BAB X SISTEM ENDOKRIN A. Pendahuluan Sistem endokrin merupakan sistem internal komunikasi kimiawi yang ,melibatkan hormon dan molekul reseptornya. Dalam mengatur proses biologi, sistem ini bekerja lebih lambat daripada sistem saraf. Hormon (dari bahasa Yunani : horman – “yang menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antar kelompok sel. Hormon merupakan substansi kimia yang diproduksi oleh sel di dalam kelenjar endokrin dan dibawa oleh sistem peredaran darah menuju organ/jaringan lain dalam tubuh dimana substansi tersebut menjalankan fungsinya. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang. Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organ-organ tubuh kita. Setelah mempelajari buku ajar ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1.Menjelaskan sistem endokrin pada vertebrata 2.Menjelaskan pengertian kelenjar endokrin
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB XSISTEM ENDOKRIN
A. Pendahuluan
Sistem endokrin merupakan sistem internal komunikasi
kimiawi yang ,melibatkan hormon dan molekul reseptornya. Dalam
mengatur proses biologi, sistem ini bekerja lebih lambat
daripada sistem saraf.
Hormon (dari bahasa Yunani : horman – “yang
menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau
antar kelompok sel. Hormon merupakan substansi kimia yang
diproduksi oleh sel di dalam kelenjar endokrin dan dibawa oleh
sistem peredaran darah menuju organ/jaringan lain dalam tubuh
dimana substansi tersebut menjalankan fungsinya.
Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan
oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di
dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya,
akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem
saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan
langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memerlukan waktu yang panjang. Sistem endokrin yang terdiri
atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan
sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan
kegiatan organ-organ tubuh kita.
Setelah mempelajari buku ajar ini, diharapkan mahasiswa
mampu :
1.Menjelaskan sistem endokrin pada vertebrata
2.Menjelaskan pengertian kelenjar endokrin
3.Menjelaskan pengertian hormon umum dan hormon lokal
4.Menjelaskan fungsi hormon pada tubuh hewan
B. Materi
1. Ciri-ciri, Sifat, dan Fungsi Hormon
Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan
oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon
di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat
perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak
seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat
dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan
akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah,
sehingga memerlukan waktu yang panjang. Adapun ciri-ciri
hormon :
Hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam jumlah
kecil
Hormon diangkut oleh sel darah menuju sel target
Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang
terdapat pada sel target.
Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
Hormon tidak hanya mempengaruhi terhadap suatu sel
target, melainkan juga terhadap sel target berlainan
Fungsi dari Sistem Endokrin
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin
yang sedang berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi
situasi darurat.
Sifat Hormon
Semua hormon umumnya memperlihatkan adanya kesamaan
sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon
ialah sebagai berikut.
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk
precursor yang belum aktif (disebut sebagai prohormon),
contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang
panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang
sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera
bereaksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik,
sedangkan hormon yang lain (contohnya estrogen dan
tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam
sampai beberapa hari.
4. Pada sel sasarn, hormon akan berkaitan dengan
reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
2. Kelenjar Endokrin
a. Berdasarkan aktivitasnya :
1) Kelenjar yang bekerja sepanjang masa. Kelenjar
golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang
kehidupan manusia dan akan terhenti jika sudah tidak
ada kehidupan pada manusia tersebut. sehingga tidak
terbatas pada usia. Contoh : Hormon metabolisme.
2) Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu. Hormon
golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum
mencapai proses perkembangan dalam diri manusia atau
proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh
manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia
tertentu seperti pada saat usia pubertas. Contoh :
hormon kelamin.
3) Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon golongan ini bekerja pada saat manusia itu
dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia
tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh
organ-organ tubuh manusia sampai dengan
penyempurnaan organ. Sehingga dengan masing-masing
organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan
kedewasaan sel. Hormon ini akan berhenti dihasilkan
pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan
proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada
kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa
pertumbuhan). Contohnya : hormon pertumbuhan,
kelenjar tymus.
Platihelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan
penting dalam proses regenerasi. Hormon yang dihasilkan
tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan
dalam proses reproduksi.
Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali
dalam siklus hidupnya, serta mempunyai struktur khusus
yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan
erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut
terdapat pada ganglion di daerah kepala dan beberapa pada
daerah korda saraf.
Annelida
Cacing policaeta dewasa dapat mengalami epitoki yakni
perubahan sejumlah ruas tubuh menjadi struktur
reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem
neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat
epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika kadar
hormon tersebut sangat rendah.
Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang
pelepasan telur dari gonad dan pengeluaran telur dari
tubuh dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki
peran yang sangat penting. Kelenjar optik diduga
menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk
perkembangan sperma dan ovum.
Crustacea
Crutacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin
klasik, yaitu organ Y dan kelenjar mandibula. Organ Y
merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks
tepatnya pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y
mempengaruhi proses molting. Kelenjar mandibula terletak
di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin juga. Crustacea
juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam
perkembangan testis dan produksi sperma.
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat
kompleks dan sangat erat hubungannya dengan sistem saraf
dan ganglionnya diantaranya hormon yang penting ialah
a. Beberapa neurohormon tangkai mata
1) Hormon pigmen retina
Mata crustacea merupakan mata majemuk yang
dibangun oleh ommatidium. Tiap ommatidium mengandung
pigmen yaitu pigmen distal yang letaknya pada sel-sel
pigmen distal. Sebuah pigmen proksimal letaknya pada
sel retinula, dan white reflecting pigmen letaknya
pada sel tapetum pada ujung proksimal ommatidia.
Hormon pigmen retina mempengaruhi letak pigmen pada
waktu terang dan jika cahaya berkurang atau gelap
karena letak pigmen pada siang hari pada retinula,
jadi hanya cahaya yang lurus saja yang dapat mengenai
random. Pada hari gelap random menerima cahaya dari
berbagai arah.
2) Kromatofototropin
Kromatofora atau sel pigmen pada crustacea terdiri
atas berbagai tipe pigmen dengan warna merah, kuning,
hitam, biru, coklat, dan lainnya, seperti MSH pada
ikan, reptile dan ampibi kromatofototropin membantu
mengubah warna sesuai dengan latar belakang
lingkungannya.
3) Hormon hiperglikemik
Jika ekstra tangkai mata diberikan (disuntikkan)
pada udang normal, maka terjadi hiperglikemia.
Hiperglikemia terjadi pula waktu mengelupas
(moulting), hal ini penting karena kitin dibentuk
dari glikogen. Hiperglikemia terjadi pula dalam
keadaan stress.
b. Hormon inhibitor ovarium
Jika tangkai mata dipotong terjadi pertumbuhan yang
lebih cepat pada ovarium. Jika pada udang dewasa seperti
di atas disuntikkan ekstra tangkai mata pertumbuhan
ovarium dihambat.
c. Hormon inhibitor pengelupasan/moulting
Waktu pengelupasan berbeda pada tiap jenis atau
bergantung dalam satu jenis berbeda tergantung kepada
musim, suhu, makanan, cahaya dan lainnya. Jika diantara
dua pengelupasan atau intermoulte tangkai mata dipotong
hasilnya pengelupasan berikutnya dipercepat. Pada
tangkai mata terdapat organ x dan kelenjar sinus. Jika
organ x dan kelenjar sinus ditransplantasikan pada udang
yang matanya dipotong percepatan pengelupasan dicegah.
Jadi organ x dan kelenjar sinus mengandung hormon
inhibitor pengelupasan.
Insekta
Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai
berikut.
Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang
membentang hingga ke korpora kardiaka, yakni sepasang
organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
pelepasan neurohormon.
Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang
membentang hingga ke korpora kardiaka.
Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah
kerongkongan dan memiliki akson yang membentang ke
korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.
Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai
aktivitas pertumbuhan dan pengelupasan rangka luar (kulit
luar).
Gambar 10.1 Regulasi hormonal pada perkembangan serangga
(Campbell,2004)
Platyhelmintes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan
penting dalam proses regenerasi. Diduga, hormon yang
dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic
dan ionik, serta dalam proses reproduksi.
Nematoda
Sejumlah nematoda dapat gantgi kulit (molting) hingga
4 kali dalam siklus hidupnya. Hewan ini mempunyai struktur
khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang
berkualitas erat dengan sistem saraf. Struktur khusus
tersebut terdapat dalam ganglion di daerah kepala &
beberapa diantaranya terdapat korda saraf.
4. Endokrin pada Vertebrata
Berdasarkan penyusunnya, hormon vertebrata masuk ke dalam
tiga kelas kimia :
Amine hormon yang diturunkan adalah turunan dari asam
amino tirosin dan triptofan. Contohnya adalah katekolamin
dan tiroksin.
Peptida terdiridari rantai asam amino. Contoh hormon
peptida kecil TRH dan vasopressin. Peptida terdiri dari
skor atau ratusan asam amino yang disebut sebagai
protein. Contoh protein termasuk hormon insulin dan
hormon pertumbuhan. Hormon protein yang lebih kompleks
dikenakan rantai samping karbohidrat dan disebut hormon