CASE “Urin Berwarna Kuning” Rini usia 18 tahun adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran tingkat I. Sudah tiga hari Rini merasa kurang enak badan namun karena kesibukannya Rini tidak memeriksakan diri ke dokter, Rini hanya mengkonsumsi multivitamin dosis tinggi untuk meningkatkan stamina tubuhnya. Selama ia mengkonsumsi multivitamin dosis tinggi tersebut ia memperhatikan bahwa pada saat buang air kecil urinya berwarna kuning padahal ia merasa telah minum air putih dengan jumlah yang cukup. Pada saat BAK dia tidak merasa nyeri dan volume urinnya tidak berkurang. Rini penasaran dengan hal tersebut, dia bertanya – tanya mengapa urinnya berwarna kuning? Rinipun berinisiatip menghentikan konsumsi multivitamin tersebut, dan ternyata urinnya tidak lagi berwarna kuning. Rini mencoba untuk mencari jawaban hal tersebut di beberapa buku dan juga internet, kemudian iapun paham kalau tubuhnya terdapat sistem organ yang berfungsi mengatur urin termasuk jumlah (volume urin), warna urin dsb, termasuk bagaimana berkemih. 1 | Page
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
CASE“Urin Berwarna Kuning”
Rini usia 18 tahun adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran tingkat I. Sudah tiga hari Rini
merasa kurang enak badan namun karena kesibukannya Rini tidak memeriksakan diri ke dokter,
Rini hanya mengkonsumsi multivitamin dosis tinggi untuk meningkatkan stamina tubuhnya.
Selama ia mengkonsumsi multivitamin dosis tinggi tersebut ia memperhatikan bahwa pada saat
buang air kecil urinya berwarna kuning padahal ia merasa telah minum air putih dengan jumlah
yang cukup. Pada saat BAK dia tidak merasa nyeri dan volume urinnya tidak berkurang.
Rini penasaran dengan hal tersebut, dia bertanya – tanya mengapa urinnya berwarna
kuning? Rinipun berinisiatip menghentikan konsumsi multivitamin tersebut, dan ternyata urinnya
tidak lagi berwarna kuning.
Rini mencoba untuk mencari jawaban hal tersebut di beberapa buku dan juga internet,
kemudian iapun paham kalau tubuhnya terdapat sistem organ yang berfungsi mengatur urin
termasuk jumlah (volume urin), warna urin dsb, termasuk bagaimana berkemih.
1 | P a g e
2 | P a g e
TERMINOLOGI
MultivitaminSejumlah zat organic yang saling tidak berhubungan terdapat dalam makanan dalam
jumlah kecil untuk fungsi metabolic normal tubuh.
Urin Cairan yang diekskresikan oleh ginjal disimpan dalam kandung kemih =, dan dikeluarkan
melalui uretra.
PROBLEMS1. Mengapa warna urin berubah berwarna kuning saat mengkonsumsi multivitamin
2. Bagaimana urin diproses didalam ginjal
3. Apasaja komposisi didalam urin?
4. Bagaimana cara ginjal bekerja
HIPOTESISUrin berwarna kuning saat mengkonsumsi multivitamin disebabkan, karena multivitamin larut
dalam air, sedang air dan multivitamin yang berlebih bagi tubuh akan dikeluarkan melalui urin,
sehingga multivitamin yang larut dalam air tersebut ikut terbuat bersama urin dan menyebabkan
urin berwarna kuning.
3 | P a g e
MEKANISME
MEKANISME UMUM
MEKANISME KERJA GINJAL
4 | P a g e
I DON’T KNOW1. Evaluasi Fungsi Ginjal
2. Sistem Urin
3. Pemeriksaan Urin
LEARNING ISSUE1. Evaluasi Fungsi Ginjal
a. Anatomi ginjal
b. Fungsi ginjal
c. Pembentukan urin dan hormone yang mempengaruhinya
5 | P a g e
d. Labaratorium untuk pemeriksaan fungsi ginjal
2. Sistem Urin
a. Definisi
b. Specimen urin
c. Komposisi urin
d. Sifat dan fisik urin
3. Pemeriksaan Urin
a. Pemeriksaan Makroskopis
b. Pemeriksaan Mikroskopis
c. Pemeriksaan Kimiawi
6 | P a g e
ANATOMI GINJALNefron adalah satuan fungsional ginjal.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan fungsional berukuran mikroskopik yang
dikenal sebagai nefron, yang disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat. Karena fungsi primer
ginjal adalah menghasilkan urin dan, ketika melaksanakannya, mempertahankan stabilitas
komposisi CES, nefron adalah satuan terkecil yang mampu membentuk urin.
Susunan nefron di dalam ginjal membentuk dua daerah khusus-daerah sebelah luar yang
tampak granuler, korteks ginjal, dan daerah bagian dalam yang berupa segitiga-segitiga
bergaris-garis, piramida ginjal, yang secara kolektif disebut sebagai medula ginjal.
Setiap nefron terdiri dari komponen vaskuler dan komponen tubulus yang keduanya
secara structural dan fungsional berkaitan erat. Bagian dominan pada komponen vaskuler adalah
glomerulus, suatu berkas (tuft) kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut
dari darah yang melewatinya. Cairan yang sudah terfiltrasi ini, yang komposisinya nyaris identik
dengan plasma, kemudian mengalir ke komponen tubulus nefron, tempat cairan tersebut
dimodifikasi oleh berbagai sistem transportasi yang mengubahnya menjadi urin.
Pada saat memasuki ginjal, arteri renalis secara sistematis terbagi-bagi untuk akhirnya
menjadi pemubuluh-pembuluh halus yang dikenal sebagai arteriol aferen, dengan setiap
pembuluh tersebut memperdarahi sebuah nefron. Arteriol aferen menyalurkan darah ke kapiler
glomerulus, yang menyatu untuk membentuk arteriol lain, arteriol eferen, tempat keluarnya
darah yang difiltrasi ke dalam komponen tubulus meninggalkan glomerulus. Arteriol eferen
adalah satu-satunya arteriol di dalam tubuh yang mendapat darah dari kapiler.
Arteriol eferen segera terbagi bagi menjadi serangkaian kapiler kedua, kapiler
peritubulus, yang memperdarahi jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara sistem
tubulus dan darah selama perubahan cairan yang difiltrasi menjadi urin. Kapiler-kapiler
peritubulus menyatu untuk membentuk venula yang akhirnya mengalir ke vena renalis, tempat
darah meninggalkan ginjal.
7 | P a g e
Komponen tubulus dari setiap nefron adalah suatu saluran berongga berisi cairan yang
terbentuk oleh satu lapisan sel epitel. Walaupun dari awal tubulus terus bersambung dan
berdekatan di bagian pangkalnya dengan glomerulus sampai ke ujungnya di pelvis ginjal, tubulus
secara artificial dibagi menjadi berbagai segmen berdasarkan perbedaan struktur dan fungsi yang
terdapat di sepanjang tubulus tersebut. Komponen tubulus berawal dari kapsul Bowman, suatu
invaginasi bedinding rangkap yang melingkupi glomerulus. Keberadaan seluruh glomerulus dan
kapsul Bowman yang terkait di korteks menyebabkan gambaran daerah korteks yang granuler.
Dari kapsul bowman, cairan yang difiltrasi mengalir kedalam tubulus proksimal, yang
seluruhnya terletak di dalam korteks dan sangat bergelung (berliku-liku) atau berbelit
disepanjang perjalanannya. Segmen berikutnya, lengkung Henle, membentuk lengkung tajam
atau berbentuk-U atau yang terbenam ke dalam medulla ginjal. Pars desendens lengkung Henle
terbenam dari korteks ke dalam medula; pars asendens berjalan kembali ke atas ke dalam
korteks. Pars asendens kembali ke darah glomerulus dari nefronnya sendiri, tempat saluran
tersebut melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen. Di titik ini sel-sel tubulus
dan sel-sel vaskuler mengalami spesialisasi untuk membentuk aparatus jukstaglomerulus
(juxta berarti “disamping”), suatu struktur yang berperan penting dalam mengatur fungsi ginjal.
Di luar aparatus jukstaglomerulus, tubulus kembali membentuk gelungan menjadi tubulus
distal, yang seluruhnya juga terletak di korteks. Tubulus distal mengalirkan isinya ke dalam
duktus atau tubulus pengumpul, dengan satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari
delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (yang sekarang telah berubah menjadi urin) ke dalam pelvis ginjal.
Terdapat dua jenis nefron-nefron korteks dan nefron jukstamedula-yang dibedakan
berdasarkan lokasi dan panjang sebagian strukturnya. Semua nefron berasal dari korteks, tetapi
glomerulus nefron jukstamedula terletak dilapisan dalam koterks di dekat medula. Ke dua jenis
nefron ini terutama berbeda pada lengkung Henlenya. Lengkung tajam pada nefron korteks
hanya sedikit terbenam kedalam medula. Sebaliknya lengkung nefron jukstaglomerulus terbenam
jauh ke dalam medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstamedula membentuk lengkung
vaskuler tajam yang dikenal sebagai vasa rekta (“pembuluh lurus”), yang berjalan berdampingan
erat dengan lengkung Henle. Pada saat nefron korteks dan jukstamedula, juktus-juktus
pengumpul dari nefron korteks dan jukstamedula berjalan sejajar dengan pasr asendens dan
8 | P a g e
desendens lengkung Henle dan vasa rekta nefron jukstamedula. Susunan pararel tubulus dan
medula. Sekitar 80% nefron pada manusia merupakan jenis korteks. Spesies dengan kemampuan
memekatkan urin yang lebih besar carpada manusia, misalnya tikus gurun, memliki proporsi
nefron jukstamedula yang lebih besar.
9 | P a g e
FUNGSI GINJALFungsi ginjal
Ginjal merupakan salah satu alat yang penting untuk mempertahankan homeostasis.
Sebagai alat ekskresi metabolit tak berguna, juga mempertahankan cairan tubuh dalam
susunan kimiawi yang optimal.
Berbagai fungsi ginjal dalam homeostasis
1. Ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing
2. Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit
3. Pengaturan tekanan arteri
4. Pengaturan keseimbangan asam basa
5. Pengaturan produksi eritrosit
6. Pengaturan pembentukan vit D
7. Glukoneogenesis
8. Sekresi, metabolisme dan ekskresi hormon
Fungsi ginjal dipengaruhi oleh :
Volume darah
Tekanan darah
Komposisi darah
Kelenjar adrenal
Kelenjar hipofisis
10 | P a g e
PEMBENTUKAN URIN DAN HORMON
YANG BERPENGARUHFiltrasi
Darah mengalir dari arteri aferen masuk ke glomerulus dan terjadi penyaringan, tidak
melewatkan darah dan protein plasma. Konstituen yang di loloskan air, nutrien, elektrolit, zat
sisa. 20 % plasma yang masuk ke dalam glomerulus di filtrasi, 80% plasma yang masuk ke
glomerulus tidak di filtrasi dan keluar melalui arteri eferen
3 lapisan yang membentuk glomerulus
1. Dinding kapiler glomerulus
2. Membran basal
3. Lapisan dalam kapsula bowman
11 | P a g e
Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerulus
Tekanan kapiler glomerulus
Tekanan osmotik koloid plasma
Tekanan hidrostatik kapsula bowman
Pada Filtrasi ini menghasilkan urin primer, yang terdiri atas air, glukosa, asam amino, urea,
kalium.
Reabsorpsi Tubulus
Adalah perpindahan bahan secara sendiri-sendiri berlainan dari lumen tubulus ke dalam kapiler
peritubulus. Reabsorbsi tubulus ini merupakan suatu proses yang sangat selektif.
Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus:
Reabsorpsi aktif: perpindahan netto bahan memerlukan ATP untuk melawan gradien
elektrokimia. Contoh: Glukosa, asam amino, elektrolit
Reabsorpsi pasif: tidak memerlukan ATP pada perpindahan netto bahan, mengikuti penurunan