DIARE
PENGERTIAN
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI, 2011). Penyebab Diare
Beberapa penyebab terjadinya diare yaitu:
a. Keracunan makanan Keracunan bahan makanan seperti udang,
tiram, kerang atau makanan lain yang tidak segar lagi atau disimpan
terlampau lama di luar lemari es.
b. Obat-obat tertentu
Misalnya antasida yang mengandung magesium hidroksida dapat
menimbulkan diare. Diare juga dapat timbul sebagai efek samping
dari beberapa jenis antibiotika seperti senyawa penisilin
(ampisilin dan amoksisilin), tetrasiklin dan kloramfenikol yang
semuanya memiliki khasiat luas sehingga tidak saja kuman penyebab
penyakit tetapi juga bakteri usus yang berguna turut
dimusnahkan.
c. Infeksi virus
Dapat menimbulkan gejala seperti flu disertai diare dan karena
itu disebut influenza perut. Virus khusus ini (norovirus) merusak
permukaan dinding usus sehingga sel selaput lendir tidak dapat
bekerja dengan baik lagi dan menimbulkan diare.
d. Infeksi bakteri
Lebih jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan diare yang
bersifat lebih berbahaya. Infeksi ini merusak dinding usus
sedemikian rupa sehingga timbul diare yang disertai demam dan atau
lendir / darah dalam tinja.
e. Akibat penyakit
Terdapat beberapa jenis penyakit yang menyebabkan diare sebagai
salah satu gejalanya antara lain penyakit cacing (gelang dan pita),
peradangan dinding usus kecil/besar serta kanker usus besar dan
pankreas.
f. Akibat alergi makanan
Alergi terhadap bahan makanan misalnya kepekaan berlebihan
(hipersensitif) terhadap lemak atau suatu protein dari gandum.
g. Akibat emosi
seperti gelisah, ketegangan dan perasaan takut.
Tanda dan Gejala DiareBeberapa tanda dan gejala ketika seseorang
mengalami diare antara lain:a. Demam;b. anak rewel dan tidak mau
makan;c. gelisah;d. berak terus menerus, encer, dan kadang disertai
dengan muntah. PENCEGAHAN DIARE
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang
dapat dilakukan adalah :
Perilaku Sehat
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan
diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk
menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. ASI bersifat steril,
berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau cairan
lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat
terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa
cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol, menghindarkan
anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan
diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara penuh
(memberikan ASI Eksklusif).
2. Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara
bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perilaku
pemberian makanan pendamping ASI yang baik meliputi perhatian
terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan pendamping ASI
diberikan. Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan
pendamping ASI, yaitu:
a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan
dapat teruskan pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak
berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering (4x
sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang
dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI
bila mungkin.
b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan
biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan,
daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke
dalam makanannya.
c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi
anak dengan sendok yang bersih.
d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang
dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.
3. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup Penularan kuman infeksius
penyebab diare ditularkan melalui Face-Oral kuman tersebut dapat
ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman atau
benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari- jari tangan,
makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci dengan air
tercemar. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
a. Ambil air dari sumber air yang bersih
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta
gunakan gayung khusus untuk mengambil air.
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi
anak-anak
d. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih)
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air
yang bersih dan cukup. 4. Mencuci Tangan Kebiasaan yang berhubungan
dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman
diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian
diare sebesar 47%).
5. Menggunakan Jamban Pengalaman di beberapa negara membuktikan
bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam
penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak
mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air
besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat
dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
b. Bersihkan jamban secara teratur.
c. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.
6. Membuang Tinja Bayi Yang Benar Banyak orang beranggapan bahwa
tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja
bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang
tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara benar. Yang harus
diperhatikan oleh keluarga:
a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban
b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di
jangkau olehnya.
b. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja
seperti di dalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun.
c. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci
tangan dengan sabun.
7. Pemberian Imunisasi Campak Pemberian imunisasi campak pada
bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi tidak terkena penyakit
campak. Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga
pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena
itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9
bulan.
Penyehatan lingkungan 1. Penyediaan Air Bersih Mengingat bahwa
ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain
adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit
mata, dan berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih
baik secara kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi
kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri
dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut,
penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus
tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih harus tetap
dilaksanakan. 2. Pengelolaan Sampah Sampah merupakan sumber
penyakit dan tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti
lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat mencemari
tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika seperti bau
yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh
karena itu pengelolaan sampah sangat penting, untuk mencegah
penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus disediakan, sampah
harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat penampungan
sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan sampah
ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan
cara ditimbun atau dibakar.3. Sarana Pembuangan Air Limbah Air
limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.
Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan
menimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk dan bersarangnya tikus, kondisi ini dapat
berpotensi menularkan penyakit seperti leptospirosis, filariasis
untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran pembuangan air
limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air limbah
dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
Penatalaksanaan Diare
LINTAS Diare ( Lima Langkah Tuntaskan Diare )
1. Berikan Oralit Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat
dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit
osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah
tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini
yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas
yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit
merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti
cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di
bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui
infus.
Pemberian Oralit yang diharuskan dalam Tiga Jam Pertama
UmurOralit yang harus diberikan
< 1 tahun
1-4 tahun
> 5 tahun
Dewasa300 ml (1,5 gelas)
1-4 tahun (3 gelas)
1200 ml (6 gelas)
2400 ml (12 gelas)
Pemberian Oralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB
Umur PenderitaOralit yang Harus Diberikan Setiap Habis BAB
< 1 tahun50 - 100 ml ( - gelas)
1-4 tahun
100 - 200 ml ( 1 gelas)
> 5 tahun
200 - 300 ml (1 - 1 gelas)
Dewasa300 - 400 ml ( 1 - 2 gelas)
2. Berikan obat Zinc
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar,
mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare
pada 3 bulan berikutnya.(Black, 2003). Penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa Zinc mempunyai efek protektif terhadap diare
sebanyak 11 % dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc
mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 %(Hidayat 1998 dan Soenarto
2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc
segera saat anak mengalami diare.Dosis pemberian Zinc pada
balita:
- Umur < 6 bulan : tablet ( 10 Mg ) per hari
selama 10 hari
- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari
selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah
berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1
sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak
diare.3. Pemberian ASI / Makanan :
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum. Asi harus
lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga
diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih
termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan
makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan
lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan. 4.
Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya
kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah
(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah
tidak di anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak
mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan
sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa
berakibat fatal.
5. Pemberian Nasehat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus
diberi nasehat tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan
bilaa. Diare lebih sering b. Muntah berulang c. Sangat haus d.
Makan/minum sedikit e. Timbul demam f. Tinja berdarah g. Tidak
membaik dalam 3 hari.
TUBERKULOSIS (TBC)1. Definisi
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi dan menular langsung
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian
besar kuman ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai tubuh
lainnya (Depkes RI, 2007).2. Penyebab
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk
batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Kuman ini
bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis
diantaranya:
a. faktor ekonomi
keadaan sosial yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan dalam mengatasi
masalah kesehatan. Masalah kemiskian akan sangat mengurangi
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, pemukiman dan
lingkungan sehat, jelas semua ini akan mudah menumbuhkan penyakit
tuberkulosis;
b. status gizi
merupakan faktor yang penting dalam timbulnya penyakit
tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian kejadian tuberkulosis
menunjukakan bahwa penyakit yang bergizi normal ditemukan kasus
lebih kecil daripada status gizi kurang dan buruk;
c. status pendidikan
latar belakang pendidikan mempengaruhi penyebaran penyakit
menular khususnya tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian
mengatakan semakin rendah latar belakang pendidikan kecenderungan
terjadi kasus tuberkulosis, hal ini faktor terpenting dari kejadian
TB paru;d. jenis kelaminmenurut WHO, sedikitnya dalam periode
setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB paru,
dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi
kematian yang disebabkan oleh TB Paru dibandingkan dengan akibat
proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin lakilaki
penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol
sehingga dapat menurunkan sistem pertahannan tubuh, sehingga lebih
mudah dipaparkan dengan agent penyebab TB Paru;
e. umur
penyakit TB Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau
usia produktif (15-50 tahun). Dewasa ini dengan terjadinya transisi
demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih
tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis
seseorang menurun, sehingga sangat rentan terhadap berbagai
penyakit termasuk penyakit TB Paru4. Cara Penularan
Sumber penularan adalah pasien tuberculosis, pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan
hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang
memungkinkan seseorang terpajan kuman tuberkulosis ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut (Depkes RI, 2007).
5. Tanda dan Gejala penyakit TB paru
Tanda dan gejala penyakit TB paru dapat dibedakan menjadi dua,
antara lain:
a. gejala umum batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu
atau lebihb. Gejala lain yang sering dijumpai ialah:
1) demam
biasanya menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas
badan dapat mencapai 40-41 oC. Serangan demam pertama dapat sembuh
kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini,
sehingga penderita tidak pernah merasa terbebas dari serangan demam
influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan tubuh
penderita dan berat ringannya infeksi kuman TBC yang masuk;
2) batuk/ batuk darah
gejala ini banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena adanya
iritasi pada saluran napas. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(tidak ada dahak) kemudian setelah timbul peradangan menjadi
produktif (ada dahak). Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah
karena terdapat pembuluh darah yang pecah;
3) sesak napas
pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
lanjut
4) nyeri dada;
5) malas untuk beraktivitas
penyakit TBC bersifat radang menahun, gejala ini sering
ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam,
dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbul secara tidak teratur
6. Pengobatan TB
a. Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Obat Anti
Tuberkulosis).b. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap
intensif dan lanjutan.1) Pada tahap intensif (awal)
Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan
tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.2) Tahap
lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, 3x
dalam seminggu selama 4 bulan. Tahap lanjutan penting untuk
membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan TB paru
Menurut Depkes RI tahun 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesembuhan TB paru adalah:
a. Faktor sarana ditentukan oleh:
1) pelayanan kesehatan: sikap petugas kesehatan terhadap pola
penyakit TB paru;
2) ada tidaknya obat di pelayanan kesehatan
3) adanya PMO (Pengawas Menelan Obat).
b. faktor penderita ditentukan oleh :
1) pengetahuan penderita mengenai penyakit TB paru, cara
pengobatan, dan bahaya yang dapat ditimbulkan akibat berobat tidak
adekuat;
2) menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi, cukup
istirahat, hidup teratur, dan tidak mengkonsumsi alkohol atau
merokok;
3) menjaga kebersihan diri dengan tidak membuang dahak
sembarangan dan bila batuk menutup mulut dengan sapu tangan.
c. faktor keluarga dan lingkungan ditentukan oleh:
Dukungan keluarga, ventilasi yang tidak baik, lantai rumah yang
lembab, dan sirkulasi udara yang buruk sebagai faktor lingkungan
yang sering menyebabkan TB.
8. Etika Saat Batuk dan Bersina) Menutup mulut dengan tisu/sapu
tangan ketika batukb) Jangan menghadap ke orang lain ketika batuk
atau bersinc) Ketika batuk menghadap ke arah samping dan menutupnya
dengan lengand) Cuci tangan setelah memegang tisu/sapu tangan yang
habis dipakai batuk
DIFTERI1. Definisi
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
bakteri Corynebacterium diphteriae yang berasal dari kulit bagian
dalam hidung dan nasofaring, kulit dan luka lain dari orang yang
terinfeksi.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Difteri
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis
diantaranya:
a) faktor ekonomi
keadaan sosial yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan dalam mengatasi
masalah kesehatan. Masalah kemiskinan akan sangat mengurangi
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi, pemukiman dan
lingkungan sehat, jelas semua ini akan mudah menumbuhkan penyakit
difteri;
b) status gizi
merupakan faktor yang penting dalam timbulnya penyakit
tuberkulosis. Berdasarkan hasil penelitian kejadian difteri
menunjukakan bahwa penyakit yang bergizi normal ditemukan kasus
lebih kecil daripada status gizi kurang dan buruk;
c) status pendidikan
latar belakang pendidikan mempengaruhi penyebaran penyakit
menular khususnya difteri.
d) jenis kelamine) umur 3. Cara Penularan
Penularan terjadi melalui tetes udara yang dikeluarkan oleh
penderita ketika batuk atau bersin, dapat juga terjadi melalui sapu
tangan dan gelas bekas minum penderita atau menyentuh luka
penderita.4. Tanda dan Gejala penyakit Difteri
Tanda dan gejala penyakit difetri antara lain:
a) demam kurang dari 38 oCb) nyeri saat menelan, tenggorokan
sakit, dan sesak napas
c) luka keabu-abuan
d) pembengkakan di leher (pada kasus sedang dan berat)
5. Pencegahan Difteri
a) Imunisasi DPT pada umur 2,4,6, 18 bulan dan 5 tahunb)
Imunisasi TD (Toxoid Difteri) pada usia 10 dan 18 tahun
6. Pengobatan Difteri
Tujuan Pengobatan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman.