-
PDIN I BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL www.batan.go.id I
www.infonuklir.com
ATOM SMedia Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir
..NO. ISSN 0215-0611
Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan
secara luas dalam berbagai bidang oleh masyarakat Indonesia. Dalam
bidang hidrologi teknik nuklir (teknik perunut radioisotop) saat
ini sudah dapat memecahkan berbagai masalah yaitu :
1. Penentuan gerakan sedimen di pelabuhan dan daerah pantai,
yaitu untuk studi efisiensi pengerukan dan untuk perencanaan
pembangunan pelabuhan baru.
2. Untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, teknik perunut
dapat melacak zat pencemar.
3. Menentukan kebocoran dam atau bendungan.4. Menentukan arah
gerakan air tanah.5. Studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk
mengetahui
karakteristik aliran cairan di sekitar sumur minyak.6.
Menentukan debit air sungai.7. Studi geothermal.8. Teknik
gauging.
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI
Sampling Oil-Tracer
-
1. Penentuan Gerakan Sedmen di Pelabuhan dan Daerah Pantai
Pendangkalan pelabuhan dan alur pelayaran yang menyangkut
kelangsungan pelayanan perhubungan laut mempakan masalah yang cukup
serius. Pergerakan dan pengendapan lumpur tanah ini merupakan
peristiwa alam, oleh karena itu tidak dapat dihentikan namun hanya
diusahakan mengurangi dampaknya terhadap alur dan kolam pelabuhan.
Terjadinya pendangkalan alur pelabuhan dan kolam pelabuhan,
mengakibatkan kapal-kapal besar tidak dapat merapat ke dermaga,
sehingga bongkar muat barang akan terganggu, sedangkan untuk
mengeruk lumpur itu membutuhkan biaya yang cukup besar.
Salah satu usaha untuk memperkecil kecepatan terjadinya
pendangkalan (endapan lumpur) adalah dengan cara mengetahui dari
mana asal dan ke mana arah gerakan sedimen tersebut. Untuk estimasi
laju pendangkalan alur pelabuhan dapat diterapkan teknik nuklir
dengan menggunakan teknik perunut radioisotop. Radioisotop yang
dipergunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai
pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop
yang sering dipergunakan adalah Iridium-192, Aurum-198 dan
Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi
yang dipancarkan dilacak dengan detektor dan responnya akan dicatat
dengan mesin pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap
radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali
dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil pemantauan itu secara
kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal lapisan
sedimen dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen.
Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan
pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya
pengerukan yang tinggi.
2. Mendeteksi Zat Pencemar dalam Air
Selain menggunakan isotop buatan, pergerakan zat pencemar dalam
air tanah dapat dirunut dengan menggunakan isotop alam. Isotop alam
yang digunakan harus mempunyai nilai yang berbeda (ekstrem) dari
nilainya di air tanah pada umumnya.
Pengambilan sampel sediman di calon tapak PLTN
-
Sebagai contoh adalah isotop karbon-13 dan deuterium (H-2) pada
air lindi mempunyai yang lebih tinggi daripada air tanah pada
umumnya karena tingginya aktivitas bakteri pengurai bahan organik.
Berdasarkan perbedaan nilai isotop inilah dapat dibedakan apakah
air tanah telah tercemar air lindi atau belum.
Demikian juga isotop alam oksigen-18 dan deuterium dapat
digunakan untuk merunut sejauh mana instrusi air laut telah
mencapai formasi daratan. Nilai kedua isotop ini pada air laut
lebih tinggi daripada air tanah, sehingga dapat diketahui
pergerakan air laut ke dalam air tanah.
3. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk
menentukan kebocoran/ rembesan dam atau bendungan. Radioisotop yang
digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu,
antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau makhluk hidup lain
di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut
dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendung/dam dan oleh
tumbuhan.
Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air
dam) yang diper-kirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/ bocoran
pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan
tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas radioisotop akan
masuk dan mengikuti arah bocoran. Dengan mengikuti/mencacah air
yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di
daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya
bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.
4. Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data
gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan
bendungan, pembangunan instatasi pengolahan limbah dan
lain-lain
Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metoda sumur banyak
(multiwell technique). Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam
sumur yang berada ditengah dan pada lubang bor yang lain di
sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor
radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan
mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut.
Di samping untuk mengetahui arah gerakan air tanah, teknik
perunut radioisotop ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air tanah
lainnya.
5. Mengetahui Karakteristik Aliran Cairan di Sumur Minyak
Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan
antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakteristik aliran
cairan di sekitar sumur minyak tersebut.
-
Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada
proyek Enchanced OH Recovery, dengan metoda penekanan air
menggunakan perunut radioisotop yang diinjeksikan ke dalam lubang
sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada.
Hasil yang diperoleh berupa data gerakan cairan minyak dan waktu
transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi.
6. Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air
sungai terbukti lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat
ukur arus (Current Meter). Keunggulan metoda perunut radioisotop
adalah pengukurannya lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir
pengukuran tetap dapat dilaksanakan.
Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut.
Perunut radioisotop dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan
di bagian hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian
hilir.
Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit)
sungai dapat diketahui dari perubahan intensitas pancaran
radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai
itu.
Injeksi Tracer Oil
-
7. Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di
negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik
Geothermal Kamojang. Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik
perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber panas dan
jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi isotop alam
yang dikandung oleh sumber panas tersebut.
Injeksi Tracer Isotop di Pertamina Geothermal Energy
Kamojang
8. Teknik Gauging
Selain dengan teknik perunut radioisotop, dikenal pula teknik
gauging. Dalam teknik ini radioisotop digunakan sebagai sumber
tertutup. Efek radiasi terhadap sistem dapat mengetahui keadaan
sistem tersebut.
Penggunaan teknik gauging ini antara lain untuk mengukur
kandungan air dalam tanah, kepadatan tanah, aspai dan beton. Teknik
ini sangat luas pemakaiannya dalam teknikhh sipil antara lain
pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain-lain.
-
Pusat Diseminasi Iptek NuklirGedung Perasten : Jl. Lebak Bulus
Raya No. 49, Pasar Jumat, Jakarta 12440Kotak Pos : 4390, Jakarta
12043, Indonesia, Telp.: (021) 7659401, 7659402
Fax.: (021) 75913833, Email : [email protected],
[email protected], www.infonuklir.com
Design by Agus Rial
Pemanfaatan radioisotop pada pemodelan sumber daya air dan
pemodelan air tanah
Studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui
karakteristik reservoir pada proyek Enhanced Oil Recovery (EOR)
Penelitian aplikasi radioisotop dalam eksplorasi poanas bumi
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6