BAB I PENDAHULUAN Jamur dalam bahasa daerah (Sunda) dikenal dengan sebutan supa atau dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi atau cendawan. Menurut masyarakat awam, jamur adalah tubuh buah yang dapat dimakan. Sementara menurut ahli mikologi, jamur adalah fungi yang mempunyai bentuk tubuh buah seperti payung. Struktur reproduksinya berbentuk bilah (gills) yang terletak pada permukaan bawah dari payung. Atau tudung. Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil dan termasuk ordo Agariales dan kelas Basidionycetes. Sebagai salah satu sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, selain juga ada yang memanfaatkannya untuk obat. Banyak jenis jamur liar diburu oleh penduduk untuk dimakan. Di antara jamur yang tumbuh secara alami sebanyak 49 spesies dilaporkan dimakan oleh penduduk Jaya Wijaya. Penduduk setempat memakan jamur dengan cara dimakan mentah, dibakar, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
Jamur dalam bahasa daerah (Sunda) dikenal dengan sebutan supa atau
dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi atau cendawan.
Menurut masyarakat awam, jamur adalah tubuh buah yang dapat dimakan.
Sementara menurut ahli mikologi, jamur adalah fungi yang mempunyai bentuk
tubuh buah seperti payung. Struktur reproduksinya berbentuk bilah (gills) yang
terletak pada permukaan bawah dari payung. Atau tudung. Jamur merupakan
organisme yang tidak berklorofil dan termasuk ordo Agariales dan kelas
Basidionycetes.
Sebagai salah satu sumber hayati, jamur (mushroom) diketahui hidup liar
di alam. Selama ini, jamur banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, selain
juga ada yang memanfaatkannya untuk obat. Banyak jenis jamur liar diburu oleh
penduduk untuk dimakan. Di antara jamur yang tumbuh secara alami sebanyak 49
spesies dilaporkan dimakan oleh penduduk Jaya Wijaya. Penduduk setempat
memakan jamur dengan cara dimakan mentah, dibakar, dimasak dengan “bakar
batu”, dimasak dengan sayuran lain, atau digoreng.
Di Inggris ditemukan lebih dari 5000 jenis jamur, diantaranya paling
sedikit seribu jenis dapat dimakan. Tidak lebih dari selusin yang sungguh-
sungguh beracun – Amonita phalloides, (si tudung maut), merupakan jenis yang
paling berbahaya. Jamur kuda (Psalliota arvensis), sering dikacaukan dengan
jamur lapangan biasa (Psalliota campestris).ada beberapa jamur yang bisa
menimbulkan keracunan ringan untuk beberapa orang tertentu dan sebaiknya
1
jamur ini tidak dikonsumsi. Jika keracunan jamur, sejumlah kecil minyak zaitun
dapat mencegah kemerosotan kondisi, atau sebaliknya.
1.2. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
mengidentifikasi jenis jamur beracun dan jamur untuk konsumsi.
1.3. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai berlatih peserta dapat :
1.3.1. Menjelaskan siklus hidup jamur
1.3.2. Mengidentifikasi jamur beracun dengan benar
1.3.3. Mengidentifikasi jamur konsumsi dengan benar
1.3.4. Menjelaskan manfaat jamur
2
BAB IISIKLUS HIDUP JAMUR
Kehidupan jamur berawal dari spora (Basidiospora) yang kemudian akan
berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang halus. Hifa ini akan
tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh. Kemudian dari kumpulan hifa atau
miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang menandakan
bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar atau
lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul
ini akan membesar dan disebut ilah kancing kecil (small button). Selanjutnya
stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia kancing (button) dan
stadia telur (egg). Pada stadia ini yang tadinya tangkai dan tudung yang tadinya
tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung tercabik, kemudian diikuti
stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia ini terpisah dengan
tudung (pillueus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir adalah
stadia dewasa tubuh buah.
Pada stadia kancing yang telah membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang
matang akan memproduksi basidia dan Basidiospora, kemudian tudung
membesar. Pada waktu itu, selubung universal yang semula membungkus seluruh
tubuh buah akan tercabik. Tudung akan terangkat keatas karena memanjangnya
batang, sedangkan selubung universal yang sobek akan tertinggal di bawah dan
disebut cawan. Tipe perkembangan tubuh buah seperti ini disebut tipe
angiocarpic.
3
Pada tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal
tidak terbentuk. Sisi dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh
selubung dalam. Pada waktu bilah membesar, selubung dalam tercabik dan
melekat melingkari batang membentuk cincin atau anulus. Sebagai organisme
yang tidak berklorofil, jamur tidak dapat melakukan proses fotosintetis seperti
halnya tumbuh-tubuhan. Dengan demikian jamur tidak adapat memanfaatkan
langsung energi matahari. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti
selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati. Bahan makanan ini tidak akan
diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi tumbuh senyawa
yang dapat diserap dan dignakan untuk tumbuh dan berkembang. Semua jamur
yang edibel (dapat dimakan) bersifat saprofit, yaitu hidup dari senyawa organik
yang telah mati.
Gambar 1. Siklus Hidup Jamur
Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh buah yang
berdaging. Tubuh buah ini umumnya berbentuk payung dan mempunyai akar
semu (rhizoid), tangkai, tudung serta terkadang disertai cincin dan cawan volva.
4
Ordo Agaricales dapat tumbuh dan menyebar luas pada berbagai habitat.
Berdasarkan habitat tumbuh dibedakan berbagai jamur yang termasuk spesies
tropis atau spesies sub tropis. Beberapa spesies menunjukkan kekhususan dalam
memilih habitat tumbuh, misalnya menyukai area yang terbuka dan cukup cahaya.
Sementara spesies yang lain menyukai habitat yang terlindung dan berkayu.
Dalam satu habitat juga ada spesies yang menunjukkan lebih menyukai media
tumbuh atau substrat tertentu seperti substrat berkayu, daun-daun mati atau
kotoran binatang (coprophilous).
BAB III
5
JENIS JAMUR
A. JAMUR BERACUN
Tidak semua jamur dapat dimakan dan tidak membahayakan. Beberapa
jenis jamur diketahui sebagai jamur beracun (toadstools). Hingga saat ini
tidak ada satu uji coba pun yang dapat membedakan jamur beracun atau tidak,
kecuali dengan uji kimia atau penelitian.
Diantara sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan
orang sering sulit membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan
jamur yang tidak dapat di konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang
dapat di lakukan oleh masyarakat awam untuk membedakan jamur beracun
dengan jamur yang tidak beracun, umumnya jamur beracun mempunyai
warna yang mencolok seperti warna merah darah, hitam legam, biru tua,
ataupun warna–warna yang mencolok lainya. Jamur beracun biasanya
menghasilkan bau yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk
cincin dan selubung universal yang membentuk cawan (volva). Gejala yang
biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya
mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah
kematian (Suriawiria, 1986).
Uji perak (silver test) merupakan uji yang tidak menjamin kebenarannya.
Berdasarkan uji tersebut, jamur beracun bila dimasak bersama dengan sendok
yang terbuat dari perak akan mengubah warna perak menjadi kehitaman,
namun uji ii tidak berlaku bagi Amanita phalloidies karena sendok perak tidak
akan berubah warna saat dimasak bersama. Padahal orang yang memakan
6
jamur ini walaupun hanya sesendok saja sudah dapat membahayakan
tubuhnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membantu mengatasi
keracunan akibat jamur beracun antara lain sebagai berikut:
1. Hindari pengumpulan jamur yag berada dalam stadia kancing (button)
karena pada stadia ersebut sulit membedakan jenis yang satu dengan yang
lainnya.
2. Hindari jamur yang tumbuh pada kotoran binatang dan yang bilahnya
berwarna cokelat atau kehitaman.
3. Selalu mulai dengan mencicipi sepotong kecil jamur walaupun telah
diketahui jamur tersebut dapt dimakan.
4. hindari memakan jamur yang bila dipotong mengeluarkan cairan yang
berwarna putih susu.
5. walaupun tidak selalu, hindari jamur yang berbau tidak enak.
6. Jangan memakan jamur yag sudah dalam stadia sangat lanjut atau hampir
busuk walaupun diketahui jamur tersebut dapat dimakan.
7. Penampilan dan bau bukan petunjuk untuk mengetahui jamur tersebut
dapat dimakan atau tidak.
8. Jamur yang menampakkan bekas gigitan kelinci atau binatang lain bukan
jaminan bahwa jamur tersebut tidak beracun
9. Pangan memakan jamur yang belum dimasak.
7
B. JAMUR KONSUMSI
Di alam banyak dikenal jenis jamur yang dapat dikonsumsi, baik
berupa jamur yang masih liar maupun jamur yang sudah dibudidayakan.
Berikut ini ciri-ciri beberapa jenis jamur konsumsi yang telah dibudidayakan
dan dikenal konsumennya.
1. Agaricus Bisporus (jamur putih atau jamur kancing)
a. Morfologi
Tudung berdiameter 3 – 16 cm, cembung sewaktu muda dan sering
kali rata atau agak tertekan dengan bertambah umur jamur, permukaan
kering, seluruhnya berwarna putih, tetapi ketika sudah dewasa
menjadi cokelat pucat sampai bergaris-garis cokelat, dan dalam
keadaan kering akan pecah menjadi sisik-sisik, tepi tudung
menggulung ke bawah ketika muda, sering kali sampai di bagian bilah.
Tudung yang segar tebal, sangat kokoh, putih, biasanya (tetapi tidak
selalu) berubah warna dari cokelat menjadi kemerahan atau merah
muda sampai oranye jika dipotong, bau seperti buah. Bilah bebas
ketika telah dewasa rapat, merah muda sampai cokelat, dan akhirnya
cokelat sampai kehitaman. Tangkai panjang 2-8 cm, diameter 1-3 cm,
umumnya gemuk, sangat kuat, membesar dibagian dasar, putih atau
menjadi kecokelatan kotor ketika dewasa, licin atau agak bersisik
seperti kapas di bawah cincin. Cadar berselaput, mengapas, putih, dua
lapis, khas membentuk cincin pada tangkai yang akan luruh dengan
bertambahnya umur jamur, cincin intermediat atau kadang kala seperti
rok, bagian permukaan atas seringkali bergaris garis. Jejak spora