Top Banner
PENGARUH ANTARA NILAI TUKAR DENGAN BISNIS INTERNASIONAL Hubungan utama antara nilai tukar dan perdagangan internasional adalah cara di mana fluktuasi nilai tukar mempengaruhi nilai impor dan ekspor. Ketika datang untuk bertukar rate dan perdagangan internasional, mata uang yang lemah dapat mempengaruhi jenis barang serta jumlah barang yang satu negara dapat membeli. Seperti perbedaan dalam nilai tukar dan perdagangan internasional juga dapat menyebabkan suatu kondisi di mana ada ketidak seimbangan perdagangan antara dua mitra dagang. Sebuah analisis tentang hubungan antara nilai tukar dan perdagangan internasional dapat dilakukan pada tingkat nasional atau pemerintah, atau dapat dilihat dari perspektif individu. Di tingkat nasional, sebuah negara dengan mata uang lemah berada pada posisi yang kurang menguntungkan ketika perdagangan dengan negara dengan mata uang yang lebih kuat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa negara dengan mata uang lemah tidak akan dapat melampirkan nilai yang sama dan kepuasan terhadap barang- barang yang ia mampu membeli berdasarkan nilai tukar. Ketika suatu negara mengekspor produk, mungkin mengetahui bahwa mata uang lemah akan untuk keuntungan perusahaan. Menjual barang pada pasar internasional akan bersih lebih banyak uang dalam hal mata uang lokal karena fakta bahwa mata uang lokal lebih lemah dari yang asing. Hal ini juga bekerja untuk individu. Misalnya, jika mata uang seorang pengusaha dijual seharga 100 dolar yang sebagai lawan 50 sebelumnya untuk satu dolar, ini berarti
32

Binter Materi Fix

Feb 02, 2016

Download

Documents

anggadewiputri

BINTER
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Binter Materi Fix

PENGARUH ANTARA NILAI TUKAR DENGAN BISNIS INTERNASIONAL

Hubungan utama antara nilai tukar dan perdagangan internasional adalah cara

di mana fluktuasi nilai tukar mempengaruhi nilai impor dan ekspor. Ketika datang

untuk bertukar rate dan perdagangan internasional, mata uang yang lemah dapat

mempengaruhi jenis barang serta jumlah barang yang satu negara dapat membeli.

Seperti perbedaan dalam nilai tukar dan perdagangan internasional juga dapat

menyebabkan suatu kondisi di mana ada ketidak seimbangan perdagangan antara dua

mitra dagang.

Sebuah analisis tentang hubungan antara nilai tukar dan perdagangan

internasional dapat dilakukan pada tingkat nasional atau pemerintah, atau dapat dilihat

dari perspektif individu. Di tingkat nasional, sebuah negara dengan mata uang lemah

berada pada posisi yang kurang menguntungkan ketika perdagangan dengan negara

dengan mata uang yang lebih kuat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa negara

dengan mata uang lemah tidak akan dapat melampirkan nilai yang sama dan kepuasan

terhadap barang-barang yang ia mampu membeli berdasarkan nilai tukar.

Ketika suatu negara mengekspor produk, mungkin mengetahui bahwa mata

uang lemah akan untuk keuntungan perusahaan. Menjual barang pada pasar

internasional akan bersih lebih banyak uang dalam hal mata uang lokal karena fakta

bahwa mata uang lokal lebih lemah dari yang asing. Hal ini juga bekerja untuk

individu. Misalnya, jika mata uang seorang pengusaha dijual seharga 100 dolar yang

sebagai lawan 50 sebelumnya untuk satu dolar, ini berarti bahwa ia dapat menjual

barang untuk jumlah dolar yang biasa dan menghasilkan uang dua kali lebih banyak

dalam hal mata uang lokal berdasarkan perubahan nilai tukar.

Masalahnya adalah bahwa ketika pengusaha mencoba untuk mengimpor

produk dia akan menghabiskan dua kali lebih banyak untuk membeli mata uang asing

yang lebih kuat untuk memfasilitasi perdagangan. Ini berarti bahwa ada trade

ketidakseimbangan antara kedua negara di mana negara dengan mata uang kuat

memiliki keuntungan moneter. Ketidakseimbangan ini disebabkan variasi yang tidak

proporsional dalam nilai tukar dari mata uang kedua negara. Dalam istilah ekonomi,

segala bentuk depresiasi atau apresiasi yang terjadi pada nilai tukar suatu negara

secara langsung mempengaruhi neraca perdagangan antara negara dan neraca

perdagangannya. Jadi, tergantung pada apakah nilai tukar terdepresiasi atau

menghargai, neraca perdagangan dapat berubah merugikan atau ke keuntungan negara

dalam kaitannya dengan perdagangan dengan negara- negara lain. Faktor-faktor

Page 2: Binter Materi Fix

tersebut juga mempengaruhi daya saing suatu negara dalam perdagangan

internasional. Beberapa negara sengaja mendevaluasi mata uang mereka sehingga

dapat meningkatkan manfaat dari perdagangan dengan negara- negara yang memiliki

mata uang kuat. Devaluasi meningkatkan nilai ekspor dengan membuat mereka lebih

murah sementara membuat impor mahal

STABILITAS DAN PREDICTABILITAS

Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Kurs (exchange rate) suatu mata uang adalah nilai tukar atau harganya jika

ditukar dengan mata uang yang lain. Sama halnya dengan harga-harga lain dalam

ekonomi yang ditentukan oleh interaksi pembeli dan penjual, kurs terbentuk oleh

interaksi pembeli dan penjual valas untuk keperluan transaksi internasional. Pasar

yang memperdagangkan valas disebut psar valas atau foreign exchange market. Ada 4

pemain utama dalam pasar valas yaitu:

- Commercial banks

- Korporasi

- Lembaga keuangan non bank

- Bank sentral

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia sebagai bank sentral menetapkan

dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan

nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai

dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka

pendek, menengah, maupun panjang. Salah satu implementasi kebijakan moneter

dilakukan dengan kebijakan nilai tukar yang lazim disebut kurs, yang mempunyai

peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung

kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang

kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.

Sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu

sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar

mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas

(free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya

sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh

pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan

antara kekuatan penawaran dan permintaan.

Page 3: Binter Materi Fix

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu

tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi

gejolak kurs yang berlebihan. Ada enam langkah kebijakan jangka pendek di bidang

moneter yang dilakukan BI untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah yaitu:

1. Menaikkan suku bunga BI Rate (penentuan suku bunga bank)

2. Menaikkan suku bunga fasilitas simpanan BI

3. Menyerap likuiditas dengan instrumen fine tune kontraksi (FTK) dengan

variabel rate tender. Yaitu, dengan cara melakukan pelelangan, misalnya

lelang suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

4. Menaikkan suku bunga maksimum penjaminan simpanan baik suku bunga

penjaminan simpanan rupiah atau deposito rupiah dan suku bunga penjaminan

simpanan valuta asing (valas) atau deposito valas

5. BI menaikkan simpanan wajib perbankan atau giro wajib minimum (GWM)

secara bervariasi, sesuai dengan kondisi bank atau berdasarkan loan to deposit

ratio (LDR) masing-maing bank. Perinciannya, bank yang rasio penyaluran

dana ke kredit atau LDR-nya 90%, tambahan GWMnya nol. Bank dengan

LDR sebesar 75%-90% wajib menambah GWM 1%. Bank dengan LDR 60%-

75% wajib menambah GWM 2%. Bank dengan LDR 50%-60% wajib

menambah GWM 3%. Bank dengan LDR 40%-50% wajib menambah GWM

4%. Sedangkan, bank dengan LDR kurang dari 40% wajib menambah GWM

sebesar 5%.

6. BI akan menaikkan imbalan jasa giro atau semacam bunga untuk semua

GWM di atas 5%.

Selain itu, BI melaksanakan beberapa langkah lain untuk mendukung enam langkah

tadi yaitu :

- Menyediakan fasilitas swap bersama BI dalam rangka lindung nilai (hedging).

- Melakukan intervensi valas dengan instrumen swap jangka pendek.

- Menyempurnakan ketentuan kehati-hatian dalam transaksi devisa. Antara lain,

dengan mengatur transaksi margin perdagangan dan penyesuaian ketentuan

posisi devisa neto (net open position atau NOP)

- BI akan meningkatkan pengawasan intensif terhadap bank atas transaksi valas

tanpa dokumen pendukung, termasuk mengenakan sanksi.

Page 4: Binter Materi Fix

Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar

Amerika adalah sbb.:

- Faktor Dalam Negeri:

a) Dampak inflasi yang cenderung meningkat

b) Dampak negatif dari tingginya harga minyak terhadap neraca perdagangan

migas

c) Sentimen negatif dari kelangkaan BBM

d) Kekhawatiran dari dampak tingginya harga minyak terhadap kesinambungan

fiscal (fiscal sustainability)

e) Nilai rupaih sudah “undervalued”, karena itu ruang untuk penguatan rupiah

cukup terbuka

- Faktor Luar Negeri

a) Dolar Amerika Serikat menguat terhadap hamper semua mata uang

b) Ekonomi Amerika menguat

c) Tingkat suku bunga Amerika Serikat merambat naik

Kerbijakan nilai tukar tidak hanya mencakup masalah stabilitas makro, tetapi juga

sangat besar pengaruhnya terhadap insentif ekspor dan impor. Apresiasi nilai tukar

akan mengurangi daya saing barang-barang ekspor, dan meningkatkan penetrasi

impor. Menurunnya ekspor dan meningkatnya impor dikhawatirkan akan

memperburuk neraca perdagangan. Sebagai negara pengutang yang cukup besar

Indonesia tentu tidak dapat menanggung defisit neraca pembayaran yang terlalu besar.

Berkaitan dengan ini, tiga hal perlu di perhatikan yaitu:

1. Yang menentukan daya saing produk ekspor adalah nilai tukar riil, bukan

nilai tukar nominal. Dengan membiarkan nilai tukar lebih mengambang,

memang besar kemungkinan terjadi apresiasi nilai tukar nominal, namun

dengan demikian, kontrol moneter menjadi lebih efektif dan tingkat inflasi

dapat ditekan sehingga apresiasi nilai, tukar riil tidak sebesar apresiasi

nilai tukar nominal

2. Menjaga nilai tukar agar barang ekspor tetap kompetitif hanya menunda

usaha untuk membenahi ekonomi biaya tinggi di sektor riil. Jadi

sebetulnya kebijakan depresiasi rupiah terus menerus ini adalah bentuk

proteksi lain terhadap sektor riil yang kurang efisien.

3. Bagaimana membiayai defisit neraca.berjalan ini. Berkaitan dengan ini

Page 5: Binter Materi Fix

sungguh tepat, peringatan Dr. Hadi Soesastro (Jakarta Post, 10/4/1996)

bahwa pemerintah perlu menjaga kredibilitasnya, agar Indonesia tetap

dapat menarik modal asing untuk membiayai defisit tersebut.

Namun demikian nilai tukar rupiah yang terlalu kuat akan akan mengganggu

kinerja ekspor kita, khususnya ekspor non migas. Buat mereka yang punya hutang

dalam US Dollar, penguatan Rupiah mungkin sekali merupakan jalan keluar untuk

menyelesaikan hutang. Demikian pula kalangan importir yang gembira karena melihat

kemungkinan untuk menjual lebih banyak, kalau harga dalam Rupiah menjadi lebih

terjangkau. Secara keseluruhan penguatan Rupiah sampai pada batas-batas yang wajar

tidak perlu dirisaukan, karena pasar akan menentukan ekuilibrium yang baru.

Di Amerika Serikat sendiri, banyak perusahaan mengeluh kalau US Dollar

menjadi kuat, karena mereka merasa sukar untuk bisa mengekspor lebih banyak,

apalagi ke negara-negara yang mata uangnya tidak kuat, tetapi kuatnya US Dollar

justru membuat modal masuk ke Amerika Serikat, untuk membeli asset-asset yang

ada, termasuk pula saham-saham yang ada. Hal yang sebaliknya terjadi di Indonesia,

dimana investor asing justru meninggalkan pasar modal pada waktu Rupiah terus

menerus melemah, apalagi bersamaan juga terjadi kemrosotan harga saham-saham

dalam Rupiah, hal mana membuat investor rugi dua kali. Itu pula yang membuat

investor menangguhkan penanaman modal secara langsung, sampai keadaan cukup

stabil.

Prediktabillitas (Peramalan) Nilai Tukar

Dalam perencanaan keuangan dalam suatu perusahaan ,diperlukan suatu

pegangan yang pasti. Salah satu caranya yaitu dengan peramalan kurs mata uang.

Biasanya peramalan ini dilakukan oleh perusahaan MNC. Peramalan kurs mata uang

dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan :

- Keputusan untuk melakukan hedging, setiap perusahaan MNC terpengaruh

oleh kurs mata uang baik dalam penerimaan ataupun pengeluaran, dengan

hedging maka resiko MNC terhadap perubahan kurs akan dapat dicegah.

- Keputusan untuk pendanaan dan investasi jangka pendek. Perusahaan

MNC akan melihat di negara mana yang paling rendah bunga

pinjamannya, dengan tujuan untuk mengurangi biaya modal.

Page 6: Binter Materi Fix

- Keputusan untuk capital budgeting, ketika perusahaan MNC akan

memutuskan untuk berinvestasi, maka perusahaan akan memperhitungkan

projek mana yang kira – kira akan terpengaruh kurs mata uang.

- Penentuan dari pendapatan. Dengan adanya peramalan dari kurs mata

uang, maka perusahaan bisa mengatur kapan perusahaan akan mentransfer

labanya berdasarkan kurs mata uang yang diharapkan, dengan begitu maka

perusahaan bisa memaksimalkan nilai yang akan dikonversi ke kurs

domestik.

- Keputusan investasi jangka panjang, perusahaan bisa mengetahui kapan

waktu yang tepat untuk investasi, dan jangka waktu yang diperlukan untuk

mendapatkan return tertentu.

Tidak semua perusahaan MNC bisa melakukan peramalan kurs mata uang

sendiri mengingat sumber daya perusahaan yang terbatas. Biasanya perusahaan yang

seperti ini merekrut jasa dari badan keuangan yang memang secara khusus meramal

kurs mata uang asing. Diantaranya seperti Goldman Sachs, atau Citigroup.

Namun yang namanya peramalan selalu tidak akurat sepenuhnya, setiap

peramalan pastilah mempunyai error. Besarnya error yang terjadi pada suatu mata

uang dapat bergantung pada waktu, kurs mata uang tertentu, bias peramalan, dan

testdari statistik. Untuk pengukuran error dapat dilakukan dengan persamaan :

Eror=(Nilai Peramalan−Nilai Sebenarnya)

Nilai Sebenarnya

DETERMINAN – DETERMINAN PERBAHAN NILAI TUKAR VALUTA

ASING

Valas merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang memiliki pengaruh

signifikan pada pertumbuhan ekonomi karena fluktuasinya berdampak pada

perdagangan antara negara. Hal ini membawa konsekwensi pada bagaimana menjaga

kebijakan-kebijakan pemerintah terkususnya bank sentral untuk menstabilkannya

sehingga tidak membawa perubahan pada pola perdagangan suatu negara kususnya

Indonesia, namun hal ini bukanlah masalah sederhana yang dengan mudah

diaplikasikan karena dalam rangka menjaga stabilitas valuta asing maka banyak faktor

yang harus dipertimbangkan.

Valas yang didefinisikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran

Page 7: Binter Materi Fix

lainnya yang dipergunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi

keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.

Didasari definisi tersebut tercermin bahwa valas memiliki keunikan tersendiri karena

selain sebagai berfungsi sebagai nilai tukar maka valas sendiri memiliki beragam

dimensi yang mempengaruhinya, yang mana factor-faktor tersebut melibatkan factor-

faktor ekonomi maupun diluar ekonomi. Menurut Moffet et all bahwa determinan-

determinan valas dikategorikan menjadi lima bagian yaitu pertama kondisi paritas

meliputi tingkat inlasi relatif, tingkat suku bunga relatif, nilai tukar forward dan

kebijakan bank sentral.

Kedua, aspek spekulasi yang meliputi currency, sekuritas, arbitrasi suku

bunga, real estate dan komoditas. Ketiga, investasi lintas negara yang meliputi

investasi langsung dan tidak langsung. Keempat, resiko politik yang meliputi control

modal, pasar gelap dalam mata uang, spread nilai tukar dan resiko premium pada

sekuritas dan FDI. Kelima atau yang terakhir yaitu infrastruktur yang meliputi

kekuatan system perbankan, kekuatan pasar sekuritas dan outlook untuk pertumbuhan

dan keuntungan. lebih lanjut kelima elemen beserta factor-faktornya tersebut

merupakan gambaran besar atas bagaimana suatu valas dipengaruhi, namun pada

tulisan ini hanya memfokuskan pada factor tingkat inflasi relative, tingkat suku bunga

relative, real estate dan investasi langsung serta tidak langsung. Adapun alasan

mengapa kelima faktor ini dipilih karena didorong oleh ketercukupan data dan untuk

membatasi kekompleksitas alat bedah yang digunakan sehingga diharapkan diperoleh

kerelevansiannya.

Faktor pertama yaitu tingkat inlasi relative, yang mana didasari penelaahan

menggunakan teori paritas daya beli (purchasing power parity). Teori ini menjabarkan

bahwa apabila terdapat perbedaan inflasi antara kedua negara maka kurs yang akan

datang dapat diprediksi sehingga akan berguna dalam mengantisipasi perubahan nilai

tukar dimasa yang akan datang. Lebih lanjut maka dalam penerapan teori ini

dibutuhkan data-data inflasi namun sebelum melakukan analisa diperlukan bahwa

dalam system ekonomi terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Terlepas dari keberadaan teori ini atas system ekonomi maka dibawah ini akan

disajikan bagaimana pergerakan inflasi yang terjadi di Indonesia.

Pergerakan Inflasi

Didasari data ini maka terjadi kenaikkan inflasi yang mana memiliki dampak domino

terhadap nilai tukar dimasa yang akan datang karena apabila ditelaah maka akan

Page 8: Binter Materi Fix

menghasilkan gambaran kenaikkan inflasi ini juga memiliki keterkaitan erat dengan

kenaikkan atau penurunan suku bunga sehingga untuk memudahkan pemahaman

maka diberikan pergerakan suku bunga.

Pergerakan BI Rate

apabila bank sentral melakukan kebijkan moneter longgar dengan menurunkan suku

bunga maka akan memicu masyarakat untuk menambah konsumsi bagi sector rumah

tangga dan melakukan investasi bagi sector swasta namun hal ini sebenarnya

merupakan pedang bermata dua karena inflasi dapat terjadi apabila tidak diantisipasi

karena seperti yang diketahui bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecendrungan

konsumsi yang tinggi sehingga bisa berakibat pada kenaikkan harga barang-barang,

namun hal ini juga memiliki dampak berikutnya yang tidak disukai yaitu akan

menurunnya bunga rill sehingga bagi sektor swasta akan memicu untuk berinvestasi

diluar negri dan mendorong permintaan valas untuk kebutuhan tersebut.

Lebih lanjut jika proses ini terus berlanjut maka akan mempengaruhi naiknya biaya

yang harus ditanggung perusahaan karena seperti yang diketahui bahwa masih

dominannya impor bahan baku untuk diproses manjadi barang jadi sehingga akan

mempengaruhi daya saing karena perubahan harga yang disebabkan naiknya harga

bahan baku. Namun proses ini tidak berhenti sampai disini karena menurut hukum

permintaan dan penawaran bahwa penurunan daya saing produk dalam negri karena

inflasi akan mempengaruhi perolehan devisa negara dan berakhir pada kemampuan

negara dalam menyediakan dollar untuk memenuhi perdagangan sehingga apabila

situasi ini terjadi maka akan memicu lagi permintaan (debt) perusahaan domestik

pada berbagai pinjaman luar negri.

Pergerakan Kurs Beli Rp/$

bahwa pada tahun 2006 terjadi inflasi dan segera direspon oleh pemerintah dengan

menaikkan tingkat bunga untuk menarik jumlah uang beredar sehingga inflasi tidak

terus-menerus terjadi. Namun pada awal tahun 2008 rupiah sempat terdepresiasi

sampai pada bulan desember 2008 disebabkan adanya factor eksternal yaitu krisis

global yang melanda Indonesia namun fenomena ini penulis memasukkan kedalam

kategori real estate karena seperti yang diketahui bahwa krisis tersebut dipicu oleh

adanya kredit macet terhadap investasi besar-besaran pada real estate di Amerika

Serikat. Dalam rangka melihat bagaimana keterkaitan kredit macet tersebut dengan

nilai tukar rupiah terhadap dolar maka perlu melihat segi historis dari krisis tersebut.

Krisis global terjadi disebabkan jatuhnya harga perumahan di AS secara massif

Page 9: Binter Materi Fix

sehingga mengakibatnya tergerusnya aset rumah tangga yang menekan tingkat

pengeluaran, yang menyebabkan pelemahan output dan meningkatnya pengangguran.

Pada saat yang sama, kenaikan harga energi dan pangan global yang menurunkan

pendapatan riil. Lebih lanjut pelemahan ekonomi yang terjadi di negara lain

turutmenyebabkan jatuhnya tingkat ekspor sang adidaya. Namun yang terpenting

ambruknya harga perumahan juga mengakibatkan runtuhnya aset perusahaan dan

lembaga keuangan dan menyebabkan ketidakpastian serta ketidakpercayaan terhadap

derajad solvency dan likuditas dari peminjam, atau bahkan terhadap nilai kapital yang

dimiliki sang peminjam sendiri sehingga aliran kredit terhenti dan kemudian

menyebabkan tersendatnya aktivitas bisnis.

Lebih lanjut didorong oleh adanya kejatuhan ekonomi dan adanya dana besar-besaran

dari luar AS menyebabkan krisis ini mengalami rantai kehancuran kenegara-negara

eropa sehingga banyak negara di eropa barat harus mengeluarkan dana cadangan

untuk menopang krisis perbankan karena ikut berpartisipasi dalam investasi real estate

ini. Akibat lanjutan dari krisis ini membuat presiden Indonesia Susilo Bambang

Yudoyono mengeluarkan 10 arahan seperti:

1. Semua kalangan harus tetap optimis, dan bersinergi untuk memelihara

momentum pertumbuhan ekonomi dan mengelola serta mengatasi

dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Oleh sebab

itu, kita semua tidak boleh panik dan harus tetap menjaga kepercayaan

masyarakat.

2. Dengan kebijakan dan tindakan yang tepat, serta dengan kerja keras

dan upaya maksimal, nilai pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan

sebesar 6 persen. Komponen yang perlu dijaga antara lain: konsumsi,

belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor. Tindakan yang perlu

dilakukan adalah pemanfaatan perekonomian domestik dan mengambil

pelajaran dari krisis 1998, di mana sabuk pengaman perekonomian

domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektor informal

3. Optimasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan dan membangun

social safety net. Hal- hal yang harus diperhatikan yaitu:

- penyediaan infrastruktur dan stimulasi pertumbuhan

- alokasi anggaran penanggulangan kemiskinan tetap menjadi

prioritas

- defisit anggaran harus “tepat” dan “rasional” atau tidak

Page 10: Binter Materi Fix

mengganggu pencapaian sasaran “kembar” (growth with

equity)

4. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, agar

penerimaan negara tetap ter-jaga dan pengangguran tidak bertambah.

5. Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untuk melakukan

perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat.

6. Galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar

domestik akan bertambah kuat.

7. Memperkokoh sinergi dan kemitraan (partnership) pemerintah dengan

perbankan dan dunia usaha.

8. Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan

memandang remeh masalah. Presiden menegaskan pentingnya

kerjasama yang terkoordinir antar instansi terkait.

9. Mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan dan

pribadi.

10. Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengan tepat dan bijak

kepada rakyat.

Dari kesepuluh arahan tersebut terlihat bahwa aspek kepercayaan dari seluruh

masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan untuk menghadapi krisis global karena

dengan kepercayaan tersebut akan memampukan untuk saling bekerja sama dan

berakibat pada semakin membaiknya iklim bisnis di Indonesia. Sejalan dengan hal itu,

ilkim bisnis yang baik akan mengakibatkan kepercayaan investor asing terhadap

Indonesia sehingga memicu mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Lebih lanjut

dengan munculnya niat berinvestasi di Indonesia, entah investasi langsung maupun

tidak langsung maka akan mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar karena

adanya dorongan permintaan dan penawaran (invisible hand).

Dengan demikian, investasi langsung yang berupa penanaman modal asing seperti

pembangunan pabrik atau kegiatan berbisnis lainnya yang memiliki wujud nyata akan

mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar karena investor asing sebelum

melakukan pembangunan pabrik di Indonesia maka mereka diwajibkan untuk

menukar mata uang mereka dengan rupiah sehingga permintaan rupiah tersebut akan

berefek terhadap penguatan rupiah walaupun peningkatan tersebut bisa signifikan

tetapi juga bisa tidak signifikan. Sedangkan investasi tidak langsung yaitu investasi

oleh investor asing namun tidak memiliki wujud nyata dan memiliki kepekaan untuk

Page 11: Binter Materi Fix

segera ditarik kembali sehingga membuat rupiah rentan terhadap fluktuasi menguat

ataupun melemah. Lebih dari itu, investasi tidak langsung dapat berupa pembelian

saham-saham maupun instrument-instrumen keuangan lainnya sehingga menurut

hukum permintaan dan penawaran maka akan terjadi dorongan permintaan rupiah

untuk melakukan transaksi saham (trading) sehingga posisi rupiah memiliki

kemungkinan untuk terapresiasi atau menguat terhadap dollar, terkususnya dollar

Amerika Serikat.

THE LAW OF ONE PRICE ( HUKUM SATU HARGA )

Teori hukum satu harga menjelaskan tentang hubungan antara nilai tukar, atau

kurs dengan harga barang atau komoditi . Menurut hokum ini , komoditas yang sama

akan memiliki harga yang sama meskipun dijual di tempat yang berbeda . Hal ini di

dasarkan pada argument bahwa jika ada selisih harga dari komoditas yang sama maka

akan tercipta peluang untuk melakukan arbitase .

Arbitase di lakukan dengan membeli komoditi di tempat yang lebih murah

kemudian menjualnya di tempat yang lebih mahal . Aktivitas arbitrase ini

menyebabkan harga komoditas di tempat yang lebih murah menjadi naik dan

sebaliknya harga komoditas di tempat yang lebih mahal menjadi turun . pada akhirnya

harga komoditas menjadi sama pada kedua tempattersebut . kalaupun masih ada

perbedaan harga, hanya di sebabkan oleh biaya transportasi, transaksi dan jasa .

Jika biaya transportasi , biaya transaksi dan biaya jasa adalah sama atau tidak maka

harga komoditas di dua pasar yang berbeda akan menjadi sama . harga komoditas di

dua pasar pada dua Negara dapat di tetapkan dengan satuan mata uang asing yang

berbeda. Namun harga komoditas tersebut akan tetap sama .

PURCHASING POWER PARITY (PARITAS DAYA BELI)

Paritas daya beli adalah metode menghitung nilai tukar yang mencoba untuk

menghargai mata uang pada tingkat sedemikian rupa sehingga setiap mata uang akan

membeli keranjang yang sama barang. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa

pertukaran mata uang mencerminkan pertukaran barang riil. Paritas daya beli

menekankan hubungan jangka panjang antara kurs valas dengan harga-harga komoditi

secara relatif.

Sebuah pendekatan atau model hubungan nilai tukar yang lebih sesuai atau relevan di

dalam jangka panjang daripada di dalam jangka pendek adalah purchasing power

Page 12: Binter Materi Fix

parity (PPP) theory. Dimana teori absolut dari paritas daya beli tersebut menyatakan

bahwa nilai tukar diantara dua mata uang secara sederhana adalah rasio dari tingkat

harga umum pada kedua negara tersebut. Teori ini mengacu kepada hukum “the law

of one price” dimana sebuah komoditi yang sama seharusnya memiliki harga yang

sama pada kedua negara jika dinyatakan dalam mata uang yang sama.

Pada prinsipnya teori paritas daya beli menganalisis begaimana hubungan antara

perubahan dan perbedaan tingkat inflasi dengan fluktuasi kurs valas. Dimana

penjelasan dari teori paritas daya beli ini didasarkan pada hukum yang menyatakan

bahwa harga produk yang sejenis di dua negara yang berbeda akan sama pula jika

dinilai dalam currency atau mata uang yang sama, khususnya produk yang tradeable.

Namun, dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs valas atau forex rate yang

diperhitungkan berdasarkan teori paritas daya beli absolut tersebut tidak sesuai

dengan kurs valas yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal demikian telah terjadi

over valuation atau undervaluation.

Akan tetapi teori paritas daya beli absolut ini tidak realistis karena tidak

memperhitungkan biaya tarif, transpor, dan kuota. Oleh karena itu, muncul teori

paritas daya beli relatif yang menyatakan bahwa harga suatu produk yang sama akan

tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan oleh faktor biaya

tarif, transpor, dan kuota. Menurut versi paritas daya beli relatif, kurs valas atau forex

rate akan berubah untuk dapat mempertahankan purchasing power

CARA MEMPREDIKSI NILAI TUKAR

1. Perspektif Pasar Sempurna

Banyak perdebatan berkisar masalah apakah pasar tersebut efisien atau tidak efisien

dalam meramalkan nilai tukar. Pasar dikatakan efisien jika harga instrumen keuangan

cepat mencerminkan informasi baru yang umumnya tersedia untuk pedagang.

2. Perspektif Pasar Tidak Sempurna

Perspektif pasar tidak sempurna berpendapat bahwa harga instrumen keuangan tidak

mencerminkan semua informasi publik. Pendukung pandangan ini percaya

perusahaan dapat mencari informasi baru untuk meningkatkan peramalan, tetapi biaya

mencari informasi lebih lanjut tidak harus memperlihatkan manfaat yang besar dari

penemuan.

Page 13: Binter Materi Fix

3. Teknik Peramalan

Beberapa keputusan MNC dipengaruhi oleh proyeksi nilai tukar. Manajer keuangan

harus memahami bagaimana meramalkan nilai tukar sehingga mereka membuat

keputusan yang memaksimalkan nilai MNC mereka. Sebenarnya seluruh aktivitas

operasi MNC dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs Berikut adalah beberapa fungsi

perusahaan yang memerlukan

peramalan kurs :

- Keputusan untuk lindung nilai ( hedging decision )

- Keputusan pendanaan jangka pendek.

- Keputusan investasi jangka pendek.

- Keputusan anggaran modal

- Penilaian laba

- Keputusan pendanaan jangka panjang.

Terdapat berbagai metode peramalan kurs yang dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok besar :

- Peramalan Teknis

Peramalan teknis ( technical forecasting ) mencakup penggunaan data kurs hitoris

untuk memprediksi nilai di masa depan. Perusahaan cenderung menggunakan ramalan

teknis secara terbatas karena peramalan ini hanya berlaku dalam jangka waktu dekat,

yang tidak terlalu membantu dalam pembuatan kebijakan perusahaan.

Contoh

Kansas Co harus membayar 10 juta peso Meksiko untuk perlengkapan yang dibelinya

dari Meksiko besok. Hari ini, peso terapresiasi 3 persen terhadap dolar. Kansas co

dapat mengirim pembayaran hari ini sehingga terhindar dari dampak apresiasi

tambahan esok hari. Berdasarkan analisis runtun waktu hitoris, Kansas telah

menentukan bahwa jika terjadi apresiasi peso tehadap dolar sebesar lebih dari 1

persen, maka peso akan terdepresiasi sekitar 60 % persen pada hari berikutnya.

Atau

et+1 = et x ( - 60 % ) ketika et > 1 %

Dengan menerapkan kecenderungan ini pada situasi sekarang di mana peso

terapresiasi sebesar 3 persen hari ini, Kansas Co meramalkan bahwa perubahan kurs

esok hari adalah sebesar

et+1 = et x ( - 60 % )

Page 14: Binter Materi Fix

= ( 3 % ) x ( - 60 % ) = - 1,8 %

Dengan mempertimbangkan ramalan bahwa peso akan terdepresiasi keesekoan

harinya., Kansas memutuskan untuk mengirim pembayaran pada esok hari bukan hari

ini.

- Peramalan Fundamental

Peramalan fundamental ( fundamental forecasting ) dilakukan berdasarkan hubungan

fundamental antara variabel – variable ekonomi dengan kurs. Perubahan pada kurs

spot nilai tukar dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :

e = f ( ΔINF, ΔINT, ΔINC, ΔGC, ΔEXT )

Di mana

e = presentase perubahan kurs spot

ΔINF = perubahan diffrensial antara tingkat inflasi AS dengan inflasi negara asing

ΔINT = perubahan differensial antara tingkat suku bunga AS dengan tingkat suku

bunga Negara asing.

ΔINC = perubahan diffrensial antara tingkat pendapatan AS dengan tingkat

pendapatan Negara asing.

ΔGC = perubahan pada pengendalian pemerintah ΔEXT = perubahan prediksi nilai

tukar masa depan

Suatu peramalan dapat dibuat hanya berdasarkan penilaian subjektif mengenai

pergerakan umum atas variabel – variabel ekonomi suatu Negara yang diperkirakan

akan mempengaruhi kurs. Dari sudut pandang statistik, suatu ramalan akan dibuat

berdasarkan dampak factor – factor yang terukur secara kuantitatif terhadap kurs.

Contoh

Untuk memperikarakan persentase perubahan ( tingkat apresiasi atau depreasiasi )

atas pound sterling inggris terhadap dolar AS pada kuartal berikutnya. Maka factor

yang digunakan adalah ( 1 ) Inflasi di Amerika relative terhadap inflasi di Inggris, ( 2)

Pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat relative terhadap pertumbuhan

pendapatan di Inggris. Persentase perubahan atas pound sterling terhadap dolar dapat

diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Data kuartalan inflasi dan tingkat

pertumbuhan pendapatan baik di Inggris dan Amerikadigabungkan. Variabel terikat

( dependen ) adalah presentase perubahan nilai pound sterling Inggris per kuartal ( BP

). Variabel bebas ( independen ) dibentuk sebagai berikut :

4. Persentase perubahan perbedaan inflasi ( tingkat inflasi AS dikurang

Page 15: Binter Materi Fix

tingkat inflasi Inggris ) kuartal sebelumnya, disebut INFt-1.

5. Persentase perubahan perbedaan pertumbuhan pendapatan

( pertumbuhan penadapatan AS dikurangi pertumbuhan pendapatan

Inggris ) pada kuartal sebelumnya, atau disebut ICt-1

Persamaan regresi didefinisikan sebagai berikut :

BPt = b0 + b1 INF t-1 + b2INC t-1

Sebagai ilustrasi, asumsikan nilai bertikut :

b0 = 0, 02

b1 = 0,8

b2 = 1,0

INF t-1 = 4 %

INC t-1 = 2 % BPt = b1 INF t-1 + b2INC t-1

= 0,002 + 0,8 ( 4 % ) + 1 ( 2 % )

= 0,2 % + 3,2 % + 2 %

= 5,4 %

Jadi dengan mempertimbangkan angka tingkat inflasi dan pertumbuhan pendapatan

terakhir, pounsterling seharusnya terapresiasi sebesar 5,4 persen pada kuartal

berikutnya.

- Peramalan Berbasis Pasar

Proses membuat peramalan dari indicator pasar, yang dikenal dengan peramalan

berbasis pasar ( market based forecasting ), dikembangkan berdasarkan:

- Kurs Spot.

Kurs spot saat ini dapat digunakan sebagai taksiran atas kurs spot di masa depan.

Untuk melihat mengapa kurs spot dapat digunakan dalam peramalan berbasis pasar,

asumsikan bahwa poundsterling inggris diperkirakan akan mengalami apresiasi

terhadap dolar dalam jangka wakyu dekat. Perkiraan ini akan mendorong spekulan

untuk membeli poundstreling dengan menggunakan dolar AS saat ini untuk

mengantisipasi apresiasi poundsterling dan pembelian ini dapat mendorong naik nilai

poundsterling. Sebaliknya jika poundsterling diperkirakan akan mengalami depresiasi

terhadap dolar, spekulan akan menjual poundsterling sekarang, dengan harapan dapat

membeli poundsterling kembali dengan harga yang lebih murah setelah nilainya

turun.tindakan tersebut dapat membuat depresiasi poundsterling langsung terjadi.

Page 16: Binter Materi Fix

Karenanya nilai poundsterling saat ini seharusnya mencerminkan perkiraan nilai

poudsterling dalam jangka waktu dekat. Perusahaan dapat menggunakan kurs spot

dalam peramalan, karena kurs ini mencerminkan perkiraan pasar atas kurs spot dalam

jangka waktu dekat.

- Kurs Forward

Kurs Forward untuk tanggal tertentu di masa depan biasanya digunakan sebagai

perkiraan kurs spot di masa depan. Atau kurs forward berjangka 30 hari merupakan

perkiraan kurs spot 30 hari mendatang, kurs forward berjangka 90 hari merupakan

perkiraan kurs spot 90 hari mendatang, dan seterusnya. F = S ( 1 + p ) Di mana p

mencerminkan premi forward. Karena p mencerminkan selisih kurs forward terhadap

kurs spot, maka p dapat digunakan sebagai perkiraan persentase perubahan kurs

E ( e ) = p

= ( F/S ) – 1

Contoh

Jika kurs forward dolar Australia berjangka satu tahun adalah $ 0,63, sementara kurs

spot adalah $ 0,60, maka perkiraan persentase perubahan dolar australia adalah :

E ( e ) = p

= ( F/S ) – 1

= ( 0,63 / 0,60 ) -1

= 0,05 atau 5 %

- Peramalan Campuran

Karena tidak ada satupun teknik peramalan yang terbukti unggul secara konsisten

dibandingkan teknik lain, beberapa MNC lebih suka menggunakan kombinasi teknik

peramalan. Metode ini dinamakan peramalan campuran ( mixed forecasting ).

Berbagai peramalan atas nilai mata uang tertentu dibuat berdasarkan beberapa teknik

peramalan. Teknik yang digunakan diberikan bobot tertentu sehingga total bobot

mencapai 100 persen, dengan teknik yang dianggap lebih andal diberikan bobot lebih

besar. Nilai prediksi mata uang adalah rata – rata tertimbang dari peramalan yang

gunakan.

4. Keterbatasan Teknik Peramalan

Teknik peramalan memiliki 4 keterbatasan :

Page 17: Binter Materi Fix

1. Ketidakpastian pengaruh suatu faktor pada waktu tertentu.

2. Diperlukannya peramalan untuk faktor-faktor yang memiliki pengaruh

langsung, pada nilai kurs.

3. Tidak semua faktor yang relevan dimasukkan dalam model.

4. Adanya perubahan sensitivitas pergerakan mata uang sepanjang waktu, hal ini

disebabkan karena tidak ada satupun yang konstan di pasar sepanjang waktu selain

perubahan itu sendiri, sehingga nilai-nilai koefisien di dalam model regresi akan

selalu berubah.

Page 18: Binter Materi Fix

CONTOH KASUS

1. Jika Tuan Rudolfo memiliki uang rupiah sebesar Rp10.080.000,00, kemudian ia

ingin menukarkannya dengan lima mata uang yang saudara pilih, berapa yang akan ia

peroleh?

Uang Tuan Rudolfo : Rp 10.080.000

Kurs Jual :

Dolar Australia (AUD) : 9693.92

Poundsterling Inggris (GBP) : 14427.64

Ringgit Malaysia (MYR) : 3044.82

Baht Thailand (THB) : 300.85

Dolar Amerika Serikat (USD): 9206.00

Jawaban :

a. Dolar Australia (AUD) : 10.080.000 ÷ 9693.92 = 1040

b. Poundsterling Inggris (GBP) : 10.080.000 ÷ 14427.64 = 699

c. Ringgit Malaysia (MYR) : 10.080.000 ÷ 3044.82 = 3311

d. Baht Thailand (THB) : 10.080.000 ÷ 300.85 = 33.505

e. Dolar Amerika Serikat (USD) : 10.080.000 ÷ 9206.00 = 1095

2. Tn. Michael akan pergi ke lima negara (Disesuaikan dengan pemilihan mata uang

negara masing-masing individu). Ia mempunyai uang sebesar Rp. 200.000.000,00

(dua ratus jutarupiah). Hari ini ia datang ke bursa valas untuk menukarkan uangnya

(rupiah). Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa valas adalah sebagai berikut.

Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing

Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing. Berapa yang diterima

Tn. Michael dari bursa valas?

Jawaban : (berdasarkan kurs jual diatas)

a. Dolar Australia (AUD) : 200.000.000 ÷ 9693.92 = 20.631

b. Poundsterling Inggris (GBP) : 200.000.000 ÷ 14427.64 = 13.862

c. Ringgit Malaysia (MYR) : 200.000.000 ÷ 3044.82 = 65.685

d. Baht Thailand (THB) : 200.000.000 ÷ 300.85 = 664.783

e. Dolar Amerika Serikat (USD) : 200.000.000 ÷ 9206.00 = 21.725 3. Sepulang dari

lima negara tersebut, Tn. Michael memiliki sisa uang sebanyak 1000 untuk masing-

masing mata uang. Ia datang lagi ke bursa valas untuk menukarkan uang dolarnya

Page 19: Binter Materi Fix

dengan uang rupiah. Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa sebagai berikut.

Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing

Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing Berapa rupiah Tn.

Michael akan menerima hasil penukaran di bursa valas tersebut?

Kurs Beli :

Dolar Australia (AUD) : 9594.31

Poundsterling Inggris (GBP) : 14277.08

Ringgit Malaysia (MYR) : 3011.40

Baht Thailand (THB) :297.16

Dolar Amerika Serikat (USD : 9114.00

Jawaban : (berdasarkan kurs jual diatas)

a. Dolar Australia (AUD) : 1000 X 9594.31 =Rp 9.594.310

b. Poundsterling Inggris (GBP) : 1000 X 1477.08 = Rp 1.477.080

c. Ringgit Malaysia (MYR) : 1000 X 3011.40 = Rp 3.011.400

d. Baht Thailand (THB) : 1000 X 297.16 = Rp 297.160

e. Dolar Amerika Serikat (USD): 1000 X 9114.00 = Rp 9.114.000

Page 20: Binter Materi Fix

DAFTAR PUSTAKA

http://rachmankeu.blogspot.com/2010/11/peramalan-nilai-tukar.html

http://elfiraworotitjan.wordpress.com/2010/09/19/teknik-teknik-peramalan/

Mukhlis, Imam. 2009. Integrasi Ekonomi : Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Rp/US$

terhadap

Proses Integrasi Ekonomi Indonesia dengan ASEAN. Tulungagung : Cahaya Abadi

Boenjamin, Lukman . 2009. BI Rate Turun Menjadi 8% ( Online )

http://m.bi.go.id/mweb/id/Ruang+Media/Siaran+Pers/sp_093907.htm, Bisnis.com –

harga. 2010.

Pengamat emoh nilai tukar rupiah terlalu kuat (Online)

http://arsipberita.com/show/pengamat-emoh-nilai-tukar-rupiah-terlalu-kuat-

109035.html

http://fitriarapurba.wordpress.com/2009/04/14/stabilitas-nilai-tukar-rupiah/

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/teori-hukum-satu-harga-the-law-of-

one-price/

http://ekonomi.kabo.biz/2011/01/purchasing-power-parity-paritas-daya.html

http://www.ilerning.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=751:peramalan-

nilai-tukar&catid=40:mnc-a-kurs&Itemid=72

http://sitiekafariyani.blogspot.com/2012/03/kurs-mata-uang-dan-contoh-kasus.html