.000/mm3(217.000497.000)

    Diff count : 0/4/0/60/23/13 ( 0-1/1-6/2-6/ 5070/25-40/2-8)

    LED : 7 ( < 15 mm/jam)

    Na : 140 mEq/L ( 135155)

    K : 5.0 mEq/L ( 3,65,5)

    CRP : 6 (< 9mg/dl)

    2. SerologisToxo IgCr : 0,13 (-) IgM : 0,24 (-)

    Rub IgCr : 63,99 (-) IgM : 0,24 (-)

    Anti CMV IgCr : 121,3 (-) IgM : 0,24 (-)

    3. CT-Scan- adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    4/23

    - sutura yang melebar.- periventrikular kalsifikasi

    1.5 Diagnosis Banding1. hidrosefalus2. Hidranensefali3. Megalencephaly

    1.6 Diagnosis KerjaHidrosefalus ec. Susp infeksi TORCH + BBLSR

    1.7 Penatalaksanaan

    - IVFD D 7,5 NS gtt 8x/mnt mikro

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    5/23

    - Pro VP shunt- Injeksi ampisilin 3 x 50 mg- Injeksi gentamisin 3x 4 mg- A/P 8 x 10 cc

    1.8 Prognosis

    Quo ad vitam : Dubia ad malam

    Quo ad functionam : Dubia ad malam

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    6/23

    I. Anatomi Dan Fisiologi

    A.AnatomiStruktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-

    bangunan dimana CSS berada.

    B.Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.11. Ventrikel lateralis

    Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel

    lateralis berhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui

    foramen interventrikularis (Monro).

    2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus

    dengan adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan

    infundibularis menonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus

    pinealis ke arah kaudal. Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV

    melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).

    3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara

    cerebellum dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada

    kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara

    lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare anterior terdapat

    apertura mediana Magendie.

    4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    7/23

    Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang

    korda spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Melanjut ke dalam medula

    oblongata, dimana ia membuka ke dalam ventrikel IV.

    C.FisiologisFisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)

    Sebagian besar (80-90%) CSS dihasilkan oleh pleksus khoroidalis pada

    ventrikel lateralis sedangkan sisanya (10-20%) di ventrikel III, ventrikel IV,

    juga melalui difusi pembuluh-pembuluh ependim dan piamater. Proses

    pembentukan CSS melalui dua tahap, yaitu:

    Tahap ke I; Pembentukan ultrafiltrat plasma oleh tekanan hidrostatika,melalui celah endotel kapiler koroid di dalam stroma jaringan ikat di bawah

    epitel vili.

    Tahap ke II; perubahan ultrafiltrat plasma ke dalam bentuk sekresi olehproses metabolisme aktif di dalam epitel khoroid. Mekanisme dari proses ini

    belum diketahui secara pasti, tetapi diduga merupakan aktivasi pompa Na-

    K-ATPase dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.

    Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5%

    volume total per menit dan ada yang menyebut 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS

    adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari

    CSS sebanyak 4-5 kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc

    dan akan meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.

    Pada hakekatnya susunan CSS sama seperti cairan interselular otak, ventrikel

    dan ruang subarakhnoid. CSS setelah diproduksi oleh pleksus khoroideus pada

    ventrikel lateralis akan mengalir ke ventrikel III melalui foramen Monroe.

    Selanjutnya melalui akuaduktus serebri (Sylvius) menuju ventrikel IV. Dari

    ventrikel IV sebagian besar CSS dialirkan melalui foramen Luschka dan

    Magendie menuju ruang subarakhnoid, setinggi medulla oblongata dan hanya

    sebagian kecil CSS yang menuju kanalis sentralis. Dalam ruang subarakhnoid

    CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk mengisi ruang subarakhnoid,

    serebral maupun spinal. Absorpsi CSS dilakukan oleh vili-vili arakhnoid yang

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    8/23

    jumlahnya sangat banyak pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri

    dan sekeliling radiks nervi spinalis2

    II. Hidrosefalus

    A.DefinisiHidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani:

    "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini

    sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat

    gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi

    cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang

    subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang

    selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat

    saraf yang vital.3

    B.Epidemiologi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    9/23

    Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai

    oleh gangguan perkembangan lainnya, seperti malformasI Chiari, spina bifida,

    atau meningo(mielo)kel, dan lain-lain. Prevalensi hidrosefalus pada tiga bulan

    pertama kehidupan postnatal adalah 0.1-0.4%.2

    C.EtiologiPenyebab hidrosefalus masih tidak dapat dimengerti. Hidrosefalus dapat

    terjadi sebagai akibat dari abnormalitas genetik (seperti defek genetik penyebab

    stenosis aqueductal) atau gangguan perkembangan (contohnya neural defek

    termasuk spina bifida dan encephalocele). Kemungkinan lainnya termasuk

    komplikasi kelahiran premature seperti perdarahan intraventricular, penyakit

    meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang dapat

    menyumbat aliran keluar cairan serebrospinal dari ventrikel-ventrikel ke sisterna

    atau mempersulit aliran tersebut.4

    D.PatofisiologiGangguan sirkulasi cairan serebrospinal-hidrosefalus. Hidrosefalus timbul

    akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan

    gangguan sirkulasi CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan

    terjadinya ketidak seimbangan tersebut adalah:

    1. Disgenesis serebri46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak

    adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat

    kegagalan dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan

    CSS sebagai kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu

    contoh jelas adalah hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan

    pertumbuhan hemisferium serebri.

    2. Produksi CSS yang berlebihan

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    10/23

    Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab

    tersering adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat

    disembuhkan.

    3. Obstruksi aliran CSSSebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi

    dapat terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat

    disebabkan beberapa kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma

    atau meningitis, di mana pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan

    eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau

    foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh

    proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS. Tumor

    fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan

    arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana

    obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.

    4. Absorpsi CSS berkurangKerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,

    selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat

    menimbulkankejadian tersebut adalah:

    i.Post meningitisii.Post perdarahan subarakhnoid

    iii.Kadar protein CSS yang sangat tinggi

    5. Akibat atrofi serebriBila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul

    penimbunan CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi

    tersebut.2

    E.KlasifikasiKlasifikasi Berdasarkan Dinamik.

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    11/23

    Hidrosefalus dikatakan aktifjika tekanan intraventrikular terus menerus

    meningkat. Ada dua tipe hidrosefalus aktif. Pada hidrosefalus aktif

    terkompensasi, ukuran ventrikel serta tanda dan keluhan pasien tetap konstan

    seiring perjalanan waktu; pada hidrosefalus aktif tidak terkontrol, kondisi pasien

    memburuk, sedangkan ventrikel terus membesar. Hidrosefalus aktif tidak sama

    dengan hidrosefalus bertekanan normal, yaitu tekanan LCS hanya meningkat

    secara intermiten. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara

    lain :2

    1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSSa. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans

    Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada

    sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam

    sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital :

    stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis

    dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan

    lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus

    adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi

    vaskuler atau tumor bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal).

    Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel

    (tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).

    b.Hidrosefalus tipe komunikansi. Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan

    penyerapan (Gangguan di luar sistem ventrikel).

    ii. Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalumenimbulkan blokade villi arachnoid.

    iii. Radang meningealiv. Kongenital :

    1. Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan.2. Gangguan pembentukan villi arachnoid3. Papilloma plexus choroideus

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    12/23

    2. Berdasarkan EtiologinyaA.Tipe obstruksi

    i. Kongenitala. Stenosis akuaduktus serebri

    Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan

    oleh infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis

    kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,

    Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).

    b. Sindrom Dandy-WalkerMalformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan

    hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa

    ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis serebelum.

    Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara

    dilatasi ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak

    adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80%

    kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus

    semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya

    seperti agenesis korpus kalosum, abiopalatoskhisis, anomali

    okuler, anomali jantung, dan sebagainya.

    c. Malformasi Arnold-ChiariAnomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu

    batang otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran

    normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis.

    d. Aneurisma vena GaleniKerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi

    secara normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia

    beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    13/23

    atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong

    aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus.

    e. HidrancephalySuatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti

    dengan kantong CSS.

    II. Didapat (Acquired)

    1. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)Infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada

    selaput (meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus

    berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen

    menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui

    akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan

    CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat

    pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian

    dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi

    demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku

    kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan

    dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis

    tinggi.

    2. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial

    3. Hematoma intraventrikulerJika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel,

    mengakibatkan darah mengalir dalam jaringan otak sekitar dan

    mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus

    berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan

    kemampuan otak untuk menyerap CSS.

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    14/23

    4. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia

    5-10 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang

    disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyang dapat

    menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan

    kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus

    (termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang berada di

    bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS

    yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik

    untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor

    adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.

    5. Abses/granuloma

    6. Kista arakhnoidKista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi

    cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan

    dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid. Kista biasanya

    ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau

    pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan

    hidrosefalus non komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS

    dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista,

    dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan

    mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang

    tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang

    shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan

    menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.

    iv. Berdasarkan Usiaa. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )

    b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    15/23

    Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia,

    terdapat juga jenis Hidrosefalus Tekanan Normal ; sesuai konvensi,

    sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala peninggian TIK,

    seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini,

    dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan

    peninggian TIK. Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus

    tekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi

    hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel.

    Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar

    disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang

    tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari perdarahan

    subarachnoid, trauma kepala, infeksi, tumor, atau komplikasi

    pembedahan. Namun, hidrosefalus jenis ini dapat terjadi walau tanpa

    memiliki faktor-faktor resiko dengan etiologi yang tidak diketahui..4

    F.DiagnosaA) Gejala klinisB)X Foto kepala, didapatkan

    1) Tulang tipis2) Disproporsi kraniofasial3) Sutura melebar

    Dengan prosedur ini dapat diketahui:

    a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantilb. Hidrosefalus tipe juvenile/adult: oleh karena sutura telah menutup maka dari

    foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan

    intrakranial.

    c. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas,frontal 2,5 cm, oksipital 1 cm

    http://en.wikipedia.org/wiki/File:Hydrocephalus.jpg
  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    16/23

    d. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi

    fontanelamayor.

    Menentukan :

    i. Tekananii. Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi

    iii. Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan.iv. Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan

    antibiotik.

    e. VentrikulografiDengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan

    alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam

    ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras

    mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela

    telah menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada

    kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan

    mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT

    scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

    f. CT scan kepalaPada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran

    dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    17/23

    besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya

    normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi

    transependimal dari CSS. Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan

    menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang

    subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.

    Keuntungan CT scan :

    4) Gambaran lebih jelas5) Non traumatik6) Meramal prognose7) Penyebab hidrosefalus dapat diduga

    g. USGDilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG

    diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain

    mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak

    mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini

    disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem

    ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT scan.1

    G.Penatalaksanaana) Terapi medikamentosa

    Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi

    sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upay meningkatkan resorpsinya. Dapat

    dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana

    sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:

    b) AsetasolamidCara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat

    ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari

    c) Furosemid

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    18/23

    Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6

    mg/kgBB/hari. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien

    diprogramkan untuk operasi.

    d)Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas

    hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi

    penurunan tekanan CSS secara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili

    arakhnoidalis akan lebih mudah.

    Indikasi, umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada

    hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventrikular-

    intraventrikular dan meningitis TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan

    dimana shunt tidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi herniasi (impending

    herniation).

    Cara:

    a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau L3-4dan CSS dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya gravitasi.

    b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara setiapLP CSS dikeluarkan 3-5 ml.

    c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml, LPdiperjarang (2-3 hari).

    d. Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap minggu.e. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3 minggu

    berturut-turut.

    f. Tindakan ini dianggap gagal jika :i. Dilatasi ventrikel menetap

    ii. Cortical mantel makin tipisiii. Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriksiv. Dilatasi ventrikel yang progresif

    Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi hipoproteinemia dan

    gangguan elektrolit.

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    19/23

    e) Terapi OperasiOperasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada

    penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-

    2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.

    i. Third Ventrikulostomi/Ventrikel IIILewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum,

    dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari

    ventrikel III dapat mengalir keluar.

    ii. Operasi pintas/ShuntingAda 2 macam :

    a. EksternalCSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya

    sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi

    hidrosefalus tekanan normal.

    b. Internal.l. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.

    a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkanke atrium kanan.c) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superiord) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhuse) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinuma. Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

    ii. Lumbo Peri toneal ShuntCSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum

    dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    20/23

    Komplikasi Shunting

    1. Infeksi2. Hematoma subdural3. Obstruksi4. Keadaan CSS yang rendah5. Asites6. Kraniosinostosis1

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    21/23

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Seorang ibu usia 23 tahun, alamat di kota Muara Enim membawa anaknya

    yang berumur 1 bulan 2 minggu berjenis kelamin laki-laki ke rumah sakit Moh

    hoesin Palembang untuk berobat. Bayi ini merupakan rujukan dari rumah sakit

    karena kepalanya yang terus membesar sejak 1 minggu yang lalu.

    Pada pemeriksaan fisik (survei primer) didapatkan airway baik, breathing

    dalam batas normal dan circulation dalam batas normal. Penilaian airway dalam

    keadaan baik didasarkan pada tidak ditemukan tanda obstruksi jalan napas. Tanda-

    tanda objektif untuk menilai jalan nafas yaitu pada look, dimana penderita tidak

    mengalami sianosis pada daerah kuku dan sekitar mulut, dan tidak bernafas

    menggunakan otot nafas tambahan. Sedangkan pada listen tidak ditemukan suara

    berkumur (gurgling) yang menunjukkan tidak adanya lendir, muntahan, darah, dan

    lain-lain di dalam mulut), tidak didapatkan snoring (menunjukkan tidak ada

    sumbatan jalan nafas atas dimana lidah jatuh ke posterior pharynx), tidak

    didapatkan crowing atau stridor. Pada airway juga diperhatikan stabilitas tulang.

    Pada penilaianBreathingdilakukan pemeriksaan berupa look. Padafeeltidak teraba

    gerak dada yang tertinggal. Dengan perkusi ditemukan sonor pada kedua lapangan

    paru. pada listen didapatkan suara napas vesikuler yang normal. frekuensi

    pernapasan normal pada infan yaitu 30x/menit (RR normal pada orang infan: 20-30

    kali/menit). Pada Circulationfrekuensi nadi 141x/ menit.

    Pada survey sekunder tampak lingkar kepala 45 cm dimana rata-rata pada

    umumnya ukuran lingkar kepala pada bayi laki-laki yang berumur 1 bulan adalah

    33-39 cm. crackpot sign positif, yang menunjukan adanya pelebaran sutura sebagai

    salah satu dari manifestasi klinis hidrosefalus. Sunset eye phenomenon positif yang

    mennandakan adanya penumpukan cairan serebrospinal.

    Dilakukan pemeriksaan penunjang dengan foto CT scan kepala dan

    didapatkan adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III dan sutura yang

    melebar. Juga didapatkan periventrikular kalsifikasi yang merpskan salah satu

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    22/23

    tanda adanya infeksi TORCH pada hidrosefalus. dan didapatkan kesan hidrosefalus.

    Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kasus ini

    dapat didiagnosis dengan hidrosefalus ec susp TORCH infection.

    Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan

    memberikan. Pemberian IVFD Nacl yang ditujukan untuk membuka jalur

    intravena, sehingga dapat dengan mudah memasukkan obat melalui parenteral serta

    sebagai resusitasi cairan. Pemberian antibiotik ampisilin dan gentamisin untuk

    terapi infeksi terutama karena diduga infeksi TORCH. Dan dijadwalkan untuk pro

    VP shunt.

    Dengan melihat kondisi pasien dan tindakan yang telah dilakukan,

    prognosis pasien ini quo ad vitam dubia ad malam dan quo ad fungsionam dubia ad

    malam.

  • 5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi I, Jakarta2. Haws, paulette s. 2008.Asuhan neonatal rujukan cepat.Jakarta: EGC3. Subekti, nike budhi. 2007. Buku saku managemen masalah BBL. Jakarta :

    EGC

    4. Surasmi, asriningsih dkk. 2003. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta :EGC

    5. Kapita Selekta Kedokteran. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FKUI6. Hasan, Rupseno, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta,

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI.

    7. Nelhaus, G. Stumpf, D.A. Moe, P.G.,1999, Neurological andNeuromusculer Disorder, Current Pediatric Diagnosis, Hinth ed.

    8. Price, S.A., 1998, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag.II Terjemahan Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    9. Sherwood L. Human Physiology: From Cells To Systems 2/E. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1996

    10.Gan S, Suharto B, dkk. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: BagiamFarmakologi KedokteranUI; 1980

    11.Anatole, D.M. 2000 Neurology of Early Childhood, The William andWillins Co., Baltimore, pp: 202-6

    12.Anonim, 1985 Hidrosefalus dalam Hassan, R., Alatas, H. (editor) KumpulanKuliah Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan

    ke IV, Jakarta. Hal : 874-8

    13. Anonim, 1999, Kelainan Neurologi Hidrosefalus dalam Harsono (editor)Buku Ajar Neurologi Klinis dan Kapita Selekta, Gadjah Mada University

    Press, Bulaksumur, Yogyakarta. Hal 45-8

    14.Ceddia A, Di Rocco C, Tanelli A, Lauretti L. 2000 Non Tumoral NeonatalHydrocephalus, Result of Surgical Treatment in Firs Month of Live in

    Minerva-Pediatrics. 49(9) : 445-50