Top Banner
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling (UPTBK) berdiri pada tahun 2001. Sejak berdirinya hingga saat ini Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling belum pernah mengalami pergantian pimpinan, dan masih berada di bawah pimpinan Drs. H. Mardhan, M.Pd. Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling menyadiakan layanan bagi masyarakat kampus Universitas Haluoleo yang bermasalah. Selain masyarakat kampus Universitas Haluoleo, Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling juga memberikan layanan bagi masyarakat umum. Staf Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling adalah 39
84

BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

May 06, 2019

Download

Documents

NguyenKiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling (UPTBK) berdiri

pada tahun 2001. Sejak berdirinya hingga saat ini Unit Pelaksana Teknis

Bimbingan dan Konseling belum pernah mengalami pergantian pimpinan,

dan masih berada di bawah pimpinan Drs. H. Mardhan, M.Pd. Unit

Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling menyadiakan layanan bagi

masyarakat kampus Universitas Haluoleo yang bermasalah. Selain

masyarakat kampus Universitas Haluoleo, Unit Pelaksana Teknis

Bimbingan dan Konseling juga memberikan layanan bagi masyarakat

umum. Staf Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling adalah

dosen-dosen Universitas Haluoleo yang berkompeten di bidang psikologi.

UPTBK memiliki empat staf yang kompoten dalam mengentaskan

masalah-masalah seperti masalah akademik, masalah pribadi, masalah

sosial, dan masalah masa depan. Namun pada pertengahan tahun 2007 dua

orang staf UPTBK mengundurkan diri dikarenakan orang yang bermasalah

(konseli) kurang dari 10%, sehingga mereka memilih keluar dan mencari

pekerjaan lain dari pada duduk diam tanpa mengerjakan sesuatu. Dengan

pengunduran diri staf tersebut akhirnya jumlah staf UPTBK menjadi

39

Page 2: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

berkurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel keadaan staf UPT Bimbingan

dan Konseling berikut ini :

Tabel 1Keadaan Staf UPT Bimbingan dan Konseling

No. Jabatan Jumlah Staf1. Kepala UPT Bimbingan dan Konseling 12. Sekretaris UPT Bimbingan dan

Konseling1

Jumlah 2Sumber : Data Sekunder UPTBK 2008

Sesuai tugas dan fungsi yang ada dalam lingkup Unit Pelaksana

Teknis Bimbingan dan Konseling adalah sebagai berikut:

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling

Kepala Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling adalah

pimpinan yang bertanggung jawab terhadap semua yang ada dalam

lingkup UPTBK. Kepala Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan

Konseling bertugas memimpin, membina dan mengkoordinasi semua

ansur dalam Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling.

2. Sekretaris

Sekretaris adalah pembantu utama kepala UPTBK berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala UPTBK. Sekretaris bertugas

membantu kepala Unit Pelaksana Bimbingan dan Konseling dalam

melaksankan serta melaksanakan tugas lain sesuai dengsn perintah

Kepala Unit Pelaksana Teknis Bimbingan dan Konseling.

40

Page 3: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Visi bimbingan dan konseling adalah: terwujudnya kehidupan

kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan

dalam pemberuan bantuan dukungan perkembangan dan penyelesaian

masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

Misi bimbingan dan konseling adalah:

1. Beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa.

2. Pemahaman errkembangan diri dan lingkungan.

3. Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual.

4. Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ.

5. Pengaktualisasian diri secara optimal.

4.1.2 Masalah-Masalah Yang Telah Diselesaikan

Contoh masalah:

Dm seorang mahasiswa semester dua menunjukan gejala jarang masuk kuliah, sering melangar tata tertib kampus dan prestasi belajarnya rendah. Dia sering membolos, terutama kalau akan mengahadapi mata kuliah matematika. Di rumah, dia tidak mempunyai tempat belajar sendiri dan dia belajar di tempat tidurnya. Dia banyak membantu keluarga sehingga sering terlambat masuk kampus. Sedang data lain menujukan bahwa mahasiswa tersebut adalah anak keenam dari sebelas bersaudara. Tiga orang saudaranya sudah menyelesaiakn studinya, dan salah seorang adiknya juga semester empat di kampus yang sama. Dia sebenarmya kurang berminat terhadap mata kuliah matematika. Dalam menyelesaikan tugasnya pernah terjadi bentrok dengan salah seorang dosennya.

Ki berumur 19 tahun, duduk di bangku perkuliahan semester empat. Dia tinggal bersama dengan kakak laki-lakinya yang se-ayah, tetapi berlainan ibu. Dalam rumah tersebut tinggal pula ibu tirinya. Ibu kandungnya tinggal di luar kota sebagai pedagang. Nilai yang diperoleh Kiki sangat jelek dalam mata kuliah matematika sedangkan dalam mata kuliah lain nilainya cukup baik yaitu rata-rata B. Hasil tes bakat

41

Page 4: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

menunjukkan bahwa ia cukup baik dalam penalaran berhitung, penalaran mekanika dan penalaran abstrak. Menurut dosen-dosennya, mahasiswi tersebut termasuk anak pendiam dan selalu mengambil tempat dudukn di deretan paling belakang. Dia bercita-cita menjadi Insinyur Pertanian.

Seorang mahasiswa memperoleh prestasi belajar sangat kurang, terutama dalam mata kuliah ilmu sosial. Yang bersangkutan adalah mahasiswa jurusan Biologi. Dia sering bertengkar dengan teman se-ruangannya dan sukar menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Orang tuanya bercita-cita agar anak itu menjadi seorang dokter yang berhasil. Dalam keluarganya, ia sering dimanjakan oleh kakak-kakak dan neneknya. Tingkat ekonomi orang tuanya tergolong sedang sehingga ia sering mendapat kesulitan dalam memenuhi alat-alat perkuliahannya. Terhadap dosen, mahasiswa tersebut sangat pemalu, segan dan bahkan takut sehingga tampak canggung. Demikian juga hubungannya dengan orang-orang dewasa lainnya, ia tampak sangat kaku dan sering diperlakukan seperti anak kecil.

An seorang mahasiswi yang memperoleh prestasi belajar standar, bahkan cenderung rendah. Dia jarang berkumpul dengan teman-teman se-ruangannya. Pada waktu istrahat dia lebih suka duduk sendirian. Mahasiswi tersebut sukar diajak berbicara. Jika mendapat giliran untuk tampil didepan ruangan dia tampak gugup, gemetar dan suaranya tidak jelas terdengar. Di rumah, An adalah anak satu-satunya yang perempuan karena itu ibunya sering memanjakannya, tetapi An sering itdak dibenarkan keluar rumah, baik untuk bersosialisasi dengan temannya maupun untuk keperluan lain.

Seorang mahasiswa sering terlambat datang ke kampus. Ipk semester yang lalu kebanyakan berada dibawah nilai rata-rata. Dia sering berlaku kasar bila ditegur oleh teman-temannyal. Oleh sebab itu, kebanyakan teman-teman seruangannya enggan bergaul dengannya. Disamping kasar, dia juga sering mengucapkan kata-kata yang kasar, dan menyinggung perasaan orang lain. Di rumah, dia adalah anak ke tiga dari lima bersaudara. Ayahnya sering tidak dirumah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Demikian pula ibunya sering bepergian. Segala urusan rumah tangga diserahkan kepada pembantu.

K adalah seorang mahasiswa semester tiga. Semester ini ia jarang masuk kampus dan nilainya berantakan. Dia tampak kurus dan mukanya pucat. Pada waktu diadakan razia dikampusnya, kedapatan daun ganja dalam amplop yang diselipkannya dalam bukunya. Dia suka

42

Page 5: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

berkelahi dengan teman-temannya. Demikian juga terhadap dosennya, apabila dosennya menegurnya, maka dia bereaksi dengan kasar. Dia adalah mahasiswa pindahan dari luar kota. Dia tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya seorang anggota ABRI, berpangkat perwira menegah. Karena kesibukannya, ayahnya jarang dirumah dan ibunya kurang memberikan perhatian penuh terhadapnya, bahkan sering marah-marah apabila K berada di rumah. K pernah minggat dari rumahnya, sejak itu dia jarang sekali pulang ke rumah. Dia bersama dengan teman-temannya sering terlibat mabuk-mabukkan dan kekerasan. Mengetahui K seperti itu, orang tuannya mengirimnya ke daerah lain agar dapat kuliah dengan baik disana. Di luar daerah dia tinggal bersama dengan tantenya. K diperlakukan sangat keras oleh tantenya. Sepulang kuliah ia tidak boleh keluar rumah. Dengan perlakuan seperti ini, dia merasa dirinya berada dalam penjara. Perasaan yang dideritangnya itu sering dilampiaskan pada teman-teman dan dosennya. Di kampus dia di cap sebagai mahasiswa yang nakal.

Es berumur 20 tahun, tinggal bersama dengan orang tuannya. Dia merupakan anak tunggal dalam keluarganya, karena itu dia sangat dimanjakan. Ternyata dia anak pandai. Meskipun hidupnya agak kurang teratur, baik dirumah maupun diluar rumah namun prestasinya dikampus cukup dapat dibanggakan. Satu-satunya hal yang menjadi ganjalan baginya dan juga bagi orang tua dan dosen-dosennya adalah nilai mata kuliah agama, dia mendapatkan nilai yang rendah. Perhatian Es terhadap kehidupan beragama dipertanyakan.

Seorang mahasiswa teknik merasa tidak enak karena dimarahi oleh orang tuanya, karena tidak lagi melakukan shalat sebagaimana mestinya. Tadinya ia rajin shalat tepat pada waktunya, bahkan sering kali shalat berjamaah. Mahasiswa tersebut mengalami kebimbangan, pertama alasannya untuk menghentikan atau memulai shalat lagi, kedua tentang amarah orang tuannya dan ketiga kalau-kalau kebimbangan itu mempengaruhi prestasinya dikampus.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

43

Page 6: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

4.2.1 Penjelasan Sebab Akibat Terhadap Masalah

Ada beberapa gejala yang terdapat pada contoh masalah di atas,

yaitu:

1. Jarang masuk kampus atau suka bolos.

2. Sering melanggar tata tertib kampus.

3. Prestasi belajarnya rendah.

4. Kurang berminat pada mata kuliah matematika.

5. Bentrok dengan salah seorang dosen.

6. Terlambat masuk kampus

7. Kesulitan alat pekerjaan

8. Bertengkar atau berkelahi

9. Sukar menyesuaikan diri

10. Diperlakukan seperti anak kecil

11. Menyendiri kurang bergaul

12. Pemalu, takut

13. Berlaku kasar

14. Diperlakukan sangat keras

15. Menyimpan ganja

16. Mabuk-mabukan

17. Kurang perhatian terhadap kehidupan beragama

18. Tidak enak kepada orang tua

19. Tidak lagi melakukan shalat.

44

Page 7: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Permasalahan yang dialami oleh mahasiswa pada contoh di atas

dapat dibedakan atas 4 bidang, yaitu:

1. Masalah akademik dalam belajar

Yang berkaitan dengan masalah belajar atau pencapaian prestasi

akademik yaitu:

Prestasi belajar yang rendah.

Kurang berminat pada mata kuliah Matematika.

2. Masalah mahasiswa dalam hal pribadi

Yang bertalian dengan masalah pribadi yang berkaitan dengan

moralitas yaitu:

a. Melanggar tata tertib kampus.

b. Membolos.

c. Terlambat masuk kuliah.

3. Masalah mahasiswa dalam hubungan sosial

Yang berkaitan dengan masalah sosial yaitu, bentrok dengan dosen.

4. Masalah mahasiswa dalam hal karir.

Berikut ini akan dipaparkan penyebab masalah (aspek

diagnosis), dan akibat yang muncul dari masalah itu (aspek

prodiagnosis), yaitu:

45

Page 8: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

a. Rincian Penjelasan Masalah 1:

1) Membolos

Kemungkinan sebab:

a) Tidak senang dengan sikap dan pengajaran dosen.

b) Merasa kurang mendapat perhatian dari dosen.

c) Merasa tidak nyaman oleh karena sikap dosen.

d) Proses belajar dan mengajar yang membosankan.

e) Merasa gagal dalam belajar.

f) Kurang berminat terhadap mata kulia.

g) Terpengaruh oleh teman yang suka membolos.

h) Takut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang

diberikan dosen.

Kemungkinan akibat:

a) Minat terhadap pelajaran akan berkurang.

b) Gagal dalam ujian.

c) Hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi

yang dimiliki.

d) Penguasaan terhadap materi pelajaran tertinggal dari temen-

temen lainnya.

2) Melanggar tata tertib

Kemungkinan sebab:

46

Page 9: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

a) Mahasiswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas,

baik di rumah maupun di masyarakat.

b) Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras

sehingga mahasiswa mereaksi secara tidak wajar.

c) Ciri khusus perkembangan mahasiswa yang agak sukar

diatur tetapi belum dapat mengatur diri sendiri.

d) Ketidak puasan terhadap mata kuliah tertentu dilampiaskan

pada pelanggaran terhadap tata tertib kampus.

Kemungkinan akibat:

a) Tingkah laku mahasiswa semakin tidak terkendali.

b) Terjadi kerenggangan hubungan antara mahasiswa dengan

dosen.

c) Suasana kampus dirasakan kurang menyenangkan oleh bagi

mahasiswa.

d) Proses belajar mengajar terganggu.

e) Kegiatan belajar mahasiswa terganggu

f) Nilai rendah.

3) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

47

Page 10: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

4) Kurang berminat pada bidang studi tertentu

Kemungkinan sebab:

a) Tidak memiliki bakat dalam bidang tersebut.

b) Lingkungan tidak menyokong untuk pengembangan bidang

tersebut.

c) Proses belajar mengajar untuk bidang tersebut tidak

menyenangkan.

d) Mahasiswa sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi hasilnya

selalu rendah.

e) Sarana belajar mengajar kurang menunjang.

f) Memilih bidang tersebut dari ikut-ikutan, atau dorongan

orang tua atau orang lain.

48

Page 11: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Kemungkinan akibat:

a) Pindah jurusan.

b) Terjadi ketidak-sesuaian antara keinginan orang tua dan

pilihan mahasiswa.

c) Kegiatan belajar untuk bidang-bidang studi lain menjadi

terganggu.

d) Motivasi belajar jadi turun.

5) Bentrok dengan dosen

Kemungkinan sebab:

a) Tidak menyukai bidang studi yang diajarkan oleh dosen

tersebut.

b) Mahasiswa membuat kesalahan dan ketika ditegur oleh

dosen tersebut mahasiswa tidak mau menerima teguran

tersebut.

c) Berwatak pemberang.

d) Aturan dan sopan santun yang berlaku lingkungan tempat

tinggal berbeda denga yang berlaku di kampus.

Kemungkinan akibat:

a) Memperoleh nilai jelek dari dosen yang bersangkutan.

b) Hubungan dan kegiatan belajar dengan dosen-dosen lain

menjadi terganggu.

c) dikeluarkan dari kampus.

49

Page 12: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

6) Terlambat masuk kampus

Kemungkinan sebab:

a) Jarak antara rumah dan kampus jauh.

b) Terlalu banyak kegiatan di rimah sebelum ke kampus.

c) Terlambat bangun.

d) Gangguan kesehatan tidak menyukai suasanan kampus.

e) Tidak menyukai satu atau lebih mata kuliah.

f) Tidak menyiapkan tugas kuliah.

g) Tidak mempunyai persiapan untuk kegiatan di kampus.

h) Terlalu asyik dengan kegiatan di luar kampus.

Kemungkinan akibat:

a) Nilai rendah.

b) Hubungan dengan dosen terganggu.

c) Hubungan dengan kawan di kampus terganggu.

d) Kegiatan di luar kampus tidak terkendali.

b. Rincian penjelasan masalah 2:

1) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

50

Page 13: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Pendiam

Kemungkinan sebab:

a) Berwatak introvert

b) Kurang sehat

c) Mengalami gangguan dengan orang bicara

d) Malu atau takut kepada orang lain

e) Merasa tidak perlu atau tidak ada gunanya berbicara

f) Mengalami kesulitan bahasa

g) Sedang dirundung kesedihan atau suasana emosional

Kemungkinan akibat:

a) Tidak disukai teman dan pergaulannya terganggu

b) Kurang mampu mengembangkan penalaran melalui

komunikasi lisan

51

Page 14: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

c. Rincian penjelasan masalah 3:

1) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Kesulitan alat pelajaran:

Kemungkinan sebab:

a) Orang tua tidak mampu

b) Kurang akrab dengan teman sehingga tidak dapat meminjam

alat pelajaran yang diperlukan dari teman

c) Tidak mengetahui tersedianya dan cara memanfaatkan

sumber belajar yang ada

52

Page 15: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Kemungkinan akibat:

a) Tertinggal dalam pelajaran

b) Tugas-tugas tidak terselesaikan

c) Nilai rendah

d) Semangat belajar menurun

3) Bertengkar

Kemungkinan sebab:

a) Pengendalian diri kurang

b) Mau menang sendiri

c) Berasa jagoan

d) Suasana rumah yang keras atau sebaliknya

Kemungkinan akibat:

a) Tidak disukai teman atau dosen

b) Melalaikan pelajaran

c) Nilai rendah

d) Berurusan dengan polisi

e) Dikeluarkan dari kampus

4) Sukar menyesuaikan diri

Kemungkinan sebab:

a) Mau menang sendiri

b) Memiliki standar yang berbeda dengan standar yang ada

53

Page 16: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

c) Banyak mengalami kekecewaan dalam berhubungan dengan

orang lain

d) Suasana keluarga terlalu keras

Kemungkinan akibat:

a) Sosialitas kurang berkembang sehingga kurang mendapat

keuntungan dari pergaulan dengan orang lain

b) Tidak dapat mengambil manfaat dari lingkungan demi

pengembangan dirinya

5) Takut

Kemungkinan sebab:

a) Diperlakukan terlalu keras, tidak bebas, tertekan.

b) Kurang bergaul

c) Sering ditakut-takuti

d) Selalu berada dalam keadaan kekurangan

e) Frustasi yang mendalam

Kemungkinan akibat:

a) Sosialisasi kurang berkembang, sering dirugikan dalam

berhubungan dengan orang lain.

b) Kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya tidak dapat

berkembang secara optimal, tidak ada yang dapat

ditonjolakan pada dirinya

54

Page 17: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

6) Dimanjakan

Kemungkinan sebab:

a) Memiliki kedudukan khusus dalam keluarga

b) Memiliki keistimewaan yang dibangga-banggakan orang

tuannya

Kemungkinan akibat:

a) Pergaulan terlalu bebas sehingga menimbulkan akibat-akibat

yang tidak diharapkan

b) Tidak dapat mengatur diri sendiri

c) Pelajaran dapat terlalaikan dengan akibat nilai jelek

7) Diperlakukan seperti anak kecil

Kemungkinan sebab:

a) Tingkah laku memang kekanak-kanakan

b) Tinggal di tempat orang-orang yang kurang menghargai dan

menyayangi orang lain

c) Kurang pandai bergaul

Kemungkinan akibat:

a) Bersikap memberontak

b) Sukar menyesuaikan diri

c) Perkembangan sosialitas terganggu

d) Rendah diri

55

Page 18: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

d. Rincian penjelasan masalah 4:

1) Prestasi belajar rendah

a) Kemungkinan sebab:

b) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

c) Malas belajar.

d) Motivasi belajar rendah.

e) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

f) Kekurangan sarana belajar.

g) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Terlambat masuk kampus

Kemungkinan sebab:

a) Jarak antara rumah dan kampus jauh.

b) Terlalu banyak kegiatan di rimah sebelum ke kampus.

c) Terlambat bangun.

d) Gangguan kesehatan tidak menyukai suasanan kampus.

e) Tidak menyukai satu atau lebih mata kuliah.

56

Page 19: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

f) Tidak menyiapkan tugas kuliah.

g) Tidak mempunyai persiapan untuk kegiatan di kampus.

h) Terlalu asyik dengan kegiatan di luar kampus.

Kemungkinan akibat:

a) Nilai rendah.

b) Hubungan dengan dosen terganggu.

c) Hubungan dengan kawan di kampus terganggu.

d) Kegiatan di luar kampus tidak terkendali.

3) Pemalu

Kemungkinan sebab:

a) Diperlakukan terlalu keras, tidak bebas, tertekan.

b) Kurang bergaul

c) Sering ditakut-takuti

d) Selalu berada dalam keadaan kekurangan

e) Frustasi yang mendalam

Kemungkinan akibat:

a) Sosialisasi kurang berkembang, sering dirugikan dalam

berhubungan dengan orang lain

b) Kemampuan dan bakat yang ada pada dirinya tidak dapat

berkembang secara optimal, tidak ada yang dapat

ditonjolakan pada dirinya

57

Page 20: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

4) Dimanjakan

Kemungkinan sebab:

a) Memiliki kedudukan khusus dalam keluarga

b) Memiliki keistimewaan yang dibangga-banggakan orang

tuannya

Kemungkinan akibat:

a) Pergaulan terlalu bebas sehingga menimbulkan akibat-akibat

yang tidak diharapkan

b) Tidak dapat mengatur diri sendiri

c) Pelajaran dapat terlalaikan dengan akibat nilai jelek

5) Menyendiri, kurang bergaul

Kemungkinan sebab:

a) Sedang mengalami suasana emosional yang cukup

mendalam, sedih, frustasi, marah, kecewa, malu

b) Merasa rendah diri

c) Diperlakukan terlalu keras

Kemungkinan akibat

a) Perkembangan sosialitas terganggu

b) Pelajaran terabaikan dengan berbagai akibatnya.

e. Rincian penjelasan masalah 5:

1) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

58

Page 21: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Berlaku kasar

Kemungkinan sebab:

a) Terbiasa diperlakukan secara kasar dalam keluarganya

b) Sering diperlakukan secara kasar dalam pergaulannya

c) Sering bergaul dengan orang-orang yang kasar

Kermungkinan akibat:

a) Sukar mencari teman bergaul, dibenci oleh orang lain

b) Dipencilkan dari pergaulan oleh masyarakat atau lingkungan

c) Nilai rendah, tidak naik kelas, dikeluarkan dari kampus

59

Page 22: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

f. Rincian penjelasan masalah 6:

1) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Diperlakukan sangat keras

Kemungkinan sebab:

a) Sejak awalnya yang bersangkutan memang nakal, sehingga

reaksi orang lain menjadi keras

b) Orang tua atau dosen otoriter

Kemungkinan akibat:

a) Rendah diri

60

Page 23: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

b) Mencari kompensasi

c) Bersikap dan berlaku keras pada orang lain, tidak mengenal

kelembutan.

3) Bertengkar

Kemungkinan sebab:

a) Pengendalian diri kurang

b) Mau menang sendiri

c) Berasa jagoan

d) Suasana rumah yang keras atau sebaliknya

Kemungkinan akibat:

a) Tidak disukai teman atau dosen

b) Melalaikan pelajaran

c) Nilai rendah

d) Berurusan dengan polisi

e) Dikeluarkan dari kampus

4) Berlaku kasar

Kemungkinan sebab:

a) Terbiasa diperlakukan secara kasar dalam keluarganya

b) Sering diperlakukan secara kasar dalam pergaulannya

c) Sering bergaul dengan orang-orang yang kasar

Kermungkinan akibat:

a) Sukar mencari teman bergaul, dibenci oleh orang lain

61

Page 24: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

b) Dipencilkan dari pergaulan oleh masyarakat atau lingkungan

c) Nilai rendah, tidak naik kelas, dikeluarkan dari kampus

5) Menyimpan ganja

Kemungkinan sebab:

a) Dia hendak dijadikan alat untuk pengedar ganja

dilingkungan mahasiswa

b) Ingin mencoba ganja meskipun belum terlaksana

c) Sebagai akibat pergaulan dengan sesama anak nakal

d) Sebagai kompensasi lebih lanjut ataupun pelarian dari

kehidupan keras dan kekecewaan yang dialaminya selama

ini

Kermungkinan akibat:

a) Terperangkap ke dalam jaringan pengedar ganja

b) Mulai mengusap ganja dengan segala akibatnya

c) Pelajaran akan sangat terganggu dengan segenap

implikasinya

6) Mabuk-mabukan

Kemungkinan sebab:

a) Sebagai kompensasi atau pelarian dari kehidupan keras dan

kekecewaan yang dialaminya selama ini

b) Pengaruh bergaul dengan anak nakal yang memberi fasilitas,

dorongan dan penguatan untuk berbuat

62

Page 25: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Kemungkinan akibat

a) Terjerumus lebih dalam lagi ke dunia yang penuh dengan

kekerasan, kotoran, dan kegelapan

b) Terlambatnya pengembangan pribadi secara menyeluruh

g. Rincian penjelasan masalah 7:

Kemungkinan sebab:

1) Contoh dan kontrol dari orang tua tentang penunaian kewajiban

agama kurang kuat

2) Penjelasan agama kurang menarik

3) Belum tertanam kebiasaan menunaikan kewajiban agama

4) Tidak mengetahui konsekuensi kalau nilai agama rendah

5) Tidak memahami kaitan antara kehidupan keagamaan dengan

hidup sehari-hari

Kemungkinan akibat

Dikahwatirkan mahasiswa tersebut akan makin kurang perduli

terhadapkeimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

serta penunaian kewajiban agama, atau bahkan melecehkan agama,

pengembangan religiusitas terhambat

h. Rincian penjelasan masalah 8:

1) Prestasi belajar rendah

Kemungkinan sebab:

a) Tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.

63

Page 26: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

b) Malas belajar.

c) Motivasi belajar rendah.

d) Kurang minat pada proses belajat mengajar.

e) Kekurangan sarana belajar.

f) Suasana sosio-emosional di rumah kurang mendukung.

Kemungkinan akibat:

a) Minat atau motivasi belajar jadi menurun.

b) Dikeluarkan dari kampus.

c) Frustasi yang mendalam.

d) Tidak mampu melanjutkan kuliah.

e) Kesulitan mencari kerja.

2) Tidak enak kepada orang tua

Kemungkinan sebab:

a) Tingkah laku anak yang menyimpang itu dianggap orang tua

terlalu berat

b) Teguran awal yang cukup lunak mungkin terlebih dahulu

dikemukakan oleh orang tua, tetapi anak tidak

menghiraukannya

c) Orang tua terlalu keras memberikan teguran

Kemuingkinan akibat:

a) Hubungan antara orang tua semakin renggang

b) Anak semakin tidak menghormati orang tua

64

Page 27: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

c) Nilai-nilai keluarga semakin lemah

3) Tidak lagi melakukan shalat

Kemungkinan sebab:

Belum tertanam secara kuat pemahaman makna shalat yang

sesungguhnya

Kemungkinan akibat:

a) Makin terkikisnya kebiasaan dan pemahaman makna shalat

yang sudah ada sebelumnya, serta berhenti shalat secara

tetap

b) Melemahnya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan pelaksanaan kewajiban agama

c) Melupakan sama sekali kehidupan keberagamaan

Penanganan sebuah masalah dapat dipandang sebagai upaya-upaya

khusus untuk secara langsung menangani sumber pokok permasalahan

dengan tujuan utama teratasinya permasalahan yang dimaksudkan.

Penanganan masalah dalam pengertian khusus, menghendaki strategi dan

teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai dengan pokok permasalahan yang

akan ditangani. Disinilah keahlian konselor diperlukan untuk menjelajahi

masalah, penetapan masalah pokok yang menjadi sumber permasalah

secara umum, pemilihan strategi dan teknik penanganan masalah itu serta

penera-pan strategi yang dipilihnya.

65

Page 28: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Seperti yang diungkapkan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni, MLIS

dalam wawancara menyatakan bahwa:

“Dalam menangani sebuah masalah, tindakan-tindakan yang dilakukan adalah pengenalan tentang masalah, pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung di dalam masalah itu serta penjelajahan lebih lanjut tentang seluk beluk masalah tersebut” (wawancara Juni 2009).

Dari pernyataan penanganan masalah diatas kita dapat ketahui

bahwa penanganan masalah yang dilakukan oleh staf bimbingan dan

konseling adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan awal tentang masalah

2. Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung

didalam masalah tersebut

3. Penjelajahan lebih lanjut tentang seluk beluk masalah

4. Mengusahakan upaya-upaya untuk mengatasi atau memecahkan

sumber permasalahan

Selain melakukan tindakan-tindakan dalam menangani sebuah

masalah, seorang konselor juga memberikan kiat-kiat yang berbentuk saran

yang dapat membantu klien dalam menghadapi masalah.

Frekuensi konselor memberikan saran pada klien (konseli) adalah

pada tingkat frekuensi sering dalam hal ini 3-4 kali setahun sebanyak 50%

sedangkan pada tingkat frekuensi jarang yakni 1-2 kali setahun sebanyak

50%.

66

Page 29: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Sesuai hasil wawancara dengan Dra. Hj. Wa Ode Suarni, MLIS

bahwa:

“saya sering memberikan saran pada klien (konseli) sebanyak 3 kali

dalam setahun, karena dengan hal ini dapat membantu klien untuk

memahami dan mengetahui kiat-kiat untuk menangani masalah”

(wawancara Juni 2009).

Sedangkan pada pernyataan Drs. H Mardhan, M. Pd dalam

wawancaranya menjelaskan:

“setiap manusia menginginkan adanya seseorang yang dapat memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalahnya, akan tetapi hal ini dapat dilakukan kadang-kadang tidak dilakukan terus menerus untuk menghindari kebosanan dari klien (konseli)” (wawancara juni 2009).

Dengan bimbingan dan konseling, seseorang dapat memberikan

berbagai perubahan. Perubahan pertama yang terjadi adalah perubahan

pengetahuan terhadap masalah yang dialaminya. Sehubungan dengan

perubahan pengetahuan.

Seperti yang dijelaskan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni, MLIS bahwa:

“terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pada klien

setelah proses konseling dilakukan” (wawancara juni 2009).

Perubahan sikap yang terus menerus akan mengakibatkan

perubahan perilaku atau tindakan. Tindakan yang muncul dapat berupa

kearah yang baik dan dapat juga sebaliknya. Sedangkan perilaku kearah

67

Page 30: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

yang sebaliknya atau kearah yang jelek misalnya si klien mulai melakukan

hal-hal yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.

4.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling Terhadap Asesmen Psikologi

4.2.2.1 Layanan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan merupakan suatu bantuan yang diberikan

kepada individu untuk dapat memilih, memimpin, mengatur dan

memberi nasehat. Sedangkan konseling sebagai pengungkapan

suatu fakta atau data tentang konseli, serta pengarahan kepada

konseli untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang

dihadapinya. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan

peserta didik, baik secara perorangan atau kelompok agar mandiri

dan berkembang secara optimal, melalui berbagai jenis layanan

dan kegiatan pendukung.

Seperti yang diungkapkan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni,

MLIS dalam wawancaranya menyatakan bahwa:

“Fungsi dari bimbingan dan konseling itu sebagai motivator klien (konseli) dalam mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Fungsi yang pertama itu adalah pemahaman, fungsi ini memberikan manfaat untuk memahami diri klien (konseli), masalah klien (konseli) dan lingkingannya; fungsi kedua adalah pencegahan, dalam fungsi ini para konselorberusaha melakikan pencegahan terhadap timbulnya masalah, pencegaahan disini seperti program orientasi, program bimbingan karier dan masih banyak yang lainnya; kalau fungsi yang ketiga itu perbaikan, fungsi ini membantu klien (konseli) agar dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir dan bertindak; sedangkan yang terakhir adalah pengembangan, dalam fungsi ini layanan bimbingan

68

Page 31: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

konseling diberikan dapat membantu klien (konseli) dalam memelihara dan mengembangkan seluruh pribadinya terarah dan berkelanjutan” (wawancara juni 2009).

Dari pernyataan di atas kita dapat mengetahui bahwa fungsi

dari bimbingan dan konseling itu untuk mengatasi dan

memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien (konseli), serta

dalam bimvbingan dan konseling tersebut terdapat beberapa fungsi

yang digunakan untuk memecahkan masalah. Seperti masalah

akdemik, masalah pribadi, masalah sosial dan masalah masa

depan.

Selain itu, Bapak Drs. H. Mardhan, M.pd, menyatakan hal

yang sama bahwa fungsi dari bimbingan dasn konseling adalah

sebagai motivator klien (konseli) dalam mengatasi dan

memecahkan maasalah yang dihadapinya. Berikut penyataan

Bapak Drs. H. Mardhan, M.pd, dalam wawancara menyatakan

bahwa:

“Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai bantuan dalam memecahkan masalah klien (konseli). Ada empat fungsi dalam layanan ini, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan dan fungsi terakhir yaitu pengembangan” (wawancara Juni 2009).

Seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 225),

bahwa fungsi pelayanan bimbinan dan konseling adalah untuk

memberikan jasa, manfaat atau kegunaan, ataupun keuntungan-

keuntungan tertentu kepada klien (konseli) yang menggunakan

69

Page 32: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

pelayanan tersebut. Jasa, manfaat atau keuntungan itu akan

terwujud melalui dilaksanakannya fungsi-fungsi bimbingan dan

konseling. Fungsi pemahaman memberikan manfaat dipahaminya

diri klien (konseli), masalah klien (konseli), dan lingkungan klien

(konseli) yang lebih luas, baik oleh klien (konseli) sendiri, oleh

konselor dan pihak-pihak lain yang amat berkepentingan dalam

meningkatnya kualitas perkembangan dan kehidupan klien

(konseli). Fungsi pemahaman ini dapat dibantu dengan

pemanfaatan berbagai instrumen bimbingan dan konseling.

Perkembangan dan kehidupan klien (konseli) dikehendaki

oleh semua pihak yang berjalan dengan lancar sesuai dengan

tahap-tahap perkembangan. Hendaknya tidak ada hal-hal yang

dapat menghambat kelancaran dan pencapaian perkambangan itu.

Maksud tersebut ditunjang oleh terlaksananya fungsi pencegahan

pelayanan bimbnigan dan konseling. Pelayanan ini mengupayakan

tersingkirkannya berbagai hal yang secara potensial dapat

menghambat atau mengganggu perkembangan dari kehidupan

klien (konseli). Fungsi perbaikan yaitu untuk membantu klien

(konseli) sehingga dapat memperbaiki kekeliruaan dalam berfikir,

berperasaan dan bertindak. Konselor melakukan intervensi

(memberikan perlakuan ) terhadap klien (konseli) supaya memiliki

pola pikir yang sehat. Fungsi pengembangan yaitu mengarah pada

70

Page 33: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

tujuan umum bimbingan, yang tidak lain adalah pemuliaan

manusia melalui perkembangan individu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan dan

penjelasan yang diungkapkan oleh Prayitno (2004: 225) tentang

fungsi layanan bimbingan dan konseling diatas, dapat dinyatakan

bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan oleh klien (konseli) dalam mengatasi

atau memecahkan masalah bidang kehidupannya agar kilen

(konseli) itu dapat mencapai kesejahtraan hidupnya.

Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk

memberi jasa, manfaat atau kegunaan, ataupun keuntungan-

keuntungan tertentu kepada individu-individu/klien (konseli) yang

menggunakan pelayanan tersebut.

Lebih lanjut, Sudrajat (2008) mengemukakan bahwa fungsi

bimbingan dan konseling adalah sebagai fasilitator dan motivator

konseli dalam upaya mengatasi dan memecahkan kehidupan

konseli, dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri. Fungsi ini

dapat dijabarkan dalam yugas kegiatan yang bersifat prefetif

(pencegahan) terhadap segala macam gangguan mental, spiritual

dan enfiromental (lingkungan) yang menghambat, mengancam

atau yang menentang proses perkembangan kehidupan konseli;

juga dapat dilimpahkan dalam pelayanan yang bersifat repressif

71

Page 34: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

(kuratif atau penyembuhan) terhadap segala bentuk penyakit

mental dan spiritual atau fisikal konseli dengan cara melakukan

referal (pelimpahan) kepada para ahlinya. Adapun jumlah klien

pertahunnnya dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 2Jumlah Klien yang Bermasalah Pada Setiap Tahunnya

No Jenis Masalah Jumlah1. Masalah Akademik 82. Masalah Pribadi 33. Masalah Sosial 54. Masalah Masa Depan 4

Jumlah 20Sumber : Data Sekunder UPTBK 2009

Berdasarkan tabel diatas jumlah klien yang bermasalah pada

tahun 2009 yaitu berjumlah 20 orang dimana pada masalah

akademik yang lebih mendominasi dengan jumlah 8 orang,

masalah pribadi berjumlah 3 orang, masalah sosial berjumlah 5

orang dan masalah masa depan berjumlah 4 orang.

Sehubungan dengan fungsi bimbingan dan konseling

seperti yang telah dijelaskan di atas, maka setiap layanan yang

diberikan oleh staf bimbingan dan konseling (Konselor) bertujuan

untuk memberdayakan diri sehingga mampu mengentaskan

masalah-masalah yang dihadapi oleh klien (konseli).

Seperti yang di ungkapkan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni,

MLIS dalam wawancaranya bahwa:

72

Page 35: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

“Masalah-masalah yang biasanya kami selesaikan adalah masalah mengenai akademik, pribadi, sosial, dan juga masalah masa depan. Dalam menyelesaikan masalah ini, banyak hambatan-hambatan yang dihadapi. Setiap pokok masalah mempunyai hambatan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang permasalahannya. Jumlah keseluruhan dari masalah-masalah yang dapat diselesaiakn adalah sebanyak 60%” (wawancara juni 2009).

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui masalah-

masalah yang biasa diselesaikan oleh staf bimbingan dan

konseling. Lebih lanjut penjelasan mengenai masalah-masalah

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Masalah Akademik: Merupakan hambatan atau kesulitan yang

dihadapi oleh para mahasiswa dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengoptimalkan perkembangan belajarnya.

Masalah akademik meliputi:

a. Kesulitan dalam mengatur waktu belajar.

b. Kurangnya motivasi atau semangat belajar.

c. Adanya kegiatan belajar yang salah.

d. Rendahnya rasa ingin mendalami ilmu dan

mengembangkan diri.

2. Masalah Pribadi: Merupakan hambatan atau kesulitan yang

dihadapi oleh para mahasiswa dalam mengelola kehidupannya

sendiri, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan

tempat tinggalnya. Masalah pribadi meliputi:

73

Page 36: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

a. Kecemasan

b. Stres

c. Depresi

d. Kurang percaya diri

3. Masalah Sosial: Merupakan hambatan atau kesulitan yang

dihadapi oleh mahasiswa dalam menyesuaikan diri dengan

kehidupan sosial, baik di lingkungan kampus maupun di

lingkungan tempat tinggalnya. Masalah sosial meliputi:

e. Kesulitan menyesuaikan diri dengan teman di kampus dan

di luar kampus.

f. Hubungan dengan orang tua

4. Masalah masa Depan: Merupakan hambatan atau kesulitan

yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mencari pekerjaan.

Berikut akan di kemukakan data tentang masalah-masalah

yang dapat diselesaikan yang sempat tercatat oleh staf UPTBK

Universitas Haluoleo selama tahun 2008.

Tabel 3Distribusi jumlah masalah yang terentaskan

No Jenis Masalah Persentase (%)

1 Masalah Akademik 252 Masalah Pribadi 103 Masalah Sosial 154 Masalah Tentang Masa Depan 10

Jumlah 60Sumber: Data Sekunder, UPTBK 2008

74

Page 37: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa pada layanan

bimbingan dan konseling masalah yang paling banyak di adukan

oleh klien (konseli) adalah masalah akademik yaitu sebanyak 25%,

sedangkan masalah pribadi yaitu sebanyak 15%, kemudian

menyusul masalah sosial dan masalah tentang masa depan yaitu

masing-masing sebanyak 10%.

Dari masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang

konselor, proses penyelesaian yang biasanya ditawarkan kepada

klien adalah:

1. Masalah akademik:

a. Perlu ada pembagian waktu yang baik jika terjadi kesulitan

dalam mengatur waktu belajar. Seorang mahasiswa

biasanya ada yang juga bekerja untuk memenuhi

kebutuhannya ataupun membayar uang kuliahnya.

Sehingga dalam hal ini, waktu yang dibutuhkan untuk

belajar sangatlah terbatas. Seorang konselor akan

memberikan tawaran untuk melakukan pembagian akan

waktu yang ada antara kegiatan perkuliahan dengan

pekerjaan. Dari tawaran ini biasanya klien akan

mempertimbangkan akan adanya pembagian waktu

tersebut. Dari penerapan yang dilakukan oleh klien, maka

75

Page 38: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

dalam mengatur waktu antara belajar dan bekerja tidak lagi

mengalami kesulitan.

b. Seorang konselor jika dihadapkan dengan masalah akan

motivasi belajar yang kurang, akan memberikan masukkan

atau pesan-pesan yang dapat menumbuhkan motivasi dan

semangat belajar yang biasanya tidak didapatkan dari

keluarga, dosen ataupun teman. Dari masukkan yang

diberikan kepada kliennya, biasanya akan menumbuhkan

semangat baru dan memberikan motivasi tersendiri untuk

lebih semangat dalam kegiatan belajar.

c. Seorang konselor jika dihadapkan kepada masalah tentang

kegiatan belajar yang salah, akan lebih mengarahkan

kliennya agar dapat mengembangkan potensi yang ada

dalam dirinya sehingga kegiatan belajar yang dilakukan

dapat lebih baik. Dari arahan konselor tersebut, klien akan

mendapatkan pencerahan kembali akan kegiatan belajarnya

dari kegiatan belajar sebelumnya.

2. Masalah pribadi:

a. Seorang konselor jika dihadapkan pada masalah kecemasan

yang ada pada kliennya maka konselur tersebut akan

memberikan jalan keluar yang mungkin dianggap oleh

kliennya dapat menggangu kegiatannya. Dari jalan keluar

76

Page 39: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

yang ditawarkan konselor kepada kliennya, akan

menghilangkan kecemasan-kecemasan yang ada pada diri

kliennya sehingga kliennya dapat melakukan aktivitas

dengan sebagaimana mestinya.

b. Seorang konselor jika dihadapkan dengan masalah kliennya

yang sedang depresi, akan memberikan pengetahuan-

pengetahuan baru sehingga dapat menumbuhkan pemikiran

yang baru dan lebih baik yang juga dapat mengurangi

tingkat depresi yang dimiliki oleh kliennya.

c. Seorang konselor jika dihdapkan pada seorang klien yang

memiliki tingkat percaya diri yang kurang akan lebih

menumbuhkan rasa percaya diri yang dimiliki oleh

kliennya. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih

membesarkan hati kliennya dan selalu memberikan

dorongan jika kliennya ingin melakukan sesuatu sehingga

rasa percaya diri yang dmiliki oleh kliennya dapat menjadi

lebih besar.

3. Masalah sosial:

a. Jika seorang konselor dihadapkan dengan masalah

kurangnya penyesuaian diri yang dilakukan oleh kliennya

maka konselor terebut akan memberikan saran serta

masukan kepada kliennya tentang cara berteman yang baik

77

Page 40: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

dan agar kliennya dapat lebih diterima dilingkungannya

baik itu lingkungan kampus maupun lingkungan diluar

kampus.

b. Jika seorang konselor dihadapkan dengan masalah dengan

hubungan orang tua maka konselor tersebut akan

memberikan nasihat kepada kliennya akan peran orang tua

dalam kehidupan sehingga kliennya dapat lebih menghargai

orang tuanya dan akan terjalin hubungan yang lebih baik

diantara mereka.

4. Masalah masa depan:

Jika seorang konselor dihadapkan dengan masalah akan

masa depan maka konselor tersebut akan memberikan

masukkan tentang berbagai potensi yang dimiliki seseorang

sehingga mereka tidak perlu terlalu berpatokan terhadap ilmu

yang mereka miliki tetapi juga dapat mengembangkannya

sehingga klien tersebut juga dapat membuka lapangan usaha

sendiri dan tidak lagi terhambat dengan masalah pekerjaan.

4.2.2.2 Penggunaan Asesmen Psikologi Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam layanan bimbingan dan konseling, asesmen

psikologi merupakan proses pengumpulan informasi yang

selengkap-lengkapnya mengenai individu (klien / konseli) yang

78

Page 41: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang

berhubungan dengan individu (klien / konseli) tersebut. Dalam hal

ini, kegiatan pengumpulan informasi melalui klien dapat dilakukan

dengan proses komunikasi dimana terjadi interaksi antara klien

dengan konselor. Proses komunikasi yang terjadi adalah

komunikasi antar pribadi dimana klien menjelaskan masalah-

masalah yang dihadapinya. Melalui proses komunikasi inilah,

terjadi umpan balik antara klien dan konselor sehingga masalah

yang dapat diketahui dan dapat dicarikan jalan keluarnya.

Seperti yang dijelaskan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni,

MLIS bahwa

“Penggunaan asesmen psikologi dalam perkembangan dan pembelajaran memiliki nilai yang penting, selain mengukur kemajuan klien dari hasil bimbingan sebagai bentuk evaluasi program. Selain itu asesmen juga berguna untuk membantu secara optimal baik fisik, sosial, emosional, intelektual maupun spiritual. Setelah mendeteksi pengaruh perkembangan yang dimiliki oleh klien” (wawancara juni 2009).

Asesmen adalah sebuah keterampilan yang dimiliki oleh

konselor. Tujuan asesmen adalah membantu konselor untuk:

1. Memahami dan mengindividualiskan situasi yang di

tanganinya

2. Mengidentivikasi dan menganalisa faktor-faktor yang terkait di

dalam situasi yang dimaksud.

79

Page 42: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Asesmen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menghimpun informasi yang komprehensif dan akurat pada klien

yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam

melakukan intervensi yakni dengan merencanakan layanan

bimbingan bantuan baginya. Selain itu informasi yang akurat dari

sebuah asesmen setelah melakukan bimbingan bermanfaat untuk

peningkatan pembelajaran sehingga proses belajar peserta didik

yang tadinya kurang baik akan membaik dan sebagai informasi

bagi para orang tua tentang kemajuan dan hal-hal dengan belajar

anak-anak mereka.

Seperti pada penjelasan Drs. H Mardhan, M.Pd bahwa:

“Dalam penyelenggaraan asesmen, ada alasan-alasan

tertentu yang mendasarinya. Alasan tersebut adalah penyaringan,

evaluasi dan riset” (wawancara juni 2009).

Hasil wawancara di atas sesuai dengan penjelasan yang

diungkapkan oleh Bagaskarowati (2007: 78) tentang alasan

penyelenggaraan asesmen yaitu:

1. Penyaringan dan diagnosis

Fungsi penyaringan dalam asesmen meliputi kegiatan memilih

dan mengelompokan orang, menggunakan kemampuan asesor

(pelaku asesmen) untuk mengembangkan metode (asesmen),

menggumpulkn data, dan membuat keputusan yang tepat dan

80

Page 43: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

akurat. Diagnosis mengidentifikadi masalah spesifik dan

diarahkan pada usaha mengkominikasikan secara efisien

informasi tentang individu (klien/konseli) kepada profesional

lain, sehingga keputusan yang dibuat berdasarkan informasi

yang akurat.

2. Evaluasi atas intervensi

Tanpa asesmen, evaluasi atas intervensi tidak akan dapat

dilakukan. Karena data dihimpun melalui asesmen untuk

menentukan kekuatan, kelemahan, dan keparahan

permasalahan individu pada sebelum, saat, dan setelah

interverensi dilakukan.

3. Riset (penelitian)

Dalam riset, asesmen dimaksudkan untuk menguji hipotesis

yang spesifik dalam menangani peirlaku individu dan

dirancang untuk mendapat informesi yang baru yang dapat

meningkatkan pemahaman mengenai masalah klien.

Efektivitas penyelenggaraan asesmen psikologi dalam

mengidentifikasi masalah tidak dapat berjalan tanpa adanya

metode atau cara untuk mengumpulkan atau mendapatkan

informasi yang akurat dan lengkap sehingga dari informasi yang

diperoleh dapat dibuat kesimpulan yang benar dalam menegakkan

81

Page 44: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

diagnosis. Hal ini seperti dikemukakan oleh Dra. Hj. Wa Ode

Suarni, MLIS pada wawancaranya bahwa:

“Cara yang biasanya kami lakukan untuk mendapatkan

informasi dari klien (konseli) adalah dengan menggunakan metode

wawancara, tes terstruktur, tes tak terstruktur dan juga asesmen

perilaku”. (wawancara juni 2009)

Melalui hasil wawancara di atas, dapat dilihat berbagai

metode yang biasa digunakan oleh para konselor dalam

memperoleh informasi dari klien (konseli). Hal ini juga dijelaskan

Bagaskarowati (2007: 80) tentang metode yang digunakan oleh

konselor dalam pengumpulan informasi yaitu:

1. Wawancara

Dalam konteks ini, wawancara dilakukan bertujuan untuk

mendapat pola hidup dan karakteristik klien (konseli)

2. Tes terstruktur

Tes ini meminta subyek untuk menjawab pertanyaan secara

tegas, tidak samar-samar dan maknanya uniform, serta

merespon pertanyaan dengan cara yang terbatas.setiap tes

sebagai bagian dalam keseluruhan asesmen, pada dasarnya

dapat dibakukan, artinya paling tidak tes tersebut memiliki

reabilitas dan validitas yang memadai sebagai alat tes, dan

82

Page 45: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

terdapat keseragaman dalam pelaksanaan tes maupun kejelasan

subyek pengentasan.

3. Tes tak terstruktur

Disebut tak berstruktur karena stimilus tesnya tidak

membutuhkan jawaban yang ditentukan secara tegas dan jelas.

Dalam tes tak bersrtuktur tidak terdapat ikatan yang terlalu

kuat akan adanya butir tes dan lebih menekankan pada

bagaiman testee diberikan suatu gambar dan testee diminta

untuk menceritakan apa saja yang ia dapat dari yang ia lihat

dari kartu tersebut.

4. Asesmen perilaku (behavioral assessments)

Marupakan penggumpulan informasi melalui pengamatan yang

sistematik dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang

diperoleh melalui wawncara, mengevaluasi ketetapan verbal

individu dan konsistennya menggunakan komunikasi non

verbal, membuat kesimpulan mengenai keadaan dalam,

perasaan dan motivasi yang perlu mandapat perhatian khusus

yang melahirkan perilaku individu.

Seperti yang dijelaskan oleh Dra. Hj. Wa Ode Suarni,

MLIS bahwa:

“Selain merupakan kegiatan menghimpun informasi, asesmen juga melakukan tes psikologi sebagai suatu instrumen yang benar-benar sempurna dalam menghimpun informasi.

83

Page 46: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Penggunaan tes psikologi dalam layanan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi membantu (helping) konselor memberikan layanan sekompoten mungkin dalam batas-batas kemampuan dan pengembangan profesinya sendiri” (wawancara juni 2009).

Tes psikologi dapat memberikan data untuk membantu

klien/konseli dalam meningkatkan pemahaman diri, penilaian diri,

dan penerimaan diri. Hasil pengukuran tes psikologi dapat

digunakan mahasiswa untuk meningkatkan persepsi darinya secara

optimal. Dalam menyajikan fungsi-fungsi hasil pengukuran tes

psikologi dapat digunakan sebagai suatu alat prediksi, suatu alat

bantuan diagnosis, suatu alat pemantauan atau monitoring dan

sebagai suatu istrumen evaluasi. Jabaran dari fungsi-fungsi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prediksi

Hasil pengukuran tes psikologi dapat membantu dalam

memprediksi keberhasilan tertentu, yaitu individu

memungkinkan memiliki harapan dalam bidang studi tertentu,

ataupun dalam suatu bidang usaha lainnya. Konselor

profesional yang terlibat dalam layanan teting, berkewajiban

memberikan informasi tentangprediksi hasil tes kepada para

siswanya dan menjelaskan kepadanya fungsi dan perana dari

tes yang telah dijalaninya.

84

Page 47: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

2. Diagnosis

Hasil pengukuran psikologi dapat dimanfaatkan dalam

diagnosis. Fungsi diagnosis yang dimaksud disini adalah

perumusqan maslah yang dihadapi oleh mahasiswa dan

perkiraan penyebabnya. Siswa dapat dibantu untuk memahami

dengan baik pengetahuan dan keterampilan tetentu yang

dimilikinya sehingga siswa memiliki wawasan yang lebih luas

dalam bidang-bidang tertentu yang memungkinkan dapat

diraihnya dengan cepat dan teapt.

3. Monitoring

Tes psikologi dapat berfungsi sebagai alat pemantau. Para

konselor dapat mengamati dan memantau sampai sejauh mana

kemajuan yang telah dicapai mahasiswa, sehingga mereka

dapat secara langsung menggambil manfaat dari pengukuran

psikologi.

4. Evaluasi

Tes psikologi dapat digunakan sebagai alat evaluasi. Salah satu

dari beberapa pekerjaan konselor adalah menyusun beberapa

tujuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan merencanakan

beberapa cara untuk mengetahui sampai seberapa jauh tujuan

itu dapat dicapai. Informasi yang diperoleh dari pengukuran

psikologi kemudian dipadukan dengan informasi yang lebih

85

Page 48: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

relevan tentang mahasiswa agar konselor berhasil

meningkatkan kualitas layanannya.

Penciptaan layanan bimbingan konseling dan asesmen

psikologi terhadap klien (konseli) dalam memecahkan masalah

dimaksudkan agar upaya dan tujuan yang diharapkan dalam

layanan bimbingan konseling dan asesmen psikologi tersebut

dapat tercapai. Layanan bimbingan konseling tersebut merupakan

model komunikasi antar pribadi merupakan proses komunikasi

melalui orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi

menyampaikan informasi kepada orang lain dan menafsirkan

maksudnya. Agar komunikasi itu dapat berlangsung, maka

komunikasi itu dimulai dari seorang individu dan disampaikan

kepada orang lain.

Aplikasi dan implikasi yang diharapkan oleh layanan

bimbingan konseling dan asesmen psikologi dalam penerapan

model komunikasi antar pribadi sebagai bagian dari upaya

mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien (konseli) adalah

terjadinya perubahan yang membaik oleh klien/konseli setelah

proses layanan dilakukan. Proses layanan ini ditujukan untuk

memberi pengetahuan dan pemahaman dalam rangka perubahan

sikap dan perilaku.

86

Page 49: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

Maksud dari pernyatan di atas bahwa staf layanan

bimbingan konseling dan asesmen psikologi dalam merealisasikan

setiap langkah dalam pengentasan pemecahan masalah,

mengharapkan klien (konseli) dapat memahami langkah-langkah

yang harus mereka lakukan dalam menghadapi masalah.

Implikasi dari fungsi bimbingan dan konseling terhadap

pelaksanaan asesmen psikologi melalui metode komunikasi antar

pribadi adalah positif yang ditujukan oleh berkurangnya masalah

yang dihadapi oleh klien (konselor) setelah layanan berikan.

4.2.2.3 Komunikasi Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

Seorang konselor hendaknya belajar menerima

(menangkap) makna berita/informasi dengan tepat dan merima

informasi tidak hanya secara dangkal (surface felling/message).

Langkah pertama dalam bimbingan dan konseling ialah

menangkap perasaan-perasaan konseli. Proses ini kita sebut

“perceiving”. Komunikasi yang tidak/kurang baik ialah bila

penerima informasi (dalam hal ini konselor) “tidak menyadari”

atau “mengabaikan”, “tidak menerima” (menolak) perasaan-

perasaan konseli.

Konselor memerlukan hubungan dengan konseli tidak

hanya pada tingkat pikir (ratio), tetapi juga pada tingkat perasaan

emosional, hal ini sangat perlu dalam hubungan pelayanan

87

Page 50: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

bimbingan dan konseling. Bila hubungan antara konselor dan

konseli sudah cukup baik, atau pertolongan yang diperlukan hanya

berupa pemecahan masalah, komunikasi yang efektif tetap

mengharuskan konselor menangkap informasi yang tersembunyi,

dengan kata lain bukan informasi yang “surface”, dan perlu

diciptakan hubungan pada tingkat yang lebih mendalam.

Ketidakmampuan menangkap informasi yang sebenarnya dan akan

mengadakan komunikasi yang baik, akan menghambat hubungan

dan proses menolong terganggu.

Sebelum seorang konselor memberikan tanggapan ia harus

“perceive”, dengan kata lain “menangkap” informasi sebenarnya,

informasi lain yang tersembunyi, yang tidak diucapkan, tetapi

yang ingin disampaikan (dikomunikasikan) pada saat itu.

Langkah kedua ialah memikirkan bagaimana cara yang

tepat bagi konselor untuk menanggapi informasi itu. Konselor

hendaknya menyadari bahwa klien juga dapat “membaca” apa

yang nampak pada roman muka konselor, atau pada tingkah laku

konselor. Mungkin justru karena klien sedang menghadapi

masalah dan mengharapkan pertolongan, maka ia lebih peka

terhadap apa yang dilihat dan didengarnya.

Makin berat persoalan, makin lama persoalan dihadapi,

biasanya klien makin terlibat secara emosional dan akibatnya

88

Page 51: BAB IV - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita ... · Web viewTakut masuk kuliah karena tidak membuat tugas yang diberikan dosen. Kemungkinan akibat: Minat terhadap pelajaran

masalah makin bersifat emosional. Konselor hendaknya

mengembangkan kepekaan terhadap emosi orang lain, tetapi ia

sendiri tetap tidak dikuasai oleh emosi. Keterlibatan yang terlalu

dalam, dapat merugikan proses bimbingan dan konseling. Emosi

dapat dilukiskan denga kata-kata tertentu, tetapi sering pula kata

tertentu dapat mempunyai maksud lain dan makna kata itu sendiri.

Makna itu ditentukan oleh gerak penyerta maupun keras lemahnya

suara.

89