BAB IV RELEVANSI KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QABISI DAN IBNU SINA TERHADAP KURIKULUM PAI MADRASAH ALIYAH DI INDONESIA A. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia 1. Tujuan Pendidikan Agama Pendidikan Agama secara umum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan (kompetensi) untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Tujuan tersebut akan berhasil bila ada kerjasama yang baik dan seimbang antara pendidik dan peseta didik. 1 Meliputi kompetensi yang bertujuan untuk mengoptimalkan kecerdasan afektif, kognitif dan psikomotorik. 2 Akan tetapi secara umum pendidikan terhadap anak pada intinya sama, yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa melalui pembelajaran dan pembentukan akhlak. 3 Sisdiknas menjelaskan tujuan pendidikan agama diantaranya tercapainya sasaran kualitas pribadi, baik sebagai manusia yang beragama maupun sebagai manusia Indonesia yang ciri-cirinya dijadikan 1 (Peraturan Kemenag RI tentang Kurikulum Madrasah mapel agama tahun 2013; 11). 2 Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), 147. 3 Abdullah Nashih Ulwan “Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam. Diterjemahkan juga oleh Jamaluddin Miri dengan judul Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), cet. Ke -2. 75
33
Embed
BAB IV INDONESIA A. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia 1 ...digilib.uinsby.ac.id/14002/7/Bab 4.pdf · 15Panduan dan Pedoman Kurikulum Madrasah 2013, 8-9. 80 B. Konsep Pendidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
75
BAB IV
RELEVANSI KONSEP INTEGRASI PENDIDIKAN AL-QABISI DAN IBNU
SINA TERHADAP KURIKULUM PAI MADRASAH ALIYAH DI
INDONESIA
A. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia
1. Tujuan Pendidikan Agama
Pendidikan Agama secara umum dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan (kompetensi) untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Tujuan tersebut akan
berhasil bila ada kerjasama yang baik dan seimbang antara pendidik dan
peseta didik.1 Meliputi kompetensi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan kecerdasan afektif, kognitif dan psikomotorik.2 Akan
tetapi secara umum pendidikan terhadap anak pada intinya sama, yaitu
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa melalui pembelajaran dan
pembentukan akhlak.3
Sisdiknas menjelaskan tujuan pendidikan agama diantaranya
tercapainya sasaran kualitas pribadi, baik sebagai manusia yang
beragama maupun sebagai manusia Indonesia yang ciri-cirinya dijadikan
1(Peraturan Kemenag RI tentang Kurikulum Madrasah mapel agama tahun 2013; 11).
2Sutrisno, Revolusi Pendid ikan d i Indonesia Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis
Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005), 147. 3Abdullah Nashih Ulwan “Tarbiyah Al-Aulad fi al-Islam. Diterjemahkan juga oleh Jamaluddin
Miri dengan judul Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), cet. Ke -2.
75
76
tujuan pendidikan nasional.4 Karena itulah, pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam segala
urusan yang menjadi tanggung jawabnya. 5
Hal senada juga diungkapkan Nurcholis Majid, bahwa pendidikan
Islam adalah sebuah pendidikan yang mengajak pada kepasrahan kepada
Allah yang juga disebut tauhid.6 Dalam Islam hak menerima Pendidikan
Islam terbuka bagi anak didik yang ada dalam masyarakat tanpa adanya
perbedaan antara yang kaya dan yang miskin serta tinggi rendahnya
kedudukan sosial anak didik dalam masyarakat. 7
Menurut Zakiyah Darajat, secara umum semua peserta didik
dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara
4A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Agama, (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
196-197. Lihat juga Harun Nasution, Pendidikan Agama dalam Perspektif Agama-agama, (Cet. I;
Jakarta: Konsorsium Pendidikan Agama di Pertenaga Pendidikan Tinggi Umum, 1995), 1. 5(dalam Sutrisno, 2005: 147) (Undang-Undang RI tentang Sisdiknas, No. 20 tahun 2003: 76)
6Nurcholish Madjid, Islam Doktrin Dan Peradaban (Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan , (Jakarta, Paramadina: 2005),345. 7M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pokok Pendidikan Islam, terj.Bustami A. Ghani dan
Djohar Bahry (Jakarta: Bulan Bintang, Cet ke -IIV, 1987),78.
77
keseluruhan, menghayati makna dan mengamalkannya bahkan menjadi
pandangan hidupnya dunia akhirat. 8
Proses pendidikan tidak sebatas transfer of knowledge, akan
tetapi sangat luas cakupannya yang merupakan proses transformasi
sosial budaya yang harus berkesinambungan atas dasar berpikir dan nilai
sepanjang hayat. 9 Oleh karena itu pembudayaan merupakan sebuah
internalisasi dan kristalisasi nilai-nilai agama dengan melalui
penghayatan atau pendalaman terhadap sesuatu yang abstrak, ideal dan
menyangkut keyakinan dan memberikan corak pada pola pikiran,
perasaan, dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama.
Kebutuhan mengenai permasalahan keagamaan semakin
kompleks seiring perkembangan zaman. Karena itu guru pendidikan
agama Islam harus memiliki kepekaan dan sensitivitas terhadap tingkat
perkembangan dan kemajuan anak didik dalam belajarnya, termasuknya
di dalamnya adalah tingkat interaksi dan adaptasi sosial anak dalam
meresponi kemajuan dan transformasi global. Dalam horison ini, desain
pembelajaran, pengembangan kurikulum yang sesuai dengan tingkat
kemampuan anak didik sekaligus untuk menjawab kebutuhan zaman
merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dinafikan lagi, jika
8Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta :Bumi Aksara, 2000), 56.
9H.A.R Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia(Bandung:P.T.
Remaja Rosda Karya, 1999), 177.
78
tidak menginginkan terjadinya alienasi dan krisis nilai dalam proses
pendidikan.10
Untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa,
maka madrasah sebagai bagian penting dari sistem pendidikan di
Indonesia, harus menempatkan porsi bidang studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang cukup besar. Mata pelajaran pendidikan agama di
madrasah dikembangkan menjadi empat, yaitu: al-Qur’an Hadis, akidah-
akhlak, fikih dan sejarah kebudayaan Islam.11
Semua pendapat diatas, menurut Abuddin Nata merupakan
pemikiran tujuan pendidikan yang dikemukakan al-Qabisi tentang
pengembangkan kekuatan akhlak anak, menumbuhkan rasa cinta agama,
berpegang teguh kepada ajaran-ajaran-Nya, serta berprilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai agama. Menurutnya, bahwa nilai-nilai pendidikan
agama harus bersumber dari akhlak yang mulia12 dan juga sejalan dengan
pemikiran Ibnu Sina dengan mendasarkan pengetahun kepada
pembentukan akhlak. 13 Dengan demikian pemikiran alQabisi dan Ibnu
Sina memiliki tujuan sama yaitu menjadikan pondasi akhlak sebagai
tolok ukur keberhasilan (output) setiap jenjang pendidikan, mulai dasar,
menengah pertama, menengah lanjutan bahkan perguruan tinggi.
10
Oliber Brenan, Critical Issues in Religious Education, (London: Veritas, 2010), 82 11
(permenag RI No. 90 tahun 2013, pasal 29 ayat 1). 12
Abuddin Nata, Pemikiran para tokoh pendidikan Islam: kajian filsafat pendidikan Islam,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. II, 37. 13
Tim Penyususn, Min ‘Alam at-Tarbiyah al-Arabyah al-Islamiyah, Jilid I, 261
79
Konsep pemikiran al qabisi dan ibnu sina tentang pendidikan
didasarkan kepada terciptanya kompetensi yang lengkap (komprehensif)
berdasarkan pondasi akhlak, hal itu akan selaras dengan upaya
pemerintah Republik Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber
daya dalam berbagai aspek. Sebagaimana yang dibuat dalam standar
nasional pendidikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
terdiri dari; Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI),
Standar Proses (SP), Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan
Pendidikan dan Standar Penilaian Pendidikan.14 Khususnya standar yang
diberlakukan untuk kurikulum madrasah aliyah (MA) yang
dikembangkan sejak tahun 2013. Dimana salah karaktersistiknya adalah:
‚Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerjasama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik. Sedangkan tujuannya adalah
mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif serta berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia‛.15
14
http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=61 15
Panduan dan Pedoman Kurikulum Madrasah 2013, 8-9.
80
B. Konsep Pendidikan Agama Islam Integratif Dalam Kurikulum Madrasah 2013
Pada sub bab ini, peneliti ingin mengemukakan beberapa konsep
dalam pendidikan agama islam (PAI) yang peneliti pahami dari panduan dan
pedoman kurikulum madrasah tahun 2013 yang telah diatur dalam peraturan
menteri agama Republik Indonesia nomor 000912 tahun 2013, tentang
kurikulum madrasah 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab. Hanya saja, peneliti memfokuskan kepada kompetensi inti
kurikulum di madrasah aliyah yang berkaitan dengan pembentukan akhlak,
karena berkaitan langsung dengan judul penelitian ini. Adapun konsepsi
kurikulum madrasah dalam pembelajaran PAI yaitu:
1. Kompetensi Inti Kurikulum
Rumusan dalam kompetensi inti dalam buku pedoman ini
menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual, 2) KI-
2 untuk kompetensi intik sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti
pengetahuan (pemahaman konsep), dan 4) KI-4 untuk keterampilan.16
Semua jenjang pendidikan madrasah dari ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah
(MTs) dan Aliyah (MA) memiliki kesamaan tujuan kompetensi Inti (KI-
1) yaitu: tentang memahami agama yang dianutnya. Pada jenjang MI
kelas 1-3 kalimat KI-1 dinyatakan ‚Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya‛. Sedangkan jenjang kelas 4-6 ‚menerima,
menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya‛. Jenjang
16
Dalam Undang-undang sisdiknas no. 20 tahun 2003 secara berurutan disebutkan kompetensi
setidaknya terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
81
madrasah tsanawiyah ‚menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya’. Sedangkan pada jenjang aliyah ‚Menghayati dan
Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya‛.17
2. Mata Pelajaran Agama Islam
Pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah atas wajib
diajarkan mata pelajaran agama Islam dengan perincian (al-Qur’an Hadis,
Akidah Akhlak, fiqih dan sejarah kebudayaan Islam). Khususnya pada
madrasah aliyah program Keagamaan PAI diperinci lagi menjadi (tafsir-
ilmu tafsir, hadis ilmu hadis, fiqih ushul fiqih, ilmu kalam dan akhlak),
kendatipun ini merupakan mata pelajaran peminatan.
3. Standar kompetensi lulusan (SKL)
Standar ini terdiri dari kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan mata pelajaran disatuan pendidikan pada jenjang
madrasah ibtidaiyah sampai aliyah.18
Khusus standar komtensi lulusan madrasah aliyah, peserta didik diharapkan
dapat memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
Dimensi
Kualifikasi kemampuan
17
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia no. 000912 tahun 2013, 8. 18
UU sisdiknas no. 20 tahun 203 pasal 35.
82
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya dirim dan
bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminana bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
4. Materi Pelajaran Agama Islam Yang Diintegrasikan Di Madrasah
Berikut ini peneliti deskripsikan persepsi dan analisa tentang konsep
pendidikan islam dalam kurikulum madrasah khususnya pada jenjang
lembaga pendidikan madrasah aliyah dalam mata pelajaran agama islam
yang integratif.
a. Mata pelajaran al-Qur’an hadis kelas 10 semester ganjil
83
Pada silabus mata pelajaran al-Qur’an hadits kelas 10 jenjang
madrasah aliyah semester ganjil dikemukakan bahwa kompetensi inti
dari mata pelajaran ini adalah sebagai berikut:
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. (KI-2) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,