KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO KETIDAKHADIRANYang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama: Dra. Dorcas Kristin SaubakiNIP: 19671219 199903 2 001Pangkat/
Gol.Ruang: Penata Tk. I, III/dJabatan: Pengelola Bahan Kepegawaian
dan ketatalaksanaanMenyatakan bahwa pada :Hari: Tanggal: Tidak
dapat hadir karena CUTI, DINAS LUAR, IJIN, SAKIT, DIKLAT sesuai
dengan bukti terlampir untuk keperluan administrasi kehadiran
pegawai.
Mengetahui Oelamasi, 2014Atasan LangsungHormat saya
Dra. Maria Goreti SanamMarthinus Foang, A.MdNIP. 19660602 199303
2 003NIP. 19590319 197903 1 003
KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO KEHADIRANYang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama:
Dra. Dorcas Kristin SaubakiNIP: 19671219 199903 2 001Pangkat/
Gol.Ruang: Penata Tk. I, III/dJabatan: Pengelola Bahan Kepegawaian
dan KetatalaksanaanMenyatakan bahwa pada :Hari: RabuTanggal: 31
Desember 2014Kedatangan: 08.00 WITAKepulangan: 16.00 WITA
Tidak terdata dalam komputerisasi sistim kehadiran pegawai
karena GAGAL ABSEN,MATI LAMPU, SISTIM EROR, LUPA ABSEN * untuk
keperluan administrasi kehadiran pegawai
Mengetahui Oelamasi,31 Desember 2014Atasan LangsungHormat
saya
Dra. Maria Goreti SanamDra. Dorcas Kristin SaubakiNIP. 19660602
199303 2 003NIP. 19671219 199903 2 001
KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO TUGAS LUARYang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama:
NIP:Pangkat/ Gol.Ruang:Jabatan:Menyatakan bahwa pada
:Hari:Tanggal:Melakukan tugas luar diluar kota sebagai
berikut:Tugas Luar pada :Tujuan:Jam keberangkatan:Jam
kepulangan:Sesuai dengan bukti terlampir untuk keperluan
administrasi kehadiran pegawai.
Mengetahui Oelamasi, Atasan LangsungHormat saya
Dra. Maria Goreti SanamNIP. 19660602 199303 2 003NIP.
KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO TERLAMBAT HADIR/ PULANG CEPAT
Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama: Dra. Dorcas
Kristin SaubakiNIP: 19671219 199903 2 001Pangkat/ Gol.Ruang: Penata
Tk.I, III/dJabatan: Pengawas Sekolah Madya (Pend. Agama Katolik)
Menyatakan bahwa pada :Hari: JumatTanggal: 06 Maret 2015Izin
TERLAMBAT HADIR/PULANG CEPAT sebagai berikut:Tujuan: Mengikuti
penguburan Jam: 12.00Sesuai dengan bukti terlampir untuk keperluan
administrasi kehadiran pegawai.
Mengetahui Oelamasi , 06 Maret 2015Atasan LangsungHormat
saya
Dra. Maria Goreti SanamDra. Dorcas Kristin SaubakiNIP. 19660602
199303 2 003NIP. 19671219 199903 2 001
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salahsatu komoditas
hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses
budidaya bawangmerah kita dihadapkan dengan berbagai masalah
(resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya,serangan hama dan
penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi
menurun.Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya
membantu penyelesaianpermasalahan tersebut. Salah satunya dengan
peningkatan produksi bawang merah secarakuantitas, kualitas dan
kelestarian ( K 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan
berkompetisi di eraperdagangan bebas.A. PRA TANAM1. Syarat
TumbuhBawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan,
tekstur sedang sampai liat. Jenistanah Alluvial, Glei Humus atau
Latosol, pH 5.6 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %,suhu
25-320 C
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH YANG BENAR1. Pengolahan TanahPupuk
kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2Diluku
kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)Dibuat bedengan dengan lebar
120 -180 cmDiantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal)
dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50cm.Apabila pH tanah kurang
dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas
bedengan dandiaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.Untuk
mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus
GLIO) dicampur 25-50 kgpupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu
taburkan merata di atas bedengan. 2. Pupuk DasarBerikan pupuk : 2-4
kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan
dandiaduk rata dengan tanah.Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk
NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2 dicampur ratadengan tanah di
bedengan.Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara
merata di atas bedengan dengandosis 10 botol/1000 m2 dengan cara :-
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air
dijadikan larutan induk. Kemudiansetiap 50 lt air diberi 200 cc
larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.- alternatif 2 : setiap
1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk
menyiram5-10 meter bedengan.Biarkan selama 5 7 hari4. Pemilihan
Bibit- Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.- Umbi
bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam
ikatan (umbi masih adadaunnya)- Umbi bibit harus sehat, ditandai
dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi
tidakluka (tidak terkelupas atau berkilau)B. FASE TANAM1. Jarak
TanamPada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau
BangkokPada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron2. Cara TanamUmbi
bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air
)Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam
NASASimpan selama 2 hari sebelum tanamPada saat tanam, seluruh
bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam
permukaantanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.C.
AWAL PERTUMBUHAN ( 0 10 HST )1. Pengamatan HamaWaspadai hama Ulat
Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada
pangkal danujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80
butir. Telur dilapisi benang-benangputih seperti kapas.Kelompok
telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan
dimusnahkan.Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI
atau VITURA . Biasanya pada bawanglebih sering terserang ulat
grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di
perut/kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.Ulat tanah
. Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik
tumbuhnya dan tangkai kelihatanrebah karena dipotong pangkalnya.
Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari
sisasisatanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan
PESTONA.Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah
penyakit layu Fusarium. Gejalaserangan penyakit ini ditandai dengan
menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layudengan cepat
(Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau
dibakar di tempatyang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.2.
Penyiangan dan PembumbunanPenyiangan pertama dilakukan umur 7-10
HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuanggulma atau tumbuhan
liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada
saatpenyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawangDilakukan
pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun
agar perakaranbawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu
bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikankembali dengan cara
memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di
Brebesdisebut melem).
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH YANG BENAR1. Pemupukan
pemeliharaan/susulanDosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan
kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZAdapat mengakibatkan
leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang,
pertumbuhantanaman terhambat dan daunnya menguning pucat.
Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujungdaun mengering dan
umbinya kecil.Pemupukan dilakukan 2 kali( dosis per 1000 m2 ) :- 2
minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl- 4 minggu : 3-7 kg
Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KClCampur secara merata ketiga jenis
pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau
garitantanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman
supaya daun tidak terbakar danterganggu pertumbuhannya.Atau jika
dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2
diberikan pada umur 2 minggu.4. PengairanPada awal pertumbuhan
dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman
pagihari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih
kelihatan basah untuk mengurangiserangan penyakit. Penyiraman sore
hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapailebih
90 %Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang
merahTinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan
setinggi 20 cm dari permukaan bedenganpertanamanD. FASE VEGETATIF (
11- 35 HST )1. Pengamatan Hama dan PenyakitHama Ulat bawang, S.
litura dan S. exiguaThrips, mulai menyerang umur 30 HST karena
kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengansuhu rata-rata
diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat
seperti perakSerangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal
dengan kelembaban diatas 70%. Jikaditemukan serangan, penyiraman
dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan.Populasi
diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA.Penyakit
Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii
melalui umbi atau percikanair dari tanah. Gejala serangan ditandai
terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu
atauputih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering
ujung-ujungnya. Serangan pada umbisehabis panen mengakibatkan umbi
busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merahkecoklatan.
Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif
dengan penebaranGLIO.Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan
oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejalaserangan adalah
ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk
lekukan yangakan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah
Brebes: otomatis). Jika ada gejala,tanaman terserang segera dicabut
dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam
tanahkendalikan dengan GLIOPenyakit oleh virus.- Gejalanya
pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan
terkulai sertaanakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus
dan pergiliran tanaman selain golonganbawang-bawangan.Busuk umbi
oleh bakteri.- Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa
menyerang setelah dipanen. Usahakan tempatyang kering.- Busuk umbi/
leher batang oleh jamur.- Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk
dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalubecek (atur
drainase).- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran
tanaman dengan jenis tanaman lain (bukangolongan Bawang-bawangan.
PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir
untukmengatasi serangan hama-penyakit.2. Pengelolaan Tanaman-
Penyiangan kedua dilakukan pada umur30-35 HST dilanjutkan
pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.-
Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari
sekali mulai 7 hari setelahtanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari
ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2tutup/ tangki
(dicampurkan dengan NASA).- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada
pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan
rintikrintikpenyiraman dilakukan siang hari.E. PEMBENTUKAN UMBI (
36 50HST )Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif,
yang perlu diperhatikan adalahpengairannya. Butuh air yang banyak
pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiramansehari dua
kali yaitu pagi dan sore hari.F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )Pada
fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya
dilakukan sehari sekali yaitu padasore hari.G. PANEN DAN PACA
PANEN1. Panen60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan
pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur70 90 hari.Panen dilakukan
pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becekPemanenan dengan
pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun
diikat
TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH YANG BENARmenjadi satu ikatan (Jawa
: dipocong)2. Pasca Panen- Penjemuran dengan alas anyaman bambu
(Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 haridengan bagian
daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran
keduaselama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk
mengeringkan bagian umbi dansekaligus dilakukan pembersihan umbi
dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawadari
lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.- Penyimpanan,
ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur
dengan baik,suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi
gudang.Budidaya Bawang MerahSecara OrganikPDF| Print|EmailTop of
FormUser Rating: / 15Poor BestRateBottom of FormWritten by prakarsa
teamTertarik pada pertanian karena kami sekeluarga hidup di
lingkunganmasyarakat petani dan peternak sapi perah. Kegiatan dalam
masyarakatsebagai anggota klub sepak bola dan sekretaris kelompok
tani SuburMakmur.Petani di daerah Batu sejak tahun 50-an telah
menggunakan pupuk kimiadan pestisida kimia seperti DDT. Tahun 1980
mereka sudah mulaimerasakan bahwa hasil produksi pertaniannya
semakin merosot.Penggunaan pupuk dan pestisida meningkat jumlahnya
seiring denganmahalnya harga pupuk dan pestisida kimia. Dengan
kemampuan yang paspasansaya berupaya dan mencari terobosan agar
petani tetap mendapatkeuntungan. Disinilah saya bergabung dengan
petani lestari HPS Batu.Di dalam tanah terdapat mahlk kecil yang
dinamakan mikro organisme yangmenghancurkan sisa-sisa mahluk hidup
dari hewan atau tumbuhan. Hasilpenghancuran itu menjadi makanan
bagi tumbuh-tumbuhan dan selanjutnyamembentuk rantai makanan yang
tidak pernah berhenti (daur ulang alami).Setelah manusia menemukan
pupuk kimia untuk menyuburkan tanaman danDDT untuk melindungi dari
serangan hama, berkembanglah pemakaianpestisida untuk memberantas
hama dan penyakit tanaman. Penggunaanpupuk kimia yang terus menerus
menyebabkan penurunan jumlah bahanorganik tanah, PH tanah menurun,
tanah menjadi kecut (masam), ditambahpemakaian pestisida yang
berakibat matinya mikro organisme di dalamtanah, sehingga tanah
menjadi mati/bantat.Dengan terjadinya krisis, pupuk menjadi mahal
bahkan ada yang naik 3 kalillipat sehingga petani tidak mampu
membelinya. Biaya untuk bertanammenjadi semakin tinggi sedangkan
hasilnya makin berkurang. Kerugianselalu terjadi sehingga membuat
kami harus mementukan pilihan jalankeluar.Menanam Bawang Merah
Secara Organik1. Tanah dicangkul agak dalam dan rumputnya diambil
(kebruk kalet: bahasapetani Batu), selanjutnya digulut dengan lebar
80 cm.2. Guludan ditaburi pupuk kandang3. Pupuk kandang ditutup
dengan tanah dan permukaan guludan dibuat rata.Pada musim penghujan
permukaan guludan dibuat agak lebih tinggi agartidak terendam air
hujan. Tinggi guludan pada musim kemarau 30 cm danmusim hujan 40
cm.4. Bibit yang sudah siap kemudian ditanam pada guludan (diponjo)
denganjarak 20 cm, kemudian ditutup menggunakan daun pahit-pahitan
(daun yangrasanya pahit).5. Tahap selanjutnya adalah penyiangan,
menggemburkan tanah dan menguruktanaman tipis-tipis sesuai dengan
pertumbuhan tanaman.6. Pemberantasan hama dan penyakit menggunakan
rendaman daun pahitandan bawang putih.7. Setelah cukup umur tanaman
dicabut, diikat dan selanjutnya disiger.Hasil yang Diperoleh1.
Penanaman pada waktu musim kemarau (dengan disiram), dengan
bibitsebanyak 15 kg menghasilkan panen sebanyak 60 kg.2. Penanaman
pada musim hujan, dengan bibit sebanyak 50 kg menghasilkanpanen
sebanyak 200 kg.Kendala dan ManfaatSelama proses penanaman
berlangsung selalu dibayangi keraguan karenaseolah-olah menentang
arus, meskipun dengan sistem pertanian organikberarti mengikuti
hukum alam.Paguyuban belum mampu memasarkan hasil panen sehingga
terpaksa sayamenjualnya seharga produk
konvensional.KesimpulanBertani dengan sistem organik harus titen
dan telaten sehingga pasti panen.Dengan sistem pertanian organik
biaya yang dikeluarkan rendah,pengerjaan tanah mudah karena gembur.
Sudah waktunya petani beralihsistem, meninggalkan sistem
konvensional yang merugi dan merusaklingkungan, dengan sistem
pertanian organik yang lestari.PENULIS: RUDY GUNAWAN, DRESEL,
ORO-ORO OMBO, BATU, MALANGBUDIDAYA BAWANG MERAH ASAL BIJIMay 13,
2008Sampai saat ini petani bawang merah di Daerah Istimewa
Yogyakarta selalu menggunakanumbi bibit sebagai bahan tanaman.
Bibit yang berasal dari umbi, daya hasilnya relatif tidakberubah
dengan bergantinya waktu. Peningkatan daya hasil hanya bisa
dilakukan melaluiperbaikan kultur teknis, dan suatu ketika produksi
bawang merah akan mengalamipenurunan.Untuk meningkatkan
produktivitas bawang merah selain perbaikan kultur teknis, petani
perludikenalkan varietas unggul TUK-TUK yang dapat ditanam melalui
biji. Ciri-ciri bawangmerah ini antara lain bentuk umbi bulat,
ukuran seperti bawang merah lokal Philipina, warnaumbi merah muda
sampai kecoklatan.Bawang ini dapat ditanam di dataran rendah maupun
dataran tinggi, dengan suhu optimal25 32 derajat celcius, tanah
yang cocok adalah tanah yang aerasinya baik, subur,
gembur,mempunyai bahan organik tinggi, sedang pH tanah berkisar
5,5-6,5. Adapun cara bercocoktanamnya sebagai berikut :CARA
BERCOCOK TANAMPersemaianBenih atau biji sebaiknya disemai pada
lahan terbuka agar tumbuh dengan baik, caranya:1. Buat bedengan
dengan lebar 1m, tinggi 40cm-50cm, dan panjang menyesuaikan
lahanyang tersedia.2. Usahakan jarak antar bedengan 40-50 cm.3.
Campur tanah bedengan dengan pupuk kandang 2 Kg/m2 dan kapur
pertanian sebanyak150-200g/m2,4. Ratakan kembali bedengan
tersebut,5. Taburi bedengan dengan sekam padi setebal 9-10 cm.6.
Bakar sekam padi selanjutnya dibiarkan selama 1 hari.7. Ratakan
bedengan, beri pupuk dasar KCI:50g/m2; SP-36:50g/m2 dan bahan
aktifkarbofuran 5g/m2,8. Buat alur melintang dengan jarak antara
alur 5-10cm dan kedalaman 1 cm.9. Taburkan biji bawang merah pada
alur tersebut sebanyak 150-200 biji/alur, kemudiantutup alur dengan
tanah.10. Lakukan penyiraman secara rutin dan hati-hati untuk
menjaga kelembaban;11. Kecambah akan muncul 5-10 HSS (Hari Setelah
Semai);12. Bila musim hujan sebaiknya bedengan ditutp dengan
sungkup plastik selama 3-4minggu.Penanaman1. Buat bedengan yang
sama baik ukuran maupun perlakuannya seperti bedenganpesemaian,
kemudian diari sampai basah.2. Buat lubang tanam dengan jarak dalam
barisan 5cm-10cm dan jarak antar barisan 10cm;3. Usahakan baris
tanaman dibuat memotong bedengan untuk memudahkan penyiangan;4.
Tanam bibit yang telah berumur 6 minggu setelah semai dengan
memasukkan bibitkedalam lubang tanam satu lubang satu bibit;5.
Tekan tanah disekitarnya dengan lembut supaya akarnya menyatu
dengan tanah.
Penanganan Pasca Panen Benih Bawang Merah
Berita
Oleh Setyorini W, SP
Senin, 23 Mei 2011 15:39
Koordinasi Perbenihan Bawang Merah dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas benih bawang merah telah
diselenggarakan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat
Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian di Hotel Cakra Kusuma
Yogyakarta pada tanggal 25 s/d 27 April 2011. Dalam acara
koordinasi tersebut, Direktorat Perbenihan Hortikultura meminta
kesediaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta
untuk menjadi salah satu Narasumber dengan topik Penanganan Pasca
Panen Benih Bawang Merah. Narasumber dari BPTP Yogyakarta yang
ditunjuk adalah Ir. Siti Rahayu, MS dan Arlyna Budi Pustika, SP.,
MP. Dalam penjelasannya, kedua narasumber BPTP Yogyakarta
memberikan gambaran ataupun penjelasan mengenai kondisi budidaya
maupun penanganan pasca panen benih bawang merah di wilayah
D.I.Yogyakarta. Menurut Pustika, di wilayah Kabupaten Bantul,
Yogyakarta, petani bawang merah biasa mempergunakan benih bawang
merah varietas Tiron, Kuning, Super-Philip, Bima-Brebes,
Maja-Cipanas maupun Lokal Bantul. Ketersediaan benih bawang merah
biasanya diperoleh dari hasil panen musim tanam sebelumnya yang
telah disimpan selama 2-6 bulan. Dalam penjelasannya Pustika
menerangkan bahwa kebutuhan benih bawang merah mencapai 0,9 ton/ha,
sehingga untuk wilayah Bantul pada tiap musim tanam memerlukan
ketersediaan benih berkisar antara 720-900 ton untuk luas areal
800-1000 hektar. Permasalahan ketersediaan benih dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor produktivitas yang rendah yang
disebabkan oleh penggunaan benih kurang bermutu selain karena
petani enggan melakukan seleksi benih bawang merah yang akan
dipergunakan. Faktor anomali iklim yang terjadi saat ini
diperkirakan turut memberikan andil dalam permasalahan ini.
Perubahan iklim mengakibatkan beberapa petani memilih untuk
menjadikan lahan pertanaman bawang merahnya ditanami padi sehingga
berakibat pada menurunnya produksi bawang merah. Turunnya produksi
akan berakibat pada kelangkaan ketersediaan benih bawang merah.
Pada kondisi tersebut harga benih bawah merah terutama di tingkat
produsen benih, dapat melambung hingga kisaran Rp 35.000-Rp
45.000,-/kg. Kondisi tersebut dapat dikendalikan apabila aspek
budidaya maupun pasca panen perbenihan bawang merah diperhatikan.
Dari aspek budidayanya, faktor benih menjadi faktor utama penentu
keberhasilan produksi. Benih yang digunakan seharusnya adalah benih
yang bersertifikat dari BPSB yang umbinya sehat, berjumlah tunggal,
berukuran sedang (diameter umbi 1,5-2 cm) dan berbentuk simetris.
Apabila mempergunakan benih yang berumur < 2 bulan, langkah yang
harus dilakukan adalah memotong bagian umbi atas sebelum ditanam.
Tujuannya untuk merangsang pertunasan. Faktor keberhasilan pasca
panen perbenihan bawang merah ditentukan dari penanganan panen dan
waktu panen yang tepat. Bawang merah untuk tujuan perbenihan
ditandai dengan >90% daun telah rebah atau tanaman telah berumur
65-70 hari setelah tanam (HST). Proses pasca panen bawang merah
untuk perbenihan harus dilakukan segera setelah panen, untuk
menghindari penurunan kualitas dan memperlambat kerusakan saat
disimpan dalam jangka waktu lama. Beberapa langkah penanganan umbi
bawang merah untuk penyediaan benih disarankan oleh narasumber BPTP
Yogyakarta. Langkah pertama adalah membersihkan umbi bawang merah
dari kotoran yang melekat setelah proses panen kemudian bersama
daunnya masing-masing diikat sebanyak 10-15 rumpun dan dijemur
beralaskan tikar bambu (gedheg) dibawah sinar matahari. Proses
penjemuran ini dilakukan dalam 2 tahapan. Tahap pertama adalah
proses pelayuan yang dilakukan selama 2-3 hari pertama setelah
panen dengan bagian daun menghadap ke atas. Tujuannya untuk
mengeringkan daun. Apabila cuaca tidak memungkinkan, pengeringan
mekanis dilakukan dengan menghembuskan udara panas bersuhu 46oC
selama 16 jam dengan kelembaban 70-80%. Tahap kedua, penjemuran
dilakukan selama 7-14 hari, dengan bagian umbi menghadap ke atas,
tujuannya menjemur bagian umbi bawang. Pada tahap ini dilakukan
pembersihan umbi dari sisa-sisa kotoran dan pembersihan kulit yang
terkelupas. Kadar air yang diinginkan 80-85% atau bila kulit bawang
telah terlihat mengkilap, dan jika digesekkan satu sama lain
terdengar suara gemerisik. Langkah kedua adalah proses penyimpanan,
umbi bawang merah untuk penyediaan benih diaplikasi dengan
insektisida, fungisida, dan semen secara merata di semua bagian
bawang merah atau disemprotkan pada semua bagian bawang merah di
terik matahari sampai kering. Setelah itu penyimpanan umbi bawang
merah dilakukan dengan cara meletakkan umbi pada rak bambu
bertingkat (Gambar 1) dan tiap 1 minggu sekali dilakukan kontrol
dan pengasapan untuk menghindari munculnya jamur. Menurut Rahayu,
gudang penyimpanan memiliki beberapa persyaratan yaitu suhu ruang
berkisar antara 3035oC dengan kelembaban 55-75%, ventilasi cukup,
tidak tercampur dengan komoditas lain dan tempat penyimpanan
bersih. Sortasi benih dilakukan pada umbi bawang merah yang telah
disimpan selama 1-1,5 bulan. Dalam penjelasannya, Rahayu memberikan
contoh ukuran gudang yang dikembangkan BB Pasca Panen tahun 2007
yaitu gudang penyimpanan berukuran 6 x 6 x 3 m, dengan dinding batu
bata setinggi 1 m dengan bagian atas berupa fiber transparan
(Gambar 2). Atap fiber transparan, dilengkapi aerasi udara
(ballwindow). Gudang penyimpanan ini mampu menyimpan 5-10 ton
bawang merah. Pengeringan dalam gudang ini bisa mencapai 3 hari,
dengan waktu penjemuran biasa > 7 hari. Langkah ketiga adalah
proses pengepakan. Proses pengepakan benih dilakukan menggunakan
karung jala. Untuk pemasaran keluar kota menggunakan karung jala
ukuran 80-100 kg dan pemasaran antar pulau menggunakan karung jala
berkapasitas 50-60 kg, yang dimasukkan dalam keranjang bambu dan
diangkut dengan truk/kontainer. Pengepakan yang baik dan benar
dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kualitas benih bawang
merah.
LAST_UPDATED2
KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO KEHADIRANYang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama:
Marthinus Foang, A.MdNIP: 19590319 197903 1 003Pangkat/ Gol.Ruang:
Penata, III/cJabatan: Pengadministrasi Menyatakan bahwa pada :Hari:
Tanggal: Kedatangan: Kepulangan:
Tidak terdata dalam komputerisasi sistim kehadiran pegawai
karena GAGAL ABSEN,MATI LAMPU, SISTIM EROR, LUPA ABSEN * untuk
keperluan administrasi kehadiran pegawai
Mengetahui Oelamasi, 2014Atasan LangsungHormat saya
Dra. Maria Goreti SanamMarthinus Foang, A.MdNIP. 19660602 199303
2 003NIP. 19590319 197903 1 003
KEMENTERIAN AGAMAKANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN KUPANG Jl.
Timor Raya Km. 36 Oelamasi - NTT
BLANKO KEHADIRANYang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama:
Erna Yuliana SaekNIP: 19590117 198802 2 001Pangkat/ Gol.Ruang:
Penata Muda Tk. I, III/bJabatan: Pengadministrasi Tata Usaha Urusan
KepegawaianMenyatakan bahwa pada :Hari: SelasaTanggal: 30 September
2014Kedatangan: 08.00 WITAKepulangan: 16.00 WITA
Tidak terdata dalam komputerisasi sistim kehadiran pegawai
karena GAGAL ABSEN,MATI LAMPU, SISTIM EROR, LUPA ABSEN * untuk
keperluan administrasi kehadiran pegawai
Mengetahui Oelamasi, 30 September 2014Atasan LangsungHormat
saya
Dra. Maria Goreti SanamErna Yuliana SaekNIP. 19660602 199303 2
003NIP. 19590117 198802 2 001