POLTEKKES KEMENKES KUPANG 2014 BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN AIR, KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK/MINYAK LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd JL. PIET ATALLO, LILIBA KUPANG
Nov 27, 2015
1 Error! No text of specified style in document. | POLTEKKES kemenkes kupang
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2014
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN
AIR, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
LEMAK/MINYAK LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd
J L . P I E T A T A L L O , L I L I B A K U P A N G
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 2
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
a) Mata Kuliah/
b) Kode : Kimia Makanan / Gz. 203
c) Semester/ SKS : II/ 3 SKS ( 1 SKS Teori, 2 SKS Praktek )
d) Jurusan : GIZI
e) Dosen Pengajar : Lucia P. Mascarenhas, S.Pd
f) Kompetensi Mata Kuliah : Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa mampu
menjelaskan sifat – sifat kimia, komposisi gizi, dan zat lainnya dalam bahan
makanan dan menganalisa zat gizi serta racun alami dalam bahan makanan.
g) Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan mata kuliah keahlian
yang membahas tentang sifat kimia, komposisi gizi dan komponen lain dalam bahan
makanan. Prinsip dan cara analisa zat gizi beracun alami dalam bahan makanan.
2. Relevansi
Mata Kuliah Kimia Makanan mempelajari tentang komposisi zat gizi, sifat kimia dan
cara analisis beberapa zat gizi dan zat racun dalam bahan makanan
3. Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
a) Menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimiawai Air dalam bahan makanan
b) Mampu menentukan dan menganalisis kadar air dalam bahan makanan
c) Menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimiawi serta jenis karbohidrat dalam
bahan makanan
d) Mampu mencirikan dan menganalisis karbohidrat dalam bahan makanan
e) Menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimiawi serta jenis protein dalam
bahan makanan
f) Mampu menganalisis protein dan asam amino dalam bahan makanan
g) Menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimiawi lipid dalam bahan makanan
h) Mampu menganalisis lemak dalam bahan makanan
i) Mampu menjelaskan struktur dan sifat kimiawi berbagai vitamin dalam bahan
makanan
j) Mampu menganalisis beberapa vitamin dalam bahan makanan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 3
k) Mampu menjelaskan beberapa mineral dalam bahan makanan
l) Mampu menganalisis beberapa mineral dalam bahan makanan
m) Menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimiawi berbagai racun alami dan
racun dari mikroorganisme dalam bahan makanan
n) Mampu menganalisis racun alami dalam bahan makanan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 4
AIR
1. DESKRIPSI MK :
Mata Kuliah Ini Merupakan Mata Kuliah Keahlian Yang Membahas Tentang Sifat Kimia,
Komposisi Gizi Dan Komponen Lain Dalam Bahan Makan. Prinsip Dan Cara Analisis Zat Gizi
Serta Racun Alami Dalam Bahan Makanan.
2. STANDART KOMPETENSI :
1) Memahami komposisi, sifat, struktur kimiawi zat-zat gizi dan komponen lain dalam pangan serta
cara analisanya
2) Memahani sifat dan struktur kimiawi barbagai racun alami dalam bahan makanan serta prinsip
dan cara analisanya
3. KOMPETENSI DASAR :
1. Mampu mampu menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimia air dalam bahan makanan
2. Mampu mencirikan dan menganalisis air dalam bahan makanan
4. INDIKATOR PENILAIAN :
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan unsur-unsur penyusun molekul air
2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan fungsi air secara umum bagi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukkan ikatan kovalen pada molekul air dan pengaruh
ikatan kovalen bagi sifat air
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pembentukkan ikatan Hidrogen pada molekul air dan pengaruh
ikatan Hidrogen pada sifat air
5. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan beberapa tipe air yang terdapat dalam Bahan
Makanan
6. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak negatif dan positif keterikatan air dalam bahan makanan
dan cara penghilangan air dalam bahan makanan
7. Mahasiswa mampu menjelaskan cara penentuan Kadar air dalam bahan makanan.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 5
B. PENYAJIAN MATERI
BAB I
AIR
A. PENGERTIAN
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan
yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat
digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat mempengaruhi penampakkan, tekstur, serta cita rasa makanan
kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah kering, tepung
serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu melekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 KPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik
itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat
makanan dan sisa metabolisme sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukkan
biopolimer dan sebagainya.
Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen
dengan dua atom hidrogen. Semua atom dalam molekul air terjalin menjadi satu ikatan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 6
yang kuat, yang hanya dapat dipecahkan oleh perantara yang paling agresif misalnya
energi listrik atau zat kimia seperti logam kalium.
Gambar 1.1. Struktur Molekul Air
B. Ikatan Kovalen dan Ikatan Antarmolekul Air
Dalam sebuah molekul air dua buah atom hidrogen berikatan dengan sebuah
atom oksigen melalui ikatan kovalen, ikatan kovelen tersebut merupakan dasar dari sifat
air yang penting yaitu sebagai pelarut. Akibat perbedaan elaktronegatifitas antara atom
Hidrogen dan Oksigen, sisi hidrogen molekul air bermuatan positif sedang pada sisi
Oksigen bermuatan negatif, oleh karena itu molekul air dapat ditarik oleh senyawa yang
bermuatan positf atau negatif. Daya tarik menarik diantara kutub positif dengan kutub
negatif molekul air lainnya menyebabkan terjadinya penggabungan molekul-molekul air
melalui ikatan Hidrogen, ikatan Hidrogen jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen.
Kemampuan molekul air membentuk ikatan Hidrogen menyebabkan air
mempunyai sifat yang unik yaitu mengakibatkan air pada tekanan atmosfir bersifat
mengalir pada suhu 0-100 oC. Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan
berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan, untuk beberapa bahan air bahkan
berfungsi sebagai pelarut seperti pada garam, vitamin yang larut air, mineral dan
senyawa-senyawa cita rasa yang terkadung dalam teh atau kopi.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 7
C. Air Dalam Bahan Makanan
Istilah yang umumnya dipakai dalam bahan makanan adalah air terikat (Bound
Water), menurut derajat keterikatan air, air terikat dapat dibagi atas empat macam tipe,
yaitu :
1. Tipe I adalah molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui suatu
ikatan Hidrogen yang berenergi besar, Air tipe ini tidak dapat membeku pada proses
pembekuan tetapi sebagian air ini dapat dihilangkan dengan cara pengeringan biasa
2. Tipe II adalah molekul-molekul air membentuk ikatan Hidrogen dengan molekul air
lain, terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni, air jenis
ini sukar untuk dihilangkan dan penghilangan air tipe II akan mengakibatkan
penurunan aw (water activity adalah jumlah air bebas yang dapat digunakan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya). Bila sebagian air tipe II dihilangkan
pertumbuhan mikroba dan reaksi-reaksi kimia yang besifat merusak bahan makanan
seperti Browing, Hidrolisis, atau oksidasi lemak akan dikurangi.
3. Tipe III adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti
membran, kapiler, serat dll, air tipe ini mudah diuapkan dan dapat dimanfaatkan
untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi kimia
4. Tipe IV adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni
dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh.
Untuk memperpanjang daya tahan suatu bahan, sebagian air dalam bahan haus
dihilangkan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan, umumnya dilakukan
pengeringan baik dengan penjemuran atau dengan alat pengering buatan misalnya
penjemuaran padi, ikan asin, pembuatan dendeng dll, pada bahan makanan yang
berkadar air tinggi seperti susu dilakukan evaporasi atau penguapan.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 8
D. Cara Penentuan Kadar air
Penentapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan
mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-11 oC selama 3 jam atau sampai didapat
berapa yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya
air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas seperti bahan berkadar
gula tinggi, minyak, daging, kecap dll, pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan
suhu yang lebih rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan
dimasukkan dalam desikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering hingga mencapai
berat konstan.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 9
C. Evaluasi
1. Jelaskanlah proses pembentukkan satu molekul air dari atom-atom penyusunnya!
2. Dari gambar di bawah ini, manakah yang menunjukkan ikatan kovalen dan
manakah yang menunjukkan ikatan Hidrogen,
3. Ikatan Hidrogen dalam molekul Air dapat mempengaruhi Sifat dari molekul Air
itu sendiri, sebut dan jelaskan Sifat Unik dari molekul Air Akibat adanya ikatan
Hidrogen
4. Air dalam bahan makanan terdiri atas 4 macam tipe, sebut dan jelaskan 4 macam
tipe air tersebut!
5. Jelaskan dengan singkat tepat cara penentuan kadar Air dalam bahan makanan
D. Daftar Rujukan
1) Sediaoetama,Acmad. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta;Dian
Rakyat
2) Winarno,F.,G. 1986. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta; Gramedia
3) Yazid, Estien, Nursanti Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta;Penerbit Andi
1
2
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 10
KARBOHIDRAT
1. DESKRIPSI MK :
Mata Kuliah Ini Merupakan Mata Kuliah Keahlian Yang Membahas Tentang Sifat Kimia,
Komposisi Gizi Dan Komponen Lain Dalam Bahan Makan. Prinsip Dan Cara Analisis Zat Gizi
Serta Racun Alami Dalam Bahan Makanan.
2. STANDART KOMPETENSI :
1) Memahami komposisi, sifat, struktur kimiawi zat-zat gizi dan komponen lain dalam pangan serta
cara analisanya
2) Memahani sifat dan struktur kimiawi barbagai racun alami dalam bahan makanan serta prinsip
dan cara analisanya
3. KOMPETENSI DASAR :
1. Mampu mampu menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimia dan jenis Karbohidrat dalam
bahan makanan
2. Mampu mencirikan dan menganalisis Karbohidrat dalam bahan makanan
4. INDIKATOR PENILAIAN :
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan unsur-unsur penyusun karbohidrat dan reaksi sintesis
Karbohidrat dari peristiwa fotosintesis
2. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa jenis karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan
3. Mahasiswa mampu mencirikan Struktur dan sifat beberapa jenis Monosakarida
4. Mahasiswa mampu mencirikan Struktur dan sifat beberapa jenis Oligosakarida
5. Mahasiswa mampu mencirikan Struktur, sifat dan sumber pati
6. Mahasiswa mampu mencirikan perbedaan Struktur, sifat dan sumber selulosa dan hemiselulosa
7. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa cara pengujian Karbohidrat
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 11
BAB II
KARBOHIDRAT
A. PENGERTIAN
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan dan harganya relatif murah, walaupun jumlah
kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kkal bila dibandingkan protein
dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu, karbohidrat juga
mempunyai peranan yang penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan misalnya
rasa, warna, tekstur, dll, sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketosis, pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna
untuk membantu metabolisme protein dan lemak
Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen
(O), perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya adalah 2:1 seperti halnya
dalam air. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak, tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari. Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O
dengan batuan sinar matahari, melalui proses fotosintesis dalam sel yang berklororfil.
Dengan reaksi sebagai berikut : 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
(karbohidrat)
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 12
Gambar 2.1. Struktur Molekul Karbohidrat
B. KARBOHIDRAT DALAM MAKANAN
1. Jenis-Jenis karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan pada umumnya hanya tiga jenis yaitu
Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida), dan Polisakarida. Karbohidrat banyak terdapat
dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa maupun karbohidrat
dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Pada umumnya
buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa, sedangkan
berbagai polisakarida seperti pati, banyak terdapat dalam serelia dan umbi-umbian,
misalnya pati dalam beras = 78,3%, jagung= 72,4%, Singkong= 34,6% dan talas = 40%.
A. Monosakarida
Monosakarida atau gula sederhana mengandung gugus aldehid dirujuk sebagai
aldosa yaitu glukosa, galaktosa dan ribosa, sedangkan monosakarida yang mengandung
gugus fungsi keton disebut ketosa yaitu fruktosa. Glukosa adalah suatu aldoheksosa
(enam atom karbon) sedangkan ribosa adalah suatu aldopentosa ( lima atom
karbon).
Terdapat tiga jenis Heksosa yang penting dalam Ilmu Gizi, yaitu Glukosa,
Fruktosa dan Galaktosa, ketiga macam Monosakarida ini mengandung jenis dan
jumlah atom sama yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen dan 6 atom Oksigen
disekitar atom-atom karbon. Perbedaan cara penyusunan atom inilah yang
menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut.
Ada beberapa cara penulisan rumus bangun molekul-molekul gula, cara penulisan
yang paling sederhana adalah menurut Fisher. Huruf D yang terlihat pada nama gula
merupakan singkatan dari Dekstro dan L merupakan singkatan Levo. Biasanya L
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 13
merupakan bayangan dari cermin dari bentuk D, pemberian nama D dan L berdasarkan
penulisan rumus bangun Gliseraldehid menurut Fisher. Bila gugus Hidroksil pada
karbon Kiral yang terjauh dari Karbon 1 juga terletak pada sebelah kanan dalam
proyeksi Fisher dinamakan D sedangkan disebelah kiri dinamakan L.
Glukosa dinamakan juga Dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas dialam dalam
jumlah sedikit yaitu didalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersama dengan
Fruktosa dalam Madu. Tubuh hanya dapat menggunakan glukosa dalam bentuk D,
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada
hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar
didalam tubuh dan didalam sel merupakan sumber energi. Dalam keadaan normal
sistem syaraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Glukosa
dalam bentuk bebas hanya terdapat dalam jumlah terbatas dalam bahan makanan.
Tingkat kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan lebih
banyak untuk tingkat kemanisan yang sama, Sifat-sifat glukosa adalah sebagai berikut.
a. Glukosa berupa zat padat berwarna putih yang mudah larut dalam air. Adanya gugus
OH dalam molekul glukosa menyebabkan glukosa bersifat polar dan terjadi ikatan
hoidrogen baik antar molekul glukosa maupun dengan air.
b. Glukosa bersifat optis aktif putar kanan sehingga disebut dekstrosa. Larutan glukosa
yang baru memiliki daya putar 113° kemudian menjadi 52°. Peristiwa perubahan
besarnya daya putar bidang polarisasi disebut mutarotasi.
c. Dapat dioksidasi (dapat mereduksi) menjadi asam glukonat.
d. Dapat mengalami fermentasi (peragian) menjadi alkohol dan gas CO2 dengan enzim
zimasa.
Fruktosa dinamakan juga levulosa atau gula buah adalah gula yang paling manis.
Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa namun strukturnya yang
berbeda. Galaktosa tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa
akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan sakarosa.
Sifat-sifat fruktosa adalah sebagai berikut:
a. Fruktosa berupa zat padat berwarna putih mudah larut dalam air.
b. Bersifat optis aktif putar kiri, sehingga disebut levulosa.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 14
c. Dapat mereduksi larutan fehling dan tollens
d. Dapat mengalami fermentasi menjadi alkohol dan karbondioksida.
B. Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer dengan derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya
larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut Disakarida, dan bila
tiga molekul disebut Triosa. Ikatan antara dua molekul monosakrida disebut ikatan
glikosidik biasanya terjadi pada atam C no. 1 dan C no. 4 dengan melepaskan 1
molekul air. Ikatan antara 2 molekul monosakarida disebut ikatan glikosida.
1) Sukrosa
Disakarida sukrosa ialah gula pasir biasa, komposisi kimianya adalah satu
satuan Fruktosa digabungkan dengan satu satuan glukosa dengan ikatan α-D-
glukopiranosa-β-D-Fruktofuranosida
Gambar 2.2 Struktur Sukrosa
2) Maltosa
Disakarida Maltosa merupakan gabungan antara satu satuan glukosa dengan
satu satuan glukosa yang lainnya dengan ikatan α-D-glukopiranosa-4-α-D-
glukopiranosa. Disakarida maltosa digunakan dalam makanan bayi dan dalam
susu bubuk beragi (malted milk)
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 15
Gambar 2.3. Struktur Maltosa
3) Laktosa
Disakarida Laktosa tersusun dari satu satuan glukosa dan satu satuan galaktosa
yang dihubungkan oleh ikatan β-D-galaktopiranosa-4-α-D-glukopiranosa. Laktosa
merupakan suatu disakarida alamiah yang dijumpai hanya pada binatang
menyusui, air susu sapi dan manusia yang mengandung kira-kira 5% laktosa.
Gambar 2.4. Struktur Laktosa
C. Polisakarida
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur dan sebagai
sumber energi, polisakarida penguat tekstur tidak dapat dicerna oleh tubuh tetapi
merupakan serat-serat yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Polisakarida
merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil hidrolisis
sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat dipakai untuk menentukan
struktur molekul polisakarida.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 16
a) Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik, pati terdiri
dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut
Amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut Amilopektin. Amilosa memiliki struktur
yang lurus dangan ikatan α-(1,4)-D-glukopiranosa, sedangkan Amilopektin
strukturnya bercabang dengan ikatan α-(1,4)-D-glukopiranosa dengan cabangnya
pada ikatan α-(1,6)-D-glukopiranosa.
Peranan perbandingan Amilosa dan Amilopektin terlihat pada seralia, semakin
kecil kandungan Amilosa atau semakin besar kandungan Amilopektinnya semakin
lekat nasi tersebut. Berdasarkan kandungan Amilosanya, beras dapat dibagi menjadi
4 golongan yaitu :
1) Beras dengan kadar Amilosa yang tinggi 25-33%
2) Beras dengan kadar Amilosa menengah 20-25%
3) Beras dengan kadar Amilosa rendah 9-20%
4) Beras dengan kadar Amilosa sangat rendah <9%
b) Selulosa dan Hemiselulosa
Selulosa
Selulosa merupakan senyawa Organik yang paling melimpah di bumi,
selulosa membentuk komponen serat dari dinding sel tumbuhan, molekul selulosa
merupakan rantai-rantai atau mikrofibril dari D-glukosa sampai sebanyak 14.000
satuan yang terdapat sebagai berkas-berkas terpluntir seperti tali yang saling
terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen. Selulosa merupakan polimer lurus dari
1,4-β-D-glukosa, yang merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama
hemiselulosa, pektin dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat
dinding sel tanaman. Beda selulosa dengan Amilosa adalah pada jenis ikatan
Glukosidanya. Selulosa bila dihidrolisis oleh enzim selobiase menghasilkan 2
molekul glukosa satu ujung rantai, sehingga di hasilkan selobiosa.
Hemiselulosa
Dari hasil hidrolisis hemiselulosa diperkirakan unit monomer yang
membentuknya tidak sejenis (heteromer), unit pembentuk hemiselulosa terutama
adalah D-xilosa, pentosa, dan heksosa. Perbedaan hemiselulosa dan selulosa
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 17
adalah pada derajat polimerisasi dan kelarutan pada alkali. Hemiselulosa
mampunyai derajat polimerisasi yang rendah dan mudah larut dalam alkali
sedangkan selulosa sebaliknya. Hemiselulosa tidak merupakan serat-serat yang
panjang seperti selulosa, hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukusa
sedangkan hemiselulosa akan menghasikan D-xilosa dan monosakarida lainnya.
D. Sumber karbohidrat
Karbohidrat nabati didalam makanan manusia terutama berasal dari tumbuhan,
yaitu biji, batang, akar. Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan
makanan pokok. Karbohidrat hewani berbentuk glikogen, terutama terdapat didalam otot
dan hati. Namun demikian jumlahnya terbatas, dan setelah binatang mati, glikogen
mengalami penguraian sehingga didalam daging praktis menjadi nol.
C. Cara Penetuaan Karbohidrat
1. Uji Pengenalan Karbohidrat
a) Uji Molisch
Tujuan dari uji Molisch adalah untuk membuktikan adanya Karbohidrat secara
Kuantiatif.
Dasar : Karbohidrat adalah asam Anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi
Monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis Pentosa oleh Asam Sulfat pekat
menjadi Furfural dengan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural,
Pereaksi Molisch yang terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna Ungu.
b) Uji Iodium
Tujuan : Membuktikan adanya Polisakarida (Amilum, Glikogen, dan Dekstrin)
Dasar : Polisakarida dengan penambahan Iodium akan membentuk Kompleks
adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan Iodium menghasilkan
warna biru, Dekstrin menghasilkan warna merah anggur sedangkan Glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan Iodium membentuk warna merah
coklat.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 18
c) Uji Benedict
Tujuan : Membuktikan adanya gula reduksi
Dasar : Gula yang mempunyai gugus Aldehid atau keton akan mereduksi ion
Cu2+
dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
Ungu.
d) Uji Barfoed
Tujuan : Membedakan antara Monosakarida dan Disakarida
Dasar : Ion Cu2+
(dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
e) Uji Seliwanoff
Tujuan : Membuktikan adanya Ketosa (fruktosa)
Dasar :Dehidrasi Fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan Hidroksimetilfurfural
dan dengan penambahan resornisol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna Oraye.
f) Uji Osazon
Tujuan : Membedakan bermacam-macam Karbohidrat
Dasar : Semua Karbohidrat yang mempunyai gugus Aldehid atau Keton bebas
akan membentuk Hidrazon atau Osazon bila dipanaskan bersama Fenilhidrazin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang Spesifik.
Osazon dari Disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk Osazon kerena gugus aldehida atau
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya Osazon
monosakrida tidak larut dalam air mendidih.
g) Uji Asam Musat
Tujuan : Membedakan antara glukosa dan galaktosa
Dasar : Oksida terhadap karbohidrat dengan asam Nitrat pekat akan
menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan
asam musat yang tidak dapat larut.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 19
2. Hidrolisis Karbohidrat
a) Hidrolisis Pati
Tujuan : Mengidentifikasi hasil hidrolisis Amilum (Pati)
Dasar : Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,
terutama dalam golongan umbi-umbian. Pati terbagi atas 2 fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dengan struktur
makromolekul yang dapat memberikan warna biru dengan iodium. Sebaliknya, fraksi
yang tidak larut disebut Amilopektin dengan struktur bercabang, dengan penambahan
iodium memberikan warna ungu sampai merah
3. Analisis Kuantitatif Karbohidrat
a) Penetuan Kadar Gula Reduksi (Cara Spektrofotometri Metode Nelson-Somogyi)
Tujuan : Menentukan Kadar Gula Reduksi dalam suatu bahan
Dasar : Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan Monosakarida dan
Disakarida mempuyai sifat mereduksi. Sifat mereduksi dan Karbohidrat disebabkan
oleh adanya gugus aldehid atau gugus keton bebas atau karena adanya gugus
Hidroksil bebas yang reaktif. Molekul sukrosa dan polisakarida tidak mempunyai sifat
mereduksi karena keduanya tidak mempunyai gugus pereduksi. Gugus-gugus sudah
saling terikat, sehingga sifat mereduksinya hilang. Sifat sebagai reduktor atau
kemampuan mereduksi dari karbohidrat akan mengubah ion-ion logam misalnya ion
Cu2+
dari bahan pereaksi menjadi ion Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
merah bata.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 20
E. Evaluasi
1. Dari ketiga struktur Disakarida dibawah ini, manakah yang merupakan strukur dari
sukrosa, maltosa, dan laktosa!
2. Jelaskan secara singkat dan jelas perbedaan antara Amilosa dan Amilopektin!
3. Jelaskan perbedaan antara Selulosa dan Hemiselulosa menurut struktur, derajat
polimerisasi dan kelarutan.
4. Jelaskan secara singkat dasar pengujian perbedaan Monosakarida dan Disakarida
menurut Uji Barfoed!
F. Daftar Rujukan
1. Almatsier,Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka
Utama
2. Sediaoetama,Acmad. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta;Dian
Rakyat
3. Winarno,F.,G. 1986. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta; Gramedia
4. Yazid, Estien, Nursanti Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta;Penerbit Andi
A) B)
C)
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 21
ASAM AMINO DAN PROTEIN
1. DESKRIPSI MK :
Mata Kuliah Ini Merupakan Mata Kuliah Keahlian Yang Membahas Tentang Sifat Kimia,
Komposisi Gizi Dan Komponen Lain Dalam Bahan Makan. Prinsip Dan Cara Analisis Zat Gizi
Serta Racun Alami Dalam Bahan Makanan.
2. STANDART KOMPETENSI :
1) Memahami komposisi, sifat, struktur kimiawi zat-zat gizi dan komponen lain dalam pangan serta
cara analisanya
2) Memahani sifat dan struktur kimiawi barbagai racun alami dalam bahan makanan serta prinsip
dan cara analisanya
3. KOMPETENSI DASAR :
1. Mampu mampu menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimia dan jenis Protein dalam bahan
makanan
2. Mampu mencirikan dan menganalisis Protein dalam bahan makanan
4. INDIKATOR PENILAIAN :
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan unsur-unsur penyusun Asam amino
2. Mahasiswa mampu menggambarkan Struktur asam amino
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dan penggolongan Asam amino
4. Mahasiswa mampu mangambarkan dan mencirikan ikatan Polipeptida dalam Protein
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan Struktur Protein Primer, Sekunder, Tersier dan
Kuartener
6. Mahasiwa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Peristiwa Denaturasi Protein
dan Akibat Denaturasi tersebut terhadap Struktur protein.
7. Mahasiswa mampu menggolongan beberapa jenis protein dan fungsinya
8. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat fisikokimia dari Protein
9. Mahasiswa mampu menjelaskan mutu Protein dalam suatu bahan makanan
10. Mahasiswa mampu mengetahui Dampak negatif akibat kekurangan Protein
11. Mahasiswa mampu menjelaskan cara penentuan Protein dalam bahan makanan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 22
BAB III
PROTEIN
A. PENGERTIAN
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi
tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang
mengandung unsur-unsur C, H, O, N. molekul protein mengandung pula fosfor, belerang
dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus
dalam bentuk asam amino. Kadang-kadang beberapa asam amino yang merupakan peptida
dan molekul-molekul protein kecil dapat juga diserap melalui dinding usus, masuk kedalam
pembuluh darah. Hal semacam ini yang seringkali timbul pada orang yang makan bahan
makanan yang mengandung protein seperti susu, ikan laut, udang, telur, dan sebagainya.
Asam Amino
Asam amino merupakan hasil hidrolisis protein dengan asam, alkali, atau enzim.
Asam amino dikelompokkan berdasarkan sifat kimia rantai sampingnya. Sebuah asam
amino terdiri dari atom hidrogen, gugus karboksil, atom, gugus amino dan gugus R
(rantai samping). Suatu asam amino mengalami reaksi asam-basa internal yang
menghasilkan suatu ion dipolar yang juga disebut zwitterions karena terjadi muatan
ion, suatu asam amino mempunyai banyak sifat garam. Asam amino yang disambung-
sambungkan dengan ikatan peptida pada gugus karboksil dengan gugus asam amino
pada asam amino membentuk struktur primer protein dan terbentuk juga air. Beberapa
asam amino (biasanya lebih dari 100) dapat mengadakan ikatan peptida dan
membentuk rantai polipeptida yang tidak bercabang.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 23
Gambar 3.1. Struktur Asam Amino
Rantai polipeptida mempuyai arah, karena mempuyai dua residu ujung yang
berbeda yaitu gugus amino ujung pangkal dan gugus karboksil pada ujung akhir. Pada
beberapa protein terdapat rantai cabang yang mengadakan ikatan silang yang disebut
ikatan sulfida yang mengakibatkan terjadinya oksidasi dari 2 residu sistein yang
menghasilkan suatu senyawa Sistin. Dipeptida masih mempunyai gugus amino dan
karboksil bebas sehingga dapat bereaksi dengan dipeptida-dipeptida lain membentuk
molekul protein.
Dalam Tegnologi Pangan, asam amino mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan dan merugikan, misalkan D-tritofan mempunyai rasa manis 35 kali
kemanisan sukrosa, sebaliknya L-triptofan mempunyai rasa pahit, asam glutamate
mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan makanan, karena dapat
menimbulkan rasa yang lezat, yaitu dalam bumbu masakan yang mengandung
Monosodium Glutamat (MSG). Gugusan Glutamat akan bergabung dengan senyawa
lain menghasilkan rasa enak tersebut. Sebaliknya ada juga yang mempunyai pengaruh
merugikan misalnya dalam putih telur yang mengandung avidin dan mukodin, asam
amino tersebut dapat mengikat biotin sejenis Vitamin B sehingga tidak dapat diserap
didalam tubuh dan juga contoh lainnya yaitu peristiwa pencoklatan.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 24
B. STRUKTUR PROTEIN
Asam amino dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu asam amino esensial
atau asam amino eksogen yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk didalam tubuh
manusia, karena itu disebut esensial yang berarti harus didapatkan dari makanan sehari-
hari, contohnya Arginina, histida, Isoleusina, Lisina, Metioninam, Fenilalanina,
Treonina, Triptafon, Valina, sedangkan asam amino non esensial atau asam amino
endogen adalam asam amino yang dapat dibentuk atau disentesis dari dalam tubuh
manusia, contohnya Alanina,Aspargina, Asam Aspartat, Sisteina, Asam Glutamat,
Glutamin, Glisin, Prolin, Serina, Tirosin.
Tabel 3.1. Kandungan Asam amino Beberapa Makanan Terpilih (mg/g Nitrogen total)
Asam Amino Daging Sapi Susu Telur Gandum Polong Jagung
Isoleusina 301 399 393 204 267 2430
Leusina 507 782 551 417 425 783
Lisina 556 450 436 179 470 167
Metionina 169 156 210 94 57 120
Sistina 80 - 152 159 70 97
Fenillalanin 275 434 358 282 287 305
Tirosin 225 396 260 187 171 239
Treonina 287 278 320 183 254 225
Valina 313 463 428 276 294 303
Arginina 395 160 381 288 595 262
Histidina 365 214 152 143 143 170
Alanina 562 255 370 226 255 471
Asam Aspartat 955 242 601 308 685 392
Asam Glutamat 304 1151 796 1866 1009 1184
Glisina 326 144 207 245 253 231
Prolina 236 514 260 621 244 559
Serina 252 324 478 281 271 311 Sumber : deMan,Jhon. Kimia Makanan Edisi Kedua
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 25
1) Struktur Primer
Susunan linear asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan
tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino menentukan sifat dasar dari
berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan struktur
tersier.
Bila protein mengandung banyak asam amino dengan gugus Hidrofobik, daya
kelarutan dalam air kurang baik dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung
asam amino dengan gugus Hidrofil
2) Struktur Sekunder
Bila hanya struktur primer yang ada dalam protein maka molekul protein akan
merupakan bentuk yang sangat panjang dan tipis, tetapi dalam kenyataannya struktur
protein biasanya merupakan polipeptida yang berlipat-lipat, merupakan bentuk 3
demensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan,
struktur demikian disebut struktur sekunder. Dalam lipatan-lipatan kerangka peptida
protein mempunyai pola zing-zang dari satu rantai polipeptida.
3) Struktur Tersier
Struktur tersier merupakan bentuk penyusunan bagian terbesar rantai cabang yaitu
susunan dari struktur sekunder yang satu dengan sekunder yang lainnya. Biasanya
bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan garam, interaksi
hidrofobik, dan ikatan sulfida. Ikatan Disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam
memepertahankan struktur tersier protein. Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan
nonpolar molekul-molekul, sedangkan ikatan-ikatan garam mempunyai kecendrungan
beraksi dengan ion-ion disekitar molekul.
4) Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai
polipeptida, tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk
suatu protein, maka disebut struktur kuarterner.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 26
Gambar 3.2.Struktur Primer,Sekunder,Tersier,Dan Kuartener Asam Amino
C. DENATURASI PROTEIN
Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan
kovalen atau dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder,
tersier, dan kuarterner terhadap molekul protein, tanpa terjadi pemecahan ikatan-ikatan
kovalen. Denaturasi dapat menyebabkan pemekaran atau pengembangan molekul protein
akibat terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya
lipatan molekul. Selanjutnya akan terjadi pengikatan kembali pada gugus reaktif yang
sama atau yang berdekatan, bila unit ikatan yang terbentuk cukup banyak sehingga
protein tidak lagi terdispersi sebagai koloid, maka protein tersebut mengalami koagulasi,
dan apabila ikatan-ikatan antara gugus-gugus reaktif protein tersebut menhahn seluruh
cairan akan terbentuknya gel sedangkan bila cairan terpisah dari protein yang
terkoagulasi itu, protein akan mengendap.
Protein yang terdenatursi berkurang kelarutannya. Lapisan molekul protein bagian
dalam yang bersifat hidrofobik berbalik keluar, sedangkan bagian luar yang bersifat
hidrofil terlipat keluar, pelipatan atau pembalikkan terjadi khususnya bila larutan protein
telah mendekati nilai pH isolistrik, dan akhirnya protein akan menggumpal dan
mengendap. Viskositas akan bertambah karena molekul mengembang dan menjadi
asimetrik, demikian juga sudut putaran optic larutan protein akan meningkat. Enzim-
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 27
enzim yang gugus prostetiknya terdiri protein akan kehilangan aktifitasnya sehingga
tidak dapat berfungsi lagi sebagai enzim yang aktif. Denaturasi protein dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu panas, pH, bahan kimia dan secara mekanik.
D. PENGGOLONGAN PROTEIN
Protein dapat digolongkan berdasarkan struktur molekulnya, kelarutannya, konyugasi
dan tingkat degradasinya.
a) Berdasarkan struktur molekulnya
Protein fibliler/skleroprotein; merupakan protein yang berbentuk serabut, tidak
larut dalam pelarut encer, baik larutan garam,asam, basa ataupun alcohol,
kegunaannya sebagai pembentuk struktur bahan dan jaringan, contohnya protein
fibliler keratin pada rambut dan fibrin pada gumpalan darah.
Protein globuler/sferoprotein; merupakan protein berbentuk bola, larut dalam
garam dan asam encer, juga lebih mudah dipengaruhi suhu, kosentrasi garam,
pelarut asam dibandingkan protein fibliler. Protein ini mudah terdenaturasi yaitu
susunan molekulnya berubah yang diikuti oleh perubahan sifat fisik dan
fisiologiknya.
b) Berdasarkan Kelarutan
Albumin: larut dalam air mineral yang tidak mengandung garam dan memiliiki
bobot molekul yang rendah, contohnya albumin telur, laktabumin, leukosin dan
serelia
Globumin: larut dalam garam dan hampir tak larut dalam air, contohnya globumin
serum, aktin dalam daging, glisinin dalam kedelai.
Glutenin: larut dalam asam atau basa yang sangat encer dan tidak larut dalam
pelarut netral, contohnya glutenin dalam gandum, arizenin dalam beras.
Prolamin: larut dalam alkohol 50-90% dan tidak larut dalam air, contohnya zien
dalam jagung, gliadin dalam gandum
Skleroprotein: tidak larut dalam air dan pelarut netral dan tahan terhadap hidrolisis
memakai enzim, contohnya elastin dan keratin
Histon: larut dalam air dan tidaak larut dalam ammonia encer diendapkan oleh
ammonia, contohnya globin dan hemoglobin
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 28
Protamin:bersiat basa kuat, BM rendah, larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh
panas, contohnya salmin pada ikan solmon, kluepin pada ikan herring
c) Berdasarkan Konyungasi
Protein konyugasi adalah protein yang mengandung senyawa lain non protein,
misalnya:
Fosfoprotein: protein yang terikat dengan gugus fosfat dan hidroksil, serina dan
treonina, contohnya, kasein susu dan fosfoprotein kuning telur
Lipoprotein: gabungan dari lipid dengan protein, memiliki daya emulsi yang
baik, terdapat dalam susu dan kuning telur
Nukleoprotein: gabungan asam nukleat dengan protein terdapat dalam inti sel
Glikoprotein: gabungan karbohidrat dengan protein, contohnya mukoprotein
dalam putih telur
Kromoprotein: gugus protein yang gugus prostetiknya berwarna terdapat dalam
hemoglobin, mioglobin,klorofil.
d) Berdasarkan tingkat degradasi
Protein dapat juga dibedakan atas tingkat degradasinya, degradasi biasanya
merupakan tingkat permulaan Denaturasi
Protein alami adalah protein dalam keadaaan seperti protein dalam sel
Turunan protein merupakan hasil degradasi protein pada tingkat permulaan
Protein primer merupakan hasil hidrolisis ringan
Protein sekunder merupakan hasil hidrolisis berat
Protean merupakan hasil hidrolisis oleh air, asam encer atau enzim
Metaprotein merupakan hasil hidrolisis lebih lanjut oelh asam dan alkali
Protein terkoagulasi merupakan hasil denaturasi protein oleh panas atau alkohol
Proteosa bersifat larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas dan dapat
diendapkan oleh larutan (NH4)2SO4 jenuh
Pepton larut dalam air, tak terkoagulasi oleh panas dan tidak mengalami Salting
Out dengan Amonium Sulfat tetapi mengendap oleh pereaksi alkaloid.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 29
E. FUNGSI PROTEIN
1) Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti transportasi
karbondioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
Semua enzim menunjukkan daya katalitik yang sangat luar biasa dan biasanya
dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juata kali. Protein besar peranannya
terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
2) Sebagai Alat Pengangkut
Sebagai alat pengangkut protein mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mengangkut molekul dengan berat molekul kecil serta beberapa ion, misalnya
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut
dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam
hati sebagai kompleks dengan feritrin.
3) Sebagai pengatur gerak
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya
suatu protein yang saling bergeseran. Pergerakkan flagella sperma disebabkan protein
4) Sebagai penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kuit dan tulang disebabkan adanya kolagen
suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
5) Sebagai pertahanan tubuh/imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus
yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk
kedalam tubuh sperti virus, bakteria, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali
membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dangan benda asing.
6) Sebagai media perambatan implus syaraf
Protein mempunyai fungsi dalam bentuk reseptor misalnya rodosin, suatu
protein yang bertindak sabagai reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 30
7) Sebagai pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagi reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat da karakter bahan.
F. SIFAT FISIKOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN
Sifat Fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonya. Beberapa sifat fisikokimia protein adalah sebagai berikut :
Dapat membentuk dispersi koloid
Sebagian larut dalam air
Tidak larut dalam lemak, protein dapat membentuk endapan (Salting Out) ditambahkan
garam
Terjadi penggumpalan jika ditambahkan alkohol dan akibat kerja enzim proteolitik
Protein bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan basa maupun asam) disebabkan karena
adanya gugus amina dan karboksil.
G. MUTU PROTEIN
Mutu suatu protein dinilai dari perbandingan asam-asam amino yang terkandung
dalam protein tersebut. Suatu protein dinyatakan bermutu tinggi apabila protein tersebut
mempunyai asam amino esensial dengan perbandingan yang menyamai kebutuhan
manusia, sebaliknya protein yang kekurangan satu atau lebih asam-asam amino esensial
mempunyai mutu yang rendah. Asam amino yang biasanya sangat kurang dalam bahan
makanan disebut asam amino pembatas. Jikalau protein bermutu rendah terlalu banyak
dikonsumsi dan menunya tidak beranekaragam, akan berakibat kurangnya asam amino
pembatas dan orang akan menderita gejala-gejala yang tidak dikehendaki.
Tabel 3.2. Asam amino esensial pembatas beberapa protein padi-padian
Padi-padian Asam amino pembatas pertama Asam amino pembatas kedua
Gandum Lisina Treonina
Jagung Lisina Triptofan
Padi Lisina Treonina
Sorgum Lisina Treonina
Millet Lisina Treonina
Sumber : deMan,Jhon. Kimia Makanan Edisi Kedua
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 31
Tabel 3.3 Kandungan protein beberapa makanan terpilih
Produksi Protein (g/100g)
Daging : Sapi
Babi
16,5
10,2
Ayama(daging putih) 23,4
Ikan : Haddock
Cod
18,3
17.6
Susu 3,6
Telur 12,9
Gandum 13,3
Roti 8,7
Kedelai : Kering,mentah
Dimasak
34,1
11
Beras : Putih, Mentah
Dimasak
6,7
2
Ketela 1,6
Kentang 2
Jagung 10 Sumber : deMan,Jhon. Kimia Makanan Edisi Kedua
H. AKIBAT KEKURANGAN PROTEIN
a) Kuashiorkor
Kuashiorkor adalah istilah yang pertama kali digunakan
oleh Cecily Williams bagi gejala yang sangat ekstrim yang diderita oleh bayi dan anak-
anak kecil akibat kekurangan konsumsi protein yang parah, meskipun konsumsi energi
atau kalori telah mencukupi kebutuhan
Kuashiorkor terutama diderita oleh bayi dan anak kecil pada usia enam bulan
sampai tiga tahun, hal ini disebabkan pada usia tersebut merupakan masa peralihan dari
ASI kemakanan sapihan. Makanan sapihan pada umumnya mengandung karbohidrat
dalam jumlah besar tetapi sedikit kandungan proteinnya atau sangat rendah mutu
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 32
proteinnya. Padahal justru pada usia tersebut protein sedang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan badan anak
Gejala dari kuashiorkor yang spesifik adalah adanya oedem, ditambah dengan
adanya ganguan pertumbuhan serta terjadinya perubahan-perubahan psikomotorik.
Anak-anak yang menderita kuashoirkor menjadi apatis, nafsu makan kurang, rewel,
dan wajahnya berbentuk bulan
Terjadinya oedem mula-mula dianggap sebagai akibat turunnya kadar serum
albumin. Hal ini sealu terjadi pada penderita kuashiorkor, turunnya serum albumin
akan menyebabkan turunnya tekanan osmotik darah, akibatnya terjadi perembesan
cairan menerobos pembuluh darah masuk kedalam jaringan tubuh sehingga terjadi
oedem.
b) Kekurangan Kalori Protein (KKP)
Kekurangan kalori protein dapat tejadi baik pada bayi, anak-
anak maupun orang dewasa. Anak-anak dibawah tiga tahun serta ibu-ibu yang
mengandung dan menyusui merupakan golongan yang sangat rawan
Marasmus adalah istilah yang digunakan bagi gejala yang timbul bila menderita
kekurangan energi dan kekurangan protein. KKP pada anak-anak dapat diketahui dari
hasil pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran atau penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan pengukuran lingkaran lengan atas jika tidak
tersedia timbangan
Keadaan kurang gizi dapat diketahui dari data jumlah kematian anak usia 1-4
tahun. Bila tingkat kematian sudah diatas 10 per 100 penduduk maka KKP sudah
dianggap menjadi masalah. Bila banyak bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu
1000 g atau kurang maka dapat dipastikan bahwa wanita hamil menderita KKP.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 33
c) Busung lapar
Busung lapar atau hunger oedem merupakan
bentuk kurang gizi berat yang menimpa daerah minus yaitu daerah yang tandus dan
miskin yang timbul secara periodik pada masa paceklik. Busung lapar ditandai dengan
terdapatnya oedem positif pada anggota badan khususnya kaki bagian bawah
Cara pemeriksaan busung lapar adalah dengan menekan keras kaki selama 10
detik lagi bila tidak kembali atau masih tinggal dengan kedalaman paling sedikit 1 mm
berarti positif ada busung, bila kedua kaki ada tanda busung baru dapat dikatakan
positif busung lapar.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 34
I. CARA PENENTUAAN PROTEIN
1) Uji Susunan Elementer Protein
Tujuan : Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein
Dasar : Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur Karbon, Hidrogen,
Oksigen dan Nitrogen. Adapula protein yang mengandung sedikit belerang dan
fosor. Dengan metode pembakaran atau pengabuan akan diperoleh unsur-unsur
penyusun protein
2) Uji Kelarutan Protein
Tujuan : Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu
Dasar : Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam
maupun basa. Daya larut protein berbeda didalam air, asam, dan basa. Sebagian
ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak
dapat larut dalam pelarut eter atau klorofrom. Apabila protein dipanaskan atau
ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi), hal ini
disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
3) Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
Tujuan : Mengetahui pengaruh kelarutan garam alkali dan garam divalent
kosentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein
Dasar : Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda,
tergantung pada kosentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin
tinggi kosentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam
mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh
garam berkonsentrasi tinggi disebut Salting Out.
4) Uji Xantroprotein
Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin
yang terdapat dalam protein
Dasar : Reaksi pada uji Xantroprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein cicin benzena ditambahkan asam
nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi
kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 35
5) Kromatografi Kertas Asam Amino
Tujuan : Mengidentifikasi asam amino dengan metode kromatografi kertas secara
kuantitatif.
Dasar : Asam-asam amino dapat diperoleh dari hidrolisis molekul protein.
Campuran asam amino hasil hidrolisis dapat dipisahkan dengan beberapa metode
diantaranya dengan gravimetrik, mikrobiologi, elektroforesis dan kromatografi.
Dalam kromatografi, salah satu yang banyak digunakan adalah kromatografi
kertas. Kromatografi kertas merupakan salah satu jenis kromatografi partisi, yaitu
suatu cara pemisahan campuran zat yang didasarkan pada perbedaan kalrutan zat
dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Pada kromatografi kertas, fase
bergerak akan melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler membawa komponen
dari campuran dengan kecepatan yang berbeda-beda, komponen seperti asam
amino yang mudah larut dalam fase gerak akan terbawa naik lebih jauh daripada
yang sukar larut. Pada proses, bila perbedaan pergerakkan asam-asam amino
cukup besar maka akan terjadi pemisahan dengan baik. Dengan penyemprotan
menggunakan pereaksi Ninhidrin pada kertas kromotografi akan tampak noda-
noda biru yang menunjukkan adanya asam amino yang terpisah. Penentuan asam
amino dapat dilakukan dengan menghitung harga Rf,
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 36
J. EVALUASI
1. Gambarkanlah ikatan Peptida yang terbentuk pada suatu Protein!
2. Pada bahan makanan yang mengadung Protein sering terjadi Denaturasi atau
perusakkan molekul protein, jelaskanlah Faktor-faktor yang mempengaruhi
Denaturasi tersebut dan Akibat yang di timbulkan dari Peristiwa Denaturasi terhadap
Struktur Protein!
3. Sebut dan jelaskan Fungsi dari Protein bagi makhluk hidup!
4. Sebutkan dan jelasakan minimal 2 Cara penentuan Protein dalam bahan makanan
5. Jelaskan secara singkat dasar penentuan mutu protein dalam bahan makanan
K. Daftar Rujukan
1) Almatsier,Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka
Utama
2) Sediaoetama,Acmad. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta;Dian
Rakyat
3) Winarno,F.,G. 1986. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta; Gramedia
4) Yazid, Estien, Nursanti Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta;Penerbit Andi
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 37
LEMAK DAN MINYAK
1. DESKRIPSI MK :
Mata Kuliah Ini Merupakan Mata Kuliah Keahlian Yang Membahas Tentang Sifat Kimia,
Komposisi Gizi Dan Komponen Lain Dalam Bahan Makan. Prinsip Dan Cara Analisis Zat Gizi
Serta Racun Alami Dalam Bahan Makanan.
2. STANDART KOMPETENSI :
1) Memahami komposisi, sifat, struktur kimiawi zat-zat gizi dan komponen lain dalam pangan serta
cara analisanya
2) Memahani sifat dan struktur kimiawi barbagai racun alami dalam bahan makanan serta prinsip
dan cara analisanya
3. KOMPETENSI DASAR :
1. Mampu mampu menjelaskan komposisi, sifat dan struktur kimia dan jenis Minyak dan Lemak
dalam bahan makanan
2. Mampu mencirikan dan menganalisis Minyak dan Lemak dalam bahan makanan
4. INDIKATOR PENILAIAN :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan pengertian Lemak/Minyak
2. Mahasiswa mampu membedakan dan mengambarkan Struktur Lemak/Minyak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi dan sifat Lemak/Minyak
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan beberapa jenis Lemak/Minyak
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan beberapa cara Ekstraksi Minyak/Lemak
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan beberapa teknik pemurnian Minyak/Lemak
7. Mahasiswa mampu menjelaskan Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakkan Minyak/Lemak
8. Mahasiswa mampu menjelaskan Prinsip dan cara analisa penentuan Kadar Lemak/Minyak
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 38
BAB IV
LEMAK DAN MINYAK
A. PENGERTIAN
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam palarut organik non-
polar seperti suatu Hidrokarbon atau Dietil Eter. Lemak dan minyak adalah Trigliserida
atau Trigliserol kedua istilah ini disebut trimester dari gliserol. Perbedaan antara suatu
lemak dan suatu minyak adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan
minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan berbentuk lemak,
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak.
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama
bahan dari hewan. Lemak dalam jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa. Dalam
tanaman, lemak disintesis dari suatu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
yang berbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses
pembentukkan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.Pembentukkan gliserol, yaitu dari senyawa dehidroksiasetongosfat direduksi menjadi
α-Gliserolfosfat, kemudian gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi
sehingga terbentuk gliserol
2.Pembentukkan molekul asam lemak yaitu dari proses respirasi tanaman yang
menghasilkan senyawa-senyawa sperti asam karboksilat, asetaldehid, etanol dengan
bantuan bakteri
3.Pembentukkan molekul lemak melalui proses esterifikasi gliserol dengan asam lemak
yang dikatalisis oleh enzim lipase
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 39
H2COH H2COOCR
HCOH + 3RCOOH HCOOCR + 3H2O
H2COH H2COOCR
Gliserol Asam Lemak Minyak/Lemak Air
Minyak pangan dalam bahan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan
bercampur dengan komponen-komponen yang lain yang disebut fraksi lipida yang terdiri
dari minyak/lemak, malam, fosfolipida, sterol, hidrokarbon dan pigmen. Untuk
membedakan komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH. Minyak/lemak
makan, malam, dan fosfolipid dapat disabunkan dengan NaOH, sedangkan sterol,
hidrokarbon dan pigmen adalah fraksi yang tidak tersabunkan.
Tabel 4.1. Asam Lemak pilihan dan sumbernya
Nama Asam Struktur Sumber
Jenuh:
Butirat
Palmitat
Stearat
CH3(CH2)2CO2H
CH3(CH2)14CO2H
CH3(CH2)16CO2H
lemak susu
lemak hewani dan
nabati
lemak hewani dan
nabati
Tak-Jenuh:
Palmitoleat
Oleat
Linoleat
Linolenat
Arakidonat
CH3(CH2)5CH CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)7CH CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4CH CHCH2CH CH(CH2)7CO2H
CH3CH2CH CHCH2CH CHCH2CH CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4(CH CHCH2)4(CH2)2CO2H
lemak hewan dan nabati
lemak hewan dan nabati
minyak nabati
minyak biji rami
minyak nabati
Sumber : JJ.,Fassenden. Kimia organik
B. KOMPOSISI DAN SIFAT LEMAK/MINYAK
Persamaan antara lemak dan minyak adalah sama-sama larut dalam pelarut non-
polar, strukturnya sama yaitu trigliserida. Perbedaannya adalah pada suhu kamar lemak
berbentuk pada pada minyak berbentuk cair, lemak termasuk dalam asam lemak jenuh
yang mempunyai titik lebur tinggi, sedangkan minyak merupakan asam lemak tak jenuh
dengan titik lebur yang rendah.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 40
Lemak juga dapat memiliki sifat plastis artinya mudah dibentuk atau dicetak atau
dapat diempukkan. Lemak plastis biasanya mengandung Kristal trigliserida yang padat
dan sebagian trigliserida cair. Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga
mengakibatkan lemak mempunyai beberapa titik cairnya. Perbedaan ini menyebabkan
lemak mulai mencair pada suhu 53 oC, yang kemudian segera membeku kembali.
C. JENIS LEMAK DAN MINYAK
1. Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan
penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak tentukan oleh titik asapnya, yaitu
suhu pemanasan minyak sampai terbentuknya akrolein yang tidak diinginkan dan
dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokkan, makin tinggi titik asap, makin baik
mutu minyak goreng itu, titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol
bebas. Lemak atau minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya
akan menurun, karena terjadi hidrolisis molekul asam lemak.
2. Mentega
Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air
terdispersi didalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai
zat pengelmulsi. Lemak susu terdiri dari trigliserida-trigliserida butirodiolein,
butiropelmitolein, oleodipalmitin, dan sejumlah kecil triolein. Asam lemak butirat dan
koproat dalam keadaan bebas akan menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam, mentega dari
lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat, lemak susu dapat dibiarkan menjadi
asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan penambahan pupukan murni asam
latak pada susuyang manis yang telah dipasteurisasikan sehingga memungkinkan
terjadinya fermentasi.
Lemak susu dinetralkan dengan garam-garam karbonat, kemudian
dipasteurisasikan, sedangkan bakteri yang diinokulasikan biasanya bakteri
Steptococcus citrovorus, S. paracitrovorus, Lactobacillus lactis, dan Bacillus vicosus
sacchari. Selama pematangan 3-4 jam, bakteri-bakteri akan menguraikan laktosa
dalam susu menjadi asam laktat dan timbullah senyawa Diasetil yang akan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 41
menimbulkan cita rasa yang khas. Kristalisasi mentega ditentukan oleh ukuran globula
lemak dari cream yang digunakan.
3. Margarin
Margarin atau oleo margarine pertama dibuat orang dan dikembangkan tahun
1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi. Margarin merupakan
pengganti mentega dengan rupa, bau kosistensi, rasa dan nilai gizi yang hampir sama.
Margarin merupakan emulsi air dalam minyak dengan prasyarat mengandung tidak
kurang 80% lemak. Lemak digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau minyak
nabati. Lemak yang digunakan biasanya lemak babi dan lemak sapi, sedangkan lemak
nabati yang digunakan biasanya adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kedelai dan minyak biji kapas. Karena minyak nabati umumnya dalam bentuk cairan,
maka harus dihidrogenasi lebih dahulu menjadi lemak padat, yang berarti mergarin
harus bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah dan segera
mencair dalam mulut.
Lemak dapat digunakan dimurnikan lebih dahulu, kemudian dihidrogenasi
sampai mendapat kosistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu
skim yang telah dipasteurasi, dan diinokulasi dengan bakteri yang sama seperti
pembuatan mentega. Sesudah inokulasi dengan bakteri dibiarkan 12-24 jam sehingga
terbentuk emulsi sempurna, kadang-kadang ditambahkan emulsifier seperti
lesitin,gliserin atau kuning telur.
4. Shortening atau mentega putih
Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua
atau lebih lemak dengan cara hidrogenasi. Mentega putih banyak digunakan dalam
bahan pangan terutama pada pembuatan cake dan kue yang dipanggang, fungsinya
adalah memperbaiki citarasa, tekstur, keempukan dan memperbesar volume roti/kue.
5. Lemak gajih
Gajih atau lard adalah lemak yang diperoleh dari jaringan lemak ternak sapi, babi,
atau kambing. Pada umumnya lemak banyak terdapat pada rongga perut atau lemak
tersebut biasanya akan menghasilkan lemak gajih yang bermutu tinggi. Karena
sifatnya yang tidak seragam serta sifat-sifat lainnya seperti tekstur, citarasa, dan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 42
baunya, lemak gajih semakin terbatas penggunaanya apalagi lemak gajih mudah sekali
menjadi tengik sehingga dalam pembuatannya perlu ditambahkan antioksidan.
Kebaikan lemak gajih adalah plastisnya yang baik serta daya shorterningnya yang
tinggi.
D. CARA EKSTRAKSI MINYAK/LEMAK
Lemak dan minyak dapat diperoleh dari ekstraksi jaringan hewan atau tanaman
dengan 3 cara yakni :
1. Rendering
Rendering merupakan suatu cara yang sering digunakan untuk mengekstraksi
minyak hewan dengan cara pemanasan. Pemanasaan dapat dilakukan dengan air
panas, lemak akan mengapung dipermukaan sehingga dapat dipisahkan. Pemanasan
tanpa air biasa dipakai untuk mengekstraksi lemak babi dan lemak susu.
2. Pengepresan
Cara ini menggunakkan perlakuan awal yaitu bahan yang mengandung lemak
atau minyak dipotong-potong terlebih dahulu atau dihancurkan, kemudian dipres
dengan tekanan tinggi menggunakan tekanan hidrolik atau screw press untuk bungkil
dipres lagi menggunakan filter press.
3. Pelarut
Cara ekstraksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut dan digunakan
untuk bahan yang dikandung minyaknya rendah. Lemak dalam bahan dilarutkan
dengan pelarut, tetapi cara ini kurang efektif karena pelarut cukup mahal dan tak dapat
diisolasi kembali.
E. PEMURNIAN MINYAK/LEMAK
Untuk memperoleh minyak yang bermutu baik, minyak dan lemak kasar harus
dimurnikan dari bahan-bahan atau kotoran yang terdapat, cara-cara pemurnian dilakukan
dalam beberapa tahap yaitu :
1. Pengendapan dan pemisahan gumi bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel
halus tersuspensi atau berbetuk kolodial. Pemanasan ini dilakukan dengan pemanasan
uap dan adsorben, kadang-kadang dilakukan sentrifugasi.
2. Netralisasi dengan alkali bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa terlarut
seperti fosfotida, asam lemak bebas dan hidrokarbon. Lemak dengan kandungan asam
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 43
lemak bebas tinggi dipisahkan dengan mengunakan uap panas dalam keadaan valum,
kemudian ditambahkan alkali, sedangkan lemak dengan asam lemak bebas rendah
cukup ditambahkan NaOH atau garam NaCO3 sehingga asam lemak ikut fase air dan
terpisah dari lemaknya.
3. Pemucatan bertujuan menghilangkan zat-zat warna dalam minyak dengan
penambahan adsorbing agent seperti arang aktif, tanah liat atau dengan reaksi-reaksi
kimia
4. Penghilangan bau (deodorisasi) lemak dilakukan dalam botol vakum kemudian
dipanaskan dengan mengalirkan uap panas yang akan membawa senyawa volatil.
Selesai proses deodorosasi lemak harus segera didinginkan untuk mencegah kontak
O2.
5. Hidrogenasi
Pada beberapa minyak atau lemak kadang-kadang dilakukan proses hidrogenasi
yang bertujuan untuk memperolah kestabilan terhadap oksidasi, memperbaiki warna
dan terutama mengubah lemak ciar menjadi bersifat plastis yang penting dalam
industri-industri makanan.
Hidrogen (H2) dan lemak dicampur pada suhu tertentu dan dipercepat dengan
adanya katalis logam, hidrogen mengadisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh,
sehingga akan mengubah jumlah dan letak ikatan rangkap akibat sifat fisik dan
kimianya juga akan berubah. Hidrogenasi suatu lemak bersifat selektif, yaitu derajat
ketidakjenuhan lebih tinggi akan lebih mudah terhidrogenasi, kecepatan hidrogenasi
tergantung dari jumlah dan jenis katalis, kosentrasi hidrogen, suhu, tekanan, dan
kecepatan pencampuran. Katalis yang sering digunakan adalah Ni, logam lain yang
juga dapat digunakan adalah Cu, Cu-Cr dan golongan Pt, karena katalis-katalis ini
bersifat racun selama proses hidrogenasi maka harus dihilangkan sesudah proses
selesai. Seringkali hidrogen (H2) yang digunakan tercemar oleh adanya CO, H2S dan
SO2 dan akan mengasilkan racun.
6. Winterisasi
Winterisasi dilakukan dengan mendinginkan lemak sampai pada suhu 5 oC
sehingga terbentuk Kristal lemak kemudian disaring. Proses ini bertujuan agar minyak
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 44
tetap berbentuk cair pada suhu rendah. Asam lemak dan gliserida-gliserida dengan titik
cair tinggi akan mengkristalkan dan membentuk masa berkabut.
F. PENYEBAB KERUSAKAN MINYAK/LEMAK
1. Penyebab Bau (Tainting)
Lemak bersifat mudah menyerap bau apabila pembungkus dapat menyerap
lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan
berbau, bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam
bungkusan yang mengakibatkan seluruh lemak menjadi rusak.
2. Hidrolisis
Reaksi hidrolisis pada minyak dapat terjadi dengan bantuan air sehingga lemak
tau minyak terhidrolisis mejadi gliserol dan asam lemak, reaksi ini dipercepat oleh
basa, asam dan enzim-enzim. Dalam tegnologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase
sangat penting karena enzim tersebut pada sebuah jaringan yang mengandung minyak.
Dengan adanya lipase, lemak diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari
10%. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah seperti
mentega. Minyak kelapa sawit, dan miyak kelapa. Minyak yang terhidrolisis Smoke
point nya akan menurun, bahan-bahan akan menjadi coklat, dan lebih meyerap
minyak. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas
bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurniaan dan deodorisasi utnuk
menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.
3. Reaksi Oksidasi Yang Menyebabkan Ketengikkan
Kerusakan lemak terutama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikkan, yang disebabkan oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh
dalam lemak. Otooksidasi dimulai dari pembentukkan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas,
peroksida lemak, atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn,
logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil dan enzim-enzim
lipooksidase.
Adanya antiosidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidan.
Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati dan kadang
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 45
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lamak tidak jenuh
mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut
disebabkan oleh pembentukkan senyawa-senyawa hasil pemacahan hipoperoksida.
4. Reversi
Kadang-kadang lemak atau minyak dihidrogenasi agar lebih stabil terhadap
ketengikkan. Tetapi pada proses hidrogenasi ini sering terjadi proses reversi dan
menimbulkan bau yang tidak sama bagi setiap minyak atau lemak. Adanya asam
linolet dalam lemak memudahkan terjadinya reversi itu, pada asam lemak yang
dihidrogenasi asam linoleat akan terhidrogenasi membentuk iso linoleat sehingga
proses reversi cenderung meningkat. Bila oksidasi diteruskan, terjadi hidrogenasi iso
linoleat, maka reversi akan menurun.
Beberapa faktor yang mempengaruhi reversi adalah suhu, cahaya, oksigen dan
logam-logam dalam minyak. Reversi akan meningkat bila suhu semakin tinggi,
terkena cahaya dan oksigen. Logam-logam yang mempercepat terjadi reversi adalah
Cu, Co, Zn, Cr sedangkan Al dan Ni tidak begitu efektif. Pengaruh katalis-katalis
logam ini dapat dicegah dengan menggunakan senyawa pangikat logam.
5. Pencegahan ketengikkan
Proses ketengikkan sangat mempengaruhi oleh adanya prooksidan dan
antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan
antioksidan akan menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah tempat yang
tertutup yang gelap dan dingin. Wadah yang lebih baik terbuat dari Alluminium atau
Steinsless stell, lemak harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak
diolah menjadi bahan makanan, pola ketengikkan akan berbeda, kadungan gula yang
tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikkan.
Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan oksidasidan.
Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati dan kadang-kadang sengaja
ditambahkan, ada dua macam antioksidan yaitu antioksidan primer dan antioksidan
sekunder.
a) Antioksidan Primer
Antioksidan primer adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi berantai
pembentukkan radikal yang melepaskan hidrogen. Zat-zat yang termasuk golongan
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 46
ini dapat berasal dari alam dan dapat pula bantuan. Antioksidan alam antara lain
tokoferol, lesitin, fosfotida, sesamol, gosipol, dan asam askorbat. Antioksidan
sintetik banyak digunakan sekarang adalah senyawa-senyawa fenol yang biasanya
agak beracun, karena itu penambahan antioksidan ini harus memenuhi syarat yaitu
tidak berbahaya bagi kesehatan, tidak menimbulkan warna yang tidak diinginkan,
efektif pada kosentrasi rendah, larut dalam lemak, mudah didapat dan ekonomis.
Pada bahan makanan yang memakai antioksidan penggunaannya harus
dicantumkan, 4 macam antioksidan yang sering digunakan adalah Butylated
Hiroxiyanisole (BHA), Butylated Hidroxytoluene (BHT), Propylgellate (PG),
Nordihidroquaretic Acid (NDGA).
b) Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat mencegah kerja prooksidan
sehingga dapat digolongkan sebagai senergik. Beberapa asam organik tertentu
dapat mengikat logam-logam misalnya satu molekul asam sitrat akan mengikat
prooksidan Fe saperti sering dilakukan pada minyak kacang kedelai.
G. CARA PENENTUAN LEMAK/MINYAK
1. Uji Kelarutan Lipid
Tujuan : Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
Dasar : Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
klorofrom, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dan air akan
membentuk emulsi yan gitdak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan
akan memisahkan manjadi dua lapisan. Sebaiknya, minyak dalam soda (Na2CO3)
akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan
lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 47
2. Uji Pembentukkan Emulsi
Tujuan : Mengetahui terjadinya pembentukkan emulsi dari minyak
Dasar : Emulsi adalah dispersi atau suspensi metasatbil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang
stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying
agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Bahan emulsifier dapat berupa protein, sabun, atau garam empedu. Daya kerja
emulsifier terutama disebabkan olah bentuk molekulnya yang dapat terikat baik
pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling sebagai
akibat menurunnya tegangan permukaan dan diabsorpsi melapisi butir-butir
minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu
sama lain.
3. Uji Keasaman Minyak
Tujuan : Mengetahui siat asam basa minyak kelapa
Dasar : Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah
tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mangalami hidrolisis dan oksidasi
menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Proses ketengikkan
pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya, kelembapan,
pemanasan, aksi mikroba dan katalis logam tertentu sepeti Fe, Ni atau Mn.
Sebaliknya zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikkan disebut
antioksidan misalnya tokoferol, asam askorbat, polifenol, hidroquinon dan
flavonoid.
4. Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
Tujuan : Mengetahui Sifat ketidakjenuhan miyak atau lemak
Dasar : Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak
mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak
yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Sumber asam lemak jenuh
banyak terdapat dalam hewan seperti asam palmitat dan asam stearat, sedangkan
asam lemak tidak jenuh banyak berasal dari tanaman dan beberapa antaranya
merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat, asam linolenat dan asam
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 48
linoleat. Asam lemak tidak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi pada
ikatan rangkap.
5. Uji Penyabunan Minyak
Tujuan : Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak alkali
Dasar : Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak
dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasanya dilakukan dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut
reaksi penyabunan atau saponifikasi.
6. Uji Kolesterol
Tujuan : Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara
kuntitatif
Dasar : Kelompok lipid seperti fosoli[id dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol
utama yang banyak terdapat dialam. Untuk mengetahui adanya sterol dan
kolesterol, dapat dilakukan ui kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu
dianataranya ialah Liberman Burchard. Uji positif bila reaksi menunjukkan warna
yang berubah dari merah kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi
sebanding dengan kosentrasi kolesterol dalam bahan.
7. Uji Kadar Lemak Total
Tujuan : Menetapkan Kadar Lemak Dalam Bahan Pangan
Dasar : Lemak dapat dieksatraksi menggunakan pelarut yang bersifat non polar,
karena sifat dari lemak itu sendiri yang bersifat non polar. Setelah pelarutnya
diuapkan lemak dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.
8. Penetapan Bilangan Iodium (Metode Hanus)
Tujuan : Menetapkan bilangan Iod beberapa jenis lemak/minyak
Dasar : Bilangan iod didefinisikan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh
100 g lipid, yaitu nilai yang dapat menunjukkan derajat ketidakjenuhan lipid.
9. Penetapan Angka Peroksida
Tujuan : Menetapkan bilangan peroksida dalam beberapa jenis minyak/lemak
BAHAN AJAR KIMIA MAKANAN 2014
LUCIA PRIMATITA MASCARENHAS, S.Pd Page 49
Dasar : Penentuan bilangan peroksida biasanya didasarkan pada pengukuran
sejumlah iod yang dibebaskan dari potasium iodida melalui reaksi oksidasi oleh
peroksida dalam lemak/minyak pada suhu ruang didalam medium
asetat/klorofrom.
H. Evaluasi
1. Jelaskan secara singkat dan jelas perbedaan asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh dan berikan contohnya!
2. Sebutkan persamaan dan perbedaan Minyak dan lemak dilihat dari sifat fisis dan
kimianya!
3. Sebut dan jelaskan beberapa faktor yang menyebebkan kerusakkan pada minyak dan
juga cara-cara pencegahan kerusakan minyak tersebut
4. Jelaskan secara singkat Tujuan dari Penentapan Bilangan Iod pada Minyak atau
Lemak
I. Daftar Rujukan
1. Almatsier,Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT Gramedia Pustaka
Utama
2. Sediaoetama,Acmad. 2008. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta;Dian
Rakyat
3. Winarno,F.,G. 1986. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta; Gramedia
4. Yazid, Estien, Nursanti Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta;Penerbit Andi
5. deMan,John. 1997. Kimia Makanan. Bandung; ITB
6. Fessenden dan Fessenden. 2002. Kimia Organik jilid I. Erlangga; Jakarta
7. Fessenden dan Fessenden. 2002. Kimia Organik jilid II. Erlangga; Jakarta