5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
1/23
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1IdentifikasiNama : By Rahma bin Budiardono
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 1 bulan 2 minggu
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa karang agung kec. Arab muara enim
MRS : 3 September 2013
1.2AnamnesisKeluhan Utama : Kepala membesar
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 1 minggu SMRS kepala bayi terlihat lebih besar dari biasanya. Bayi
telah dirawat di RS prabumulih sejak lahir dengan BBLSR. Bayi tampak malas
untuk menghisap, karena tidak ada perubahan bayi lalu dirujuk ke RS Moh
Hoesin Palembang.
Riwayat Kehamilan
Ibu melahirkan pada usia 23 tahun, G2P1A0 hamil preterm 28 minggu.
Riwayat sakit saat hamil (-) riwayat ibu demam (-) riwayat mengkonsumsi obat-
obatan dan jamu disangkal.
Riwayat Kelahiran
Bayi lahir secara sectio caesaria atas indikasi letak lintang, ditolong
dokter kandungan. Lahir langsung menangis, APGAR score tidak diketahui,
berat badan lahir 1100 gram, PBL 38 cm. Dengan kesan BBLSR. Riwayat
KPSW (-), ketuban kental (-), ketuban hijau (-), berbau (-).
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
2/23
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa berupa kepala yang besar saat bayi dalam keluarga
disangkal.
1.3Pemeriksaan FisikStatus Generalis(10 September 2013)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : E4M5V4 (13)
Pernafasan : 30 x/menit
Nadi : 140 x/menit
Suhu : 36,1 C
Berat badan : 1.700 gr
Panjang badan : 38 cm
Aktivitas : hipoaktif
Refleks hisap : lemah
Tangis : lemah
Status Spesifik (10 September 2013)
Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), nafas
cuping hidung (-), pupil bulat isokor 3mm/ 3 mm,
refleks cahaya +/+. Makrosefali, sunset eye +,
crackpot sign +, ubun-ubun besar melebar, LK = 38
cm.
Leher : KGB tidak membesar
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Cor : BJ I/II normal, HR 141 x/m, murmur (-), gallop (-)
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
3/23
Pulmo : vesikuler + normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
Status neurologis
Tungkai kanan Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri
Gerakan
Kekuatan 3 3 3 3
Tonus Eutoni eutoni eutoni Eutoni
Klonus - -
Refleks
fisiologis
Normal Normal Normal Normal
Refleks
patologis
- - - -
GRM -
1.4 Pemeriksaan Penunjang1. laboratorium
Hb : 13,2 g/dl (10,7- 17,1)
Ht : 38 % (38-52)
Leukosit : 12.600/mm3 ( 6.00017.500)
Trombosit : 398.000/mm3(217.000497.000)
Diff count : 0/4/0/60/23/13 ( 0-1/1-6/2-6/ 5070/25-40/2-8)
LED : 7 ( < 15 mm/jam)
Na : 140 mEq/L ( 135155)
K : 5.0 mEq/L ( 3,65,5)
CRP : 6 (< 9mg/dl)
2. SerologisToxo IgCr : 0,13 (-) IgM : 0,24 (-)
Rub IgCr : 63,99 (-) IgM : 0,24 (-)
Anti CMV IgCr : 121,3 (-) IgM : 0,24 (-)
3. CT-Scan- adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
4/23
- sutura yang melebar.- periventrikular kalsifikasi
1.5 Diagnosis Banding1. hidrosefalus2. Hidranensefali3. Megalencephaly
1.6 Diagnosis KerjaHidrosefalus ec. Susp infeksi TORCH + BBLSR
1.7 Penatalaksanaan
- IVFD D 7,5 NS gtt 8x/mnt mikro
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
5/23
- Pro VP shunt- Injeksi ampisilin 3 x 50 mg- Injeksi gentamisin 3x 4 mg- A/P 8 x 10 cc
1.8 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
6/23
I. Anatomi Dan Fisiologi
A.AnatomiStruktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-
bangunan dimana CSS berada.
B.Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.11. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon. Kedua ventrikel
lateralis berhubungan denga ventrikel III (ventrikel tertius) melalui
foramen interventrikularis (Monro).
2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)Terletak pada diencephalon. Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus
dengan adhesio interthalamica dan hypothalamus. Recessus opticus dan
infundibularis menonjol ke anterior, dan recessus suprapinealis dan recessus
pinealis ke arah kaudal. Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV
melalui suatu lubang kecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).
3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara
cerebellum dan medulla serta membentang sepanjang recessus lateralis pada
kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir pada foramen Luschka, muara
lateral ventrikel IV. Pada perlekatan vellum medullare anterior terdapat
apertura mediana Magendie.
4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
7/23
Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang
korda spinalis, dilapisi sel-sel ependimal. Melanjut ke dalam medula
oblongata, dimana ia membuka ke dalam ventrikel IV.
C.FisiologisFisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)
Sebagian besar (80-90%) CSS dihasilkan oleh pleksus khoroidalis pada
ventrikel lateralis sedangkan sisanya (10-20%) di ventrikel III, ventrikel IV,
juga melalui difusi pembuluh-pembuluh ependim dan piamater. Proses
pembentukan CSS melalui dua tahap, yaitu:
Tahap ke I; Pembentukan ultrafiltrat plasma oleh tekanan hidrostatika,melalui celah endotel kapiler koroid di dalam stroma jaringan ikat di bawah
epitel vili.
Tahap ke II; perubahan ultrafiltrat plasma ke dalam bentuk sekresi olehproses metabolisme aktif di dalam epitel khoroid. Mekanisme dari proses ini
belum diketahui secara pasti, tetapi diduga merupakan aktivasi pompa Na-
K-ATPase dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.
Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5%
volume total per menit dan ada yang menyebut 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS
adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari
CSS sebanyak 4-5 kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc
dan akan meningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.
Pada hakekatnya susunan CSS sama seperti cairan interselular otak, ventrikel
dan ruang subarakhnoid. CSS setelah diproduksi oleh pleksus khoroideus pada
ventrikel lateralis akan mengalir ke ventrikel III melalui foramen Monroe.
Selanjutnya melalui akuaduktus serebri (Sylvius) menuju ventrikel IV. Dari
ventrikel IV sebagian besar CSS dialirkan melalui foramen Luschka dan
Magendie menuju ruang subarakhnoid, setinggi medulla oblongata dan hanya
sebagian kecil CSS yang menuju kanalis sentralis. Dalam ruang subarakhnoid
CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk mengisi ruang subarakhnoid,
serebral maupun spinal. Absorpsi CSS dilakukan oleh vili-vili arakhnoid yang
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
8/23
jumlahnya sangat banyak pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri
dan sekeliling radiks nervi spinalis2
II. Hidrosefalus
A.DefinisiHidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani:
"hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini
sering dikenal dengan "kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat
gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi
cairan serebrospinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang
subdural. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat
saraf yang vital.3
B.Epidemiologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
9/23
Banyak jenis hidrosefalus dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya disertai
oleh gangguan perkembangan lainnya, seperti malformasI Chiari, spina bifida,
atau meningo(mielo)kel, dan lain-lain. Prevalensi hidrosefalus pada tiga bulan
pertama kehidupan postnatal adalah 0.1-0.4%.2
C.EtiologiPenyebab hidrosefalus masih tidak dapat dimengerti. Hidrosefalus dapat
terjadi sebagai akibat dari abnormalitas genetik (seperti defek genetik penyebab
stenosis aqueductal) atau gangguan perkembangan (contohnya neural defek
termasuk spina bifida dan encephalocele). Kemungkinan lainnya termasuk
komplikasi kelahiran premature seperti perdarahan intraventricular, penyakit
meningitis, tumor, trauma kepala, atau perdarahan subarachnoid, yang dapat
menyumbat aliran keluar cairan serebrospinal dari ventrikel-ventrikel ke sisterna
atau mempersulit aliran tersebut.4
D.PatofisiologiGangguan sirkulasi cairan serebrospinal-hidrosefalus. Hidrosefalus timbul
akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan
gangguan sirkulasi CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan
terjadinya ketidak seimbangan tersebut adalah:
1. Disgenesis serebri46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak
adalah malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat
kegagalan dalam proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan
CSS sebagai kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu
contoh jelas adalah hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan
pertumbuhan hemisferium serebri.
2. Produksi CSS yang berlebihan
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
10/23
Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab
tersering adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat
disembuhkan.
3. Obstruksi aliran CSSSebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi
dapat terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat
disebabkan beberapa kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma
atau meningitis, di mana pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan
eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau
foramina pada ventrikel IV. Sisterna basalis juga dapat tersumbat oleh
proses arakhnoiditis yang mengakibatkan hambatan dari aliran CSS. Tumor
fossa posterior juga dapat menekan dari arah belakang yang mengakibatkan
arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara intermiten, di mana
obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang bersangkutan.
4. Absorpsi CSS berkurangKerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,
selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkankejadian tersebut adalah:
i.Post meningitisii.Post perdarahan subarakhnoid
iii.Kadar protein CSS yang sangat tinggi
5. Akibat atrofi serebriBila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul
penimbunan CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi
tersebut.2
E.KlasifikasiKlasifikasi Berdasarkan Dinamik.
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
11/23
Hidrosefalus dikatakan aktifjika tekanan intraventrikular terus menerus
meningkat. Ada dua tipe hidrosefalus aktif. Pada hidrosefalus aktif
terkompensasi, ukuran ventrikel serta tanda dan keluhan pasien tetap konstan
seiring perjalanan waktu; pada hidrosefalus aktif tidak terkontrol, kondisi pasien
memburuk, sedangkan ventrikel terus membesar. Hidrosefalus aktif tidak sama
dengan hidrosefalus bertekanan normal, yaitu tekanan LCS hanya meningkat
secara intermiten. Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa hal, antara
lain :2
1. Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSSa. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
Terjadi bila CSS otak terganggu (Gangguan di dalam atau pada
sistem ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam
sistem ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital :
stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis
dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan
lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus
adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi
vaskuler atau tumor bawaan. Radang (Eksudat, infeksi meningeal).
Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam sistem ventrikel
(tumor intraventrikuler, tumor parasellar, tumor fossa posterior).
b.Hidrosefalus tipe komunikansi. Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan
penyerapan (Gangguan di luar sistem ventrikel).
ii. Perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalumenimbulkan blokade villi arachnoid.
iii. Radang meningealiv. Kongenital :
1. Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan pembentukan.2. Gangguan pembentukan villi arachnoid3. Papilloma plexus choroideus
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
12/23
2. Berdasarkan EtiologinyaA.Tipe obstruksi
i. Kongenitala. Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis
kongenital sejati adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii,
Rubella/German measles, X-linked hidrosefalus).
b. Sindrom Dandy-WalkerMalformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan
hidrosefalus. Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa
ekspansi kistik ventrikel IV dan hipoplasia vermis serebelum.
Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara
dilatasi ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang tidak
adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80%
kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus
semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya
seperti agenesis korpus kalosum, abiopalatoskhisis, anomali
okuler, anomali jantung, dan sebagainya.
c. Malformasi Arnold-ChiariAnomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu
batang otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran
normal dan menonjol keluar menuju canalis spinalis.
d. Aneurisma vena GaleniKerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi
secara normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia
beberapa bulan. Hal ini terjadi karena vena Galen mengalir di
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
13/23
atas akuaduktus Sylvii, menggembung dan membentuk kantong
aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus.
e. HidrancephalySuatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti
dengan kantong CSS.
II. Didapat (Acquired)
1. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)Infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada
selaput (meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus
berkembang ketika jaringan parut dari infeksi meningen
menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang melalui
akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan
CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat
pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian
dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi
demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku
kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan
dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis
tinggi.
2. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
3. Hematoma intraventrikulerJika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel,
mengakibatkan darah mengalir dalam jaringan otak sekitar dan
mengakibatkan perubahan neurologis. Kemungkinan hidrosefalus
berkembang disebabkan oleh penyumbatan atau penurunan
kemampuan otak untuk menyerap CSS.
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
14/23
4. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia
5-10 tahun. 70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang
disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otakyang dapat
menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan
kasus yang sering terjadi adalah tumor plexus choroideus
(termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang berada di
bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS
yang keluar dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik
untuk mengobati hidrosefalus yang berhubungan dengan tumor
adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.
5. Abses/granuloma
6. Kista arakhnoidKista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi
cairan. Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan
dilapisi dengan jaringan pada membran arachnoid. Kista biasanya
ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau
pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan
hidrosefalus non komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS
dalam ventrikel khususnya ventrikel III. Berdasarkan lokasi kista,
dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan
mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang
tidak dapat dioperasi (dekat batang otak), dokter dapat memasang
shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan
menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.
iv. Berdasarkan Usiaa. Hidrosefalus tipe kongenital / infantil ( bayi )
b. Hidrosefalus tipe juvenile / adult ( anak-anak / dewasa )
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
15/23
Selain pembagian berdasarkan anatomi, etiologi, dan usia,
terdapat juga jenis Hidrosefalus Tekanan Normal ; sesuai konvensi,
sindroma hidrosefalik termasuk tanda dan gejala peninggian TIK,
seperti kepala yang besar dengan penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini,
dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak bersamaan dengan
peninggian TIK. Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus
tekanan normal jika ventrikel otaknya mengalami pembesaran, tetapi
hanya sedikit atau tidak ada peningkatan tekanan dalam ventrikel.
Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian besar
disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang
tidak normal. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari perdarahan
subarachnoid, trauma kepala, infeksi, tumor, atau komplikasi
pembedahan. Namun, hidrosefalus jenis ini dapat terjadi walau tanpa
memiliki faktor-faktor resiko dengan etiologi yang tidak diketahui..4
F.DiagnosaA) Gejala klinisB)X Foto kepala, didapatkan
1) Tulang tipis2) Disproporsi kraniofasial3) Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantilb. Hidrosefalus tipe juvenile/adult: oleh karena sutura telah menutup maka dari
foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan
intrakranial.
c. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas,frontal 2,5 cm, oksipital 1 cm
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Hydrocephalus.jpg5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
16/23
d. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi
fontanelamayor.
Menentukan :
i. Tekananii. Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi
iii. Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan.iv. Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan
antibiotik.
e. VentrikulografiDengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan
alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam
ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras
mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela
telah menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada
kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan
mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT
scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
f. CT scan kepalaPada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran
dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
17/23
besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya
normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi
transependimal dari CSS. Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan
menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang
subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
Keuntungan CT scan :
4) Gambaran lebih jelas5) Non traumatik6) Meramal prognose7) Penyebab hidrosefalus dapat diduga
g. USGDilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain
mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak
mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini
disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem
ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT scan.1
G.Penatalaksanaana) Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upay meningkatkan resorpsinya. Dapat
dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana
sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:
b) AsetasolamidCara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari
c) Furosemid
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
18/23
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien
diprogramkan untuk operasi.
d)Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas
hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Pada pungsi lumbal berulang akan terjadi
penurunan tekanan CSS secara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili
arakhnoidalis akan lebih mudah.
Indikasi, umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada
hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, periventrikular-
intraventrikular dan meningitis TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan
dimana shunt tidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi herniasi (impending
herniation).
Cara:
a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau L3-4dan CSS dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gaya gravitasi.
b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara setiapLP CSS dikeluarkan 3-5 ml.
c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml, LPdiperjarang (2-3 hari).
d. Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap minggu.e. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3 minggu
berturut-turut.
f. Tindakan ini dianggap gagal jika :i. Dilatasi ventrikel menetap
ii. Cortical mantel makin tipisiii. Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriksiv. Dilatasi ventrikel yang progresif
Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi hipoproteinemia dan
gangguan elektrolit.
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
19/23
e) Terapi OperasiOperasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada
penderita gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-
2 g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
i. Third Ventrikulostomi/Ventrikel IIILewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum,
dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga CSS dari
ventrikel III dapat mengalir keluar.
ii. Operasi pintas/ShuntingAda 2 macam :
a. EksternalCSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi
hidrosefalus tekanan normal.
b. Internal.l. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
a) Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)b) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkanke atrium kanan.c) Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superiord) Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhuse) Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinuma. Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
ii. Lumbo Peri toneal ShuntCSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum
dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
20/23
Komplikasi Shunting
1. Infeksi2. Hematoma subdural3. Obstruksi4. Keadaan CSS yang rendah5. Asites6. Kraniosinostosis1
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
21/23
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang ibu usia 23 tahun, alamat di kota Muara Enim membawa anaknya
yang berumur 1 bulan 2 minggu berjenis kelamin laki-laki ke rumah sakit Moh
hoesin Palembang untuk berobat. Bayi ini merupakan rujukan dari rumah sakit
karena kepalanya yang terus membesar sejak 1 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik (survei primer) didapatkan airway baik, breathing
dalam batas normal dan circulation dalam batas normal. Penilaian airway dalam
keadaan baik didasarkan pada tidak ditemukan tanda obstruksi jalan napas. Tanda-
tanda objektif untuk menilai jalan nafas yaitu pada look, dimana penderita tidak
mengalami sianosis pada daerah kuku dan sekitar mulut, dan tidak bernafas
menggunakan otot nafas tambahan. Sedangkan pada listen tidak ditemukan suara
berkumur (gurgling) yang menunjukkan tidak adanya lendir, muntahan, darah, dan
lain-lain di dalam mulut), tidak didapatkan snoring (menunjukkan tidak ada
sumbatan jalan nafas atas dimana lidah jatuh ke posterior pharynx), tidak
didapatkan crowing atau stridor. Pada airway juga diperhatikan stabilitas tulang.
Pada penilaianBreathingdilakukan pemeriksaan berupa look. Padafeeltidak teraba
gerak dada yang tertinggal. Dengan perkusi ditemukan sonor pada kedua lapangan
paru. pada listen didapatkan suara napas vesikuler yang normal. frekuensi
pernapasan normal pada infan yaitu 30x/menit (RR normal pada orang infan: 20-30
kali/menit). Pada Circulationfrekuensi nadi 141x/ menit.
Pada survey sekunder tampak lingkar kepala 45 cm dimana rata-rata pada
umumnya ukuran lingkar kepala pada bayi laki-laki yang berumur 1 bulan adalah
33-39 cm. crackpot sign positif, yang menunjukan adanya pelebaran sutura sebagai
salah satu dari manifestasi klinis hidrosefalus. Sunset eye phenomenon positif yang
mennandakan adanya penumpukan cairan serebrospinal.
Dilakukan pemeriksaan penunjang dengan foto CT scan kepala dan
didapatkan adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III dan sutura yang
melebar. Juga didapatkan periventrikular kalsifikasi yang merpskan salah satu
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
22/23
tanda adanya infeksi TORCH pada hidrosefalus. dan didapatkan kesan hidrosefalus.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kasus ini
dapat didiagnosis dengan hidrosefalus ec susp TORCH infection.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan
memberikan. Pemberian IVFD Nacl yang ditujukan untuk membuka jalur
intravena, sehingga dapat dengan mudah memasukkan obat melalui parenteral serta
sebagai resusitasi cairan. Pemberian antibiotik ampisilin dan gentamisin untuk
terapi infeksi terutama karena diduga infeksi TORCH. Dan dijadwalkan untuk pro
VP shunt.
Dengan melihat kondisi pasien dan tindakan yang telah dilakukan,
prognosis pasien ini quo ad vitam dubia ad malam dan quo ad fungsionam dubia ad
malam.
5/28/2018 Case Bedah Hidrosefalus
23/23
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi I, Jakarta2. Haws, paulette s. 2008.Asuhan neonatal rujukan cepat.Jakarta: EGC3. Subekti, nike budhi. 2007. Buku saku managemen masalah BBL. Jakarta :
EGC
4. Surasmi, asriningsih dkk. 2003. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta :EGC
5. Kapita Selekta Kedokteran. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FKUI6. Hasan, Rupseno, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta,
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
7. Nelhaus, G. Stumpf, D.A. Moe, P.G.,1999, Neurological andNeuromusculer Disorder, Current Pediatric Diagnosis, Hinth ed.
8. Price, S.A., 1998, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag.II Terjemahan Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
9. Sherwood L. Human Physiology: From Cells To Systems 2/E. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1996
10.Gan S, Suharto B, dkk. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: BagiamFarmakologi KedokteranUI; 1980
11.Anatole, D.M. 2000 Neurology of Early Childhood, The William andWillins Co., Baltimore, pp: 202-6
12.Anonim, 1985 Hidrosefalus dalam Hassan, R., Alatas, H. (editor) KumpulanKuliah Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan
ke IV, Jakarta. Hal : 874-8
13. Anonim, 1999, Kelainan Neurologi Hidrosefalus dalam Harsono (editor)Buku Ajar Neurologi Klinis dan Kapita Selekta, Gadjah Mada University
Press, Bulaksumur, Yogyakarta. Hal 45-8
14.Ceddia A, Di Rocco C, Tanelli A, Lauretti L. 2000 Non Tumoral NeonatalHydrocephalus, Result of Surgical Treatment in Firs Month of Live in
Minerva-Pediatrics. 49(9) : 445-50