Top Banner
Buku Saku RS. Telogorejo | 1 BUKU SAKU RS. TELOGOREJO SMC Edisi Maret 2013
56

Buku Saku RS Telogorejo (2)

Dec 31, 2015

Download

Documents

diah_anggy

Buku Saku RS Telogorejo (2)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 1

BUKU SAKU RS. TELOGOREJO – SMC Edisi Maret 2013

Page 2: Buku Saku RS Telogorejo (2)

2 | Buku Saku RS. Telogorejo

RUMAH SAKIT TELOGOREJO

VISI : ”Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama” MISI :

Kami senantiasa menjunjung tinggi etika dalam bekerja

Kami senantiasa melayani pasien dengan profesional

Kami menyediakan pelayanan medik spesialistik

Kami menyediakan pelayanan medik dan keperawatan berstandar internasional

Kami senantiasa mengembangkan kemampuan teknologi mutakhir

Kami senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan

Kami mengupayakan pertumbuhan yang berkesinambungan

Kami peduli terhadap lingkungan Kebijakan Mutu :

”Kami senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu pelayanan berkesinambungan dengan memperhatikan: pelaksanaan prosedur yang benar, peningkatan kompetensi SDM, penerapan teknologi yang memadai dan Patient Safety”

Page 3: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 3

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

No. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran

keselamatan pasien di rumah sakit?

Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan

RI No. 1691 tahun 2011) Ketepatan Identifikasi Pasien Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu

diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,

tepat-pasien operasi; Pengurangan risiko infeksi terkait

pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko pasien jatuh.

2. Bagaimana prosedur di

rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien?

Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.

Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.

Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat-daruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan

data pada gelang identitas pasien.

3. Kapan dilakukan proses verifikasi

identitas pasien?

Sebelum pemberian obat, Sebelumpemberian transfusi darah,

Sebelumpengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi

Sebelum dilakukan tindakan medis

4. Gelang identifikasi apa saja yang

Gelang identitas Pasien laki-laki : BIRU MUDA Pasien perempuan: MERAH MUDA

Page 4: Buku Saku RS Telogorejo (2)

4 | Buku Saku RS. Telogorejo

No. PERTANYAAN JAWABAN

digunakan di rumah sakit?

Kancing risiko jatuh : KUNING Kancing alergi : MERAH

5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang

identifikasi?

SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien

6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara

komunikasi yang efektif di rumah sakit?

Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR (Situation – Background – Assessment – Recomendation) dalam

melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.

Situation : Kondisi terkini yang terjadi

pada pasien. Background : Informasi penting apa

yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.

Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini

Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah

pasien saat ini. Rumah sakit konsisten dalam

melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca

kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.

Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter

ruangan yang bertugas.

7. Apa saja yang termasuk obat-

obat high alert medication di rumah sakit?

Obat-obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah :

1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 0,3%

2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan

Page 5: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 5

No. PERTANYAAN JAWABAN

Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan

kedengarannya mirip. Pengelolaan high alert medication: Penyimpanan di lokasi khusus dengan

akses terbatas dan diberi penandaan

yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”

NaCl 0,3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruangperawatan kecuali diUnit

Perawatan Intensif (ICU). Ruang perawatan yang boleh

menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat

disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.

Obat diberi penandaan yang jelas

berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert” dan khusus untuk elektrolitpekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolitpekat,

harus diencerkan sebelum diberikan”

8. Bagaimana prosedur penandaan lokasi

yang akan dioperasi di RS ini?

Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan melakukan

tindakan. Operator yang membuat tanda itu harus

hadir pada operasi tersebut. Penandaan titik yang akan dioperasi

adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum

pemberian obat pre-medikasi. Tanda berupa “X” dititik yang akan

Page 6: Buku Saku RS Telogorejo (2)

6 | Buku Saku RS. Telogorejo

No. PERTANYAAN JAWABAN

dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena

atau spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.

Lokasi untuk semua prosedur yang

melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.

Semua penandaan harus dilakukan

bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan

catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.

Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur

multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:

kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)

kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi

prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap,

boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas

Page 7: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 7

No. PERTANYAAN JAWABAN

Tahukah Anda bagaimana prosedur check

list keselamatan operasi?

terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat

dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan

radiographic marking. Proses check listini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan

sebelum pasien dianestesi di holding area,time outyang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi

selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan signout ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.

9. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah

sakit?

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni: Sebelum kontak dengan pasien

Sesudah kontak dengan pasien Sebelum tindakan asepsis Sesudah terkena cairan tubuh pasien Sesudah kontak dengan lingkungan

sekitar pasien Rumah Sakit Telogorejo menggunakan 6 LANGKAH cuci tangan Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60 detik 2. HANDRUB – dengan gel berbasis

alkohol

waktunya : 20 – 30

Page 8: Buku Saku RS Telogorejo (2)

8 | Buku Saku RS. Telogorejo

No. PERTANYAAN JAWABAN

10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ?

Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RS Telogorejo. Penilaian risiko jatuh pada

pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.

SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI

parameter kriteria nilai skor

Usia < 3 tahun

3 – 7 tahun

7 – 13 tahun

≥ 13 tahun

4 3 2 1

Page 9: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 9

No. PERTANYAAN JAWABAN

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

2 1

Diagnosis Diagnosis neurologi

Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)

Gangguan perilaku / psikiatri

Diagnosis lainnya

4 3

2 1

Gangguan kognitif

Tidak menyadari keterbatasan dirinya

Lupa akan adanya keterbatasan

Orientasi baik terhadap diri sendiri

3 2 1

Faktor lingkungan

Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa

Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat

tidur bayi / perabot rumah

Pasien diletakkan di tempat tidur

Area di luar rumah sakit

4 3

2

1

Respons terhadap: 1. Pembeda

han/ sedasi / anestesi

2. Pengguna

an medikamentosa

Dalam 24 jam

Dalam 48 jam

> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi

Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose

Penggunaan salah satu obat di atas

Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi

3 2 1

3

2

1

Page 10: Buku Saku RS Telogorejo (2)

10 | Buku Saku RS. Telogorejo

No. PERTANYAAN JAWABAN

Skor asesmen risiko jatuh: (skor minimum 7, skor maksimum 23)

Skor 7-11: risiko rendah

Skor ≥ 12: risiko tinggi

ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Page 11: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 11

No. PERTANYAAN JAWABAN

Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse)

Kategori: Risiko tinggi = ≥ 45 Risiko sedang = 25 – 44

Risiko rendah = 0 – 24 Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.

Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh

Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.

11. Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh?

Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.

Page 12: Buku Saku RS Telogorejo (2)

12 | Buku Saku RS. Telogorejo

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Tahukah Anda

tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit?

RS Telogorejo bertanggung jawab

untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur

dan tanpa diskriminasi. d. Pasien berhak memperoleh

layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional. e. Pasien berhak memperoleh

layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi. f. Pasien berhak mengajukan

pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)

Page 13: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 13

NO. PERTANYAAN JAWABAN

baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.

i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.

j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,

resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap

penyakit yang dideritanya. l. Pasien berhak didampingi

keluarganya dalam keadaan kritis. m. Pasien berhak menjalankan ibadah

sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n. Pasien berhak memperoleh

keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

o. Pasien berhak mengajukan usul,

saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.

p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai

dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Page 14: Buku Saku RS Telogorejo (2)

14 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit

apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana.

r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

2. Bagaimana prosedur pemberian informasi

dan edukasi kepada pasien & keluarga?

Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan

diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini dikoordinasi oleh Panitia PKRS.

SPO Pemberian informasi dan edukasi

3. Bagaimana prosedur pemberian informed

consent kepada pasien & keluarga?

Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :PERATURAN MENTERI

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN

TINDAKAN KEDOKTERAN) Pernyataan persetujuan (lnformed

Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang

ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.

Page 15: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 15

NO. PERTANYAAN JAWABAN

SPO Persetujuan Tindakan Medis Informed consent diperoleh

sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko

tinggi. Semua tindakan kedokteran harus

mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat

penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien

(DPJP). Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah.

a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.

b. Bagi Pasien dibawah umur 21

tahun, persetujuan (informed consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai

berikut : 1) Ayah/ Ibu Kandung 2) Saudara – saudara kandung

c. Bagi pasien dibawah umur 21

tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan (Informed Consent) atau Penolakan Tindakan

medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :

Page 16: Buku Saku RS Telogorejo (2)

16 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1) Ayah/Ibu Adopsi 2) Saudara – saudara Kandung

3) Induk Semang d. Bagi pasien dewasa dengan

gangguan mental, persetujuan (Informed Consent) atau

penolakan penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut: 1) Ayah/Ibu kandung

2) Wali yang sah 3) Saudara – Saudara Kandung

e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle)

Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut. 1) Wali

2) Curator f. Bagi Pasien dewasa yang telah

menikah/ orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan medik

diberikan pleh mereka menurut urutan hal tersebut. 1) Suami/ Istri 2) Ayah/ Ibu Kandung

3) Anak- anak Kandung 4) Saudara – saudara Kandung

Informed consent

menginformasikan tentang : diagnosis (WD & DD), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan,

risiko, komplikasi, prognosis, alternatif & risiko.

Page 17: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 17

NO. PERTANYAAN JAWABAN

4. Bagaimana pasien mendapatkan

informasi pelayanan kerohanian di RS?

Pelayanan rohani terdiri dari pelayanan rohani rutin dan atas

permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan rohani menghubungi petugas/ perawat selanjutnya petugas menulis di RM

terintegrasi. Kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada. SPO Pelayanan Rohani

5. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?

Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai. Setiap SPO yang membutuhkan

privacy pasien di awal prosedur di awali menjaga privacy pasien Kebijakan Hak SPO mencuci rambut dan kewajiban pasien dimasukan ke

SPO yang berhubungan dengan Hak dan Kunjungan pasien

6. Bagaimana RS melindungi pasien

terhadap kekerasan fisik?

Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri

atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu

/pengunjung pasien maupun petugas.

Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan

pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.

Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal

Page 18: Buku Saku RS Telogorejo (2)

18 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

tersebut. Setiap

pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien,

kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.

SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

7. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien?

SPO Perlindungan Barang Milik Pasien

8. Apa yang dilakukan

RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi)

atau pengobatan yang diberikan?

Rumah sakit menghormati keinginan

dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis

pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan

disimpan di rekam medis pasien. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat

di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek

perawatan pasien. SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan

Page 19: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 19

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Siapa yang memberikan edukasi

kepada pasien & keluarga?

Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan

keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.

2. Bagaimana prosedur

pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga?

SPO Pemberian informasi atau edukasi

3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi

yang diberikan?

Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.

RM Terintegrasi SPO Pemberian informasi atau edukasi

4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien?

Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga

Ada dokumen pemberian

edukasi di RM terintegrasi dan di buka registrasi edukasi pasien yang di tanda tangani petugas pemberi edukasi

Page 20: Buku Saku RS Telogorejo (2)

20 | Buku Saku RS. Telogorejo

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah definisi kejadian sentinel?

Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak

Cedera (KTC) , Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.

Kejadian sentinel adalah suatu KTD

yang mengakibatkan kematian atau kerugian.

Kejadian sentinel : o Kematian tidak terduga dan tidak

terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh bunuh diri

o Kehilangan fungsi utama (major)

secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya

o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi

o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang

bukan orang tuanya. Pelaporan insiden :

a. Kategori Logo dilaporkan kepada Tim MRK 1 minggu sekali

b. Kategori moderate, high, extreme dilaporkan kepada tim MRK selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam

Page 21: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 21

NO. PERTANYAAN JAWABAN

2. Bagaimana prosedur

pelaporan insiden?

PROSESDOKUMEN / CATATAN

MUTUKETERANGAN

Format laporan insiden

Pengendalian Ketidaksesuaian

Pelayanan merupakan tindakan yang

diambil jika terjadi sesuatu di luar

harapan pasien (KTD)

Setiap KTD yang terjadi di masing –

masing bagian dibuat laporan kejadian

dan dilaporkan kepada Tim MRK dan

langsung ditindaklanjuti untuk

mencegah meluasnya dampak insiden

KTD = Kejadian Tidak Diharapkan

MRK= Manajemen Resiko Klinik

Mulai

Bagian terkait

Membuat laporan insiden setiap

terjadi sesuatu di luar harapan

( KTD ) dan menindaklanjuti insiden

Head Section

Melakukan analisis

laporan insiden

Bagian terkait

Membuat laporan insiden

kepada Tim Mutu

Laporan insiden

HS

Menyelesaikan &

Melaporkan laporan

insiden ke Tim MRK

Tim MRK/Tim Mutu

Menganalisis dan

menindaklanjuti laporan insiden

Selesai

Low

Moderate, High,

Extreme

Format Matrix

Assesment

Format Rekapitulasi

Mingguan laporan

insiden

Semua Head Section harus mampu

menganalisis insiden dan melakukan

Matrix assesment

Kategori insiden meliputi : Low,

Moderate, High, Extreme

- Kategori Low tindak lanjut

oleh Head Section terkait dengan

investigasi sederhana

- Kategori Moderate, High,

Extreme tindak lanjut

oleh :

* Bagian terkait dengan tim mutu/bila

perlu

Laporan insiden dengan kategori Low

dilaporkan kepada Tim MRK 1 minggu

sekali

Laporan insiden dengan kategori

Moderate, High, Extreme dilaporkan

kepada Tim MRK selambat –

lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam

QMR

Menerima Laporan Insiden

dari Tim MRK/ Tim Mutu

FTKPForm Tindakan Korektif dan

PencegahanAK. Tindakan Korektif

& Pencegahan

Page 22: Buku Saku RS Telogorejo (2)

22 | Buku Saku RS. Telogorejo

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa yang Anda ketahui tentang

PONEK RS?

Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Rumah sakit membentuk Tim/Panitia

PONEK untuk menjalankan program PONEK RS.

2. Apa yang Anda ketahui tentangTB-

DOTS RS?

Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan

pedoman strategi DOTS (Direct Observe Treatment Shortcourse) Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS untuk menjalankan program

TB DOTS RS.

AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS

PELAYANAN (APK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana prosedur skrining di IGD?

Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,

psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.

SPO Triage

Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan?

SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan

SPO Penahanan Pasien untuk diobservasi

Page 23: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 23

3. Bagaimana prosedur triase?

Rumah sakit melaksanakan proses triase dengan memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya menggunakan Advance Triage.

4. Bagaimana RS mengidentifikasi hambatan di

populasinya dalam memberikan pelayanan ?

RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan membuat kajian data cakupan antara lain area

cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan psikososialnya.

Untuk mengatasi hambatan/ kendala keterbatasan fisik dalam populasinya, RS Telogorejo memiliki prosedur penanganan bagi mereka dengan

keterbatasan fisik.

5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?

TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

PASIEN PETUGAS

PENDAMPING KETERAMPILAN

YANG DIBUTUHKAN

PERALATAN

UTAMA

DERAJAT 0 TPK/ Petugas

Keamanan Bantuan hidup dasar

DERAJAT 0,5 (ORANGTUA/ DELIRIUM)

TPK/ Petugas Keamanan

Bantuan hidup dasar

DERAJAT 1

Perawat/ Petugas Berpengala man (sesuai dengan Kebutuhan pasien)

Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas, pemberian obat- obatan, kenal akan tanda deteriorasi, keterampilan trakeostomi dan suction

Oksigen, suction, tiang infuse portabel, pompa infuse dengan Baterai, oksimetri denyut

DERAJAT 2 Perawat dan Semua ketrampilan di Semua

Page 24: Buku Saku RS Telogorejo (2)

24 | Buku Saku RS. Telogorejo

Petugas keamanan/ TPK

atas, ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan intensif (oksigenasi,

sungku pernapasan, defibrillator, monitor)

peralatan di atas, ditambah: monitor EKG

dan tekanan darah dan defibrillator

DERAJAT 3

Dokter, perawat, dan TPK/ Petugas

keamanan

Standar kompetensi dokter harus di atas standar minimal : Dokter:

Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien intensif dan

bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut

Keterampilan menangani perma-salahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat.

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis

Perawat:

Minimal 2 tahun bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis

Monitor ICU

portable yang Lengkap, ventilator dan alat transfer yang memenuhi standar minimal.

Page 25: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 25

TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

PASIEN PETUGAS

PENDAMPING KETERAMPILAN

YANG DIBUTUHKAN

PERALATAN UTAMA

DAN JENIS KENDARAAN

DERAJAT 0 Petugas ambulans

Bantuan hidup dasar (BHD)

Kendaraan High Dependency Service

(HDS)/ Ambulan

DERAJAT 0,5 (ORANGTUA /DELIRIUM)

Petugas Ambulans dan paramedis

Bantuan hidup dasar Kendaraan HDS/ Ambulans

DERAJAT 1 Petugas Ambulans dan perawat

Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obat-obatan, kenalakan tanda deteriorasi, Keterampilan perawatan, trakeostomi dan suction

Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tiang infus portabel, Infus pump dengan baterai, oksimetri

DERAJAT 2

Dokter, Perawat dan petugas ambulans

Semua ketrampilan di atas, ditambah: Penggunaan alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernapasan (bag- valve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor

intensif

Ambulan, semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator bila diperlukan

DERAJAT 3

Dokter, perawat, dan petugas ambulan

Dokter:

Minimal 6 bulan pengalaman mengenai perawatan pasien

Ambulan lengkap/ AGD 118, monitor ICU portabel yang

Page 26: Buku Saku RS Telogorejo (2)

26 | Buku Saku RS. Telogorejo

in tensif dan bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup

dasar dan lanjut

Keterampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat.

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien

dengan sakit berat / kritis

Perawat:

Minimal 2 tahun bekerja di ICU

Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut

Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat / kritis

lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang

memenuhi standar minimal.

6. Bagaimana prosedur pemulangan pasien?

Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam setelah

pasien diterima sebagai pasien rawat inap.

Page 27: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 27

ASESMEN PASIEN (AP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah

sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk engidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk,

kurang gizi atu obesitas. Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut: Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan

menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.

Page 28: Buku Saku RS Telogorejo (2)

28 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Langkah 2: nilai persentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah

skor.

Langkah 3 : nilai adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut

dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2. Langkah 4 : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2,

dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi. i. Skor 0 = risiko rendah ii. Skor 1 = risiko sedang iii. Skor ≥ 2 = risiko tinggi

Page 29: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 29

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini.

Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat

umum dengan usia > 75 tahun (tiap tahun). Risiko sedang Observasi:

o Catat asupan makanan selama 3 hari o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit

(tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).

o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur.

Risiko tinggi Tatalaksana: o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi

o Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).

Untuk semua kategori: a) Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam

pemilihan jenis makanan b) Catat kategori risiko malnutrisi

c) Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat.

2. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain

Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun

Page 30: Buku Saku RS Telogorejo (2)

30 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif /

kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale.

NEONATAL INFANTS PAIN SCALE (NIPS)

PARAMETER FINDING POINTS

Ekspresi wajah Santai 0

Meringis 1

Menangis Tidak menangis 0

Merengek 1

Menangis kuat 2

Pola bernapas Santai 0

Perubahan pola bernapas 1

Lengan Santai 0

Fleksi/extensi 1

Kaki Santai 0

Fleksi/extensi 1

Keadaan rangsangan Tertidur/bangun 0

Rewel 1

Pada bayi prematur, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen.

Heart Rate 10% dari baseline 0

11-20% dari baseline 1

>20% dari baseline 2

Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen tambahan

0

Penambahan oksigen diperlukan 1

SKOR 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang > 4 : Nyeri hebat

Page 31: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 31

NO. PERTANYAAN JAWABAN

FLACCS

KATEGORI PARAMETER

0 1 2

WAJAH

Tidak ada ekspresi tertentu atau

senyum

Sesekali meringis atau mengerutkan

kening

Sering untuk cemberut konstan, rahang, ditarik,

tidak tertarik bergetar dagu.

KAKI Normal posisi atau santai

Tidak nyaman, gelisah, tegang

Menendang, atau kaki disusun

ACTIVITAS

Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah

Menggeliat, menggeser maju mundur, tegang

Melengkung, kaku

MENANGIS

Tidak ada teriakan (terjaga atau tertidur)

Erangan atau rengekan, keluhan sesekali

Menangis terus, teriakan atau isak tangis; sering keluhan

CONSOLA BILITAS

Konten, santai

Diyakinkan oleh menyentuh sesekali, memeluk,

Sulit untuk konsol atau kenyamanan atau sedang berbicara; distractable

SKOR 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10 : Nyeri hebat

WONG BAKER FACES RATING SCALE&NUMERIC SCALE

Page 32: Buku Saku RS Telogorejo (2)

32 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

COMFORT SCALE

KATEGORI SKOR

KEWASPADAAN

1 – tidur pulas / nyenyak 2 – tidur kurang nyenyak 3 – gelisah 4 – sadar sepenuhnya dan waspada 5 – hiper alert

KETENANGAN

1 – tenang 2 – agak cemas 3 – cemas 4 – sangat cemas 5 – panic

DISTRESS PERNAPASAN

1 – tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk

2 – respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons terhadap ventilasi

3 – kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap ventilasi

4 – sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan terhadap ventilator

5 – melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-menerus / tersedak

MENANGIS

1 – bernapas dengan tenang, tidak menangis 2 – terisak-isak 3 – meraung 4 – menangis 5 – berteriak

PERGERAKAN

1 – tidak ada pergerakan

2 – kedang-kadang bergerak perlahan 3 – sering bergerak perlahan 4 – pergerakan aktif / gelisah 5 – pergrakan aktif termasuk badan dan kepala

TONUS OTOT

1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot 2 – penurunan tonus otot

3 – tonus otot normal 4 – peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan

dan kaki 5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan

dan kaki

Page 33: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 33

NO. PERTANYAAN JAWABAN

TEGANGAN WAJAH

1 – otot wajah relaks sepenuhnya 2 – tonus otot wajah normal, tidak terlihat

tegangan otot wajah yang nyata 3 – tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata 4 – tegangan hampir di seluruh otot wajah 5 – seluruh otot wajah tegang, meringis

TEKANAN DARAH BASAL

1 – tekanan darah di bawah batas normal 2 – tekanan darah berada di batas normal secara

konsisten 3 –peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di

atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit)

4 – seringnya peningkatan tekanan darah ≥15% di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)

5 – peningkatan tekanan darah terus-menerus ≥15%

DENYUT JANTUNG BASAL

1 – denyut jantung di bawah batas normal 2 – denyut jantung berada di batas normal secara

konsisten 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di

atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2 menit)

4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15%

di atas batas normal (>3 kali dalam observasi selama 2 menit)

5 – peningkatan denyut jantung terus-menerus ≥15%

TOTAL SKOR

3. Kapan asesmen awal harus diselesaikan?

Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam waktu 1x24 jam

setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap Asesmen medis awal yang dilakukan

sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau

Page 34: Buku Saku RS Telogorejo (2)

34 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.

Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur

rawat jalan di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik diulang.

Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasien

semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.

PELAYANAN PASIEN (PP)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko

tinggi di RS Royal Progress?

Pasien keadaan darurat. Pasien menggunakan layanan

resusitasi

Pasien dengan pemberian darah dan produk darah.

Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan.

Pasien yang menderita penyakit menular dan penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed).

Pasien yang menjalani dialisis.

Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)

Pasien lanjut usia, orang dengan

Page 35: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 35

NO. PERTANYAAN JAWABAN

keterbatasan, anak-anak, dan populasi yang berisiko

diperlakukan tak senonoh.

2. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan

pendistribusian makanan kepada pasien?

Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.

Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan

3. Bagaimana prosedur penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal?

Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal.

SPO Pelayanan Pasien Terminal

4. Bagaimana prosedur penanganan pasien

restraint?

restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi yang disengaja

terhadap gerakan / perilaku seseorang. Jenis-jenis :

1. Pembatasan Fisik

SPO Penggunaan restraint

Page 36: Buku Saku RS Telogorejo (2)

36 | Buku Saku RS. Telogorejo

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Sedasi

ringan / minimal

(anxiolysis)

Sedasi sedang (pasien sadar)

Sedasi berat / dalam

Anestesi umum

Respons

Respons normal

terhadap stimulus verbal

Merespons terhadap stimulus sentuhan

Merespons setelah

diberikan stimulus

berulang / stimulus

nyeri

Tidak sadar, meskipun dengan stimulus

nyeri

Jalan napas

Tidak terpengaruh

Tidak perlu intervensi

Mungkin perlu

intervensi

Sering memerlukan

intervensi

Ventilasi spontan

Tidak terpengaruh

Adekuat Dapat tidak

adekuat Sering tidak

adekuat

Fungsi kardiovas

kular

Tidak terpengaruh

Biasanya dapat

dipertahankan dengan

baik

Biasanya dapat

dipertahankan dengan

baik

Dapat terganggu

2. Wrong site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :

1. Proses verifikasi 2. Menandai lokasi yang akan dioperasi

3. Time out Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada

pasien adalah Dokter Bedah/ Operator yang akan melakukan tindakan.

Dokter bedah/ operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.

Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di mana operasi akan ilakukan. Pasien

Page 37: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 37

ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.

Tanda berupa “X” di titik yang akan dioperasi. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen

berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.

Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya

sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.

Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi

(laterality), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:

kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)

kasus intervensi seperti kateter jantung kasus yang melibatkan gigi

prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan

harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan wa4rna kulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti

operasi spinal, dapat dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace spesifik intraoperatif menggunakan radiographic marking.

Proses team time outini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, team

time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum

Page 38: Buku Saku RS Telogorejo (2)

38 | Buku Saku RS. Telogorejo

incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai sebelum penutupan kulit (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, team time out dan sign `out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi,

perawat.

Page 39: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 39

MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa saja daftar obat-obatan yang termasuk dalam NORUM?

Bagaimana penyimpanannya?

Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) /LASA (Look A Like Sound Alike) dapat ditemukan di SPO Obat-obatan

NORUM/ LASA. Penyimpanannya ditandai stiker LASA “Look ( Look A Like Sound Alike) Contoh obat look a like adalah

obat-obat dengan tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg). Sementara

contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip).

2. Bagaimana kebijakan

penyimpanan obat High Alert di RS?

Obat- obatan high alert ditandai

stiker “high alert”. Khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan “KCL ampul 25 ml harus

dilarutkan, diberikan sesuai dosis, dilarang memberikan secara iv langsung”, khusus insulin diberi stiker “High alert

Insulin”

3. Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di RS?

Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan

selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel/digantung

ditroli/kit/lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan

Page 40: Buku Saku RS Telogorejo (2)

40 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

penguncian troli tersebut dikontrol oleh farmasi.

Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan

penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.

4. Bagaimana alur pelaporan insiden

apabila terjadi medication error ?

Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication

error boleh melaporkan kejadian tersebut. SPO Pengelolaan Insiden Keselamatan Pasien

5. Bagaimanakah kebijakan RS tentang persyaratan resep yang lengkap?

Resep harus memenuhi kelengkapan: Nama pasien, tanggal lahir atau

umur pasien (jika tidak dapat

mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak)

Nama dokter, tanggal penulisan

resep dan ruang pelayanan Mengisi kolom riwayat alergi

obat pada bagian kanan atas lembar resep manual

Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat kombinasi

ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep),

serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)

Page 41: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 41

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap

jenis/bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat :mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes,milliliter, liter.

Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut

telah terbukti aman dan efektif. Aturan pakai (frekuensi, dosis,

rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau

“pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.

6. Bagaimana prosedur pemberian obat yang

berlaku di RS ini?

Pemberian obat menggunakan prinsip 7 benar :

1. Benar Pasien 2. Benar Indikasi 3. Benar Obat 4. Benar Dosis

5. Benar Cara Pemberian 6. Benar Waktu Pemberian 7. Benar Dokumentasi

Page 42: Buku Saku RS Telogorejo (2)

42 | Buku Saku RS. Telogorejo

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Adakah standarisasi singkatan dan simbol yang boleh dipakai di RS ini?

RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan

2. Bagaimana cara RS melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan/kerusakan/pen

yalahgunaan?

Rumah sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis pasien adalah para

praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.

KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?

Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk program

yang dijalankan organisasi serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan karyawan

Uraian Jabatan didasarkan pada informasi yang obyektif diperoleh melalui analisis pekerjaan, pemahaman tentang kualifikasi yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas dan kebutuhan organisasi untuk menghasilkan karya. Uraian jabatan memuat nama jabatan,

kedudukan dalam organisasi, tanggung jawab utama, hasil kerja , wewenang jabatan, hubungan kerja, dimensi

Page 43: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 43

NO. PERTANYAAN JAWABAN

jabatan, tantangan jabatan dan spesifikasi jabatan.

Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing- masingdepartemen/divisi/unit tempat

bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana pemilahan sampah medis dan non medis

/ benda tajam / cair

Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan sampah medis dan non

medis. Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung plastik

kuning Sampah non medis dibuang di tempat sampah non medis berkantung plastik

hitam Sampah benda tajam dan jarum dibuang di tempat sampah khusus

yang tidak dapat tembus (puncture proof) dan tidak direuse yaitu safety box.

Limbah cair dibuang di IPAL

Page 44: Buku Saku RS Telogorejo (2)

44 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

2. Apakah RS menerapkan

pemisahan pasien infeksius dan non infeksius?

Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan

pemisahan pasien infeksius dan non infeksius sesuai dengan SPO perawatan pasien

di ruang isolasi infeksi. Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airborne, dan droplet.

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

NO. PERTANYAAN JAWABAN

BAB I PENANGGULANGAN BENCANA

1. Prosedur Evakuasi

Page 45: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 45

NO. PERTANYAAN JAWABAN

2. Jalur Evakuasi

Jalur Evakuasi adalah jalur yang digunakan untuk proses evakuasi (proses penyelamatan) dari kejadian bencana

alam. Jalur Evakuasi di Rumah Sakit Telogorejo mengikuti petunjuk tanda panah menuju pintu darurat mengikuti tangga evakuasi menuju titik berkumpul yang ada.

3. Titik Berkumpul

Titik berkumpul adalah area yang aman untuk berkumpul para korban saat terjadi bencana alam.

Titik berkumpul di RS Telogorejo adalah : a. Depan UGD

Pada Prinsipnya Prosedur Penanggulangan

Bencana dan Kebakaran di hari Sabtu / Minggu /

Libur jam 16.30 – 08.00 adalah sama dengan

Prosedur Penanggulangan Bencana dan Kebakaran

yang telah tertera di atas, tetapi terdapat beberapa

Petugas Penanggulangan Bencana (yang

selanjutnya di sebut PBK) yang tidak berada di

tempat maka telah diatur penggantian petugas PBK

sementara.

Disaster Chief diganti perannya oleh MOD

dan bertugas menghubungi semua petugas

penaggulangan bencana dan kebakaran.

Penanggung jawab lantai / unit diganti

perannya oleh Kepala Shift.

Kepala Tim Keamanan diganti perannya oleh

Kepala Jaga Security.

Page 46: Buku Saku RS Telogorejo (2)

46 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

b. Halaman parkir depan Rumah Sakit c. Parkir belakang (Parkir Karyawan) Rumah Sakit

4. Peran Lantai

Peran lantai terbagi menjadi tiga peran yang setiap peran akan melaksanakan tugasnya masing – masing.

Uraian Tugas Peran Lantai yaitu : a) Peran Pemadam : Memadamkan api yang muncul

dengan alat pemadam yang tersedia b) Peran Penyelamat : Menyelamatkan barang atau

dokumen penting yang ada di ruangan c) Peran Evakuasi : Mengevakuasi pasien atau korban.

5. Prosedur R-A-C-E

R – RESCUE / REMOVE (Menyelamatkan / menimdahkan

orang dari sumber bahaya)

A – ALARM / ALERT (Mengaktifkan alarm / memberitahu

petugas yang lain untuk bantuan keselamatan)

C – CONFINE (Membatasi / memutus sumber bahaya)

E – EXTINGUISH/EVACUATE (Memadamkan api dan

evakuasi)

Page 47: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 47

NO. PERTANYAAN JAWABAN

BAB II APAR, APAT, HYDRANT

APAR adalah Alat Pemadam Api Ringan. Petunjuk Penggunaan APAR : 1. Dilepas kunci pengaman 2. Dicabut selang dan arahkan corong pada sumber api

3. Ditekan tuas

Page 48: Buku Saku RS Telogorejo (2)

48 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

Petunjuk Penggunaan Hydrant Indoor :

1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle 3. Tarik selang keluar 4. Buka katup nozzle

5. Semprotkan air

Petunjuk Penggunaan Hydrant Outdoor : 1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle

3. Bawa selang dan sambungkan ke hydrant 4. Buka katup nozzle 5. Semprotkan air

Petunjuk Penggunaan Hydrant Indoor : 1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle 3. Tarik selang keluar 4. Buka katup nozzle 5. Semprotkan air

Petunjuk Penggunaan Hydrant Outdoor : 1. Buka kotak hydrant 2. Tarik ujung nozzle 3. Bawa selang dan sambungkan ke

hydrant 4. Buka katup nozzle 5. Semprotkan air

Page 49: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 49

NO. PERTANYAAN JAWABAN

APAT adalah Alat Pemadam Api Tradisional Cara penggunaan APAT : 1. Cari suatu benda / alat seperti kain, karung, handuk dan

lainnya. 2. Basahi selimut / karung dengan air. 3. Padamkan api dengan memperhatikan arah angin

BAB III KEJADIAN TIDAK TERDUGA 1. Listrik Padam Bila listrik terganggu dan padam maka dalam waktu

maksimal 10 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali.

2. Air mati Sumber air RS Telogorejo berasal dari PAM dan sumur artetis. Selain itu, RS Telogorejo juga mempunyai bak – bak penampungan yang sumbernya juga berasal PAM dan

sumur artetis. Bila air terganggu / mati maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air. Untuk bak penampungan yang sumbernya dari PAM hanya dapat memenuhi kebutuhan air selama kurang lebih

1 hari, untuk bak penampungan air dari sumur artetis dapat memenuhi kebutuhan air selama berhari – hari.

Page 50: Buku Saku RS Telogorejo (2)

50 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

BAB IV LAIN – LAIN

1. Kode Darurat di Rumah Sakit

HAL-HAL

YANG PERLU

DIWASPADAI

KODE SIMBOL PANGGILAN DARURAT

Kebakaran MERAH

2020

Henti jantung pada

dewasa

BIRU

6111 (UGD)

Henti jantung

pada anak-anak

BIRU

6111

(UGD)

2. Simbol – simbol K3

a. Gambar

TITIK

BERKUMPUL

Page 51: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 51

NO. PERTANYAAN JAWABAN

b. PETUNJUK Evakuasi

c. Bahan mudah terbakar

Page 52: Buku Saku RS Telogorejo (2)

52 | Buku Saku RS. Telogorejo

NO. PERTANYAAN JAWABAN

d. Simbol B3

e. Simbol Bahaya Radiasi

3. Bagaimana langkah – langkah melakukan Basic Life

Support (BLS) / Bantuan Hidup Dasar (BHD)?

a. Memberi bantuan sirkulasi (C – CIRCULATION)

b. Membebaskan jalan nafas (A – AIRWAYS)

c. Memberi bantuan nafas (B – BREATHING)

Page 53: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 53

NO. PERTANYAAN JAWABAN

4. B3 (Bahan Beracun Berbahaya)

a. Penyimpanan B3 pada tempat yang sesuai dengan

karakteristik atau yang sudah diatur pada MSDS

(Material Safety Data Sheet).

b. Setiap kemasan B3 wajib diberi label.

Pelabelan di setiap kemasan B3 terdiri atas Nama

Bahan dan Simbol.

c. Di setiap unit yang memiliki B3 disediakan tempat

sampah khusus B3.

d. Petugas yang bekerja di unit yang memiliki B3 wajib

memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) B3 di

Unit dan wajib menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) dengan benar.

e. Bila terjadi tumpahan atau paparan B3 :

Ditangani sesuai dengan MSDS

Membuat pelaporan insiden pada Form tersedia

Page 54: Buku Saku RS Telogorejo (2)

54 | Buku Saku RS. Telogorejo

Catatan :

Page 55: Buku Saku RS Telogorejo (2)

Buku Saku RS. Telogorejo | 55

Catatan :

Page 56: Buku Saku RS Telogorejo (2)

56 | Buku Saku RS. Telogorejo

Catatan :