8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
1/33
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ialah infeksi akut yang dapat terjadi di
setiap tempat di sepanjang saluran pernapasan. Secara anatomi ISPA dikelompokkan
menjadi ISPA-atas misalnya batuk-pilek, faringitis, tonsillitis, dan ISPA-baah seperti
bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. ISPA-atas jarang menimbulkan kematian alaupun
insidennnya jauh lebih tinggi dibandingkan ISPA-baah.
Pneumonia dan bronkiolitis yang merupakan bagian dari ISPA-baah banyak
menimbulkan kematian, sehingga berperan besar dalam tingginya angka kematian bayi.
Setiap tahun diperkirakan ! juta anak balita meninggal akibat ISPA (terutama akibat
pneumonia dan bronkiolitis) di negara berkembang. "ronkiolitis sendiri merupakan suatu
penyakit infeksi akut tersering pada usia kurang dari # tahun yang menimbulkan obstruksi
inflamasi pada saluran napas kecil (bronkiolus).
Penyebab tersering dari bronkiolitis adalah $irus %espiratory Syncytical (%S&),
kira-kira 45-55% dari total kasus. Sedangkan virus lain seperti
Parainfluenza, Rhinovirus, Adenovirus, dan Enterovirus sekitar 2%.
!akteri dan "ikoplas"a sangat #arang "en$eakan ronkiolitis pada
a$i. Sekitar &%kasus ronkiolitis pada a$i ter#adi ge#ala $ang erat
sehingga harus dira'at di ru"ah sakit, sedangkan sisan$a iasan$a
dapat dira'at di poliklinik. Seagian esar infeksi saluran napas
ditularkan le'at droplet infeksi. (nfeksi pri"er olehvirus RS) iasan$a
tidak "eni"ulkan ge#ala klinik, tetapi infeksi sekunder pada anak
tahun-tahun perta"a kehidupan akan er"anifestasi erat. )irus RS)
leihvirulen daripada virus lain dan "enghasilkan i"unitas $ang tidak
ertahan la"a.(nfeksi ini pada orang de'asa tidak "eni"ulkan ge#ala
klinis. RS) adalahgolongan para"iksovirus dengan ungkus lipid.
!ronkiolitis $ang diseakan oleh virus #arang ter#adi pada "asa
neonatus.*al ini karena antiodi neutralizing dari iu "asih tinggi pada
4-+ "inggu kehidupan, ke"udian akan "enurun. Antibodi terseut
"e"pun$ai da$a proteksi terhadap infeksi saluran napas a'ah,
teruta"a terhadap virus. Secara klinis bronkiolitis akut sukar dibedakan dengan
pneumonia bakteri sedangkan gejala obstruksi saluran napas, secara klinis sukar dibedakan
'
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
2/33
dengan serangan asma. "ronkiolitis pada masa bayi dapat menimbulkan dampak pada
saluran napas berupa batuk, heeing dan hiperreakti$itas sampai beberapa tahun
kemudian.
BAB II
BRONKIOLITIS
A. DEFINISI
"ronkiolitis adalah penyakit infeksi respiratorik akut-baah yang ditandai
dengan adanya inflamasi pada bronkiolus. mumnya infeksi disebabkan oleh $irus.
Penyakit ini terjadi selama usia # tahun pertama dengan insidens puncaknya pada
sekitar usia * bulan. Secara klinis ditandai dengan episode heeing, nafas cepat
dan retraksi dada.',!
.
B. EPIDEMIOLOGI
"ronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratori tersering pada bayi.
Paling sering terjadi pada usia #-#! bulan, puncaknya terjadi pada usia #-+ bulan.
Sembilan puluh lima persen kasus terjadi pada anak berusia di baah # tahun dan
diantaranya terjadi pada anak berusia di baah ' tahun.'
/renstein menyatakan baha bronkiolitis paling sering terjadi pada bayi
laki-laki berusia 0-* bulan yang tidak mendapat ASI dan hidup di lingkungan padat
penduduk. Selain /renstein, 1ouden menyatakan baha bronkiolitis terjadi ',#
kali lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. 2ominasi pada
anak laki-laki yang diraat juga disebutkan oleh Shay, yaitu ',* kali lebih banyak
daripada anak perempuan, sedangkan 3jaerli menyebutkan *0 kasus bronkiolitis
adalah laki-laki.'
Sebanyak '',! anak berusia di baah ' tahun dan * anak berusia '-#
tahun di AS pernah mengalami bronkiolitis. Penyakit ini menyebabkan 45.555
kasus peraatan di %S dan menyebabkan !55 kematian setiap tahunnya.
"ronkiolitis merupakan ' dari semua kasus peraatan di %S pada bayi.
3rekuensi bronkiolitis di 6egara-negara berkembang hampir sama dengan di AS.
Insidens terbanyak terjadi pada musim dingin atau musim hujan di 6egara-negara
tropis.'
#
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
3/33
Angka morbiditas dan mortalitas lebih tinggi di 6egara-negara berkembang
daripada di 6egara-negara maju. 7al ini mungkin disebabkan oleh rendahnya status
gii dan ekonomi, kurangnya tunjangan medis, serta kepadatan penduduk di 6egara
berkembang. Angka mortalitas di negara berkembang pada anak-anak yang diraat
adalah '-0 .'
C. ETIOLOGI
Penyebab utama dari bronkiolitis adalah infeksi repiratory syncytical $irus
(%S&) yang memilki morbiditas dan mortalitas tinggi, terutama pada anak dengan
risiko tinggi dan imnunokompromise. Sekitar 4 dari kasus-kasus tersebut secara
serologis terbukti disebabkan oleh in$asi %S&. /renstein menyebutkan pula
beberapa penyebab lain seperti Adenovirus, $irus influena, $irus parainfluena,
Rhinovirus dan mikoplasma. 8idak ada bukti yang kuat baha bakteri
menyebabkan bronkiolitis.#,!
&irus %S& lebih $irulen daripada $irus lain dan menghasilkan imunitas
yang tidak bertahan lama. Infeksi ini pada orang deasa tidak menimbulkan gejala
klinis. %S& adalah golongan paramikso$irus dengan bungkus lipid serupa dengan
$irus parainfluena, tetapi hanya mempunyai satu antigen permukaan berupa
glikoprotein dan nukleokapsid %6A helik linear. 8idak adanya genom yang
bersegmen dan hanya mempunyai satu antigen bungkus berarti baha komposisi
antigen %S& relatif stabil darI tahun ke tahun. #,!
RS) adalah single stranded RA virus $ang erukuran
sedang -/5 n"0, ter"asuk para"$1ovirus. erdapat dua
glikoprotein per"ukaan $ang "erupakan agian penting dari RS)
untuk "enginfeksi sel, $aitu protein 3 attah"ent protein 0 $ang
"engikat sel dan protein fusion protein0 $ang "enghuungkan
partikel virus dengan sel target dan sel tetanggan$a. 6edua
protein ini "erangsang antiodi neutralisasi protektif pada host.
erdapat dua "aa" strain antigen RS) $aitu A dan !. RS) strain
A "en$eakan ge#ala $ang pernapasan $ang leih erat dan
"eni"ulkan sekuele. 7asa inkuasi RS) 2 - 5 hari.!
D. FAKTOR RISIKO
0
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
4/33
"ronkiolitis sering mengenai anak usia dibaah # tahun dengan insiden
tertinggi pada bayi usia * bulan. 9akin muda usia bayi menderita bronkiolitis
biasanya akan makin berat penyakitnya. "ayi yang menderita bronkiolitis berat
mungkin oleh karena kadar antibodi maternal (maternal neutraliing antibody) yang
rendah. Selain usia, bayi dan anak dengan penyakit jantung baaan,
bronchopulmonary dysplasia, prematuritas, kelainan neurologis dan
immunocompromied mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya
penyakit yang lebih berat. Insiden infeksi %S& sama pada laki-Iaki dan anita,
namun bronkiolitis berat lebih sering terjadi pada laki-Iaki. Selain itu, faktor resiko
terjadinya bronkiolitis adalah status sosial ekonomi yang rendah, jumlah anggota
keluarga yang besar, perokok pasif, dan berada pada tempat penitipan anak atau
tempat dengan lingkungan yang padat penduduk.',!
E. PATOFISIOLOGI
)irus bereplikasi di dalam nasofaring kemudian menyebar dari saluran
nafas atas ke saluran nafas baah melalui penyebaran langsung pada epitel saluran
nafas dan melalui aspirasi sekresi nasofaring.Infeksi $irus pada epitel
bersilia bronkiolus menyebabkan respons inflamasi akut, ditandai dengan obstruksi
bronkiolus akibat edema, sekresi mukus, timbunan debris selular: sel-sel mati yang
terkelupas, kemudian diikuti dengan infiltrasi limfosit peribronkial dan edema
submukosa. ;arena tahanan aliran udara berbanding terbalik dengan diameter
penampang saluran respiratori, maka sedikit saja penebalan mukosa akan
memberikan hambatan aliran udara yang besar, terutama pada bayi yang memilki
penampang saluran respiratori yang kecil. %esistensi pada bronkiolus meningkat
selama fase inspirasi dan ekspirasi, akan tetapi karena radius saluran respiratori
lebih kecil selama ekspirasi, maka akan menyebabkan air tappingdan hiperinflasi.
Ateletaksis dapat terjadi pada saat terjadi obstruksi total dan udara yang terjebak
diabsorbsi.',!
!
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
5/33
Gambar.Pe"engkakan ronkioli pada ronkiolitisProses patologis ini akan mengganggu pertukaran gas normal di paru.
Penurunan kerja $entilasi paru akan menyebabkan ketidakseimbangan $entilasi
perfusi yang berikutnya akan menyebabkan terjadinya hipoksemia dan kemudian
terjadi hipoksia jaringan. %etensi karbondioksida (hiperkapnea) tidak selalu terjadi.
Semakin tinggi laju respiratori, maka semakin rendah tekanan oksigen arteri. ;erja
pernapasan akan meningkat selama end e
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
6/33
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
7/33
bronkiolus tersumbat dan dilatasi. Al$eoli o$erdistensi, atelektasis dan fibrosis.
Sensifitas pemeriksaan ini adalah +5-45.0,!,
H. DIAGNOSIS
2iagnosis bronkiolitis berdasarkan gambaran klinis, umur penderita dan
adanya epidemi %S& di masyarakat. ;riteria bronkiolitis terdiri dariC (') heeing
pertama kali, (#) umur #! bulan atau kurang, (0) pemeriksaan fisik sesuai dengan
gambaran infeksi $irus misalnya batuk, pilek, demam dan (!) menyingkirkan
pneumonia atau riayat atopi yang dapat menyebabkan heeing.',#,!
Perta"a sekali dapat diatat ah'a a$i dengan ronkiolitis
"enderita suatu infeksi ringan $ang "engenai saluran
pernapasan agian atas disertai pengeluaran sekret-sekret ener
dari hidung dan ersin-ersin. 3e#ala-ge#ala ini iasan$a akan
erlangsung sela"a eerapa hari dan disertai de"a" dari
/,58 hingga /98, akan tetapi isa #uga tidak disertai de"a",
ahkan pasien isa "engala"i hipoter"i. Pasien "engala"i
penurunan nafsu "akan, ke"udian dite"ukan kesukaran
pernafasan $ang akan erke"ang perlahan-lahan dan ditandai
dengan ti"uln$a atukatuk, ersin paroksi"al, dispneu, dan
iritailitas. Pada kasus ringan ge#ala akan "enghilang dala"
'aktu :-/ hari. 6adang-kadang, pada penderita $ang terserang
leih erat, ge#ala-ge#ala dapat erke"ang han$a dala"
eerapa #a" serta per#alaan pen$akitn$a akan erlangsung
erkepan#angan. 6eluhan "untah-"untah dan diare iasan$a
tidak didapatkan pada pasien ini.:
6ean$akan a$i-a$i dengan pen$akit terseut,
"e"pun$ai ri'a$at keeradaan "ereka diasuh oleh orang
de'asa $ang "enderita pen$akit saluran pernafasan ringan pada
"inggu seelu" a'itan terseut ter#adi pada "ereka. ;isa"ping
itu, kita #uga harus "en$ingkirkan pneu"onia atau ri'a$at atopi
$ang dapat "en$eakan 'heezing.
Pe"eriksaan fisik "e"perlihatkan seorang a$i "engala"i
distres nafas dengan frekuensi nafas leih dari + kali per "enit
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
8/33
takipneu0, kadang-kadang disertai sianosis, dan nadi #uga
iasan$a "eningkat. erdapat nafas uping hidung, penggunaan
otot pe"antu pernafasan $ang "engakiatkan ter#adin$a
retraksi pada daerah interkostal dan daerah su kostal. Retraksi
iasan$a tidak dala" karena adan$a hiperinflasi paru
terperangkapn$a udara dala" paru0. erdapat ekspirasi $ang
"e"an#ang , 'heezing $ang dapat terdengar dengan ataupun
tanpa stetoskop, serta terdapat crackles.*
*epar dan lien akan teraa eerapa " dia'ah tepi atas
a'ah tulang iga. 6eadaan ini ter#adi akiatt pendorongan
diafrag"a kea'ah karena tertekan oleh paru $ang hiperinflasi.
Suara riak-riak halus $ang tersear luas #uga dapat terdengar
pada agian akhir inspirasi. ase ekspirasi pernafasan akan
"e"an#ang dan suara-suara pernapasan #uga isa ha"pir tidak
terdengar #ika sudah erada dala" kasus $ang erat.+
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
9/33
8es laboratorium rutin tidak spesifik. 7itung lekosit biasanya normal. Pada
pasien dengan peningkatan lekosit biasanya didominasi oleh P96. >i"fopenia
$ang iasan$a erhuungan dengan pen$akit-pen$akit virus,
tidak dite"ukan pada pen$akit ini. !iakan-iakan ahan $ang
erasal dari nasofaring akan "enun#ukkan flora nor"al. )irus
dapat dapat diperlihatkan di dala" sekresi nasofaring "elalui
fluresensi i"unologis dala" suatu peningkatan titer-titer darah
atau dala" iakan',#,!
>ambaran radiologik mungkin masih normal bila bronkiolitis ringan.
mumnya terlihat paru-paru mengembang (hyperaerated)."isa juga didapatkan
bercak-bercak yang tersebar, mungkin atelektasis (patchy atelectasis ) atau
pneumonia (patchy infiltrates). Pada
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
10/33
menggunakan cara imunofluoresen atau D1ISA. Sensitifitas pemeriksaan ini adalah
+5-45.',#
I. DIAGNOSIS BANDING
Asma bronchial
8erdapat riayat keluarga asma, episode berulang pada bayi yang sama,
mulainya mendadak tanpa infeksi yang mendahului, ekspirasi sangat
memanjang, eosinofilia dan respons perbaikan segera pada pemberian satu
dosis albuterol aerosol.
Pneumonia
Aspirasi benda asing %efluks gastroesophageal ',!,
J. KOMPLIKASI
;omplikasi dari bronkiolitis sangat minimal dan tergantung dari
penatalaksanaan penyakit sebelumnya. Pada beberapa kasus didapatkan adanya
gangguan fungsi paru yang menetap, dimana timbulnya heeing berulang dan
hiperaktifitas bronkial. "eberapa studi kohort menghubungkan infeksi bronkiolitis akutberat pada bayi akan berkembang menjadi asma. Suau studi kohort prospektif
menemukan baha #0 bayi dengan riayat bronkhiolitis berkembang menjadi asma
pada usia 0 tahun, dibandingkan dengan ' pada kelompok kontrol.!
K. PENATALAKSANAAN
Infeksi $irus %S& biasanya sembuh sendiri (self limited) sehingga sebagian
besar tatalaksana bronkiolitis pada bayi bersifat suportif, yaitu pemberian
oksigen, minimal handling pada bayi, cairan intra$ena dan kecukupan cairan,
penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi oksigen minimal, tunjangan respirasi bila
perlu, dan nutrisi. Setelah itu barulah digunakan bronkodilator, antiinflamasi seperti
kortikosteroid, anti$iral seperti riba$irin, dan pencegahan dengan $aksin %S&, %S&
immunoglobuline (polyclnal) atau humanied %S& monoclonal antibody(pal$iumad).
"ronkiolitis ringan biasanya bisa raat jalan dan perlu diberikan cairan peroral
yang adekuat. "ayi dengan bronkiolitis sedang sampai berat harus diraat inap.
'5
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
11/33
Penderita resiko tinggi harus diraat inap, diantaranyaC berusia kurang dari 0
bulan, prematur, kelainan jantung, kelainan neurologi, penyakit paru kronis,
defisiensi imun dan distres napas.
9anajemen dasar pengobatan bronkiolitis adalah meyakinkan pasien secara
klinis stabil, oksigenasi baik dan hidrasi baik.
9anfaat utama dari raat inap bagi pasien dengan bronkiolitis akut adalah C
- 2apat melakukan pengaasan terhadap status klinis
- 2apat melakukan pemantauan saluran nafas (melalui penempatan posisi,
pengisapan dan pembersihan cairan).
- 2apat melakukan pemantauan hidrasi cairan tubuh yang adekuat
- 2apat memberikan edukasi kepada orang tua.
- 9endeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul
- 9encegah penyebaran infeksi terhadap pasien lain dan pegaai
- 9elakukan pengobatan menggunakan anti$irus yang spesifik jika terdapat indikasi.
Indikasi-indikasi untuk peraatan di rumah sakit C
- 8anda klinis gangguan pernafasan atau tanda kelelahan
- Apnoe
- ;etidakmampuan untuk makan
- 7ypoksemia
Pengobatan S!ort"#
A. Pengaasan
ntuk pasien yang diraat inap penting dilakukan pengaasan sistem jantung
paru dan jika ada indikasi dilakukan pemasanagpulse oxymetri.
". /ksigenasi
/ksigenasi sangat penting untuk menjaga jangan sampai terjadi hipoksia,
sehingga memperberat penyakitnya. 7ipoksia terjadi akibat gangguan perfusi
$entilasi paru-paru. Pemberian oksigen tambahan direkomendasikan ketika
saturasi oksigen menetap dibaah 4' dan dihentikan ketika saturasi oksigen
menetap diatas 4!. /ksigenasi dengan kadar oksigen 05 E !5 sering
digunakan untuk mengoreksi hipoksia, gunakan nasal kanul (dengan
kecepatan maksimun #1:m)F masker muka atau kotak kepala. =ika mungkin
''
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
12/33
gunakan oksigen yang dilembabkan. =ika hipoksemia menetap dengan atau
tanpa distress berat, meskipun sudah diberikan oksigen dengan kecepatan
tinggi, maka segera lakukan permintaan untuk penangan I@ anak dengan
pemasangan $entilator.',!
@. Pengaturan @airan
Pemberian cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi akibat keluarnya
cairan leat e$aporasi, karena pernafasan yang cepat dan kesulitan minum.
=ika tidak terjadi dehidrasi diberikan cairan rumatan. "erikan tambahan cairan
#5 dari kebutuhan rumatan jika didapatkan demam yang naik turun atau
menetap (suhu G 0+, 5@). @ara pemberian cairan ini bisa secara intra$ena
atau pemasangan selang nasogastrik. Akan tetapi harus hati-hati pemberian
cairan leat lambung karena dapat terjadi aspirasi dan menambah sesak
nafas, akibat lambung yang terisi cairan dan menekan diafragma ke paru.
Selain itu harus dicegah terjadinya o$erload cairan.',!
Pengobatan Me$"%amento&a
A. Anti$irus (%iba$irin)
"ronkiolitis paling banyak disebabkan oleh $irus sehingga ada pendapat untuk
mengurangi beratnya penyakit dapat diberikan anti$irus. %iba$irin adalah obat
anti$irus yang bersifat $irus statik. The American of Pediatric
merekomendasikan penggunaan riba$irin pada keadaan diperkirakan
penyakitnya menjadi lebih berat seperti pada penderita bronkiolitis dengan
kelainan jantung, fibrosis kistik, penyakit paru-paru kronik, immunodefisiensi,
dan pada bayi-bayi premature. Ada beberapa penelitian prospektif tentang
penggunaan riba$irin pada penderita bronkiolitis dengan penyakit jantung dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian jika diberikan pada saat aal.
Penggunaan riba$irin biasanya dengan cara nebulier aerosol '#-'+ jam per
hari atau dosis kecil dengan # jam 0
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
13/33
Hohl dan @hernick menyatakan baha penyebab obstruksi saluran respiratory
adalah inflamasi dan penyempitan akibat edema mukosa dan sumbatan mukosa,
serta kolapsnya saluran respiratori kecil pada bayi dengan bronkiolitis, sehingga
pendekatan logis terapi adalah kombinasi -adrenergik dan agonis J-adrenergik.
;elebihan epinefrin dibandingkan dengan bronkodilator J-adrenergik selektif
adalah C
- ;erja konstriktor -adrenergik yang merupakan dekongestan mukosa,
membatasi absorbsinya dan mengatur aliran darah pulmoner, dengan sedikit
efek pada ventilation perfusing matching.
- %elaksasi otot bronkus karena efek J-adrenergik
- ;erja J-adrenergik menekan pelepasan mediator kimiai
- Dfek fisiologik antihistamin yang melaan efek histamin seperti edema
- 9engurangi sekresi kataral.
"etaEagonis masih sering digunakan dengan alasan ' E # pasien
bronkiolitis nantinya akan menjadi asma. Inhalasi J#-agonis diberikan satu kali
sebagai trial dose. ;arena efek akan tampak dalam ' jam, maka dosis ulangan
akan diberikan bila pasien menunjukkan perbaikan klinis fungsi paru yang jelas
dan menetap.'
@. ;ortikosteroid
ntuk pasien raat jalan dengan akut bronkiolitis pemberian steroid sistemik
mungkin dapat dipertimbangkan tetapi total pemberian tidak lebih dari hari.
2apat diberikan deksametason 5, mg:kg"" dilanjutkan 5, mg:kg"":hari
dibagi 0-! dosis. ntuk pasien raat inap steroid sistemik tidak rutin diberikan.
Sedangkan untuk penanganan pasien pada intensive care unit dengan
bronkiolitis berat pemberian steroid sistemik dapat dipertimbangkan.
Sedangkan pemberian steroid inhalasi (budesonide K fluticasone) sangat sedikit
e$idence based yang merekomendasikan.'
2. Antibiotik
Pemberian antibiotik biasanya tidak diperlukan pada penderita bronkiolitis,
karena sebagian besar disebabkan oleh $irus, kecuali jika ada tanda-tanda
infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik spektrum luas. Pemberian antibiotik
justru akan meningkatkan infeksi sekunder oleh kuman yang resisten terhadap
antibiotik tersebut.
Antibiotik bila dicurigai adanya infeksi bakteri dapat
'0
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
14/33
digunakan ampisilin '55 - #55 mg:kg"":hari secara intra$ena dibagi ! dosis.
"ila ada konjungti$itis dan bayi berusia ' E ! bulan kemungkinan sekunder
oleh Chlamidia trachomatis diberikan kloramfenikol 5-'55 mg:kg"":hari
dlam 0 kali pemberian.0
E$%a&" Ke'arga
2ilakukan pada saat pasien akan dipulangkan. yaitu dengan memberitahukan C
- Informasi mengenai penyakit bronkiolitis
- "agaimana cara membersihkan jalan nafas dengan menggunakan penghisap
gelembung.
- Segera memanggil bantuan atau membaa pasien ke rumah sakit kembali jika
didapatkan gangguan pernafasan
- @ara pencegahan penyakit dan penyebarannya dengan menghindari anak dari
paparan asap rokok ataupun at yang mengiritasi lainnya, melakukan cuci
tangan, dll.!
L. PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor paparan asap rokok
dan polusi udara, membatasi penularan terutama dirumah sakit misalnya dengan
membiasakan cuci tangan dan penggunaan sarung tangan dan masker, isolasi
penderita, menghindarkan bayi:anak kecil dari tempat keramaian umum, pemberian
ASI, menghindarkan bayi:anak kecil dari kontak dengan penderita ISPA.',!
1angkah pre$entif yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian
imunisasi aktif (&aksinasi) dan pasif (Immunoglobulin).',!
Immnog'ob'"n
Imunisasi pasif dapat dilakukan dengan pemberian gammaglobulin yang
mengandung titer antibodi protektif tinggi (respigram). %espigram adalah human
polyclonal hyperimmune globilin. 2osis yang dianjurkan 5 mg:;g"" setiap
bulan, diberikan secara intra$ena pada anak dibaah umur #! bulan. Indikasi lain
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan kurang dari 0 minggu.',!
Pendekatan profilaksis pada populasi resiko tinggi adalah meningkatkan
(augmentation) antibodi yang menetralisasi protein 3 dan > dengan cara pemberian
dari luar dan imunisasi dari ibu. Pada manusia, efek imunoglobulin yang
'!
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
15/33
mengandung neutraliing antibodytiter tinggi atau monoklonal terhadap protein 3
akan mengurangi beratnya penyakit. "ila pada bayi premature atau bayi dengan
penyakit paru kronis diberikan %S& hyperimmune globulin atau antibodi
monoklonal terhadap protein 3 yang disebut dengan Pali$iumab setiap bulan,
diberikan secara intramuskular setiap hari, lama peraatan %S& akan berkurang
secara bermakna. Pali$iumab adalah humanied murine monoclonal anti-3
glycuprotein antibody, yang mencegah masuknya %S& kedalam sel host. Akan
tetapi resiko efek samping kemungkinan meningkat pada bayi dengan penyakit
jantung sianotik. AAP merekomendasikan profilaksis boleh diberikan hanya pada
bayi dengan resiko tinggi yang tidak menderita penyakit jantung sianotik.',!
(a%&"na&"
Sesudah penelitian dengan $aksin inaktif, dikembangkan $aksin live
attenuated. &aksin %S& pertama, yang terdiri dari cold E passaged mutan, efektif
untuk orang deasa, tetapi pada anak terlalu $irulen dan tidak stabil karena dapat
berubah menjadi $irus biasa kembali. ;emudian dari permukaan glikoprotein
murni, dikembangkan 26A dan peptik sintetik. &aksin li$e E attenuated
mempunyai kelebihan, yaitu dapat diberikan intranasal dan menginduksi imunitas
mukosa dan sistemik.',!
2ianjurkan pemberian li$e attentuated %S& dan PI&0 (Parainfluena $irus
serotipe 0) sebagai $aksin kombinasi sebanyak dua atau tiga kali dengan dosis
pertama sebelum atau pada usia ' bulan diikuti dengan $aksin bi$alen PI&' dan
PI pada usia !-* bulan.',!
H. PROGNOSIS
Prognosis tergantung berat ringannya penyakit, cepatnya penanganan, dan
penyakit latar belakang (penyakit jantung, defisiensi imun, prematuritas). Anak
biasanya dapat mengatasi serangan tersebut sesudah !+ E # jam. 9ortalitas kurang
dari ' . Anak biasanya meninggal karena jatuh ke dalam apneu yang lama,
asidosis respiratorik yang tidak terkoreksi atau karena dehidrasi yang disebabkan
oleh takipneu dan kurang makan-minum.'
Penelitian di 6oregia menunjukkan baha bayi yang diraat dengan
bronkhiolitis mempunyai kecendrungan menderita asma dan penurunan fungsi paru
pada usia tahun dibandingkan dengan kontrol. 7al ini menunjukkan adanya
'
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
16/33
hipereaktifitas bronkhial yang menetap selama beberapa tahun setelah menderita
bronkiolitis pada bayi muda, baik para %S& positif, maupun %S& negatif. 8idak
dapat dibuktikan secara jelas baha bronkiolitis terjadi pada anak dengan
kecendrungan asma, keberhasilan pengobatan dengan kortikosteroid mungkin dapat
mengurangi pre$alens asma pada anak dari kelompok pengobatan.'
'*
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
17/33
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
6ama 1engkap C "y. H
8empat dan 8anggal 1ahir C Pelulan, '4 9ei #5'0
mur C "ulan
=enis kelamin C 1aki-laki
Alamat C Pelulan, ;uripan, 1ombok "arat
Status dalam keluarga C Anak ;andung
Ib A)a*
6ama Ibu A "apak 9
mur #* 8ahun #4 8ahun
Pendidikan S9P S9P
Pekerjaan Ibu %umah 8angga "uruh
9asuk %S tanggal C # /ktober #5'0
2iagnosis masuk %S C Pneumonia
8angggal keluar %S C #+ /ktober #5'0
2iagnosisi keluar C "ronkiolitis akut
1ama peraatan C 0 hari
;eadaan saat keluar %S C "erobat lanjut (%aat =alan)
ANAMNESIS (8anggal # /ktober #5'0, 7eteroanamnesis dari Ibu pasien)
Ke'*an UtamaC Sesak nafas
R"+a)at Pen)a%"t Se%arang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin. Sesak napas
muncul tiba-tiab semakin lama semakin memberat, sesak yang dirasakan terus
menerus, nafas anak cepat dan terengah-engah. Sesak yang dikeluhkan disertai
dengan bunyi LngikM tetapi tidak membuat kulit menjadi kebiruan. Sesak tidak
dipengaruhi oleh perubahan posisi, cuaca, dan makanan. Anak terlihat lemas sejak
mengalami sesak tersebut. ;eluhan pernah tersedak sebelumnya disangkal.
'
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
18/33
Sebelumnya pasien mengalami batuk berdahak sejak # hari yang lalu.
2alam ' hari pasien bisa batuk sampai + kali. 2ahak yang keluar sekitar ', sendok
makan, berarna putih kekuningan, encer, tanpa darah, dan tidak berbau.
Pasien juga mengalami pilek dan bersin - bersin bersamaan dengan batuk
yang diderita sejak # hari yang lalu. Pilek dengan lendir encer, arna putih, tidak
berbau. 2alam satu hari pasien bersin bersin sampai 0 kali.
Pasien juga dikeluhkan demam sejak kemarin. 2emam dirasakan naik-
turun. 6aik terutama malam hari disertai reel. 2emam turun bila anaknya banyak
berkeringat. 2emam tidak disertai menggigil, kejang, bintik kemerahan pada kulit,
perdarahan gusi maupun hidung. ;eluhan muntah dan anak sempat tidak sadar
disangkal.
9enurut penuturan ibu pasien, anaknya tidak mencret, "A" di pampers, '
kali:hari, sedikit-sedikit, konsistensi lembek, berarna kuning muda, tidak berbusa,
berbau busuk, berlendir, maupun berdarah. "A; di pampers !-* kali:hari, arna
kuning jernih, tidak disertai darah, bau busuk, dan busa. Ibu pasien mengganti
pampers 0-!
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
19/33
- Pasien sering mengalami demam, batuk, dan pilek berulang kurang lebih sekali
dalam sebulan. ;eluhan tersebut biasanya terjadi selama 0 hari namun sembuh
dengan sendiri.
- %iayat batuk lebih dari # minggu disangkal.
- %iayat sakit asma disangkal.
- %iayat sakit jantung sejak lahir disangkal.
- %iayat sakit kuning disangkal.
- Sebelumnya pasien belum pernah diraat dirumah sakit.
R"+a)at Pen)a%"t Ke'arga
- 8idak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan serupa.
- 8idak ada keluarga pasien yang mengalami batuk lama atau dalam pengobatan
selama * bulan.
- %iayat alergi pada keluarga tidak ada
- %iayat asma dikeluarga ada yaitu ibu pasien menderita asma sejak masih kecil
- %iayat pilek berulang dikeluarga tidak ada
- %iayat sakit jantung tidak ada
- 6enek pasien menderita kencing manis
R"+a)at Pengobatan
Sebelumnya pasien tidak pernah berobat, karena pasien langsung dibaa ke %umah
Sakit. Pasien sering pergi berobat ke Puskesmas setiap bulan karna batuk pilek yang
berulang dan sembuh setelah minum obat kurang lebih ! hari. Pada saat mengalami
'4
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
20/33
sesak yang ' bulan yang lalu pasien hanya berobat kedukun diberi obat tradisional dan
di urut.
R"+a)at Ke*am"'an $an Per&a'"nan
Selama kehamilan ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (A6@) di
posyandu, ibu pasien melakukan A6@ lebih dari ! kali, saat kehamilan ibu pasien tidak
pernah mengalami demam, batuk, sesak, ataupun sakit lain, riayat rontgen selama
hamil tidak pernah, ibu pernah S> ' kali saat usia kehamilan 0 bulan, riayat minum
obat atau jamu-jamuan selama hamil tidak ada. Pasien merupakan anak ketiga, lahir
dengan spontan ", di Polindes, dibantu oleh bidan, cukup bulan dan langsung
menangis, berat badan lahir 0.55 gram dan panjang badan lahir ! cm. %iayat
kuning setelah lahir tidak ada.
R"+a)at Ntr"&"
Sampai saat ini (usia bulan) pasien hanya mendapat ASI. Pasien sempat diberikan
susu formula pada saat umur ' bulan selama ' hari tetapi pasien tidak menyukainya
akhirnya distop. Ibu mengatakan frekuensi munum ASI anak berkurang sejak sakit.
R"+a)at So&"a' E%onom" $an L"ng%ngan
- Pasien merupakan anak ketiga. Ayah bekerja sebagai buruh dan ibu sebagai ibu
rumah tangga.
- Penghasilan ayah sekitar %p.55.555:bulannya.
- Pasien tinggal serumah berlima dengan kedua saudara pasien.
- 2irumah pasien tidak ada yang merokok.
- Ibu pasien dirumah memasak dengan kompor gas.
#5
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
21/33
Per%embangan $an Ke!an$a"an
9otorik ;asar 9otorik 7alus "icara Sosial
Sudah bisa
mengangkat kepala
"isa menggerakkan
tangan dan kaki
"elum bisa duduk
dengan kedua
tangannya
menyangga
kedepan
"isa berbalik dari
telungkup ke
telentang
"elum bisa
merangkak
8angan terkepal
erat
"isa tersenyum
dan tertaa
"isa menoleh ke
kiri dan ke kanan
"isa memegang
benda dengan
dua tangan
"isa mengoceh
9enoleh ke arah
bunyi:suara
"isa menatap
pemeriksa
"isa menatap
ibu
R"+a)at Imn"&a&",
7epatitis " (saat lahir)
2P8:7" (saat # bulan, 0 bulan, ! bulan)
Polio (saat ' bulan, # bulan, 0 bulan, ! bulan)
"@> (saat ' bulan)
@ampak "elum
Pemer"%&aan F"&"% (#* /ktober #5'0)
;esan umum C Sedang
;esadaran C @ompos 9entis
>@S C D!&9
("ta' S"gn
6adi C '0+
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
22/33
Pernapasan C *+
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
23/33
*. 1eher C 9assa (-), Pembesaran ;>" superficial leher
bagian ser$ikal, mastoideal dan parotideal (-), pembesaran ;>" Suprakla$ikula (-),
pembesaran ;>" aksiler (-).
T*ora ,
Inspeksi C Pergerakan dinding dada simetris, %etraksi subcostal (O:O)
Palpasi C >erakan simetris, fremitus $okal sama antara kiri dan kanan, thrill (-)F
ictus cordis C ictus cordis teraba pada sela iga garis midka$ikuler kiri.
Perkusi C
Pulmo C Sonor pada kedua lapang paru
AuskultasiC
Pulmo C "ronko$esikuler (O:O), ronkhi basah kasar (OO), heeing (O:O), ekspirasi
memanjang (O)
@or C S'S#tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Ab$omen ,
Inspeksi C 9assa (-), distensi (-)
Auskultasi C " (O) 6
Perkusi C 8impani
Palpasi C nyeri tekan (-), hepar tak teraba, lien tak
teraba, ren tak teraba
Anggota Gera%,
8ungkai Atas 8ungkai "aah
;anan ;iri ;anan ;iri
Akral hangat O O O O
Ddema - - - -
Pucat - - - -;elainan bentuk - - - -
Pembengkakan
Sendi
- - - -
Pembesaran ;>"
Aksiler
A
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
24/33
K'"t ,Ikterus (-), pustula (-), peteki (-) , flushing (-), miliaria (-)
Urogen"ta' ,3lank mass (-), 6yeri tekan (-), genital normal
(ertebrae ,tidak tampak kelainan
Pemer"%&aan Penn/ang
Pemer"%&aan 'aborator"m
Dara* Leng%a! (# /ktober #5'0)
H"@ C 00,!4 < '50: 1 (6 N !
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
25/33
De&%r"!&" Ha&"' Rontgen T*ora%&
Proyeksi AP, kondisi foto cukup, inspirasi cukup
- !oft tissue C edema (-:-), udara subcutis (-:-), massa (-:-)
- 8ulang C fraktur costa dan cla$icula (-:-), pelebaran sela iga (-:-), iga kanan lebih
datar dibanding yang kiri.
- Pleura C Sudut costophrenicuslancip, efusi (-:-)
- Parenkim paru C @orakan bronko$askular meningkat (-:-), Infiltrat (O:O),
hiperinflasi (O:-)
- =antung CAortic knob tidak menonjol, segmen pulmonal tidak menonjol, pinggang
jantung ada, ape< menghadap kebaah, @8% C 5
;esan C "ronkiolitis
Re&me
Pasien laki-laki bulan datang dengan keluhan sesak nafas sejak ' hari yang lalu.
Sesak napas muncul tiba-tiba semakin lama semakin memberat, dirasakan terus menerus,
nafas anak cepat dan terengah-engah. Sesak yang dikeluhakan disertai dengan bunyi ngik.
Sebelumnya pasien mengalami batuk berdahak sejak # hari yang lalu. 2alam ' hari pasien
bisa batuk sampai + kali. 2ahak berarna putihkekuningan, encer, tanpa darah, dan tidak
berbau. Pasien juga mengalami pilek bersamaan dengan batuk. "erlendir encer, arna
putih, tidak berbau. 2emam sejak # hari yang lalu naik-turun. 6aik terutama malam hari
disertai reel. 2emam turun bila pasien berkeringat namun beberapa jam kemudian
demam tinggi kembali. Ibu mengatakan frekuensi minum ASI anaknya sedikit berkurang
sejak sakit. Pasien sering mengalami demam, batuk, dan pilek berulang kurang lebih
sekali dalam sebulan.
2ari pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum C lemah, kesadaran C compos mentis,nadi C '0+
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
26/33
D"agno&"& Ban$"ng
- Asma
- Pneumonia
- Anemia penyakit kronis
Ren2ana Tera!" A+a'
P'an"ng Tera!"
- /ksigen # lpm
- 2 Q 6S '* tpm (mikro)
- Ampisilin injeksi ! < '# mg
- @hlorampenicol injeksi 0 < '55 mg
- 6ebulisasi $entolin setiap + jam
- 2e
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
27/33
O), ekspirasi
memanjang (O)
defisiensi
3D.
- 6ebulisasi
$entolin setiap +
jam
- 2e
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
28/33
BAB I(
PEMBAHASAN
"ronkhiolitis adalah penyakit I%A E baah yang ditandai dengan adanya inflamasi
pada bronkiolus. yang sering di derita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari #
tahun. "ronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratory tersering pada bayi. Paling sering
terjadi pada usia # E #! bulan, puncaknya pada usia # E + bulan. Sebanyak '',! anak
berusia dibaah ' tahun dan * anak berusia ' E # tahun di AS pernah mengalami
bronkhiolitis. Penyakit ini menyebabkan 45.555 kasus peraatan di rumah sakit dan
menyebabkan !55 kematian setiap tahunnya. 3aktor resiko terjadinya bronkiolitis adalah
jenis kelamin laki-laki, status sosial ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga yang besar,
#+
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
29/33
perokok pasif, berada pada tempat penitipan anak atau ke tempat-tempat umum yang
ramai, rendahnya antibodi maternal terhadap %S&, dan bayi yang tidak mendapatkan air
susu ibu.
Pada pasien ini ddidapatkan beberapa faktor resiko seperti yang disebutkan diatas
yaitu anak berusia bulan, jenis kelamin laki-laki, status sosial ekonomi rendah dimana
ayah pasien bekerja sebagai irasasta dengan penghasilan %p. 55.555, jumlah anggota
keluarga yang besar dimana dalam satu rumah tinggal berlima dan pasien juga merupakan
perokok pasif karena ayah pasien merupakan perokok aktif. 2ari hasil anamnesis juga
didapatkan baha onset dari demam, batuk, pilek dengan sesak nafas yang terjadi singkat
yaitu satu hari. 7al ini yang membedakan bronkiolitis dengan pneumonia dimana bila
pneumonia onset demam, batuk, pilek dengan kejadian sesaknya lama bisa sampai
berminggu-minggu.
"ronkiolitis secara klinis ditandai dengan pernafasan cepat, retraksi dinding dada
dan heeing. Pada pasien ini didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik berupa takipneu
dengan respirasi rate *+ kali permenit. Selain itu dari hasil pemeriksaan fisik thora. Antiiotik $ang digunakan pada
pasien ronkiolitis $aitu a"pisilin dengan dosis :-2 "g@kg!!@hari
seara intravena diagi 4 dosis diko"inasi dengan klora"feniikol 5-
: "g@kg!!@hari diagi / dosis. adi a"oksisilin $ang dierikan sekitar
5 "g@hari diagi 4 #adi dierikan :25 "g per kali pe"erian
sedangkan klora"fenikol $ang dierikan sekitar :25 "g per kali
pe"erian.
/bat anti $irus %iba$irin ($iraol), suatu nukleotida sintetis, telah digunakan di luar
negeri sebagai terapi spesifik. Pemberiannya secara inhalasi terus-menerus '# E #5 jam:hari
selama 0 E hari, cukup efektif mengurangi gejala bronkiolitis jika diberikan sedini mungkin
(pada aal perjalanan infeksi). 6amun dalam suatu penelitian melaporkan baha pemberian
riba$irin tidak begitu menurunkan lama raat inap di rumah sakit dan angka mortalitas.
Pengaruh jangka lama masih belum diketahui. ;arenanya, penggunaannya hanya terindikasi
pada bayi yang amat sakit atau pada bayi berisiko tinggi, seperti bayi dengan penyakit jantung
kongenital sianotik, displasia bronkopulmoner berat, atau immunodefisiensi berat. Penderita
ini tidak diberikan.
:-2Penggunaan ronkodilator untuk terapi ronkiolitis telah la"adiperdeatkansela"a ha"pir 4 tahun.erapi far"akologis $ang paling
sering dierikan untukpengoatan ronkiolitis adalah ronkodilator dan
kortikosteroid. ;apat dierikan neulasi B agonis saluta"ol
,:"g@kg!!@dosis, 4-+ 1@hari0 dienerkan dengan salin nor"al untuk
"e"peraiki keersihan "ukosilier.
6ortikosteroid $ang digunakan adalah prednison,
"etilprrednisolon, hidrokortison, dan deksa"etason. ;ierikan
0'
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
32/33
deksa"etason dengan dosis ,5-:"g@kg!!@ hari #adi tang dierikan :
"g per kali pe"erian dierikan / kali sehari. 8ara pe"erian adalah
seara oral, intra"uskular, dan intravena. idak ada efek "erugikan
$ang dilaporkan.&
DAFTAR PUSTAKA
0#
8/14/2019 bronkiolitis lapsus fix.doc
33/33
'. %ahajoe 6astiti 6, "ambang Supriyatno, 2armaan "udi Setyanto.#uku A$ar
Respirologi Anak. Ddisi Pertama. =akarta C "adan Penerbit I2AI. #55+.
#. Pusponegoro 7ardiono 2, dkk. !tandar Pelayanan %edis &esehatan Anak. Ddisi
Pertama. =akarta C "adan Penerbit I2AI.#55.
0. 9ereinstein >erald ", 2a$id H ;aplan, Adam A %osenberg. #uku Pegangan
Pediatri. Ddisi '. =akarta C Penerbit Hidya 9edika. #55#.
!. /renstein 29. "ronkiolitis. 2alam C "ehrman, ;liegman, Ar$in editor. 6elson, Ilmu
;esehatan Anak edisi '. =akarta. D>@. #555.
. >arna 7 7erry.Pedoman 'iagnosis lmu &esehatan Anak. "andung C Penerbit 3;
npad. #55.*. %udolph A9, 7offman =ID, %udolph @2. Rudolphs Pediatrics. Ddisi ke-#5.
@alifornia C Prentice 7all International Inc. '44*.