8/19/2019 Buku Saku SPP
1/37
Buku SakuPemantauan Akseptor
Pasca Pelayanan Kontrasepsi
Bagi PKB/PLKB dan IMP
Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
2 Anak Cukup
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jakarta, 2014
8/19/2019 Buku Saku SPP
2/37
1
Buku Saku
Pemantauan Akseptor
Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dan IMP
(Lay out Cover : gambar alkon)
Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional
Jakarta
2013
8/19/2019 Buku Saku SPP
3/37
2
Kata Pengantar
Petugas lapangan KB sebagai lini lapangan terdepan dalam sistem pelayanan KB memiliki peran
yang sangat penting dalam memantau pasca pelayanan kontrasepsi bagi peserta KB Aktif. Selainitu mereka berperan dalam memberikan informasi tentang metode kontrasepsi yang rasional,
efisien, efektif (REE) serta sesuai dengan pemenuhan hak-hak reproduksinya. Dalam kegiatan
pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, pengetahuan dan kepatuhan akseptortentang
kontrasepsi dapat diketahui sehingga kemungkinan-kemungkinan terjadinya gejala efek
samping, komplikasi dan kegagalan yang diakibatkan penggunaan kontrasepsi, atau angka putus
pakai (drop out ) dapat ditekan. Oleh karena itu petugas lini lapangan harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang berbagai metode kontrasepsi, sebagai bekal dalam
memberikan informasi melalui kegiatan pemantauan peserta KB aktif pasca pelayanan
kontrasepsi.
Buku saku ini merupakan pegangan praktis bagi PKB/PLKB dalam memantau pasca pelayanan
kontrasepsi yang dapat dilakukan bersama-sama dengan Institusi Masyarakat
Pedesaan/Perkotaan (PPKBD/Sub PPKBD).
Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya buku saku ini, kami ucapkan
terima kasih.
Direktur Bina KesertaanKB Jalur Pemerintah,
dr. Wicaksono, M.Kes
8/19/2019 Buku Saku SPP
4/37
3
Sambutan
Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan kelangsungan ber-KB pada peserta KB Aktif (PA). Kegiatan tersebut merupakan
salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan (SPP) melalui pemantauan dan pengamatan
secara berkala terhadap timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalan penggunaan alat dan
obat kontrasepsi serta penanganannya.
Sebagai salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi
melalui kegiatan ini, sangatlah dibutuhkan bagi petugas lapangan KB yaitu ketrampilan dalam
memberikan konseling serta pengetahuan yang luas dalam membina peserta KB Aktif.
Buku ini merupakan pegangan bagi PKB/PLKB dan IMP dalam melakukan kegiatan Survailan
Pasca Pelayanan melalui pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi, yang mencakup kegiatan
monitoring efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi. Selain itu buku saku tersebut
merupakan salah satu penjabaran dari buku Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Peserta KB Aktif.
Buku saku ini dilengkapi dengan beberapa lampiran tentang bagaimana cara melakukan
pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi. Dengan harapan buku tersebut dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh petugas lapangan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam salah satu upaya kegiatan Survailan Pasca Pelayanan di wilayah kerjanya
masing-masing.
Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi
dr. Julianto Witjaksono AS, MGO, Sp.OG. (K. Fer)
8/19/2019 Buku Saku SPP
5/37
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. I
Sambutan ..................................................................................................................... II
Daftar Isi ....................................................................................................................... III
I. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
II. Tujuan .................................................................................................................... 2
Tujuan Umum ......................................................................................................... 2
Tujuan Khusus ......................................................................................................... 2
III. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 2
IV.Pokok – Pokok Kegiatan ......................................................................................... 2
A. Persiapan ........................................................................................................ ... 2
B. Pelaksanaan ....................................................................................................... 3
C. Pemantauan dan Evaluasi ................................................................................. 5
V. Indikator Keberhasilan ........................................................................................... 5
VI.Cara Melakukan Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi ................................. 5
LAMPIRAN : ................................................................................................................ 7
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB PIL ..................................................................................... 7
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM .......................................................................... 13
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK .............................................................................. 16
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB IUD .................................................................................... 19
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB IMPLAN ............................................................................. 22
8/19/2019 Buku Saku SPP
6/37
5
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN DENGAN
AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI WANITA (MOW) / TUBEKTOMI ............................. 25
- CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) / VASEKTOMI ...................... 27
VII. PENUTUP ............................................................................................................... 30
8/19/2019 Buku Saku SPP
7/37
6
I. Latar Belakang
Hasil sensus Penduduk tahun 2010 memperlihatkan jumlah penduduk Indonesia
sekitar 237,6 juta jiwa melebihi 3,4 juta dari proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 234,2
juta jiwa dan ditambah dengan peningkatan angka laju pertumbuhan penduduk (LPP)periode tahun 2000 -2010 sebesar 1,49% yang lebih tinggi dari periode tahun 1990 -
2000 yaitu 1,45%. Hal ini mengisyaratkan bahwa masih besarnya permasalahan
Kependudukan dan KB dimasa yang akan datang.
Tingkat Pertumbuhan penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dalam tiga
dasawarsa terakhir antara tahun 1980 dan 1990, rata-rata pertumbuhan penduduk
setiap tahun adalah 1,98 %. Antara tahun 1990 dan 2000 turun menjadi 1,44 %, namun
sesuai hasil SDKI tahun 2012 pertumbuhan penduduk meningkat menjadi 1,49 %.
Sesuai dengan hasil Survei Demografi Indonesia pada tahun 2012 didapati bahwa
tingkat Fertilitas di Indonesia (TFR) masih 2,6, angka tersebut tidak berubah sejak SDKI
2002-2003. Jumlah wanita usia 14-49 tahun yang mengetahui tentang kontrasepsi
modern sebanyak 98 persen, namun hanya 62 persen menggunakan kontrasepsi dan
58 diantaranya kontrasepsi cara modern. Sekitar 27 persen peserta KB menghentikan
penggunaan suatu metode kontrasepsi dalam waktu 12 bulan setelah penggunaannya,
yang kebanyakan dari mereka adalah pengguna kontrasepsi jangka pendek, dan 13
persen beralih ke metode kontrasepsi yang lain.
Berdasarkan kondisi tersebut dapat dilihat bahwa keberhasilan program
kependudukan dan KB nasional belum optimal. Keberhasilan program KB sangat
dipengaruhi oleh komposisi dan kompetensi tenaga lini lapangan (PLKB) dalam
memberikan informasi tentang kontrasepsi, karena PLKB memiliki peran dalam
sepuluh langkah penggarapan program PLKB. Adapun tiga diantara sepuluh peran
tersebut antara lain : (1) bekerjasama dengan petugas medis, agama, penerangan,
Guru dalam menyelenggarakan pelayanan KB-KS, (2) pembinaan peserta KB melalui
kunjungan ke klien KB di desa-desa untuk melihat hasil pelayanan, memberikan
penjelasan pasca pelayanan dan mengambil tindakan yang diperlukan setelah
pelayanan, (3) PLKB melakukan evaluasi proses pelaksanaan di masing-masing wilayah,
mencatat dan melaporkan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti. Sehingga pembuatan
buku Saku Pemantauan Pasca Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB dianggap perlu,
dimana buku tersebut dapat digunakan dalam melakukan upaya Pemantauan Pasca
Pelayanan Kontrasepsi Bagi PKB/PLKB. Kegiatan Survailan Pasca Pemasaran
8/19/2019 Buku Saku SPP
8/37
7
merupakan salah satu bagian kegiatan Pembinaan Peserta KB Aktif, sesuai dengan
Peraturan Kepala yang telah ditetapkan pada Nomor 246/PER/E1/2011 tentang
Pembinaan Peserta Keluarga Berencana Aktif.
II. TujuanTujuan Umum
Meningkatkan kesertaan dan kelangsungan penggunaan kontrasepsi pada peserta KB.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan PKB/PLKB dan IMP tentang pelayanan kontrasepsi
2. Meningkatkan pengetahuan peserta KB dalam mengenali risiko efek samping,
komplikasi dan kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi
3. Meningkatkan kepatuhan peserta KB dalam penggunaan kontrasepsi secara benar
untuk mencegah risiko terjadinya efek samping, komplikasi dan kemungkinan
kegagalan penggunaan kontrasepsi
4. Meningkatkan kemampuan peserta KB dalam memahami dan menyikapi
kemudian mengambil keputusan apabila terjadi efek samping, komplikasi dan
kemungkinan kegagalan penggunaan kontrasepsi
III. Ruang Lingkup
Melakukan pemantauan, mengumpulkan data secara aktif dan melaksanakan
kegiatan KIE dan Konseling KB oleh PKB/PLKB bersama dengan Institusi Masyarakat
Pedesaan/Perkotaan.
IV. Pokok-Pokok Kegiatan
A. Persiapan
Diperlukan persiapan yang berjenjang dimulai dari tingkat pusat hingga tingkat
desa:
1. Pemahaman di tingkat Pusat bagi pengelola KB di tingkat provinsi tentang
proses pelaksanaan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di Lapangan.
Koordinasi tentang kegiatan SPP di tingkat Pusat dilakukan oleh Kedeputian
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dan Kedeputian Advokasi,
Penggerakan dan Informasi (ADPIN).
2. Pengelola KB tingkat provinsi melakukan pertemuan koordinasi dengan
pengelola KB tingkat Kabupaten dan Kota tentang pelaksanaan pemantauan
8/19/2019 Buku Saku SPP
9/37
8
pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi ditingkat provinsi
dilakukan antara Bidang KB dan Bidang ADPIN.
3. Pengelola KB di tingkat Kabupaten dan Kota melakukan pertemuan
pelatihan/orientasi bagi PKB/PLKB dan IMP tentang cara melakukan
pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi di lapangan. Koordinasi antaraBidang KB dan Lini Lapangan.
4. PKB/PLKB dan IMP melakukan pertemuan/rapat koordinasi di tingkat
Kecamatan dan desa/kelurahan dengan memanfaatkan forum-forum
pertemuan yang ada, antara lain: rapat koordinasi tingkat kecamatan, rapat
koordinasi tingkat desa/kelurahan, pertemuan/sarasehan PPKBD/Sub-PPKBD,
dll.
5. PKB/PLKB dan IMP yang melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi
terlebih dahulu dilatih tentang KIP/Konseling alat kontrasepsi dan/atau
Pelatihan ABPK bagi PKB/PLKB yang dilakukan oleh tenaga yang kompeten.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan oleh PKB/PLKB
bersama dengan IMP, dengan memanfaatkan kesempatan kegiatan rutin seperti
pada saat Posyandu, Poktan Tribina, UPPKS ataupun jika memungkinkan dengan
kunjungan rumah akseptorpeserta KB Aktif.
1. Waktu Pelaksanaan
Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan rutin petugas pada waktu melaksanakan pembinaan
terhadap akseptorKB, atau kunjungan khusus petugas lapangan terhadap
akseptor KB yang teridentifikasi sebagai akseptoryang mengalami efek
samping ataupun komplikasi dan kegagalan.
2. Bentuk kegiatan
Kegiatan Pemantauan Pasca Pelayanan kontrasepsi terbagi menjadi :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kejadian efek
samping, komplikasi dan kegagalan pada akseptor KB. Jika ditemukan
maka segera ditindaklanjuti sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
Dalam wawancara pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi , petugas
lapangan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
penggunaan kontrasepsi kepada klien. Jika akseptor tidak memberikan
8/19/2019 Buku Saku SPP
10/37
9
jawaban yang benar, petugas berkewajiban memberikan pengetahuan
kepada klien.
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya efeksamping, komplikasi dan kegagalan pada penggunaan semua jenis
kontrasepsi. Untuk pengamatan kepatuhan aksepto peserta KB, dapat
dilakukan pengamatan melalui :
• MOW dan MOP dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun
K/IV/KB yang ada di provider.
• IUD dan Implan dilihat dari kartu akseptor KB (K/I/KB) ataupun
K/IV/KB yang ada di provider
• Suntik dapat dilihat dari kartu akseptor (K/I/KB) dengan waktu
kunjungan ulang suntik• Pil dilakukan pengecekan tentang jumlah pil yang diminum dengan
memeriksa secara fisik keadaan obat dalam cyclenya
• Kondom, dilakukan pengecekan keadaan fisik kondom sebelum
digunakan.
c. Konseling
Konseling dianggap perlu dalam memberikan informasi untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan alat dan obat kontrasepsi,
bagaimana mengenali timbulnya efek samping, komplikasi dan kegagalanpenggunaan kontrasepsi serta cara penanggulangannya.
3. Sumber Data
Bersumber dari data laporan (dallap) cakupan pelayanan kontrasepsi
berdasarkan dari laporan klinik pemerintah dan swasta, dokter serta bidan
praktek mandiri.
4. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi bersumber
dari APBN yang terdapat di provinsi masing-masing, APBD atau sumber
pendanaan lain yang sah.
8/19/2019 Buku Saku SPP
11/37
10
C. Pemantauan dan Evaluasi
1. Kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi merupakan kegiatan rutin
untuk mengetahui perkembangan kasus efek samping, komplikasi dan
kegagalan pemakaian kontrasepsi melalui laporan bulanan klinik F/II/KB
2. Kegiatan pemantauan dilakukan secara terus menerus terhadap akseptoryangdiintervensi dengan kegiatan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi
3. Kegiatan evaluasi pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dilakukan untuk
membandingkan jumlah kasus komplikasi dan kegagalan terhadap jumlah
population at risk (jumlah klien) pada wilayah binaan petugas yang
bersangkutan.
V. Indikator Keberhasilan
1. Menurunnya jumlah kasus komplikasi kontrasepsi
2. Menurunnya jumlah kasus kegagalan kontrasepsi
3. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif (PA)
4. Menurunnya jumlah kasus drop out (DO)
5. Meningkatkan jumlah peserta MKJP
VI. Cara melakukan pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi
Pemantauan pasca pelayanan kontrasepsi dapat dilakukan oleh PKB/PLKB dan kader
IMP dengan mengetahui antara lain :
1. Tingkat pengetahuan klien, beberapa hal yang dapat diukur antara lain :
a. Jenis kontrasepsi yang digunakan
b. Cara kerja atau cara penggunaan kontrasepsi
c. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kontrasepsi
2. Tingkat kepatuhan klien
Kepatuhan akseptor dalam penggunaan kontrasepsi termasuk kepatuhannya
dalam melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan, sehingga dalam
wawancara petugas lapangan harus dibarengi dengan pemberian pengetahuan
penggunaan kontrasepsi dan melakukan kunjungan ulang. Untuk mengukur
kepatuhan tersebut, petugas lapangan dapat melakukan dengan cara :
a. bertanya kepada klien.
b. melihat kartu peserta KB (K/I/KB) yang dimiliki klien
c. melihat fisik kontrasepsi yang digunakan akseptor(khusus pil dan kondom).
8/19/2019 Buku Saku SPP
12/37
11
3. Kejadian Efek Samping, Komplikasi dan Kegagalan
Pemantauan efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi merupakan
salah satu cara untuk mengetahui kejadian dalam penggunaan kontrasepsi yang
dialami oleh akseptor KB. Dalam pemantauan ini selain untuk mengetahui jenis
kejadiannya, juga sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tentang efeksamping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi kepada akseptor KB, yang
dikunjungi oleh petugas lapangan melalui pemantauan pasca pelayanan
kontrasepsi.
Sebagaimana pada umumnya, penggunaan alat/obat kontrasepsi dapat
menimbulkan risiko terjadinya masalah efek samping dan komplikasi. Efek
samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul akibat dari pengunaan
metode kontrasepsi tetapi tidak berakibat serius terhadap kesehatan, sedangkan
komplikasi adalah kondisi yang timbul dari penggunaan suatu metode kontrasepsi
yang berakibat buruk bagi kesehatan klien.
Melalui jawaban akseptor yang pernah maupun belum pernah mengalami efek
samping, komplikasi maupun kegagalan akibat kontrasepsi, petugas lapangan
harus menanyakan :
a. Pernah atau tidak mendapat penjelasan tentang kemungkinan akan terjadinya
efek samping, komplikasi dan kegagalan kontrasepsi
b. Mengetahui atau tidak cara mengatasi keluhan efek samping, komplikasi dan
kegagalan akibat kontrasepsi
4. Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom
Pengamatan fisik kontrasepsi pil dan kondom dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi kontrasepsi yang akan digunakan akseptor (kemasan, label dan kondisi
fisiknya). Selain petugas dapat mengetahui secara langsung keadaan fisik pil dan
kondom yang akseptor gunakan, petugas dapat sekaligus memberikan
pengetahuan kepada akseptor tentang kondisi kontrasepsi tersebut.
8/19/2019 Buku Saku SPP
13/37
12
LAMPIRAN 1 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
AKSEPTOR KB PIL
1. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui akseptor tentang Pil KB?
1) Jumlah
2) Macam dan jenis Pil KB
3) Merupakan kontrasepsi hormonal
b. Cara penggunaan Pil KB ?
1) Cara mulai minum pil, pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid (sangat
dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid), sehingga dapat dipastikan
akseptor tidak dalam keadaan hamil
2) Pil diminum setiap hari pada saat yang sama
3) Pada paket 28 tablet pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari
yang ada pada paket
c. Keuntungan dan kekurangan dari penggunaan Pil KB ?
1) Keuntungan :
• Metode kontrasepsi yang efektif, bila digunakan secara teratur
• Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
• Mudah digunakan
2) Kekurangan :
• Harus diminum setiap hari dan waktu yang sama
• Jika lupa minum akan terjadi resiko kegagalan
• Ada kemungkinan terjadinya perdarahan bercak
• Tidak mencegah IMS dan HIV
• Untuk pil kombinasi tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena
mengganggu produksi ASI
Jika akseptor dapat memberikan jawaban-jawaban yang relatif benar, maka akseptor
dianggap memiliki pengetahuan yang baik
8/19/2019 Buku Saku SPP
14/37
13
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam menggunakan
kontrasepsi Pil, apabila:
a.
b.
Contoh :
: Lupa minum Pil selama 1 hari
: Lupa minum Pil selama 2 hari
: Lupa minum Pil selama 3 hari
Lupa minum 1 atau 2 pil (hari 1-21 hari)
• Segera minum pil setelah ingat
• Minum 2 pil pada hari yang
sama
• Tidak memerlukan perlindungan
kontrasepsi lainnya
Lupa minum lebih dari
2 Pil hari 1-21
Minum 2 pil setiap hari, sampai jadwal yang ditetapkan, dan
disarankan :
• Memerlukan kontrasepsi perlindungan kondom atau
• Tidak melakukan hubungan suami-istri sampai paket pil telah
habis
Bila tidak haid, segera ke klinik untuk tes kehamilan
123
8/19/2019 Buku Saku SPP
15/37
14
Pada 1 : minum 2 pil pertama
Pada 2 : minum 2 pil kedua
Pada 3 : minum 2 pil ketiga
Hari selanjutnya kembali minum pil secara reguler
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping. Bagi
akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar, antara
lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan,
maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek samping
tersebut.
4. Mengamati fisik kontrasepsi Pil
Untuk melakukan pengamatan fisik kontrasepsi, minta bantuan akseptor untuk
menunjukan Pil KB yang sedang digunakan. Periksa dengan cermat, sesuai kondisi
sebenarnya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat keadaan fisik pil KB, mengenai
sifat zat secara umum yang meliputi : wujud/rupa (bentuk), warna, rasa dan bau.
Keadaan fisik merupakan petunjuk awal tentang mutu pil, misalnya apabila ada
perubahan warna atau bentuk dan sebagian hilang, maka harus diganti dengan pil baru
atau menggunakan kontrasepsi pelindung (kondom) dan pantang berkala. Jika
berdasarkan pengamatan ditemukan Pil KB dalam kondisi yang tidak baik, maka
akseptorharus diberikan pil yang baru, jika keadaan sebaliknya maka pil dapat diteruskan.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Pil KB kombinasi dan
penanganannya
Masalah efek samping : Cara Penanggulangannya
Mual dan muntah Jelaskan kepada akseptor
bahwa gejala ini bersifat
sementara dan individual
Akseptor disarankan agar
meminum pil setelah
makan malam.
8/19/2019 Buku Saku SPP
16/37
15
Jika dalam 3 bulan berturut
rasa mual belum hilang,
segera sarankan untuk
konsultasi dengan
bidan/dokter
Pusing/sakit kepala Disarankan untuk
meminum obat penghilang
rasa sakit kepala, namun
jika sakit kepala dirasakan
menetap segera anjurkan
untuk konsultasikan dengan
bidan/dokter
Rasa sakit/tegang dan payudaradirasakan tegang
Jelaskan bahwa gejalabersifat sementara, jika ada
rasa sakit bisa disarankan
meminum obat penghilang
rasa sakit
Disarankan agar akseptor
memakai pakaian dalam
(BH) yang longgar/yang
sesuai dengan ukuran
Bila sakit menetap
disarankan untuk berobat
ke dokter/bidan
Nafsu makan bertambah Jelaskan bahwa gejala ini
bersifat sementara
Sarankan agar makan
teratur, namun jika makan
tidak teratur segera rujuk
ke bidan/dokter
Penurunan ASI Jelaskan bahwa pil
kombinasi tidak dianjurkan
pada wanita menyusui,
8/19/2019 Buku Saku SPP
17/37
16
kecuali pil yang hanya
mengandung progesteron
(exluton). Segera anjurkan
untuk ganti metode
kontrasepsi yang cocokuntuk ibu menyusui.
Tekanan darah tinggi Jelaskan bahwa gejala ini
bersifat individual dan
sementara. Disarankan
agar mengurangi konsumsi
garam
jika dalam 3 bulan berturut-
turut tekanan darahnya >140/100 mmHg, segera
sarankan untuk ganti
metode kontrasepsi dan
sarankan untuk
mengunjungi bidan/dokter
Perubahan berat badan Jelaskan bahwa gejala ini
bersifat individual
Sarankan untuk melakukanaktifitas fisik (olah raga)
rutin setiap hari
Sarankan agar mengatur
menu makanan
Jika berat badan berubah
secara drastis, segera
sarankan untuk
mengunjungi dokter/bidan
Jerawat Jelaskan bahwa gejala
tersebut bersifat individual
8/19/2019 Buku Saku SPP
18/37
17
Disarankan agar
mengurangi makanan
berlemak (seperti minyak,
kacang)
Kloasma (hiperpigmentasi pada
wajah)
Jelaskan bahwa gejala ini
bersifat individual
Sarankan untuk
menghindari matahari,
bilang bercak hitam diwajah
tidak
menghilang/bertambah
banyak segera kunjungi
bidan/dokter
varises Jelaskan bahwa gejala
tersebut sangat individual
Bila gejala menetap atau
semakin bertambah,
sarankan untuk menemui
bidan/dokter
Keputihan Jelaskan bahwa gejalatersebut sangat bersifat
individual
Sarankan untuk menjaga
kebersihan daerah
kemaluan
Gangguan haid Jelaskan bahwa gejala ini
bersifat individual
Jika perdarahan menetap
atau bertambah banyak,
segera rujuk ke
dokter/bidan
8/19/2019 Buku Saku SPP
19/37
18
LAMPIRAN 2 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB KONDOM
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang kondom?
• Terbuat dari karet (latex)
• Macam-macam kondom
b. Bagaimana cara menggunakan kondom?
Akseptor diharapkan dapat menerangkan cara penggunaan kondom dan
fungsinya
c. Keuntungan dan kekurangan penggunaan kondom?1) Keuntungan:
• Tidak memerlukan pemeriksaan medis
• Murah dan mudah didapat
• Mencegah ejakulasi dini
• Mencegah penularan IMS
• Dapat digunakan bersamaan dengan kontrasepsi lainnya
2) Kekurangan :
• Memerlukan persediaan setiap kali berhubungan seksual
•Dapat menimbulkan iritasi/alergi
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam
menggunakan kondom. Jika akseptor relatif menggunakan kondom mengikuti
petunjuk dapat diberikan pujian, namun jika tidak/belum mengikuti petunjuk, maka
berikan penjelasan sebagai berikut:
a. Ingatkan akseptor bahwa kondom hanya digunakan sekali pakai
b. Selalu menyiapkan persediaan kondom
c. Kondom dapat digunakan pada saat keadaan istri dalam masa suburd. Kondom jangan disimpan di tempat yang panas karena dapat merusak pelumas
dan mudah bocor
e. Jangan mengunakan minyak mineral atau baby oil untuk pelicin kondom, karena
secara tidak langsung akan menyebabkan kerusakan kondom
8/19/2019 Buku Saku SPP
20/37
19
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar,
antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek
samping tersebut.
4. Mengamati fisik kontrasepsi kondom
Untuk melakukan pengamatan fisik kondom, minta bantuan akseptor untuk
menunjukkan kondom yang akan digunakan dan periksa dengan cermat kondisi
kondom tersebut.
Pemeriksaan fisik kondom ditujukan untuk melihat apakah kondom yang akan
digunakan akseptor masih mengandung minyak pelumas atau tidak, apakah bocor
atau tidak dan apakah sudah kadaluarsa atau belum. Jika pada pemeriksaan tersebut
ternyata kondom masih mengandung minyak pelumas, tidak bocor dan belum
kadaluarsa, maka akseptor dapat meneruskan penggunaan kondom persediaannya,
namun jika sebaliknya berikan kondom baru.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi kondom dan
penanganannya
Masalah: Cara penanggulangannya
a. Kondom rusak atau dicurigai
bocor
Ganti segera dengan
kondom baru jika dicurigai
adanya rusak atau
kebocoran.
b. Mengurangi kenikmatanhubungan seksual
Jika perasaan menurunkansensitivitas tidak bisa
diatasi, dianjurkan
pemakaian metode
kontrasepsi lain.
8/19/2019 Buku Saku SPP
21/37
20
Efek samping : Cara penanggulangannya
Reaksi alergi Jika setiap menggunakan
kondom, ibu atau bapak
mengalami gatal-
gatal/reaksi alergi. Jika
reaksi alergi ringan, tidak
memerlukan pengobatan,
jika reaksi alegi berat hingga
timbul keputihan pada
wanita, akseptor dianjurkan
berobat ke klinik, dan
dianjurkan menggunakan
metode kontrasepsi lainnya
8/19/2019 Buku Saku SPP
22/37
21
LAMPIRAN 3 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang suntik KB ?
• Kontrasepsi hormal
• Macam-macam suntik KB
b. Kapan akseptor mendapatkan suntikan ulangan?
Akseptor diharapkan dapat menjelaskan kapan mendapatkan suntikan ulangan
dan dapat menunjukkan kartu kunjungan ulangan
c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan suntikan KB ?
1) Keuntungan:• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
• Tidak perlu menyimpan obat suntik
• Tidak mempengaruhi produksi ASI, kecuali suntikan 1 bulan
• Reaksi suntikan sangat cepat
2) Kekurangan :
• Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
• Harus kembali kontrol ke tempat pelayanan untuk mendapatkan suntikan
ulangan• Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
• Tidak mencegah IMS dan HIV
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptordalam
menggunakan suntikan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptordapat dinilai disaat
akseptordapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika
akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan :
b. AkseptorKB yang mendapat suntikan 3 bulanan harus kembali setiap 12 minggusedangkan untuk suntikan 1 bulan akseptordapat kembali setiap 4 minggu sekali
c. Jelaskan bahwa setiap penyuntikan akseptorharus disuntik dengan jarum baru,
untuk menghindari penularan penyakit Hepatitis, IMS dan HIV
8/19/2019 Buku Saku SPP
23/37
22
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.
Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar,antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek
samping tersebut.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Suntik dan
penanganannya
Efek Samping : Cara Penanggulangannya :
Amenorhoe (tidak datang haid) Tentukan akseptor
hamil/tidak
Bila tidak hamil, berikan
konseling
Bila hamil, Disarankan
kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik
Pertambahan berat badan Mengatur pola makanuntuk menurunkan berat
badan, namun jika berat
badan cenderung semakin
menaik, dianjurkan untuk
menggunakan yang non
hormonal
Sakit kepala disertai gangguan
penglihatan
Jika sakit kepala ringan,
dapat mengkonsumsi obat
penghilang rasa nyeri
Bila sakit kepala dirasakan
berat, berulang atau
tekanan darah meningkat,
8/19/2019 Buku Saku SPP
24/37
23
disarankan untuk ke
dokter/bidan
Nyeri perut sebelah
bawah/nyeri pinggul (dengan
tanda hamil)
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Tekanan darah tinggi Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Komplikasi : Cara penanggulangannya :
Perdarahan banyak dan tidak
ada penyebab lain selain
kontrasepsi
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Infeksi bekas suntikan ditandai
dengan tanda radang
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
8/19/2019 Buku Saku SPP
25/37
24
LAMPIRAN 4 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
AKSEPTOR KB IUD
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang IUD ?
• Kontrasepsi non hormonal
• Dipasang di dalam rahim
• Macam-macam IUD
• Dapat dipasang sewaktu-waktu dan atau pasca persalinan dan pasca
keguguran (apabila tidak terjadi infeksi)
b. Kapan akseptor harus kontrol dan melepas/mengganti IUD yang digunakannya?• Kontrol ke tempat pelayanan setelah pemasangan 4-6 minggu
• Kontrol setelah 1 tahun setelah pemasangan
• Melepas IUD setelah 8 tahun pemakaian
c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan IUD ?
1) Keuntungan:
• Efektif dalam jangka panjang
• Murah dan efisien
• Cocok untuk ibu menyusui
• Kesuburan segera kembali setelah IUD dilepas• Dapat sekaligus dilakukan Pap Smear
• Tidak ada risiko faktor lupa seperti pada pemakaian Pil, Suntik dan
Kondom
2) Keterbatasan :
• Pemasangan dan pelepasan harus melalui pemeriksaan dalam
• Akseptor tidak dapat mencabut sendiri
• Tidak dapat mencegah IMS dan HIV
• Gangguan siklus haid
• Rasa sakit pada beberapa bulan pertama (bersifat individualis)
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam
menggunakan IUD. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptordapat dinilai disaat
akseptordapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika
8/19/2019 Buku Saku SPP
26/37
25
akseptortidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan penjelasan sebagai
berikut :
a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan sesudah haid pertama setelah pemasangan
dan setelah 7 atau 40 hari pada pemasangan pasca persalinan
b. Kontrol selanjutnya minimal 1 tahun sekali atau bila ada keluhan-keluhan tentangkemungkinan adanya infeksi panggul atau perdarahan
c. Memberikan penjelasan cara memeriksakan IUD, dengan cara usahakan agar jari
tangan ibu dapat menjamah benang yang terpasang pada liang senggama, bila
benang teraba artinya IUD masih tetap terpasang, jika tidak teraba agar
dikonsultasikan ke dokter/bidan.
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.
Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan atau efek samping tersebut.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi IUD dan
penanganannya
Efek samping : Cara Penanggulangannya :
Gangguan haid : perdarahan
bercak hingga haid yang
berlebihan pada 3 bulan pertama
penggunaan IUD
Kalau permasalahan ringan,
dianjurkan agar dilakukan
konseling, dan apabila
perdarahan banyak,
dianjurkan agar dirujuk ke
tempat pelayanan
Perasaan kurang enak, demam
dan menggigil
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Keluar Cairan vagina/keputihan
yang banyak
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
8/19/2019 Buku Saku SPP
27/37
26
Komplikasi : Cara penanggulangannya :
Nyeri perut bagian bawah atau
keputihan yang berbau
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Masalah : Cara penanggulangannya :
Benang IUD hilang (pindah
tempat atau lepas)
Jika akseptor mengetahui
bahwa benang IUD tidak
teraba segera kunjungi
klinik/dokter/bidan
8/19/2019 Buku Saku SPP
28/37
27
LAMPIRAN 5 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
AKSEPTOR IMPLAN
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang implan ?
• Kontrasepsi hormonal
• Macam-macam implan
b. Kapan akseptor harus kontrol dan mencabut/mengganti implan yang digunakan ?
• Kontrol setelah 1 minggu pemasangan
• Kontrol setiap 1 tahun sekali atau bila ada keluhan
• Melepas implan setelah 3 tahun pemasangan
c. Keuntungan dan kekurangan menggunakan implan?Keuntungan:
• Efektif dalam jangka panjang
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
• Pengembalian tingkat kesuburan relatif cepat setelah pencabutan
Keterbatasan :
• Kemungkinan mengalami perubahan siklus haid
• Dapat mempengaruhi penurunan maupun kenaikan berat badan
• Perlu pembedahan kecil pada waktu pemasangan dan pencabutan• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam
menggunakan implan. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai disaat
akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas dokter/bidan, namun jika akseptor
tidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka berikan :
a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1 minggu pemasangan implan
b. Kontrol ke tempat pelayanan bila ada keluhan atau bila akan dilakukanpencabutan/pemasangan kembali
c. Memberitahu ke PKB/PLKB dan IMP ditempat asal dan yang ditempat yang baru
apabila pindah alamat
8/19/2019 Buku Saku SPP
29/37
28
PKB/PLKB dan IMP dapat mengecek kebenarannya dengan melihat kartu peserta KB
(K/I/KB) yang dimiliki akseptor, dengan demikian petugas lapangan akan mengetahui
secara pasti tentang kepatuhan akseptor yang bersangkutan.
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptorselama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.
Bagi akseptoryang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptorrelatif benar,
antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka akseptordianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek
samping tersebut.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi Implan dan
penanganannya
Efek samping : Cara Penanggulangannya :
Amenorhoe (tidak Haid) Biasa terjadi pada pemakaian
implan, jika tidak haid selama 6
minggu, segera rujuk ke
dokter/bidan untuk menyingkirkan
tanda-tanda kehamilan
Perdarahan lama dan banyak Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan lebih
lanjut
Nyeri perut bagian bawah/nyeri
panggul (dengan atau tanpa
gejala hamil)
Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan lebih
lanjut
Nyeri payudara Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan lebih
lanjut
Nyeri dada Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan lebih
lanjut
8/19/2019 Buku Saku SPP
30/37
29
Perdarahan bercak Jelaskan ke akseptor bahwa
perdarahan bercak kerap terjadi
diawal penggunaan implan dan
bersifat individual serta tidak
berbahaya. Jika perdarahanmenetap segera rujuk ke
dokter/bidan
Nyeri kepala terutama bila
disertai pandangan kabur
Bila sakit kepala dirasakan berat,
berulang dan disertai tekanan
darah meningkat, disarankan untuk
ke dokter/bidan
Mual/pusing/gelisah Jelaskan ke klien, bahwa hal ini
bersifat individual. Jikamual/pusing/gelisah menetap atau
bertambah berat sarankan ke
dokter/bidan
Berat badan bertambah atau
berkurang
Jelaskan ke akseptor bahwa
perubahan badan sekitar 1-2 kg
adalah normal. Apabila jika
akseptor tidak dapat menerima
perubahan berat badannya,
sarankan untuk ganti metode lain.
Komplikasi : Cara penanggulangannya :
Terjadi infeksi/tanda-
tanda peradangan di
tempat pemasangan
implan.
Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan
lebih lanjut
Masalah : Cara penanggulangannya :
Implan tidak teraba di
lengan
Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan
lebih lanjut
8/19/2019 Buku Saku SPP
31/37
30
LAMPIRAN 6 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI WANITA (MOW)/TUBEKTOMI
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang MOW ?
• Kontrasepsi Jangka panjang
• Dilakukan oleh tenaga ahli di Rumah Sakit
b. Kapan akseptor harus kontrol ?
• 1-2 minggu setelah tindakan
• Disaat ada keluhan
c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOW ?
Keuntungan:• Dapat digunakan jangka panjang
• Dapat dilakukan segera setelah melahirkan atau kapanpun juga
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
• Haid tetap terjadi tiap bulannya
• Tidak mempengaruhi penurunan maupun kenaikan berat badan
Keterbatasan :
• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah tindakan (individualis)
• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
• Hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam kontrol
ulang setelah tindakan MOW. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat dinilai
disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas medis, namun jika akseptor
tidak/belum dapat mengikuti petunjuk maka disarankan:
a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2 minggu pasca tindakan MOW
b. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.
Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar,
8/19/2019 Buku Saku SPP
32/37
31
antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek
samping tersebut.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi tubektomi danpenanganannya
Efek samping : Cara Penanggulangannya :
sampai
dengan
24 jam
pasca
tindakan
Peradarahan sedikit dari luka
operasi yang membasahi plester
(penutup luka)
Menjaga luka bekas operasi
harus tetap kering. Jika
perdarahan tidak bertambah
banyak, biarkan, biasanya
akan mengering sendirinya,
namun jika perdarahan
menetap dan bertambah
banyak segera bawa akseptor
ke Rumah Sakit untuk
mendapatkan tindakan
Gatal dikulit, disertai bentol-
bentol karena alergi
Segera hentikan sementara
pemakaian obat minum
maupun oles, dan kunjungi
klinik/dokter/bidan sambilmembawa serta obat yang
dikonsumsi
komplikasi : Cara penanggulangannya :
setelah
lebih dari
24 jam
pasca
tindakan
Panas tinggi, rasa sangat nyeri di
daerah luka dan bernanah
Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan
lebih lanjut
Rasa nyeri perut yang hebat,
dinding perut kaku, kesadaran
menurun, lesu dan lemah
Disarankan kontrol ke Rumah
Sakit/Klinik untuk perawatan
lebih lanjut
8/19/2019 Buku Saku SPP
33/37
32
LAMPIRAN 7 :
CARA MELAKUKAN PEMANTAUAN PASCA PELAYANAN
AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP)/VASEKTOMI
1. Mengetahui tingkat pengetahuan klien, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apa yang diketahui tentang MOP ?
• Kontrasepsi jangka panjang
• Dilakukan oleh tenaga terlatih
• Bukan dikebiri
b. Kapan akseptor harus kontrol ?
• 1-2 minggu setelah tindakan
• saat ada keluhan
c. Keuntungan dan keterbatasan menggunakan MOP ?Keuntungan:
• Dapat digunakan jangka panjang
• Tidak berpengaruh pada hubungan suami dan istri
• Tidak menggangu libido, ereksi dan ejakulasi
Keterbatasan :
• Dapat terjadi rasa nyeri beberapa hari setelah tindakan (individualis)
• Baru mencapai hasil optimal setelah 3 bulan (20 kali ejakulasi), sehingga
pasangan harus menggunakan metode kontrasepsi lain bila akan berhubungan
suami istri (kondom)• Tidak mencegah penularan IMS dan HIV
• Perlu dilakukan analisa sperma untuk memastikan keefektifannya
2. Mengetahui tingkat kepatuhan akseptor
Tingkat kepatuhan berkaitan dengan tingkat pengetahuan akseptor dalam kontrol
ulang setelah tindakan MOP. Pada intinya tingkat kepatuhan akseptor dapat
dinilai disaat akseptor dapat mengikuti petunjuk petugas dokter, namun jika
akseptor tidak/belum dapat mengikuti petunjuk disarankan :
a. Kontrol pertama ke tempat pelayanan setelah 1-2 minggu pasca tindakan
MOPb. Datang ke tempat pelayanan apabila ada keluhan
3. Mengetahui kejadian efek samping
Untuk mengetahui kejadian pada akseptor selama menggunakan kontrasepsi, petugas
lapangan dapat menanyakan apakah pernah mengalami keluhan atau efek samping.
8/19/2019 Buku Saku SPP
34/37
33
Bagi akseptor yang pernah mengalami keluhan atau efek samping, dapat ditanyakan
bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut. Jika jawaban akseptor relatif benar,
antara lain minta pertolongan kepada petugas kesehatan atau tempat pelayanan
kesehatan, maka akseptor dianggap mempunyai kemampuan mengatasi keluhan efek
samping tersebut.
Pemahaman kemungkinan kejadian efek samping, komplikasi vasektomi dan
penanganannya
Efek Samping : Cara Penanggulangannya :
< 24 jam
pasca
tindakan
Perdarahan sedikit dari operasi
yang membasahi plester
penutup luka
Jika perdarahan tidak
bertambah banyak,
biarkan saja, biasanya
akan mengering sendiri.
Jika perdarahan makin
banyak, segera dibawa ke
klinik/dokter/bidan
Perdarahan banyak hingga
membasahi dan menetes
keluar plester penutup luka,
terasa nyeri didaerah luka,
disertai mual, pusing dan
kesadaran terganggu
Jika waktu
memungkinkan, segera
bawa akseptorke klinik
tempat dilakukan tindakan
atau rumah sakit
Jika waktu tidak
memungkinkan, untuk
sementara kompres
dengan es batu yang
dibungkus dengan kain
bersih dan selanjutnya di
bawa segera ke klinik.
Gatal di kulit disertai bentol-
bentol
Segera hentikan
sementara pemakaian
obat minum maupun oles,
dan kunjungi
8/19/2019 Buku Saku SPP
35/37
34
klinik/dokter/bidan sambil
membawa serta obat yang
dikonsumsi
24
jam pasca
tindakan
Panas tinggi, rasa sangat nyeri
di daerah luka dan bernanah
Segera bawa akseptor ke
fasilitas kesehatan
terdekat untuk
mendapatkan penanganan
selanjutnya.
Memar di daerah skrotum Segera bawa akseptor ke
fasilitas kesehatan
terdekat untuk
mendapatkan penanganan
selanjutnya.
1
tahun
atau
jangka
panjang
Pegal dan nyeri dikantong
skrotum (zakar), jika dipegang
ada benjolan seperti biji
kacang
Disarankan kontrol ke
Rumah Sakit/Klinik untuk
perawatan lebih lanjut
Komplikasi : Cara Penanggulangannya :
Terjadi bengkak pada skrotumkarena infeksi
Disarankan agar menjagakebersihan skrotum, dan
segera sarankan
akseptoruntuk ke
klinik/dokter/bidan untuk
mendapatkan penanganan
selanjutnya
Masalah : Cara Penanggulangannya :
Masalah penurunan libido(gairah seksual)
Jelaskan ke klien, bahwaMOP tidak mempengaruhi
libido seseorang
8/19/2019 Buku Saku SPP
36/37
35
Penutup
Melakukan kegiatan pembinaan kesertaan KB pada peserta KB Aktif (PA) melaluipemantauan pasca pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh petugas ke
akseptor harus dilakukan dengan dasar hubungan yang baik, agar dapat tercipta
komunikasi yang efektif dua arah, tanpa batasan sama sekali. Dengan proses
komunikasi tersebut, melalui kesempatan yang diberikan kepada akseptor,
diharapkan informasi ataupun permasalahan yang ditemui akseptor dapat
tersampaikan secara bebas dan terbuka. Sehingga diharapkan akseptor dapat
bertambah pengetahuan, kepatuhan dan mengetahui risiko-risiko efek samping
ataupun komplikasi yang mungkin terjadi serta penanggulangannya.
Selain meningkatkan pengetahuan, kepatuhan dan risiko-risiko efek samping
ataupun komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor, petugas KB perlu pula
meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya, sehingga dalam memberikan
informasi tentang kontrasepsi kepada akseptor dapat dilakukan dengan baik,
benar dan jelas.
8/19/2019 Buku Saku SPP
37/37
Tim Penyusun :1. Drs. Budi Priatna, MM (BINLAP)
2. Komari, SH, MA (BINLAP)
3. Dra. Hitima Wardhani, MPH (DITLAPTIK)4. Lalu Rustam, SH, M.Si (DITJALPEM)
5. dr. Ali Sujoko (DITJALPEM)
6. Annas, S.Sos (BINLAP)
7. Dra. Nurhayati (BINLAP)
8. Drs. Sentot (BPMP-KB DKI Jakarta)
9. Dr. Nia Riviani, MAPS (DITJALPEM)
10.Dr. Wiwit Ayu Wulandari (DITJALPEM)
11.Dr. Fajar Firdawati (DITJALPEM)12.PLKB Jakarta Timur dan Jakarta Barat
Editor : dr. Wicaksono, M.Kes