https:// www.facebook.com/photo.php?fbid=10152789973534217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&typ Bencana Asap Vs Penerapan Kebijakan di Indonesia Oleh: Raflis Widya Astuti Disampaikan pada: diskusi dan konsolidasi "Gerakan Rakyat Merespon Bencana Asap Sebagai Dampak Penerapan Kebijakan Neoliberal di Indonesia"
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
• Diberikan pada kawasan hutan yang belum mempunyai kepastian hukum (baik berdasarkan status maupun fungsi)
• Pemerintah mengalihkan tanggungjawab kepada penerima izin untuk mengidentifikasi status kawasan hutan melalui SK perizinan.
• Perubahan fungsi kawasan hutan dilakukan sesuai dengan keinginan penerima izin
• Pada umumnya pemilik izin mengadopsi asumsi yang digunakan oleh kementrian kehutanan bahwa “ Kawasan hutan yang ditunjuk berdasarkan fungsi merupakan hutan negara” sehingga terjadi kriminalisasi terhadap masyarakat .
• Kriteria kawasan yang dapat diberikan izin disesuaikan dengan kebutuhan pemilik izin.
Praktek Pemberian Izin Pemanfaatan Hutan
Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. (UU 41/1999 Pasal 1 ayat 4 )
UU 41/1999 TENTANG KEHUTANAN
Hutan Negara = Hutan – Hak Atas TanahDengan kata lain: Hutan Negara adalah hutan yang belum dikelola oleh masyarakatFakta: Sampai saat ini pemerintah belum sepenuhnya mengidentifikasi hak atas tanahTerhadap tanah dalam kawasan lindung yang belum ada hak atas tanahnya dapat diberikan hak atas tanah, kecuali pada kawasan hutan. (Pasal 11 ayat (1) PP 16 2004 tentang Penatagunaan Tanah)
Fakta Lain: Sampai tahun 2011, Seluruh wilayah Provinsi Riau diklaim sebagai Kawasan Hutan (SK 173/1986) dan dianggap sebagai Hutan Negara
LAND GRABBINGPemerintah memberikan izin pada kawasan hutan
KESESUAIAN IZIN HTI TERHADAP KAWASAN BERGAMBUT
KESESUAIAN IZIN HTI TERHADAP KETENTUAN YANG BERLAKU
173/1986 PERDA 10Tahun 1994
GAMBUT(Litbang Pertanian)
APP APRIL APP APRIL APP APRIL0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
900000
1000000
TIDAK SESUAI
SESUAI
LUAS
(ha)
PENERTIBAN IZIN YANG TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG NASIONAL
KONSESI LUAS YANG HARUS DITERTIBKAN (Ha)
APRIL GROUP 415.728
APP GROUP 567.284
PEMUTIHAN PELANGGARAN DALAM REVISI KAWASAN HUTAN
Kesimpulan1. Kebakaran terjadi (18 tahun secara periodik)
karena dampak dari drainase lahan gambut untuk kepentingan pembangunan (Pemerintah, koorporasi, masyarakat)
2. Dampak dari kebakaran Lahan Gambut yang dirasakan masyarakat berupa Bencana Asap (Jangka Pendek) dan Subsidence (Jangka Panjang)
3. Sudah ada pengaturan tentang lahan gambut, tetapi tidak konsisten (Kelalaian Pemerintah)• Terdapat dualisme hukum antara kawasan
hutan dan kawasan bergambut.• Izin telah diberikan pada lahan gambut pada